MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR HAK CIPTA... iii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ... xv xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………. B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelian ... D. Manfaat Penelitian……... E. Asumsi ... F. Hipotesis Penelitian ... G. Definisi Operasional ...

1 6 7 7 7 8 9 BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE PADA KONSEP FLUIDA STATIS

A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 1. Karakteristik Pembelajaran... 2. Tingkah Laku Mengajar (sintaks) ... B. Media Pembelajaran...

1. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran... 2. Pengelompokan Media Pembelajaran... C. Model dan Media Pembelajaran Berbantuan Website... D. Manfaat Internet Sebagai Media Pembelajaran... E. Keterampilan Proses Sains... F. Penguasaan Konsep... G. Kaitan model PBM dengan penguasaan konsep dan keterampilan

12 14 15 17 18 19 20 25 28 35


(2)

proses sains ... H. Deskripsi Konsep Fluida Statis...

1. Massa Jenis... 2. Tekanan dalam Fluida... 3. Prinsip Archimedes... I. Penelitian yang Relevan...

36 39 40 40 43 46 BAB III. METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian... B. Populasi dan Sampel... C. Prosedur Penelitian...

1. Tahap Persiapan... 2. Tahap Pelaksanaan... 3. Tahap pembelajaran dengan model PBM berbantuan website 4. Tahap Analisa Data... D. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... E. Instrumen Penelitian... F. Hasil Uji Coba Instrumen... G. Prosedur Analisis Data... H. Alur Penelitian...

I. Jadwal Penelitian………

50 51 52 52 53 54 56 56 57 64 65 70 71 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian………...

1. Penguasaan Konsep Siswa………..……….

a) Deskripsi Data Penguasaan Konsep Siswa... b)Analisis Data Penguasaan Konsep Siswa...

i. Uji Normalitas Data Penguasaan Konsep Siswa... ii. Uji Homogenitias Data Penguasaan Konsep Siswa... iii. Uji Hipotesis Penguasaan Konsep Siswa... 2. Keterampilan Proses Sains Siswa...

a) Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Siswa... 72 72 72 75 75 76 77 78 78


(3)

b)Analisis Data Keterampilan Proses Sains Siswa...

i. Uji Normalitas Data Keterampilan Proses Sains Siswa... ii. Uji Homogenitias Data Keterampilan Proses Sains Siswa.. iii. Uji Hipotesis Keterampilan Proses Sains …………... 3. Tanggapan Siswa Terhadap Model PBM berbantuan Website..… 4. Observasi Keterlaksanaan Model PBM Berbantuan Websit... 5. Implementasi dan Pengujian Media Pembelajaran... B. Pembahasan ... 1. Penguasaan Konsep Siswa... 2. Keterampilan Proses Sains Siswa ... 3. Tanggapan Siswa Terhadap Model PBM berbantuan Website … 4. Observasi Keterlaksanaan Model PBM Berbantuan Website … 5. Keunggulan dan Kendala yang dihadapi guru dalam penerapan

model PBM berbantuan Website ... 80

80 80 81 82 83 85 88 88 91 93 94

95 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….………..

B. Saran……... 97 98 DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN ... 103


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Model PBM... 16

2.2 Pengelompokan Media Pembelajaran ………. 2.3 Intisari Pengembangan Model Pembelajaran Berbantuan Web……… 19 22 2.4 Perbandingan Jenis Keterampilan Proses Sains ……… 31

2.5 Aspek KPS dan Kemampuan Pemahaman Konsep yang Dapat Dikembangkan Dengan Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving……….. 30 34 2.6 Hubungan Model PBM, Penguasaan konsep dan KPS... 37

3.1 Desain Penelitian……… 50

3.2 Teknik Pengumpulan Data……… 57

3.3 Rancangan Instrumen Penelitian ……….. 58

3.4 Kisi – Kisi Soal Penguasaan Konsep Siswa………. 58

3.5 Kisi – Kisi Soal Keterampilan Proses Sains Siswa……… 59

3.6 Kisi – Kisi Angket Tanggapan Siswa terhadap model PBM berbantuan Website ’………...…. 60

3.7 Kategori Koefisien Korelasi………. 61

3.8 Klasifikasi Analisis Realibilitas Tes………. 62

3.9 Tafsiran Harga Indeks Kemudahan………. 63

3.10 Tafsiran indeks daya Pembeda……….. 64

3.11 Interpretasi Nilai rata – rata N-Gain yang dinormalisasi……… 66

3.12 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……….. 71

4.1 Rekapitulasi data Penguasaan Konsep……… 72

4.2 Anlisa Peningkatan penguasaan konsep berdasarkan jenjang kognitif taksonomi Bloom………. 74


(5)

4.3 Hasil Uji Normalitas Penguasaan konsep Siswa……….. 75

4.4 Hasil Uji Homogenitas Penguasaan Konsep Siswa……….. 76

4.5 Hasil Uji Hipotesis Penguasaan Konsep Siswa………. 77

4.6 Rekapitulasi data KPS siswa………. 78

Tabel Halaman 4.7 Hasil Uji Normalitas KPS Siswa………. 80

4.8 Hasil Uji Homogenitas KPS Siswa……… 81

4.9 Hasil Uji Hipotesis KPSSiswa………. 81

4.10 Hasil Analisis Tanggapan Siswa……….. 82


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman E.Dale... 18

2.2 Alur Proses Pembelajaran Berbantuan Website………. 24

2.3 Tekanan Hidrostatik Benda……… 41

2.4 Dongkrak Hidrolik………. 42

2.5 Gaya Apung pada Benda……… 43

2.6 Keadaan Banda Terapung, Melayang dan Tenggelam……… 44

3.1 Alur Uji Statistik………. 67

3.2 Alur Penelitian……… 70

4.1 Diagram rata – rata skor Penguasaan konsep Siswa ………. 73

4.2 Diagram N-Gain Jenjang kognitif Penguasaan konsep Siswa…………. 74

4.3 Diagram rata – rata skor KPS Siswa……….. 78

4.4 Diagram N-Gain Per Tipe KPS Siswa………...……….. 79


(7)

Halaman Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran... 103 Lampiran 2. Hasil Uji Coba Instrumen... 193 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian... 223 Lampiran 4. Uji Statistik...

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian, Lermbar Judgement dan Riwayat Hidup...

243

251 DAFTAR LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sains memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era globalisasi dan teknologi informasi. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia, tenaga kependidikan dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada guru dalam menggunakan metode, teknik dan strategi pembelajaran.

Seringnya menggunakan metode ceramah, menyebabkan tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan ranah psikomotor dan afektif. Sedangkan ranah psikomotor dan afektif juga memiliki nilai yang sangat berarti bagi kehidupan siswa. Oleh karena itu, ranah afektif dan psikomotor perlu mendapat perhatian dan penilaian. Diharapkan dari suatu kegiatan belajar mengajar mendapatkan hasil belajar yang mencakup tiga ranah tersebut.


(9)

Keterampilan proses yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam proses kegiatan belajar mengajar harus senantiasa melatih keterampilan proses sains tersebut. Menurut Moffit (Ratnaningsih, 2003), salah satu model pembelajaran yang dapat melatih keterampilan proses sains tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Hal ini karena siswa dapat memahami konsep dari suatu materi melalui bekerja dan belajar pada situasi atau masalah yang diberikan. Siswa melakukan investigasi, eksplorasi, membuat kesimpulan sebelum melakukan pemecahan masalah, mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya, dan mengkonstruksi pemahamannya sendiri.

Moffit (Ratnaningsih, 2003) menyatakan bahwa “belajar berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara optimal, memungkinkan siswa melakukan investigasi pemecahan masalah

yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagi konten area”.

Pendekatan ini meliputi menyimpulkan informasi sekitar masalah, melakukan sintesis dan mempresentasikan apa yang didapat kepada yang lain.

Selain itu, agar konsep-konsep dalam pokok bahasan fisika dapat menjadi lebih konkrit, model PBM dapat menjadi salah satu alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika sebagai contoh pokok bahasan fluida statis. Hal itu disebabkan dalam model PBM lebih menekankan pada interaksi dan komunikasi dalam pembelajaran serta menekankan pada proses pembentukan pengetahuan secara aktif oleh siswa. Selain itu model PBM juga lebih mengungkapkan


(10)

masalah-masalah yang biasa dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membiasakan siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan dengan metode ilmiah dan diskusi.

Era globalisasi dan modernisasi tidak dapat dipungkiri telah berdampak pada perkembangan teknologi dan informasi, khususnya teknologi komunikasi berbasis komputer yang mengalami perkembangan cukup pesat. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi informasi sebagai alternatif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti pembelajaran berbasis website, pengajaran dengan slide materi, pembelajaran online dan offline dan masih banyak cara-cara yang lain.

Pemanfaatan online ( website) dan offline (berbantuan komputer) sebagai salah satu media pembelajaran diharapkan dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pembelajaran berbasis website (online) mampu menumbuhkan kemandirian siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, ditunjukkan dengan adanya peningkatan penguasaan konsep, peningkatan generik sains dan siswa memberikan tanggapan yang baik (Mubaraq.L, 2009). sedangkan pembelajaran berbantuan komputer (offline) merupakan alat yang bisa dimanfaatkan sebagai media utama dalam pembelajaran karena berbagai macam kemampuan yang dimilikinya, diantaranya memiliki respon yang cepat secara virtual (tampilan) terhadap masukan yang diberikan siswa (user), mempunyai kapasitas untuk menyimpan dan memanipulasi informasi, serta dapat digunakan secara luas sebagai alat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Hamalik (2005)


(11)

Komputer adalah “suatu medium yang , dimana siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dalam bentuk mempengaruhi atau mengubah urutan yang

disajikan”.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan bantuan komputer baik secara online ataupun offline, secara langsung membuat siswa dapat berinteraksi dengan komputer yang telah dilengkapi dengan software pembelajaran yang berisi simulasi atau praktikum virtual materi ajar tertentu yang akan dibuat berbasis website. Melalui simulasi atau praktikum virtual tersebut siswa dibimbing untuk menemukan kesimpulan akan materi yang sedang dipelajari.

Di sisi lain, penggunaan media pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Kemp dan Dayton (Ikhsan, 2006) menjelaskan bahwa peran yang dapat diperoleh dari penggunaan media pembelajaran adalah: (1) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, (2) pembelajaran dapat lebih menarik, (3) pembelajaran menjadi lebih dengan menerapkan teori belajar, (4) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek, (5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, (6) proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan, (7) sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan, dan (8) peran guru dapat bergeser kearah yang lebih positif. Namun demikian, pembuatan media pembelajaran yang tepat juga memerlukan waktu yang tidak sedikit. Selain itu, tidak semua guru memiliki kemampuan untuk membuat dan mempersiapkan media pembelajaran, sehingga diperlukan bantuan pihak lain untuk mengaktualiasasikannya.


(12)

Pemilihan website sebagai media pembelajaran didasarkan oleh kemudahan mengakses informasi melalui internet, baik melalui perangkat keras portable (personal computer) maupun perangkat keras movable (laptop, PDA, atau handphone), dan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, serta oleh siapa saja, termasuk oleh siswa. Selain itu, perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memungkinkan banyak pihak untuk selalu memperbarui isi materi ajar beserta komponen-komponen lainnya, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dapat dengan mudah dan cepat untuk diinformasikan atau disampaikan kepada siswa dibandingkan dengan penggunaan media pembelajaran lainnya.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan model PBM pada materi fluida statis. Konsep fluida statis merupakan konsep yang cukup penting dalam kurikulum pembelajaran fisika. Meskipun konsep ini telah dipelajari siswa sejak di sekolah dasar, tapi kenyataannya banyak siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan konsep fluida statis dalam berbagai permasalahan. Siswa kesulitan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena fluida statis dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena siswa menerima konsep fluida statis dengan mendengarkan atau mencatat hukum-hukum yang berlaku yang diberikan oleh guru tanpa keterlibatan siswa secara langsung dalam menemukan hukum-hukum tersebut. Oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan penguasaan konsep fluida statis melalui pembelajaran berbasis masalah (PBM) berbantuan website .


(13)

Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu dilakukan suatu penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan website untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas XI pada materi fluida statis. Penelitian ini menginduk kepada penelitian utama mengenai suatu integrasi antara model dan media pembelajaran berbantuan website pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan website pada konsep fluida statis dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa kelas XI?”

Rumusan masalah ini dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep antara siswa yang mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah tanpa website pada konsep fluida statis? 2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains antara siswa yang

mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah tanpa website pada materi ajar fluida statis?


(14)

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dalam pembelajaran fluida statis?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkonstruksi media pembelajaran berbasis website dan memperoleh gambaran tentang penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dalam pembelajaran konsep fluida statis, serta pengaruhnya terhadap penguasan konsep fluida statis dan keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini juga untuk mengetahui tanggapan akan penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empirik tentang model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website pada konsep fluida statis dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep yang dapat digunakan oleh pihak lain yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini.

E.Asumsi

Asumsi dalam penelitian kali ini adalah:

1. Setiap metode pembelajaran dan model pembelajaran mempunyai keunggulan masing-masing.


(15)

2. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah melalui media pembelajaran dan kemudian digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website pada pembelajaran konsep fluida statis secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah tanpa website .

( Ha1) ; Ha1 ( µx1> µy1 ; α = 0,05 )

µx1 = Rata-rata peningkatan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model PBM berbantuan website.

µy1 = Rata-rata peningkatan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model PBM tanpa website.

2. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website pada pembelajaran konsep fluida statis secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah tanpa website .

( Ha2) ; Ha2 ( µx2> µy2 ; α = 0,05 )

µx2 = Rata-rata peningkatan penguasaan konsep siswa yang menggunakan model PBM berbantuan website .

µy2 = Rata-rata peningkatan penguasaan konsep siswa yang menggunakan model PBM tanpa website .


(16)

G. Definisi Operasional

1. website merupakan pembelajaran berbantuan media komputer yang bersifat online. Pada kegiatan awal media komputer digunakan untuk menampilkan simulasi. Pada kegiatan inti media komputer digunakan untuk menampilkan simulasi dan melakukan praktikum virtual yang diintegrasikan dalam website . Keterlaksanaan pembelajaran dengan media komputer dilihat dari lembar observasi.

2. Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website merupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah (Ibrahim, 2000). Dengan pola umum sebagai berikut: fase I orientasi siswa pada masalah, fase II mengorganisasikan siswa untuk belajar, fase III membimbing penyelidikan individual maupun kelompok dengan batuan media website, fase IV mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan fase V menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah. Untuk mengukur keterlaksanaan model dilakukan observasi terhadap kegiatan guru dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model.

3. Model pembelajaran berbasis masalah tanpa website adalah model kegiatan di laboratorium dengan alur kegiatan: permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan siswa disajikan, kemudian disediakan alat dan bahan yang diperlukan. Siswa diarahkan untuk memprediksi tentang alternatif solusi dari masalah yang disajikan. Untuk mengarahkan siswa agar dapat melakukan eksplorasi dengan benar, maka guru memberikan pertanyaan-pertanyaan


(17)

metode/pengarah. Jika langkah kerja yang akan dilakukan siswa sudah sesuai, kemudian dilakukan eksplorasi dan pengukuran untuk memperoleh data yang akan dianalisis. Dari hasil analisis data maka diperoleh kesimpulan berupa suatu konsep yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.

4. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori sains baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik maupun keterampilan sosial (Rustaman,1997). Keterampilan proses sains ini mencakup: meramalkan (prediksi), merencanakan percobaan, melakukan pengamatan (observasi), mengelompokkan (klasifikasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), menerapkan konsep atau prinsip (aplikasi), dan mengkomunikasikan. Dalam penelitian ini keterampilan proses sains siswa diukur sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan tes keterampilan proses sains berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-indikator keterampilan proses sains.

5. Penguasaan konsep pada materi ajar fluida statis didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami suatu abstraksi yang menggambarkan karakteristik konsep fluida statis secara ilmiah, baik secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilihat dari tes awal dan tes akhir. Indikator penguasaan konsep pada penelitian ini didasarkan pada tingkatan domain kognitif Bloom yang dibatasi pada tingkatan domain analisis


(18)

(C4). Penguasaan konsep diukur dengan menggunakan tes penguasaan konsep dalam bentuk pilihan ganda

6. Tanggapan adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsangan dari lingkungan. Tanggapan biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perlakuan. Tanggapan yang diukur dalam penelitian ini meliputi keteratarikan, minat dan motivasi, penguasaan konsep, teknis pembelajaran, pengembangan hands on dan minds on serta kejelasan instruksi pada LKS


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental, yaitu penelitian dengan pengambilan sampel tidak secara random dan mengontrol validitas internal dengan teknik tertentu (Fraenkel, 2007). Dalam penelitian ini subjek penelitian terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah dengan batuan website, sedangkan variabel terikatnya berupa penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa pada konsep fluida statis kelas XI.

Desain ini menggunakan satu kelompok kontrol dan satu kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen akan mendapatkan perlakuan berupa model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan website. Selain itu sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan tes. Tes sebelum perlakuan dikenal sebagai pretest. Sedangkan tes setelah perlakuan disebut posttest. Pada Tabel 3.1 disajikan control group pretest-posttest design”

Tabel 3.1 Desain penelitian (control group pretest-posttest design)

Kelas (Pre-test) Perlakuan (Post-test) Eksperimen O1 O2 X1 O1 O2


(20)

Keterangan :

O1 = Tes awal – tes akhir penguasaan konsep siswa O2 = Tes awal – tes akhir keterampilan proses sains siswa

X1 = Model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan website X2 = Model pembelajaran berbasis masalah tanpa website.

Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website digunakan metode penelitian lainnya yaitu dilakukan analisis secara deskriptif. Data yang diperlukan untuk analisis secara deskriptif adalah data hasil lembar observasi, hasil wawancara dan angket respon siswa.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa salah satu SMA Negeri Cirebon kelas XI semester 2. Pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu mengambil dua kelas sebagai subjek penelitian. Kedua kelas dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pertimbangan bahwa siswa pada kedua kelas tersebut memiliki kemampuan mengoperasikan komputer dan internet yang baik dan memiliki suasana kondusif untuk melakukan pembelajaran di laboratorium komputer.


(21)

C. Prosedur Penelitian

Terdapat 4 tahapan dalam penelitian ini yaitu : 1. Tahap persiapan

a. Pada tahap persiapan, peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Perangkat pembelajaran yang dibuat adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes tertulis untuk mengungkap penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa yang diberikan sebagai pretest dan posttest setelah dilakukan praktikum virtual serta angket tanggapan siswa terhadap model PBM berbantuan website.

b. Pembuatan program praktikum virtual fluida statis yang diintegrasikan dengan websiste. Praktikum yang dikembangkan terdiri atas tiga praktikum, yaitu praktikum 1 tentang tekanan hidrostasik, praktikum 2 tentang konsep hukum Pascal dan praktikum 3 tentang konsep hukum Archimedes. Peneliti membuat storyline program website dan praktikum virtual yang kemudian dirancang oleh programer menggunakan perangkat lunak macromedia flash, HTML, CSS, PHP, JQUERI, frame work code integer (CI) dan data base MYSQL. c. Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap instrumen dan program praktikum

virtual yang dibuat kemudian melakukan revisi berdasarkan saran dosen ahli. d. Melakukan uji coba instrumen

e. Melakukan analisis kualitas instrumen dengan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.


(22)

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan Model PBM berbantuan website dan pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan model PBM berbantuan website pada kelas eksperimen dan pembelajaran model PBM tanpa berbantuan website pada kelas kontrol. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a. Pemberian tes awal (pretest) untuk mengetahui keterampilan proses sains dan

penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol b. Pelaksanaan penelitian

1) Pada kelas eksperimen dilakukan tiga kali pertemuan tatap muka untuk mempelajari konsep fluida statis. Pertemuan pertama dilakukan pada 2 x 45 menit dengan membahas secara singkat konsep tekanan hidrostatika melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan media website. Menyampaikan pendahuluan yang penting menunjang pelaskanaan penggunaan website yang berisi praktikum virtual dan tidak dibahas mendalam serta hanya menampilkan konsep-konsep dan gambar. Pertemuan kedua dilakukan pada 2 x 45 menit membahas secara singkat dengan pertanyaan pengarah akan konsep hukum Pascal. Pertemuan ketiga dilakukan dalam 2 x 45 menit untuk konsep hukum Archimedes Pada kelas eksperimen siswa dapat memahami konsep tekanan hidrostatik, hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam praktikum yang diintergrasikan dalam website. Ini berarti siswa belajar secara aktif untuk memperoleh pemahamannya atau lebih dikenal student center.


(23)

2) Pada kelas kontrol dilakukan tiga kali pertemuan tatap muka dengan model PBM tanpa media website namun menggunakan media laboratorium nyata secara verifikasi. yaitu guru menjelaskan dan menampilkan power point berisi gambar-gambar yang berkaitan dengan konsep fluida statis, kemudian siswa berdiskusi dan melakukan paktikum sesuai dengan LKS yang telah diberikan. Pertemuan pertama dilakukan pada 2 x 45 menit dengan membahas konsep pengertian konsep tekanan hidrostatik dengan model PBM menggunakan praktikum dilaboratorium nyata. Pertemuan kedua dilakukan pada 2 x 45 menit dengan membahas mengenai konsep hukum Pascal. Pertemuan ketiga dilakukan dalam 2 x 45 menit untuk membahas konsep hukum Archimedes. Pada kelas kontrol siswa memperoleh pemahaman dan penguasaan konsepnya dari penjelasan guru dan kegiatan belajar yang dipandu oleh guru. Pembelajaran pada kelas kontrol ini masih berpusat pada guru melalui bimbingan dan pertanyaan pengarah menemukan konsep.

c. Pemberian tes akhir (posttest) untuk mengetahui keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

d. Pengisian angket tanggapan siswa pada kelas eksperimen terhadap model PBM berbantuan website

3. Tahap pembelajaran dengan model PBM berbantuan website

Model PBM berbantuan website pada penelitian ini dilakukan dalam waktu 2 x 45 menit. Dengan tahapan:

a. Pengelompokkan siswa, pengelompokkan ini dilakukan secara acak pada pertemuan sebelumnya


(24)

b. Pengkondisian kelas selama 10 menit, yaitu (1) persiapan perangkat yang dibutuhkan dalam praktikum seperti penginstalan komputer program pendukung website, LCD untuk guru menjelaskan cara kerja dan penggunaan webiste, papan tulis dan spidol, (2) pengkondisian tempat duduk siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang, tempat duduk siswa di ruang laboratorium komputer berbentuk huruf I menghadap ke papan tulis, (3) pembagian lembar kerja siswa pada setiap kelompok.

c. Penjelasan singkat tentang cara kerja praktikum dan cara pengoperasian program website selama 10 menit. Pada tahapan ini siswa diarahkan untuk melihat pertanyaan praktikum dan diminta untuk mencari jawabannya selama melakukan praktikum virtual fluida statis yang diintergrasikan dalam bentuk website.

d. Pelaksanaan praktikum virtual dalam website oleh siswa selama 50 menit. Program praktikum virtual dibagi menjadi 4 tahapan yaitu (1) penyajian table dan prosedur praktikum, (2) penyajian alat dan bahan untuk digunakan dalam ujicoba menjawab pertanyaan praktikum, (3) pelaksanaan praktikum virtual, (4) menuliskan hasil praktikum dan menjawab pertanyaan serta membuat kesimpulan. Siswa dalam kelompok dibimbing oleh guru untuk melakukan praktikum 1, 2 dan 3 kemudian menuliskan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaannya pada program praktikum dan kertas lembar jawaban yang dibagikan pada setiap kelompok. Guru mengamati dan mencatat setiap aktivitas siswa dalam kelompok selama kegiatan praktikum berlangsung.


(25)

e. Tahapan akhir praktikum selama 10 menit. Pada tahapan ini dilakukan klarifikasi hasil pengamatan, jawaban pertanyaan praktikum dan kesimpulan praktikum 1, 2 dan 3 pada diskusi kelas, serta pemberitahuan untuk pertemuan berikutnya akan dilakukan posttest konsep fluida statis.

4. Tahap Analisis data

Setelah dilakukan penelitian diperoleh sejumlah data kuantitatif dan kualitatif. Analisis dan pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan penelitian. Data kuantitatif berupa skor pretest, skor posttest dan Gain dianalisis dengan uji statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Data kualitatif berupa tanggapan mahasiswa terhadap website dan data temuan pada waktu penelitian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menarik kesimpulan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu melalui tes, angket, dan observasi. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(26)

Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Instrumen 1. Keterampilan

proses sains siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan.

Siswa Pretest dan Posttest Butir soal pilihan ganda yang memuat kemampuan keterampilan proses sains. 2. Penguasaan

konsep siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan

Siswa Pretest dan Posttest Butir soal pilihan ganda yang memuat penguasaan konsep siswa. 3. Tanggapan

siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis maslaah berbantuan website

Siswa Kuesioner Angket yang

memuat pernyataan-pernyataan yang dapat menjaring tanggapan siswa terhadapa model PBM berbantuan website

4. Keterlaksanaan model PBM berbantuan website

Guru Observasi/pengamatan Pedoman observasi aktivitas guru selama

pembelajaran sesuai dengan RPP dan LKS yang

dikembangkan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari soal pilihan ganda keteampilan proses sains, soal pilihan ganda penguasaan konsep, angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran, lembar observasi kinerja dan hasil akhir pelaksanaan model


(27)

pembelajaran berbantuan website. Rancangan instrumen dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.3

Tabel. 3.3 Rancangan Instrumen Penelitian

1. Tes penguasaan konsep siswa

Tes ini bersifat konseptual yang dibuat dalam bentuk tes obyektif model pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Setiap soal dibuat untuk menguji penguasaan konsep siswa terhadap konsep-konsep yang tercakup dalam materi fluida statis. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest untuk melihat kemampuan awal siswa terhadap konsep, yang kedua pada saat posttest dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebagai hasil pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website.

Tabel. 3.4 Kisi Kisi Soal Penguasaan Konsep Siswa

No No Butir Soal Baru No Butir Soal sebelum

uji coba Jenjang Kognitif

1 2,8,12 2, 8, 13 C1(pengetahuan)

2 1,4,5,6,7,11,14,18,20 1,4,5,6,7,12,16,17,21,24 C2(pemahaman) 3 3,10,13,15,16 3,10,14, 15,18, 19,23,25 C3(Aplikasi)

4 9,17,19 9,11,20,22 C4(Analisa)

Kelas Eksperimen dan kontrol Target Metode

Penilaian Instrumen Subyek Waktu Keteramplan

proses sains

Tes respon terbatas

Soal pilihan

ganda Siswa

Awal dan akhir pembelajaran Penguasaan konsep siswa Tes respon terbatas Soal pilihan

ganda Siswa

Awal dan akhir pembelajaran Angket tanggapan terhadap pembelajaran - Angket tanggapan terhadap pembelajaran

siswa Akhir


(28)

2. Tes keterampilan proses sains siswa

Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa terhadap konsep fluida statis, item soal yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Indikator tes untuk melihat keterampilan proses sains siswa dibatasi pada melakukan pengamatan, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menerapkan konsep, merencanakan eksperimen dan kemampuan mengkomunikasikan.

Tabel. 3. 5 Kisi Kisi Soal Keterampilan Proses Sains Siswa No Indikator KPS No Butir Soal

1 Interpretasi 21, 25, 29

2 Aplikasi Konsep 22

3 Mengamati 23, 30

4 Merencanakan

Percobaan 24, 31, 32

5 Prediksi 26, 27, 28

6 Klasifikasi 33, 34

7 Komunikasi 35

3. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Website

Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website, sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan langkah-langkah dalam lembar kerja siswa.


(29)

Angket digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap praktikum. Berikut ini kisi-kisi angket tanggapan mahasiswa terhadap praktikum virtual.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model PBM Berbantuan website

No Indikator Nomor

Soal 1 Ketertarikan terhadap pembelajaran 1, 10 2 Minat dan motivasi dengan pembelajaran yang

diterapkan

2, 7 3 Pembelajaran yang diterapkan membantu pemahaman

konsep

3, 5 4 Teknis pembelajaran berbantuan website 6,9 5 Pembelajaran dapat mengembangkan minds on dan

hands on

8 6 Kejelasan instruksi pada lembar kerja siswa 4

Untuk memperoleh data hasil tes yang dipercaya, diperlukan tes yang mempunyai validitas, reliabilitas dan analisis lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, pembuatan instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

A. Menyusun Kisi-Kisi Tes

Pembuatan kisi-kisi tes berdasarkan Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Fisika SMA kelas XI mengenai konsep fluida statis, untuk menentukan konsep yang diukur yang sesuai dengan indikator pembelajaran.

B. Menentukan Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu


(30)

mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006). Validitas instrumen yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa pada penelitian ini adalah validitas isi dengan cara di judgement (timbangan) kelompok ahli.

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan definisi korelasi product moment Pearson (Arikunto, 2006).

= � −

� 22 22 (3.1)

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

X = Skor item Y = Skor total

N = Jumlah peserta tes

Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.7 Kategori Koefisien Korelasi

Batasan Kategori

0,80 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik)

0,60 < ≤ 0,80 Tinggi (baik)

0,40 < ≤ 0,60 Cukup (sedang)


(31)

0,00 < ≤ 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang)

(Arikunto, 2006) Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi (Sudjana, 2004) dilakukan uji-t dengan rumus berikut:

= �−2

1− 2 (3.2)

Keterangan:

t = uji t untuk siginifikansi korelasi N = Jumlah subjek

= Koefisien korelasi

C. Melakukan Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba 1. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah reliabilitas internal. Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan (Arikunto, 2006). Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson) (Ratumanan & Laurens, 2003).

r = 

     

 1

2

1 s

pq k

k

(3.3)

dimana: r = Koefisien reliabilitas secara keseluruhan. k = jumlah pokok uji dalam instrumen.

p = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar. q = proporsi banyaknya subyek yang menjawab salah.

s2= variansi total.

Tabel 3.8 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes Nilai r Interpretasi 0<r<0,2 Sangat rendah


(32)

0,4≤r< 0,6 Cukup

0,6≤r< 0,8 Tinggi

0,8≤r≤ 1 Sangat tinggi

(Arikunto, 2006)

Hasil perhitungan reliabilitas yang diperoleh ditafsirkan berdasarkan kriteria reliabilitas (Tabel 3.8).

2. Taraf Kemudahan

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit (Arikunto, 2006). Tes yang terlalu sukar akan membuat siswa frustasi, sebaliknya tes yang terlalu mudah tidak akan memberikan gambaran tentang penguasaan siswa.

Taraf kemudahan adalah suatu pokok uji (lambangnya F) yaitu proporsi (bagian) dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji tersebut. Taraf Kemudahan dirumuskan sebagai berikut:

F =

N n

nTR

(3.4)

dimana: F = indeks kemudahan.

nT = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar.

nR = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar.

N = jumlah seluruh anggota kelompok rendah dan kelompok tinggi.

Berikut merupakan tafsiran harga indeks kemudahan pada Tabel 3.9 yang digunakan pada penelitian ini

Tabel 3.9 Tafsiran Harga Indeks Kemudahan Taraf Kemudahan Tafsiran

0,00 ≤ IK< 0,25 Sukar


(33)

0,75 ≤ IK≤ 1 Mudah

3. Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir menyatakan seberapa jauh kemampuan butir tersebut mampu membedakan antara kelompok siswa pandai dengan kelompok siswa lemah.

Daya pembeda butir tes dihitung dengan rumus:

D =

R R T T

N n N n

(3.5) Keterangan:

D = indeks daya pembeda.

nT = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar.

nR = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar.

NT = jumlah siswa kelompok tinggi (33,3 % dari Jumlah total).

NR = jumlah siswa kelompok rendah (33,3 % dari Jumlah total).

Kriteria yang digunakan untuk menentukan indeks daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Tafsiran Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kategori

D>0,4 sangat baik

0,30< D ≤ 0,40 Baik

0,20 < D ≤ 0,30 Cukup

D ≤ 0,20 Jelek

F. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba tes dilakukan pada siswa SMA kelas XII di salah satu sekolah di Cirebon. Soal tes penguasaan konsep yang di ujicobakan berjumlah 25 butir soal


(34)

dalam bentuk pilihan ganda dan soal tes keterampilan proses sains berjumlah 15 butir soal dalam bentuk pilihan ganda. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan program Anates V4 untuk menguji validitas soal, realibilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal penguasaan konsep yang berjumlah 25 butir soal dengan bentuk pilihan ganda diperoleh reliabilitas tes penguasaan konsep 0,87 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi . Sedangkan hasil analisis validitas butir soal keterampilan proses sains berjumlah 15 butir soal yang berbentuk pilihan ganda diperoleh reliabilitas 0,87 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran telah dipilih 20 soal penguasaan konsep. Sedangkan soal keterampilan proses sains yang dipilih berjumlah 15 soal. Hasil Lengkap atas uji instrumen yang dilakukan untuk tes penguasaan konsep dan tes keterampilan proses sains dapat terlihat pada lampiran 2.

G. Prosedur Analisis Data

Data yang diperoleh adalah (1) tes tertulis (tes awal dan tes akhir); (2) angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis masalah berbantuan website; (3) Lembar observasi mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.


(35)

a. Skor Tes Penguasaan Konsep.

Tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya dilakukan penskoran total untuk masing-masing tes dengan rumus sebagai berikut.

Nilai x

maksimal skor

mentah skor

100%

(3.6) Peningkatan Penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif berbantuan website diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata gain yang dinormalisasi. Rumus yang digunakan adalah: (Meltzer, 2002)

� − ��� = � � ℎ� − � � �

� � − � � � (3.7)

Interpretasi nilai rata-rata N-gain (Normalize Gain) yang dinormalisasi ditunjukkan oleh Tabel 3.11

Tabel 3.11. Interpretasi Nilai Rata-Rata N-Gain yang Dinormalisasi Nilai (N-Gain) Klasifikasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > g ≥ 0,3 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Hake, 1998) Setelah nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kedua kelompok diperoleh, maka selanjutnya dibandingkan untuk melihat perbedaan peningkatan penguasaan konsep dan Keterampilan proses sains siswa. Jika nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dari suatu pembelajaran lebih tinggi dari nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dari pembelajaran lainnya, maka dikatakan bahwa


(36)

pembelajaran tersebut lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa dibandingkan pembelajaran lain (Ogilvie, 2000).

Alur pengolahan data untuk menguji hipotesis mengenai efektivitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan website pada materi fluida statis untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

b. Uji Normalitas Distribusi Nilai Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi.

Uji normalitas dimaksud untuk menguji kenormalan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Uji normalitas ini juga dilakukan untuk mengetahui uji yang digunakan selanjutnya. Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dengan uji-t dan jika tidak terdistribusi normal menggunakan uji Mann-Whitney. Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 dengan menggunakan uji normalitas one-sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pada uji ini


(37)

menggunakan α = 0,05 dengan melihat nilai P-value dari hasil analisis. Jika P-value lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika P-P-value lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

c. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah diketahui kedua data berdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu sisi untuk sisi atas. Pada uji-t ini ini menggunakan software SPSS 16 dengan uji-t dua sampel independen. Dengan SPSS ini juga melakukan uji hipotesis

Levene’s Test untuk mengetahui apakah asumsi kedua variance sama besar

terpenuhi atau tidak terpenuhi dengan hipotesis: H0:µ12 = µ22 terhadap Ha1 : µ12 ≠ µ22 dimana µ12=variance group kontrol dan µ22=variance group eksperimen. Dari hasil Levene’s Test kita kita dapatkan p-value, jika lebih besar dari �= 0,05

maka H0:µ12 = µ22 diterima, dengan kata lain asumsi kedua varians sama besar terpenuhi. Jika dari hasil Levene’s Test didapat p-value lebih kecil � = 0,05 maka H1 : µ12 ≠ µ22 diterima atau kedua varians tidak sama besar.

Uji-t dengan SPSS mempunyai dua keluaran yaitu pertama, untuk kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi; maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2. Kedua, untuk kedua varians sama besar tidak terpenuhi (equal variances not assumed); maka kita menggunakan hasil uji-t dua sampel independen dengan asumsi kedua


(38)

varians tidak sama besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2.

Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value, untuk mengetahui hasil hipotesis ada dua cara, pertama membandingkan nilai thitung dengan tTabel. Jika thitung > tTabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya. Kedua membandingkan p-value dengan tingkat kepercayaan yang kita ambil yaitu �= 0,05. P-value yang dihasilkan untuk uji dua sisi, maka hasil p-value tersebut dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan �= 0,05. Jika p-value/2 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, begitu juga sebaliknya.

d. Uji Hipotesis dengan Uji Mann-Whitney

Uji Mann-Whitney (Mann-Whitney Test) merupakan uji Statistik Nonparametrik. Uji Mann-Whitney ekivalen dengan Uji Jumlah Peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Rank Sum Test), merupakan alternativ dari uji-t dua sampel independen. Uji Mann_Whitney digunakan untuk membandingkan dua sampel independen dengan skala ordinal atau skala interval tapi tidak terdistribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji hipotesis satu sisi (one-tailed test) untuk sisi atas dengan hipotesis: H0: µ1 ≤ µ2 terhadap H1: µ1 > µ2. Pada uji ini untuk melihat hasil analisis dengan cara mendapatkan nilai value, tampilan pada p-value SPSS adalah untuk uji dua sisi (two-tailed), sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi p-value/2. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai kepercayaan � = 0,05. Jika p-value/2 < 0,05 maka H0: µ1 ≤ µ2 ditolak atau H1: µ1> µ2 diterima, begitu juga sebaliknya.


(39)

Dede Trie Kueniawan, 2012

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Website Pada Konsep Fluida Statis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI

H. Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang dilatarbelakangi dari hasil observasi di lapangan pada saat sebelum, pelaksanaan dan setelah dilakukan penelitian serta kajian mendalam tentang variabel terkait yang digunakan dalam penelitian agar diperoleh data penelitian yang diharapkan untuk kemudian dilakukan analisis data penelitian. Adapun alur penelitian pada Gambar

3.2 Studi Pendahuluan

Validasi, Uji Coba, Revisi Tes Awal

1. Penyusunan Instrumen

2. Tes penguasaan konsep

3. Tes keterampilan proses sains

4. Angket Siswa dan Guru

5. Pedoman Observasi

Studi Literatur: Model pembelajaran Pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan website, model PBM, penguasaan konsep dan keterampilan prose sains siswa

Penyusunan Rencana Pembelajaran Model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan website pada materi fluida statis


(40)

I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini: Tabel 3.12 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Kegiatan Keterangan 1 27 februari 2012 Uji coba instrument Kelas XII .3 2 12 Maret 2012 Pretest

Pretest

Kelas eksperimen Kelas kontrol 3 19 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran

model PBM berbantuan website (LKS 1)

Kelas eksperimen (XI.3)

4 19 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran model PBM tanpa website (1)

Kelas kontrol (XI.4)

5 26 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran model PBM berbantuan website (LKS 2)

Kelas eksperimen (XI.3)

6 26 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran model PBM tanpa website (2)

Kelas kontrol (XI.4)

7 2 April 2012 Pelaksanaan pembelajaran Kelas eksperimen Gambar 3.2 Alur Penelitian


(41)

model PBM berbantuan website (LKS 3)

(XI.3) 8 2 April 2012 Pelaksanaan pembelajaran

model PBM tanpa website (3)

Kelas kontrol (XI.4)

9 4 April 2012 Pengisian angket oleh siswa Kelas eksperimen (XI.3)

10 9 April 2012 Posttest Posttest

Kelas eksperimen Kelas kontrol


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang model PBM berbantuan website pada pembelajaran fluida statis untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa dapat disimpulkan bahwa:

1. Model PBM berbantuan website secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan N-Gain Sebesar 0,38 (kategori sedang) untuk kelas dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dan 0,27 (kategori rendah) untuk kelas dengan pembelajaran konvensional.

2. Model PBM berbantuan website secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan N-Gain Sebesar 0,38 (kategori sedang) untuk kelas dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dan 0,24 (kategori rendah) untuk kelas dengan pembelajaran konvensional.

3. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap model PBM berbantuan website pada konsep fluida statis. Siswa menyatakan bahwa pembelajaran menyenangkan melalui tampilan – tampilan yang khususnya pada praktikum virtual sehingga mendorong siswa melakukan kegiatan investigasi untuk melakukan penelitian dalam memecahkan masalah


(43)

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Pembelajaran yang dilakukan disekolah terbatas oleh waktu jam pelajaran. Gurru ketika menerapan model pembelajaran yang melibatkan software melalui media online maupun offline perlu ada pelatihan secara langsung atau siswa dibekali modul pembelajaran terkait instruksi yang akan dikerjakan terlebih dahulu sehingga dapat mengefisienkan waktu pembelajaran khususnya pada siswa.

2. Membiasakan anak melakukan kegiatan percobaan baik dengan menggunakan model PBM berbantuan website ataupun menggunakan model lain yang menggunakan laboratorium nyata. Hal ini diperlukan karena hakekat dari pendidikan IPA tidak hanya produk, proses dan sikap perlu diasah dengan membiasakan siswa pada kegiatan percobaan

3. Untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana, guru dapat bekerjasama dalam MGMP Fisika untuk merancang program praktikum virtual yang diintegrasikan dalam bentuk website sebagai upaya memfasilitasi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan mendalam dan bermakna mengenai konsep yang abstrak dan sulit dipahami. Praktikum virtual ini mungkin dilakukan pada sekolah yang telah memiliki laboratorium komputer dan jaringan internet yang kuat dan stabil.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, S dan Addilah Sharif. (2008) The effect of inquiry computer simulation with cooperative learning on scientific thinking and conceptual understanding of gas. University Sains Malaysia, Penang.

Anderson, L.W., et al.(2001). A Taxonomi for learning, teaching and assising : A

revision of Bloom’s taxonomi of educational objectives. NY : Addision Wesley Longman Inc

Arends, R. (1997). Classroom Instructional Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Akinoglu, O. & Tandagon, R. O. (2006). The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students` Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3(1),71-81. [Online] Tersedia: http: www.ejmdte.com. [31 Oktober 2008]

Baihaqi. (2005). Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Sub Poko Bahasan Lensa dengan Model Pembelajaran Berbasis Praktikum. Tesis pada SPs. UPI, Bandung: Tidak diterbitkan.

Basori, H. (2010). Model kegiatan laboratorium berbasis problem solving pada pembelajaran konsep pembiasan cahaya untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa. Tesis pada SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Barrows, H. S., & Tamblyn, R. M.,(1980), Problem Based Learning : an approach to medical education, New York: Springer Publishing Company, Inc.\

Boud, D. dan Feletti, G. I. (1991). The challenge of problem-based learning. London, Kogan. [Online]. Tersedia: http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-phys.html.

Clark, Donald. (2007). Learning Domains or Bloom’s Taxonomy [Online]. Tersedia: http://www.nwlink.com/~donclark/learning/learning.html [19 agustus 2009]


(45)

.

Damirci, Neset. (2005). A Study About Students’ Misconceptions in Force and Motion Concepts by Incorporating a Web-Assisted Physics Program. The Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET Vol. 4.

Damirci, Neset. (2006). Developing Web-oriented Homework System to Assess Students’ Introductory Physics Course Performance and Compare to Paper-based Peer Homework. The Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET Vol. 7.

Depdiknas (2002), Kurikulum Hasil Belajar : Kompetensi Dasar Fisika SMA. Jakarta : Puskur-Balitbang Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah menengah pertama [Online] Tersedia : http://www.puskur.com

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E.(2007). How To Design And Evaluate Research In Education, 6th Edition. Singapore: McGraw-Hill.

Gamze, S. et. al. (2008). The Effect of Problem Solving Instruction on Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use. [Online] Tersedia : http:// www. Journal. Lapen. Org.mx. (26 Agustus 2008)). Gautreau R., Novemsky, L., (1997), Concept First-A Small Group Approach to

Physics Learning, Am. J. Phys.

Hake, R.R. (2004). Interactive-Engagement Versus Traditional Methode: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course, Am. J. Phys.

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Heller, P., & Heller, K., (1999) Problem-Solving Labs, in Cooperative Group Problem Solving in Physics, Research Report, Department of Physics, University of Minnesota.

Husni, A.(2010). Model pembelajaran kooperatif berbantuan web pada materi fluida statis untuk meningkatkan pemahaman konsep dan memfasislitasi kerjasama siswa SMA. Tesis. Pada SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Ibrahim, Fida, Nur, Ismono. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya.

Ibrahim, M dan Nur, M. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.


(46)

Ikhsan, M. (2006). Prinsip Pengembangan Media Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://www.teknologi pendidikanUNJ.com [agustus 2009].

Ismail, Ali.(2008).Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Fluida Statis.Tesis. Pada SPs UPI. Tidak diterbitkan

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Model of teaching. New Jearsey : Perason Education Inc.

Karim A. Karhami, S., (1998) Panduan Pembelajaran Fisika SLTP, Depdikbud. Koes, S.H. (2003). Strategi Pembelajaran Fisika. Malang : Technical Cooperation

Project for Development of Science and Mathematics Teaching for Primary and Secondary in Education in Indonesia (IMSTEP).

Liliasari, dkk. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Strategi Kognitif Mahasiswa Calon Guru Dalam Menerapkan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi (Studi pengembangan berpikir kritis dan kreatif), Penelitian, HB Dikti.

Melltzer, D. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conseptual Learning Gains In Physic : American Journal of Physics. Mubaraq L. (2009) Model pembelajaran berbasis web pada materi fluida dinamis

untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kerampilan generic sains siswa. Bandung: Tidak diterbitkan.

Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika (individual textbook). Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Nurhakim. (2007). Internet Sebagai Media Pembelajaran. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. [Online] Tersedia: http://nurhakim.net (6 Agustus 2009).

Poerwadarminta, (1996), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ratnaningsih, Nani. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada PPS UPI: tidak diterbitkan.


(47)

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Kusumastuti, M. N., Rochintaniawati,, D, Achmad, Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Rustaman, N. Y & Rustaman, A. (1997). Pokok-pokok pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Salmiyati. (2007). Implementasi Teknologi Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Konsep Sistem Saraf untuk Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Savinainen, A., & Scott, P. (2001). Using The Force Concept Inventory to Monotor Student Learning and To Plan Teaching, Phys. Educ.

Semiawan, et al (1992). Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Suhandi, A, dkk. (2008). Efektivitas Penggunaan Media Simulasi Virtual Pada Pendekatan Pembelajaran Konseptual Interaktif Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Meminimalkan Miskonsepsi. Jurnal Pengajaran MIPA Vol. 13 No.1 April 2009.

Tippler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(1)

Dede Trie Kueniawan, 2012

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Website Pada Konsep Fluida Statis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 97 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan tentang model PBM berbantuan website pada pembelajaran fluida statis untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa dapat disimpulkan bahwa:

1. Model PBM berbantuan website secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan N-Gain Sebesar 0,38 (kategori sedang) untuk kelas dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dan 0,27 (kategori rendah) untuk kelas dengan pembelajaran konvensional.

2. Model PBM berbantuan website secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan N-Gain Sebesar 0,38 (kategori sedang) untuk kelas dengan pembelajaran berbasis masalah berbantuan website dan 0,24 (kategori rendah) untuk kelas dengan pembelajaran konvensional.

3. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap model PBM berbantuan website pada konsep fluida statis. Siswa menyatakan bahwa pembelajaran menyenangkan melalui tampilan – tampilan yang khususnya pada praktikum virtual sehingga mendorong siswa melakukan kegiatan investigasi untuk melakukan penelitian dalam memecahkan masalah


(2)

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Pembelajaran yang dilakukan disekolah terbatas oleh waktu jam pelajaran. Gurru ketika menerapan model pembelajaran yang melibatkan software melalui media online maupun offline perlu ada pelatihan secara langsung atau siswa dibekali modul pembelajaran terkait instruksi yang akan dikerjakan terlebih dahulu sehingga dapat mengefisienkan waktu pembelajaran khususnya pada siswa.

2. Membiasakan anak melakukan kegiatan percobaan baik dengan menggunakan model PBM berbantuan website ataupun menggunakan model lain yang menggunakan laboratorium nyata. Hal ini diperlukan karena hakekat dari pendidikan IPA tidak hanya produk, proses dan sikap perlu diasah dengan membiasakan siswa pada kegiatan percobaan

3. Untuk mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana, guru dapat bekerjasama dalam MGMP Fisika untuk merancang program praktikum virtual yang diintegrasikan dalam bentuk website sebagai upaya memfasilitasi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan mendalam dan bermakna mengenai konsep yang abstrak dan sulit dipahami. Praktikum virtual ini mungkin dilakukan pada sekolah yang telah memiliki laboratorium komputer dan jaringan internet yang kuat dan stabil.


(3)

Dede Trie Kueniawan, 2012

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Website Pada Konsep Fluida Statis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 99

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, S dan Addilah Sharif. (2008) The effect of inquiry computer simulation

with cooperative learning on scientific thinking and conceptual understanding of gas. University Sains Malaysia, Penang.

Anderson, L.W., et al.(2001). A Taxonomi for learning, teaching and assising : A revision of Bloom’s taxonomi of educational objectives. NY : Addision Wesley Longman Inc

Arends, R. (1997). Classroom Instructional Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Akinoglu, O. & Tandagon, R. O. (2006). The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students` Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science

& Technology Education, 2007, 3(1),71-81. [Online] Tersedia: http:

www.ejmdte.com. [31 Oktober 2008]

Baihaqi. (2005). Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Sub Poko

Bahasan Lensa dengan Model Pembelajaran Berbasis Praktikum. Tesis

pada SPs. UPI, Bandung: Tidak diterbitkan.

Basori, H. (2010). Model kegiatan laboratorium berbasis problem solving pada

pembelajaran konsep pembiasan cahaya untuk meningkatkan

keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa. Tesis pada SPs

UPI. Tidak diterbitkan.

Barrows, H. S., & Tamblyn, R. M.,(1980), Problem Based Learning : an

approach to medical education, New York: Springer Publishing Company,

Inc.\

Boud, D. dan Feletti, G. I. (1991). The challenge of problem-based learning. London, Kogan. [Online]. Tersedia: http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-phys.html.

Clark, Donald. (2007). Learning Domains or Bloom’s Taxonomy [Online]. Tersedia: http://www.nwlink.com/~donclark/learning/learning.html [19 agustus 2009]


(4)

.

Damirci, Neset. (2005). A Study About Students’ Misconceptions in Force and Motion Concepts by Incorporating a Web-Assisted Physics Program. The

Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET Vol. 4.

Damirci, Neset. (2006). Developing Web-oriented Homework System to Assess Students’ Introductory Physics Course Performance and Compare to Paper-based Peer Homework. The Turkish Online Journal of Educational

Technology-TOJET Vol. 7.

Depdiknas (2002), Kurikulum Hasil Belajar : Kompetensi Dasar Fisika SMA. Jakarta : Puskur-Balitbang Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum 2006 Standar Kompetensi

Mata Pelajaran Sains Sekolah menengah pertama [Online] Tersedia :

http://www.puskur.com

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E.(2007). How To Design And Evaluate Research In

Education, 6th Edition. Singapore: McGraw-Hill.

Gamze, S. et. al. (2008). The Effect of Problem Solving Instruction on Physics

Achievement, Problem Solving Performance and Strategy Use. [Online]

Tersedia : http:// www. Journal. Lapen. Org.mx. (26 Agustus 2008)). Gautreau R., Novemsky, L., (1997), Concept First-A Small Group Approach to

Physics Learning, Am. J. Phys.

Hake, R.R. (2004). Interactive-Engagement Versus Traditional Methode: A

Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course, Am. J. Phys.

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Heller, P., & Heller, K., (1999) Problem-Solving Labs, in Cooperative Group Problem Solving in Physics, Research Report, Department of Physics, University of Minnesota.

Husni, A.(2010). Model pembelajaran kooperatif berbantuan web pada materi

fluida statis untuk meningkatkan pemahaman konsep dan memfasislitasi kerjasama siswa SMA. Tesis. Pada SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Ibrahim, Fida, Nur, Ismono. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya.

Ibrahim, M dan Nur, M. (2005). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: University Press.


(5)

Dede Trie Kueniawan, 2012

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Website Pada Konsep Fluida Statis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 101

Ikhsan, M. (2006). Prinsip Pengembangan Media Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://www.teknologi pendidikanUNJ.com [agustus 2009].

Ismail, Ali.(2008).Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Fluida Statis.Tesis. Pada SPs UPI. Tidak diterbitkan

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Model of teaching. New Jearsey : Perason Education Inc.

Karim A. Karhami, S., (1998) Panduan Pembelajaran Fisika SLTP, Depdikbud. Koes, S.H. (2003). Strategi Pembelajaran Fisika. Malang : Technical Cooperation

Project for Development of Science and Mathematics Teaching for Primary and Secondary in Education in Indonesia (IMSTEP).

Liliasari, dkk. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia untuk

Meningkatkan Strategi Kognitif Mahasiswa Calon Guru Dalam Menerapkan Berpikir Konseptual Tingkat Tinggi (Studi pengembangan berpikir kritis dan kreatif), Penelitian, HB Dikti.

Melltzer, D. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conseptual Learning Gains In Physic : American Journal of Physics. Mubaraq L. (2009) Model pembelajaran berbasis web pada materi fluida dinamis

untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kerampilan generic sains siswa. Bandung: Tidak diterbitkan.

Munaf, Syambasri. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika (individual textbook). Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Nurhakim. (2007). Internet Sebagai Media Pembelajaran. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. [Online] Tersedia: http://nurhakim.net (6 Agustus 2009).

Poerwadarminta, (1996), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ratnaningsih, Nani. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik

Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada PPS UPI: tidak diterbitkan.


(6)

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Kusumastuti, M. N., Rochintaniawati,, D, Achmad, Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar

Biologi. Malang: UM Press.

Rustaman, N. Y & Rustaman, A. (1997). Pokok-pokok pengajaran Biologi dan

Kurikulum 1994. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Salmiyati. (2007). Implementasi Teknologi Multimedia Interaktif dalam

Pembelajaran Konsep Sistem Saraf untuk Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Savinainen, A., & Scott, P. (2001). Using The Force Concept Inventory to

Monotor Student Learning and To Plan Teaching, Phys. Educ.

Semiawan, et al (1992). Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Grasindo.

Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Suhandi, A, dkk. (2008). Efektivitas Penggunaan Media Simulasi Virtual Pada

Pendekatan Pembelajaran Konseptual Interaktif Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Meminimalkan Miskonsepsi. Jurnal Pengajaran

MIPA Vol. 13 No.1 April 2009.

Tippler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING BERBANTUAN WEBSITE PADA TOPIK FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP.

0 1 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS.

1 3 37

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI FLUIDA DI SMA KELAS XI IPA.

0 3 44

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA KONSEP INSEKTA.

0 3 38

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMK PADA MATERI FLUIDA STATIS.

0 1 42

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS.

0 1 20

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KORELASINYA DENGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS.

9 23 65

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FLUIDA STATIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA.

0 1 39

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MATERI FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA.

2 3 29

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FLUIDA STATIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 2 32