PENGARUH METODE BRAIN GYM TERHADAP KEMAMPUAN` MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR :Studi Eksperimen Kuasi di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

i

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE BRAIN GYM TERHADAP KEMAMPUAN` MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Eksperimen Kuasi di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan untuk Memperoleh Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh SUSILOWATI

NIM 1103352

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

ii

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE BRAIN GYM TERHADAP KEMAMPUAN` MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Eksperimen Kuasi di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh SUSILOWATI

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana

© Susilowati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis.


(3)

iii

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE BRAIN GYM TERHADAP KEMAMPUAN` MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR (Studi Eksperimen Kuasi di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I,

PROF.DR. H. RAHMAN, M.PD. NIP. 195704011984121001

Pembimbing II,

DR.HJ. ERNAWULAN SYAODIH, M.PD. NIP. 196510011998022001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar,

DR.HJ. ERNAWULAN SYAODIH, M.PD. NIP. 196510011998022001


(4)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH METODE BRAIN GYM TERHADAP KEMAMPUAN` MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

(Studi Eksperimen Kuasi di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang berkembangnya kemampuan menyimak siswa di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran khususnya cerita pendek yang dibacakan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sebelum dan sesudah penerapan metode Brain Gym, mengetahui perbedaan kemampuan menyimak antara kelompok siswa yang menerapkan metode Brain Gym dengan kelompok siswa yang tidak menerapkan metode Brain Gym.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode eksperimen kuasi. Subjek penelitiannya, yaitu siswa kelas VA sebanyak 20 orang dan siswa kelas VB sebanyak 20 orang. Adapun data yang diperoleh merupakan hasil tes tulis, yaitu kemampuan memahami isi cerita dan tes lisan, yaitu kemampuan menceritakan kembali isi cerita yang diberikan pada saat pretest dan

postest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Brain Gym berpengaruh terhadap kemampuan menyimak siswa. Dilihat dari peningkatan nilai tes tulis dan tes lisan pada kelompok eksperimen (kelas VB) yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (kelas VA). Kesimpulannya adalah metode Brain Gym berpengaruh terhadap tingkat kemampuan menyimak siswa kelas V. Saran yang peneliti ajukan, hendaknya peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian dengan alokasi waktu yang lebih lama dengan mempertimbangkan aspek IQ , jenis kelamin dan riwayat trauma psikis maupun fisik pada area kapala serta memvariasikan gerakan serta penggunaan media yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah sehingga potensi siswa akan lebih optimal.


(5)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAIN GYM METHOD TOWARD LISTENING STORY ABILITY IN FIFTH GRADE ELEMTENTARY SCHOOL

(Quasi-Experimental Study in Bandung regency SDN Cisomang 2 Academic Year 2012/2013)

This study was conducted by the lack of students to develop listening ability at SDN Cisomang 2 Bandung regency. This study was indicated by the lack of students ability in understanding the subject matter especially short stories read by the teacher.

The study was aimed to determine the ability of listening in fifth grade students of SDN 2 Cisomang before and after the application of Brain Gym method, to know the differences between a group of students who apply of Brain Gym method with a group of students who did not apply of Brain Gym method.

The study was conducted with quasi-experimental method. The research subject were 20 students of class VA and 20 students of class VB. The data was obtained of the result written test, which was the ability to understood the content of the story and oral tests, the ability to retell the story given at pretest and posttest.

The results showed that the method of Brain Gym was influence toward students' listening ability. It was evidently proved by the increased value of a written test and an oral test in the experimental group (class VB) was significant than the control group (class VA). The conclusion was Brain Gym method influenced of students' listening ability in fifth grade elementary school. Based on the result, the author suggested to future researchers should be able to conduct research with longer time allocation by considering aspects of IQ, sex and history of physical or psychological trauma in the head area and varying movements and the used of media that was tailored to the situation and the conditions in the schools so that potential students would be optimal.


(6)

i

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERNTAAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Metode Brain Gym ... 7


(7)

ii

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengertian Brain Gym dan Manfaat Brain Gym ... 7

3. Bagian-Bagian Otak ... 9

4. Tiga Dimensi Otak dalam Brain Gym ... 12

5. Peranan Otak Dalam Pembelajaran ... 13

6. Peranan Gerakan dalam Pembelajaran ... 18

7. Pengaruh Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak... 19

8. Tahap Pembelajaran dengan Metode Brain Gym ... 27

9. Pengertian Pembelajaran ... 27

B. Konsep Menyimak ... 28

1. Pengertian Menyimak ... 28

2. Hakekat dan Tujuan Menyimak ... 28

3. Jenis-Jenis Menyimak ... 29

4. Manfaat Menyimak ... 30

5. Tahapan Menyimak ... 31

6. Proses Kogntif dalam Kegiatan Menyimak ... 33

7. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ... 35

8. Cerita Anak ... 37

9. Manfaat Cerita Anak ... 38

10. Penilaian Keterampilan Menyimak Anak ... 43

C. Penelitian yang Relevan ... 44 BAB III METODE PENELITIAN


(8)

iii

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian ... 44

a. Lokasi ... 44

b. Populasi ... 44

c. Sampel ... 44

B.Desain Penelitian ... 45

C.Metode Penelitian ... 46

D.Definisi Operasional ... 47

E.Instrumen Penelitian ... 47

F. Teknik Pengumpulan Data ... 48

G. Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60

1. Kemampuan Awal Memahami Isi Cerita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 63 2. Kemampuan Awal Menceritakan Kembali Isi Cerita Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 64 3. Kemampuan Akhir Memahami Isi Cerita Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 66 4. Kemampuan Akhir Menceritakan Kembali Isi Cerita Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 67 a. Uji Normalitas ... 70


(9)

iv

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita ... 73

b. Uji Homogenitas ... 75

a) Kemampuan Memahami Isi Cerita ... 75

b) Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Crita ... 76

c. Uji Beda Rerata (Uji Hipotesis Statistik) ... 77

d. Uji T Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Cerita dan Menceritakan Kembali Isi Cerita ... 79 B. Pembahasan ... 81

1. Kondisi Awal Kemampuan Menyimak Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 81

2. Kondisi Akhir Kemampuan Menyimak Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 82

3. Analisis Perbedaan Tingkat Kemampuan Menyimak Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 88

B.Saran ... 89


(10)

v

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

4.1 Kategori Kemampuan Menyimak Siswa ... 63 4.2 Kemampuan Awal Memahami Isi Cerita ... 64 4.3 Data Awal Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita ... 65 4.4 Kemampuan Akhir Memahami Isi Cerita Pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 66 4.5 Data Akhir Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita... 67 4.6 Hasil Penghitungan Rata-Rata, Standar Deviasi

dan Gain Kemampuan Menyimak (Memahami Isi Cerita dan Menceritakan Kembali Isi Cerita) Kelompok Kontrol dan

Eksperimen ... 68 4.7 Uji Normalitas Skor Pretest dan Postest Kemampuan Memahami


(11)

vi

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.8 Uji Normalitas Skor Pretest dan Postest Kemampuan Memahami

Isi Cerita Pada Kelompok Kontrol ... 72 4.9 Uji Normalitas skor pretest dan postest Kemampuan Menceritakan

Kembali Isi Cerita ... 73 4.10 Uji Normalitas Skor Pretest dan Postest Kemampuan

Menceritakan Kembali Isi Cerita Pada Kelompok Kontrol ... 74 4.11 Uji Homogenitas Kemampuan Memahami Isi Cerita ... 75 4.12 Uji Homogenitas Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita... 76 4.13 Uji Beda Rerata Skor Pretest Kemampuan Memahami Isi Cerita

dan Menceritakan Kembali Isi Cerita ... 77 4.14 Uji Beda Rerata Skor Postest Kemampuan Memahami Isi Cerita

dan Menceritakan Kembali Isi Cerita ... 78 4.15 Uji T Gain Kemampuan Memahami Isi Cerita dan Kemampuan


(12)

vii

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagian-bagian otak manusia... 9 2.2 The Reward Circuit... 11 2.3 Jaringan serabut saraf pada saat terjadi perubahan

metabolisme karena melihat sebuah kata dan mendengar

sebuah kata... 15 2.4 Perubahan otak manusia pada saat mendengar kata ... 15 2.5 Bagian otak mengalami perubahan pada saat melihat,

mendengar, dan menyebut sebuah kata ... 16 2.6 Otak yang mengalami trauma psikis ... 16 2.7 Perubahan metabolisme pada otak kiri ketika aktitivitas


(13)

viii

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbahasa ... 17

2.8 Perubahan metabolisme otak pada saat terjadi perubahan emosi... 17

2.9 Perubahan metabolisme pada otak ketika aktivitas berbicara, berpikir, perubahan emosi ... 18

2.10 Gerakan Kait Rileks ... 20

2.11 Gerakan Silang... 21

2.12 Gerakan Sakelar Otak ... 21

2.13 Gerakan minum air... 22

2.14 Gerakan Gajah ... 22

2.15 Gerakan Burung Hantu ... 23

2.16 Gerakan Mengisi Energi ... 24

2.17 Gerakan Pompa Betis ... 25

2.18 Gerakan Pasang Telinga ... 26


(14)

ix

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .... 95

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 107 A.3 Kisi-Kisi Kemampuan Menyimak untuk Memahami Isi Cerita 117 A.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Menyimak untuk Menceritakan

Kembali Isi Cerita ... 119 A.5 Tes Kemampuan Menyimak untuk Memahami isi Ceita ... 121


(15)

x

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.6 Tes Kemampuan Menyimak untuk Menceritakan Kembali Isi

Cerita ... 123

B.1 Data Mentah Hasil Pretest dan Postest Tes Tulis dan Tes Lisan Kelompok Eksperimen ... 140 B.2 Data Mentah Hasil Pretest dan Postest Tes Tulis dan Tes Lisan Kelompok Kontrol ... 141

B.3 Statistik Deskriptif Frequencies Tes Tulis (Memahami Isi Cerita) 142 B.4 Statistik Deskriptif Frequencies Tes Lisan (Menceritakan Kembali Isi Cerita) ... 152

B.5 Uji Normalitas Tes Tulis (Memahami Isi Cerita)... 162

B.6 Uji Normalitas Tes Tulis (Memahami Isi Cerita) ... 166

B.7 Uji Homogenitas Tes Tulis (Memahami Isi Cerita) ... 170

B.8 Uji Homogenitas Tes Lisan (Menceritakan Kembali Isi Cerita) 172 B.9 Uji Beda Rerata Tes Tulis (Kemampuan Memahami Isi Cerita) 174 B.10 Uji Beda Rerata Tes Lisan (Menceritakan Kembali Isi Cerita)... 176

B.11 Uji Beda Rerata Gain Tes Tulis (Kemampuan Memahami Isi Cerita) ... 180

B.12 Uji Beda Rerata Gain Tes Lisan (Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Cerita) ... 182

C Foto-Foto Penelitian ... 184


(16)

xi

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

4.1 Perbandingan Hasil Pretest dan Postest Kemampuan

Memahami Isi Cerita ... 69

4.2 Perbandingan Hasil Pretest dan Postest Kemampuan


(17)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan siswa dalam belajar, karena keterampilan menyimak mendominasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dibanding keterampilan lainnya. Siswa yang tidak terampil dalam menyimak maka akan mengalami kesulitan dalam belajar bahasa. Seperti yang diungkapkan oleh Rost (1994: 141-142) bahwa keterampilan menyimak berperan penting dalam proses pembelajaran bahasa kedua karena dapat memberikan input yang berarti bagi orang yang sedang mempelajari bahasa tersebut.

Menyimak merupakan keterampilan reseptif yang memberikan kontribusi yang besar terhadap keterampilan produktif (berbicara dan menulis). Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajaran yang lain, yaitu siswa memperoleh informasi dari bahan simakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari kemampuan menyimak juga memegang peranan penting dalam pengembangan diri, perilaku, dan hubungan sosial, yakni dalam berkomunikasi secara efektif, setiap orang harus mampu menyimak secara efektif untuk mendapatkan respon yang sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Astuti (2008) bahwa kemampuan menyimak sangat penting dipelajari guna menunjang kemampuan berbahasa yang baik, dengan kemampuan berbahasa yang baik maka akan memperlancar komunikasi.

Pernyataan di atas sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan, dijelaskan bahwa dalam pelajaran bahasa Indonesia terdapat emapat aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Standar kompetensi menyimak yang harus dikuasai oleh siswa adalah:

“Memahami wacana lisan berbentuk perintah, penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun dan cerita rakyat”.

Memahami cerita wacana lisan tentang suatu peristiwa dan cerita pendek terdapat dalam standar kompetensi kelas lima sekolah dasar. Pentingnya keterampilan menyimak juga tetuang dalam peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum dalam pasal 6 yang menerangkan bahwa:


(18)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi”.

Kemampuan berkomunikasi yang dijelaskan dalam pasal 6 tersebut berkaitan dengan keterampilan menyimak siswa, karena siswa yang tidak terampil dalam menyimak maka akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Kedua peraturan pemerintah tersebut mengindikasikan bahwa siswa harus dapat menyimak secara intensif (memahami dan mengingat informasi yang disimak) dan menyimak ekstensif (menyimak percakapan dalam kehidupan sehari-hari). Menyimak intensif dan ekstensif ini terdapat dalam pembelajaran menyimak kelas lima.

Betapa pentingnya keterampilan menyimak sehingga pada tahun 1955 dalam “Review of Educational Research” keterampilan menyimak memperoleh wadah satu bab khusus sebagai keterampilan berbahasa. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rankin pada tahun 1926 melaporkan bahwa orang dewasa rata-rata 42% waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak, sementara dalam kajian Brieter didapatkan hasil bahwa orang rumahan menggunakan rata-rata 48% waktunya untuk menyimak, adapun kajian Barker menyebutkan hasil bahwa rata-rata mahasiswa menggunakan 53% waktunya untuk menyimak (Ibrahim, 2001: 20-21).

Masih dalam Ibrahim (2001: 24) terdapat beberapa kajian tentang menyimak, ada sebuah penelitian yang mencoba mengukur persentase menyimak materi oleh pelajar dari semua tingkat pendidikan di dalam ruangan kelas, hasilnya yaitu: menurut Walt pada siswa sekolah dasar tingkat persentase mendengarkan sebesar 58%, menurut Mark Charov pada siswa sekolah menengah tingkat persentase mendengarkan sebesar 46%, dan menurut Taylor tingkat persentase mendengarkan untuk mahasiswa sebesar 90%.

Pada tahun 1950 Miriam E. Wilt melaporkan bahwa jumlah waktu yang dipergunakan oleh siswa untuk menyimak di kelas sekolah dasar kira-kira 2 jam sehari. Dalam suatu penelitian terhadap para mahasiswa baru, sebanyak 27% mereka dapat mengenal unsur-unsur pokok kuliah sebelum pengajaran dimulai, sesudah dilakukan pengajaran sebanyak 50% dari para penyimak yang kurang baik menunjukan peningkatan yang menggembirakan. Dalam penelitian lain, Beery melaporkan bahwa terdapat korelasi antara kemampuan menyimak


(19)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan tingkat intelegensi anak, yaitu berkisar antara 27 sampai 56%. Telaah diatas menunjukan betapa pentinya keterampilan menyimak dalam keberhasilan proses pembelajaran (Tarigan, 2008: 12-13).

Dengan demikian, tampaklah jelas bahwa implikasi pengajaran menyimak sangat penting dalam pengembangan dan peningkatkan pembelajaran. Namun dalam pencapaian harapan tersebut, banyak hambatan atau kendala dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya. Seperti kenyataan yang dihadapi bahwasanya kemampuan siswa dalam menyimak, khususnya memahami isi cerita dan mengungkapkan kembali isi cerita sangat kurang.

Rendahnya kemampuan menyimak dialami oleh siswa kelas lima di SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung. Dalam observasi awal menurut guru kelas yang bersangkutan sebagian besar siswa kurang memiliki kemampuan yang memadai dalam keterampilan menyimak. Oleh karena itu, daya simak siswa kelas lima SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung perlu terus dibina dan ditingkatkan secara maksimal, sehingga dapat menunjang terhadap prestasi belajarnya. Pada dasarnya setiap siswa mempunyai potensi yang besar dalam hal keterampilan menyimak, akan tetapi pengaruh faktor internal (dalam diri siswa) dan eksternal (lingkungan) dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan menyimak siswa. Faktor dalam diri siswa berupa pikiran-pikiran yang mengganggu konsentrasi siswa sedangkan faktor lingkungan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah hanya mengoptimalkan otak kiri serta proses pembelajaran yang monoton sehingga siswa menjadi jenuh. Selain itu, proses pembelajaran yang terbaik untuk menyimak juga sering terabaikan dengan asumsi bahwa kemampuan menyimak merupakan kemampuan yang lahir secara alamiah. Kedua faktor tersebut berdampak pada tidak optimalnya potensi yang keluar dari dalam diri siswa.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu usaha untuk menentukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa serta memberikan kenyamanan bagi siswa dalam belajar. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah penggunaan metode Brain Gym. Brain Gym merupakan metode yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan seluruh dimensi otak kanan dan kiri yang dapat meningkatkan kemampuan belajar.


(20)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian penulis bermaksud untuk menganalisa masalah dan temuan yang terjadi sehingga termuat dalam sebuah judul penelitian “Pengaruh Metode Brain Gym dalam

Pembelajaran Menyimak Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah penelitian dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.

a. Kemampuan menyimak sangat penting dalam pengembangan dan peningkatkan pembelajaran. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran di sekolah pengajaran langsung bagaimana yang terbaik untuk menyimak sering terabaikan.

b. Sebagian besar siswa kurang memiliki kemampuan yang memadai dalam keterampilan menyimak.

c. Belum diterapkannya metode yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta dapat menstimulasi keseluruhan bagian otak dalam meningkatkan kemampuan menyimak.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti memandang perlu merumuskan masalah agar tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan karya ilmiah ini dapat lebih terarah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Metode Brain Gym dapat berpengaruh terhadap Kemampuan Menyimak Siswa kelas V di SDN Cisomang 2?”

Agar lebih fokus maka penelitian ini dibatasi pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

a. Bagaimanakah kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sebelum penerapan metode Brain Gym ?

b. Bagaimanakah kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sesudah penerapan metode Brain Gym ?

c. Bagaimanakah perbedaan kemampuan menyimak antara kelompok siswa kelas VB yang menerapkan metode Brain Gym dengan kelompok siswa kelas VA yang menerapkan metode konvensional ?


(21)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memperhatikan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbedaan sebagai berikut.

a. Mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sebelum penerapan metode Brain Gym dalam pembelajaran menyimak.

b. Mengetahui kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 sesudah penerapan metode Brain Gym dalam pembelajaran menyimak.

c. Mengetahui perbedaan kemampuan menyimak antara kelompok siswa yang menerapkan metode Brain Gym dengan kelompok siswa yang menerapkan metode konvensional.

D. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis

Bagi bidang keilmuan pendidikan sekolah dasar, dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas V melalui metode

Brain Gym.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru : dapat menambah referensi belajar mengajar mengenai pengaruh metode Brain Gym terhadap kemampuan menyimak siswa dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan program pembelajaran.

b. Bagi Peneliti : manfaat bagi peneliti sendiri yaitu, memberikan pengalaman dan sebagai bukti empiris tentang pengaruh metode Brain Gym terhadap kemampuan menyimak siswa kelas V SD dalam pembelajaran menyimak, yang nantinya dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang terkait.

E. Struktur Penulisan

Sistem dalam penulisan tesis ini terdiri dari lima bab sebagai berikut. Bab I berisikan pendahuluan dengan sub judul; latar belakang penulisan penelitian yg berjudulkan “Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2”,


(22)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur penulisan penelitian.

Bab II membahas kajian pustaka antara lain argumen dan opini peneliti mengenai metode Brain Gym dan keterampilan menyimak yang didukung oleh teori dasar dari para ahli. Subjudul pada bab ini yaitu; Konsep metode Brain Gym, Konsep keterampilan menyimak, Manfaat menyimak, Tahapan menyimak, Proses kognitif dalam kegiatan menyimak, Kemampuan menyimak siswa sekolah dasar, Penilaian keterampilan menyimak, Cerita anak, Manfaat cerita anak,

Bab III membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melalukan penelitian, yakni metode penelitian Eksperimen Kuasi. Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab V membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang di lakukan peneliti dan rekomendasi penelitian lebih lanjut.


(23)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian a. Lokasi

Penelitian diaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cisomang 2 Kabupaten Bandung. Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

b. Populasi

Populasi merupakan objek penelitian yang sangat penting, karena tanpa objek yang akan diteliti otomatis tidak akan mendapatkan data atau informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis, sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1998: 93) dapat diartikan sebagai sekelompok subjek, baik manusia maupun gejala, nilai tes, benda-benda, atau peristiwa. Sedangkan menurut Sudjana (2011: 6) bahwa populasi tidak terbatas luasnya, bahkan ada yang tak dapat dihitung jumlah dan besarannya sehingga tidak mungkin diteliti.

Berdasarkan pernyataan tersebut yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah kemampuan menyimak siswa kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 61 orang.

c. Sampel

Pengertian sampel menurut Surakhmad (1998: 93) adalah penarikan sebagian populasi untuk mewakili dari seluruh populasi Sujana (2011: 71) juga menjelaskan pengertian sampel adalah proses menarik sebagian subjek, gejala, atau objek yang ada pada populasi. Begitu juga menurut Arikunto (2010: 174 ) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Setiap penelitian selalu berhubungan dengan sejumlah objek yang akan diteliti baik berupa benda maupun manusia. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populas (Sugiyono, 2003: 90). Teknik yang digunakan peneliti dalam menentukan sampel penelitian adalah pursposive sampel, yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan kelas yang sudah ada.

Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa SD kelas VB SDN Cisomang 2 sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol adalah siswa kelas VA siswa SDN Cisomang 2 sebanyak 31.


(24)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk desain penelitian ini merupakan bentuk desain kuasi eksperimen

(non-equivalent control group design) dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Pertimbangan penggunaan desain ini karena dalam penelitian ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random, hal ini karena sulit menemukan kelas yang memiliki karakteristik yang sama persis. Menurut Sugiyono (2007: 114) desain ini memiliki kelompok kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Untuk memperoleh data pada kelompok tersebut diberikan pretest dan postest. Perbedaan antara kedua kelompok tersebut adalah perlakuan dalam proses pembelajaran, dimana kelompok eksperimen pembelajarannya menggunakan metode Brain Gym , sedangkan kelompok kontrol pembelajarannya dilakukan secara konvensional yakni melalui metode ceramah dan diskusi. Sehubungan dengan desain seperti di atas, Sugiyono (2007: 116) mengatakan bahwa pada jenis desain eksperimen ini terjadi pengelompokan subjek tidak secara acak, adanya pretest (O1 dan O3), dan ada postest (O2 dan O4). Kelas yang satu memperoleh perlakuan pembelajaran dengan metode Brain Gym (X1), sedangkan kelas yang satu lagi tidak memperoleh perlakuan melalui metode Brain Gym melainkan melalui pembelajaran konvensioanl (X2) yaitu dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Desain eksperimennya menurut Sugiono (2010: 116) adalah sebagai berikut.

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

E O1 X O2

K O3 O4

Keterangan:

E = Kelompok Eksperimen dengan perlakuan metode Brain

Gym

K = Kelompok Kontrol tanpa perlakuan metode Brain Gym O1 dan O2 = Tes awal dan tes akhir kemampuan menyimak pada

kelompok eksperimen


(25)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelompok kontrol

X = Pembelajaran menyimak melalui metode Brain Gym

C. Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2006: 3) adalah:

cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperiment merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

“sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik.

Tujuan penelitian quasi eksperimen ini adalah mendekati perkiraan untuk keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi seluruh variabel-variabel yang relevan. Peneliti harus secara jelas memahami kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu.

Justifikasi penggunaan metode quasi eksperimen ini sama dengan penelitian eksperimen sebenarnya, secara hati-hati menunjukkan masing-masing keterbatasan dalam validitas internal dan eksternal pada rancangan penelitiannya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan, kedua adalah identifikasi dan definisikan masalahnya, ketiga adalah rumuskan hipotesis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya.

D. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan dua variabel, berikut masing-masing definisi operasioanl variabel dalam penelitian ini:

1. Metode Brain Gym (variabel bebas = X)

Metode Brain Gym adalah serangkaian gerakan sederhana yang terdiri dari gerakan silang, gajah, mengisi energi, burung hantu, kuda-kuda, pompa betis, pasang telinga, air, kait relaks, dan saklar otak, dilakukan pada saat proses pembelajaran bertujuan untuk memudahkan kegiatan belajar, meningkatkan perhatian, daya ingat, konsentrasi, dan menghilangkan rasa jenuh.


(26)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Kemampuan Menyimak Cerita (variabel terikat = Y)

Kemampuan Menyimak adalah kemampuan siswa dalam proses kegiatan mendengarkan cerita pendek yang dibacakan oleh guru dengan penuh perhatian dan pemahaman. Pemahaman dalam arti siswa dapat menanggapi dan mengidentifikasi unsur-unsur cerita yang disimak, kemudian secara lisan dapat diceritakan kembali oleh siswa dengan runtut dan dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan wacana tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh atau efektivitas dari sebuah perlakuan yang diberikan, maka pengukuran ini harus menggunakan sebuah alat yang disebut dengan instrumen penelitian. Hal ini sejalan dengan ungkapan Arikunto (2010: 136), bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes. Dalam penelitian ini instrumen untuk mengetahui kemampuan menyimak anak adalah tes tulis dan tes lisan. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan dan sesudah perlakukan. Menurut Djiwandono (1996) terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan menyimak siswa, diantaranya sebagai berikut:

a. Merumuskan inti wacana, yaitu mendengarkan baik-baik wacana yang dilisankan kemudian menceritakan kembali secara singkat isi dari wacana tersebut.

b. Menjawab pertanyaan wacana, yaitu mendengarkan baik-baik wacana yang dilisankan kemudian menjawab pertanyaan tentang isi wacana tersebut secara tertulis.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes.

Tes yang digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan menyimak siswa. Sebagaimana Nugiyantoro (2010: 135) mengemukakan bahwa untuk tes kompetensi


(27)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan menyimak adalah kemampuan menangkap, memahami, dan menanggapi informasi yang disampaikan secara lisan. Tes ini mencakup tes awal (pre-test) yang dilakukan sebelum penerapan metode Brain Gym dan tes akhir (pos-test) yang dilakukan sesudah penerapan metode Brain Gym. Adapun tes yang diberikan berbentuk:

a. Tes tulis:

Tes ini berupa tes memahami isi cerita pendek, cerita pendek tersebut dibacakan oleh guru sebanyak satu kali. Setelah cerita dibacakan, kemudian siswa diberi soal berbentuk uraian yang berkaitan dengan isi cerita.

b. Tes lisan:

Tes ini berupa tes menceritakan kembali isi cerita pendek, cerita tersebut dibacakan oleh guru sebanyak satu kali. Setelah cerita dibacakan, kemudian ditugaskan untuk menceritakan kembali isi cerita tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Untuk tes lisan penilaian dilakukan terhadap kemampuan siswa meyampaikan kembali secara lisan isi cerita yang sudah didengarnya. Aspek yag dinilainya menurut Nugiyantoro (2010: 25 )

a. Kelengkapan informasi yang disampaikan. b. Hubungan antar informasi.

c. Ketepatan struktur kalimat dan kosa kata. d. Kelancaran.

e. Kewajaran urutan wacana dan gaya pengucapan.

Bentuk penilaiannya adalah dengan memberi skor antara satu sampai dengan lima. Ini merupakan modivikasi dari teknik yang dikembangkan oleh Jakobovitas dan Gorden (Valette, 1977 dalam Nugiyantoro, 2010)

TES KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA SECARA LISAN MELALUI METODE BRAIN GYM

Nama Siswa :


(28)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hari/Tanggal :

Waktu :

No Aspek yang dinilai

Bobot Nilai Skor

Siswa

1 2 3 4 5

1 Menceritakan kembali isi cerita dengan tenang dan lancar

a. Siswa diberi skor 5 jika menceritakan isi cerita sangat lancar, jelas dan tenang.

b. Siswa diberi skor 4 jika menceritakan isi cerita dengan lancar, jelas dan tenang.

c. Siswa diberi skor 3 jika menceritakan isi cerita cukup lancar dan sedikit tergesa-gesa. d. Siswa diberi skor 2 jika menceritakan isi cerita kurang lancar, dan tergesa-gesa. e. Siswa diberi skor 1 jika

menceritakan isi cerita tersendat-sendat.

2 Menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar.

a. Siswa diberi skor 5 jika menjawab 5 pertanyaan dengan benar dan cepat.

b. Siswa diberi skor 4 jika menjawab 4 pertanyaan dengan benar dan cepat.


(29)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Siswa diberi skor 3 jika

menjawab pertanyaan dengan benar dan kurang cepat.

d. Siswa dapat menjawab 2 pertanyaan dengan benar tetapi tidak cepat.

e. Siswa hanya dapat menjawab 1 pertanyaan dengan waktu yang lama.

3 Menceritakan kembali isi cerita

secara runtut dengan

menggunakan bahasa sendiri. a. Siswa diberi skor 5 jika

menceritakan isi cerita sangat runtut dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. b. Siswa diberi skor 4 jika

menceritakan isi cerita dengan runtut dengan bahasa yang mudah dipahami.

c. Siswa diberi skor 3 jika menceritakan isi cerita cukup runtut dengan menggunakan bahasa yang cukup dipahami. d. Siswa diberi skor 2 jika

menceritakan isi cerita kurang runtut dengan menggunakan bahasa yang kurang dipahami. e. Siswa diberi skor 1 jika

menceritakan isi cerita secara

tidak runtut dengan

menggunakan bahasa yang


(30)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sulit dipahami.

4 Kejelasan artikulasi dan pemilihan kalimat yang benar dalam

menceritakan isi cerita.

a. Siswa diberi skor 5 jika menggunakan artikulasi yang sangat jelas sehingga mudah dipahami dan menggunakan kalimat yang sesuai dengan cerita aslinya

b. Siswa diberi skor 4 jika menggunakan artikulasi yang cukup jelas sehingga dapat dipahami dan menggunakan kalimat yang sesuai dengan cerita aslinya.

c. Siswa diberi skor 3 jika menggunakan artikulasi yang terkadang kurang jelas dan menggunakan kalimat yang hampir sesuai dengan cerita aslinya.

d. Siswa diberi skor 2 jika menggunakan artikulasi yang kurang jelas dan menggunakan kalimat yang kurang sesuai dengan cerita aslinya.

e. Siswa diberi skor 1 jika menggunakan artikulasi yang tidak jelas dan menggunakan kalimat yang tidak sesuai dengan cerita aslinya.


(31)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 Ketepatan dalam menggunakan

intonasi dan nada dalam menceritakan isi cerita.

a. Siswa diberi skor 5 jika menggunakan intonasi dan nada (tinggi, rendah, cepat, lambat) sangat baik sehingga jelas perbedaan antara kalimat tanya, perintah, pernyataan. b. Siswa diberi skor 4 jika

menggunakan intonasi dan nada (tinggi, rendah, cepat, lambat) baik sehingga jelas perbedaan antara kalimat tanya, perintah, pernyataan. c. Siswa diberi skor 3 jika

menggunakan intonasi dan nada (tinggi, rendah, cepat, lambat) sedikit datar dan perbedaan antara kalimat tanya, perintah, pernyataan cukup jelas.

d. Siswa diberi skor 2 jika menggunakan intonasi dan nada (tinggi, rendah cepat, lambat) yang datar sehinga perbedaan kalimat tanya, perintah, pernyataan kurang jelas.

e. Siswa diberi skor 1 jika menggunakan intonasi dan nada (tinggi, rendah, cepat,


(32)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lambat) yang sangat datar

(tanpa ada intonasi dan nada) sehingga tidak terlihat perbedaan kalimat tanya, perintah, pernyataan kurang jelas.

6 Menggambarkan situasi yang terjadi dalam isi cerita.

a. Siswa diberi skor 5 jika dapat menggambarkan situasi yang sangat sesuai dengan isi cerita sehingga tampak jelas perbedaan antara suasana sedih, senang dan lain-lain. b. Siswa diberi skor 4 jika dapat

menggambarkan situasi yang sesuai dengan isi cerita sehingga tampak jelas perbedaan antara suasana sedih, senang dan lain-lain. c. Siswa diberi skor 3 jika

menggambarkan situasi yang cukup sesuai dengan isi ceritakan tetapi sedikit lebih kaku.

d. Siswa diberi skor 2 jika menggambarkan situasi yang kurang sesuai dengan isi cerita dan siswa lebih banyak diam. e. Siswa diberi skor 1 jika


(33)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sangat tidak sesuai sehingga

terlihat tidak serius.

7 Ketepatan dalam

mengekspresikan wajah yang sesuai dengan isi cerita.

a. Siswa diberi skor 5 jika menggunakan ekspresi wajah yang sangat baik (marah, sedih, lembut, menakutkan, dan lain-lain) sesuai dengan penokohan dalam cerita sehingga akan lebih menarik. b. Siswa diberi skor 4 jika

menggunakan ekspresi wajah yang baik (marah, sedih, lembut, menakutkan, dan lain-lain) sesuai dengan penokohan dalam cerita sehingga akan lebih menarik.

c. Siswa diberi skor 3 jika menggunakan ekspresi wajah yang cukup baik (marah, sedih, lembut, menakutkan, dan lain-lain) sesuai dengan penokohan dalam cerita meskipun sedikit kaku.

d. Siswa diberi skor 2 jika menggunakan ekspresi wajah yang kurang baik (marah, sedih, lembut, menakutkan, dan lain-lain) kurang sesuai dengan penokohan dalam


(34)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu cerita dan sangat kaku

sehingga terlihat kurang menarik.

e. Siswa diberi skor 1 jika menggunakan ekspresi wajah yang tidak baik (marah, sedih, lembut, menakutkan, dan lain-lain) tidak sesuai dengan penokohan dalam cerita sehingga terlihat sangat tidak menarik.

8 Menggunakan gerakan –gerakan yang tepat dalam menggambarkan tokoh cerita.

a. Siswa diberi skor 5 jika menggunakan gerakan-gerakan tubuh yang sangat baik dalam menggambarkan tokoh dalam cerita sehingga lebih menarik b. Siswa diberi skor 4 jika

menggunakan gerakan-gerakan tubuh yang baik dalam menggambarkan tokoh dalam cerita sehingga lebih menarik. c. Siswa diberi skor 3 jika

menggunakan gerakan-gerakan tubuh yang cukup baik dalam menggambarkan tokoh dalam cerita sehingga cukup menarik. d. Siswa diberi skor 2 jika menggunakan gerakan-gerakan


(35)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tubuh yang kurang baik dalam

menggambarkan tokoh dalam cerita sehingga menjadi kurang menarik.

e. Siswa diberi skor 1 jika menggunakan gerakan-gerakan tubuh yang tidak baik dalam menggambarkan tokoh dalam cerita sehingga menjadi tidak menarik.

(Sumber: Kusumawati, 2011) Keterangan:

1 : Tidak Baik 2 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik

5 : Sangat Baik

G. Analisis Data

Pengolahan dan analisis data secara garis besar dilakukan dengan menggunakan bantuan uji statitik. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menyimak cerita pendek anak secara lisan (menceritakan kembali isi cerita) dan tes tulisan (memahami isi cerita), hasilnya diolah melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban yang telah ditentukan.

b. Menentukan peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor dengan rumus:

Spost - Spre

g =


(36)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

Spost = skor post-test Spre = skor pre-test Smaks = skor maksimum c. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data atau nilai, pat diolah sehingga data penelitian dengan menggunakan teknik statistik parametrik jika data tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas dapat menggunakan rumus:

∑ (O – E)2

x2 = E Keterangan:

x2 = Chi-Square

O = Frekuensi hasil pengamatan E = Frekuensi yang diharapkan

Pada penelitian ini uji normalitas data skor tes menyimak menggunakan SPSS versi 18 (statistik Kolmogrov Smirnov Z)

d. Uji homogenitas dengan menggunakan uji variansi dua peubah bebas dengan rumus:

S2besar F =

S2kecil Kriteria:

Pada taraf signifikansi alpha, variansi sampel dikatakan homogen jika: Fmaks ‹ Ftab, dengan Ftabel = (1-α) Fk;n

Pada penelitian ini uji homogenitas data skor tes menyimak menggunakan SPSS versi 18 (Levene’s Test)

e. Uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua rerata, setelah data diuji ternyata berdistribusi normal dan homogen dengan menggunakan uji-t. Pada


(37)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini uji normalitas data skor tes menyimak menggunakan SPSS versi 18 (Compare Mean Independent Samples)


(38)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh metode Brain Gym terhadap kemampuan menyimak siswa kelas V, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi awal tingkat kemampuan menyimak siswa dalam aspek memahami isi cerita kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretest berada pada kategori lemah dengan nilai rata-rata 5,98 setara dengan 29,87% untuk kelompok eksperimen dan 4,98 setara dengan 24,87% untuk kelompok kontrol. Begitu juga dengan kemampuan menyimak siswa dalam aspek menceritakan kembali isi cerita kelompok eksperimen setara dengan kelompok kontrol pada saat pretest berada pada kategori lemah dengan nilai rata-rata adalah 14,45 setara dengan 36,13% untuk kelompok eksperimen dan 14,05 setara dengan 35,13% untuk kelompok kontrol.

2. Kondisi akhir tingkat kemampuan menyimak siswa dalam aspek menceritakan kembali isi certa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat postest mengalami peningkatan yaitu berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 10,2 setara dengan 51% untuk kelompok eksperimen dan 8,2 setara dengan 41% untuk kelompok kontrol. Meskipun hasil postest kemampuan memahami isi cerita pada kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen yaitu dalam kategori cukup, akan tetapi kategori cukup pada kelompok kontrol mendekati lemah dengan nilai 41% mendekati 40%.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak siswa kelompok eksperimen yang diberi treatment metode Brain Gym dengan kemampuan menyimak siswa kelompok kontrol yang diberi treatment metode konvensional. Ini terlihat pada nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol, yaitu nilai rata-rata aspek kemampuan memahami isi cerita kelompok eksperimen 11,20 dan kelompok kontrol 8,13 dan nilai rata-rata aspek kemampuan menceritakan kembali isi cerita kelompok eksperimen 19,70 dan kelompok kontrol 15,75. Hal ini menunjukkan penerapan metode Brain Gym berpengaruh terhadap kemampuan menyimak siswa meskipun alokasi waktu penerapannya hanya tiga hari.


(39)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Penggunaan musik sebagai pengiring dalam melakukan gerakan –gerakan Brain Gym dapat menambah gairah siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan sekolah dasar khususnya di SDN Cisomang 2. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan:

1. Saran bagi guru

a. Menjadikan metode Brain Gym sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

b. Guru diharapkan memahami kemampuan menyimak yang dimiliki siswa, mengingat penting untuk dikembangkan sejak dini.

c. Dalam menerapkan metode Brain Gym guru diharapkan dapat mengatur alokasi waktu sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan hal ini untuk bahan pembanding sehingga akan lebih terlihat pengaruh penerapan metode Brain Gym dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

b. Peniliti selanjutnya dapat mempertimbangkan alokasi waktu lebih lama, lebih luas dan lebih mendalam seperti tingkat IQ, jenis kelamin dan riwayat trauma psikis maupun fisik pada area kepala terhadap penerapan metode Brain Gym dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

c. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode Brain Gym yang lebih baik lagi dengan memvariasikan gerakan serta penggunaan media yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.


(40)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Dennison, P.E., dan Dennison, G.E. (2008). BrainGym. Jakarta: PT Grasindo Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Festi, P. (2010). Pengaruh Brain Gym terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia di Karang

Werdha Peneleh Surabaya. (Online). Tersedia:

http://www.fik.umsurabaya.ac.id/jurnal/pengaruh-brain-gym terhadap-peningkatan-fungsi%20kognitif-lansia-dikarang-werdha-peneleh-surabaya.pdf Ibrahim, M. (2011). Terampil Mendengarkan. Jakarta: Zaman

Iskandarwassis, dkk. (Tanpa Tahun). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya Jensen, E. (2008). Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jensen, E. (2010). Guru Super dan Super Teaching. Jakarta: PT Indeks

Miller, P. (2008). Music Theory Pedagogy: Melding Dalcroze Eurhythmics With Brain Gym. Disertasi pada University of Missouri.

Musfiroh, T (2003). Bercerita untuk anak usia dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikti.

Mustakhim, M.N. (2005). Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan anak TK. Departemen Pendidikan Naisonal Dirjen Dikti

Nababan, Sri Utari Subiyakto.(1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Nugiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE

Nugroho, Y. (2009). Efek Brain Gym dalam Meningkatkan Perhatian Attention Deficit

Disorder (ADD). Psikohumanika, Vol. II, No. 2, Februari 2009-ISSN 1979-0341

Prihastuti. (2009). Pengaruh BrainGym terhadap Peningkatan Kecakapan Berhitung Siswa

Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan.Th. XXVIII No. 1

Rachmawati, Y. (2005). Musik sebagai Pembentuk Budi Pekerti. Bandung: Panduan Rahmat, J. (2005). Belajar Cerdas: Belajar Berbasis Otak. Bandung: MLC Pemb

Resmini, N. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra


(41)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rosdiana, Y. (2009). Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Santrock, J. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sudjana, N. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. (2011). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Sinar Baru Algensindo

Stephen, R.C. (1997). The Habits of Highly Effective People. Jakarta: Binapura Aksara. Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Tekhnik. Bandung:

Tarsito

Suantri, M. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana Sugiyono (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. Supardjiman, K. (2007). Brain Gym. (Online). Tersedia: http://www.wordpress.com ( 1

Maret 2012).

Tarigan, H.G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.


(1)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Spost = skor post-test

Spre = skor pre-test

Smaks = skor maksimum

c. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data atau nilai, pat diolah sehingga data penelitian dengan menggunakan teknik statistik parametrik jika data tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas dapat menggunakan rumus:

∑ (O – E)2

x2 = E Keterangan:

x2 = Chi-Square

O = Frekuensi hasil pengamatan E = Frekuensi yang diharapkan

Pada penelitian ini uji normalitas data skor tes menyimak menggunakan SPSS versi 18 (statistik Kolmogrov Smirnov Z)

d. Uji homogenitas dengan menggunakan uji variansi dua peubah bebas dengan

rumus:

S2besar

F =

S2kecil

Kriteria:

Pada taraf signifikansi alpha, variansi sampel dikatakan homogen jika: Fmaks ‹ Ftab, dengan Ftabel = (1-α) Fk;n

Pada penelitian ini uji homogenitas data skor tes menyimak menggunakan SPSS versi 18 (Levene’s Test)

e. Uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua rerata, setelah data diuji


(2)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini uji normalitas data skor tes menyimak menggunakan SPSS versi 18 (Compare Mean Independent Samples)


(3)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh metode Brain Gym terhadap kemampuan menyimak siswa kelas V, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi awal tingkat kemampuan menyimak siswa dalam aspek memahami isi cerita

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretest berada pada kategori lemah dengan nilai rata-rata 5,98 setara dengan 29,87% untuk kelompok eksperimen dan 4,98 setara dengan 24,87% untuk kelompok kontrol. Begitu juga dengan kemampuan menyimak siswa dalam aspek menceritakan kembali isi cerita kelompok eksperimen setara dengan kelompok kontrol pada saat pretest berada pada kategori lemah dengan nilai rata-rata adalah 14,45 setara dengan 36,13% untuk kelompok eksperimen dan 14,05 setara dengan 35,13% untuk kelompok kontrol.

2. Kondisi akhir tingkat kemampuan menyimak siswa dalam aspek menceritakan

kembali isi certa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat postest mengalami peningkatan yaitu berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 10,2 setara dengan 51% untuk kelompok eksperimen dan 8,2 setara dengan 41% untuk kelompok kontrol. Meskipun hasil postest kemampuan memahami isi cerita pada kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen yaitu dalam kategori cukup, akan tetapi kategori cukup pada kelompok kontrol mendekati lemah dengan nilai 41% mendekati 40%.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak siswa kelompok

eksperimen yang diberi treatment metode Brain Gym dengan kemampuan menyimak siswa kelompok kontrol yang diberi treatment metode konvensional. Ini terlihat pada nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol, yaitu nilai rata-rata aspek kemampuan memahami isi cerita kelompok eksperimen 11,20 dan kelompok kontrol 8,13 dan nilai rata-rata aspek kemampuan menceritakan kembali isi cerita kelompok eksperimen 19,70 dan kelompok kontrol 15,75. Hal ini menunjukkan penerapan metode Brain Gym berpengaruh terhadap kemampuan menyimak siswa meskipun alokasi waktu penerapannya hanya tiga hari.


(4)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Penggunaan musik sebagai pengiring dalam melakukan gerakan –gerakan Brain Gym

dapat menambah gairah siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan sekolah dasar khususnya di SDN Cisomang 2. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan:

1. Saran bagi guru

a. Menjadikan metode Brain Gym sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

b. Guru diharapkan memahami kemampuan menyimak yang dimiliki siswa,

mengingat penting untuk dikembangkan sejak dini.

c. Dalam menerapkan metode Brain Gym guru diharapkan dapat mengatur alokasi

waktu sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan hal ini untuk bahan

pembanding sehingga akan lebih terlihat pengaruh penerapan metode Brain Gym dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

b. Peniliti selanjutnya dapat mempertimbangkan alokasi waktu lebih lama, lebih luas

dan lebih mendalam seperti tingkat IQ, jenis kelamin dan riwayat trauma psikis maupun fisik pada area kepala terhadap penerapan metode Brain Gym dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa.

c. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode Brain Gym yang lebih baik lagi

dengan memvariasikan gerakan serta penggunaan media yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.


(5)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Dennison, P.E., dan Dennison, G.E. (2008). BrainGym. Jakarta: PT Grasindo Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Festi, P. (2010). Pengaruh Brain Gym terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia di Karang

Werdha Peneleh Surabaya. (Online). Tersedia:

http://www.fik.umsurabaya.ac.id/jurnal/pengaruh-brain-gym

terhadap-peningkatan-fungsi%20kognitif-lansia-dikarang-werdha-peneleh-surabaya.pdf Ibrahim, M. (2011). Terampil Mendengarkan. Jakarta: Zaman

Iskandarwassis, dkk. (Tanpa Tahun). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya Jensen, E. (2008). Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Jensen, E. (2010). Guru Super dan Super Teaching. Jakarta: PT Indeks

Miller, P. (2008). Music Theory Pedagogy: Melding Dalcroze Eurhythmics With Brain Gym. Disertasi pada University of Missouri.

Musfiroh, T (2003). Bercerita untuk anak usia dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Dikti.

Mustakhim, M.N. (2005). Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan anak TK. Departemen Pendidikan Naisonal Dirjen Dikti

Nababan, Sri Utari Subiyakto.(1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia Nugiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE

Nugroho, Y. (2009). Efek Brain Gym dalam Meningkatkan Perhatian Attention Deficit

Disorder (ADD). Psikohumanika, Vol. II, No. 2, Februari 2009-ISSN 1979-0341

Prihastuti. (2009). Pengaruh BrainGym terhadap Peningkatan Kecakapan Berhitung Siswa

Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan.Th. XXVIII No. 1

Rachmawati, Y. (2005). Musik sebagai Pembentuk Budi Pekerti. Bandung: Panduan Rahmat, J. (2005). Belajar Cerdas: Belajar Berbasis Otak. Bandung: MLC Pemb

Resmini, N. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra


(6)

Susilowati, 2013

Pengaruh Metode Brain Gym Terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Cisomang 2 Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rosdiana, Y. (2009). Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Santrock, J. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sudjana, N. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. (2011). Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Sinar Baru Algensindo

Stephen, R.C. (1997). The Habits of Highly Effective People. Jakarta: Binapura Aksara. Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Tekhnik. Bandung:

Tarsito

Suantri, M. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana Sugiyono (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Supardjiman, K. (2007). Brain Gym. (Online). Tersedia: http://www.wordpress.com ( 1

Maret 2012).

Tarigan, H.G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.