PERENCANAAN KAMPUNG WISATA DAGO POJOK SEBAGAI WISATA KREATIF BERBASIS KOMUNITAS LOKAL DI KOTA BANDUNG.

(1)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTARISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Pariwisata dan Kreativitas ... 10

B. Pariwisata Kreatif ... 16

C. Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Wisata ... 19

D. Pariwisata Berbasis Komunitas Lokal ... 23

E. Kerangka Pemikiran ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi dan Populasi Penelitian ... 28

B. Desain dan Waktu Penelitian... 30

C. Metode Penelitian ... 34

D. Definisi Operasional ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36


(2)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Gambaran Umum Objek Penelitian... 40

2. Kependudukan ... 42

3. Prasarana Pendukung... 45

4. Hasil Kuesioner ... 46

B. Pembahasan dan Analisis Data ... 51

1. Potensi Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Kawasan Wisata Kreatif ... 51

2. Kendala yang Dihadapi dalam Proses Pengoperasian Kampung Wisata Dago Pojok ... 65

3. Peran Komunitas Lokal dalam Kegiatan Operasional Kampung Wisata Dago Pojok ... 69

4. Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok sebagai Wisata Kreatif .. 73

a. Zonasi dan Peletakan Fasilitas ... 73

b. Bentuk Perencanaan Kampung Wisata ... 82

c. Penentuan Aktivitas yang Dapat Berkembang ... 90

d. Paket Wisata Tour Kampung Wisata Dago Pojok ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Rekomendasi ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN ... 99


(3)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel Hal

1.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011 ... 2

1.2 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung ... 4

2.1 Bentuk Dasar Pariwisata Kreatif ... 19

2.2 Mata Rantai Pembangunan Komunitas ... 25

3.1 Desain dan Waktu Penelitian ... 33

4.1 Batas Wilayah Kelurahan Dago ... 40

4.2 Batas Wilayah Dago Pojok ... 41

4.3 Penggunaan Areal Tanah ... 42

4.4 Jumlah RT/RW ... 42

4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur ... 43

4.6 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

4.7 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44

4.8 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok ... 44

4.9 Penduduk Berdasarkan Agama ... 44

4.10 Prasarana Pendidikan Kelurahan Dago ... 45

4.11 Prasarana Kesehatan Kelurahan Dago ... 45

4.12 Persentase Tempat Tinggal Pengelola ... 46

4.13 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

4.14 Persentase Berdasarkan Kelompok Umur ... 48

4.15 Persentase Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49

4.16 Persentase Berdasarkan Status Marital ... 50

4.17 Pokjawis Dago Pojok ... 56

4.18 Potensi Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif ... 63

4.19 Rata-rata Tingkat Respon Masyarakat ... 70

4.20 Rata-rata Peran Serta Masyarakat ... 71


(4)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.23 Aktivitas dan Peletakan Fasilitas ... 81 4.24 Paket Tour di Kampung Wisata Dago Pojok ... 92


(5)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Gambar Hal

3.1 Peta Lokasi Jalan Dago Pojok ... 28

4.1 Peta Kondisi Kelurahan Dago ... 41

4.2 Persentase Tempat Tinggal Pengelola ... 46

4.3 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

4.4 Persentase Berdasarkan Kelompok Umur ... 48

4.5 Persentase Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49

4.6 Persentase Berdasarkan Status Marital ... 50

4.7 Berbagai Jajanan Kampung ... 53

4.8 Degungan ... 55

4.9 Kegiatan Mural Painting ... 75

4.10 Kesenian Karinding dan Degung ... 76

4.11 Kegiatan ‘Festival Kaulinan Barudak 2012’ ... 77

4.12 Peta Zonasi Kampung Wisata Dago Pojok ... 79

4.13 Lokasi dan Bentuk Pasar Komersil ... 84

4.14 Musholla, Toilet, dan Kamar Mandi ... 84

4.15 Lapangan Terbuka ... 85

4.16 Pintu Masuk Kampung Wisata ... 86

4.17 Homestay ... 87

4.18 Jaringan Jalan ... 88

4.19 Tempat Parkir ... 89


(6)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Lampiran Hal

Kuesioner ... 100

Surat Keputusan Ujian Sidang ... 102

Surat Keterangan Perbaikan Skripsi ... 105

Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi ... 108

Surat Penelitian ... 110

Surat Izin Penelitian dari Kesbanglinmas ... 111


(7)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitianzb

Pariwisata telah bergerak sangat cepat dan telah menjadi stimulus pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata adalah bidang ilmu pengetahuan yang memiliki banyak keterkaitan dengan disiplin ilmu lainnya. Besarnya disiplin ilmu lain dalam pengembangan pariwisata telah menyebabkan ilmu pariwisata menjadi semakin berkembang. Ilmu pariwisata kemudian berkembang tidak hanya sekedar sebagai sebuah ilmu yang belajar meracik masakan, menyediakan jasa akomodasi, dan mengatur perjalanan saja, namun ia kemudian melengkapi dirinya dengan berbagai bidang keilmuan lainnya seperti ilmu ekonomi, sosial, lingkungan, sejarah, dan bahkan ilmu geografi.

Menurut Oka A. Yoeti (2008 : 14), “Hampir selama dua dekade terakhir pariwisata menunjukkan kinerja yang mantap dan stabil sebagai penghasil devisa negara dan bila dikembangkan dengan baik diharapkan dapat membantu sebagai katalisator pembangunan (agent of development) di Indonesia.” Selanjutnya, Oka A. Yoeti masih dalam buku Ekonomi Pariwisata (2008 : 14) juga menjelaskan bahwa pariwisata dapat mempercepat pemerataan pendapatan, meningkatkan kesempatan kerja, penerimaan pajak, meningkatkan pendapatan nasional, meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan, memperluas pasar produk dalam negeri, sekaligus dapat memperkuat posisi neraca pembayaran.


(8)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kegiatan kepariwisataan sendiri tidak terlepas dari suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan banyak pihak, diantaranya adalah pihak penyelenggara kegiatan pariwisata dan wisatawan itu sendiri. Pendit (2003 : 23) dalam Rekomendasi PATA (Pacific Area Travel Association) yang didasarkan atas batasan League of Nation tahun 1936 dan yang telah diberi amandemen oleh Komisi Teknik IUOTO (International Union of Official Travel Organization)

menjabarkan definisi wisatawan, sebagai berikut : “Istilah wisatawan pada prinsipnya haruslah diartikan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negara yang bukan merupakan negara dimana biasanya ia tinggali. Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia sendiri setiap tahunnya mengalami kenaikan dari periode tahun 2007-2011.

Tabel 1.1

Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2007-2011

Tahun Wisatawan Mancanegara Rata-Rata Lama Tinggal

(hari)

Rata-Rata Pengeluaran Per Orang (USD)

Penerimaan Devisa

Jumlah Pertumbuhan (%)

Per Hari Per Kunjungan Jumlah (juta USD) Pertumbuhan (%)

2007 5,505,759 13.02 9.02 107.70 970.98 5,345.98 20.19 2008 6,234,497 13.24 8.58 137.38 1,178.54 7,347.60 37.44 2009 6,323,730 1.43 7.69 129.57 995.93 6,297.99 -14.29 2010 7,003,944 10.74 8.04 135.01 1,085.75 7,603.45 20.73 2011 7,649,731 9.24 7.84 142.69 1,118.26 8,554.39 12.51

Sumber : www.budpar.go.id

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat statistik jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari tahun 2007-2011 terus mengalami kenaikan. Hal ini menjadi harapan yang besar akan terus meningkat pula devisa negara Indonesia pada tahun-tahun mendatang.


(9)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Indonesia secara geografis maupun demografis sesungguhnya memiliki potensi yang sangat luar biasa sebagai daya tarik bagi pariwisata internasional, mengingat kekayaan alam, seni dan budayanya sangat kental dan memiliki ciri khas yang unik. Namun, potensi tersebut sudah seharusnya diimbangi dengan perbaikan fasilitas dan pra sarana, sumber daya manusia dan sikap mental dalam menyambut atau menerima para wisatawan yang datang. Strategi perencanaan dan pengembangan yang matang dirasa sangat diperlukan bagi proses kepariwisataan Indonesia selanjutnya.

Menurut Suparwoko (2010 : 5) dalam jurnal „Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata‟, menyatakan bahwa :

“Ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik. Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada

something to see, something to do, dan something to buy. Something to see

terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, sementara something to buy

terkait dengan souvenir khas yang dibeli di daerah wisata sebagai memorabilia pribadi wisatawan. Dalam tiga komponen tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan produk-produk inovatif khas daerah.”

Jawa Barat merupakan salah satu dari 33 provinsi di Indonesia yang memiliki potensi kepariwisataan yang beragam. Mulai dari wisata alam, wisata seni dan budaya, wisata minat khusus, dan wisata industri. Jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bandung baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara periode 2005-2011 mengalami fluktuasi, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut :


(10)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Tabel 1.2

Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung

Tahun Wisatawan Nusantara Prosentase Peningkatan Wisnus Wisatawan Mancanegara Prosentase Peningkatan Wisman Total

2005 1,837,500 5.00 % 91,350 5.00 % 1.928,850

2006 1,925,000 4.76 % 94,600 4.00 % 2,019,600

2007 2,420,105 11.60 % 137,268 14.40 % 2,557,373 2008 2,662,115 10.00 % 150,995 10.00 % 2,813,110 2009 7,515,255 64.60 % 185,076 18.40 % 7,700,331 2010 4,951,439 -21.11 % 228,449 22.05 % 5,179,888

2011 6,487,239 31.02% 225,585 -1.25% 6,712,824

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2012

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bandung baik wisatawan lokal maupun mancanegara terus mengalami kenaikan dari tahun 2005-2009, sedangkan dari tahun 2009 sampai 2010 kunjungan wisatawan ke Bandung mengalami penurunan namun meningkat lagi pada tahun 2011.

Hermatoro dalam Creative-Based Tourism (2011:119) menyatakan bahwa perhatian terhadap kreativitas saat ini menjadi semakin terasa menarik. Kreativitas dianggap mampu mendorong peluang usaha bagi usaha kecil melalui pengembangan cenderamata, festival rakyat, dan sebagainya. Di samping beberapa hal tersebut di atas, pengembangan pariwisata kreatif juga diyakini dapat memberikan berbagai keuntungan, yaitu sebagai sumber baru untuk aktivitas pariwisata, mendorong tumbuhnya atmosfer pembangunan berkelanjutan, alat untuk pengembangan bisnis terutama produsen kerajinan dan usaha kecil menengah, kesempatan lebih luas bagi masyarakat lokal untuk mengembangkan kreativitasnya, dan merupakan sumberdaya yang selalu terbarukan, termasuk laboratorium dialog internasional antar bangsa.


(11)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Inspirasi untuk strategi pengembangan pariwisata kreatif dapat ditemukan dalam gagasan umum bahwa kreativitas dapat memberikan manfaat lebih luas dari sebuah strategi budaya saja. Budaya, dipandang lebih relatif statis dan umumnya berorientasi di masa lalu. Fokus dari banyak strategi pengembangan pariwisata kini telah termodifikasi antara kekayaan budaya dengan kreativitas.

Sedangkan menurut Richards dalam bukunya ‘Tourism, Creativity, and

Development’ (2007 : 6):

Kreativitas tidak hanya berhubungan dengan seni, budaya dan ilmu pengetahuan, tetapi dengan segala bentuk aktivitas manusia, dimana 'inovasi' adalah pengenalan kreasi baru atau membawa arti penciptaan baru ke khalayak umum oleh masyarakat. Hal ini bisa terjadi melalui

productization dari makna kreatif, yaitu dengan produksi produk kreatif. Kreativitas muncul dalam kondisi yang tepat dan di lingkungan operasi yang tepat. Inovasi dengan demikian merupakan konsolidasi dari proses dalam arti kreatif yang dikombinasikan dengan perubahan sosial perilaku.”

Dalam pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata yang dijelaskan Yozcu dan İçöz dalam jurnalnya yang berjudul „A Model Proposal on the Use of Creative Tourism Experiences in Congress Tourism and the Congress Marketing Mix’ (2010):

“Kreativitas akan merangsang daerah tujuan wisata untuk menciptakan produk-produk inovatif yang akan memberi nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari sisi wisatawan, mereka akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata yang memiliki produk khas untuk kemudian dibawa pulang sebagai souvenir. Di sisi lain, produk-produk kreatif tersebut secara tidak langsung akan melibatkan individual dan pengusaha enterprise bersentuhan dengan sektor budaya. Persentuhan tersebut akan membawa dampak positif pada upaya pelestarian budaya dan sekaligus peningkatan ekonomi serta estetika lokasi wisata.”

Kegiatan pariwisata sendiri telah bergerak sangat pesat dan menjadi nilai unggul dalam penghasil devisa di Kota Bandung. Bandung sendiri terkenal


(12)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sebagai kota yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi, hal ini bisa dilihat dari banyaknya objek wisata di Bandung yang mengaplikasikan nilai seni dan budaya dalam pengembangannya, misalnya saja Kampung Adat Mahmud, Taman Budaya Dago, Kampung Adat Cirendeu, dan sebagainya.

Salah satu objek potensi dalam pengembangan wisata kreatif adalah Kampung Wisata Dago Pojok. Kampung Wisata Dago Pojok resmi dibuka pada tanggal 28 Oktober 2011. Kampung Wisata Dago Pojok memiliki konsep berupa wisata, edukasi, dan industri dengan tujuan untuk mengangkat potensi daerah perkampungan sebagai pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Rencana jangka pendek pengembangan Kampung Wisata Dago Pojok adalah untuk mencari program sponsor untuk pembangunan lebih lanjut. Sedangkan rencana jangka panjang pengembangan kampung wisata ini adalah perwujudan Kampung wisata yang terintegrasi agar mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Diharapkan kedepannya, kampung wisata ini akan memberikan kontribusi yang berguna baik bagi masyarakat sekitar maupun pemerintah daerah, khususnya pemerintah Kota Bandung.

Di kampung wisata ini, para wisatawan bisa belajar tari dan melukis. Serta menyaksikan acara kesenian seperti musik karinding, calung, seni reog, dan pencak silat. Selain itu, warga juga menyajikan beragam kuliner khas. Hal lain yang membuat kampung wisata ini terasa berbeda dengan kampung wisata lainnya, yaitu adanya mural yang mengelilingi Kampung Wisata Dago Pojok. Mural-mural tersebut merupakan wujud kreativitas yang dihasilkan masyarakat Kampung Wisata Dago Pojok dan masing-masing mural memiliki cerita-cerita


(13)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

tersendiri, seperti cerita tentang kehidupan masyarakat Sunda, cerita yang mengangkat tema politik, pemerintahan, dan lain-lain.

Kampung Wisata Dago Pojok ini memang masih tergolong baru, pengoperasiaannya juga masih belum berlangsung secara optimal. Dari latarbelakang pemikiran tersebut, penulis bermaksud untuk menganalisis perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok dari aspek potensi dan kendala yang dimiliki kampung wisata dan respon masyarakat mengenai kegiatan pariwisata yang ada di Kampung Wisata Dago Pojok, berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul : “Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal di Kota Bandung.”

B. Identifikasi Masalah

Pariwisata berbasis kreativitas bermula dari tumbuhnya kegiatan industri kreatif yang berbasis pada kekuatan lokal, dan kemudian dikemas dalam kemasan pariwisata. Perencanaan pariwisata berbasis kreativitas ini masih cenderung baru dan belum dikenal banyak orang, diperlukan perencanaan lebih lanjut mengenai studi tersebut. Permasalahan yang kemudian muncul dalam perencanaan wisata kreatif ini diantaranya adalah kendala di bidang sarana dan prasarana, kendala kurangnya fasilitas yang lengkap bagi wisatawan maupun seniman-seniman yang ada, kurangnya informasi lebih lanjut serta sosialisi terhadap warga lokal.


(14)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya/langkah konkret untuk menjawab semua permasalahan yang timbul. Salah satu diantara upaya-upaya yang ada adalah dengan mengembangkan Kampung Wisata Dago Pojok Bandung sebagai objek wisata kreatif yang berbasis komunitas lokal. Oleh karena itu perencanaan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang tepat dalam menjawab persoalan-persoalan yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan batasan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi kepariwisataan yang ada di Kampung Wisata Dago Pojok ?

2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam proses pengoperasian wisata kreatif berbasis komunitas lokal di Kampung Wisata Dago Pojok ? 3. Bagaimana peran komunitas lokal dalam kegiatan operasional

Kampung Wisata Dago Pojok ?

4. Bagaimana bentuk perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk merencanakan kawasan wisata kreatif berbasis komunitas lokal di kampung wisata Dago Pojok Bandung yang terintegrasi dan terencana dengan baik. Perencanaan Kawasan Wisata Kreatif Berbasis Komunitas di Kampung Wisata Dago Pojok Bandung dapat terlaksana dan menghasilkan sebuah sintesa dengan penjabaran sasaran-sasaran penelitian sebagai berikut :


(15)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1. Mengidentifikasi potensi kepariwisataan yang dimiliki Kampung Wisata Dago Pojok.

2. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam pengoperasian Kampung Wisata Dago Pojok.

3. Menganalisis peran komunitas lokal dalam kegiatan operasional yang ada di Kampung Wisata Dago Pojok.

4. Menjabarkan bentuk perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini berperan dalam peningkatan kualitan serta pengetahuan tentang pariwisata yang berbasis kreativitas serta memberi pengetahuan tentang pengembangan pariwisata yang berbasis kreativitas. 2. Bagi pihak pengelola Kampung Wisata Dago Pojok, sebagai bahan

referensi dalam perencanaan dan pengembangan selanjutnya.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya peran kreativitas masyarakat dalam mengemas industri kreatif menjadi wisata yang berbasis kreativitas di Bandung.

4. Sebagai masukan kepada pemerintah daerah, khususnya pemerintah Kota Bandung untuk merencanakan dan mengelola secara berkelanjutan.


(16)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Populasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah daerah di Jalan Dago Pojok RW 03 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Batas-batas wilayah kelurahan Dago, yaitu :

a. Sebelah utara berbatasan dengan daerah Kabupaten Bandung

b. Sebelah timur berbatasan dengan daerah Kelurahan Cigadung, Kelurahan Sekeloa, Kelurahan Lebak Gede.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan daerah Kelurahan Lebak Siliwangi d. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cikapundung, Kelurahan

Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap

Gambar 3.1 : Peta Lokasi Jalan Dago Pojok Sumber : maps.google.com


(17)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah daerah Dago Pojok RW 03.

Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Sampel ndalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu sampel wilayah dan sampel responden.

1. Sampel wilayah

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah kawasan kampung wisata Dago Pojok. Dari sampel wilayah dilakukan penelitian yang dimaksudkan untuk menganalisis perencanaan kawasan Kampung Wisata Dago Pojok. 2. Sampel responden

Jumlah penduduk Kelurahan Dago pada tahun 2011 adalah sebesar 25.372 orang dengan kepala keluarga sebesar 8.589, jumlah warga RW 03 di Kelurahan Dago sendiri pada tahun 2011 sebanyak 1512 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 378.

Pengumpulan sampel responden menggunakan teknik purposive sampling

yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007: 54) yakni para masyarakat lokal yang aktif dan partisipatif


(18)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

yang aktif tersebut yaitu 315 orang. Pengambilan sampel responden menggunakan rumus Slovin, yaitu:

�= N

1 +�(�)2

Dengan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

d = Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir. (d = 0.15)

� = 315

1 + 315(0.15)2

� = 315

1+7.0875 = 38.94 ≈ 40 responden

Maka berdasarkan perhitungan tersebut di atas, jumlah minimum sampel masyarakat yang masuk dalam wilayah kajian penelitian yang harus diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 orang/responden.

B. Desain dan Waktu Penelitian

Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar (1999:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Selanjutnya dijelaskan oleh Margono (2009:100) desain penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan matang tentang hal-hal yang akan dilakukan dan terdiri dari tahap persiapan, tahap inventarisasi, tahap analisis, dan tahap sintesis.


(19)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Teknik pengumpulan data yang dilakukan ini adalah dengan cara :

a. Langsung mengunjungi tempat yang dijadikan penelitian (Observasi lapangan) dan mengetahui kondisi lahan.

b. Mengumpulkan informasi dasar dan dokumentasi foto.

c. Membuat gagasan dan tujuan perencanaan kawasan wisata kreatif berbasis masyarakat.

2. Tahap Inventarisasi

Di tahap ini harus dilakukan inventarisasi atau pengumpulan data mengenai kondisi lingkungan di Kampung Wisata Dago Pojok agar memudahkan dalam melaksanakan penelitian, tahap inventarisasi tersebut yaitu :

a. Wawancara dengan sumber terkait. b. Inventarisasi konsep perencanaan.

c. Menyebarkan Angket (Kuesioner) yaitu penyebaran kepada warga lokal guna mendapatkan informasi mengenai respon masyarakat terhadap perencanaan yang akan dilakukan.

3. Tahap Analisis

Tahap analisis yaitu tahap pemecahan persoalan yang dimulai dari dugaan akan kebenarannya. Di tahap analisis yang harus dilakukan ialah :


(20)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

respon masyarakat lokal yang berpartisipatif di Kampung Wisata Dago Pojok.

c. Aplikasi analisis menggunakan teori dan mereduksi data.

d. Menganalisis potensi dan kendala melalui hasil wawancara dengan sumber terkait dan observasi langsung.

4. Tahap Sintesis

Tahap sintesis adalah tahap perpaduan berbagai pengertian sehingga menjadi satu kesatuan yang selaras. Tahap yang harus dilakukan ialah : a. Mengkaji konsep perencanaan yang telah dibuat sebelumnya untuk

digunakan pengolahan data selanjutnya

b. Menyajikan data dengan teks yang bersifat naratif tentang potensi dan kendala yang ada di Kampung Wisata Dago Pojok.

c. Triangulasi data, yaitu menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.


(21)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu berikut.

Tabel 3.1 Desain dan Waktu Penelitian

Waktu Penelitian Minggu Desain Penelitian

April (PERSIAPAN) II III IV Mei (INVENTARISASI) I II III VI Juni (ANALISIS) I II III VI Juli (SINTESIS) I II III IV Agustus-September

(SINTESIS) I-IV

Sumber : Diolah peneliti, 2012

Observasi Langsung ke Kampung Wisata Dago Pojok Penemuan dan PerumusanMasalah

Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Pengumpulan Data dan Perizinan

Dokumentasi Studi Literatur Reduksi Data Kuisioner Observasi Wawancara Pengolahan Data

Pengumpulan Data II


(22)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu : Masa Bimbingan : Persiapan Penelitian : Pelaksanaan Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Nazir (2003:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survey normatif.


(23)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

faktor dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Oleh karena itu, metode deskriptif juga dinamakan studi kasus.

Metode deskriptif lebih menekankan pada suatu studi untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul saat penelitian berlangsung. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Moh.Nazir, 2003:54).

Metode kualitatif menurut Sugiyono (2007:1) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

D. Definisi Operasional

Perencanaan menurut Wardiyanto (2011 : 41) adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang pada hakekatnya terdapat pada setiap jenis usaha manusia Perencanaan pariwisata perlu dilaksanakan secara komprehensif


(24)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dengan mempertimbangkan rencana penggunaan tanah secara keseluruhan.

Menurut diskusi pariwisata kreatif dengan judul “Towards Sustainable

Strategies for Creative Tourism” yang diadakan UNESCO di Santa Fe, New

Mexico, Amerika Serikat (2006), wisata kreatif adalah kegiatan kepariwisataan yang melibatkan interaksi dari pendatang, sehingga pendatang dapat belajar, berhubungan secara emosional, sosial, dan interaksi partisipatif dengan tempat, budaya, dan masyarakat lokal. Dalam hal ini, interaksi tersebut akan menyebabkan wisatawan mendapatkan nilai-nilai edukasi, emosional, sosial terhadap kehidupan masyarakat lokal, sehingga mereka akan merasa menjadi bagian dari masyarakat lokal itu sendiri.

Komunitas menurut Hermantoro (2011 : 128) sering dipahami sebagai penduduk yang tinggal di area geografis yang sama dan memiliki ikatan sosial serta psikologikal yang erat, baik diantara mereka maupun diantara mereka dengan lingkungannya. Pembangunan pariwisata melalui pendekatan komunitas merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena interaksi yang terjadi antara wisatawan dan komunitas akan dapat menguntungkan komunitas itu sendiri dalam beberapa hal.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui instrumen pengumpulan data.


(25)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

secara sistematis dan untuk membedakan sumber data yang diperlukan dalam melengkapi penelitian ini dari berbagai sumber.

1. Studi Literatur

Studi literatur yaitu teknik pengambilan data, informasi, teori dan hukum dari buku, hasil penelitian, laporan, artikel dan browsing internet yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Observasi Langsung

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung ada yang dapat di kuantifikasikan, maupun tidak.

3. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara merupakan proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka.

4. Dokumentasi

Dilakukan untuk melengkapi data dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti dengan jalan mencari informasi dari dokumen yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Data tersebut berupa foto, peta atau dokumen lainnya.


(26)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Kuesioner merupakan pertanyaan tentang fakta-fakta yang dianggap dikuasai oleh responden. Fakta-fakta tersebut bisa saja berhubungan dengan responden, dengan suatu keadaan ataupun dengan orang-orang yang dikenal oleh oleh responden sendiri. Dalam membuat pertanyaan peneliti harus selalu merujuk pada permasalahan yang diteliti, dengan kata lain pertanyaan yang dibuat harus mempunyai hubungan yang relevan dengan permasalahan pokok. Dalam menjawab pertanyaan diperlukannya waktu maka pertanyaan seyogyanya harus dapat dijawab oleh responden dalam waktu singkat, biasanya waktu yang diperlukan tidak lebih dari 10 menit.

F. Teknik Analisis Data

Patton dalam Lexy J. Moleong (2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Miles and Huberman dalam Sugiyono (2007:91) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh Aktivitas dalam analisis data Miles and Huberman ini, yaitu data reduction, data display,


(27)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. 2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Conclusion Drawing (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.


(28)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kegiatan pariwisata sendiri telah bergerak sangat pesat dan menjadi nilai unggul dalam penghasil devisa di Kota Bandung. Bandung sendiri terkenal sebagai kota yang memiliki nilai seni dan budaya tinggi, hal ini bisa dilihat dari banyaknya objek wisata di Bandung yang mengaplikasikan nilai seni dan budaya dalam pengembangannya.

Salah satu objek potensi dalam pengembangan wisata kreatif adalah Kampung Wisata Dago Pojok yang memiliki konsep berupa wisata, edukasi, dan industri dengan tujuan untuk mengangkat potensi daerah perkampungan sebagai pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Adanya konsep wisata seperti itu memposisikan Kampung Wisata Dago Pojok sebagai wisata kreatif, dimana wisata kreatif itu sendiri merupakan jenis wisata yang melibatkan wisatawan langsung dalam proses pengembangannya.

Kampung Wisata Dago Pojok sendiri merupakan destinasi wisata yang tergolong baru, diperlukan perencanaan lebih lanjut mengenai potensi yang dapat dikembangkan di Kampung Wisata tersebut, kendala yang dihadapi dalam proses pengoperasian Kampung Wisata Dago Pojok, serta analisis mengenai peran serta masyarakat terhadap kegiatan kepariwisataan yang ada di Kampung Wisata Dago Pojok.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :


(29)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

untuk dikembangkan menjadi wisata kreatif berdasarkan fakta bahwa Kampung Wisata Dago Pojok memenuhi lima kriteria wisata kreatif, yaitu wisatawan menjadi bagian dari pengembangan destinasi itu sendiri, adanya pengalaman otentik yang dirasakan wisatawan, adanya pembelajaran secara partisipatif, interaktif, dan informal, tidak bersifat massal, dan berhubungan erat dengan masyarakat lokal.

2. Berdasarkan potensi sumber daya pariwisata, Kampung Wisata Dago Pojok juga memenuhi kriteria sebagai atraksi wisata yang dapat dipublikasikan, dipasarkan, dikelola serta dikembangkan menjadi kawasan wisata dilihat dari indikator potensi wisata yang ada.

3. Dalam proses pengoperasian Kampung Wisata Dago Pojok, ditemukan kendala-kendala yang dapat menghambat keberlangsungan kegiatan kepariwisataan di kampung tersebut. Kendala yang muncul diantaranya berasal dari faktor pengelola/SDM, faktor ekonomi, faktor politik, faktor lingkungan, sosial, dan budaya

4. Masyarakat Dago Pojok berperan serta membangun Kampung Wisata Dago Pojok. Peran tersebut berupa pengambilan keputusan mengenai kebijakan perencanaan, peran serta dalam proses pengelolaan, desain perencanaan, pemantauan/pengendalian, serta peran serta dalam proses penelitian dan pengembangan.


(30)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok sebagai wisata kreatif berbasis komunitas lokal di Kota Bandung adalah :

a. Masyarakat membentuk panitia atau lembaga untuk pengelolaan kegiatan kepariwisataan dengan dukungan dari pemerintah dan organisasi masyarakat.

b. Prinsip local ownership , yaitu pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat dan diterapkan sedapat mungkin terhadap sarana pra-sarana yang ada di kawasan wisata tersebut.

c. Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan obyek wisata menjadi tanggungjawab masyarakat setempat, termasuk penentuan biaya untuk wisatawan.

d. Menjalin kerjasama antara masyarakat lokal sebagai creator atraksi wisata dengan operator penjual paket wisata, sehingga perlu dibangun hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.

e. Pariwisata yang tumbuh dan berkembang di masyarakat ini harus mengaplikasikan prinsip optimalisasi bukan pada eksploitasi.

f. Melakukan program peningkatan sumber daya manusia dalam bentuk pendidikan dan pelatihan untuk bidang keahlian pariwisata sehingga dapat dipastikan bahwa pekerja siap untuk bekerja dengan uraian tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan bidangnya masing-masing.


(31)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

kepariwisataan akan melahirkan ide-ide terhadap kemajuan kegiatan pariwisata di Kampung Wisata Dago Pojok.

h. Berbagai bentuk kemudahan dalam regulasi berinfestasi dibidang pariwisata akan mempercepat pembenahan keterbatasan fasilitas di di Kampung Wisata Dago Pojok..

i. Perlu dikembangkan berbagai usaha pariwisata lainnya seperti hotel restoran, tranportasi wisata di Kampung Wisata Dago Pojok. yang dikemudian hari dapat meningkatkan pendapatan bagi Pemerintah Daerah Kota Bandung.


(32)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 97

BUKU

Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Best, John, W. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada

Hermantoro, Henky. (2011). “Creative-Based Tourism : Dari Wisata Rekreatif Menuju Wisata Kreatif”. Depok : Aditri.

Ibnu Hajar. (1999). Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif. PT. Raja Grafindo. Persada-Jakarta.

Meleong J, Lexy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Kelimabelas. Bandung : PT. Remaja Rosada Karya.

Margono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Marpaung, H., dan Bahar, H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Pendit, Nyoman, S. (2003). Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Pitana, I.G. dan Gayatri, P.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi. Pitana, I.G. dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta :

C.V. Andi Offset

Richards, Greg dan Wilson, Julie. (2007). “Tourism, Creativity, and


(33)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 98

Sebagai Kawasan Ekowisata.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta : Bumi Aksara.

Wardiyanto dan Baiquni, M. (2011). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata.

Bandung : Lubuk Agung.

Yoeti, Oka, A. (2008). Ekonomi Pariwisata. Jakarta : Kompas.

Yoeti, A Oka. (2005). Prencanaan Strategis Pemasaran “Daerah Tujuan

Wisata”. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka, A. (1985). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

JURNAL

Anonim. (2004). “Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat”. Kabar Dari

Tim Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinao.Malinao:tidak diterbitkan.

Sastrayuda, G. (2009). Planning the Facilities. Handout Mata Kuliah Konsep Resort. Program Studi Manajemen Resort & Leisure. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Suparwoko. (2010). “Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri

Pariwisata”. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif : Tidak Diterbitkan.

Suryadi, I.G.I. (2010). Kepariwisataan. Materi Mata Kulia Pengantar Kepariwisataan. STMIK STIKOM. Bali.

Ohridska-Olson, Rossitza dan Ivanov, Stanislav. (2010). Creative Tourism Business Model and its Application in Bulgaria. Bulgaria : tidak diterbitkan.


(34)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 99

Creative Tourism Experiences in Congress Tourism and the Congress


(35)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 100


(36)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 101

Penulis dilahirkan di Kota Bogor, pada tanggal 16 Desember 1989. Merupakan putra pertama dari dua bersaudara dari bapak Suyadi dan Ibu NR. Jamilah. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN Cibuluh I pada tahun 2002 dan pada tahun yang sama melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Bogor. Setelah menamatkan pendidikan selama tiga tahun, pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum hingga tahun 2008 di SMA Negeri 3 Bogor. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Manajemen Resort & Leisure melalui jalur SNMPTN.

Selama masa perkuiahan, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan BEM KM MRL, aktif dalam organisasi Angklung (2010) dan aktif dalam acara-acara seminar yang diselenggarakan oleh program studi. Riwayat pekerjaan penulis yaitu sebagai Resort Host di Banyan Tree Bintan selama 6 bulan.


(1)

96

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

g. Berbagai jenis pelatihan terhadap sumber daya manusia di bidang kepariwisataan akan melahirkan ide-ide terhadap kemajuan kegiatan pariwisata di Kampung Wisata Dago Pojok.

h. Berbagai bentuk kemudahan dalam regulasi berinfestasi dibidang pariwisata akan mempercepat pembenahan keterbatasan fasilitas di di Kampung Wisata Dago Pojok..

i. Perlu dikembangkan berbagai usaha pariwisata lainnya seperti hotel restoran, tranportasi wisata di Kampung Wisata Dago Pojok. yang dikemudian hari dapat meningkatkan pendapatan bagi Pemerintah Daerah Kota Bandung.


(2)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 97

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Best, John, W. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada

Hermantoro, Henky. (2011). “Creative-Based Tourism : Dari Wisata Rekreatif

Menuju Wisata Kreatif”. Depok : Aditri.

Ibnu Hajar. (1999). Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif. PT. Raja Grafindo. Persada-Jakarta.

Meleong J, Lexy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Kelimabelas. Bandung : PT. Remaja Rosada Karya.

Margono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Marpaung, H., dan Bahar, H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Pendit, Nyoman, S. (2003). Ilmu Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Pitana, I.G. dan Gayatri, P.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi. Pitana, I.G. dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta :

C.V. Andi Offset

Richards, Greg dan Wilson, Julie. (2007). “Tourism, Creativity, and


(3)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 98

Pratama, Rio Rizky. (2011). Skripsi Perencanaan Bumi Perkemahan Ranca Upas

Sebagai Kawasan Ekowisata.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta : Bumi Aksara.

Wardiyanto dan Baiquni, M. (2011). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata.

Bandung : Lubuk Agung.

Yoeti, Oka, A. (2008). Ekonomi Pariwisata. Jakarta : Kompas.

Yoeti, A Oka. (2005). Prencanaan Strategis Pemasaran “Daerah Tujuan

Wisata”. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka, A. (1985). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

JURNAL

Anonim. (2004). “Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat”. Kabar Dari

Tim Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinao.Malinao:tidak

diterbitkan.

Sastrayuda, G. (2009). Planning the Facilities. Handout Mata Kuliah Konsep Resort. Program Studi Manajemen Resort & Leisure. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Suparwoko. (2010). “Pengembangan Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata”. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan

Kreatif : Tidak Diterbitkan.

Suryadi, I.G.I. (2010). Kepariwisataan. Materi Mata Kulia Pengantar Kepariwisataan. STMIK STIKOM. Bali.

Ohridska-Olson, Rossitza dan Ivanov, Stanislav. (2010). Creative Tourism

Business Model and its Application in Bulgaria. Bulgaria : tidak


(4)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 99

Yozcu, Özen Kırant dan İçöz, Orhan (2010). “A Model Proposal on the Use of

Creative Tourism Experiences in Congress Tourism and the Congress


(5)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 100


(6)

Desy Chairunnisa, 2012

Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif Berbasis Komunitas Lokal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 101

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor, pada tanggal 16 Desember 1989. Merupakan putra pertama dari dua bersaudara dari bapak Suyadi dan Ibu NR. Jamilah. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN Cibuluh I pada tahun 2002 dan pada tahun yang sama melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Bogor. Setelah menamatkan pendidikan selama tiga tahun, pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Umum hingga tahun 2008 di SMA Negeri 3 Bogor. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia pada Program Studi Manajemen Resort & Leisure melalui jalur SNMPTN.

Selama masa perkuiahan, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan BEM KM MRL, aktif dalam organisasi Angklung (2010) dan aktif dalam acara-acara seminar yang diselenggarakan oleh program studi. Riwayat pekerjaan penulis yaitu sebagai Resort Host di Banyan Tree Bintan selama 6 bulan.