Pengembangan kota solo sebagai kota wisata kreatif arif

(1)

commit to user

i

PENGEMBANGAN KOTA SOLO SEBAGAI KOTA

WISATA KREATIF

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Arif Budi Setyawan C. 9408053

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013


(2)

commit to user

ii


(3)

commit to user

iii


(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Arif Budi Setyawan NIM : C9408053

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “ Pengembangan

Kota Solo Sebagai Kota Wisata Kreatif” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, 07 Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,


(5)

commit to user

v

MOTTO Yesterday was the deadline for all complains.


(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :

Kedua orang tua yang tidak pernah mengenal lelah dalam memberi dukungan, semangat, serta doa yang tidak terputus.


(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Pengembangan Kota Solo Sebagai Kota Wisata Kreatif “. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak pernah lepas dari bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santoso, M. Ed. Ph. D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Hj. Isnaini WW, M. Pd selaku Ketua Program D3 Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi saran dan pengarahan sehingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini.

3. Drs. Suharyana, M. Pd selaku Sekretaris Program D3 Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini.

4. Drs. Sri Agus M. Pd Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan Tugas Akhir.

5. Segenap Dosen Pengajar Program D3 Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya. 6. Bapak Ando Hijri Shafara sebagai Directur dari biro perjalanan wisata

Creative Entrepreneur Tour yang telah memberikan informasi mengenai wisata kreatif.

7. Ibu Prayuti sebagai staff bagian promosi dan informasi Dinas Pariwisata Surakarta yang telah memberikan informasi mengenai pengembangan Kota Solo.

8. Keluarga, Bapak dan Ibu yang telah memberikan semua yang terbaik serta motivasi dan doa yang tidak pernah putus bagi penulis.


(8)

commit to user

viii

9. Teman-teman di DIII Usaha Perjalanan Wisata angkatan 2009 yang telah memberikan saran dan semangat.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan masukan sangat penulis harapkan. Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.

Surakarta, 07 Januari 2013


(9)

commit to user

ix

ABSTRAK

Arif Budi Setyawan, C9408053, 2013. Pengembangan Kota Solo

Sebagai Kota Wisata Kreatif. Program Diploma III Usaha Perjalan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang bagaimana upaya pengembangan Kota Solo untuk dapat dikembangkan menjadi kota wisata kreatif beserta dengan kendala dan solusinya, dan juga ingin mengetahui daya tarik apa saja di Kota Solo yang dapat dikembangkan menjadi wisata yang berbasis kreatifitas.

Penulisan Tugas Akhir ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang Kota Solo yang merupakan kota yang sangat potensial untuk dapat dikembangkan menjadi kota wisata kreatif, serta mengenali kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang harus dilakukan. Metode penggumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dokumen, serta studi pustaka. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis dan disajikan secara deskriptif.

Hasil dari penelitian ini adalah Kota Solo merupakan kota yang yang potensial untuk dikembangkan menjadi kota wisata kreatif. Wisata kreatif merupakan sebuah konsep pariwisata yang mengubah pola pikir wisatawan dari buying product menjadi buying experience. Kota kreatif adalah sebuah tempat di mana orang merasakan bahwa mereka bisa berfikir, bertindak, berencana dengan imajinasi dan juga berisi orang-orang yang punya kombinasi pengetahuan begitu mendalam tentang kotanya, dimana banyak orang dengan kualitas yang berbeda diizinkan untuk mengembangkan diri. Penulis mengamati bahwa aspek-aspek tersebut diatas tepat untuk menggambarkan kondisi Kota Solo saat ini. Jika hanya mengandalkan bangunan bersejarah perkembangan kota akan stagnan, oleh karena itu sangat penting dilakukan pengembangan kota yang berbasis kreatifitas agar Kota Solo dapat berkembang menjadi kota wisata kreatif.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Kota Solo merupakan kota yang mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi kota wisata kreatif. Akar budaya yang kuat yang menjadi faktor pengembangannya. Solo mempunyai daya tarik untuk dapat dikembangkan, mulai dari bangunan bersejarah, event-event budaya, festifal, serta aset wisata kreatif seperti kerajinan dan batik. Untuk dapat mengembangkan Kota Solo menjadi kota wisata kreatif maka perlu melakukan upaya pengembangan, yaitu dengan cara merealisasikan slogan “Solo Kreatif, Solo Sejahtera” yang artinya tidak hanya membangun kota namun juga mensejahterakan masyarakatnya, yaitu melalui program pembangunan yang kreatif.


(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iv

HALAMAN MOTTO ……….. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... vi

KATA PENGANTAR ………. vii

ABSTRAK ………... ix

DAFTAR ISI ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN ……….... 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 3

C. Tujuan Penelitian ……….. 4

D. Manfaat Penelitian ……… 4

E. Kajian Pustaka ……….. 5

F. Metode Penelitian ………. 9

1. Lokasi ………….……… 9

2. Obyek yang Diteliti ……… 9

3. Teknik Pengumpulan Data ……… 10

a. Observasi ………. 10

b. Wawancara ……….. 10

c. Studi Pustaka ………... 11

d. Dokumen ………. 11

4. Teknik Analisis Data ………. 11

G. Sistematika Penulisan ……….. 12

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SOLO SEBAGAI KOTA WISATA ……….. 13

A. Profil Kota Solo Sebagai Kota Pariwisata ……….. 13

1. Letak Geografis ……… 13

2. Sejarah Singkat Kota Solo ……… 14

3. Kebijakan Kota Solo Dibawah Pemerintahan Jokowi-Rudi………….……… 15


(11)

commit to user

xi

a. Batik ……….. 17

1). Kampung Batik Laweyan ………. 17

2). Kampung Batik Kauman ……….. 18

b. Shelter Manahan ……….. 20

c. Gladak Langen Bogan ( GALABO ) ……… 20

d. Pasar Tradisional ……….. 21

e. Bisnis ……… 22

B. Obyek Wisata Kota Solo ………. 22

1. Obyek Wisata Budaya …..………. 22

a. Kraton Kasunanan Surakarta ………. 22

b. Istana Mangkunegaran ………... 23

c. Museum Radya Pustaka ………. 24

d. Museum Galeri Batik Kuno Danar Hadi ……… 24

e. Kampung Wisata Batik Kauman Solo ……… 25

f. Kampung Wisata Batik Laweyan ……….. 26

g. Taman Sriwedari ……… 27

h. Taman Balekambang ……….. 27

2. Obyek Wisata Pasar Tradisional ………. 28

a. Pasar Gedhe Harjonegoro ……….. 28

b. Pasar Legi ……….. 29

c. Pasar Klitikan Notoharjo Solo ……… 29

d. Pasar Kembang Solo ……….. 30

3. Obyek Wisata Kuliner ………...31

a. Tengkleng ……… 31

b. Srabi Notosuman ………. 31

c. Nasi Liwet ……….. 32

d. Timlo Solo ……….. 32

e. Pecel ………... 32

4. Obyek Wisata Belanja ……….. 33

a. Pasar klewer ………... 33

b. Pasar cinderamata atau souvenir solo ………. 34

c. Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center ………… 34

d. Solo Grand Mall ………. 35

e. Solo Square ………. 35

C. Fasilitas Kota Solo ……… 35

1. Belanja Grosir Pakaian Pasar Klewer ……… 35

2. City Walk ……… 36

3. Urban Forest ……….. 36

4. Free Hotspot ……… 37

5. Solo Car Free Day ………... 37

6. Transportasi ……..……….. 38

a. Transportasi Umum ………..………. 38

1) BST ( Batik Solo Trans ) ………... 38

2) Prambanan Ekspress ( Prameks ) ……….……….. 39

b. Transportasi Wisata ………. 39

1) Bus Tingkat Werkudara ……… 39

2) Sepur Klutuk Jaladara ……… 40


(12)

commit to user

xii

BAB III PENGEMBANGAN KOTA SOLO SEBAGAI KOTA

WISATA KREATIF ………. 42

A. Wisata Kreatif ………... 42

1. Kota Yang Kreatif ………... 42

2. Pariwisata Kreatif Berbasis Wisata Lokal ……….. 44

B. Faktor Yang Mendorong Pengembangan Kota Solo Sebagai Kota Wisata Kreatif ……….. 45

1. Faktor Solo Memiliki Akar Budaya Yang Kuat …………. 45

2. Faktor Solo Merupakan Kota Seni Pertunjukan ………….. 48

3. Faktor Solo Memiliki Aset Wisata Kreatif ……….. 54

a. Kerajinan ……… 54

b. Fashion“batik”……….. 54

C. Daya Tarik Wisata Kota Solo Yang Dapat Dikembangkan Untuk Mendukung Kota Solo Menjadi Kota Wisata Kreatif … 55 1. Kerajinan ……….. 55

2. Seni Pertunjukan Budaya ………. 55

3. Kuliner ………. 56

4. Bangunan Bersejarah ………... 56

D. Upaya Pengembangan Kota Solo Sebagai Kota Wisata Kreatif 57 E. Kendala Yang Dihadapi Dan Solusi Yang Harus Dilakukan Dari Upaya Pengembangan Kota Solo Sebagai Kota Wisata Kreatif……… 61

1. Kendala ………... 61

a. Menimbulkan Pertentangan ……….. 61

b. Kurangnya Kesadaran Para Pelaku Wisata di Solo Raya Untuk Mengembangkan Kota ………. 62

c. Menimbulkan Dampak Negatif ……… 63

d. Event Kota Belum Menuju Profesionalisme ………… 64

2. Solusi ……….. 64

a. Koordinasi dan Perencanaan yang Matang ……… 64

b. Menuju Profesionalisme ………... 65

c. Kerjasama yang Baik Serta Meningkatkan Kesadaran Masyarakat ………. 65

BAB IV PENUTUP ……… 67

A. Kesimpulan ……….. 67

B. Saran ……… 69

DAFTAR PUSTAKA ……… 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……… 73


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Informan ………. 74

Lampiran 2 Logo Selamat Datang Kota Solo ………... 75

Lampiran 3 Foto Transportasi Wisata Kota Solo ………. 75

Lampiran 4 Foto Keramaian Masyarakat Solo ………. 77

Lampiran 5 Foto Daya Tarik dan Fasilitas Kota ……….. 77

Lampiran 6 Peta Wilayah Kota Solo .……… 84

Lampiran 7 Peta Hotspot Area Kota Solo ……… 85

Lampiran 8 Surat Permohonan Observasi ……… 86

Lampiran 9 Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2012 ………. 89


(14)

PENGEMBANGAN KOTA SOLO SEBAGAI KOTA WISATA KREATIF

Arif Budi Setyawan1 Drs. Sri Agus, M. Pd2

ABSTRAK

2013. Program Diploma III Usaha Perjalan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang bagaimana upaya pengembangan Kota Solo untuk dapat dikembangkan menjadi kota wisata kreatif beserta dengan kendala dan solusinya, dan juga ingin mengetahui daya tarik apa saja di Kota Solo yang dapat dikembangkan menjadi wisata yang berbasis kreatifitas.

Penulisan Tugas Akhir ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang Kota Solo yang merupakan kota yang sangat potensial untuk dapat dikembangkan menjadi kota wisata kreatif, serta mengenali kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang harus dilakukan. Metode penggumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dokumen, serta studi pustaka. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis dan disajikan secara deskriptif.

Hasil dari penelitian ini adalah Kota Solo merupakan kota yang yang potensial untuk dikembangkan menjadi kota wisata kreatif. Wisata kreatif merupakan sebuah konsep pariwisata yang mengubah pola pikir wisatawan dari buying product menjadi buying experience. Kota kreatif adalah sebuah tempat di mana orang merasakan bahwa mereka bisa berfikir, bertindak, berencana dengan imajinasi dan juga berisi orang-orang yang punya kombinasi pengetahuan begitu mendalam tentang kotanya, dimana banyak orang dengan kualitas yang berbeda diizinkan untuk mengembangkan diri. Penulis mengamati bahwa aspek-aspek

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan Nim C9408053

2

Dosen Pembimbing

tersebut diatas tepat untuk menggambarkan kondisi Kota Solo saat ini. Jika hanya mengandalkan bangunan bersejarah perkembangan kota akan stagnan, oleh karena itu sangat penting dilakukan pengembangan kota yang berbasis kreatifitas agar Kota Solo dapat berkembang menjadi kota wisata kreatif.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Kota Solo merupakan kota yang mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi kota wisata kreatif. Akar budaya yang kuat yang menjadi faktor pengembangannya. Solo mempunyai daya tarik untuk dapat dikembangkan, mulai dari bangunan bersejarah, event-event budaya, festifal, serta aset wisata kreatif seperti kerajinan dan batik. Untuk dapat mengembangkan Kota Solo menjadi kota wisata kreatif maka perlu melakukan upaya pengembangan, yaitu dengan cara merealisasikan slogan “Solo Kreatif, Solo Sejahtera” yang artinya tidak hanya membangun kota namun juga mensejahterakan masyarakatnya, yaitu melalui program pembangunan yang kreatif.


(15)

Develop of Solo City as Creative Tourism City

Arif Budi Setyawan1 Drs. Sri Agus, M. Pd2

ABSTRACT

2013. Diploma 3 Traveling Tourism Business Faculty of Letter and Fine Art Sebelas Maret University.

This report discuss about how to develop Solo City can be developing as a creative tourism city and whats the problem and the solusions, and want to know about tourism object in Solo City can be develop as a creative tourism.

Style of this report is description to know how images Solo City as a city that potential to developing as a creative tourism city, and to know whats the problem and how to solve. The methot of this report use observation, interview, document, and pustaka study. The data than analyst as descriptive.

Result of this research is Solo City as a city that very potential to develop as a creative tourism city. Creative tourism is a concept of tourism that change images tourist from buying product to buying experience. Creative city is a place that people can feel that they can think, do, and plan with imagination and creative city is city where have many people know many things about their city. That’s aspec macth to describe about Solo City right now. If just rely on history building city develop will be stagnan, because that reason so very important to do developing city as creative tourism city,and hope that Solo City can be develop as a creative tourism city.

1

Mahasiswa Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata Dengan Nim C9408053

2


(16)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seperti diketahui bersama bahwa pada saat ini ekonomi di Indonesia tertumpu pada hasil devisa dari minyak bumi dan gas alam, padahal sumber alam yang berupa minyak bumi dan gas alam tersebut lama-kelamaan akan berkurang sehingga pada masa yang akan datang minyak bumi dan gas alam tidak lagi menjadi komoditi yang prospektif. Oleh karena itu perlu adanya komoditi pengganti untuk mendapatkan devisa yang dianggap cukup potensial pada masa-masa mendatang. Itulah sebabnya mengapa pemerintah memberi perhatian cukup besar tentang pengembangan pariwisata di Indonesia.

Kepariwisataan Indonesia belakangan ini berkembang menjadi salah satu industri andalan yang sering dikenal sebagai industri pariwisata. Pariwisata sebagai suatu industri baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan Instruksi Presiden RI. No. 9 Tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus 1969, yang dalam Bab II

pasal 3 disebutkan bahwa “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia

bersifat suatu pengembangan “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan

negara”. Sesuai dengan instruksi Presiden RI. No. 9 Tahun 1969, juga dikatakan

bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah untuk meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan kerja dan mendorong kegiatan industri penunjang, memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan


(17)

commit to user

kebudayaan Indonesia, meningkatkan persaudaraan serta persahabatan nasional dan internasional. (Oka A Yoeti, 1983: 138)

Surakarta atau Kota Solo, merupakan salah satu kota besar yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Eksistensi kota ini dimulai saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, menjadikan kota Solo sebagai kota dengan dua administrasi. Kota Solo memiliki semboyan “BERSERI” akronim dari

“(Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah)”, sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota.

Sementara untuk menarik para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri Kota Solo menggunakan slogan pariwisata “SOLO, The Spirit of Java”, yang artinya Solo, Jiwanya Jawa. Sesuai dengan slogannya “ Solo Jiwanya Jawa”, Kota Solo memiliki beberapa julukan, antara lain Kota Batik, Kota Budaya, dan Kota Seni Pertunjukan. Pada awal 2012 walikota Solo Jokowi juga menggelorakan slogan “Solo Kreatif, Solo Sejahtera”, slogan itu menyiratkan keinginan Pemkot untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Solo, terutama melalui program-program pembangunan kreatif.

Kota Solo juga mempunyai beragam sejarah dan obyek-obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti ; Kraton Kasunanan, Istana Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka,dan lain-lain. Selain wisata budaya dan sejarah tentunya masih mempunyai banyak lagi wisata yang dapat ditemui di Kota Solo, seperti ; wisata alam, wisata kuliner, tradisional market, dsb. <www.kota surakarta.com>


(18)

commit to user

Sebagai kota yang sarat dengan nilai budaya, Solo menjadi tempat yang menarik dikunjungi wisatawan, oleh karena itu pengembangan wisata melalui wisata kreatif akan sangat diperlukan untuk kemajuan pariwisata di Solo. Jika hanya mengandalkan bangunan bersejarah, perkembangan wisata akan stagnan. Oleh karena itu sangat penting dilakukan pengembangan wisata kreatif.

Wisata kreatif merupakan wisata yang mengandalakan pengembangan aset budaya yang dihasilkan oleh kekayaan intelektual. Pariwisata kreatif ini dimulai dari kreatifitas, ketrampilan, dan bakat individual yang mempunyai potensi untuk menciptakan pekerjaan melalui intelektualitas. Wisata kreatif dibangkitkan oleh ide-ide yang terletak di persimpangan antara seni (kreativitas artistik), bisnis (enterpreneurship), dan teknologi (inovasi). Muara dari pariwisata kreatif adalah nilai-nilai ekonomi baru.

Solo memiliki aset wisata kreatif yang menarik, seperti wisata kerajinan, wisata pertunjukan budaya, hingga wisata kuliner. Oleh karena itu untuk mengetahui lebih jauh potensi Kota Solo yang dapat dikembangkan menjadi kota yang berbasis creative tourism dan sekaligus mengembangkan Kota Solo agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya serta menarik para wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk berkunjung ke Kota Solo, maka perlu dilakukan pengembangan kota yang berbasis kota wisata kreatif.

B. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(19)

commit to user

1. Apa yang menjadi faktor-faktor pendorong pengembangan wisata kreatif Kota Solo ?

2. Daya tarik wisata apa saja di Kota Solo yang dapat dikembangkan menjadi wisata kreatif ?

3. Bagaimana upaya pengembangan Kota Solo sebagai kota wisata kreatif ? 4. Kendala apa saja yang dihadapi dan solusi apa yang harus dilakukan dari

pengembangan Kota Solo sebagai kota wisata yang berbasis kreatifitas ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor-faktor pendorong pengembangan wisata kreatif Kota Solo.

2. Untuk mengetahui daya tarik wisata apa saja di Kota Solo yang dapat dikembangkan menjadi wisata kreatif.

3. Untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan Kota Solo sebagai kota wisata kreatif.

4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dan solusi yang harus dilakukan dari pengembangan Kota Solo sebagai kota wisata yang berbasis kreatifitas.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang apa yang dimaksud dengan wisata kreatif.


(20)

commit to user

2. Memberikan informasi tentang Kota Solo yang potensial untuk dikembangkan sebagai kota wisata yang berbasis kreatifitas.

3. Menambah koleksi karya tulis di Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta sebagai usaha mengenalkan potensi wisata kreatif kota Solo.

E. Kajian Pustaka

David Parrish dalam bukunya “Bisnis Kreatif”, 2009 mengungkapkan

bahwa kreatifitas dan ketrampilan berbisnis adalah dua hal yang semestinya tidak terpisah. Keduanya harus saling melengkapi. Sebab, berbisnis ialah seni memilih berbagai kemungkinan guna mencipta suatu produk atau menawarkan jasa tertentu dengan bertolak dari kejelian membaca kebutuhan konsumen. Pengusaha yang kreatif serupa pelukis yang memiliki begitu banyak cat dengan beragam warna, yang dengan itu semua pelukis bisa melukis apa saja. Lukisan yang dihasilkan dari proses inilah yang disebut formula bisnis yang unik.

Dengan demikian, pengusaha yang kreatif tahu apa yang harus dilakukan: mengolah kreatifitas dan menggabungkannya dengan strategi pemasaran yang cerdas serta ide-ide bisnis yang disesuaikan dengan target demi memenuhi kebutuhan khusus para konsumen lewat cara yang bisa membawa keuntungan finansial. Karena bukanlah ide bisnis, melainkan siasat jitu untuk menerapkan ide bisnis secara tepat yang bisa membuat sukses.

Industri kreatif merupakan hal yang sangat penting bagi perekonomian dan di masa mendatang akan menjadi semakin penting. Apabila masa depan memperlihatkan tanda-tanda cerah bagi perkembangan industri kreatif, maka


(21)

commit to user

bisnis skala kecil dan menengah juga harus memiliki keterampilan berbisnis dan dasar kewirausahaan yang kuat. Karena hal inilah yang bakal menjadi penggerak utama pertumbuhan dan kesejahteraan perekonomian modern.

Industri kreatif sebagai industri-industri yang bersandar pada kreatifitas, keterampilan, dan bakat individual yang berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan melalui generalisasi dan pemanfaatan properti intelektual. Dalam hal ini terdapat tiga belas subsektor yang bernaung di bawah “industry kreatif”, di antaranya adalah arsitektur, seni dan barang antik, kerajinan, desain, rancang busana, film dan video, software pengisi waktu luang, musik, seni pertunjukan, penerbitan, game dan software computer, serta televisi dan radio.

Menurut Hengky Hermantoro penulis buku dalam surat elektroniknya kepada Kompas.com berpendapat bahwa, saat ini terjadi perubahan paradigma pembangunan ekonomi dari basis pertanian, industri, teknologi dan sekarang kreativitas. Perubahan paradigma pembangunan ekonomi ini telah mempengaruhi berbagai industri terkait dengan kreativitas termasuk pariwisata. Apakah pariwisata kreatif itu? Berbagai studi mencoba menjelaskan bahwa wisatawan saat ini mengubah pola perjalanan wisatanya dari buying product menjadi buying experience. Dari mass tourism menjadi responsible tourism. Ketika semula wisatawan cukup senang berkunjung beramai-ramai ke suatu tempat hanya untuk sekedar berfoto, mereka kemudian mengubah tujuannya untuk mencoba memahami budaya setempat. Kunjungan wisata budaya, dengan melihat dan mempelajari museum, galeri seni dsb menjadi trend baru saat ini. Menjadi berkulit gelap akibat mandi matahari tidak lagi menjadi trend, namun memahami budaya setempat menjadi suatu kebanggaan bagi para wisatawan itu sendiri. Tren


(22)

commit to user

selanjutnya berkembang lagi, saat ini wisatawan tidak cukup puas hanya sekedar memahami, tetapi mereka mencoba untuk lebih dalam mempelajari budaya setempat dan mengembangkannya. Wisatawan kemudian menjadi bagian dari manusia kreatif yang dapat berkolaborasi dengan budaya setempat. Mereka kemudian menjadi prosumen (produsen sekaligus konsumen), dan mereka tidak lagi hanya pasif melihat budaya lokal. Ini yang disebut wisata kreatif, knowledge kemudian menjadi lebih penting dari hanya sekedar experience.

Dalam buku “Instan Creativity”, 2001 Brian Clegg & Paul Birch

berpendapat bahwa, prospek bisnis tergantung dari sudut pandang masing-masing individu, bisa mengerikan atau menggembirakan. Kehidupan bisnis mungkin mirip dengan orang yang sedang naik kereta api, yang bergerak dari stasiun satu ke stasiun lain sesuai dengan jadwal. Sekarang kehidupan bisnis diibaratkan seperti jet coaster yang kehilangan rel penuntunnya. Tekanan yang ada pun tidak seperti sebelumnya. Tekanan kompetisi meningkat dengan makin banyaknya gagasan baru, sehingga pesaing baru pun menjamur. Biaya semakin ditekan karena pelanggan menginginkan harga yang lebih murah. Pelayanan pelanggan menekan para pelaku bisnis, karena pelanggan mengharapkan pelayanan terbaik dengan pengeluaran uang yang minim. Ada tekanan waktu karena teknologi yang semakin maju memperpendek arus komunikasi dan siklus produksi.

Hanya ada satu jalan keluar, kreativitas. Tanpa kreatifitas hanya sedikit perusahaan yang hidup sekarang akan tetap beroperasi beberapa tahun lagi. Tanpa kreativitas, para pelaku bisnis akan menggunakan pemecahan yang sudah usang untuk mengatasi suatu masalah. Sayangnya strategi ini tidak akan berfungsi, problemnya terus berubah, dan persainganpun semakin sengit, dan para pelaku


(23)

commit to user

bisnis akan menjajakan produk dan pelayanan yang sudah usang. Semua itu telah ketinggalan jaman, kreatifitas bukan lagi sebagai pelengkap tetapi sudah menjadi faktor untuk bertahan hidup.

Pariwisata merupakan suatu sektor yang digolongkan dalam industri kreatif. Pariwisata itu sendiri secara sederhana sering diartikan sebagai perjalanan untuk bersenang-senang. Namun, secara etymologis kata “pariwisata” berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari tiga suku kata sebagai berikut :

a. Pari : berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap b. Wis (man) : berarti rumah poperti, kampung, komunitas

c. Ata : berarti pergi terus-menerus, mengembara (roaming about).

Menurut undang-undang nomor 10 tahun 2009 pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dalam bidang tersebut. Pada dasarnya usaha-usaha pariwisata yang terkait dalam kegiatan wisata berupa jasa pelayanan seperti akomodasi, restoran, transportasi, obyek dan daya tarik wisata serta souvenir .

Pengertian atau definisi pariwisata berkembang dengan berbagai kesamaan dan perbedaan. Kesamaannya terletak pada keinginan manusia untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat lain yang didorong oleh rasa ingin tahu untuk merasakan atau mengalami sendiri keindahan suatu objek wisata. Sedangkan, perbedaannya terletak pada pengutamaan bagian tertentu dari definisi tersebut berdasarkan sudut pandang atau kepentingannya.


(24)

commit to user

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif –kualitatif yang menjelaskan data-data yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti.

1. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada Kota Solo. Solo adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa dan kepadatan penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755. Solo memiliki potensi yang besar menarik wisatawan melalui wisata kreatif. Kota yang mempunyai semboyan The Spirit of Java ini merupakan kota dengan sarat kebudayaan yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.

2. Obyek yang Diteliti

Sektor pariwisata merupakan suatu sektor yang dianggap potensial. Solo memiliki asset wisata kreatif yang menarik seperti ; Wisata budaya, Traditional market serta Wisata kuliner yang didukung dengan icon-icon Kota Solo seperti Kereta Klutuk Jaladara, Bus Pariwisata Tingkat Werkudara, Rail Bus, Kereta Kencana, serta fasilitas kota lainnya.


(25)

commit to user 3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Pengamatan atau Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 84). Dalam obsevasi ini secara langsung mengamati bagaimana kondisi yang ada di Kota Solo, daya tarik kota Solo, beserta dengan potensi wisata kreatif yang dimiliki. Selain itu juga diambil gambar icon-icon serta daya tarik dan potensi Kota Solo ini sehingga data yang diperoleh merupakan data yang otentik.

b. Wawancara

Wawancara adalah merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden serta informan, sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 83)

Wawancara sacara langsung dilakukan dengan :

1. Ipung Saryoko Kabid promosi dan informasi Dinas Pariwisata Surakarta.

2. Prayuti staff promosi dan informasi Dinas Pariwisata Surakarta. 3. Fajar staff Museum Radya Pustaka Solo.


(26)

commit to user

4. Ando Hijri Shafara pemilik biro perjalanan wisata CET di Kota Solo yang menekankan kreatifitas dan entrepreneurship dalam perjalanan wisatanya.

c. Studi pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data, informasi, dan referensi seperti buku-buku yang ada kaitanya dengan topik yang dibahas untuk mendapatkan informasi sebagai bahan pendukung data-data yang diperoleh ( Ridwan : 2005 ). Dalam studi pustaka ini buku-buku diperoleh dari perpustakaan Bumi Kentingan Tour dan perpustakaan Creative Entrepreneur Tour Solo.

d. Dokumen

Dokumen adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pencarian dokumen yang diperlukan, yaitu dokumen data kunjungan wisatawan ke Solo tahun 2012 yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Surakarta.

4. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses pengorganisasian data dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan urain dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. ( Lexy.J.Moleong, 2001 :13)

Analisis data dalam kajian ini menggunakan teknik analisa deskrpsi kualitatif yaitu menguraikan apa yang terjadi dari permasalahan di dalam penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk membuat


(27)

commit to user

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahuai lebih jelas mengenai tugas akhir ini, diperlukan adanya sistematika penulisan yang tersusun dengan baik. Penulisan dibagi menjadi empat bab, yang masing-masing bab dijelaskan secara terperinci. Sebagai berikut :

Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, sistematika penulisan, kajian pustaka, serta metode penelitian yang berisi teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab II menguraikan tentang gambaran Kota Solo secara umum serta pengenalan obyek dan daya tariknya.

Bab III mendiskripsikan tentang apa itu wisata kreatif dan mengenal lebih dekat pariwisata yang berbasis kreatifitas, pada bab ini juga menguraikan tentang hasil penelitian yang memuat tentang apa yang menjadi faktor yang mendukung pengembangan Kota Solo sebagai kota wisata kreatif serta daya tarik wisata apa saja di Kota Solo yang dapat dikembangkan atau dikemas menjadi wisata kreatif dan upaya pengembangannya. Selain itu juga menguraikan tentang kendala yang dihadapi beserta dengan solusi yang harus dilakukan dari pengembangan Kota Solo sebagai kota wisata kreatif.

Bab IV merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan dan saran.


(28)

commit to user

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA SOLO SEBAGAI KOTA WISATA

A. Profil Kota Solo Sebagai Kota Pariwisata

1. Letak Geografis

Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. Gapura Kraton didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota Kerajaan Kasunanan (Kota Solo) dengan wilayah sekitar. Gapura Kraton tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di pinggir sungai Bengawan Solo, sungai yang pada masa pemerintahan Pakubuwono X berfungsi sebagai dermaga dan tempat penyeberangan (di Mojo / Silir). Ukuran Gapura Kraton terdiri dari dua ukuran yaitu berukuran besar dan kecil. Gapura Kraton ukuran besar didirikan di jalan besar. Gapura Kraton ukuran besar bisa dilihat di Grogol (selatan), Kerten, dan Jurug (timur). Sedangkan Gapura Kraton ukuran kecil bisa dilihat di daerah RS Kandang Sapi (utara), jalan arah Baki di Solo Baru (selatan), Makamhaji (barat), dan di Mojo / Silir. <www. Kota Surakarta.com>


(29)

commit to user

2. Sejarah Singkat Kota Solo

Surakarta, yang juga dikenal banyak orang dengan sebutan Sala, adalah ibukota dari Kerajaan Mataram Islam baru. Penamaan Surakarta Hadiningrat sendiri diberikan Paku Buwana II (1726-1749) tepatnya pada 17 Pebruari 1745, ketika ia berhasil memindahkan istana kerajaan dari Kartasura ke suatu desa yang sangat strategis, yang bernama Sala. Akibat adanya perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan terbaginya wilayah Mataram menjadi dua: 1) Surakarta yang menjadi pusat pemerintahan Kasunanan yang dipimpin Paku Buwono (PB) III, dan 2) Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono (HB) I.

Pada tahun 1757, akibat perjanjian Kalicacing di Salatiga, Wilayah Surakarta kembali terbagi menjadi dua: 1) Kasunanan dan 2) Mangkunegaran dengan wilayah sebelah utara Karaton dengan Pangeran Sambernyowo (Mangkunegaran I). Pada masa kolonial, Surakarta menjadi tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta. Di masa awal kemerdekaan RI, kedua Karaton Solo tersebut memberikan dukungan dan bersedia menjadi bagian dari RI. Pada tahun 1945 Presiden Soekarno menetapkan Surakarta sebagai Daerah Istimewa. Namun karena adanya pemberontakan Tan Malaka dan penculikan terhadap penasehat raja pada tahun 1946, status DIS dicabut dan Surakarta kembali menjadi karesidenan Surakarta yang meliputi wilayah: Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, dan Klaten. <www.sejarah kota surakarta.com>


(30)

commit to user

3. Kebijakan Kota Solo Dibawah Pemerintahan Jokowi-Rudi

Wali Kota Surakarta pada periode 2010-2015 adalah Ir. Joko Widodo, setelah Jokowi terpilih menjadi Gubernur di Jakarta maka digantikan oleh wakilnya yaitu, F.X. Hadi Rudyatmo. Pasangan Jokowi-Rudy pertama kali terpilih sebagai walikota dan wakil walikota Solo untuk masa bakti 2005-2010. Kemudian pasangan dari PDI-P ini terpilih lagi untuk masa bakti kedua dengan perolehan suara lebih dari 90% untuk masa jabatan 2010-2015.

Di bawah kepemimpinan Jokowi dan Rudy, Solo mengalami perubahan yang pesat. Para pedagang barang bekas di Taman Banjarsari dapat direlokasi hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Investor diberi syarat untuk mau memikirkan kepentingan publik. Komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) diadakan secara rutin dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Sebagai tindak lanjut branding, Jokowi mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 . <www. Kota Surakarta.com>

Dalam upaya pembangunan Surakarta menjadi Sala Kuncara. Pada 1985-1995 pemerintahan kota mencanangkan program Solo Berseri (Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah). Sepanjang tahun tersebut Surakarta berhasil meraih 8 penghargaan Adipura. Pada tahun 2007, sejalan dengan


(31)

commit to user

semangat otonomi daerah, pemerintah Solo Raya, meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, dan Klaten, meluncurkan semboyan "Solo, The Spirit of Java”. Slogan ini dimaksudkan sebagai branding dalam mengkomunikasikan potensi di wilayah ini, seperti:

a. Solo Raya (Kota Surakarta) merupakan kota tua yang berusia lebih dari 250 tahun.

b. Kota Surakarta memiliki situs bangunan bersejarah, seperti Karaton Kasunanan, Praja Mangkunegaran, Museum pra-sejarah Sangiran, dan lain-lain.

c. Kawasan kota tua dengan latarbelakang sosial budaya yang unik dan beragam, seperti Kauman, Pasarkliwon, dan Laweyan.

d. Wilayah ini memiliki kantong-kantong kesenian kesenian yang tersebar di banyak daerah, seperti Wayang Wong Sriwedari.

e. Ritual atau kegiatan-kegiatan kebudayaan yang memiliki sejarah panjang, seperti Sekaten, Kyai Slamet dan lain-lain.

f. Surakarta sejak awal sejarahnya menjadi sentra batik secara nasional. g. Bahasa jawa di Surakarta yang memiliki dialek dan kosa kata yang

berbeda dengan bahasa jawa daerah lain, merupakan standar bahasa Jawa nasional dan internasional, seperti di Suriname.

h. Tempat-tempat rekreasi baru, seperti Galabo, Gajahmungkur, dan lain-lain.

i. Makanan khas Solo, seprti nasi liwet, nasi timlo, Serabi Notosuman, Intip, Bakpia Balong, dan Jenang dodol khas Solo. <www. kota surakarta.com>


(32)

commit to user

Sejak tahun 2011 lalu masa pemerintahan Jokowo-Rudi menggelorakan slogan terbaru yaitu “Solo Kreatif Solo Sejahtera”, yang maknanya adalah suatu keinginan Pemkot Solo untuk mensejahterakan masyarakatnya terutama melalui program-program pembangunan yang kreatif .

4. Potensi Perdagangan

a. Batik

Industri batik menjadi salah satu industri khas Kota Solo. Sentra kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman.

1) Kampung Batik Laweyan

Batik merupakan karya seni tradisional yang banyak ditekuni oleh masyarakat Laweyan, maka kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung “Juragan Batik” dan mencapai kejayaannya pada di era 1970-an. Banyak showroom batik di kampung batik yang menarik dan dapat di kunjungi di salah satu daerah wisata ini. Kampung Laweyan merupakan suatu kelurahan yang luas wilayahnya 24.83 ha dengan penduduk sekitar 2500 jiwa. Laweyan adalah kampung batik tertua di Indonesia.Eksistensi para pengusaha batik atau juragan Laweyan sangat terkenal terutama pada jaman keemasan era KH Samanhudi sekitar tahun 1911.

Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan dan kondisi lingkungan yang khas. Arsitektur rumah tinggal di kampung batik ini umumnya di pengaruhi unsur tradisional Jawa,


(33)

commit to user

Eropa(Indisch), China dan Islam. Bangunan-bangunan ini dilengkapi dengan pagar tinggi atau “Beteng” yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit. <www.kampung batik laweyan solo.com>

2) Kampung Batik Kauman

Kampong Batik Kauman memiliki potensi untuk dikembangkan khususnya di bidang pariwisata, yaitu berpotensi untuk mengembangkan sebuah home industry khususnya di bidang bati. Kampung Kauman mempunyai kaitan erat dengan sejarah perpindahan kraton Kartosuro ke Solo yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan. Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama "kauman".

Masyarakat kaum (abdi dalem) mendapatkan latihan secara khusus dari kasunanan untuk mebuat batik baik berupa jarik atau selendang dan sebagainya. Dengan kata lain, tradisi batik kauman mewarisi secara langsung inspirasi membatik dari Ndalem Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Berdasarkan bekal keahlian yang diberikan tersebut masyarakat kauman dapat menghasilkan karya batik yang langsung berhubungan dengan motif-motif batik yang sering dipakai oleh keluarga kraton.


(34)

commit to user

Dalam perkembangannya, seni batik yang ada di kampung kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap dan model kombinasi antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik kraton Kasunanan merupakan produk unggulan kampung batik kauman. Produk-produk batik kampung kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun jenis premisima dan prima, rayon.

Kampung yang dulunya hanya memiliki 30 home industri ini sekarang sudah mencapai 60 lebih. Kampung kauman ini sudah menjadi langganan dari para pembeli yang sudah terjalin secara turun temurun dan wisatawan mancanegara (Jepang, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika Serikat). Keunikan yang ditawarkan kepada para wisatawan adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik, bahkan untuk mencoba sendiri mempraktekkan kegiatan membatik. Disamping produk batik, kampung batik Kauman juga dilingkupi suasana situs-situs bangunan bersejarah berupa bangunan rumah joglo, limasan, kolonial dan perpaduan arsitektur Jawa dan Kolonial. Bangunan-bangunan tempo dulu yang tetap kokoh menjulang ditengah arsitektur modern pusat perbelanjaan. (Sumber : Nurul Khafidah, 2012 : 39-41 )


(35)

commit to user b. Shelter Manahan

Pemkot Surakarta dalam hal ini Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) akan membangun shelter baru untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) manahan. Rencana pembangunan tersebut akan menambahkan 41 shelter baru di sebelah timur yang diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Saat ini shelter yang tersedia terdiri dari 186 shelter. Disebelah barat terdiri dari 146 shelter dan di sebelah utara stadiun tepatnya di depan FKIP Olah Raga UNS ada 40 shelter baru yang bekerjasama dengan PT. SOSRO yang diresmikan pada tahun 2011. Rencana pembangunan shelter manahan sudah masuk dalam proses lelang. Pembangunan Shelter ini diharapkan supaya Pedagang Kaki Lima (PKL) dapat tertata dengan baik dan dapat menjadi wajah kota yang indah dan tidak kumuh.

c. Gladak Langen Bogan (GALABO)

Gladag Langen Bogan merupakan wisata kuliner malam di Kota Solo yang diresmikan pada Minggu malam 13 april 2008. Kehadiran tempat wisata kuliner malam Gladag Langen Bogan semakin memperkuat Solo sebagai kota terkenal dengan sebutan kota yang tidak pernah tidur. Gladag Langen Bogan Solo adalah arena kuliner yang hanya dibuka pada malam hari, berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag, tepatnya di JL. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. Sebelah utara berbatasan dengan situs bersejarah Beteng Vastenburg. Jika siang hari tetap sebagai jalan raya, sedangkan pada malam hari jalan ditutup untuk menjadi arena kuliner.


(36)

commit to user

Setiap malam selalu dipenuhi pengunjung baik dari masyarakat Solo maupun yang datang dari luar Kota Solo. Gladag Langen Bogan merupakan salah satu pilihan baru sebagai salah satu tujuan wisata di Kota Solo. Pusat jajanan malam hari ini menawarkan aneka macam makanan dan minuman khas tradisional yang sudah legendaris di Kota Solo. Masyarakat dan wisatawan dapat menemukan dengan mudah berbagai makanan dan minuman seperti thengkleng, sate kere, mie thoprak, wedang ronde, wedang dongo, dan masih banyak lagi di Gladag Langen Bogan yang digelar di sepanjang jalan utama depan Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center Gladag. Pusat jajanan malam Gladag Langen Bogan menutup arus lalu lintas utama jalan tersebut. Para penikmat kuliner dapat berkunjung sambil menikmati suasana Kota Solo di malam hari dengan berjalan kaki di sepanjang Gladag Alun-Alun Utara. Pada akhir pekan, tak hanya makanan dan minuman khas yang ditawarkan disini, sajian musik live dapat pula dinikmati para pengunjung dengan cuma-cuma dan adanya fasilitas hotspot. Buka pukul 17.00 - 24.00 WIB. ( Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, 2012 )

d. Pasar Tradisional

Selain Pasar Klewer yang merupakan pusat penjualan batik terbesar se-Jawa Tengah, Solo juga memiliki banyak pasar tradisional, di antaranya Pasar Gedhe (Pasar Besar), Pasar Legi, Pasar Kembang,dan masih banyak lagi. Pasar-pasar tradisional yang lain menggunakan nama-nama dalam bahasa Jawa, antara lain nama


(37)

commit to user

pasaran (hari) dalam bahasa Jawa: Pasar Pon, Pasar Legi, sementara Pasar Kliwon saat ini menjadi nama kecamatan dan nama pasarnya sendiri berubah menjadi Pasar Sangkrah. Selain itu ada pula pasar barang antik yang menjadi tujuan wisata, yaitu Pasar Triwindu (setiap Sabtu malam diubah menjadi Pasar Ngarsopuro) serta Pasar Keris dan Cenderamata Alun-Alun Utara Keraton Solo.

e. Bisnis

Pusat bisnis Kota Solo terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini. Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet Riyadi khusus ditutup untuk kendaraan bermotor (Solo Car Free Day) sebagai bagian dari tekat pemda untuk mengurangi polusi. Beberapa mal modern di Solo antara lain Solo Square, Solo Grand Mall (SGM), Solo Paragon, Solo Center Point (SCP), Singosaren Plaza, Megaland Solo, Luwes.

B. Obyek Wisata Kota Solo

1. Obyek Wisata Budaya

a. Keraton Kasunanan Surakarta

Keraton Kasunanan atau Keraton Solo Hadiningrat dibangun tahun 1745 oleh Raja Paku Buwono II. Di dalam istana terdapat menara Panggung Sanggabuwana yang disebut sebagai tempat bertemu Raja dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan. Keraton ini


(38)

commit to user

dibangun secara bertahap tetapi pola dasa tata ruang tidak berubah. Beberapa banguanan dan dan area di kompleks keraton antara lain ; Alun-alun Lord an Alun-alun Kidul, Sasana Sumewa, Sitihinggil, Kamandungan, Sri Manganti, dan Kedhaton. Keraton ini memiliki museum yang menyimpan benda bernilai seni tinggi seperti kereta kencana, pusaka kerajaan, serta artefak lainnya. ( Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, 2012 )

b. Istana Mangkunegaran

Karaton indah (Pura/Karaton/lstana) ini terletak di pusat Kota Solo, di antara Jalan Ronggo Warsito, Jalan Kartini, Jalan Siswa, dan Jalan Teuku Umar. Konstruksi Pura ditanggal ulang pada tahun 1757 oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkoenagoro 1(1757-1795). Di mangkunegaran terdapat berbagai macam koleksi benda bersejarah bernilai seni tinggi seperti ; topeng tradisional, wayang golek, gamelan kuno, serta koleksi kitab kuno dari jaman Majapahit dan Mataram yang tersimpan di Reksa Pustaka.

Pura ini terdiri atas dua bangunan utama: Pendapa (Balairung lstana, tempat menerima tamu) dan Dalem (Balairung Utama) yang dikelilingi oleh tempat tinggal para keluarga Raja. Bagian timur disebut Bale Peni tempat tinggal putra atau pangeran. Bagian barat dinamakan Bale Warni tempat tinggat para putri. Di dalam Pura juga terdapat Perpustakaan Reksopustoko, berisi naskah-naskah keagamaan dan filsafat yang jarang ditemui, ditulis dalam gaya tulisan Jawa Kuno. ( Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakata, 2012 )


(39)

commit to user c. Museum Radya Pustaka

Dibangun pada 28 October 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X. Letaknya di Jl. Slamet Riyadi, di kompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari. Koleksinya terdiri dari beragam benda bersejarah bernilai tinggi seperti keris, gamelan, patung-patung batu dan perunggu, wayang kulit, keramik, dan lain-lain. Di museum ini juga ada perpustakaan yang menyimpan literatur yang ditulis pada era Jawa Kuno dan kolonial Belanda. ( Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, 2012 )

d. Museum Galeri Batik Kuno Danar Hadi

Terletak di dalam kompleks Ndalem Wuryaningratan, didirikan oleh H. Santosa Doellah yang prihatin dan terobsesi pada pelestarian dan pengembangan seni kerajinan batik di Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Mengandalkan kurang lebih sepuluh ribuan koleksi batik kuno yang dimilikinya, H. Doellah mengembangkan galeri batik kuno Danarhadi dengan tema "Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan".

Dengan menggunakan tema tersebut, penataan koleksi yang dipajang adalah Batik Belanda, Batik Cina, Batik Jawa, Hakokai, Batik pengaruh India, Batik Karaton, Batik pengaruh Karaton, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Indonesia, dan Batik Danarhadi. Koleksi yang dipajang kurang lebih tujuh ratus kain batik kuno. Setiap


(40)

commit to user

tujuh sampai sembilan bulan sekali koleksi pajangan diganti. ( Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, 2012 )

e. Kampung Wisata Batik Kauman Solo

Berbekal keahlian yang diberikan Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, kini masyarakat Kauman dapat menghasilkan karya batik yang langsung berhubungan dengan motif-motif batik yang sering dipakai oleh keluarga karaton. Dalam perkembangannya, seni batik yang ada di Kampung kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk batik, yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap, dan model kombinasi antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik Karaton Kasunanan merupakan produk unggulan Kampung Batik Kauman. Produk-produk batik Kampung Batik Kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, dan katun jenis primisima.

Kampung Kauman yang dulunya hanya memiliki sekitar 30 home industry sekarang sudah mencapai 60 lebih show room. Kampong Batik Kauman ini menjadi langganan para pembeli secara turun temurun dan wisatawan mancanegara (Jepang, Eropa, Asia Tenggara, dan Amerika Serikat). Di sini wisatawan bisa berbelanja sambil mengetahui secara langsung proses pembuatan batik. Bahkan bisa juga mencoba sendiri kegiatan membatik.

Di samping produk batik, Kampung Batik Kauman juga dilingkupi bangunan bersejarah berupa bangunan rumah joglo, limasan, kolonial, dan perpaduan arsitektur Jawa dan kolonial.


(41)

commit to user

Bangunan-bangunan tempo dulu yang tetap kokoh menjulang di tengah arsitektur modern pusat perbelanjaan, lembaga keuangan (perbankan dan valas), homestay dan hotel yang banyak terdapat di sekitar Kampung Kauman. Fasilitas-fasilitas pendukung yang ada di sekitar Kampung Kauman ini jelas menyediakan kemudahan-kemudahan bagi segenap wisatawan yang berkunjung dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain di luar batik. ( Sumber : Nurul Khafidah, 2012 : 39 )

f. Kampung Wisata Batik Laweyan

Kawasan sentra industri batik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M. Seni batik tradisional yang dulu banyak didominasi oleh para juragan batik sebagai pemilik usaha batik, sampai sekarang masih terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang.

Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, Kampung Laweyan didesain sebagai kampung batik terpadu, memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok. Kampung Laweyan ini mempunyai tata ruang yang khas perpaduan bangunan menjulang dengan gang kampong yang sempit, membentuk lorong sehingga menyusuri kampong ini seakan menyusuri lorong sejarah. Di Kampung Laweyan ini ratusan motif batik dapat ditemukan, jarik dengan motif Tirto Tejo dan Truntum jadi ciri khas Batik Laweyan.


(42)

commit to user

Pengelolaan Kampung Batik Laweyan ditujukan untuk menciptakan suasana wisata dengan konsep utama "Rumahku adatah Galeriku". Artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai showroom sekaligus rumah produksi. (Sumber : Nurul Khafidah, 2012 : 30 ) g. Taman Sriwedari

Pakubuwono X pada mulanya membuat Taman Sriwedari sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan, terinspirasi mitos tentang keberadaan sebuah taman di surga. Pada awalnya, taman ini terletak di sebuah lokasi yang dinamakan Kebon Rojo atau Taman Raja. Saat ini, taman rekreasi ini mempunyai beberapa fasilitas hiburan baik untuk anak kecil maupun dewasa, restoran-restoran kecil, dan stan penjualan suvenir.

Di dalam kompleks taman ini juga terdapat sebuah atraksi yang terkenal yaitu wayang orang Sriwedari. Wayang orang sriwedari adalah salah satu kelumpok seni wayang orang legendaries, tumbuh sejak masa Paku Buwono X di awal abad 20. Dengan setting panggung yang eksotis akan membawa suasana pertunjukan seakan ke masa dulu. Jam pertunjukan 20.00 – 23.00 Wib dan tutup pada hari minggu. (Sumber : Nurul Khafidah, 2012 : 31 )

h. Taman Bale Kambang

Taman Bale Kambang adalah sebuah ikon kejayaan Solo di masa lampau yang berada di bawah naungan swapraja Mangkunegaran. Taman yang terletak di Jl. Ahmad Yani ini dulu bernama Partinah Bosch, dibangun oleh kerabat Mangkunegara.


(43)

commit to user

Kemudian dinamakan Balekambang karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam ikan dan kolam renang yang di tengahnya terdapat rumah istirahat yang nyaman, dikelilingi kebun bunga yang sangat indah. Di samping tempat ini juga terdapat Gedung Kesenian Ketoprak Tradisional Balekambang dan kafe yang dikelola oleh seniman muda Solo. Perpaduan kesenian tradisional dan modern dalam suatu tempat, sebuah keunikan tersendiri. ( Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, 2012 )

2. Obyek Wisata Pasar Tradisional

a. Pasar Gedhe Hardjonegoro

Pasar Gedhe Hardjonegoro yang terletak di jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta ini dibangun oleh Sinuhun Pakoe Boewono x pada tahun 1930. Pasar ini didisain oleh arsitek Belanda bernama Thomas Karsten. Arsitektur Pasar Gedhe merupakan perpaduan antara gaya Eropa dengan gaya tradisional. Karena terjadi kebakaran pada tahun 2000, Pasar Gedhe mengalami renovasi namun tanpa mengubah bentuk aslinya. Pada masa awal berdirinya, di pasar ini sudah diberlakukan sistem jual beli dan sewa terhadap toko dan tempat untuk berjualan. Sebuah sistem yang masih belum umum pada masa itu. Satu hal lagi adalah bahwa Pasar Gedhe Harjonegoro menjadi pasar bertingkat pertama di Indonesia.

Pasar Gedhe ini menjadi pasar tradisional terbaik di Provinsi Jawa Tengah. Pasar ini keluar sebagai juara pertama Lomba Pasar


(44)

commit to user

Tradisional se-Provinsi Jawa Tengah tahun 2011. Pasar Gedhe yang desain bangunannya dikerjakan oleh arsitek Belanda Thomas Karsten ini memiliki omzet harian mencapai Rp 4 miliar per hari. Selain retail, pasar yang sering menjadi tujuan wisata turis asing ini juga melayani perdagangan grosir. Di Pasar Gede ini menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari seperti pasar pada umumnya. Selain itu Pasar Gedhe juga menyediakan berbagai macam kuliner dan jajanan pasar, seperti : serabi, kue-kue kecil, lemper, sosis, gempol pleret, dawet, semar mendem, berbagai macam kripik, dan masih banyak lagi. <www. pasar tradisional surakarta.com>

b. Pasar Legi

Pasar Legi didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegoro I (Pangeran Samber Nyawa). Terletak dijalan Sutan Syahrir, Kelurahan Stabelan, Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Pasar ini mempunyai luas sekitar 16.640 m2. Pasar Legi merupakan pasar induk hasil bumi terbesar di Surakarta, yang mendapatkan pasokan dagangan dari berbagai daerah baik dari wilayah sekitar surakarta maupun dari luar daerah seperti Brebes, Temanggung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan lain sebagainya. Kegiatan pasar ini dimulai dari dini hari sampai malam hari. <www. pasar tradisional surakarta.com>

c. Pasar Klitikan Notoharjo Solo

Pasar Notoharjo dibangun pada tahun 2006 oleh Pemerintah Kota Surakarta. Pasar ini terletak di Kalurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, diatas lahan seluas 1.800m2. Pasar


(45)

commit to user

Klithikan Notoharjo dibangun menampung pedagang kaki lima diarea Taman Monumen 45 Banjarsari yang berjumlah 909 pedagang.

Pasar Notoharjo lebih dikenal dengan nama Pasar Klithikan karena pasar tersebut sebagai wadah bagi pedagang kakilima yang menjual berbagai barang bekas, seperti elektronik, pakaian, ponsel, sparepart kendaraan dan barang-barang lainnya. Pasar ini cukup unik karena disini pengunjung bisa menemukan barang-barang bekas yang dengan kreativitas para pedagang maka barang-barang tersebut dimanfaatkan kembali. <www. pasar tradisional surakarta.com> d. Pasar Kembang Solo

Pasar Kembang berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. pasar ini berdiri diatas lahan seluas lebih kurang 1.409m2. Sesuai dengan namanya, pasar tersebut diperuntukan bagi pedagang yang memiliki jenis dagangan bunga (kembang). Terutama bunga tabur beserta perangkat (ubo rampe) untuk orang yang meninggal dunia.

Semula lokasi pasar ini adalah taman. Pada tahun 1963 mulai bermunculan banyak pedagang disebelah utara taman tersebut. Karena jumlah pedagang semakin banyak, maka pada tahun 1970 didirikan sebuah pasar yang bernama Pasar Kembang. Pada tahun 2006 Pasar Kembang medapatkan alokasi dana untuk merenovasi bangunan pasar tersebut. <www. pasar tradisional solo.com>


(46)

commit to user

3. Obyek Wisata kuliner

a. Tengkleng

Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi isinya adalah tulang-belulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan sate usus, sate jerohan, otak dan juga organ-organ lain seperti mata, telinga, pipi, kaki dan lain-lain. Kenikmatan menyantap Tengkleng akan terasa ketika menggerogoti sedikit daging yang menempel pada tulang dan mengisap-isap isi tulangnya. Salah satu warung tengkleng yang terkenal di kota Solo adalah warung tengkleng milik Bu Edi. Warung tengkleng Bu Edi lokasinya berada di dekat Pasar Klewer Yosodipuran Rt. 01/03 Solo. ( Peta Lengkap Wisata Kuliner Jogya-Solo hal 96-97)

b. Serabi Notosuman

Serabi notosuman adalah salah satu makanan yang terkenal di kota Solo. Di kota Solo banyak penjual serabi yang menyebar di beberapa tempat, namun yang terkenal paling enak adalah serabi notosuman yang berada di Jayengan Kidul kota Solo atau tepatnya di dekat Masjid Darussalam. Serabi notosuman memiliki berbagai jenis rasa seperti rasa pisang, cokelat, keju, nangka, kacang, dan serabi biasa yang tidak ada campurannya. Lebih menarik lagi serabi notosuman penyajiannya bervariasi, seperti digulung dengan dilapisi daun pisang atau dibiarkan utuh. Serabi notosuman harganya juga terjangkau, yaitu Rp. 1500,- per buah. (Peta Lengkap Wisata Kuliner Jogya-Solo hal 92-93)


(47)

commit to user c. Nasi Liwet

Nasi Liwet adalah salah satu makanan khas kota Solo yang merupakan nasi gurih yang dilengkapi lauk dan sayuran labu siam, ayam areh yang dipotong kecil-kecil memanjang, dan telur pindang. Untuk menikmati nasi liwet ini hanya cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 5000,- sampai Rp. 7.500,- per porsi. Nasi liwer ini dapat ditemui di arena kuliner malam kota Solo, dipinggiran jalan di pagi hari, serta di restoran. Namun apabila membeli di restoran harganya bisa sampai puluhan ribu. (Peta Lengkap Wisata Kuliner Jogya-Solo hal 94-95)

d. Timlo Solo

Timlo Solo merupakan hidangan berkuah bening yang terdiri atas sosis ayam yang dipotong-potong, telor ayam pindang dan irisan hati serta ampela ayam. Menu ini disantap dengan nasi putih yang ditaburi bawang goreng. Berbeda dengan daerah lain, Timlo Solo tidak memakai soup dan jamur. Timlo Solo dapat ditemukan di Timlo sastro, sebelah timur Pasar Gede. ( Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakata, 2012 )

e. Pecel ndeso

Pecel ndeso Solo adalah nasi pecel yang berasal dari beras merah, dicampur sayur yang berisi dedaunan dan tanaman mulai dari jantung pisang, nikir, daun petai cina, bunga turi dan kacang panjang, sambal wijen putih atau hitam. Pecel ndeso ini disajiakan dengan tahu dan tempe bacem, bongko, wader, lele, dan udang goreng. Kuliner ini


(48)

commit to user

dapat di jumpai di Ngarsopuro dan juga sering di jajakan oleh ibu-ibu penjual pecel keliling. (Peta Lengkap Wisata Kuliner Jogya-Solo hal 107-108)

4. Obyek Wisata Belanja

a. Pasar klewer

Surakarta atau Kota Solo merupakan satu sentral budaya di Jawa Tengah. Keraton, Batik, dan Pasar Klewer adalah 3 hal yang menjadi identitas kota tua ini. Tradisi membatik yang menjadi ciri khas Kota Solo sampai hari ini masih diteruskan dari generasi ke generasi. Tidak heran kemasyuran Solo sebagai salah satu kota produsen batik sudah terkenal hingga ke mancanegara. Salah satu tempat pembuatan batik Solo sekaligus pusat penjualan batik terbesar di Solo bisa ditemukan di Pasar Klewer. Di Pasar ini beragam batik, mulai dari kain batik dengan motif kuno dan sakral hingga bentukan modern seperti baju batik dan taplak maupun bed cover yang menjadi cinderamata kota Solo bisa ditemukan. Selain batik Pasar Klewer juga menyediakan berbagai jajanan pasar, oleh-oleh khas Solo, serta buah-buahan.

Sebagai satu simbol kota tua Surakarta, pasar klewer juga menjadi bukti sejarah keberadaan batik di kota ini. Disetiap gambaran batik motif yang ditawarkan para pedagang menunjukkan era kreatifitas dan perkembangan batik dari hari ke hari sesuai trend. Jika pandai membaca motif, pasti akan mampu merangkai sebuah cerita dari motif-motif yang tergambar dalam sebuah kain. Keunikan lainnya, para pedagang yang berjualan disini juga merupakan generasi


(49)

turun-commit to user

temurun. Mereka tetap bertahan dipasar ini karena berdagang batik merupakan lahan pencarian mereka sejak zaman buyut mereka dulu. Tidak heran jika terdapat satu keluarga yang berjualan dalam satu blok. Tidak bisa dipungkiri, batik nyatanya menjadi warisan dan jaminan hidup para pengrajin dan pedagang batik di pasar klewer. Inilah bukti satu warisan yang mampu menaungi hajat hidup generasi mendatang. < www.pasar tradisional surakarta.com>

b. Pasar cinderamata atau souvenir solo

Pasar Cinderamata atau Souvenir Solo terletak tidak jauh dari Pasar Klewer dan Kraton Kasunanan, yaitu disebelah utara Kraton Kasunanan yang merupakan jalan masuk menuju ke Pasar Klewer. Letaknya yang strategis membuat Pasar ini ramai tiap harinya, hanya untuk melihat melihat ataupun membeli souvenir khas Solo. Di pasar ini menjual souvenir-souvenir khas Solo, antara lain ; keris, blankon, T-shirt, dan souvenir lainnya.

c. Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center

Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center mulai dikembangkan tahun 2005, Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center tak jauh beda dengan Pasar Klewer, yaitu menjual berbagai macam batik mulai dari yang tradisional hingga modern, hanya di Pusat Grosir Solo dan Beteng Trade Center dikemas lebih modern, dilengkapi dengan air conditioner dan food court di lantai paling atas, dan letaknya pun tak jauh dari Pasar Klewer.


(50)

commit to user d. Solo Grand Mall

Solo Grand Mall adalah mall pertama yang di bangun di Kota Solo, letaknya yang strategis di jalan utama Kota Solo membuat Solo Grand Mall berkembang pesat. Ditunjang dengan fasilitas yang memadai membuat Solo Grand Mall menjadi pilihan belanja untuk keluarga. Di Solo Grand Mall ini terdapat Time Zone untuk para anak-anak dan café untuk para anak-anak muda, selain itu juga terdapat bioskop yang menjadikan mall ini selalu ramai pengunjung.

e. Solo Square

Solo Square adalah mall kedua yang di bangun di kota Solo setelah Solo Grand Mall. Solo Square juga menyajikan fasilitas fasilitas yang lengkap, yang tak jauh beda dengan Solo Grand Mall. Solo Square ini sering menampilkan konser musik dari band ternama Indonesia untuk menarik para pembeli dan menjadikan mall ini selalu ramai pengunjung.

C. Fasilitas Kota Solo

Kota dengan slogan “ Solo Kreatif, Solo Sejahtera” yang pada tahun 2011 lalu digelorakan oleh Walikota Jokowi ini mempunyai berbagai fasilitas kota yang menunjang kota Solo sebagai kota yang berpotensi menjadi kota wisata kreatif, antara lain ;

1. Belanja Grosir Pakaian Pasar Klewer

Pasar Klewer adalah pusat bursa tekstil dan sandang terbesar di Jawa Tengah yang merupakan aset dan potensi ekonomi milik kota


(51)

commit to user

Solo yang terus dipertahankan keberadannya dan dikembangkan potensinya. Sesuai dengan misi dan visi kota Solo yaitu kota budaya, pariwisata, dan perdagangan, pasar Klewerlah salah satu alternatifnya. Jenis dagangan di pasar Klewer yang terutama adalah konveksi. Hal ini sejalan dengan adanya citra pasar Klewer sebagai pasar Konveksi terbesar di Jawa Tengah. Selain konveksi, di pasar Klewer juga tersedia jajanan dan oleh-oleh khas Solo, Souvenir, serta buah-buahan. 2. Citywalk

Citywalk merupakan jalan khusus yang disediakan untuk para pejalan kaki dan pesepeda. Citywalk di Kota Solo terdapat di beberapa tempat, antara lain ;

a. City walk Jl. Slamet Riyadi b. Citywalk Kapung Batik Laweyan c. Citywalk Pasar Kliwon

3. Urban Forest

Urban Forest merupakan suatu konsep hutan dalam kota yang dibangun Pemkot Solo di bantaran sungai Bengawan Solo pada tahun 2010. Urban Forest adalah salah satu tempat baru favorit para pemancing, yakni sekitar Sungai Bengawan Solo tepatnya di Kelurahan Pucangsawit. Bukan hanya untuk memancing melainkan juga menikmati keindahan taman dan Sungai Bengawan Solo. <www.portal informasi surakarta.com>


(52)

commit to user 4. Free Hotspot

Fasilitas koneksi internet gratis atau Free Hotspot di Solo dipasang di setiap kelurahan dan sepanjang Citywalk Slamet Riyadi, antara lain :

a. Kawasan Ngarsopuro Jl. Diponegoro b. Taman Balekambang Manahan c. Plaza Sriwedari Jl.Slamet Riyadi d. 51 Kelurahan di Kota Surakarta

e. Ruang Tunggu Terminal Bus Tirtonadi f. Ruang Tunggu Dishubkominfo Manahan

g. Hotzone (Hotspot tanpa putus dari Depan Loji Gandrung sampai depan Sriwedari, Jl. Slamet Riyadi) <www.portal informasi surakarta.com>

5. Solo Car Free Day

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah memberlakukan car free day di Jl Slamet Riyadi mulai Minggu 30 Mei 2011. Atas pemberlakuan program tersebut Jl Slamet Riyadi dari Purwosari hingga Bundaran Gladak tertutup untuk semua kendaraan bermotor kecuali kendaraan umum. Selain itu, kebutuhan angkutan masyarakat di jalan protokol Kota Bengawan itu juga akan dilayani kendaraan tidak bermotor seperti becak, andong, dan dokar. Untuk pengenalan, car free day hanya diberlakukan selama sekali sepekan, setiap hari Minggu, pada pukul 05.00-09.00 WIB. Car Free Day ini bertujuan untuk mengurangi tingkat polusi kendaraan. Masyarakat pun


(53)

commit to user

menyambut antusias dan makin hari keberadaan car free day menjadi tempat berbagai komunitas unjuk gigi. Selain itu kawasan Slamet Riyadi juga seolah menjadi magnet berbagai kegiatan mulai dari yang sifatnya sosial, komersial hingga budaya. Maka dari itu tak heran jika kota-kota satelit Solo seperti Sragen, Boyolali, serta Sukoharjo ikut memberlakukan program tersebut. <www.kota surakarta.com>

6. Transportasi

a. Transportasi Umum

1) BST ( Batik Solo Trans )

Batik Solo Trans mulai beroperasi sejak 2010, menggantikan Bus Damri yang sebelumnya melayani jalur dari Palur-Jurug-UNS-RS Muwardi-Pasar Gede-Gladak-Kustati Gading-Sraten-Jamsaren-Tipes-Bayangkara-Baron-Gendengan-Purwosari-Kleco-Pabelan-Kartosuro. Kembali Kartosuro-Pabelan-Kleco-Purwosari-RS Kasih Ibu-Gendengan-SGM-Sriwedari-Nonongan-LP-Gladak-Balai Kota-Pasar Gede-RS Muwardi-UNS-Jurug-Palur.

Pada awalnya pembelian tiket masih diatas bis oleh kondektur, namun sejak awal tahun 2012 juga dapat menggunakan smart card. Berbeda dengan Busway Transjakarta, BST ini tidak mempunyai jalur khusus. Mungkin karena masih tidak semacet Jakarta. Ukuran bisnya juga bukan bis besar, apalagi bis gandeng. Namun itu sudah cukup untuk Kota seperti Solo. Model tempat duduk bus ini juga mengakomodir penumpang berdiri agar


(54)

commit to user

nyaman, sehingga dapat menampung banyak penumpang. <www.transportasi solo.com>

2) Prambanan Ekspress ( Prameks )

Prameks merupakan kereta yang melayani jalur Solo – Yogyakarta – Kutoarjo, yang merupakan jalur ganda (double track). 1 set terdiri 5 unit kereta Prameks per rangkaian KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) tersebut terdiri atas satu unit kereta mesin (engine, KDE) diesel, satu unit kereta ko-trailer, dua unit kabin trailer dan satu unit trailer ditambah kabin masinis. KRDE ini diberi kode KDE-3, yang berarti KRDE kelas ekonomi.

Saat ini, Prameks beropeasi 10 kali PP (Solo – Yogyakarta). Kereta api ini juga sekarang berhenti di Stasiun Maguwo (Bandara Adisucipto), sehingga terintegrasi dengan Bis Transyogya dan pesawat terbang. <www.transportasi solo.com> b. Transportasi Wisata

1) Bus Tingkat Werkudara

Bus Tingkat Werkudara adalah bus tingkat pertama dan satu-satunya di Indonesia. Bus Tingkat Werkudara ini merupakan transportasi wisata Kota Solo. Tarifnya yaitu Rp 20.000 dengan durasi 3 jam perjalanan mengelilingi kota Solo. Bus ini juga bisa disewa dengan tariff sewa Rp. 800.000,- / 3 jam. Beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-22.00 yang melewati titik-titik wisata dan ekonomi, seperti Taman Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Kampoeng Batik Kauman, Laweyan, Lumbung Batik, Pura


(55)

commit to user

Mangkunegaran, dan lainnya. ( sumber : Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, 2012 )

2) Sepur Klutuk Jaladara

Sepur Klutuk Jaladara merupakan kereta api kuno yang digerakkan dengan tenaga uap yang beroperasi di tengah-tengah kota Solo yang menawarkan eksotisme wisata tempo dulu. Transportasi wisata kota Solo ini hanya terdiri dari dua gerbong dengan kapasitas 80 orang penumpang. Sepur kluthuk Jaladara rencananya akan beroperasi 2 kali semingu, setiap hari sabtu dan minggu dengan rute dari Stasiun Puwosari menuju Stasiun Kota Sangkrah yang berjarak kurang lebih 5 kilometer. Rute ini melewati Jalan Slamet Riyadi, jalan utama kota Solo, dan akan singgah beberapa saat di beberapa tempat perhentian dalam satu trip pulang pergi, diantaranya adalah Kampung Laweyan, Loji Gandrung, Ngapeman, Pasar Pon, Keraton, dan Gladak. Jika memungkinkan, kereta uap ini juga bisa dijalankan di luar jadwal tetap.

Harga harga tiket kereta kuno ini yaitu Rp.100.000 untuk sekali jalan. Bagi mereka yang mempunyai KTP Solo, harga memang lebih murah, yaitu Rp 30 ribu per orang, karena untuk sekali jalan pulang pergi, kereta ini membutuhkan sekitar tiga kubik kayu jati yang harganya mencapai Rp 3,2 juta. ( sumber : Leaflet Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, 2012 )


(56)

commit to user

Railbus merupakan transportasi wisata yang dibeli dari PT Inka dengan harga Rp 17 miliar. Railbus berjalan membelah Kota Solo. Di dalam kota, Railbus berjalan dengan kecepatan rata-rata 20 kilometer per jam. Namun saat di luar kota, kecepatan bertambah menjadi 30 kilometer per jam. Rute Railbus adalah Purwosari menuju Wonogiri dengan jarak tempuh 32 kilometer. Kereta ini memiliki tiga gerbong dengan panjang 40 meter, lebar 2,89 meter, berkapasitas 160 penumpang dan berat 59,9 ton. Railbus adalah jenis Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE), dikembangkan dengan body mengadopsi kereta super cepat TGV dari Perancis. Di setiap gerbong, dilengkapi dengan pendingin, petunjuk waktu serta kecepatan Railbus. Mengenai kecepatan, Kepala Divisi Pemasaran PT Inka, Agung Sedayu mengatakan Railbus dapat melaju 100 kilometer per jam.

Mengenai operasional, Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Yosca Herman Soedradjad mengatakan pengoperasian Railbus masih menunggu rapat koordinasi dengan pihak terkait, yakni Pemerintah Kota Solo, PT KA, dan Kementerian Perhubungan. Untuk penghitungan tarif nanti dari Dirjen Perkeretaapian, ini jelas akan dihitung melihat dari faktor ekonomi, sosial dan lainnya. Kehadiran Railbus diharapkan akan menjadi moda transportasi masal yang dapat mempersingkat perjalanan dari Solo ke Wonogiri. <www.transportasi solo.com>


(1)

commit to user

Gula Colomadu karena adanya pertentangan dari budayawan karena alasan merusak lingkungan, seharusnya hal tersebut tidak terjadi apabila event SIEM tersebut direncanakan dengan matang dan melibatkan berbagai pihak termasuk budayawan. Pada akhirnya segala konsep yang sudah tersusun rapi dan dikemas secara kreatif terpaksa gagal di gelar di Taman Bale Kambang, dan harus memikirkan konsep baru dikarenakan lokasi yang baru. Maka dari itu perlu adanya planning yang matang serta koordinasi yang baik dengan berbagai pihak agar segala sesuatu kreatifitas yang akan diakukan dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan pertentangan.

b. Menuju profesionalisme

Perlahan-lahan mulai menjual event-event kota seperti ; Solo International Ethnic Music, Solo International Performing Art, Solo Batik Fashion, dan lain-lain. Dengan adanya pendapatan dari event-event tersebut maka pembenahan dapat dilakukan dan para pelaku event-event tersebut akan termotivasi, karena selain subsidi dari Pemkot mereka juga mendapat penghasilan dari kreatifitas mereka, sehingga kreatifitaspun akan terus berkembang sekaligus kesejahteraan masyarakat Kota Solo juga semakin meningkat. (wawancara dengan Prayuti, staff bagian Promosi dan Informasi Dinas Pariwisata Surakarta, Selasa 8 Mei 2012)


(2)

commit to user

Dalam upaya meningkatkan kota Solo untuk menjadi kota wisata kreatif kerjasama yang baik dengan masyarakat sangat diperlukan agar pembangunan kota dapat mengenai sasaran dan tidak menimbulkan masalah baru serta dapat dinikmati oleh semua pihak. Hal tersebut juga harus diiringi dengan kesadaran oleh semua masyarakat untuk bersama-sama membangun kota tidak hanya Pemkot saja. Pemerintah Kota bertindak sebagai koordinator, dan fasilitator, selebihnya kreatifitas masyarakatlah yang harus berjalan. Sehingga dengan kerjasama yang baik antara pemerintah kota dengan masyarakat maka perkembangan kota Solo akan terealisasi seiring dengan berjalannya waktu.

Masyarakat yang sadar lingkungan untuk turut menjaga kebersihan, keamanan, serta ketertiban, dan mempunyai kesadaran untuk membangun kota sangat diperlukan untuk mendukung kreatifitas yang dicanangkan Pemkot. Sehingga slogan Solo Kreatif Solo Sejahtera,yang maknanya adalah usaha Pemkot untuk mensejahterakan masyarakatnya melalui pembangunan-pembangunan yang kreatif dapat terealisasi. Kreatifitas melalui event-event budaya bertaraf local, nasional, dan internasional yang diselenggarakan, beserta sarana pendukung seperti transportasi wisata serta fasilitas-fasilitas kota, akan menimbulkan dampak yang positif untuk semua pihak terutama masyarakat. ( wawancara dengan Ipung Saryoko Kabid Sarana Wisata Dinas Pariwisata dan Budaya Surakarta , Jum’at 1 Februari 2013)


(3)

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kota Solo merupakan salah satu kota besar yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota dengan sebutan kota batik serta kota budaya ini memiliki semboyan “BERSERI”, akronim dari “(Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah)”, sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Sementara untuk menarik para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri Kota Solo menggunakan slogan pariwisata “SOLO, The Spirit of Java”, yang artinya Solo, Jiwanya Jawa. Solo juga menggelorakan slogan “Solo Kreatif, Solo Sejahtera”, slogan itu menyiratkan keinginan Pemkot untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui program-program pembangunan kreatif.

Kota Solo memiliki akar budaya yang kuat dan merupakan kota budaya yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Mulai dari bangunan bersejarah, event-event budaya, festifal, serta aset wisata kreatif seperti kerajinan dan batik menjadi latar belakang pengembangan Kota Solo sebagai kota wisata kreatif. Jika hanya mengandalkan bangunan bersejarah perkembangan kota akan stagnan, oleh karena itu sangat penting dilakukan pengembangan kota yang berbasis kreatifitas. Solo memiliki aset wisata kreatif yang menarik untuk dikembangkan, seperti : wisata kerajinan, seni pertunjukan budaya, bangunan bersejarah, hingga wisata kuliner. Oleh karena itu pengembangan kota sangat diperlukan agar Kota Solo dapat berkembang menjadi kota wisata kreatif.


(4)

commit to user

Kota wisata yang kreatif adalah sebuah tempat di mana orang merasakan bahwa mereka bisa berpikir, bertindak, berencana dengan imajinasi, sebuah kota dimana seperti mengundang kita untuk masuk lebih dalam. Kota kreatif juga berisi orang yang punya kombinasi pengetahuan begitu mendalam tentang kotanya, industrinya, seni budaya, bisnisnya, dan yang secara bersamaan juga terbuka terhadap sebuah toleransi, punya kapasitas untuk mendengarkan. Kota kreatif adalah juga tentang personality quality, di mana ada banyak orang dengan kualitas yang berbeda tadi, diizinkan untuk mengembangkan diri.

Untuk dapat mengembangkan Kota Solo menjadi kota wisata kreatif maka perlu melakukan upaya-upaya antara lain ; Melakukan pembenahan terhadap bangunan-bangunan bersejarah namun tidak mengubah bentuk aslinya serta menambah suatu atraksi wisata untuk menarik minat wisatawan, Mengangkat event-event daerah ke dalam event kota, Mengadakan ekstrakulikuler seperti : tari, dalang, gamelan di sekolah-sekolah untuk regenerasi, Memberi ruang kepada komunitas unik di Kota Solo untuk tampil di event kota, Mengenalkan icon-icon kota seperti Bus Tingkat Werkudara, Kereta Klutuk Jaladarak,serta Railbus Bathara Kresna khususnya kepada wisatawan asing, Sering menggelar pemeran kerajinan-kerajinan khas kota Solo, Menggelar festifal untuk para wisatawan agar lebih mengenal kota solo misalnya festifal kuliner khas Kota Solo, Terus mempromosikan dan mengembangkan fasilitas kota seperti ; shelter Manahan, urban forest, car free day, dan lain-lain.

Dengan upaya pengembangan seperti disebutkan di atas diharapkan Kota Solo semakin kreatif dan terus berkembang. Namun untuk mengembangkan Kota Solo menjadi kota wisata yang kreatif tentu saja terdapat kendala yang harus


(5)

commit to user

dihadapi, diantaranya ; menimbulkan pertentangan budayawan, menimbulkan dampak negatif, kurangnya kesadaran masyarakat dan sebagainya. Untuk mengatasi kendala tersebut maka solusi yang harus dilakukan antara lain ; melakukan koordinasi dan perencanaan yang matang, Melakukan kerjasama yang baik serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membangun kota , Menuju profesionalisme ( mulai menjual event-event kota, karena dengan adanya pendapatan maka pembenahan dapat dilakukan). Dengan solusi seperti di atas maka tidak hanya sekedar membangun kota, namun juga dapat mensejahterakan masyarakatnya, sehingga pembangunan Kota Solo dapat dinikmati oleh semua kalangan.

B.Saran

Dalam membangun sebuah kota, Pemkot hendaknya tidak turut terjebak dalam pragmatisme pembangunan, tren gaya hidup, isu-isu populer yang hanya berhenti di tataran permukaan (seperti halnya pencitraan) dan harus lebih berpihak pada kebutuhan publik akan rasa nyaman dan aman dalam hidup, berkehidupan dan berpenghidupan, ”selama-lamanya”, tentu saja melalui pembangunan dan pemikiran yang kreatif.

Berikut merupakan saran-saran untuk Pemerintah Kota Solo untuk dapat mengembangkan Kota serta mensejahterakan masyarakat sebagaimana slogannya.

1. Walikota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, pada periode terakhir kepemimpinannya harus berani mengambil langkah yang tidak populer. Langkah itu adalah meletakkan rancangan pembangunan Kota


(6)

commit to user

Solo dalam proyeksi seratus tahun ke depan. Tidak sebagai slogan tetapi sebagai sebuah kerja nyata.

2. Slogan “Solo Kreatif, Solo Sejahtera” harus benar-benar direalisasikan agar perkembangan kota dapat ikut serta mensejahterakan masyarakat didalamnya, dan juga memberikan perhatian lebih pada asset-aset wisata kreatif agar kota Solo dapat berkembang menjadi kota wisata kreatif yang banyak mendatangkan wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

3. Upaya nyata dari semua pihak agar pertumbuhan kota bisa dinikmati segala lapisan masyarakat. Misalnya turut memperhatikan sarana transportasi ramah lingkungan seperti becak, karena kondisi tukang becak di Solo semakin tereliminasi dan menjadi penonton saja seiring dengan tumbuh kembangnya kota. Kini mereka adalah korban kebijakan atas nama pengembangan kota.

4. Mengantisipasi ancaman kemacetan harus mulai digagas sejak saat ini. Bukan tidak mungkin, kurang dari lima tahun kedepan Kota Solo akan menjadi cukup macet seiring dengan tumbuh kembangnya kota dan pertambahan kendaraan bermotor yang seolah menjadi tanda kemakmuran dan meningkatnya perekonomian di sebuah kawasan. Hal ini harus disadari bersama segenap kalangan di Kota Solo.