Model Pembelajaran Problem Based Learnin (1)

Bab I
Pendahuluan

1.1.

Latar Belakang masalah
Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang berlangsung terus

menerus dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik
tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah secara umum, maupun tujuan
pendidikan yang ditetapkan oleh sekolah.
UU No 20 th.2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan dan berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Dengan memperhatikan tujuan pendidikan tersebut diatas, maka
pembelajaran harus mampu mendorong siswa agar memiliki karakter yang baik,
cerdas, berakhlak mulya dan berpengetahuan luas. Hal ini tentu bukan hal yang dapat

diperoleh secara instant melainkan memerlukan waktu yang panjang dan
pembelajaran dirancang secara terencana dan menggunakan model belajar serta
model-model yang tepat.
Pada kenyataan dilapangan, kegiatan pembelajaran masih ditemukan proses
belajar mengajar yang menggunakan model konvensional, dimana guru
menerangkan lalu murid menulis. Aktivitas itu berlanjut hingga selesai jam
pelajaran. Hal ini tentu saja tidak mencukupi kebutuhan pendidikan karena yang
terjadi adalah transfer ilmu pengetahuan yang bersifat satu arah, guru sentries.
Pendidikan modern, menginginkan suatu proses pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif dan mendorong siswa untuk mencari, memperoleh ilmunya
sendiri. Maka guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan bagi
peserta didik.
Pola pembelajaran yang bersifat hapalan seakan menjadi sebuah tradisi
dibanyak sekolah. Guru memberikan banyak konsep ilmu pengetahuan untuk
dihapalkan dan diketahui para peserta didik tetapi lupa mendorong peserta didik itu
Problem Based Learning

Page 1

untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang dahapalkannya dalam kehidupan nyata.

Akibanya pembelajaran menjadi tidak efektif karena saat peserta didik berhadapan
langsung dengan kehidupan mereka, mereka tidak dapat melakukan apa-apa.
Tuntutan dalam pembelajaran modern yang tanggap terhadap perubahan
jaman, pola tradisional sudah seharusnya ditinggalkan. Peserta didik tidak hanya
diminta untuk menguasai konsep melainkan dengan bimbingan guru, mereka dapat
menggunakan konsep-konsep ilmu pengetahuannya secara nyata. Banyak peristiwa
atau permasalahan yang ada disekeliling kehidupan siswa dapat diamati untuk
dijadikan sumber belajar dan sebagai sarana memanfaatkan konsep pengetahuan
yang dimilikinya untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka.
Melihat kebutuhan dan tuntutan pendidikan yang semakin meningkat, maka
para guru diharuskan untuk terus-menerus mengembangkan wawasan, menambah
keterampilan dan keilmuan serta memahami seni dari mengajar itu sendiri. Guru
harus melakukan terobosan dan inovasi-inovasi dalam model dan teknik mengajar.
Hal ini penting , karena teknik dan model mengajar yang tepat dapat memudahkan
siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran.
Kami, berpendapat bahwa materi pelajaran tidak melulu hanya
dikembangkan sesuai dengan apa yang ada dibuku sehingga bersifat kaku. Materi
pelajaran dapat mengambhil tema dari lingkungan dan peristiwa disekitarnya .
Dalam mengupayakan pembelajaran efektif, maka pembelajaran di kelas ada
kesinambungan dan sangkut paut dengan keadaan dan situasi dimana peserta didik

tinggal.
Peserta didik dapat dilibatkan dalam suatu proses pembelajaran yang dimulai
dengan mengamati permasalahan yang timbul disekelilingnya kemudian mencari
tahu bagaimana cara memecahkan persoalan tersebut. Oleh karena itu Pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning dianggap sebagai model yang
tepat untuk digunakan sebagai model, karena menggiring siswa untuk lebih kritis dan
realistis.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pembahasan akan dirumuskan sebagai
berikut :
a. Apaka pengertian model Problem Based Learning?
b. Bagaimana langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunkakan
model Problem Based Learning?
c. Bagaimana pengelolaan kelas dalam pengajaran Problem Based learning ?
Problem Based Learning

Page 2

d. Bagaimana evaluasi dalam model Problem Based learning?
e. Bagaimana model Problem Based learning dalam Praktek Pembelajaran

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
a. Mengetahui pengertian Problem Based learning
b. Memahami langkah-langkah /prosedur pelaksanaan model Problem Based
learning dalam proses belajar mengajar
c. Mengetahui pengelolaan kelas yang baik dalam proses pembelajran dengan
model Problem Based Learning
d. Mengetahui model evaluasi yang tepat dalam model Problem Based
learning
e. Mengetahui bagaimana model Problem Based Learning dalam Praktek
pengajaran.
1.4. Sistematika Pembahasan
Bab I. Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang Masalah

1.2.

Rumusan Masalah


1.3.

Tujuan Penulisan

1.4.

Sistematika Pembahasan

1.5.

Bab II Pembahasan

2.1. Pengertian model Problem Based Learning
2.2. Langka-langah Pembelajaran
2.3. Pengelolaan Kelas
2.4. Model Evaluasi
2.5. Model Problem Based Learning dalam Praktek Pembelajaran
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan

3.2. Saran
Daftar Pustaka
.

Problem Based Learning

Page 3

Bab II
Pembahasan
2.1. Pengertian Model Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah model belajar berbasis masalah.
Pembelajaran dimulai dengan adanya masalah yang dipilih oleh siswa atau guru.
Kemudian peserta didik mendalami permasalahan tersebut dengan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya. Oleh karena itu pemilihan masalah yang akan dibahas harus
permasalahan yang actual, menarik dan bersinggungan dengan kehidupan nyata
peserta didik.
Beberapa ahli mendefinisikan pengertian Problem Based learning
diantaranya adalah :
a. Sudirman dkk (1991:146), menyatakan bahwa Problem Solving adalah cara

penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak
pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau
jawaban oleh siswa
b. Abdul Majid (2008:142), Model pemecahan masalah adalah cara memberikan
pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan
berpikir tentang sesuatu masalah untuk selanjutnya menganalisa masalah tersebut
sebagai upaya untuk memecahkan masalah
c. Menurut Muhammad Oemar (1980), Problem Solving adalah jenis cara belajar
Discovery dalam hal ini siswa, baik secara individu maupun kelompok berusaha
memecahkan masalah/problem yang nyata. Menurutnya masalah pada problem
Problem Based Learning

Page 4

solving berbeda dengan inquiry/discovery walau keduanya berdasarkan pada
penemuan. Masalah pada problem solving bersifat terbuka , yang artinya
permasalahan belum memiliki jawaban yang pasti sehingga setiap siswa atau guru
dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian Problem Based
Learning memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi,
mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan

masalah yang dihadapi.
Sebagai model belajar, model ini sangat baik untuk
diterapkan karena menggiring siswa pada pola pikir, bagaimana
memecahkan suatu problem atau masalah dengan disertai pola
pikir yang ilmiah. Karakteristik Problem Based Learning adalah sebagai
berikut :
a. Belajar dimulai dengan mengangkat suatu masalah
b. Memastikan bahwa masalah yang diangkat adalah masalah yang
berhubungan dengan dunia peserta didik
Kelebihan Problem Based Learning dibanding model pembelajaran lainnya
adalah :
a. Mendorong adanya kerjasama dalam menyelesaikan tugas
b. Mendorong siswa untuk melakukan pengamatan dan dialog dengan orang
lain
c. Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan
d. Membantu peserta didik untuk belajar mandiri
e. Pembelajaran menjadi lebih realistic dengan kehidupan nyata
Kekurangan atau kelemahan dari model Problem Based Learning diantaranya
adalah :
a. Kondisi sekolah yang tidak kondusif

b. Persiapan pembelajaran yang lebih kompleks
c. Memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dapat melampaui batas waktu
yang ditetapkan dalam program pengajaran
d. Model Problem Based Learning tidak mencakup semua informasi atau
pengetahuan dasar.
Namun meski Problem Based Learning tidak mencakup semua informasi atau
pengetahuan dasar, dan pemahaman akan mater pelajaran IPS tentang fakta, konsep,
teori, pendapat dan sebagainya tetap penting untuk dipelajari, agar hal tersebut tidak
sebatas sebagai materi keilmuan semata , perolehan pemahaman yang mendalam
dapat diperoleh bila dihubungkan dengan berbagai peristiwa dan permasalahn yang
ada dan terjadi dilingkungan kehidupan nyata peserta didik.
Problem Based Learning

Page 5

Prof. Dr. S. Hamid Hasan, M.A. menegemukakan dalam Revitalisasi
Pendidikan IPS dalam buku Inovasi Pembelajaran IPS(2010 : 17-18), bahwa
konten substantive berkenaan dengan aspek materi pelajaran tradisional yang berupa
fakta, konsep, teori, pendapat dsb. Tetap penting namun tidak hanya dikembangkan
dari materi disiplin ilmu semata melainkan juga dari berbagai permasalahan yang

ada dalam masyarakat disekitarnya, nasional, regional, dan dunia. Peristiwaperistiwa yang terjadi dalam masyarakat ; perbuatan merusak, tingkat toleransi yang
rendah, tingkat taat hokum yang rendah, harga diri, kemiskinan, mental menerabas
dsb. Dapat dikemas dan dijadikan materi substantive.
Peristiwa kebakaran hutan, kemiskinan, dan ledakan penduduk adalah contoh
peristiwa lain yang dapat diangkat dalam pembelajaran IPS. Para peserta didik diajak
untuk mengamati sebab-sebab yang terjadi dan mencari solusi pemecahan masalah
secara ilmiah dengan teori dan konsep-konsep pengetahuan yang dimilikinya.
2.2. Tujuan Pengajaran Problem Based Learning dalam Pengajaran IPS
Menurut Trianto (2010:94) tujuan pengajaran berbasis masalah adalah :
a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
pemecahan masalah.
b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.
c. Menjadi pembelajar yang mandiri
d. Sedangankan tujuan dari pembelajaran IPS itu sendiri adalah
2.3. Langka-langkah Pembelajaran
Langkah pertama adalah kita harus menentukan masalah apa yang akan dicari
pemecahannyan. Dengan memperhatikan syarat masalah yang baik diantaranya
adalah :
a. Jelas, dalam arti bersih dari pada kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi
pengertian yang berbeda. Istilah yang dipergunakan tidak memiliki dua

b.

pengertian yang dapat ditafsirkan berbeda-beda.
Kesulitannya dapat diatasi. Maksudnya ialah bahwa pokok persoalan yang

c.

akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda/kompleks.
Bernilai bagi murid. Hasil ataupun proses yang diamati murid harus
bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya

d.

pengalaman murid.
Sesuai dengan taraf perkembangan psikologi murid. Masalah yang dipecahkan
tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit. Jadi harus sesuai dengan
kapasitas pola pikir murid.

Problem Based Learning

Page 6

e.

Praktis, dalam arti mungkin dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Atau,
problema itu diambil dari praktek kehidupan sehari-hari, dari lingkungan
sekitar dimana murid itu berada

Langkah – langkah Penyelesaian masalah menurut J.Dewey (Gulo.W.
2002:115) dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :
Tahap – Tahap
1. Merumuskan masalah

Kemampuan yang
diperlukan
Mengetahui dan
merumuskan masalah secara

2.

Menelaah masalah

jelas
Menggunakan pengetahuan
untuk memperinci
menganalisa masalah dari

3. Merumuskan hipotesis

berbagai sudut
Berimajinasi dan
menghayati ruang lingkup,
sebab – akibat dan alternative

4. Mengumpulkan dan

penyelesaian
Kecakapan mencari dan

mengelompokkan data

menyusun data menyajikan

sebagai bahan

data dalam bentuk

pembuktian hipotesis
5. Pembuktian hipotesis

diagram,gambar dan tabel
Kecakapan menelaah dan
membahas data, kecakapan
menghubung – hubungkan dan
menghitung
Ketrampilan mengambil

6. Menentukan pilihan
penyelesaian

keputusan dan kesimpulan
Kecakapan membuat altenatif
penyelesaian kecakapan
dengan memperhitungkan
akibat yang terjadi pada setiap
pilih

Problem Based Learning

Page 7

Menurut Made Pidarta (1990: 57-58), langkah-langkah dalam pemecahan masalah
adalah sebagai berikut:
a.

Mengemukakan masalah yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

b.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir.

c.

Salah seorang siswa ditunjuk untuk memecahkan masalah.

d.

Bila belum dapat menjawab dialihkan ke yang lain.

e.

Jika siswa kesulitan memecahkan masalah guru membantu membentuk
alternatif-alternatif jawaban atas masalah lain sebagai contoh.atau membantu
siswa berfikir dengan alat peraga.

f.

Jika jawaban siswa kurang tepat, menyuruh siswa memperbaikinya dengan
diberikan pertanyaan pancingan
Ada beberapa hal yang harus dikuasai guru dalam menerapkan model

Problem Based Learning dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya :
 Guru harus gemar mengikuti perkembangan /peristiwa-peristiwa yang bersifat
aktual.
 Guru harus menguasi bahan yang akan diberikan kepada siswa dan memilih
materi mana yang tepat untuk diajarjkan dengan menggunakan model problem
solving. Dengan demikian ada kesesuaian antara bahan ajar dan model yang akan
digunakan.
 Guru memiliki kemampuan dalam hal mengelola kelas sehingga tercipta proses
belajar yang menyenangkan dan tidak menegangkan.
 Guru mampu menggiring siswa untuk dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan nyatanya setelah mereka mengikuti proses belajar dengan model
problem solving.
 Guru memanfaatkan penggunaan model problem solving sebagai bimbingan bagi
siswa dalam persoalan kehidupannya.

2.4. Pengelolaan Kelas dalam Model Problem Based Learning
Dalam penataan ruangan kelas disesuaikan dengan kondisi dan situasi kelas.
Beberapa factor yang harus diperhatikan adalah :
 ukuran ruang kelas
 jumah siswa
 tingkat kedewasaan siswa
Problem Based Learning

Page 8

 pengalan guru dan siswa dalam melaksanakan model pembelajaran
2.5. Model Evaluasi
Tugas guru pada akhir pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan
keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. Evaluasi tidak cukup hanya
dengan tes tertulis saja tetapi berdasarkan penilaian atas pekerjaan yang dihasilkan
siswa yang berupa hasil penyelidikan (format terlampir)
2.6. Model Problem Based Learning dalam Praktek Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan

: SMP Negeri 1 Kebonpedes

Kelas/Semester

: VII/1

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Tema

: Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk Indonesia

Pertemuan Ke

: 1 dan 2

Alokasi waktu

: 4 x 40 Menit

A.

KOMPETENSI INTI

1.

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2.

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

3.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Problem Based Learning

Page 9

B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dan
lingkungannya
2.1 Meniru perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, aman, dan percaya
diri sebagaima na ditunjukan oleh tokoh tokoh pada masa Hindu Buddha dan
Islam dalam kehidupan sekarang
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam
lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia
(ekonomi, social, budaya, pendidikan, dan politik)
4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia
dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.

Menjelaskan pengertian konektivitas antar-ruang dan waktu

2.

Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari aspek keruangan

3.

Menjelaskan pengaruh keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas penduduk
Indonesia dalam ruang dan waktu (masa lampau dan masa kini).

4.

Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia berdasarkan
potensi alam.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui aktivitas pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian konektivitas antar ruang dan waktu
2. Menjelaskan keadaan alam Indonesia ditinjau dari aspek keruangan
3. Menjelaskan pengaruh keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas penduduk
Indonesia dalam ruang dan waktu (Masa lampau dan masa kini).
4. Mendeskripsikan pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia berdasarkan
potensi alam .

E.

MATERI POKOK
Problem Based Learning

Page 10

1.

Konektivitas antar ruang dan waktu

2.

Keadaan alam Indonesia dari aspek keruangan

3.

Pengaruh Keadaan alam Indonesia terhadap aktivitas penduduk Indonesia dalam
ruang dan waktu (masa lampau dan masa kini)

4.

Pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia
Rangkuman materi pelajaran :
Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun

hanya sebagian (Sumaatmadja, 1981). Ruang tidak hanya sebatas udara yang
bersentuhan dengan permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer terbawah yang
memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup perairan yang ada di
permukaan bumi (laut, sungai, dan danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah)
sampai kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan tanah dan batuan sampai
pada lapisan tertentu yang menjadi sumber daya bagi kehidupan. Berbagai
organisme atau makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan demikian,
batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang
memengaruhi kehidupan di permukaan bumi.
Setiap ruang dipermukaan bumi memiliki karateristik atau ciri khas tertentu.
Karateristik inilah yang kemudian menciptakan keterkaitan antar ruang dipermukaan
bumi.Contoh dari keterkaitan antar ruang tersebut misalnya :
1. Peristiwa banjir di Jakarta terjadi karena kerusakan hutan di daerah Bogor.
Air hujan yang jatuh di daerah Bogor sebagian besar masuk ke sungai. Hanya
sebagian kecil air hujan yang terserap oleh tanah di Bogor. Akibatnya,
Jakarta terkena banjir yang airnya sebagian berasal dari wilayah Bogor.
2. Penduduk kota menghasilkan berbagai produk industri, seperti pakaian,
kendaraan, barang-barang elektronik, dan lain-lain. Penduduk desa tidak
menghasilkan produk-produk tersebut sehingga mereka pergi ke kota untuk
memperoleh barang-barang tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak
menghasilkan bahan pangan sehingga mereka memperolehnya dari
penduduk desa. Akibatnya, ada aliran barang dari kota ke desa dan aliran
bahan makanan dari desa ke kota.
3. Lapangan pekerjaan banyak tersedia di kota, sedangkan di desa hanya
terbatas pada sektor pertanian. Akibatnya, banyak penduduk desa yang
bepergian ke kota untuk bekerja atau mencari pekerjaan.
Problem Based Learning

Page 11

Contoh-contoh tersebut menunjukkan adanya keterkaitan peristiwa dan gejala
antar-ruang. Suatu gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri sendiri, tetapi
akan terkait dengan gejala atau peristiwa pada ruang lainnya. Selain terikat oleh
ruang, suatu gejala atau peristiwa juga terikat oleh waktu. Dalam sejarah, konsep
waktu sangat penting untuk mengetahui peristiwa masa lalu dan perkembangannya
hingga saat ini. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti masa atau periode
berlangsungnya perjalanan kisah kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang.
Semua peristiwa yang terjadi tentunya akan selalu dikaitkan dengan ruang dan
waktu. misalnya :
1. George dilahirkan di Manado pada tanggal 25 Juni 2002.
2. Pemilukada di Sumatra Selatan diselenggarakan 6 Juni 2013.
jika diperhatikan 2 contoh diatas terdiri dari unsur yaitu tempat (ruang) dan
tanggal (waktu). Demikian kita memahami tempat (ruang) dan waktu tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Konsep Interaksi Sosial dan Kelangkaan
Dalam kehidupannya manusia dituntut untuk bisa bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya, karena secara kodratnya manusia dilahirkan sebagai mahluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dari sinilah kemudian manusia menjalin
hubungan dengan manusia lainnya dalam suatu konteks interaksi sosial. Interaksi
sosial ini akan terjalin antara individu dengan individu, individu dengan kelompok
ataupun kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial ini juga dapat membawa dampak yang positif (misalnya kerja
sama) ataupun dampak yang negative (misalnya persaingan dan pertentangan). Lebih
dari sekedar Interaksi sosial, manusia juga membutuhkan orang lain guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam konteks pemenuhan kebutuhan, manusia disebut sebagai
mahluk ekonomi (homo economicus) yang selalu membutuhkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam hal memenuhi kebutuhannya manusia memiliki kebutuhan yang tidak
terbatas sedangkan barang yang dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhannya itu
(sumber daya yang ada) jumlahnya terbatas sehingga ada kebutuhan yang pastinya
Problem Based Learning

Page 12

tidak terpenuhi. Kondisi dimana terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh karena
alat pemuas kebutuhan yang terbatas jumlahnya disebut kelangkaan. Oleh karena itu
manusia harus bijak dalam membuat skala prioritas untuk memenuhi kebutuhannya.
Selain itu manusia harus lebih bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam
yang ada dengan memanfatkannya secara efektif dan efisien atau dengan
menerapkan prinsip ekonomi.
F.

METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Scientific
2. Metode

: Diskusi kelompok dan tanya jawab

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Alokasi
waktu

Pertemuan ke 1

Pendahuluan





Inti










Persiapan Kelas membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama
Memotivasi siswa dengan bertanya
tentang keadaan alam sekitar tempat tinggal
siswa.
Guru menginformasikan tujuan yang ingin
dicapai

10 menit

Siswa diminta membentuk kelompok yang
anggotanya = 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin,
suku, dll)
Guru menjelaskan materi pelajaran secara
ringkas
Guru memberi tugas kepada masing-masing
kelompok untuk mencari dan memilih sebuah
permasalahan yang terjadi disekitarnya ;
pengangguran, banjir, kebakaran hutan,
penguasaan kekayaan alam Indonesia oleh
negara lain atau permasalahan lain yang
berhubungan dengan :
Ø Koknektivitas antar ruang dan waktu
Ø Keadaan alam dari aspek keruangan
Setiap kelompok diberikan waktu untuk
berdiskusi mencari solusi bagi permasalahan

60 menit

Problem Based Learning

Page 13







Guru dan siswa menyimpulkan secara bersama
pokok bahasan yang telah dibahas
Menugaskan peserta didik melakukan
pengamatan tentang pengaruh kondisi alam
terhadap mata pencaharian penduduk
disekitarnya.
Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai
dengan agama dan keyakinan masing-masing.

10 menit

Persiapan psikis dn fisik membuka pelajaran
dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama
Tanya jawab tentang secara singkat tentang
pelajaran pada pertemuan ke 1
Guru menginformasikan tujuan yang ingin
dicapai

10 menit

 Guru menyajikan materi pelajaran secara ringkas
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mempresentasikan hasil pengamatan
tentang pengaruh kondisi alam terhadap mata
pencaharian penduduk setempat. Sesuai dengan
materi bahasan ::
 Ø pengaruh keadaan alam Indonesia terhadap
aktivitas penduduk Indonesia dalam ruang dan
waktu (masa lampau dan masa kini).
 Ø Pola aktivitas ekonomi penduduk Indonesia
 Guru memberikan kesempatan bertanya jawab ;
kelompok yang lain bertanya kepada kelompok
penyaji
 Guru memberi penguatan dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

60 menit


Penutup

yang dipilihnya.
Guru memberi kesempatan kepada perwakilan
dari setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas, berupa
pemecahan masalah dari permasalahan yang
dipilihnya.
Memberikan kesempatan tanya jawab ;
kelompok lain bertanya kepada kelompok
penyaji
Guru memberikan penguatan untuk pemecahan
masalah yang baik dan memberikan pencerahan
kepada kelompok yang pemecahan masalahnya
masih dianggap kurang tepat.
.




Pertemuan ke 2

Pendahuluan



Inti

Problem Based Learning

Page 14

hal yang diangap mereka belum jelas.

Penutup

 Guru mengadakan post test secara lisan
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pelajaran secara bersama-sama
 Menutup pelajaran dengan berdoa sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing

10 menit

H. SUMBER BELAJAR
1.

Buku

: IPS Pegangan siswa Kelas VII, Buku yang relevan dan artikel

2.

Alat Peraga

: Peta, Atlas, Gambar

I.

PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

1. Tes tertulis
2. Unjuk kerja
3. Proyek
4. Portofolio

Bab III
Penutup
3.1. kesimpulan
Model Belajar adalah sebagai suatu cara yang dilakukan guru dalam
Problem Based Learning

Page 15

proses belajar mengajar dengan maksud untuk mempermudah pengajaran dan
menjadi cara untuk mencapai tujuan pendidikan pendidikan nasional dan sesuai
dengan tujuan kurikulum yang telah ditentukan.
IPS sebagai ilmu pengetahuan yang terintegrasi dari beberapa ilmu
pengetahuan. Para guru harus dapat mengorganisir pengetahuan-pengetahuan
tersebut untuk diajarakan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didi.
Cara belajar tradisional , dimana guru menerangkan dan murid mencatat
harus segera ditinggalkan. Guru tidak boleh hanya berusaha membekali para
pembelajar dengan konsep-konsep yang berupa ilmu pengetahuan semata,
melainkan mereka harus berusaha membimbing para pembelajar untuk dapat
memecahkan masalah-masalah dirinya dan masala-masalah social dengan baik.
Oleh karena itu pemilihan model Problema Based Learning dianggap tepat
untuk pembelajaran IPS.
Melalui model Problem Based Learning, diharapakan proses
pembelajaran lebih efektif karena mampu melibatkan siswa secara totalitas.
Model belajar ini menggiring siswa untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya , mereka akan bekerja dan mengalami, menemukan dan
mendiskusikan masalah dan pengetahuan bersama teman-temannya serta
mencari solusi pemecahan masalah dengan baik. Dengan demikian proses
belajar mengajar, tidak lagi bersifat guru sentries dan transfer pengetahuan dari
guru kepada peserta didik saja melainkan peserta didik didorong untuk
menemukan pengetahuannya sendiri dibawah bimbingan para guru.
Pemilihan masalah yang akan dibahas didalam kelas , memerlukan
keterampilan dari para guru. Masalah yang diangkat untuk dibahas didalam
kelas haruslah berupa masalah yang memang berhubungan dengan siswa dan
lingkungannya , benar-benar kontekstual dan actual.
Hasil akhir atau out comes dari Problema Based Learning adalah siswa
pada akhirnya akan tergiring untuk mengaplikasikan ilmunya dan
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa belajar
tentang cara berfikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan masalah selain
memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.
Pemikiran dengan mene’laah kasus-kasus/permasalahan penting yang
aktual dan benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, lalu mencari alternatif
Problem Based Learning

Page 16

pemecahan masalah untuk kasus atau permasalahan tersebut akan dapat
meyakinkan siswa bahwa perolehan ilmu pengetahuan di sekolah bermanfaat
bagi dirinya dimasa sekarang dan yang akan datang.
Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang berisi pengetahuanpengetahuan dan keterampil hidup yang dapat diaplikasikna dalam kehidupan
nyata para peserta didik.

3.2 saran.
Penulis menyarakan dalam pembelajaran dengan Model Problem Based
Learning, diantaranya adalah :
 para guru hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang permasalahan
yang akan diangkat dalam pembelajaran.
 Guru memilih sebuah kasus atau peristiwa dengan jeli. Dalam artian kasus atau
problem yang diangkat adalah problem yang berhubungan dengan materi
pelajaran dan memang diperlukan untuk dibahas karena sesuai dengan
kebutuhan peserta didik
 Memberikan kesempata kepada peserta didik untuk menentukan kasus /masalah
apa yang menarik bagi dirinya untuk dicarikan solusi secara bersama.
 Menciptakan ruang kelas yang demokratis. Proses belajar mengajar berjalan
dengan adanya penghargaan antara guru dengan siswa, siswa dengan siwa
lainnya.
 Selama proses pemecahan masalah , guru memberikan kebebasan kepada siswa
untuk mengemukakan pendapat dan alasannya untuk kemudian bila cara
pemecahan masalah tersebut dianggap tidak tepat, maka guru melakukan
pembimbingan. Namun bila pemecahan masalah yang dilakukan siswa adalah
tepat dan benar , maka guru memberikan reward dan penguatan.
 Pembelajaran IPS agar menarik maka performance guru juga sangat
berpengaruh. Guru yang ramah lebih disukai daripada guru yang angkuh.
 Hasil pembelajaran IPS harus efektif dan benar-benar dapat diterapkan dalam
kehidupan nyata.

Problem Based Learning

Page 17

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.

Buku IPS kls 7 untuk SMP
Gulo.W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.
Majid, Abdul (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung :PT.

4.

Remaja Rosda Karya.
Pidarta, Made (1990). Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju.

5.

Jakarta : Bumi Aksara.
Oemar, Muhammad (1980). Enquiry Discovery Problem
Solving Dalam Pengajaran IPS. Jakarta : Depdiknas.Jakarta
Problem Based Learning

Page 18

6.

Somantri,Numan (2010). Inovasi Pembelajaran IPS : Bandung :

7.

Rizqi Press
Sudirman dkk ( 1991). Ilmu Pendidikan. Bandung :PT. Remaja

8.

Rosda Karya
Tianto (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovetive-

9.

Progresive. Jakarta : Kharisma Putra Utama
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Problem Based Learning

Page 19