LAPORAN PRAKTEK BATU BETON.docx (2)

LAPORAN AKHIR
PRAKTEK BATU BETON

OLEH :
NAMA
NIM
KELAS

: SAKINATUN NAJMI SIBARANI
: 5153111042
: REGULER B - PTB 2015

DOSEN PENGAMPU :
Drs. ISKANDAR TAMBUNAN, M.Pd
Drs. JINTAR TAMPUBOLON, M.Pd

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sampai
saat ini, sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dan dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Drs. Iskandar Tambunan,
M.Pd dan Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd beserta rekanan yang telah memberikan tugas
praktek yang sangat bermanfaat kepada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan. Kami
juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari teman-teman, baik dalam bentuk moril
maupun materil.
Dan harapan kami semoga makalah laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyajian laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu kami berharap saran dan kritik untuk membangun
kesempurnaan laporan ini.

Medan, 6 Desember 2016

Page | 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... 1

Daftar Isi............................................................................................................................. 2
BAB I : Pendahuluan...........................................................................................................3
A. Pengertian Umum.................................................................................................... 3
B. Tujuan Praktikum..................................................................................................... 3
C. Langkah Job Sheet...................................................................................................
3
BAB II: Pengenalan Alat & Bahan.................................................................................... 4
A. Peralatan yang Digunakan...................................................................................... 4
B. Material yang Digunakan........................................................................................ 8
BAB III: Job Sheet.............................................................................................................10
A. JOB SHEET 1 - Pembersihan Lapangan...............................................................10
B. JOB SHEET 2 - Pengukuran & Pemasangan Bowplank.......................................11
C. JOB SHEET 3 - Penggalian Lubang Pondasi.......................................................13
D. JOB SHEET 4 - Pembuatan Lantai Kerja & Batu Kosong...................................15
E. JOB SHEET 5 - Pemasangan Pondasi Batu Bata.................................................16
F. JOB SHEET 6 - Pemasangan Dinding 1/2 Batu....................................................17
G. JOB SHEET 7 - Plesteran Dinding.......................................................................18
H. JOB SHEET 8 - Pembuatan Relief........................................................................20
I. JOB SHEET 9 - Pembuatan Lantai Kerja..............................................................22
J. JOB SHEET 10 - Pemasangan Keramik Lantai ....................................................23

BAB IV:Penutup................................................................................................................26
A. Kesimpulan..............................................................................................................26
B. Saran........................................................................................................................26

Page | 3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Umum
Praktek batu dan beton adalah aplikasi dari teori pada mata
kuliah teknologi beton yang langsung dipraktekkan di lapangan.
Pada kesempatan kali ini kami membuat sebuat contoh bangunan
sederhana berupa ruang ukuran 2 x 4 meter. Praktek ini
dilaksanakan di lapangan sekitar Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa
mampu :
1. Mengenal dan menggunakan alat dengan baik dan benar
2. Mengetahui dan memahami prosedur pembuatan pekerjaan

batu dan beton yang dilaksanakan dilapangan.
3. Mengetahui dan memahami cara yang benar dalam melakukan
pekerjaan batu dan beton dilapangan.
4. Melatih keterampilan untuk melakukan pekerjaan batu dan
beton dilapangan.
5. Menyiapkan mahasiswa agar siap untuk bekerja dilapangan.
C. Langkah Job Sheet
Adapun beberapa job sheet yang akan dipraktekan,yaitu :
1. Pembersihan Lapangan
2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
3. Penggalian Lubang Pondasi
4. Pembuatan Lantai Kerja dan Batu Kosong
5. Pemasangan Pondasi Batu Bata
6. Pemasangan Dinding ½ Bata
7. Plesteran
8. Pembuatan Relief
9. Pembuatan Lantai kerja
10. Pemasangan Keramik Lantai

BAB II

Page | 4

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
Dalam praktek batu dan beton ini dimulai dari pekerjaan pembersihan
lahan sampai pada pemasangan keramik.

A. Peralatan yang Digunakan
1. Sekop
Sekop digunakan untuk membersihkan lapangan , menggali lubang
pondasi, memindahkan gundukan tanah/batu dan untuk mengaduk
semen.

Gambar 1. Sekop
2. Cangkul
Cangkul digunakan pada saat pembersihan penggalian pondasi
eksisting, membongkar bongkahan batu serta penggalian lubang
pondasi baru.

Gambar 2. Cangkul
3. Martil

Martil digunakan untuk memukul paku dalam pembuatan bowplank
dan pada saat pemasangan patok.

Page | 5

Gambar 3. Martil
4. Benang Nilon
Benang Nilon digunakan pada pekerjaan bowplank, yaitu penarikan
benang untuk mendapatkan as bangunan dan sudutnya. Serta untuk
acuan dalam menyusun pasangan batu bata dan penggalian pondasi.

Gambar 4. Benang Nilon
5. Meteran
Meteran berfungsi untuk mengukur
bowplank, penggalian pondasi.

panjang

pada


pekerjaan

Gambar 5. Meter Gulung
6. Paku
Paku digunakan pada pekerjaan bowplank untuk tempat mengaitkan
benang dan memperkuat pertemuan antar batang kayu bowplank.

Gambar 6. Paku
Page | 6

7. Rol Siku
Rol Siku digunakan pada pekerjaan bowplank dan pasangan dinding
bata untuk melihat ke-siku-annya.

Gambar 7. Rol Siku
8.Unting-unting
Unting-unting digunakan pada pekerjaan penggalian lubang pondasi
untuk menunjukkan kelurusan untuk membuat lubang dari benang ke
tanah.


Gambar 8. Unting-unting
9. Waterpas
Waterpas berfungsi untuk mengetahui kedataran bidang kerja.
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana , yaitu
menempatkan permukaan alat ke bidang permukaan yang di cek.
Untuk memastikan apakah bidang benar rata maka gelembung harus
benar-benar berada ditengah tabung. Digunakan pada pekerjaan
pemasangan pondasi batu bata dan pemasangan dinding.

Page | 7

Gambar 9. Waterpas
10. Gerobak Sorong
Gerobak Sorong digunakan untuk mengangkut material, seperti pasir,
batu bata,batu kali, kerikil, dan juga semen.

Gambar 10. Gerobak Sorong
11. Raskam
Raskam digunakan pada pekerjaan plesteran untuk meratakan
plesteran agar rata dan rapi.


Gambar 11. Raskam
12. Ayakan Pasir
Ayakan Pasir berfungsi untuk mengayak pasir agar terpisah dari
kotoran dan kerikil sehingga didapat pasir yang halus untuk
campuran semen.

Page | 8

Gambar 12. Ayakan Pasir
13. Sendok Semen
Sendok Semen digunakan pada pekerjaan pemasangan batu bata
untuk memasang bata dan membuat spesi.

Gambar 13. Sendok Semen
14. Selang Air
Selang Air digunakan pada pekerjaan pembuatan bowplank untuk
mendapatkan ketinggian yang sama ditiap-tiap sisi.

Gambar 14. Selang Air

15. Kuas
Kuas digunakan pada saat pekerjaan plesteran dan pembuatan relief
untuk menghaluskan relief.

Gambar 15. Kuas

Page | 9

B. Material yang Digunakan
Adapun material-material yang digunakan yaitu :

1.Batu Bata

2.Batu Kali

3. Semen

4. Pasir

5. Air


Page | 10

6. Keramik 20 x 25 cm

7. Papan

8. Kayu

BAB III
JOB

SHEET

A. JOB SHEET 1 - Pembersihan Lapangan
Pembersihan lapangan/lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari
semua pohon, halangan-halangan, semak-semak, sampah dan bahan lainnya yang tidak
dikehendaki atau keberadaannya mengganggu sesuai dengan yang diperintahkan oleh
direksi pekerjaan. Ada 3 tahapan dalam pekerjaan pembersihan lahan, yaitu :
 Survey pengukuran, dilakukan untuk menentukan batas-batas daerah yang
akan dibersihkan.
Page | 11





Proses pembersihan dan pengupasan lahan, disini semua hal-hal yang
mengganggu dan tidak dikehendaki dalam proses pekerjaan/pembangunan
dibersihkan dan dijauhkan dari lokasi.
Menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran akar/ tanggul dengan
bahan timbunan yang disetujui.

1. Alat yang digunakan :
a. Martil Batu
b. Cangkul
c. Sekop
2. Langkah Kerja :
a. Tinjau lapangan yang akan di dirikan bangunan.
b. Siapakan peralatan yang sesuai untuk mambersihkan lapangan seperti
martil, cangkul dan sekop.
c. Hancurkan pasangan batu bata yang yang masih terpasang dengan perlahan
agar batu yang sebelumnya masih bisa dipakai.
d. Gali bagian bawah pasangan bata untuk membongkar pondasi yang ada
dibawahnya. Keluarkan semua batu yang ada di dalam tanah, tempat
pondasi baru yang akan di dirikan
e. Bersihkan semua rumput yang ada di lapangan menggunakan cangkul
semudian buang ke tempat pembuangan.
f. Kemudian singkirkan semua batu yang sudah dibongkar dan masih layak
pakai ke tempat tertentu, agar bisa digunakan lagi.
g. Kemudian ratakan tanah agar permukaan lapangan menjadi ± 0.00
3. Dokumentasi :

B. JOB SHEET 2 - Pengukuran & Pemasangan Bowplank
Page | 12

Bowplank adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik As
bangunan (dengan menggunakan paku) sesuai dengan gambar denah bangunan yang
ada. Pada bowplank ini nanti akan diletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta
garis yang lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derajat dengan tepat.
Benang ini nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pondasi, kolom, dan
pemasangan dinding bata.
Pada bowplank ini juga dapat dibuat ukuran tinggi lantai rumah (elevasi rumah) dari
permukaan jalan, yaitu dengan cara mengatur ketinggian bowplank itu sendiri dari
permukaan jalan raya. Adapun syarat-syarat memasang bowplank yang baik adalah:







Kedudukan patoknya harus kuat dan tidak mudah goyah.
Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyah saat
pelaksanaan galian pondasi.
Terdapat titik atau tanda, yaitu menggunakan paku dan cat sebagai tanda.
Sisi atau bowplank harus terletak satu bidang rata (horizontal ) dengan papan
bowplank lainnya.
Letak kedudukan bowplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan).
Garis benang bowplank merupakan As (garis tengah) daripada pondasi dan dinding
batubata.

1. Alat dan bahan yang digunakan :
a. Meteran
d. Paku
b. Benang nilon
e. Siku
c. Martil
f. Kayu sebagai patok
2. Langkah kerja :
a. Mula-mula lahan yang telah dibersihkan diukur panjangnya menggunakan
meteran.
b. Setelah dilakukan pengukuran didapat panjang lahan 450 cm = 4,50 m dan
lebar lahan 260 cm = 2,60 m sehingga bentuk lahan menjadi persegi
panjang.
c. Kemudian buat patok dan ditancapkan dibagian sudut persegi panjang
sampai sudut memiliki besar 900 .
d. Diatas patok juga ditancapkan paku untuk mendapatkan as patok lalu diikat
dengan benang kemudian ditarik dari sudut ke sudut sehingga membentuk
bowplank ( penanda atau batas lahan yang akan dibangun). Panjang kayu
yang digunakan sebagai patok yaitu 50 cm.
e. Untuk mendapatkan as lahan,langkahnya panjang dan lebar lahan dibagi
menjadi 2 sehingga panjang lahan 4,50 m : 2 = 2,25 m dan lebar lahan
2,60 m : 2 = 1,30 m.Setelah itu,pada jarak 2,25 m dan 1,30 m ditancapkan
kayu sebagai patok lalu ditarik benang sehingga mendapat as lahan.
f. Kemudian dari garis as panjang ukur 2 meter ke atas dan kebawah,setelah
itu dari as lebar ukur 1 meter kekanan dan kebawah.Sehingga didapatkan as
keliling bangunan 4 m x 2m.
Page | 13

g. Langkah selanjutnya kita ukur 7.5 cm kearah dalam dan kearah luar pada as
keliling bangunanan.Setelah itu paku dan dan tarik benang di keeling
bagian luar dan dalam yang direncanakan.
h. Langkah terakhir yaitu untuk mengetahui apakah bangunan tersebut siku
atau sudut 450,maka ditarik benang pada sudut diagonal bangunan.(seperti
terlihat pada gambar).Apabila ditarik ukuran tiap diagonal sama maka
bowplank kita sudah siku.

Gambar rencana perletakan bowplank
3. Dokumentasi :

C.

JOB SHEET 3 - Penggalian Lubang Pondasi
Pekerjaan galian lubang tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan membuat
lubang ditanah membentuk pola tertentu untuk keperluan pondasi bangunan. Galian
tanah yang dibuat harus dilakukan sesuai perencanaan dan mencapai lapisan tanah
Page | 14

yang keras. Jika dibutuhkan, tanah tersebut juga perlu dipadatkan agar kondisinya lebih
kokoh serta mampu menahan beban bangunan dengan baik.
Langkah-langkah yang harus dikerjakan saat melakukan penggalian:
 Pasanglah patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung proses
penggalian
tanah.
 Galilah tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah dipasang
sebelumnya.
 Buang sisa galian tanah ketempat yang tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
 Lakukan penggalian tanah ini hingga pekerjaan dilanjutkan ke pemasangan batu
kosong.
1. Alat & bahan yang digunakan :
a. Cangkul
d. Papan
b. Meteran
e. Sendok semen
c. Sekop
2. Langkah kerja :
a. Dengan menggunakan unting-unting, pada ujung garis-garis as pasangan
pondasi yang akan dibangun ditancapkan kayu kedalam tanah sebagai patok
untuk melakukan penggalian tanah.Dan diatas patok juga ditancapkan paku
untuk mendapatkan as patok lalu diikat dengan benang kemudian ditarik
dari sudut ke sudut sehingga membentuk bowplank ( penanda atau batas
lahan yang akan dibangun).
b. Untuk mematiskan bahwa garis-garis as dalam keadaan siku adalah
mengukur sudutnya dengan menggunakan siku (sudut nya harus 900).
c. Kemudian kedalaman tanah yang akan digali, diukur menggunakan
meteran. Dalamnya galian ± 70 cm dari bowplank.
d. Langkah selanjutnya adalah menggali tanah sedalam ± 20 cm dari
permukaan tanah menggunakan cangkul, sekop dan bantuan sendok semen.
Untuk meratakan permukaan sampai lubang yang belum rata digunakan
papan agar permukaannya rapi.
e. Tanah bekas galian jangan dibuang, tapi diletakkan di tengah lapangan
untuk menimbun lantai kerja pada saat pembuatan lantai kerja dan
pemasangan batu kosong.
3. Dokumentasi :

Page | 15

D. JOB SHEET 4 - Pembuatan Lantai Kerja & Batu Kosong
Aanstamping atau pasangan batu kosong berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan
air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi. Juga berfungsi untuk menyerap beban
yang diteruskan pondasi, dan berperan sebagai sendi rol sehingga kekakuan akibat
reaksi gempa dapat dihindari.
1. Alat & bahan yang digunakan :
a. Sekop
e. Batu Kali
b. Cangkul
f. Tanah timbun
c. Waterpass
d. Meteran
2. Langkah kerja :

a.Mula-mula timbun lubang galian pondasi menggunakan tanah hasil galian
yang diletakkan ditengah dan di sisi lapangan untuk membuat lantai kerja,
setebal 10 cm atau 60 cm dari bowplank.

b.Setelah itu susun batu kali bulat kedalam lubang pondasi secara teratur dan
rapi. Dengan tinggi permukaan 55 cm dibawah bowplank.

c. Terakhir masukkan tanah timbunan disela-sela batu kali tsb, dan ratakan
permukaannya.
3. Dokumentasi :

E. JOB SHEET 5 - Pemasangan Pondasi Batu Bata

Page | 16

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke
tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadi differential settlement
pada sistem strukturnya.
Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan beban
bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi amblas
pada ujung lantai. Saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan. Selain mahal,
pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan
yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan beban
ringan, misalnya pada teras.
1. Alat yang digunakan :
a. Sekop
b. Waterpas
c. Sendok semen
2. Material yang digunakan :
a. Semen
b. Pasir

d. Meteran
e. Ember
c. Air
d. Batu bata

3. Langkah Pengerjaan :
a. Langkah pertama yaitu pada ujung garis-garis as pasangan pondasi yang akan
dibangun, dibantu dengan menggunakan garis acuan dari benang yang diikat
pada bowplank dan patok.
b. Setelah itu, batu bata disusun rapi dan tegak, dengan jarak-jarak antara batu
bata yang satu dengan yang lain adalah ± 2 cm pada sekeliling bangunan (4
sisi).
c. Atur ukuran pondasi batu bata rollag agar kedalaman dari permukaan
bowplank adalah ± 45 cm.
d. Sementara itu, dilakukan pembuatan spesi dengan menggunakan campuran
Semen PC, pasir halus dan air yang diaduk menggunakan sekop, dan
dicampur rata. Perbandingan Semen PC : Pasir yaitu 1 : 10. Hasil campuran
pengadukan tersebut dimasukkan ke dalam ember.
e. Langkah selanjutnya yaitu jarak-jarak batu bata ± 2 cm yang telah
dikosongkan kemudian di isi rata sisi bagian dalam yang kosong dengan
campuran spesi menggunakan sendok semen. Permukaan atas pasangan
pondasi batu bata tidak perlu dilapisi dengan campuran spesi (pasta semen).
Tujuannya agar menambah nilai estetika/keindahan pada pasangan pondasi
batu bata.

4. Dokumentasi :
Page | 17

F. JOB SHEET 6 - Pemasangan Dinding 1/2 Batu
Dinding adalah suatu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang.
Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas
(boundary), serta dinding penahan (retaining). Fungsi lain dari dinding yaitu sebagai
pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan
sebagainya.
1. Alat yang digunakan :
a. Sekop
b. Waterpas
c. Sendok semen

d. Meteran
e. Ember
f. Siku

2. Material yang digunakan :
a. Semen
b. Pasir
c. Air
d. Batu bata
3. Langkah pengerjaan :
a. Langkah awal yaitu kita membuat garis-garis bantu menggunakan benang
dengan mengukur 7.5 cm dari as kearah luar disetiap garis as.
b. Untuk memastikan bahwa garis-garis as dalam keadaan siku adalah
mengukur sudutnya dengan menggunakan siku ( sudut nya harus 900).
c. Sementara itu, lakukan pengadukan spesi antara Semen PC, pasir dan air
secukupnya dengan menggunakan sekop dan dicampur rata. Perbandingan
Semen PC : Pasir yaitu 1: 8. Hasil campuran pengadukan tersebut
dimasukkan kedalam ember.
d. Rendam batu bata pada air terlebih dahulu, agar air pada siar & spesi tidak
diserap olehnya. Kemudian buat siar pertama ± 2 cm dan pasang batu bata
yang telah direndam dengan pasangan setengah bata, begitu seterusnya.
e. Untuk memastikan pasangan setengah bata yang kita buat rata dan lurus
kita bisa menggunakan waterpass dan siku.
f. Setelah itu isi semen di sela-sela batu bata sebagai siar. Lakukan langkah ini
terus sampai semua siar terisi dengan semen.
g. Langkah terakhir waterpass kembali pasangan batu bata untuk memastikan
pasangan sudah rata dan lurus.
Page | 18

4. Dokumentasi :

G. JOB SHEET 7 - Plesteran Dinding
Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang bangunan agar
tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti melapisi suatu bidang bangunan
memakai adukan yang terbuat dari campuran semen, pasir dan air. Dengan
pengaplikasian plesteran, suatu bidang bangunan juga akan terlihat lebih rapi,
permukaan dinding tidak cepat kotor, mudah dicat, dan gampang dibersihkan.
Berdasarkan bahan penyusun adukannya, plester dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu plester semen, plester kapur, dan plester tanah liat. Plester semen dibuat dengan
mencampur semen dan pasir memakai perbandingan 1:3, 1:4, atau 1:5. Plester kapur
adalah plester dari bahan kapur dan pasir, di mana kapur yang dipakai sudah diolah
terlebih dahulu. Berikut tips dalam memplester :


Basahi dinding memakai air secukupnya sebelum memulai plesteran, hal ini agar
kondisi permukaan dinding menjadi jenuh. Sehingga adukan plester pun menjadi
lebih mudah menempel pada permukaan dinding.



Siapkan dinding yang akan diplester dengan cara membentangkan benang yang
berbandul secara tegak vertikal. Benang ini ditujukan untuk membatasi ruang kerja
Page | 19

di dinding sehingga kita bisa befokus pada satu bidang dalam suatu waktu.
Ketebalan yang dianjurkan sekitar 1,5-3 cm dengan tetap memperhatikan faktor
rata dan tegaknya benang ini.


Lakukan penyiraman air pada seluruh dinding yang telah diplester selama 7 hari
berturut-turut. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepadatan plester dan
mencegah terjadinya dinding retak.

1.

Alat yang digunakan :
a. Sekop
b. Waterpas
c. Sendok semen
2. Material yang digunakan :
a. Semen
b. Pasir
c. Air

d. Raskam
e. Palu
f. Paku

g. Meteran
h. Ember
i. Papan

3. Langkah kerja :
a. Langkah pertama yaitu yaitu pakulah papan diatas pasangan batu bata
sebagai tolak ukur ketebalan plesteran sebesar 2 cm
b. Selanjutnya siram permukan dinding yang akan diplester dengan air agar
pasta semen yang digunakan untuk memplester dapat melekat dengan baik
ke dinding.
c. Setelah itu karena pemasangan dinding yang sudah lama maka kita perlu
menaburkan bubuk semen agar plesteran dapat melekat dengan baik.
d. Sementara itu, dilakukan pengadukan antara Semen PC ,air secukupnya
dan pasir dengan menggunakan sekop dicampur rata. Perbandingan Semen
PC : Pasir yaitu 1:8. Hasil campuran pengadukan tersebut dimasukkan
kedalam ember.
e. Kemudian tempelkan pasta semen menggunakan sendok semen dan raskam
secara bertahap dimulai dengan lapisan yang tipis kemudian setelah agak
kering barulah timpa kembali campuran semen, lakukan terus langkah ini
sampai mencapai ketebalan plesteran 2 cm.
f. Langkah terakhir setelah plesteran sudah mencapai ketebalan 2 cm ratakan
permukaan plesteran menggunakan raskam dan untuk memastikan plesteran
yang kita lakukan tidak miring kita menggunakan waterpass.
4. Dokumentasi :

Page | 20

H. JOB SHEET 8 - Pembuatan Relief
Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu.
Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat
bersejarah kuno. Dinding dapat juga dijadikan media untuk membuat karya seni
dengan menggunakan model tekstur relief. Bentuk gambar yang terdapat pada relief
dapat merupakan sebuah illustrasi, penanda, lambang, atau tidak berarti sama sekali,
berupa hiasan dengan bentuk hewan ataupun tumbuhan. Teknik pembuatannya adalah
dengan menggambar dan membentuk pada adukan plesteran yang sudah ditempelkan
pada pasangan dinding tembok. Setelah itu dilakukan penghalusan dengan
menggunakan acian.
1. Alat yang digunakan :
a. Sekop
b. Cangkul
c. Sendok semen
d. Raskam
e. Papan

f. Meteran
g. Ember
h. Waterpas
i. Palu & paku

2. Material yang digunakan :
a. Semen
b. Pasir
c. Air
3. Langkah kerja :
a. Langkah pertama yaitu yaitu pakulah papan diatas pasangan batu bata
sebagai tolak ukur ketebalan plesteran sebesar 2 cm dan balok kayu
setebal 2 cm sejauh 15 cm dari papan diatas untuk cetakan tinggi relief.
b. Selanjutnya siram permukan dinding yang akan diplester dengan air agar
semen yang digunakan untuk memplester dapat melekat dengan baik ke
dinding.
c. Setelah itu karena pemasangan dinding yang sudah lama maka kita perlu
menaburkan bubuk semen agar semen dapat melekat dengan baik.
d. Sementara itu, dilakukan pengadukan antara Semen PC, pasir dan air
secukupnya, dengan menggunakan sekop dicampur rata. Perbandingan
Semen PC : Pasir yaitu 1 : 5. Hasil campuran pengadukan tersebut
dimasukkan kedalam ember.
e. Anggota yang lain memikirkan pola relief yang akan dibuat dan membuat
cetakannya.
f. Kemudian tempelkan semen menggunakan sendok semen dan raskam
secara bertahap dimulai dengan lapisan yang tipis kemudian setelah agak

Page | 21

kering barulah timpa kembali campuran semen, lakukan terus langkah ini
hingga mencapai ketebalan plesteran 2 cm.
g. Langkah terakhir setelah plesteran sudah mencapai ketebalan 2 cm ratakan
permukaan plestern menggunakan raskam dan untuk memastikan plesteran
yang kita lakukan tidak miring kita menggunakan waterpass.
h. Setelah plesteran untuk relief sudah agak mengering ukirlah relief yang
diinginkan dengan menggunakan cetakan yang sudah disiapkan.
i. Setelah pola sudah tercetak olesi relief dengan campuran semen dan air
agar permukaan relief halus.
4. Dokumentasi :

JOB SHEET 9 - Pembuatan Lantai

I.

Kerja
Lantai kerja merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi bangunan
dengan lingkup dan kondisi lingkungan yang cukup kompleks. Ketebaan lantai kerja
biasanya setebal 10 - 15 cm. Adapun fungsi dari pembuatan lantai kerja adalah sebagai
berikut :
 Memudahkan pekerja berdiri di atas lahan datar, lahan menjadi tidak kotor dan
becek.


Merupakan dudukan besi lapis bawah (untuk pondasi rakit atau pile-cap.
Page | 22



Menahan gaya angkat (up-lift force) tanah di bawahnya.

1. Alat yang digunakan :
a. Sekop
b. Cangkul
c. Raskam
d. Benang
e. Selang

f. Meter
g. Ember
h. Ayakan

2. Material yang digunakan :
a. Pasir
b. Kayu Broti
3. Langkah kerja :
a. Langkah awal bersihkan semua area lapangan yang akan
dibuat lantai kerja dari rumput dan sampah.
b. Kemudian buatlah patok dari broti di tengah denah, lalu
pindahkan ketinggian garis dari patok luar ke patok di
tengah denah kami dengan menggunakan selang air.
c. Apabila ketinggian air sudah pas, maka buatlah garis
penanda di patok di tiap denah (72 cm), sehingga elevasi
lantai kerja tiap denah sama tinggi.
d. Pasang lagi patok di tiap sudut ruang, ukur garis acuan
sehingga elevasinya sama dengan “garis” patok yang di
tengah.
e. Lalu satukan keempat patok dengan patok di tengah
menggunakan benang. Sehingga berbentuk silang.
f. Timbun/ korek tanah pada ruangan sampai rata sebatas
benang sehingga didapat elevasi yang pas dengan patok
acuan. Timbunlah menggunakan tanah yang telah di ayak
sehingga hasilnya lebih halus.
g. Lalu timbun lagi menggunakan pasir untuk pemasangan
keramik, lalu padatkan lantai kerja dengan cara diinjak.
h. Terakhir setelah lantai kerja padat rapikan permukaan lantai
kerja menggunakan sapu.
4. Dokumentasi :

Page | 23

J.

JOB SHEET 10 - Pemasangan Keramik Lantai
Lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk
memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum
adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang
berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan
berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barangbarang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas
seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter
ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun
sesuai karakter yang dimunculkan. Jenis penutup lantai yang paling populer digunakan
di Indonesia adalah lantai keramik, karena harganya yang cukup terjangkau dan
memiliki berbagai kelebihan.
1. Alat yang digunakan :
a. Sendok semen
b. Waterpas
c. Palu karet
d. Ember

a.
b.

2. Material yang digunakan :
Pasir
Keramik
3. Langkah kerja :
a. Pada saat membeli keramik dari suplier atau toko material sebelumnya
dipisahkan dahulu keramik yang sewarna, karena meskipun dengan type
keramik yang sama, jika waktu pembakaranya berbeda akan menyebabkan
perbedaan warna, hal ini akan mempengaruhi hasil keindahan pasangan
keramik.
b. Untuk keramik jenis tertentu sebaiknya direndam dahulu sampai basah
jenuh, sehingga dalam proses pemasangan nantinya tidak menyerap air
semen.
c. Mengukur ruangan yang akan dipasang keramik
d. Membuat gambar kerja pemasangan keramik berdasarkan hasil pengukuran
sehingga dapat di tentukan lebar rencana potongan las-lasan pada pinggir
Page | 24

ruangan ( untuk hasil yang indah maka lebar las- lasan tidak boleh melebihi
½ lebar keramik utuh).
e. Membuat garis bantu kedataran dan ketegakan dengan benang ukur.
f. Membuat kepalaan keramik berdasarkan ukuran gambar kerja yang sudah
dibuat.
g. Pasang keramik kemudian ketok perlahan agar permukaannya sejajar
dengan benang menggunakan palu karet.
h. Kemudian periksa kedataran keramik menggunakan waterpas agar keramik
terpasang rata.
i. Terakhir pasanglah nat keramik.
4. Dokumentasi :

Page | 25

BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan batu dan beton dilapangan
antara lain:
1. Pembersihan Lapangan
2. Pegukuran dan pembuatan bowplank
3. Penggalian lubang pondasi
4. Pembuatan lantai kerja dan pemasangan batu kosong
5. Pemasangan Pondasi Batu Bata/rollag
6. Pemasangan Dinding 1/2 bata
7. Plesteran
8. Pembuatan Relief
9. Pekerjaan Lantai
10. Pekerjaan Keramik
b. Saran
Setelah melakukan praktek batu dan beton disimpulkan bahwa
pekerjaan-pekerjaan dalam praktek batu dan beton bukalah
pekerjaan yang semudah kelihatannya. Karena di lapangan kita
dituntut untuk teliti, akurat,
dan memperhatikan kekuatan
sebuah bangunan yang biasa kita jumpai seperti rumah agar
hasilnya memuaskan, aman dan nyaman. Jadi janganlah
menyepelekan pekerjaan batu dan beton.

Page | 26