5 enzim di bidang diagnosis dan

PEMANFAATAN ENZIM DI B
IDANG
DIAGNOSIS
• Enzim merupakan
biomolekulDAN PEN
yang
mengkatalis reaksi kimia, hampir semua
GOBATAN
enzim adalah protein.
• Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi
kimia yang terjadi dalam makhluk hidup
untuk menjaga kelangsungan hidup.
• Reaksi-reaksi ini meliputi sintesis (molekul
kecil menjadi molekul besar ( anabolisme).
bila mole kul besar menjadi molekul yang
lebih kecil (Katabolisme) .
• Beberapa reaksi kimia tersebut antara lain
respirasi, glikolisis, fotosintesis pada
tumbuhan, dan protein sintesis.
1














FUNGSI DIAGNOSIK

Enzim Plasma Fungsional:
- LPL, Kholinesterase, proenzim
hemostasis.
Enzim Plasma Non Fungsional:
- AST=SGOT  infark myokard, viral hepatitis
- ALT=SGPT  infark myokard, viral hepatitis

- Amilase & Lipase  pankreatitis
-  -Glutamil Transpeptidase  liver diseases
- Laktat dehidrogenase  penyakit jantung
- Acid Fosfatase  kanker prostat
- Alkali Fosfatase  penyakit obstruksi pd hepar,
kelainan tulang
2

Pemanfaatan enzim
sebagai alat diagnosis
• Enzim untuk alat diagnosis secara garis besar
dibagi dalam tiga kelompok:
• 1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan
suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu.
• Penggunaan enzim sebagai petanda dari
kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip
bahwasanya secara teoritis enzim intrasel
seharusnya tidak terlacak di cairan ekstra sel
dalam jumlah yang signifikan.
• Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim

yang berada di cairan ekstra sel.

3

Lanjutnya
• Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang
mati dan pecah sehingga mengeluarkan
isinya (enzim) ke lingkungan (ekstra sel),
namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap.
• Apabila enzim intra sel terlacak di dalam
cairan ekstra sel dalam jumlah lebih
besar dari yang seharusnya, atau
mengalami peningkatan yang
bermakna/signifikan, maka dapat
diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti
oleh kebocoran akibat pecahnya membran)
sel secara besar-besaran.
4

 Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa

hal, seperti keracunan bahan kimia (yang merusak
tatanan lipid bilayer),
 Kerusakan dari akibat senyawa radikal bebas,
infeksi (virus), berkurangnya aliran darah
sehingga lisosom mengalami lisis dan
mengeluarkan enzim-enzimnya.
 Atau terjadi perubahan komponen membrane
sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel
tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang sel
tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan
kebocoran membrane.
 Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan
adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus
ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II
dari suatu protein serum yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan darah
5

• Peningkatan jumlah Alanin
aminotransferase (ALT serum) hingga

mencapai seratus kali lipat (normal 1-23
sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi
virus hepatitis.
• Peningkatan sampai dua puluh kali dapat
terjadi pada penyakit mononucleosis
infeksiosa, sedang kan peningkatan pada
kadar yang lebih rendah terjadi pada
keadaan alkoholisme.
• Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu
isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali
menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan
lain-lain.
6

• LETAK ENZIM
DALAM
SEL hal harus diketahui letak
• Untuk
mempelajari
enzim:

• Berkaitan dengan FUNGSI ORGANEL SEL yang bersangkutan
     1.   ENZIM MITOKONDRIAL :

Reaksi pengadaan energi, reaksi oksidasi yang menghasilkan energi
2. ENZIM RIBOSOMAL :

Reaksi biosintesis protein
• 3.         ENZIM INTI :

Berkaitan dengan perangkat genetika
• 4.      ENZIM LISOSIM :

.Berkaitan dengan proses digestif intrasellular,

.Destruksi hidrolitik bahan yang tak diperlukan sel
• 5.         Enzim mikrosomal :

. Reaksi hidroksilasi dalam sintesis hormon steroid

.Metabolisme dan inaktivasi obat





7

Enzim Reagensia diagnosis
• Sebagai reagensia diagnosis, enzim
dimanfaatkan menjadi bahan untuk
mencari petanda (marker) suatu senyawa.
• Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan
suatu senyawa petanda yang dicari dapat
diketahui dan diukur berapa jumlahnya.
• Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu
reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan
sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan
dengan pengukuran secara kimia. (enzin
terisolasi dan murni)
• Enzim tsb mampu digunakan untuk mengukur
kadar senyawa yang jumlahnya sangat

sedikit, serta praktis karena kemudahan
dan ketepatannya dalam mengukur.
8

Contoh Proses hidrolisis
kreatin
H2O

+
Kreatinin

H2O +
Kreatin

3.Sarkosin + H2O +
O2

Kreatin

Sarkosin +

NH3
Formaldehid +
H2O2

9

Contoh

1.Kreatinin + H2O
Kreatin
2. Kreatin + H2O
+ NH3 (gas)

3.Sarkosin + H2O + O2
Formaldehid + H2O2
4.H2O2 + TBHBA + 4-AAP
H2O

reaksi
Sarcosin

Glizin +
Quinoneimin +

10

Reaksi Adanya NH3
• Ureum+ H2O
2NH 3 + CO2
NH3 + α-Ketoglutarat + NADH + H+  L-Glutamat + H2O +
NAD+

GLDH = Glutamatdehydrogenase , Adalah enzim
pere duksi yang dapat megubah alfa-ketoglutarat
menjadi glutamat.

Nikotinamidadenindinukleotid (NADH), enzim ini
dotor proton mengubah gugus aldehid dari
ketoglutarat menjadi glutamat.
• Enzim tersebut mempunyai serapan maksikmum
pada lambda 240 nm dan 340 nm. Sehingga

jumlah kenaikan absorbsi akan setara kenaikkan
kadar NH3.
11

Proses Redok NADH

12

Spektrogram NADH

13

Keterangan
• Terjadi reaksi dari ketoglutarat
• Alfa ketoglutaratrat + NADH jadi glutarat dari
slide 13

 Terlihat bahwa serapan NAD pada lambda yang
lebih panjang, karena strukturnya berubah
pada 248 nm, intensitas serapan ini setara
dengan kadar keton yang direduksi.
 Kejadian inim tidak hanya pada keto glutarat
tetapi juga pada oksalo asetat menjadi maleat.
14

15

Penjelasan

16

Penyakit hepatitis dan SGOT
(Succinate glutanate-oxaloacetic
transaminase)
• Hepatitis atau toksin
yang berat dapat
menyebabkan peningkatan enzim dalam serum
sampai 20X lipat. Pada peradangan awal
hepatitis, kadar GPT(glutamate –piruvate
transaminase) meningkat lebih awal dan lebih
mencolok dibandingkan dengan GOT (Sacher
and Mc Pherson, 2000).
• Glutamat-oxaloacetic Transaminase (GOT)
merupakan salah satu enzim transaminase.
GOT atau biasa juga disebut AST (aspartate
amino transferase) merupakan enzim
transaminase yang terutama terdapat
dalam hepar, meskipun juga terdapat dalam
ginjal, jantung dan otot sketal.
17

Pengukuran Perubahan NADH dan
NAD
• Dari contoh diatas ternyata perubahan

• Dari contoh diatas ternyata perubahan
kadar NAD dan NADH dapat digunakan
untuk menge tahui perubahan metabolisme
karbohidrat.
• Metabolisme dan katabolisme karbohidrat
ter sebut dapat bersifat rutin atau bersifat
over production, sehingga rasio NADH/NAD
dapat mengalami penurunan atau kenaikan.
• Aktivitas NADH dan NAD sangat tergatung
banyak sedikitnya keton body (senyawa
keton yang terbentuk) lihat cantoh:
18

(6). Xylulose 5-phosphate is a key

regulator of carbohydrate and fat
metabolism.
In mammalian liver X5P, involved in pentose
phosphate pathway (production of NADH),
mediates the increase in glycolysis that follows an
ingestion of a high-carbohydrate meal.
X5P

Phosphoprotein
activated phosphatase

Fatty acid synthesis

PFK2/FBPase2

Acetyl-CoA

F2,6BP
glycolysis

It was also found that X5P increased the synthesis of all
the enzymes required for fatty acid synthesis.

Low
NADH/NAD+ ratio

High
NADH/NAD+ ratio

Cori cycle: the liver furnishes glucose to contracting skeletal muscle,
which derives ATP from the glycolytic conversion of glucose into lactate.
Contracting skeletal muscle supplies lactate to the liver, which use it
to synthesize glucose.

Glucose-alanine cycle
Alanine brings both carbon
and nitrogen from muscle
to liver.

oxidation to
Fatty acid
2 Acetyl CoA
CO2
-oxidation
(excess
Thiolase
acetyl
CoA
MITOCHONDRION
CoA)
Acetoacetyl CoA
acetyl CoA
Figure 4. Ketone body
HMG-CoA synthase
formation (ketogenesis)
in liver mitochondria
CoA
from excess acetyl CoA
Hydroxymethylglutaryl CoA
derived from the oxidation of fatty acids
HMG-CoA-lyase

Citric
acid
cycle

acetyl CoA
Acetoacetate
(nonenzymatic)
Acetone

NAD
H
Hydroxybutyrate
dehydrogenase
NAD
+

-Hydroxybutyrate

Kompleks I (NADH
dehidrogenase)
terdiri atas 43 rantai
polipeptida mempunyai FMN
(flavin mononu cleotide)
sbg gugus prostetik. Dan
mengkatalis reaksi
NADH + H+ + FMN
+
NAD
FMNH
2
Mempunyai pusat besi-sulfur +
yang
mentransfer
adenosinyaitu
elektron dari FMNH2 ke (Flavin
karier berikutnya
dinucleotide (FAD)
Coenzim Q
unyai 6 pusat Q
besiKompleks I juga disebutMemp
NADH-coenzyme
sulfur
reductase
karena elektron yg terlibat dalam reaksi ini
digunakan untuk mereduksi koenzim Q

Kompleks II (Suksinat dehidrogenase)
Merupakan enzim TCA yang terikat pada
membran
Merupakan titik masuknya FADH2 yg
diproduksi oleh suksinat dehidrogenase
Elektron dari FADH2
ubiquinone

akan didonorkan ke

Mempunyai pusat Fe-S

Tes SGOT /ASAT
• Glutamat Oksaloasetat Transaminase
(GOT)
• = Aspartat Amino Transferase/ Aspartat
• Transaminase (AST/ASAT)
• Ditemukan pada sel hati dan miokard,
muskuloskeletal, ginjal, pancreas, otak
dan eritrosit
• Tujuan Tes:
• Untuk diagnosis dan evaluasi penyakit
hati dan penyakit jantung, memantau
efek obat yang hepatotoksik dan
nefrotoksik
25

(Alkaline Phosphatase/ ALP)
• Alkali Fosfatase (Alkaline Phosphatase/ ALP)
terdistribusi luas di sepanjang membran permukaan
sel yang aktif secara metabolis.
• Jaringan yang memperlihakan aktivitas ALP yang
sangat tinggi adalah tulang, hati, usus, ginjal,
leukosit dan plasenta.
• ALP dari berbagai organ ini mempunyai beberapa
sifat fisika-kimia yang berbeda sehingga dengan
pemeriksaan khusus dapat berdasarkan sumber
organ dapat dibuktikan adanya (Sacher and Mc
Pherson, 2000).
• ALP merupakan enzim yang mengkatalisis
hidrolisis ester fosfat dari gula alkohol, alkohol
siklik, fenol, amina dan alkohol primer maupun
sekunder dalam suasana alkali, seperti yang
ditunjukkan pada reaksi (i)
• Monoester ortofosfat + H2O  alkohol + ortofosfat
(i)
26

Prinsip pengukuran ALP
• Prinsip pengukuran ALP adalah aktivitas katalitiknya
pada media alkali dalam mentransfer gugus fosfat
dari 4-nitrofenilfosfat ke air (H2O) dengan
membebaskan 4-nitrofenol, seperti yang ditunjukkan
pada reaksi (ii).
• Pengukuran aktivitas ditentukan dengan kecepatan
pembentukan 4-nitrofenol pada 450 nm.
• p-nitrofenilfosfat + H2O
 fosfat + pnitrofenol (ii)
• ALP dapat naik moderat pada luka hepatoseluler.
Pada kondisi obstruksi salauran empedu
ekstrahepatik atau kolestatik ringan, level ALP bias
meningkat sampai 5X normal.
• Etiologi hepar yang berhubungan dengan
peningkatan ALP antara lain obstruksi saluran
empedu ekstrahe patik, kolestatik
intrahepatik, sirosis billari primer dan luka
hepatoseluler.
27

Lemak dan lipid

• Lemak dan Lipid mempunyai fungsi
1.Cadangan /simpanan (storage lipid)
2.Sebagai struktural (penyusun
membran)
3.Lipid fungsional (sbg tanda /
signal,
kofaktor dan pigment
• Asam lemak biasanya dalam bentuk
Ester
• Triasilgliserol (TAG)/trigliserida
• Ikatan rangkap yang sering ditemui di
alam adalah : cis bukan trans.
28

Kegemukan Obisity

29

Beberapa jenis asam Lemak

30

Struktur asam lemak

linoleate

31

LATAR BELAKANG PENYAKIT KARENA
LEMAK
Konsumsi Diet Lemak Tinggi
Kadar LDL-kolesterol meningkat
Penyakit jantung koroner, Hiperurisemia,
Hiperkolesterolemia
Obesity/Kegemukan
Diagnosis

Enzimatik
Non

Enzimatik

Enzymatic oxidation
• Enzymatic lipid oxidation: involves
an enzyme catalyst, and gives very
specific stereo- and regiospecific
Cyclooxygenase
products.

,

Prostaglandins

Leukotoxins
,
thromboxa
ne,
33

Diagnosis Keberadaan
lemak
Asam lemak Asam
biasanya diuji
secara enzimatis
untuk mengetahui kadar trigleserida
darah

34

H3C-N

N
C6
H5

H3C-N
N
C6
H5

35

Struktur kimia kolesterol
(Lehninger, 1982)

Kolesterol merupakan lipid amfifilik dan
dalam keadaan demikian menjadi
komponen struktural penting yang
membentuk membran sel dan lapisan
luar lipoprotein plasma. LDL menjadi
perantara pengambilan kolesterol dan
ester kolesterol dalam banyak jaringan.

36

• Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan
oleh HDL dan kemudian diangkut ke
dalam hati untuk diubah menjadi asam
empedu.
• Kolesterol merupakan penyebab utama
pembentuk batu empedu. Dan penyebab
timbulnya aterosklerosis pada pembuluhpembuluh arteri.
• Sehingga menyebabkan penyakit
serobrovas tikuler, vaskuler perifer dan
koroner. Aterosklerosis berkaitan dengan
rasio perbandingan kolesterol HDL : LDL
plasma yang tinggi (Martin, dkk, 1997).
37

Efek Koleosterol

• Kalau dalam diet pada tikus percobaan hanya
terdapat 0,05% kolesterol, maka 70-80% kolesterol
pada hati, usus halus, dan kelenjar adrenal, dan
lainnya akan disintesis dalam tubuh.
• Kalau dimasukkan kolesterol dalam makanan
dinaikkan sampai 2%, produksi endogen tersebut
akan turun. Dan hail penelitian hanya sintesis
hepatik yang dihambat.
• Berbagai percobaan dengan hati yang diperfusi
telah menunjukkan bahwa sisa-sisa kilomikron yang
kaya akan kolesterol dan diambil oleh hati
menghambat sintesis sterol. Koleosterol dibutuhkan
oleh tubuh untuk prazat hormon steroid (300
mg/hari).
 
38

Menghitung koleosterol serum

39

• Contoh

Reaksi warna
CHE
+ H2O

+ H2O2

+O2

kolesteron
Quinonimin + 4 H2O

kolesterol
+ H2O2
P-klorfenol

Fenilaminoantipirin
40

Penetapan kadar gula darah
oksidatif enzimatik

• D-glukose

41

Enzim sebagai reagen
• Contoh penggunaan enzim sebagai
reagen adalah sebagai berikut:
• Uricase yang berasal dari jamur
Candida utilis dan bakteri Arthobacter
globiformis dapat digunakan untuk
mengukur asam urat.
• Pengukuran kolesterol dapat
dilakukan dengan bantuan enzim
kolesterol-oksidase yang dihasilkan
bakteri Pseudomonas fluorescens.
• Pengukuran alcohol, terutama etanol
pada penderita alkoholisme dan
keracunan alcohol dapat dilakukan
dengan menggunakan enzim
alcohol dehidrogenase yang

42

Sebagai petanda pembantu dari
reagensia

3. Enzim sebagai petanda pembantu dari
reagensia.
• Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim
bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain
dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak.
• Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali
bukan substrat yang khas bagi enzim yang
digunakan.
• Selain itu, tidak semua senyawa memiliki
enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis.
Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat
dilakukan oleh antibodi.
• Dalam hal ini enzim berfungsi dalam mem
perlihat kan keberadaan reaksi antara antibodi
dan antigen. Contoh penggunaannya adalah
sebagai berikut:
.
43

Teknik imunoenzimatik
• Pada teknik imunoenzimatik ELISA
(Enzim Linked Immuno Sorbent Assay),

antibodi mengikat senyawa yang akan diukur,
lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan
enzim akan mengikat senyawa yang sama.
• Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu
direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya
adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh
dengan cara imunosupresi biasa.
• Zat berwarna ini dapat digunakan untuk
menghi tung jumlah senyawa yang direaksikan.
Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini
adalah peroksi dase, fosfatase alkali,
glukosa oksidase, amilase, galaktosidase,
dan asetil kolin transferase
44

• Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied
Immunochemistry Test), molekul kecil
seperti obat atau hormon ditandai oleh
enzim tepat di situs katalitiknya,
menyebabkan antibodi tidak dapat
berikatan dengan molekul (obat atau
hormon) tersebut.
• Enzim yang lazim digunakan dalam teknik
ini adalah lisozim, malat dehidrogenase,
dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase
• Zat berwarna ini dapat digunakan untuk
menghitung jumlah senyawa yang
direaksikan.
45

Pemanfaatan enzim di bidang
pengobatan

• Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi
penggunaan enzim sebagai obat, pemberian
senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja
suatu enzim dengan demikian suatu efek
tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran
pengobatan), serta manipulasi terhadap ikatan
protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.
• 1. Penggunaan enzim sebagai obat
biasanya mengacu kepada pemberian enzim
untuk mengatasi defisiensi enzim yang
seyogyanya terdapat di dalam tubuh manusia
untuk mengkatalis rekasi-reaksi tertentu.
46

• Berdasarkan lamanya pemberian enzim
sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi
enzim dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
keadaan defisiensi enzim yang bersifat
sementara dan bersifat menetap.
• Contoh keadaan defisiensi enzim yang bersifat
sementara adalah defisiensi enzim-enzim
pencernaan.
• Seperti yang diketahui, enzim-enzim pencernaan
sangat beragam, beberapa di antaranya adalah
protease dan peptidase yang mengubah
protein menjadi asam amino, lipase yang
mengubah lemak menjadi asam lemak,
karbohidrase yang mengubah karbohidrat
seperti amilum menjadi glukosa serta nuklease
yang mengubah asam nukleat menjadi
nukleotida. penggumpalan darah
47

Defisiensi Enzim

• Adapun yang bersifat menetap
menyebabkan banyak kelainan, yang
biasanya juga disebut sebagai kelainan
genetic mengingat enzim merupakan
protein yang ditentukan oleh gen.
• Contoh kelainan akibat defisiensi
enzim antara lain adalah hemofilia.
• Hemofilia adalah suatu penderita yang
mengalami kesulitan penggum palan
darah (cenderung untuk pendarahan)
akibat defisiensi enzim-enzim terkait
penggum palan darah.
48

• Saat ini telah diketahui ada tiga belas
faktor, sebagian besar adalah protease
dalam bentuk proenzim, yang diperlukan
dalam proses peng gumpalan darah.
• Pada penderita hemofilia, terdapat
gangguan/defisiensi pada faktor VIII
(Anti-Hemophilic Factor), faktor IX, dan
faktor XI.
• Kelainan ini dapat diatasi dengan transfer

gen yang mengkode faktor IX.

• Diharapkan gen tersebut dapat mengkode
enzim-enzim protease yang diperlukan
dalam proses penggumpalan darah
49








Enzim Sebagai Sasaran
Pengobatan
2. Enzim sebagai
sasaran pengobatan merupakan
terapi, senyawa tertentu digunakan untuk
memodifikasi kerja enzim, sehingga efek
yang merugikan dapat dihambat dan efek
yang menguntungkan dapat dibuat.
Berdasarkan sasaran terapi dibedakan mrnjadi:
Terhadap enzim sel individu menjadi
sasaran dan terapi terhadap enzim bakteri
patogen yang menjadi sasaran.
a) Sel individu sebagai sasaran kinerja
terapi, diguna kan senyawa-senyawa untuk
mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai
penghambat kompetitif.

50

• Contoh penyakit adalah Diabetes
Melitus. Pada penyakit Diabetes Melitus,
senyawa yang diinduksikan adalah
akarbosa (acarbose).
• Akarbosa akan bersaing dengan amilum
makanan untuk mendapatkan situs
katalitik enzim amilase (pankreatik αamilase) yang seyogyanya akan
mengubah amilum menjadi glukosa
sederhana.
• Akibatnya reaksi tersebut akan
terganggu, sehingga kenaikan gula darah
setelah makan dapat dikendalikan.
51

Enzim Anhidrase
 Merupakan
enzim yang mengatur pertukaran H
Karbonat

dan Na di tubulus ginjal, di mana H akan
terbuang keluar bersama urine, sedangkan Na
akan diserap kembali ke dalam darah,
terjadilah penumpukan cairan.
 Turunan sulfonamida, yaitu azetolamida
yang berfungsi menghambat kerja enzim
tersebut secara kompetitif sehingga pertukaran
kation di tubulus ginjal tidak akan terjadi.
 Ion Na akan dibuang keluar bersama dengan
urine. Sifat ion Na yang higroskopis
menyebabkan air akan ikut keluar bersamaan
dengan ion Na.
 Hal ini membawa keuntungan apabila terjadi
penum pukan cairan bebas di ruang antar sel
(udem). Dengan kata lain senyawa azetolamida
turut berperan dalam menjaga kesetimbangan
cairan tubuh.
52



Enzim Renin-EKA dan
Angiosintase.
Pengendalian tekanan darah diatur oleh

enzim renin-EKA dan angiosintase.
• Enzim renin-EKA berperan dalam
menaikkan tekanan darah dengan
menghasilkan produk angiotensin II.
• Sedangkan angiosintase bekerja terbalik
dengan mengurangi aktivitas angiotensin II.
• Untuk menghambat kenaikan tekanan
darah, maka manipulasi terhadap kerja
enzim khususnya EKA dapat dilakukan
dengan pemberian obat penghambat EKA
(ACE Inhibitor).
54

Perubahan angiotensinogen

•Angiotensi I

•(
Metilglisin)

Sarsarkosin - N-


Angiotensinogen
merupakan
2-globulin
suatu
glikoprotein yang diproduksi dalam liver, dan merupakan
substrat renin (Angiotensin –converting enzyme (ACE),
yang dipecah pada asam amino 10-11, menjadi angioensin I,
dengan ujung baru isoleusin (10).
55
55

Siklooksigenase
 Mediator radang prostaglandin yang dibentuk
dari asam arakidonat melibatkan dua enzim,
yaitu siklooksigenase I dan II (cox 1 dan cox
II).
 Ada obat atau senyawa tertentu yang
mempengaruhi kinerja cox 1 dan cox II
sehingga dapat digunakan untuk mengurangi
peradangan dan rasa sakit.(obat anti inflamsi)
 Dengan menggunakan prinsip pengaruh
senyawa terhadap enzim, maka enzim yang
berfungsi untuk memecah AMP siklik (cAMP)
yaitu fosfodiesterase (PD) dapat dihambat
oleh berbagai senyawa, antara lain kafein
(trimetilxantin), teofilin, pentoksifilin, dan
sildenafil.
56

Teofilin dan Obat lain
• Teofilin digunakan untuk mengobati
sesak nafas karena asma.
• Pentoksifilin digunakan untuk
menambah kelenturan membran sel
darah merah sehingga dapat
memasuki relung kapiler.
• Sildenafil menyebabkan relaksasi
kapiler di daerah penis sehingga aliran
darah yang masuk akan bertambah
dan tertahan untuk beberapa saat.
57

Penyakit Kanker







Kangker adalah penyakit sel ganas yang harus
dicegah penyebaran nya. Salah satu cara untuk
mencegah penyebarannya adalah dengan
menghambat mitosis sel ganas.
Seperti yang diketahui, proses mitosis memerlukan
pembentukan DNA baru (purin dan pirimidin). Pada
pembentukan basa purin, terdapat dua langkah
reaksi yang melibatkan formilasi (penambahan
gugus formil) dari asam folat yang telah direduksi.
Reduksi asam folat ini dapat dihambat oleh
senyawa ametopterin sehingga sintesis DNA
menjadi tidak berlangsung.
Selain itu penggunaan azaserin dapat
menghambat biosintesis purin yang membutuhkan
asam glutamate. 6-aminomerkaptopurin juga
dapat menghambat adenilosuksi nase sehingga
menghambat pembentukan AMP (salah satu bahan
DNA).
58

• Mitosis sel tumor membutuhkan DNA baru
(purin dan pirimidin baru).
• Proses ini membutuhkan asam folat
sebagai donor metil yang dapat dibuat
oleh mikroorganisme sendiri dengan
memanfaatkan bahan baku asam paminobenzoat (PABA), pteridin, dan asam
glutamat.
• Suatu analog dari PABA, yaitu sulfonamida
dan turunannya dapat dimanfaatkan
untuk menghambat pemakaian PABA
untuk membentuk asam folat.
59

Enzim Mikroorganisme
• a) Pada terapi tehadap enzim
mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja,
digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik tidak
boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau
menjadi bagian dari proses yang sama dengan
yang terdapat pada sel pejamu.
• Hal ini bertujuan untuk melindungi sel
pejamu, sekali gus meningkatkan spesifitas
terapi ini. Karena yang dibidik adalah enzim
mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi
kebanyakan adalah penyakit-penyakit infeksi.
• Contoh terapi dengan menjadikan enzim
mikroorganis me sebagai sasaran kerja antara lain:
• Pada penyakit tumor, sel tumor dapat
dikendalikan perkembangannya dengan
menghambat mitosisnya.
60

• b).Penggunaan antibiotika, juga berperan
dalam terapi. Contohnya adalah penisilin,
suatu antibiotik yang menghambat enzim
transpeptida se yang mengkatalisis dipeptida
D-alanil D-alanin sehingga peptidoglikan di
dinding sel bakteri tidak terbentuk dengan
sempurna.
• Bakteri akan rentan terhadap perbedaan
tekanan osmotik sehingga gampang pecah.
• Perbedaan mekanisme sintesis protein antara
mikroorganisme dan sel pejamu juga dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu prinsip
terapi. Penggunaan antibiotika tertentu dapat
mengham bat sintesis protein pada
mikroorganisme.
61

Contohnya antara lain
• Tetrasiklin yang menghambat pengikatan
asam amino-tRNA pada situs inisiator
subunit 30S dari ribosom sehingga asam
amino tidak dibawa oleh tRNA.
• Streptomisin yang berikatan langsung
dengan subunit 50S dari ribosom sehingga
laju sintesis protein berkurang dan
terbentuk protein yang tidak semestinya
akibat kesalahan baca kodon mRNA.
• Kloramfenikol yang menyaingi mRNA
untuk duduk di ribosom
• Neomisin B yang mengubah pengikatan
asam amino-tRNA ke kompleks mRNA
ribosom.
62

Penyakit Kejiwaan
• Pada penderita penyakit kejiwaan,
pemberian obat anti-depresi (senyawa)
inhibitor monoamina oksidase (MAO
inhibitor) dapat menghambat enzim
monoamina oksidase.
• Kerjanya yang mengkatalisis oksidasi
senyawa amina primer yang berasal dari
hasil dekarboksilasi asam amino.
• Enzim monoamina oksidase sendiri
merupa kan enzim yang mengalami
peningkatan jumlah ada sel susunan
saraf penderita penya- kit kejiwaan.
63

Interaksi Protein-ligan I
• c). Interaksi protein-ligan sebagai sasaran
pengobatan. Pengobatan dengan sasaran
interaksi protein-ligan mengacu kepada
prinsip interaksi sistem mediator-reseptor.
• Bila mediator disaingi oleh molekul
analognya sehingga tidak dapat berikatan
dengan reseptor, sehingga efek dari
mediator tersebut tidak terjadi.
• Contoh pengobatan dengan menjadikan
interaksi protein-ligan sebagai sasarannya
antara lain:
64

Interaksi Protein-ligan II
• Contoh pengobatan dengan menjadikan
interaksi protein-ligan sebagai sasarannya
antara lain:
• a) Pengendalian tekanan darah yang diatur oleh
hormon adrenalin.
• Reseptor yang terdapat pada hormon adrenalin,
yaitu α-reseptor dan β-reseptor dapat dihambat
oleh senyawa-senyawa yang berbeda.
• Penghambatan pada β-reseptor dapat menim
bulkan efek pelemasan otot polos dan
penurunan detak jantung. Obat-obatan yang
bekerja dengan cara tersebut dikenal sebagai βblocker.
65

[Daftar Pustaka
• 1] Wikipedia The Free Encyclopaedia. Enzim. [Online].
2009 March 16 [cited 2009 March 23]; Available from:
URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Enzim [2] Saunders.
Kamus saku kedokteran Dorland. 25 th ed. Jakarta: EGC;
1998. p. 388.
• [3]Wikipedia The Free Encyclopaedia. Metabolism.
[Online]. 2009 March 17 [cited 2009 March 25]; Available
from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Metabolism
• [4] Campbell N, Reece J, Mitchell L. Biologi. 5 th ed.
Jakarta: Erlangga; 2002. p. 98-9. (Biologi; vol 1).
• [5] Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2 nd
ed. Jakarta: EGC;2001. p. A4-5.
• [6] Sadikin M. Seri biokimia: biokimia enzim. Jakarta:
Widya Medika; 2002.

66

• [7] Wikipedia The Free Encyclopaedia. Digestive

enzim. [Online]. 2009 March 23 [cited 2009 March
24]; Available from:
URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Digestive_enzim
• [8] Kay MA. Hepatic gene therapy for Haemophilia B.
Haemophilia [serial online] 2003 Feb 6 [cited 2009
Mar 24];4(4):[389-92].Available from: URL:
http://www3.interscience.wiley.com/journal/11913520
9/abstract?CRETRY=1&SRETRY=0
• [9] Wikipedia The Free Encyclopaedia. Acarbose.
[Online]. 2009 Feb 6 [cited 2009 March 24]; Available
from: URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Acarbose
• [10] Gilman A. The Mechanism of Diuretic Action of of
the Carbonic Anhydrase Inhibitors [serial online] 2006
Dec 19 [cited 2009 Mar 24];71(Chlorothiazide and
Other Diuretic Drugs):[355-62].Available from:
URL:http://www3.interscience.wiley.com/cgibin/fulltext/119770370/PDFSTART
67

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24