Organisasi Pelayanan Bimbingan Dan Konse

TUGAS INDIVIDU
ORGANISASI PELAYANAN BK DI SEKOLAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling
Rombel : 20

Disusun oleh :

Fadil Rizki Aprilyan
7101407039
Pendidikan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009

ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bias berjalan seperti
yang diharapakan antara lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas

dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas
dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi
tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang
tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. Sebagai
contoh, untuk sebuah sekolah yang jumlah siswanya sedikit dengan jumlah guru
pembimbing yang terbatas maka pola organisasinya bisa

bersifat sederhana.

Sebaliknya, jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung
oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan
dan konseling yang lebih kompleks.
Pola organisasi pelayanan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa
personil, yaitu :
a. Unsur Kan Depdiknas, adalah personil yang bertugas
melakukan

pengawasan

dan


pembinaan

terhadap

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Dalam hal ini adalah Pengawas sebagaimana
dimaksudkan dalam petunjuk Bimbingan dan Konseling di
sekolah.
b. Kepala Sekolah (bersama Wakil Kepala Sekolah) adalah
penanggung jawab pendidikan pada satuan pendidikan (SLTP,
SMA, SMK) secara keseluruhan, termasuk penanggung jawab
dalam membuat kebijakan pelaksaan pelayanan bimbingan dan
konseling.
c. Koordinator Bimbingan dan Konseling

(bersama guru

pembimbing/ konselor sekolah) adalah pelaksana utama
pelayanan bimbingan dan konseling.


d. Guru (Mata Pelajaran atau Praktek) adalah pelaksana
pengajaran dan praktik/ latihan.
e. Wali Kelas, adalah guru yang beertugas secara khusus untuk
mengurus pembinaan dan administrasi (seperti nilai rapor,
kenaikan kelas, kehadiran siswa) satu kelas tertentu.
f. Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan
pengajaran, praktik/ latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA,
dan SMK.
g. Tata Usaha, adalah pembantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan administrasi dan ketatausahaan.
h. Komite Sekolah, adalah organisasi yang terdiri dari unsur
sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, yang berperan
membantu

penyelenggaraan

satuan

pendidikan


yang

bersangkutan.

1. Tugas Dan Tanggung Jawab Personil Sekolah Dalam
Program BK
Secara operasional, pelaksaan utama layanan bimbingan dan konseling
di sekolah adalah guru pembimbing atau konselor sekolah di bawah
koordinasi seorang Koordinator bimbingan dan konseling. Namun, bimbingan
dan konseling di sekolah oleh banyak pakar dikatakan sebagai team work
(Shetzer dan Stone, 1985) dalam penyelenggaraannya harus terlibat dalam
personil sekolah lainnya agar lebih berperan sesuai batas-batas kewenangan
dan tanggung jawabnya. Personil yang dimaksudkan, yaitu :
1) Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala
sekolah adalah :
a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan dan menyediakan
sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah.

b. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di

sekolah.
c. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan
pelaksaan kegiatan bimbingan dan konseling.
2) Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam hal :
a. Mengkoordinasikan pelaksaan layanan bimbingan dan konseling
kepada semua personil sekolah.
b. Melaksanakan

kebijakan

pimpinan

sekolah

terutama

dalam


pelaksanaan layanan BK.
c. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa,
bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan BK.
3) Koordinator Guru Pembimbing (Konselor)
Koordinator guru pembimbing bertugas :
a. Mengkoordinasikan

para

guru

pembimbing

(konselor)

dalam

menyusun program, melaksanakan program, menilai program, dan
mengadakan tindak lanjut.

b. Membuat

usulan

kepada

kepala

sekolah

dan

mengusahakan

terpenuhinya tenaga, saran, dan prasarana.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan BK kepada kepala
sekolah.
4) Guru Pembimbing (Konselor)
Guru pembimbing atau konselor bertugas :
a. Merencanakan program BK, memasyarakatkan program BK, dan

melaksanakan persiapan kegiatan BK.
b. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan BK dan menganalisis
hasil evaluasi. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi.
c. Mengadministrasikan kegiatan BK dan mempertanggungjawabkan
tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing.
5) Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran bertugas :
a. Membantu masyarakat layanan BK kepada siswa dan melakukan

kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasikan siswa
yang memerlukan layanan BK.
b. Mengalihkan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru
pembimbing dan tindak lanjut masalah.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus dan
ikut andil dalam upaya pencegahan munculnya maslah siswa dalam
pengembangan potensi.
6) Wali Kelas
Sebagai mitra kerja guru pembimbing (konsselor), wali kelas mempunyai
tugas :
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi

tanggung jawab.
b. Memberikan informasi tentang siswa di kelas yang menjadi tanggung
jawabnya

untuk

memperoleh

layanan

bimbingan.

Membantu

memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa untuk mengikuti
layanan bimbingan.
c. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang
perlu diperhatikan khusus dan ikut serta dalam konferensi kasus.
7) Staf Tata Usaha / Administrasi
Staf tata usaha adalah personil yang bertugas :

a.

Membantu

guru

pembimbingan

dan

koordinasi

dalam

mengadministrasikan seluruh kegiatan BK di sekolah.
b.

Membantu menyiapkan seluruh kegiatan BK dan menyiapakan
sarana yang diperlukan dalam layanan BK.


c.

Membantu melengkapi dokumen tentang siswa seperti catatan
kumulatif siswa.

2. Peranan Guru Dalam Pelayanan BK
Dalam kedudukan sebagai personil pelaksanaan proses pembelajaran di
sekolah, guru memiliki posisi yang strategis. Dibandingkan dengan guru
pembimbing atau konselor, misalnya guru lebih sering berinteraksi dengan

siswa secara langsung. Guru dapat mengamati secara rutin tentang
perkembangan kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, dan bukan tidak
mungkin akan langsung berhadapan dengan permasalahan siswa. Oleh karena
itu, tidak salah jika dalam pelayanan BK guru ditempatkan sebagai mitra kerja
utama, disamping wali kelas.
Beberapa

peranan

guru

ketika

ia

mengambil

bagian

dalam

guru

dapat

penyelenggaraan program BK disekolah.
a.

Guru

sebagai

informator,

melalui

peranan

ini

menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan
konseling, tujuan, fungsi, dan manfaatnya bagi siswa. Dalam peran ini
guru berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau
konselor dalam memasyarakatkan layanan BK.
b.

Guru sebagai fasilitator, guru dapat berperan sebagai fasilitator ketika
dilangsungkan layanan pembelajaran baik yang bersifat

preventif

ataupun kuratif. Dalam peran ini guru lebih mengerti permasalahan yang
dihadapi oleh siswa. Misalnya dalam belajar, bagi siswa yang kesulitan
dalam belajar dapat dibantu oleh guru dengan merancang program
perbaikan belajar dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang
dihadapi oleh siswa tersebut.
c.

Guru sebagai mediator, seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan
identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan pengalihantanganan
siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing atau konselor sekolah. Karena dalam hal ini guru
berhadapan langsung dengan siswa sehingga guru dapat berperan sebagai
mediator antara siswa dengan konselor.

d.

Guru sebagai motivator, guru memberikan motivasi siswa dalam
memanfaatkan layanan BK di sekolah, sekaligus memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling.

e.

Guru sebagai kolaborator, sebagai seorang seprofesi yakni sama-sama
tenaga pendidik di sekolah, guru dapat berperan sebagai kolaborator di
sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan

orientasi informasi, layanan pembelajaran atau dalam pelaksanan
kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan
lainya yang relevan.