Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010 Chapter III V

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, kerangka konsep mengenai angka kejadian relaps sindrom nefrotik pada anak yang diterapi dengan kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010 dapat diuraikan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.1. Kerangka konseptual penelitian TERAPI

KORTIKOSTEROID

SINDROM NEFROTIK PADA

ANAK

REMISI

SEMBUH RELAPS

KELOMPOK UMUR

JENIS KELAMIN


(2)

3.2 Variabel dan definisi operasional 3.2.1. Sindrom nefrotik

Definisi : Sindrom nefrotik merupakan suatu kumpulan gejala klinis yang disebabkan oleh penyakit glomerular yang sering dijumpai pada anak, dengan manifestasi edema, proteinuria masif serta hipoalbuminemia dan bisa hiperkolesterolemia.

Cara ukur : data sekunder Alat ukur : rekod status pasien Skala ukur : nominal

3.2.2. Kortikosteroid

Definisi : Prednison oral tablet sebesar 60 mg/m2/hari dengan dosis maksimal 80 mg/hari selama 4 minggu, kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan sebesar 40 mg/m2/hari secara selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 4 minggu (ISKDC, 1981). Obat ini merupakan derivat sintetik kortisol dengan efek terapeutik anti-inflamatori dan

imunosupresan (Bertam, G. K., 2000). Cara ukur : analisis data sekunder Alat ukur : rekod status pasien Skala ukur : nominal

3.2.3. Anak

Definisi : semua pasien sindrom nefrotik di poliklinik kesehatan anak Cara ukur : analisis data sekunder

Alat ukur : rekod status pasien Skala ukur : nominal


(3)

3.2.4. Relaps

Definisi : Terjadinya kekambuhan sindrom nefrotik selama proses penyembuhan atau setelah pasien mencapai remisi total di mana kondisi pasien memburuk kembali.

Cara ukur : analisis data sekunder Alat ukur : rekod status pasien Skala ukur : nominal

Kategori : Dalam penentuan kategori kekambuhan sindrom nefrotik dinilai dengan menggunakan metode positif dan negatif sebagai berikut:

a. Positif bila pasien mengalami relaps b. Negatif bila pasien tidak mengalami relaps

3.2.5. Kelompok umur

Definisi : Usia pasien sindrom nefrotik pada status poliklinik saat penelitian dilaksanakan dan umur dinyatakan dalam tahun.

Cara ukur : analisis data sekunder Alat ukur : rekod status pasien Hasil ukur:

a. 1 bulan - 12 bulan b. 1 tahun - 6 tahun c. lebih 6 - 12 tahun d. lebih 12 - 18 tahun e. lebih dari 18 tahun Skala ukur : ordinal


(4)

3.2.6. Jenis kelamin

Jenis kelamin penderita sindrom nefrotik dalam status poliklinik saat penelitian dilaksanakan.

Cara ukur : analisis data sekunder Alat ukur : rekod status pasien Hasil ukur :

a. lelaki b. perempuan Skala ukur : nominal


(5)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif retrospektif bagi menilai angka kejadian relaps sindrom nefrotik pada anak yang diterapi dengan kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010. Pengumpulan data telah dilakukan untuk meneliti apakah penderita sindrom nefrotik yang diberikan terapi kortikosteroid mengalami relaps ataupun tidak. Penelitian deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi serta distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.

4.2. Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Lokasi ini menjadi pilihan karena merupakan pusat pelayanan kesehatan pemerintah yang menjadi tempat rujukan para peneliti di kota Medan, Sumatera Utara.

4.2.2. Waktu penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian adalah setelah penulisan dan presentasi proposal yaitu dari bulan Agustus sampai September 2011.


(6)

4.3. Populasi dan sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita sindrom nefrotik di Poliklinik Kesehatan Anak RSUP H.Adam Malik, Medan dari tahun 2009 sampai 2010.

4.3.2. Sampel

Sampel adalah data penderita sindrom nefrotik di RSUP H. Adam Malik Medan dari tahun 2009 sampai 2010. Besar sampel yang dibutuhkan adalah sama dengan populasi (total sampling).

4.4. Metode pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah mendapat rekomendasi izin pelaksanaan penelitian dari bagian Medical Education Unit (MEU) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ke direktur RSUP HAM, Medan lalu ke Bagian Poliklinik Kesehatan Anak. Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari catatan status pasien anak dengan sindrom nefrotik.

4.5. Metode analisis data

Data pasien yang diperoleh dari Poliklinik Anak diteliti dan maklumat yang diperlukan dimasukkan ke dalam komputer untuk dianalisis dan diolah dengan menggunakan SPSS.


(7)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil penelitian

5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP. Haji Adam Malik, Medan. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit milik pemerintah. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes no. 547/Menkes/SK/VII/1998 dan menjadi rumah sakit rujukan untuk propinsi Sumatera Utara serta juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991.

Dalam hal ini telah dilakukan penelitian terhadap pasien anak yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik. Data diperoleh dengan meneliti catatan status pasien di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

5.1.2. Distribusi kasus sindrom nefrotik dengan relaps di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Tabel 5.1. Distribusi kasus sindrom nefrotik di Poliklinik Kesehatan Anak

Sindrom nefrotik dengan relaps n %

Positif Negatif

65 84

43,6 56,4


(8)

Dari tabel 5.1, dapat dilihat distribusi kasus sindrom nefrotik berdasarkan pasien anak yang dirawat di Poliklinik Kesehatan Anak. Total sampel yang terdapat dalam studi ini adalah sebanyak 149 orang. Anak yang mengalami relaps adalah sebanyak 65 orang dan anak yang tidak mengalami relaps adalah sebanyak 84 orang. Diperkirakan prevalensi angka kejadian relaps pada sindrom nefrotik adalah sebanyak 44% sementara prevalensi bagi yang tidak mengalami relaps pula adalah sebanyak 56%.

5.1.3. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan umur pasien di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Tabel 5.2. Distribusi kasus sindrom nefrotik berdasarkan kelompok umur pasien

Kelompok umur (Tahun)

Relaps

Positif % Negatif %

Total

1-12 bulan 1 tahun - 6 tahun > 6 tahun - 12 tahun >12 tahun - 18 tahun > 18 tahun

2 1,3 5 3,4 18 12,1 35 23,5 37 24,8 33 22,1 8 5,4 9 6,0 0 0,0 2 1,3

7 53 70 17 2 Total 64 85 149

Pada tabel 5.2 diatas menunjukkan distribusi penderita sindrom nefrotik berdasarkan kelompok umur pasien. Kelompok umur yang paling sering mengalami sindrom nefrotik adalah anak berusia lebih dari 6 -12 tahun yaitu sebanyak 70 orang dimana 37 dari mereka mengalami relaps dengan prevalensi angka kejadian sebanyak 24,8%. Kelompok umur yang kedua tersering mendapat sindrom nefrotik adalah anak berumur 1-6 tahun yaitu sejumlah 53 kasus dimana 18 orang mengalami relaps dengan angka prevalensi 12,1%.


(9)

Pada kelompok usia lebih dari 12-18 tahun, dijumpai 17 kasus sindrom nefrotik dengan kejadian relaps pada 8 orang dengan prevalensi angka kejadian 5,4%. Kejadian sindrom nefrotik pada anak golongan umur lebih dari 18 tahun paling sedikit yaitu hanya 2 orang dimana kejadian relaps tidak dijumpai pada kelompok ini diikuti oleh kelompok bayi berumur 1-12 bulan sebanyak 7 orang dengan hanya 2 kejadian relaps dengan prevalensi 1,3%.

5.1.4. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan jenis kelamin pasien di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Tabel 5.3. Distribusi kasus sindrom nefrotik berdasarkan jenis kelamin pasien

Jenis Kelamin Relaps

Positif % Negatif %

Total %

Lelaki Perempuan

45 30,2 51 34,2 20 13,4 33 22,1

96 64,4 53 35,6 Total 65 84 149 100

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui sindrom nefrotik lebih sering terjadi pada anak laki-laki yaitu sebanyak 96 orang dengan prevalensi angka kejadian sebanyak 64,4% dibandingkan dengan anak perempuan sebanyak 53 orang dengan prevalensi sebanyak 35,6%. Anak laki-laki juga yang paling sering mengalami relaps dimana terdapat sebanyak 45 kasus, yaitu sebanyak 30,2%. Pada anak perempuan pula prevalensi angka kejadian relaps adalah 13,4% yaitu sebanyak 20 pasien.


(10)

5.2. Hasil analisa data

5.2.1. Distribusi kasus sindrom nefrotik di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Pasien anak penderita sindrom nefrotik yang datang ke Poliklinik Kesehatan Anak dari Januari 2009 sampai Desember 2010 adalah sebanyak 149 orang dimana 65 dari mereka mengalami relaps mempunyai prevalensi angka kejadian sebanyak 43,6% sementara 84 pasien lainnya dengan angka prevalensi 56,4 % mengalami remisi total.

Dalam Indian Journal Medicine Research No.122, mengatakan hampir 50-60% pasien yang diterapi dengan steroid akan mengalami relaps atau steroid-dependence (Arvind et al. 2005). Hasil dari suatu penelitian cohort oleh International Society of Nephrology pada 60 pasien anak dengan sindrom nefrotik didapati terjadinya relaps pada 49 orang (82%) (Kim et al. 2005). Dalam suatu penelitian di Rumah Sakit Seotomo dari tahun 1983 hingga 2001 didapati dari 99 orang anak dengan sindrom nefrotik, 63 orang (64%) dari mereka mengalami relaps (Noer 2005). Pada penelitian The Lancet Vol 362 menyatakan secara umum 60-80% pasien yang pada mulanya responsif terhadap steroid akan mengalami relaps di mana 60% dari mereka akan relaps 5 kali atau lebih (Eddy et al. 2003).

Hasil persentase angka kejadian relaps pada pasien didapati masih tinggi dan sedikit berbeda dengan data-data pada penelitian sebelumnya. Deviasi dari prevalensi angka kejadian relaps pada literatur-literatur di atas mungkin disebabkan oleh perbedaan dari durasi terapi, perbedaan dari etnis, geografis dan sosio-ekonomi pasien serta tingkat pengetahuan orang tua pasien yang berbeda walaupun belum ada bukti yang mendukung teori ini. Tingginya angka kejadian relaps khususnya pada anak-anak dibanding dengan orang dewasa disebabkan sistem imun yang masih belum sempurna dan mudah terpapar pada resiko infeksi karena daya tahan tubuh yang rendah.


(11)

5.2.2. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan umur pasien di Poliklinik Kesehatan Anak RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Dari penelitian ini didapati bahwa penderita sindrom nefrotik dengan relaps paling banyak pada kelompok umur lebih dari 6-12 tahun yaitu sebanyak 37 orang (24,8%) diikuti oleh kelompok usia 1-6 tahun dengan angka kejadian kedua tertinggi yaitu sebanyak 18 orang (12,1%). Penderita sindrom nefrotik yang mengalami relaps paling sedikit adalah anak berumur lebih dari 18 tahun di mana tidak ada kasus relaps diikuti oleh golongan bayi berumur 1-12 bulan sebanyak 2 orang (1,3% ).

Ternyata ada perbedaan dalam hasil penelitian ini dengan penelitian lain di mana menurut Pediatric Nephrology Journal of the International Pediatric Nephrology Association, kejadian relaps paling banyak diketemukan pada golongan anak berusia 0-3 tahun (Naoyuki et al. 1998) sementara satu lagi jurnal dari asosiasi yang sama mengatakan anak berumur 1-3 tahun paling sering mengalami relaps (Andersen et al. 2010).

5.2.3. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan jenis kelamin pasien di Poliklinik Kesehatan Anak RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Berdasarkan tabel 5.3, anak lelaki lebih rentan mengalami episode relaps yaitu sebanyak 45 orang (30,2%) dari total 65 pasien dibandingkan dengan anak perempuan sebanyak 20 orang (13,4%). Perbandingan ratio kejadian relaps antara anak lelaki dengan anak perempuan adalah 2:1.

Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian bahwa angka kejadian relaps pada sindrom nefrotik lebih tinggi pada anak lelaki dibandingkan pada anak perempuan. Kejadian relaps lebih banyak dijumpai pada anak lelaki karena kasus sindrom nefrotik sendiri lebih sering terjadi pada anak lelaki dibandingkan dengan


(12)

anak perempuan dengan ratio 2:1 (Husein et al. 2005 dan Wirya 2002) . Menurut suatu jurnal dari International Society of Nephrology, juga turut mendukung bahwa anak lelaki lebih rentan mengalami relaps dibandingkan dengan anak perempuan (Naoyuki et al. 1998). Namun penyebab kenapa anak lelaki lebih beresiko mengalami relaps dibanding dengan anak perempuan masih belum diketahui secara pasti.


(1)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil penelitian

5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP. Haji Adam Malik, Medan. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit milik pemerintah. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan Rumah Sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes no. 547/Menkes/SK/VII/1998 dan menjadi rumah sakit rujukan untuk propinsi Sumatera Utara serta juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991.

Dalam hal ini telah dilakukan penelitian terhadap pasien anak yang didiagnosis menderita sindrom nefrotik. Data diperoleh dengan meneliti catatan status pasien di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. Haji Adam Malik, Medan.

5.1.2. Distribusi kasus sindrom nefrotik dengan relaps di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Tabel 5.1. Distribusi kasus sindrom nefrotik di Poliklinik Kesehatan Anak

Sindrom nefrotik dengan relaps n %

Positif Negatif

65 84

43,6 56,4


(2)

Dari tabel 5.1, dapat dilihat distribusi kasus sindrom nefrotik berdasarkan pasien anak yang dirawat di Poliklinik Kesehatan Anak. Total sampel yang terdapat dalam studi ini adalah sebanyak 149 orang. Anak yang mengalami relaps adalah sebanyak 65 orang dan anak yang tidak mengalami relaps adalah sebanyak 84 orang. Diperkirakan prevalensi angka kejadian relaps pada sindrom nefrotik adalah sebanyak 44% sementara prevalensi bagi yang tidak mengalami relaps pula adalah sebanyak 56%.

5.1.3. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan umur pasien di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Tabel 5.2. Distribusi kasus sindrom nefrotik berdasarkan kelompok umur pasien

Kelompok umur (Tahun)

Relaps

Positif % Negatif %

Total

1-12 bulan 1 tahun - 6 tahun > 6 tahun - 12 tahun >12 tahun - 18 tahun > 18 tahun

2 1,3 5 3,4 18 12,1 35 23,5 37 24,8 33 22,1 8 5,4 9 6,0 0 0,0 2 1,3

7 53 70 17 2

Total 64 85 149

Pada tabel 5.2 diatas menunjukkan distribusi penderita sindrom nefrotik berdasarkan kelompok umur pasien. Kelompok umur yang paling sering mengalami sindrom nefrotik adalah anak berusia lebih dari 6 -12 tahun yaitu sebanyak 70 orang dimana 37 dari mereka mengalami relaps dengan prevalensi angka kejadian sebanyak 24,8%. Kelompok umur yang kedua tersering mendapat sindrom nefrotik adalah anak berumur 1-6 tahun yaitu sejumlah 53 kasus dimana 18 orang mengalami relaps dengan angka prevalensi 12,1%.


(3)

Pada kelompok usia lebih dari 12-18 tahun, dijumpai 17 kasus sindrom nefrotik dengan kejadian relaps pada 8 orang dengan prevalensi angka kejadian 5,4%. Kejadian sindrom nefrotik pada anak golongan umur lebih dari 18 tahun paling sedikit yaitu hanya 2 orang dimana kejadian relaps tidak dijumpai pada kelompok ini diikuti oleh kelompok bayi berumur 1-12 bulan sebanyak 7 orang dengan hanya 2 kejadian relaps dengan prevalensi 1,3%.

5.1.4. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan jenis kelamin pasien di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Tabel 5.3. Distribusi kasus sindrom nefrotik berdasarkan jenis kelamin pasien

Jenis Kelamin Relaps

Positif % Negatif %

Total %

Lelaki Perempuan

45 30,2 51 34,2 20 13,4 33 22,1

96 64,4 53 35,6 Total 65 84 149 100

Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui sindrom nefrotik lebih sering terjadi pada anak laki-laki yaitu sebanyak 96 orang dengan prevalensi angka kejadian sebanyak 64,4% dibandingkan dengan anak perempuan sebanyak 53 orang dengan prevalensi sebanyak 35,6%. Anak laki-laki juga yang paling sering mengalami relaps dimana terdapat sebanyak 45 kasus, yaitu sebanyak 30,2%. Pada anak perempuan pula prevalensi angka kejadian relaps adalah 13,4% yaitu sebanyak 20 pasien.


(4)

5.2. Hasil analisa data

5.2.1. Distribusi kasus sindrom nefrotik di Poliklinik Kesehatan Anak Bagian Nefrologi RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Pasien anak penderita sindrom nefrotik yang datang ke Poliklinik Kesehatan Anak dari Januari 2009 sampai Desember 2010 adalah sebanyak 149 orang dimana 65 dari mereka mengalami relaps mempunyai prevalensi angka kejadian sebanyak 43,6% sementara 84 pasien lainnya dengan angka prevalensi 56,4 % mengalami remisi total.

Dalam Indian Journal Medicine Research No.122, mengatakan hampir 50-60% pasien yang diterapi dengan steroid akan mengalami relaps atau steroid-dependence (Arvind et al. 2005). Hasil dari suatu penelitian cohort oleh International Society of Nephrology pada 60 pasien anak dengan sindrom nefrotik didapati terjadinya relaps pada 49 orang (82%) (Kim et al. 2005). Dalam suatu penelitian di Rumah Sakit Seotomo dari tahun 1983 hingga 2001 didapati dari 99 orang anak dengan sindrom nefrotik, 63 orang (64%) dari mereka mengalami relaps (Noer 2005). Pada penelitian The Lancet Vol 362 menyatakan secara umum 60-80% pasien yang pada mulanya responsif terhadap steroid akan mengalami relaps di mana 60% dari mereka akan relaps 5 kali atau lebih (Eddy et al. 2003).

Hasil persentase angka kejadian relaps pada pasien didapati masih tinggi dan sedikit berbeda dengan data-data pada penelitian sebelumnya. Deviasi dari prevalensi angka kejadian relaps pada literatur-literatur di atas mungkin disebabkan oleh perbedaan dari durasi terapi, perbedaan dari etnis, geografis dan sosio-ekonomi pasien serta tingkat pengetahuan orang tua pasien yang berbeda walaupun belum ada bukti yang mendukung teori ini. Tingginya angka kejadian relaps khususnya pada anak-anak dibanding dengan orang dewasa disebabkan sistem imun yang masih belum sempurna dan mudah terpapar pada resiko infeksi karena daya tahan tubuh yang rendah.


(5)

5.2.2. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan umur pasien di Poliklinik Kesehatan Anak RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Dari penelitian ini didapati bahwa penderita sindrom nefrotik dengan relaps paling banyak pada kelompok umur lebih dari 6-12 tahun yaitu sebanyak 37 orang (24,8%) diikuti oleh kelompok usia 1-6 tahun dengan angka kejadian kedua tertinggi yaitu sebanyak 18 orang (12,1%). Penderita sindrom nefrotik yang mengalami relaps paling sedikit adalah anak berumur lebih dari 18 tahun di mana tidak ada kasus relaps diikuti oleh golongan bayi berumur 1-12 bulan sebanyak 2 orang (1,3% ).

Ternyata ada perbedaan dalam hasil penelitian ini dengan penelitian lain di mana menurut Pediatric Nephrology Journal of the International Pediatric Nephrology Association, kejadian relaps paling banyak diketemukan pada golongan anak berusia 0-3 tahun (Naoyuki et al. 1998) sementara satu lagi jurnal dari asosiasi yang sama mengatakan anak berumur 1-3 tahun paling sering mengalami relaps (Andersen et al. 2010).

5.2.3. Distribusi sindrom nefrotik berdasarkan jenis kelamin pasien di Poliklinik Kesehatan Anak RSUP. H. Adam Malik dari Januari 2009 sampai Desember 2010.

Berdasarkan tabel 5.3, anak lelaki lebih rentan mengalami episode relaps yaitu sebanyak 45 orang (30,2%) dari total 65 pasien dibandingkan dengan anak perempuan sebanyak 20 orang (13,4%). Perbandingan ratio kejadian relaps antara anak lelaki dengan anak perempuan adalah 2:1.

Hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian bahwa angka kejadian relaps pada sindrom nefrotik lebih tinggi pada anak lelaki dibandingkan pada anak perempuan. Kejadian relaps lebih banyak dijumpai pada anak lelaki karena kasus sindrom nefrotik sendiri lebih sering terjadi pada anak lelaki dibandingkan dengan


(6)

anak perempuan dengan ratio 2:1 (Husein et al. 2005 dan Wirya 2002) . Menurut suatu jurnal dari International Society of Nephrology, juga turut mendukung bahwa anak lelaki lebih rentan mengalami relaps dibandingkan dengan anak perempuan (Naoyuki et al. 1998). Namun penyebab kenapa anak lelaki lebih beresiko mengalami relaps dibanding dengan anak perempuan masih belum diketahui secara pasti.


Dokumen yang terkait

Prevalensi Karsinoma Hepatoseluler di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan pada tahun 2009-2012

1 66 71

Hubungan Jumlah Paritas dengan Perdarahan Postpartum di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada Tahun 2009-2010

0 46 59

Penilaian Fungsi Fisik Pada Penderita Rematik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Periode Juni – November 2011

0 47 44

Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010

0 73 53

Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010

0 0 11

Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010

0 0 2

Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010

0 0 4

Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010

0 0 14

Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010

0 0 3

Angka Kejadian Relaps Sindrom Nefrotik pada Anak yang diterapi dengan Kortikosteroid di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dari tahun 2009 sampai 2010

0 0 7