Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

(1)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Sebagaimana kita ketahui, peranan pajak semakin besar dan penting dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian membiayai pelaksanaan pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak. Salah satu wujud kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk membayar pajak adalah mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan membayar pajak penghasilan sesuai ketentuan perpajakan yang ada apabila penerimaan atau memperoleh penghasilan.

Sesuai ketentuan perpajakan yang ada, sistem pemungutan pajak yang dianut di indonesia adalah self assessment yaitu masyarakat mendaftarkan diri sendiri sebagai Wajib Pajak selanjutnya menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak penghasilan terutang. Sedangkan salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pajak menurut ketentuan undang-undang perpajakan adalah melakukan pengawasan terhadap masyarakat atas pelaksanaan sistem self assessment sehingga diberikan wewenang dibidang perpajakan antara lain; pengukuhan sebagai Wajib Pajak, penetapan besarnya pajak yang terutang apabila masyarakat tidak membayar pajak sesuai ketentuan undang-undang perpajakan.


(2)

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia walaupun dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan, namun dinilai masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan oleh adanya rasa keengganan dan ketidakinginan Wajib Pajak dalam melaporkan kewajiban pajaknya dengan konsekuensi secara benar masih sangat tinggi. Kondisi ini makin diperparah dengan tingkat kesadaran Wajib Pajak akan pengetahuan peraturan perpajakan yang juga masih sangat kurang. Hal ini menjadi suatu kendala dan potensi besar yang harus disikapi oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab dan mencari penanggulangannya dalam menangani perpajakan. Jika kesadaran Wajib Pajak dapat ditingkatkan, maka penerimaan pajak pun diharapkan akan meningkat dengan pesat karena Wajib Pajak sangat memegang peranan penting dalam menentukan tingkat realisasi penerimaan pajak.Seperti yang kita ketahui dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Berbeda dengan undang-undang perpajakan lainnya, Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 hanya berisikan Hukum Pajak Formal, yang semata-mata memuat peraturan-peraturan mengenai tata-cara pelaksanaan pemungutan pajak oleh negara. Terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan yang belum diselesaikan, diberlakukan ketentuan Undang-undang Nomor 6Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994kemudian diubah lagi ke undang Nomor 5 tahun 2008 dan diperbarui lagi ke Undang-undang No 16 tahun 2009


(3)

Sistem penghitungan sendiri (self assessment) memungkinkan potensi adanya wajib pajak tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik akibat dari kelalaian, kesenjangan ataupun ketidaktahuan wajib pajak atas tanggung jawab dari kewajiban perpajakannya. Untuk mengatasi ketidakefektifan penerapan sistem self assessment, dan agar pelaksanaan kewajiban wajib pajak dapat dilaksanakan secara baik dan benar, harus diimbangi dengan memberikan penyuluhan pajak (tax dissemination), pelayanan perpajakan (tax service) dan pengawasan perpajakan (tax enforcement). Apabila ketiga fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara optimal, maka kepatuhan sukarela (voluntary compliance) wajib pajak di dalam melaksanakan kewajiban dan haknya di sektor perpajakan akan meningkat. Pada akhirnya akan meningkatkan tax ratio dan sekaligus penerimaan pajak. Namun pada kenyataan yang ada sekarang ini, negara indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah. Fakta tersebut terbukti setelah diperoleh data yang menunjukkan bahwa penerimaan pajak yang tercermin dari tax gap dan tax ratio belum dapat dimaksimalkan (Pongtuluran, 2010)

Mengingat dasar inilah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan secara mandiri. Dalam rangka memperoleh pengalaman praktis dilingkungan kerja, maka berdasarkan masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang “ Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam


(4)

Menerapkan sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Adapun Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

a. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem self assessment terhadap

tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

b. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pembayaran atau penyetoran pajak

penghasilan wajib pajak orang pribadi yang dilaporkan tepat waktu dan jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang aktif di Kantor Pelayanan Pratama Medan Petisah.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 2.1. Bagi Mahasiswa

a. Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung

jawab dan profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja.

b. Guna mendorong mahasiswa untuk belajar mengetahui menjadi

tenaga kerja ahli yang siap dipakai.

c. Guna memotivasi mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan

pekerjaan secara efisien dan efektif melalui praktik kerja lapangan mandiri.


(5)

d. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.

e. Memahami modernisasi yang telah dilakukan Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Petisah.

2.2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah

a. Dengan dilaksanakan nya praktik kerja lapangan mandiri bagi

mahasiswa dituntut sumbangsih nya terhadap lingkungan Kantor Pelayanan Pajak baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Patama Medan Petisah.

b. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dengan Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)

c. Untuk mempromosikan citra atau image kepada masyarakat

khususnya sivitas akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU)


(6)

2.3.Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU)

a. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta

memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya dibidang perpajakan.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya menusia Universitas Sumatera

Utara.

c. Membuka imteraksi antara Program Studi Diploma III Administrasi

Perpajakan FISIP USU dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah yang bersangkutan memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

d. Memperoleh masukan dan saran untuk perbaikan dan

penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi DiplomaIII Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh): Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,


(7)

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Rachmat Soemitro dalam ( Devano dan Rahayu, 2006:22) menyatakan bahwa:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor pertikulir sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.”

2. Sistem Pemungutan Pajak 2.1 Official Assessment System

Merupakan sistem perpajakan dimana inisiatif untuk memenuhi kewajiban perpajakan berada dipihak pemerintah atau fiskus. Pada intinya fiskus menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Menurut Mardiasmo (2007:7) menyatakan bahwa:

“Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak”. Dengan ciri:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus

b. Wajib Pajak bersifat pasif.

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh Fiskus Dari Pengertian diatas, terlihat bahwa perhitungan pajak dengan official assessment system, fiskuslah yang aktif sejak dari mencari wajib pajak


(8)

untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sampai pada penetapan jumlah pajak yang terutang. Besarnya kewajiban pajak ditentukan sepenuhnya oleh fiskus selaku pemungutan pajak

2.2 Self Assessment System

Merupakan sistem yang memberikan tanggung jawab yang besar kepada wajib pajak karena semua proses dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan sendiri oleh wajib pajak.

Menurut Waluyo dan Ilyas (2003:18) menyatakan bahwa:

“Self Assessment System adalah pemungutan pajak yang memberi wewenang kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar”.

Dari pengertian di atas jelas terlihat bahwa perhitungan pajak dengan self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang menekankan kepada wajib pajak untuk bersikap aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, karena sistem pemungutan ini memberi kebebasan kepada wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sendiri tanpa adanya campur tangan fiskus atau pemungut pajak.

2.3 With Holding System

Merupakan sistem perpajakan dimana pihak ketiga Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan Dalam Negeri diberi kepercayaan


(9)

untuk melaksanakan kewajiban memotong atau memungut pajak penghasilan yang dibayarkan kepada penerima penghasilan.

Menurut Waluyo dan Ilyas (2003:18) dalam bukunya Perpajakan Indonesia, menyatakan bahwa:

“With Holding System adalah sistem pemungutan pajak memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak”.

Dari pengertian diatas bisa dilihat bahwa pihak ketiga memiliki peran aktif dalam sistem ini, dan fiskus berperan dalam pemeriksaan pajak, penagihan, maupun tindakan penyitaan apabila ada indikasi pelanggaran perpajakan.

Berdasarkan UU no 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan ciri sistem self assessment adalah:

1. Pemungutan pajak merupakan perwujudan pengabdian serta partisipasi

wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan.

2. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak, sebagai pencerminan

kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota wajib pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, penelitian, dan pengawasan terhadap pelaksanaan


(10)

kewajiban perpajakan wajib pajak berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundangan.

3. Anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk dapat

melaksanakan kegotong royongan nasional melalui menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang terhutang, sehingga dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat wajib pajak.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam melaksanakan PKLM ini di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah maka yang menjadi ruang lingkup adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab Wajib Pajak Orang Pribadi

tidak memenuhi kewajiban perpajakannya khususnya pajak penghasilan

2. Mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar

pajak penghasilannya

3. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

untuk mendukung kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menerapkan sistem self assessment.


(11)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam melakukan penelitian penulisan melakukan metode-metode yang diperlakukan. Metode yang dipergunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melakukan praktik kerja lapangan mandiri, misalnya mengajukan judul, persetujuan judul, pembuatan proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, penunjukan dosen pembimbing,bimbingan dan konsultasi, permohonan surat praktik kerja lapangan mandiri kepada instansi yang dituju.

2. Studi Literatur

Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan

Dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis meninjau dan mengamati objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM) untuk mengetahui sistem kerja di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data berhubungan dengan rencana kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM)


(12)

melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Jenis data yang akan dikumpul terbagi 2 yaitu :

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara kepada orang yang bersangkutan.

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui referensi dan

buku-buku yang bersangkutan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara kumulatif yang kemudian akan di interpresentasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dilakukan, penulis masih berada dalam ruang lingkup prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dibawakan. Dalam metode pengumpulan data ini yang akan dilakukan penulis yaitu :

1. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah


(13)

dengan diberikan petunjuk dan arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada kantor dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi. 2. Wawancara

Pengumpulan Data dengan melakukan wawancara secara langsung yang melibatkan pegawai pada kantor yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan objek studi.

3. Daftar Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, Undang-Undang Perpajakan, Data mengenai kepegawaian dan data-data lain yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang penulis lakukan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Akhir Praktik Kerja.


(14)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat dari perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran pegawai/karyawan/anggota personil.

BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menguraikan ketentuan-ketentuan yang mengenai membahas tentang tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menerapkan self assesssment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, perubahan-perubahan pada perundang-undangan, cara pelaksanaan, dan apa saja dampak yang terjadi.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab sebelumnya penulis telah membahas tentang tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menerapkan sistem self assessment, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisis berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interprestasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memaparkan bagaimana kesimpulan dari objek yang telah diteliti serta saran-saran yang membangun bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.


(15)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

kewajiban perpajakan wajib pajak berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundangan.

3. Anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan kegotong royongan nasional melalui menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang terhutang, sehingga dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat wajib pajak.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam melaksanakan PKLM ini di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah maka yang menjadi ruang lingkup adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab Wajib Pajak Orang Pribadi tidak memenuhi kewajiban perpajakannya khususnya pajak penghasilan 2. Mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar

pajak penghasilannya

3. Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah untuk mendukung kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menerapkan sistem self assessment.


(2)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam melakukan penelitian penulisan melakukan metode-metode yang diperlakukan. Metode yang dipergunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melakukan praktik kerja lapangan mandiri, misalnya mengajukan judul, persetujuan judul, pembuatan proposal, seminar proposal, perbaikan proposal, penunjukan dosen pembimbing,bimbingan dan konsultasi, permohonan surat praktik kerja lapangan mandiri kepada instansi yang dituju.

2. Studi Literatur

Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan

Dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis meninjau dan mengamati objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM) untuk mengetahui sistem kerja di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data berhubungan dengan rencana kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri(PKLM)


(3)

melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Jenis data yang akan dikumpul terbagi 2 yaitu :

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada orang yang bersangkutan.

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui referensi dan buku-buku yang bersangkutan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara kumulatif yang kemudian akan di interpresentasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dilakukan, penulis masih berada dalam ruang lingkup prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan cara memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dibawakan. Dalam metode pengumpulan data ini yang akan dilakukan penulis yaitu :

1. Metode Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah


(4)

dengan diberikan petunjuk dan arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada kantor dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.

2. Wawancara

Pengumpulan Data dengan melakukan wawancara secara langsung yang melibatkan pegawai pada kantor yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan objek studi.

3. Daftar Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, Undang-Undang Perpajakan, Data mengenai kepegawaian dan data-data lain yang berhubungan dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang penulis lakukan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Akhir Praktik Kerja.


(5)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat dari perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran pegawai/karyawan/anggota personil.

BAB III GAMBARAN DAN PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menguraikan ketentuan-ketentuan yang mengenai membahas tentang tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menerapkan self assesssment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, perubahan-perubahan pada perundang-undangan, cara pelaksanaan, dan apa saja dampak yang terjadi.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab sebelumnya penulis telah membahas tentang tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam menerapkan sistem self assessment, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisis berdasarkan kemampuan penulis kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interprestasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memaparkan bagaimana kesimpulan dari objek yang telah diteliti serta saran-saran yang membangun bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


Dokumen yang terkait

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2 44 65

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

1 37 33

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

1 61 61

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

0 0 1

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

0 0 7

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)Pratama Medan Petisah

0 3 15