Neraca Perdagangan Pasar Non Tradisional
Neraca Perdagangan Pasar Non Tradisional Ekspor Indonesia
Tugas Individu
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Di Susun Oleh :
Nama : Haris Muhammad Rifai
Nim
: F1217035
Jurusan Manajemen Transfer B
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman dari abad ke abad dunia sudah semakin
berkembang dan terbuka, baik dalam hal kemajuan IPTEK, ekonomi, kesehatan dan
sebagainya. Perkembangan dan Keterbukaan ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hal
tersebut berpengaruh besar pada hubungan antar negara. Indonesia yang merupakan
negara penganut sistem perekonomian terbuka tentunya juga terpengaruh akan
keadaan ini. Salah satu bentuk pengaruh perkembangan dunia ialah keterlibatan
Indonesia dalam Perdagangan Internasional. Perdagangan internasional dalam hal ini
ekspor tentunya berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, Hal ini dibuktikan
dengan persentase sumbangan Ekspor terhadap pembentukan PDB atas dasar harga
berlaku sebesar 23%
pada tahun 2014 (BPS.2016). Ekspor juga membuat
perekonomian dalam negeri semakin bergairah, karena akan menarik banyak investasi,
penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan sumber daya alam lokal. Semakin banyak
produk yang diekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri (Tarman.
2011:1).
Perdagangan internasional tidak hanya terdiri dari perdagangan dengan
mengeluarkan barang dari dalam ke luar melewati batas pabean Indonesia dengan
syarat – syarat tertentu, tetapi juga terdapat kegiatan memasukan barang dari luar negri
kedalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Ahsjar
djauhari. 2007:153). Semua itu akan tercatat dalam Neraca Perdagangan Indonesia, di
mana dalam neraca tersebut kita juga dapat melihat defisit atau surplusnya suatu
perdagangan dalam satu periode waktu tertentu.
Keterbukaan pasar dan negara bisa menjadi peluang sekaligus ancaman bagi
ekonomi indonesia. Keterbukaan pasar dapat memberikan peluang yang besar bagi
indonesia mengingat negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan
lokasinya yang strategis. Namun di sisi lain hal tersebut akan menjadi masalah
manakala
indonesia
tidak
mampu
mempersiapkan
dengan
baik
kegiatan
perekonomiannya (Tarman. 2011:2). Posisi neraca perdagangan indonesia total selama
kurun waktu 2011 sampai dengan 2014 selalu mengalami defisit, dan di tahun 2015
kembali surplus, sedangkan jika dibandingkan antara januari- agustus 2016 dengan
januari – agustus 2015 surplus neraca perdagangan indonesia tidak setinggi tahun 2015
(kemendag.co.id). keadaan devisit tentunya tidak baik untuk petumbuhan ekonomi
negara yang bersangkutan, oleh karena itu setiap negara haruslah berusaha
meningkatkan nilai ekspor dan mempertahankan surplus neraca perdagangan.
Selama ini, ekspor indonesia masih terkonsentrasi pada beberapa negara pasar
tradisional, berdasarkan data BPS pada tahun 2014 ekspor utama indonesia masih
cenderung tidak berubah yaitu: jepang, china, singapura, amerika serikat, dan korea
selatan, di mana negara – negara tersebut merupakan negara maju. Ekspor ind onesia
ke negara tersebut telah mencapai 48,06% dari total ekspor selama tahun 2014.
Pangsa Ekspor Menurut Negara Tujuan Utama Tahun 2014
Uni Eropa; 17%
Amerika Serikat; 16%
Singapura; 16%
Jepang; 23%
Korea Selatan; 10%
China; 17%
Sumber: Badan Pusat Statiktik, di olah
Ketergantungan yang tinggi terhadap pasar tertentu, sangat beresiko bagi
aktivitas ekspor, terutama jika terjadi goncangan ekonomi dunia, seperti yang terjadi
pada tahun 2008 yang menyebabkan penurunan permintaan impor (Tarman. 2011:3).
Tidak hanya ketergantungan pasar, produk yang di ekspor indonesia juga masih
terkonsentrasi pada beberapa jenis komoditas. Dampak negatif adanya hal tersebut
ialah apabila terjadi penurunan permintaan terhadap barang dan komoditas tersebut
(luar negeri), atau justru terjadi penurunan produksi (dalam negeri) akan cenderung
berakibat pada menurunnya penerimaan ekspor yang cukup signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, dan berdasarkan kondisi perekonomian dunia yang
cenderung
menurun,
perlu
dilakukan
pertahanan
perfoma
ekspor.
Dalam
mempertahankan perfoma ekspor perlu dilakukan diversifikasi pasar dan diversisikasi
produk ekspor melalui perluasan pasar dari pasar tradisional menuju pasar nontradisional seperti kawasan Asia Timur Tengah dan Afrika guna meningkatkan daya
saing dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan perfoma ekspor Indonesia.
BAB 2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah
dari paper ini antara lain:
1. Bagaimana Neraca Perdagangan indonesia saat ini?
2. Siapa saja yang berpotensi menjadi pasar non tradisional ekspor indonesia?
3. Bagaimana stategi untuk penetrasi ekspor ke negara – negara pasar non –
tradisional untuk produk – produk potensial?
BAB 3
KAJIAN LITERATUR
A. Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia
Kegiatan ekspor suatu negara menimbulkan hak yang berupa penerimaan
pembayaran atau piutang, sedangkan impor barang dari luar negeri menimbulkan
kewajiban membayar ke luar negeri atau utang negeri. Dalam melihat nominal kedua
kegiatan perdagangan internasional tersebut, kita dapat melihat melalui neraca
perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan (balance of trade) adalah selisih bersih
antara nilai ekspor suatu negara dan impor barang dagangan, dengan ekspor yang
tercantum di sisi aset dan impor pada sisi kewajiban (Herlambang.2014).
B. Potensi Pasar Non Tradisional
Dalam pengertian praktis perdagangan internasional indonesia, pasar ekspor di
bagi menjadi dalam dua kelompok, yaitu pasar tradisional dan pasar non tradisional.
Pasar tradisional adalah pasar yang sudah sejak lama menjadi tujuan ekspor utama
indonesia dan umumnya merupakan pasar negara maju. Sedangkan pasar non –
tradisional adalah pasar yang memiliki prospek dan mempunyai daya beli potensian
yang belum digarap secara intensif, pada umumnya termasuk dalam kelompok negara
berkembang.
http :/¿ www . portal−hi .net /2− jenis−pasar −dalam−ekspor−indonesia/¿
C. Strategi Indonesia Ekspor Ke Pasar Non Tradisional
Dalam mengembangkan nilai dan
pangsa pasar ekspor ke seluruh pasar dunia
dengan cara mengembangkan ekspor ke pasar – pasar ekspor baru atau yang lebih
dikenal pasar non tradisional dilakukan dengan cara melakukan penetrasi pasar.
Sebagaimana diketahui bahwa pasar non tradisional adalah pasar pasar ekspor baru
yang selama ini masih belum digarap secara intensif yang tersebar luas dan berada di
beberapa kawasan antara lain: timur tengah, afrika, asia selatan, asia tengara, asia
tengah dan amerika latin. Penetrasi pasar dirasa merupakan salah satu langkah yang
tepat dalam kaitannya untuk menjaga kinerja ekspor indonesia apabila ekonomi dunia
tengah tergonjang.
BAB 4
PEMBAHASAN
A. Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia
Tabel A.1
Neraca Perdagangan Indonesia Periode 2011 – 2016
(Dalam Juta US$)
No
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
Jan-ags*
I
Export
203.496,6
190.020,
182.551,
175.980,
150.366,
2015
102.616,9
2016
91.730,4
II
Import
177.435,6
3
191.689,
8
186.628,
0
178.178,
3
142.695,
96.430,5
87.349,7
380.932,2
5
381.709,
7
369.180,
8
354.158,
6
293.061,
199.047,4
179.080,1
26.061,1
7
-1.669,2
5
-4.076,9
8
-2.198,8
9
7.670,7
6.186,4
4.380,7
III
IV
Total
Balance
Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kondisi balance NPI indonesia belum
stabil. Meskipun pada tahun 2015 dan 2016 sudah menunjukkan surplus neraca
perdagangan, tetapi pada tahun 2016 surplusnya tidak sebesar tahun 2015 dalam periode
yang sama. Artinya indonesia jangan terlena, masih ada kemungkinan – kemungkinan yang
akan terjadi di neraca perdagangan indonesia.
Selain kondisi neraca perdagangan yang mengalami penurunan surplus dari pada
periode sebelumnya, kita juga harus memperhatikan kondisi negara tujuan utama ekspor
indonesia.
Tabel A.2
Ekspor Non Migas Menurut Negara Tujuan Utama
No
1
2
3
Rincian
Amerika Serikat
Jepang
Tiongkok
Pangsa (%)
201 2016
5
11.6
9.9
10.0
12.4
10.1
9.7
4
5
6
7
8
9
10
Singapura
India
Malaysia
Korea Selatan
Filipina
Thailand
Australia dan Ocenia
Total 10 Negara
Sumber: Bank Indonesia
6.5
8.8
4.7
4.1
3.0
3.5
2.8
64.9
7.1
7.0
4.5
4.0
3.7
3.6
2.6
64.6
Berdasarkan data ekspor non migas ke negara tujuan, terlihat bahwa antara ekspor
tahun 2015 Triwulan II dan ekspor 2016 Triwulan II tidak terlalu terjadi perubahan yang
derastis dalam komposisi 10 negara tujuan utamanya. Pangsa pasar produk ekspor
indonesia masih di dominasi negara pasar tradisionalnya dalam hal ini mereka ialah negara
– negara maju. Amerika serikat, Jepang, Tiongkok (cina), dan Singapura masih menjadi
pasar utama produk ekspor indonesia. Meskipun jika dibandingkan dengan tahun 2013 dan
2014 memang sudah ada kemajuan diversifikasi pasar, dimana di tahun 2016 Triwulan II ini
negara berkembang seperti India dan Filipina mulai menjadi Pangsa Pasar besar bagi
produk ekspor Indonesia.
Tabel A.3
Perkembangan Komoditas Non Migas Utama
N
Uraian
o
1
2
3
4
Minyak Nabati
Batubara
Tekstil dan Produk Tekstil
Alat Listrik, Ukur, Fotografi,
Share (%)
2015
2016
13.6
12.0
12.1
10.2
9.4
9.9
6.7
6.6
5
dll
Barang dari Logam tdk
5.8
5.3
6
7
8
9
Mulia
Makanan Olahan
Kendaraan & Bagiannya
Karet Olahan
Mesin
&
Peralatan
4.8
4.1
4.4
3.9
4.9
4.4
4.2
4.1
2.9
2.9
10
Mekanik
Kayu Olahan
Sumber: Bank Indonesia
Berdasarkan daftar produk ekspor non migas Indonesia dari antara trirulan II 2015
dan triwulan II 2016 tidak dapat perubahan komposisi yang berarti, pada tahun 2015
diketahui bahwa ekspor karet olahan lebih banyak di bandingkan kendaraan dan
bagiannya, sedangkan di tahun 2016 ekspor kendaraan dan bagiannya yang lebih
unggul. Artinya produk ekspor indonesia masih terfokus pada beberapa produk saja,
dan masih bisa dikembangkan lagi.
B. Potensi Pasar Non Tradisional
Berdasarkan pemaparan di atas diketahui bahwa kegiatan ekspor indonesia masih
bergantung pada pasar – pasar tertentu saja, di mana negara tujuan ekspor indonesia
terbesar masih ke negara maju. Ketergantungan seperti ini haruslah di waspadai, karena
jika terjadi gejolak di perekonomian dunia dan perekonomian negara yang bersangkutan
akan mengakibatkan penurunan ekspor indonesia. Hal tersebut telah di alami indonesia
pada tahun 2008, perekonomian dunia yang melambat pada tahun 2008 menyebabkan
penurunan permintaan ekspor, terutama dari negara pengekspor tujuan ekspor utama. Nilai
ekspor ke 5 pasar utama (Amerika, Jepang, China, Singapura, Malaysia) menurun dari
50,7% di tahun 2004 menjadi 48.05 tahun 2009. ( BPS 2010)
Pengoptimalan pasar non – tradisional,khususnya negara – negara yang berada di
kawasan Amerika latin, Afrika, Eropa Timur. sekarang ini tengah menjadi salah satu fokus
dari kementrian perdagangan dalam kaitannya dengan peningkatan dan penguatan ekspor
indonesia. Di mana
dari 8 fokus arah kebijakan kementrian perdagangan selain
pengamanan pangsa ekspor di pasar utama juga memperluas pangsa pasar ekspor di pasar
prospektif dan hubungan perdagangan internasional. (kemendag.2016). pasar non –
tradisional umumnya belum tergolong besar, tapi potensial untuk menjadi tujuan ekspor
baru.
Kawasan Asia, Timur tengah, Afrika, Amerila latin dan Ocenia merupakan negara –
negara yang dapat dijadikan sebagai pasar baru ekspor. Beberapa pertimbangan perlunya
menggarap pasar non- tradisional secara intensif antara lain:
1. Masih sangat kecilnya nilai ekspor ke pasar non –tradisional
2. Besarnya potensi pasar negara – negara non tradisional bila dilihat dari jumlah
penduduk, sumber daya alam, dan keaneka ragaman komoditi dan produk yang
dibutuhkannya, persyaratan kualitas produk yang diterapkan sebagian pasar non
–tradisional relatif lebih ringan dibanding dengan negara maju. Disamping itu
produk yang dibutuhkan adalah produk dengan tingkat teknologi yang relatif
sederhana.
3. Sebagian besar negara di pasar non-tradisional ini tidak menerapkan sistem
kuota seperti yang banyak dilakukan oleh banyak negara maju.
Kawasan ASEAN, peluang kerjasama perdagangan indonesia dengan negara
ASEAN lainnya menjadi semakin signifikan dengan adanya perjanjian – perjanjian
perdagangan internasional. Secara keseluruhan, pasar non tradisional yang terletak di
kawasan Asia berjumlah 22 negara pada tahun 2013 (DITJEN PEN. 2013:3). Ekspor
indonesia ke pasar non – tradisional asia secara umum mengalami peningkatan, hal ini
sejalan dengan kondisi balance neraca perdagangan.
Kawasan lain yang juga menawarkan peluang ekspor bagi indonesia adalah pasar
non-tradisional di wilayah timur tengah yang berada di 15 negara. Sementara itu, negara –
negara lain yang belum berkembang tapi patut untuk dieksplorasi sebagai tujuan ekspor
baru adalah 56 pasar non – tradisional di benua afrika. (DITJEN PEN. 2013:6).
Pasar Ekspor Non – Tradisional Asia dan Timur Tengah
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
Vietnam
Pakistan
Bangladesh
Myanmar
Kamboja
Sri Lanka
Uni Emirat Arab
Saudi Arabia
Iran
Oman
Lainnya
2.272,7
931,9
1.361,2
358,8
258,4
376,5
1.715,4
1.430,1
781,6
186,5
2.256,5
1.379,7
1.119,9
400,8
291,6
341,6
1.614,9
1.771,4
482,6
237,8
2.398,4
1.415,0
1.064,5
555,7
312,1
390,9
1.584,0
1.734,0
469,3
209,4
3884.7
2831.5
2724.5
2.436,3
2.045,3
1.375,3
566,4
415,7
385,8
2.501,4
2.156,2
406,1
244,6
4034.8
2.736,9
1.989,5
1.340,6
613,4
429,7
341,5
1.899,9
2.060,7
216,5
211,6
3831.4
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Selain kawasan Asia dan Timur Tengah, emerging market yang potensial lainnya
ialah kawasan Eropa Timur dan Eropa tengah. Untuk ekspor indonesia ke negara pasar non
tradisional yang berada di kawasan eropa timur dan eropa tengah justru pada tahun 2012 ke
2013 naik sedangkan disisi lain perekonomian dunia lagi terguncang. Hal ini menunujukkan
bahwa pasar ekspor indonesia ke negara – negara tersebut perlu dipertahankan namun
harus tetap hati – hati.
Pasar Ekspor Non – Tradisional Eropa Timur dan Eropa Tengah
Turki
2011
1.433,
2012
1.363,
2013
1.536,
2014
1.446,
2015
1.158,
Ukrain
4
569,6
4
548,9
2
639,2
1
360,1
8
328,5
a
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Pasar Ekspor Non – Tradisional Afrika
Negara
Rep.Afrika
2011
1.413,9
2012
1.650,3
2013
1.270,1
2014
1.379,1
2015
665,6
Selatan
Mesir
1.397,5 1.013,7 1.101,8 1.341,0 1.171,7
Nigeria
466,0
413,0
557,8
648,5
445,4
DITJENibouti
186,1
270,3
286,4
306,8
278,3
Ghana
164,0
159,3
246,5
212,3
158,4
Tanzania
298,6
236,6
192,7
202,5
214,0
Kenya
252,7
266,9
233,2
196,2
187,7
Angola
103,8
141,8
164,2
189,7
137,0
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Tidak hanya itu, keputusan indonesia untuk bergabung dalam skema – skema
perdagangan internasional juga harus dimanfaatkan dengan baik, misalnya Asia – Pasific
Economic Cooperation (APEC). Pada skema perjanjian APEC ini, sesama negara anggota
bertanggung jawab untuk saling mendorong perdagangan dan investasi maisng – maisng.
Melalui pengamatan pasar akurat di 33 pasar non – tradisional Amerika Latin, seperti Brazil,
Meksiko, Argentina, Chili, Kolombia, Peru, Panama, Venezuela, Equador, Uruguay, Kuba
dan Jamaika, maka peluang ekspor yang tersedia akan dapat dieksplorasi secara
masksimal oleh Indonesia.
Ekspor Pasar Non – Tradisional Amerika Latin
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
Brasilia
1.702,6
1.485,9
1.514,4
1.498,2
1.166,0
Meksiko
610,1
593,5
635,3
813,1
803,2
Argentina
354,3
312,5
335,2
236,9
237,1
1167.3
1153.9
1127.5
1165.2
1044.5
Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Kawasan yang patut dieksplorasi, sebagai negara yang potensial bagi komoditi
ekspor indonesia adaalh pasar non – tradisional di wilayah Australia Ocenia, terdiri dari 25
negara antara lain, selandia baru, fiji, new caledonia, kepulauan solomon, samoa, dan
vanuatu. Wilayah ini cukup potensial untuk meningkatkan kinerja ekspor indonesia karena
jarak geografisnya dengan indonesia yang relatif dekat, kondisi iklim memang berbeda
namun dengan mengetahui selera pasar setempat, peluang ekspor akan semakin terbuka,
di mana komoditas yang diminati di negara – negara tersebut sebagian besar belum bisa
diproduksi sendiri oleh negara tersebut.
Ekspor Pasar Non Tradisional Australia-Ocenia
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
Selandia Baru
371.
366.1
446.1
460
397
Lainnya
3
401.
373.5
488.1
367.4
345.7
9
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Selain negara – negara berkembang sebenarnya Indonesia juga mulai membidik
pasar di negara – negara maju yang selama ini belum tereksplorasi, sehingga dikategorikan
juga sebagai emerging markets. Negara – negara tersebut berada di kawasan Eropa,
seperti Federal Rusia, Norwegia, swiss, cyprus dan monako, serta wilayah amerika di
antaranya terdiri dari peurto Rico, French Polynesia, Guadeloupe, Martinique dan Bermuda
((DITJEN PEN. 2013:9).
Dari Deskripsi dan data mengenai pasar non – tradisional dapat disimpulkan bahwa
Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan kinerja
ekspor dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara – negara yang
dikategorikan sebagai pasar non – tradisional atau emerging markets. Artinya potensi
pasar tersebut sejauh ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari data hanya 31
negara yang sudah tergolong sebagai pasar tradisional, sisanya 200 negara masih
dikategorikan pasar non-tradisional. Dengan memberikan perhatian yang proporsional
baik kepada negara tradisional dan non – tradisional, indonesia akan selalu siap
menghadapi dan mengantisipasi siiituasi pasar global yang dinamis dan fluktuatif.
C. Strategi Indonesia Ekspor Ke Pasar Non Tradisional
Indonesia sudah tanggap dengan hal pentingnya penetrasi ke pasar non-tradisional,
sehingga tahun ini pemerintah (DITJEN PEN KEMDAG) tengah menyiapkan strategi –
strategi yang di anggap paling tepat, antara lain:
1. Promosi ekspor
Mengadakan partisipasi pameran dalam dan luar negeri, misi dagang, misi
pembelian, pameran besar ( CAEXPO Nanning, SCAA, dan Cairo Int’l Fair), Aktivasi
Nation Branding, Trade Expo Indonesia dan Pameran Spesial Produk di Dalam
Negeri.
2. Penguatan kelembagaan ekspor
Penguatan kelembagaan ini di bagi menjadi penguatan lemabaga dalam
negari dan lembaga internasional melalui kerjasama yang saling menguntungkan.
Kerjasama dalam negari antara lain melibatkan APINDO, KADIN, ASEI, Bank
Mandiri, HIPMI, dan disperindag seluruh provinsi. Sedangkan Kerjasama antar
lembaga internasional yaitu dengan ALGEX – Algeria, ITPO – Iran, DITP – Thailand
dan sebagainya.
3. Pengembangan produk ekspor
Peningkatan daya saing nilai tambah produk melalui pengembangan desain
dengan mempertemukan desainer dengan pelaku usaha yang berorientasi ekspor.
Artinya pengembangan ekspor juga melihat kebutuhan dari negara – negara pasar
non – tradisional.
4. Analisa Pengembangan Pasar Tujuan ekspor
Penyusunan analisa pengembangan pasar di 12 negara tujuan ekspor.
Berdasarkan hasil desk dan survey lapangan untuk tiap wilayah pasar tujuan ekspor
5. Penyediaan Informasi Ringkas Pasar Tujuan Ekspor
Penyedia laporan informasi ringkas pasar tujuan ekspor sebanyak 12
laporan. Berdasarkan desk study untuk memberikan informasi terkini mengenai
kondisi pasar negara tujuan ekspor untuk produk tertentu
6. Diseminasi Informasi Ekspor
Penyebarluasan informasi pasar tujuan ekspor kepada pelaku di daerah –
daerah Indonesia.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat kita ketahui
kesimpulan dari pembahasan makalah mengenai pasar non tradisional ekspor indonesia
antara lain:
1. Neraca Perdagangan Indonesia pada tahun 2015 sudah menunjukkan surplus
neraca perdagangan. Namun di tahun 2016 surplus kembali turun jika dibandingkan
dengan periode sebelumnya (YoY). Ekspor indonesia sampai saat ini masih
didominasi oleh pasar tradisional dalam hal ini negara – negara maju seperti
Amerika, singapura, jepang, china, dan korea selatan dengan komoditas ekspor
yang paling besar ialah minyak nabati.
2. Melihat berbagai intensif / peluang yang ada, negara yang berpotensial untuk
dijadikan sebagai pasar non – tradisional produk ekspor indonesia antara lain:
Negara – negara berkembang di kawasan Asia, kawasan afrika, amerika lain dan
Ocenia, negara Timur tengah, Eropa Timur dan tengah. Selain negara berkembang
ada beberapa negara maju yang potensial untuk dijadikan pasar ekspor indonesia,
antara lain: Federal Rusia, Norwegia, swiss, cyprus dan monako, serta wilayah
amerika di antaranya terdiri dari peurto Rico, French Polynesia, Guadeloupe,
Martinique dan Bermuda.
3. Indonesia telah tanggap akan pentingnya penetrasi ekspor ke pasar non –tradisional,
oleh karena itu, ada beberapa strategi yang tengah dilaksanakan guna mendukung
penetrasi pasar non – tradisional, antara lain: Diseminasi Informasi Ekspor,
Penyediaan Informasi Ringkas Pasar Tujuan Ekspor, Analisa Pengembangan Pasar
Tujuan ekspor, Pengembangan produk ekspor, Promosi ekspor Penguatan
kelembagaan ekspor
DAFTAR PUSTAKA
Ahsjar DITJENauhari. 2007. Pedoman Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Prestasi Pustaka.
BPS. 2016. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut
pengeluaran, 2014 . retrived by:
.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1223 (di akses 14 Oktober 2016)
DITJEN PEN. 2013. Peluang dan Tantangan Ekspor ke Negara – negara Non – Tradisional.
Retrived
by:
.
http://DITJENpen.kemendag.go.id/app_frontend/webroot/admin/docs/publication/942
1384233412.pdf (di akses 14 Oktober 2016)
DITJEN PEN. 2016.
retrived by:
Upaya peningkatan ekspor nasional melalui diplomasi ekonomi.
.
https://diplomasiekonomi.kemlu.go.id/images/capbuilddiplomat/Paparan
%20KEMDAG.pdf (di akses 14 Oktober 2016)
Grup neraca pembayaran dan pengembangan statistik bi. 2015. Laporan neraca
pembayaran indonesia. Realisasi triwulan ii 2015. Jakarta: bank indonesia
Grup neraca pembayaran dan pengembangan statistik bi. 2016. Laporan neraca
pembayaran indonesia. Realisasi triwulan ii 2016. Jakarta: bank indonesia
Kemendag. 2016. Neraca perdagangan indonesia. Retrived by:
http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-export-import/indonesiatrade-balance (di akses 14 Oktober 2016)
Herlambang David. 2014. Kondisi Neraca Perdagangan Selama 11 Tahun Terakhir. Retrived
by:
https://www.academia.edu/6828962/Neraca_perdagangan?auto=download
(di
akses 16 Oktober 2016)
Tarman, dkk. 2011. Kajian Kebijakan Pengembangan Diversifikasi Pasar Dan Produk
Ekspor. Jakarta: Kementrian Perdagangan.
Tugas Individu
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Di Susun Oleh :
Nama : Haris Muhammad Rifai
Nim
: F1217035
Jurusan Manajemen Transfer B
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman dari abad ke abad dunia sudah semakin
berkembang dan terbuka, baik dalam hal kemajuan IPTEK, ekonomi, kesehatan dan
sebagainya. Perkembangan dan Keterbukaan ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hal
tersebut berpengaruh besar pada hubungan antar negara. Indonesia yang merupakan
negara penganut sistem perekonomian terbuka tentunya juga terpengaruh akan
keadaan ini. Salah satu bentuk pengaruh perkembangan dunia ialah keterlibatan
Indonesia dalam Perdagangan Internasional. Perdagangan internasional dalam hal ini
ekspor tentunya berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, Hal ini dibuktikan
dengan persentase sumbangan Ekspor terhadap pembentukan PDB atas dasar harga
berlaku sebesar 23%
pada tahun 2014 (BPS.2016). Ekspor juga membuat
perekonomian dalam negeri semakin bergairah, karena akan menarik banyak investasi,
penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan sumber daya alam lokal. Semakin banyak
produk yang diekspor akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri (Tarman.
2011:1).
Perdagangan internasional tidak hanya terdiri dari perdagangan dengan
mengeluarkan barang dari dalam ke luar melewati batas pabean Indonesia dengan
syarat – syarat tertentu, tetapi juga terdapat kegiatan memasukan barang dari luar negri
kedalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Ahsjar
djauhari. 2007:153). Semua itu akan tercatat dalam Neraca Perdagangan Indonesia, di
mana dalam neraca tersebut kita juga dapat melihat defisit atau surplusnya suatu
perdagangan dalam satu periode waktu tertentu.
Keterbukaan pasar dan negara bisa menjadi peluang sekaligus ancaman bagi
ekonomi indonesia. Keterbukaan pasar dapat memberikan peluang yang besar bagi
indonesia mengingat negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan
lokasinya yang strategis. Namun di sisi lain hal tersebut akan menjadi masalah
manakala
indonesia
tidak
mampu
mempersiapkan
dengan
baik
kegiatan
perekonomiannya (Tarman. 2011:2). Posisi neraca perdagangan indonesia total selama
kurun waktu 2011 sampai dengan 2014 selalu mengalami defisit, dan di tahun 2015
kembali surplus, sedangkan jika dibandingkan antara januari- agustus 2016 dengan
januari – agustus 2015 surplus neraca perdagangan indonesia tidak setinggi tahun 2015
(kemendag.co.id). keadaan devisit tentunya tidak baik untuk petumbuhan ekonomi
negara yang bersangkutan, oleh karena itu setiap negara haruslah berusaha
meningkatkan nilai ekspor dan mempertahankan surplus neraca perdagangan.
Selama ini, ekspor indonesia masih terkonsentrasi pada beberapa negara pasar
tradisional, berdasarkan data BPS pada tahun 2014 ekspor utama indonesia masih
cenderung tidak berubah yaitu: jepang, china, singapura, amerika serikat, dan korea
selatan, di mana negara – negara tersebut merupakan negara maju. Ekspor ind onesia
ke negara tersebut telah mencapai 48,06% dari total ekspor selama tahun 2014.
Pangsa Ekspor Menurut Negara Tujuan Utama Tahun 2014
Uni Eropa; 17%
Amerika Serikat; 16%
Singapura; 16%
Jepang; 23%
Korea Selatan; 10%
China; 17%
Sumber: Badan Pusat Statiktik, di olah
Ketergantungan yang tinggi terhadap pasar tertentu, sangat beresiko bagi
aktivitas ekspor, terutama jika terjadi goncangan ekonomi dunia, seperti yang terjadi
pada tahun 2008 yang menyebabkan penurunan permintaan impor (Tarman. 2011:3).
Tidak hanya ketergantungan pasar, produk yang di ekspor indonesia juga masih
terkonsentrasi pada beberapa jenis komoditas. Dampak negatif adanya hal tersebut
ialah apabila terjadi penurunan permintaan terhadap barang dan komoditas tersebut
(luar negeri), atau justru terjadi penurunan produksi (dalam negeri) akan cenderung
berakibat pada menurunnya penerimaan ekspor yang cukup signifikan.
Berdasarkan uraian di atas, dan berdasarkan kondisi perekonomian dunia yang
cenderung
menurun,
perlu
dilakukan
pertahanan
perfoma
ekspor.
Dalam
mempertahankan perfoma ekspor perlu dilakukan diversifikasi pasar dan diversisikasi
produk ekspor melalui perluasan pasar dari pasar tradisional menuju pasar nontradisional seperti kawasan Asia Timur Tengah dan Afrika guna meningkatkan daya
saing dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan perfoma ekspor Indonesia.
BAB 2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah
dari paper ini antara lain:
1. Bagaimana Neraca Perdagangan indonesia saat ini?
2. Siapa saja yang berpotensi menjadi pasar non tradisional ekspor indonesia?
3. Bagaimana stategi untuk penetrasi ekspor ke negara – negara pasar non –
tradisional untuk produk – produk potensial?
BAB 3
KAJIAN LITERATUR
A. Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia
Kegiatan ekspor suatu negara menimbulkan hak yang berupa penerimaan
pembayaran atau piutang, sedangkan impor barang dari luar negeri menimbulkan
kewajiban membayar ke luar negeri atau utang negeri. Dalam melihat nominal kedua
kegiatan perdagangan internasional tersebut, kita dapat melihat melalui neraca
perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan (balance of trade) adalah selisih bersih
antara nilai ekspor suatu negara dan impor barang dagangan, dengan ekspor yang
tercantum di sisi aset dan impor pada sisi kewajiban (Herlambang.2014).
B. Potensi Pasar Non Tradisional
Dalam pengertian praktis perdagangan internasional indonesia, pasar ekspor di
bagi menjadi dalam dua kelompok, yaitu pasar tradisional dan pasar non tradisional.
Pasar tradisional adalah pasar yang sudah sejak lama menjadi tujuan ekspor utama
indonesia dan umumnya merupakan pasar negara maju. Sedangkan pasar non –
tradisional adalah pasar yang memiliki prospek dan mempunyai daya beli potensian
yang belum digarap secara intensif, pada umumnya termasuk dalam kelompok negara
berkembang.
http :/¿ www . portal−hi .net /2− jenis−pasar −dalam−ekspor−indonesia/¿
C. Strategi Indonesia Ekspor Ke Pasar Non Tradisional
Dalam mengembangkan nilai dan
pangsa pasar ekspor ke seluruh pasar dunia
dengan cara mengembangkan ekspor ke pasar – pasar ekspor baru atau yang lebih
dikenal pasar non tradisional dilakukan dengan cara melakukan penetrasi pasar.
Sebagaimana diketahui bahwa pasar non tradisional adalah pasar pasar ekspor baru
yang selama ini masih belum digarap secara intensif yang tersebar luas dan berada di
beberapa kawasan antara lain: timur tengah, afrika, asia selatan, asia tengara, asia
tengah dan amerika latin. Penetrasi pasar dirasa merupakan salah satu langkah yang
tepat dalam kaitannya untuk menjaga kinerja ekspor indonesia apabila ekonomi dunia
tengah tergonjang.
BAB 4
PEMBAHASAN
A. Kondisi Neraca Perdagangan Indonesia
Tabel A.1
Neraca Perdagangan Indonesia Periode 2011 – 2016
(Dalam Juta US$)
No
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
Jan-ags*
I
Export
203.496,6
190.020,
182.551,
175.980,
150.366,
2015
102.616,9
2016
91.730,4
II
Import
177.435,6
3
191.689,
8
186.628,
0
178.178,
3
142.695,
96.430,5
87.349,7
380.932,2
5
381.709,
7
369.180,
8
354.158,
6
293.061,
199.047,4
179.080,1
26.061,1
7
-1.669,2
5
-4.076,9
8
-2.198,8
9
7.670,7
6.186,4
4.380,7
III
IV
Total
Balance
Sumber: BPS, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kondisi balance NPI indonesia belum
stabil. Meskipun pada tahun 2015 dan 2016 sudah menunjukkan surplus neraca
perdagangan, tetapi pada tahun 2016 surplusnya tidak sebesar tahun 2015 dalam periode
yang sama. Artinya indonesia jangan terlena, masih ada kemungkinan – kemungkinan yang
akan terjadi di neraca perdagangan indonesia.
Selain kondisi neraca perdagangan yang mengalami penurunan surplus dari pada
periode sebelumnya, kita juga harus memperhatikan kondisi negara tujuan utama ekspor
indonesia.
Tabel A.2
Ekspor Non Migas Menurut Negara Tujuan Utama
No
1
2
3
Rincian
Amerika Serikat
Jepang
Tiongkok
Pangsa (%)
201 2016
5
11.6
9.9
10.0
12.4
10.1
9.7
4
5
6
7
8
9
10
Singapura
India
Malaysia
Korea Selatan
Filipina
Thailand
Australia dan Ocenia
Total 10 Negara
Sumber: Bank Indonesia
6.5
8.8
4.7
4.1
3.0
3.5
2.8
64.9
7.1
7.0
4.5
4.0
3.7
3.6
2.6
64.6
Berdasarkan data ekspor non migas ke negara tujuan, terlihat bahwa antara ekspor
tahun 2015 Triwulan II dan ekspor 2016 Triwulan II tidak terlalu terjadi perubahan yang
derastis dalam komposisi 10 negara tujuan utamanya. Pangsa pasar produk ekspor
indonesia masih di dominasi negara pasar tradisionalnya dalam hal ini mereka ialah negara
– negara maju. Amerika serikat, Jepang, Tiongkok (cina), dan Singapura masih menjadi
pasar utama produk ekspor indonesia. Meskipun jika dibandingkan dengan tahun 2013 dan
2014 memang sudah ada kemajuan diversifikasi pasar, dimana di tahun 2016 Triwulan II ini
negara berkembang seperti India dan Filipina mulai menjadi Pangsa Pasar besar bagi
produk ekspor Indonesia.
Tabel A.3
Perkembangan Komoditas Non Migas Utama
N
Uraian
o
1
2
3
4
Minyak Nabati
Batubara
Tekstil dan Produk Tekstil
Alat Listrik, Ukur, Fotografi,
Share (%)
2015
2016
13.6
12.0
12.1
10.2
9.4
9.9
6.7
6.6
5
dll
Barang dari Logam tdk
5.8
5.3
6
7
8
9
Mulia
Makanan Olahan
Kendaraan & Bagiannya
Karet Olahan
Mesin
&
Peralatan
4.8
4.1
4.4
3.9
4.9
4.4
4.2
4.1
2.9
2.9
10
Mekanik
Kayu Olahan
Sumber: Bank Indonesia
Berdasarkan daftar produk ekspor non migas Indonesia dari antara trirulan II 2015
dan triwulan II 2016 tidak dapat perubahan komposisi yang berarti, pada tahun 2015
diketahui bahwa ekspor karet olahan lebih banyak di bandingkan kendaraan dan
bagiannya, sedangkan di tahun 2016 ekspor kendaraan dan bagiannya yang lebih
unggul. Artinya produk ekspor indonesia masih terfokus pada beberapa produk saja,
dan masih bisa dikembangkan lagi.
B. Potensi Pasar Non Tradisional
Berdasarkan pemaparan di atas diketahui bahwa kegiatan ekspor indonesia masih
bergantung pada pasar – pasar tertentu saja, di mana negara tujuan ekspor indonesia
terbesar masih ke negara maju. Ketergantungan seperti ini haruslah di waspadai, karena
jika terjadi gejolak di perekonomian dunia dan perekonomian negara yang bersangkutan
akan mengakibatkan penurunan ekspor indonesia. Hal tersebut telah di alami indonesia
pada tahun 2008, perekonomian dunia yang melambat pada tahun 2008 menyebabkan
penurunan permintaan ekspor, terutama dari negara pengekspor tujuan ekspor utama. Nilai
ekspor ke 5 pasar utama (Amerika, Jepang, China, Singapura, Malaysia) menurun dari
50,7% di tahun 2004 menjadi 48.05 tahun 2009. ( BPS 2010)
Pengoptimalan pasar non – tradisional,khususnya negara – negara yang berada di
kawasan Amerika latin, Afrika, Eropa Timur. sekarang ini tengah menjadi salah satu fokus
dari kementrian perdagangan dalam kaitannya dengan peningkatan dan penguatan ekspor
indonesia. Di mana
dari 8 fokus arah kebijakan kementrian perdagangan selain
pengamanan pangsa ekspor di pasar utama juga memperluas pangsa pasar ekspor di pasar
prospektif dan hubungan perdagangan internasional. (kemendag.2016). pasar non –
tradisional umumnya belum tergolong besar, tapi potensial untuk menjadi tujuan ekspor
baru.
Kawasan Asia, Timur tengah, Afrika, Amerila latin dan Ocenia merupakan negara –
negara yang dapat dijadikan sebagai pasar baru ekspor. Beberapa pertimbangan perlunya
menggarap pasar non- tradisional secara intensif antara lain:
1. Masih sangat kecilnya nilai ekspor ke pasar non –tradisional
2. Besarnya potensi pasar negara – negara non tradisional bila dilihat dari jumlah
penduduk, sumber daya alam, dan keaneka ragaman komoditi dan produk yang
dibutuhkannya, persyaratan kualitas produk yang diterapkan sebagian pasar non
–tradisional relatif lebih ringan dibanding dengan negara maju. Disamping itu
produk yang dibutuhkan adalah produk dengan tingkat teknologi yang relatif
sederhana.
3. Sebagian besar negara di pasar non-tradisional ini tidak menerapkan sistem
kuota seperti yang banyak dilakukan oleh banyak negara maju.
Kawasan ASEAN, peluang kerjasama perdagangan indonesia dengan negara
ASEAN lainnya menjadi semakin signifikan dengan adanya perjanjian – perjanjian
perdagangan internasional. Secara keseluruhan, pasar non tradisional yang terletak di
kawasan Asia berjumlah 22 negara pada tahun 2013 (DITJEN PEN. 2013:3). Ekspor
indonesia ke pasar non – tradisional asia secara umum mengalami peningkatan, hal ini
sejalan dengan kondisi balance neraca perdagangan.
Kawasan lain yang juga menawarkan peluang ekspor bagi indonesia adalah pasar
non-tradisional di wilayah timur tengah yang berada di 15 negara. Sementara itu, negara –
negara lain yang belum berkembang tapi patut untuk dieksplorasi sebagai tujuan ekspor
baru adalah 56 pasar non – tradisional di benua afrika. (DITJEN PEN. 2013:6).
Pasar Ekspor Non – Tradisional Asia dan Timur Tengah
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
Vietnam
Pakistan
Bangladesh
Myanmar
Kamboja
Sri Lanka
Uni Emirat Arab
Saudi Arabia
Iran
Oman
Lainnya
2.272,7
931,9
1.361,2
358,8
258,4
376,5
1.715,4
1.430,1
781,6
186,5
2.256,5
1.379,7
1.119,9
400,8
291,6
341,6
1.614,9
1.771,4
482,6
237,8
2.398,4
1.415,0
1.064,5
555,7
312,1
390,9
1.584,0
1.734,0
469,3
209,4
3884.7
2831.5
2724.5
2.436,3
2.045,3
1.375,3
566,4
415,7
385,8
2.501,4
2.156,2
406,1
244,6
4034.8
2.736,9
1.989,5
1.340,6
613,4
429,7
341,5
1.899,9
2.060,7
216,5
211,6
3831.4
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Selain kawasan Asia dan Timur Tengah, emerging market yang potensial lainnya
ialah kawasan Eropa Timur dan Eropa tengah. Untuk ekspor indonesia ke negara pasar non
tradisional yang berada di kawasan eropa timur dan eropa tengah justru pada tahun 2012 ke
2013 naik sedangkan disisi lain perekonomian dunia lagi terguncang. Hal ini menunujukkan
bahwa pasar ekspor indonesia ke negara – negara tersebut perlu dipertahankan namun
harus tetap hati – hati.
Pasar Ekspor Non – Tradisional Eropa Timur dan Eropa Tengah
Turki
2011
1.433,
2012
1.363,
2013
1.536,
2014
1.446,
2015
1.158,
Ukrain
4
569,6
4
548,9
2
639,2
1
360,1
8
328,5
a
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Pasar Ekspor Non – Tradisional Afrika
Negara
Rep.Afrika
2011
1.413,9
2012
1.650,3
2013
1.270,1
2014
1.379,1
2015
665,6
Selatan
Mesir
1.397,5 1.013,7 1.101,8 1.341,0 1.171,7
Nigeria
466,0
413,0
557,8
648,5
445,4
DITJENibouti
186,1
270,3
286,4
306,8
278,3
Ghana
164,0
159,3
246,5
212,3
158,4
Tanzania
298,6
236,6
192,7
202,5
214,0
Kenya
252,7
266,9
233,2
196,2
187,7
Angola
103,8
141,8
164,2
189,7
137,0
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Tidak hanya itu, keputusan indonesia untuk bergabung dalam skema – skema
perdagangan internasional juga harus dimanfaatkan dengan baik, misalnya Asia – Pasific
Economic Cooperation (APEC). Pada skema perjanjian APEC ini, sesama negara anggota
bertanggung jawab untuk saling mendorong perdagangan dan investasi maisng – maisng.
Melalui pengamatan pasar akurat di 33 pasar non – tradisional Amerika Latin, seperti Brazil,
Meksiko, Argentina, Chili, Kolombia, Peru, Panama, Venezuela, Equador, Uruguay, Kuba
dan Jamaika, maka peluang ekspor yang tersedia akan dapat dieksplorasi secara
masksimal oleh Indonesia.
Ekspor Pasar Non – Tradisional Amerika Latin
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
Brasilia
1.702,6
1.485,9
1.514,4
1.498,2
1.166,0
Meksiko
610,1
593,5
635,3
813,1
803,2
Argentina
354,3
312,5
335,2
236,9
237,1
1167.3
1153.9
1127.5
1165.2
1044.5
Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Kawasan yang patut dieksplorasi, sebagai negara yang potensial bagi komoditi
ekspor indonesia adaalh pasar non – tradisional di wilayah Australia Ocenia, terdiri dari 25
negara antara lain, selandia baru, fiji, new caledonia, kepulauan solomon, samoa, dan
vanuatu. Wilayah ini cukup potensial untuk meningkatkan kinerja ekspor indonesia karena
jarak geografisnya dengan indonesia yang relatif dekat, kondisi iklim memang berbeda
namun dengan mengetahui selera pasar setempat, peluang ekspor akan semakin terbuka,
di mana komoditas yang diminati di negara – negara tersebut sebagian besar belum bisa
diproduksi sendiri oleh negara tersebut.
Ekspor Pasar Non Tradisional Australia-Ocenia
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
Selandia Baru
371.
366.1
446.1
460
397
Lainnya
3
401.
373.5
488.1
367.4
345.7
9
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Selain negara – negara berkembang sebenarnya Indonesia juga mulai membidik
pasar di negara – negara maju yang selama ini belum tereksplorasi, sehingga dikategorikan
juga sebagai emerging markets. Negara – negara tersebut berada di kawasan Eropa,
seperti Federal Rusia, Norwegia, swiss, cyprus dan monako, serta wilayah amerika di
antaranya terdiri dari peurto Rico, French Polynesia, Guadeloupe, Martinique dan Bermuda
((DITJEN PEN. 2013:9).
Dari Deskripsi dan data mengenai pasar non – tradisional dapat disimpulkan bahwa
Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan kinerja
ekspor dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya negara – negara yang
dikategorikan sebagai pasar non – tradisional atau emerging markets. Artinya potensi
pasar tersebut sejauh ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari data hanya 31
negara yang sudah tergolong sebagai pasar tradisional, sisanya 200 negara masih
dikategorikan pasar non-tradisional. Dengan memberikan perhatian yang proporsional
baik kepada negara tradisional dan non – tradisional, indonesia akan selalu siap
menghadapi dan mengantisipasi siiituasi pasar global yang dinamis dan fluktuatif.
C. Strategi Indonesia Ekspor Ke Pasar Non Tradisional
Indonesia sudah tanggap dengan hal pentingnya penetrasi ke pasar non-tradisional,
sehingga tahun ini pemerintah (DITJEN PEN KEMDAG) tengah menyiapkan strategi –
strategi yang di anggap paling tepat, antara lain:
1. Promosi ekspor
Mengadakan partisipasi pameran dalam dan luar negeri, misi dagang, misi
pembelian, pameran besar ( CAEXPO Nanning, SCAA, dan Cairo Int’l Fair), Aktivasi
Nation Branding, Trade Expo Indonesia dan Pameran Spesial Produk di Dalam
Negeri.
2. Penguatan kelembagaan ekspor
Penguatan kelembagaan ini di bagi menjadi penguatan lemabaga dalam
negari dan lembaga internasional melalui kerjasama yang saling menguntungkan.
Kerjasama dalam negari antara lain melibatkan APINDO, KADIN, ASEI, Bank
Mandiri, HIPMI, dan disperindag seluruh provinsi. Sedangkan Kerjasama antar
lembaga internasional yaitu dengan ALGEX – Algeria, ITPO – Iran, DITP – Thailand
dan sebagainya.
3. Pengembangan produk ekspor
Peningkatan daya saing nilai tambah produk melalui pengembangan desain
dengan mempertemukan desainer dengan pelaku usaha yang berorientasi ekspor.
Artinya pengembangan ekspor juga melihat kebutuhan dari negara – negara pasar
non – tradisional.
4. Analisa Pengembangan Pasar Tujuan ekspor
Penyusunan analisa pengembangan pasar di 12 negara tujuan ekspor.
Berdasarkan hasil desk dan survey lapangan untuk tiap wilayah pasar tujuan ekspor
5. Penyediaan Informasi Ringkas Pasar Tujuan Ekspor
Penyedia laporan informasi ringkas pasar tujuan ekspor sebanyak 12
laporan. Berdasarkan desk study untuk memberikan informasi terkini mengenai
kondisi pasar negara tujuan ekspor untuk produk tertentu
6. Diseminasi Informasi Ekspor
Penyebarluasan informasi pasar tujuan ekspor kepada pelaku di daerah –
daerah Indonesia.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat kita ketahui
kesimpulan dari pembahasan makalah mengenai pasar non tradisional ekspor indonesia
antara lain:
1. Neraca Perdagangan Indonesia pada tahun 2015 sudah menunjukkan surplus
neraca perdagangan. Namun di tahun 2016 surplus kembali turun jika dibandingkan
dengan periode sebelumnya (YoY). Ekspor indonesia sampai saat ini masih
didominasi oleh pasar tradisional dalam hal ini negara – negara maju seperti
Amerika, singapura, jepang, china, dan korea selatan dengan komoditas ekspor
yang paling besar ialah minyak nabati.
2. Melihat berbagai intensif / peluang yang ada, negara yang berpotensial untuk
dijadikan sebagai pasar non – tradisional produk ekspor indonesia antara lain:
Negara – negara berkembang di kawasan Asia, kawasan afrika, amerika lain dan
Ocenia, negara Timur tengah, Eropa Timur dan tengah. Selain negara berkembang
ada beberapa negara maju yang potensial untuk dijadikan pasar ekspor indonesia,
antara lain: Federal Rusia, Norwegia, swiss, cyprus dan monako, serta wilayah
amerika di antaranya terdiri dari peurto Rico, French Polynesia, Guadeloupe,
Martinique dan Bermuda.
3. Indonesia telah tanggap akan pentingnya penetrasi ekspor ke pasar non –tradisional,
oleh karena itu, ada beberapa strategi yang tengah dilaksanakan guna mendukung
penetrasi pasar non – tradisional, antara lain: Diseminasi Informasi Ekspor,
Penyediaan Informasi Ringkas Pasar Tujuan Ekspor, Analisa Pengembangan Pasar
Tujuan ekspor, Pengembangan produk ekspor, Promosi ekspor Penguatan
kelembagaan ekspor
DAFTAR PUSTAKA
Ahsjar DITJENauhari. 2007. Pedoman Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Prestasi Pustaka.
BPS. 2016. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku menurut
pengeluaran, 2014 . retrived by:
.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1223 (di akses 14 Oktober 2016)
DITJEN PEN. 2013. Peluang dan Tantangan Ekspor ke Negara – negara Non – Tradisional.
Retrived
by:
.
http://DITJENpen.kemendag.go.id/app_frontend/webroot/admin/docs/publication/942
1384233412.pdf (di akses 14 Oktober 2016)
DITJEN PEN. 2016.
retrived by:
Upaya peningkatan ekspor nasional melalui diplomasi ekonomi.
.
https://diplomasiekonomi.kemlu.go.id/images/capbuilddiplomat/Paparan
%20KEMDAG.pdf (di akses 14 Oktober 2016)
Grup neraca pembayaran dan pengembangan statistik bi. 2015. Laporan neraca
pembayaran indonesia. Realisasi triwulan ii 2015. Jakarta: bank indonesia
Grup neraca pembayaran dan pengembangan statistik bi. 2016. Laporan neraca
pembayaran indonesia. Realisasi triwulan ii 2016. Jakarta: bank indonesia
Kemendag. 2016. Neraca perdagangan indonesia. Retrived by:
http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-export-import/indonesiatrade-balance (di akses 14 Oktober 2016)
Herlambang David. 2014. Kondisi Neraca Perdagangan Selama 11 Tahun Terakhir. Retrived
by:
https://www.academia.edu/6828962/Neraca_perdagangan?auto=download
(di
akses 16 Oktober 2016)
Tarman, dkk. 2011. Kajian Kebijakan Pengembangan Diversifikasi Pasar Dan Produk
Ekspor. Jakarta: Kementrian Perdagangan.