Pemikiran Politik Indonesia bab 2
Pemikiran Politik Indonesia
1. Pemikiran politik Herbert Feith dalam menganilsis pemikiran politik Indonesia
Peta pemikiran politik yang disumbangkan Herbert Feith menunjukan sebuah
kenyataan yang realitis bahwasannya Indonesia dalam perkembangan perpolitikan
memiliki warna-warni ideology politik yang tak selalu harus seragam. Keberagaman
timbul disertai dengan munculnya banyak partai politik meski pada akhirnya pemikiran
politik yang tidak sesuai dengan ideology tunggal Pancasila akhirnya tersingkir juga.
Klasifikasi ideology berdasarkan sejarah yang dilakukan oleh Herbert dapat memberi
pandangan bahwa sebuah ideology menentukan masa depan suatu bangsa. Herbert
menyatakan 5 aliran politik di Indonesia adalah :
Komunisme : Komunisme merupakan faham yang bermula dari pemikiran
Karl marx cenderung bersikap radikal. Untuk mencapai suatu perubahan mereka
menganggap perlu adanya suatu revolusi.
Radikalisme pergerakan mereka tampak di Indonesia dimana mereka menghalalkan
berbagai cara untuk mencapai tujuan kesejahteraan yang sama rata sama rasa. Partai
komunis pada waktu itu dianggap sebagai partainya wong cilik.
Partai komunis
mendapat simpatisan yang cukup banyak dengan propagandanya yang ingin
mengangkat derajat kaum buruh dan iming-iming pro rakyat kecil. Terbukti mereka
berhasil mendapat simpati dan berhasil mendapat urutan keempat denganperolehan
15,4% suara pada PEMILU 1955. Namun paham komunis ini tidak bertahan lama
akhirnya dibubarkan pemerintah karena tindakan-tindakannya yang radikal. Meski
ideology komunis sudah tidak tercermin
dalam aktivitas partai, namun sangat
dimungkinkan bila pemikiran komunisme masih memiliki simpatisan ditengah
masyarakat kita.
Sosialisme : Konsepnya diambil dari pemikiran Lenin yang bersumber pada
ajaran Karl Marx. Sebagai sebuah ideolgi politik mereka mencita-citakan terwujudnya
kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional
tanpa kekerasan.
Di Indonesiak ita mengenal Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang didirikan oleh Sutan
Sjahrir pada th. 1948. PSI mengajak untuk memahami ajaran mengenai system ekonomi
negara atas prinsip solidaritas yang memperjuangkan terciptanya masyarakat egaliter
Herawati suryanegara
Page 1
dengan sitem ekonomi yang melayani masyarakat banyak secara adil dan proposional.
Sisytem ini dikenal dengan sosialisme kerakyatan.
Islam : terbagi dua yaitu kelompok Islam Reformis /modern yang
mengilhami partai Masyumi, Muhammadiyah
dan kelopok Islam konservatif
/tradisionil yang mengilhami Nahdatul Ulama.
Sebagai agama mayoritas, Islam di Indonesia menjadi aliran politik yang direfleksikan
dengan tumbuhnya partai Islam seperti Muhammadiyah dan nahdatul Ulama.
Muhammadiyah merupakan gerakan Islam modern yang diminati oleh kaum perkotaan
yang cerdik dan berpendidikan sedangkan Nahdatul Ulama umumnya berkembang di
daerah pedesaan . Nahdatul Ulama . mereka bertujuan mempertahankan praktek dan
tata cara Islam tradional.
Nasionalisme Radikal : Muncul sebagai respon terhadap kolonialisme. Partai
dengan paham nasionalisme radikal tampak dalam gerakan PNI. Partai Nasionalis
Indonesia (PNI) tujuannya adalah memperbaiki keadaan politik, ekonomi, social, dan
budaya yang sudah rusak oleh penjajahan dengan kekuatan sendiri. Gerakan PNI
dipimpin oleh tokoh-tokoh berbobot seperti Ir. Soekarno, Mr. Ali Sastroamijoyo yang
berpengaruh luas diberbagai daerah di Indonesia.dibawah kepemimpinan Soekarno PNI
memiliki basis Marhaen sebagai organ penting dalam politiknya. Marhaenisme adalah
gerakan yang dipelopori oleh buruh tani,pedagang kecil,nelayan dan lainya yang
memiliki alat produksi dan mengolah alat itu sendiri, namun tetap menjadi rakyat yang
sedrhana.
Tradisional Jawa : merupakan aliran yang pernah menjadi controversial karena
kekuatan pemikiran politik tradisonal jawa ini tidak muncul sebagai kekuatan politik
formal yang kongkrit mampu bertahan berpuluh-puluh tahun lamanya di Indonesia.
Nilai-nilai jawa siaplikasikan dalam wacana bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai
Jawa ini dijadikan pedoman bertingkah laku tidak hanya dalam kegiatan hidup
keseharian namun diterapkan dalam tingkah laku politik sebagai warga Negara.
Pemikiran tradisonal Jawa ini sangat mempengaruhi cara pandang actor-aktor politik
dan berpengaruh dalam birokrasi pemerintah.
Kelima aliran politik ini ada pada awal Indonesia merdeka dan sebagian bertahan
sampai kini, sebagiannya lagi tidak bertahan dalam artian tidak tampak terefleksi
dalam bentuk kegiatan partai politik namun ada saat mereka melakukan pengambilan
Herawati suryanegara
Page 2
keputusan dan menetapkan suatu kebijakan baik menyangkut dirinya pribadi maupun
dalam kebijakan umum.
Relevensi dan keterbatasan model Feith dalam menganalisa pemikiran politik Indonesia
kontemporer
Kajian politik di Indonesia merupakan suatu kajian yang membahas dinamika
perkembangan perpolitikan mulai dari masa colonial, orde lama, orde baru hingga masa
reformasi. Tidak mudah memahami sejarah kontemporer , khusunya masa orde baru
dan kita melihatnya pada perkembangan politik era reformasi yang muncul sebagai
reaksi kekecewaan terhadap kinerja masa orde baru.
Relevansi analisis Feith mengenai perpolitikan di Indonesia khusunya pada jaman orde
baru, nyaris sama dengan Ben Anderson, Adam Schwarz dan Andrew Mclntyre yang
memandang perubahan politik di Indonesia saat itu sangat tergantung pada kemauan
Soeharto. Mereka menyebut system politik di bawahPresiden Soeharto sebagai otoriter
(Authorian government), karena dominananya kekuasaan presiden atas segala cabang.
Kekuasaa lainnya baik legislatif maupun yudikatif hanya berupa kosa kata . pendapat
ini tentunya dapat diterima oleh masyarakat di era reformasi yang memang muncul
sebagai aksi perlawanan rakyat saat itu terhadap sikap otoriter pemerintahan Soeharto.
Feith menjelaskan pada jaman Orde Baru terjadi
terjadi perubahan ekonomi secara
besar-besaran dalam penambangan minyak dan mineral, kemajuan yang dramatis dalam
perhubungan barat dan udara serta telekomunikasi, inovasi teknologi yang cepat dalam
bidang pertanian, terutama padi, perluasan yang cepat dalam industri manufaktur dan
kegiatan konstruksi yang mengubah wajah-wajah kota besar secara mencolok.
Perubahan ini dengan cepat diiringi membesarnya kemampuan negara mengumpulkan
pajak serta bertambah efesiennya pengawasan dan penguasaan penduduk. Sumbersumber keuangan yang dikuasai pemerintah pusat bertambah secara dramatis, yang
membuatnya mampu membayar gaji pegawai negeri dan tentara dengan jauh lebih baik.
Selain itu dimasa Orde Baru pemerintah menggalang kerja sama yang erat dengan
dunia barat yaitu Negara-negara kapitalis.
Pada era lepasnya kekuasaan Soeharto, terungkaplah bagaimana kekuasaan yang
otoriter tersebut telah berbuat demikian korup dan penuh pemaksaan kehendak. Meski
berhasil meredam sejumlah aktivitas yang mengancam kekuasaannya, Soeharto tidak
dapat mempertahankan kekuasaan lebih lama dan rakyat menolak sistem dinasti yang
Herawati suryanegara
Page 3
sepertinya telah direncanakan agar kekuasaan jatuh pada sanak dan keluarganya. Hal
inilah yang membuatnya harus rela lengser. Pemikiran Soeharto menurut saya,
berkedok tradisi jawa yang menanamkan sikap keharusan untuk “manut” kepada atasan
dan kekuasaan Presiden seolah-olah seperti seorang raja/dinasti yang memiliki
kekuasaan untuk berkuasa terus menerus.
Pada fase ini pun militer dan birokrasi memegang peranann penting dalam
pemerintahan sehingga menjadi instrument politik penguasa. Namun meski
pemerintahan didominir oleh sekelompok suku, Feith menolak pemikiran dari Harry. J.
Benda yang menyatakan bahwa otorritas birokratik merupakan watak dari
kepemimpinan Jawa. Faith menyatakan bahwa otorian birokratik merupakan pilihan
suatu rejim pemerintah , terbebas dari latar belakang historis dan cultural
dibelakangnya.
Keterbatasan faith dalam analisisnya yaitu tidak mengembangkan pemikiran-pemikiran
yang revolusioner dari Soekarno ataupun Tan Malaka. Soekarno misalnya memiliki
pemikiran yang besar tentang dasar negara; Pancasila. mereka sangat mempengaruhi
peta politik Indonesia pada awal-awal Indonesia berdiri. Pemikiran Soekarno
merupakan perpaduan antara kekuatan tradisi budaya, nasionalisme juga kekuatan
intelektualnya.
2.
Partai politik
a. Hakikat partai politik sebagai representation of ideas
Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Partai Politik, Partai
politik di Indonesia adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan
cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota masyarakat
bangsa dan negara,serta memelihara keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun1945.
Partai politik menurut wikipedis.org, adalah organisasi politik yang menjalani ideology
tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Dalam definisi lain, organisasi politik
adalah kelompok yang terorganisi dimana anggota-anggotanya mempunyai orientasi,
Herawati suryanegara
Page 4
nilainilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh
kekuasaan politik atau merebut kedudukan politik – biasanya melalui cara
konstitusional – untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Friedrich menyatakan bila partai poltik adalah sebagai kelompok manusia yang
terorganisi secara stabil dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasan
bagi pemimpin partainya, dan berdasarkan kekuasaan tersebut akan memberikan
kegunaan materil dan idiil kepada para anggotanya.
Setiap partai politik mengusung idelogi tertentu. Ideology adalah seperangkat tujuan
dan ide-ide yang mengarahkan tujuan seseorang, harapan , dan tindakan
Sebuah
ideology dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara untuk melihat
hal-hala, seperti dalam akal sehat dan beberapa kecenderungan filofis, atau satu set ideide yang diajukan oleh kelas yang dominan dari masyarakat untuk semua nggota
masyararakat. ..
Untuk memahami hakikat partai politik sebagai representation of ideas ada baiknya kita
telaah fungsi representasi berikut; Dari sisi fungsi representasi ada dua pemaknaan,
yaitu
pertama, makna representasi in presence, yaitu pengertian yang sifatnya formal
dalam arti keterwakilan dilihat dari keberadaan fisik, sehingga berdasarkan
makna ini keterwakilan dianggap baru ada apabila secara fisik resmi dan wakil
rakyat sudah terpilih sudah duduk dalam lembaga perwakilan.
kedua, makna representative in ideas, yaitu perwakilan substansial yaitu
perwakilan aspirasi atau idea.
Keterwakilan secara substansial adalah keterwakilan dianggap ada apabila memang
secara nyata kepentingan, nilai, aspirasi, dan pendapat rakyat yang diwakili dan
benar-benar diperjuangkan dan benar-benar menjadi kebijakan yang ditetapkan oleh
lembaga perwakilan tersebut atau setidak-tidaknya aspirasi telah diperjuangkan dalam
perumusan kebijakan di parlemen. Inilah yang dimaksud dengan representative in
ideas
Keterwakilan formal adalah penting namun yang lebih penting adalah perwakilan
substansial atau kita sebut sebagai representative in ideas yang menjadi hakikat
perwakilan itu.
Herawati suryanegara
Page 5
Bagi rakyat pemilih yang juga pemikir yang menitipkan aspirasi dan cita-citanya
kepada partai politik, tentunya tak akan puas hanya dengan keterpilihan sosok yang
mewakilinya apabila sosok tersebut tidak bisa menterjemahkan apa yang
diamanahkan oleh para pemilihnya dalam penetapan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Bisa kita bayangkan , saat ini bagaimana para partai politik bersaing agar caloncalonnya terpilih melalui berbagai kampanye. Namun apa yang terjadi setelah
pemilihan usai? Orang terpilih tersebut jauh dari harapan . mereka yang terpilih itu,
jangankan menyampaikan harapan dan aspirasi para pemilihnya untuk mengikuti
rapat anggota dewan pun sering tidak hadir. Ini adalah fakta yang kerap kita lihat dan
kita dengar.
Seharusnya partai politik sebagai representative in ideas benar-benar bekerja untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggotanya, mengoranisisr dan
membentuk para kadernya untuk benar-benar menjadi warga negara yang memang
berkeinginan mewujudkan cita-cita ideologi politik partainya dan mendukung apa
yang menjadi tujuan negara.
Partai politik merupakan media bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan publik baik di pusat maupun di daerah. Untuk itu tidak
selayaknya partai politik yang telah mendapat dukungan dari masyarakat untuk “lupa
“ dengan janji dan tujuan apa yang diharapkan para pendukungnya.
Partai politik harus bisa membentuk para kadernya untuk mampu berfungsi sebagai
alat untuk mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja
partai, gagasan partai dan memahami visi misi partainya dengan baik sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945
b.
Partisanship sulit berkembang di Indonesia
Partisanship menurut Prof. DR. Karim Suryadi pada harian Pikiran Rakyat, Rabu 19
Maret 2014 diartikan sebagai sebuah ikatan emosional terhadap partai politik.
Partisanship sulit berkembang bisa jadi karena adanya perubahan “ penghargaan”.
Bila pada awal Pemilu, penghargaan partai politik terhadap rakyat demikian tampak
terlihat, rakyat
Herawati suryanegara
dianggap sebagai orang-orang yang penting untuk diperhatikan.
Page 6
Mereka begitu menggebu untuk mendapat simpatisan. Selesai Pemilu, penghargaan
itu akan menurun drastis. Suara rakyat pemilihnya tergeser oleh kepentingan partai.
Mereka tidak lagi ramah dan mendekat kepada rakyat. Apa yang diamanatkan rakyat
pemilih tergeser oleh kepentingan-kepentingan partai. Mereka seolah tidakmengenal
rakyat pemilihnya.
Seharusnya Partisanship terus dibangun baik itu menjelang Pemilu maupun sesudah
Pemilu agar terjalin komunikasi yang baik antara partai dan rakyat /pemilih/
simpatisan. Posko-posko yang dibentuk pada menjelang pemilihan, dimana biasanya
para anggota parpol menyusun rencana kegiatan dengan berdiskusi bersama para
kaderdan simpatisannya sering menjadi tidak nampak aktivitas bahkan seolah tak
pernah ada lagi saat Pemilu itu usai.
Perlu dipikirkan, walau bagaimanapun adalah tugas dari partai politik itu sendiri
untuk menyerap aspirasi rakyat dan mewujudkannya dalam kebijakan-kebijakan
publik saat wakil partai tersebut terpilih dan duduk dalam lembaga pemerintah.
Bagimana mereka bisa tahu apa yang menjadi aspirasi rakyat bila jarang
berkomunikasi bahkan tempat berkomunikasipun tidak ada? Bagaimana mereka bisa
tahu apa yang dibutuhkan rakyat bila menutup diri?
Saatnya Mindset para wakil rakyat harus berubah, bahwa partisipanship adalah
penting untuk membangun public trust! Tanpa adanya public trust, partai politik akan
kehilangan suara dan tidak berarti apa-apa. Oleh karena itu partai politik harus
mengembangkan komunikasi yang terjalin dengan teratur dengan rakyat pemilih dan
menganggap komunikasi itu sebagai penunaian terhadap hak rakyat . Dengan
demikian, rakyat tidak merasa ditinggalkan dan aspirasinya dapat tersalurkan. Inilah
yang akan menjadi kekuatan untuk sebuah partai dan terbentuk kepercayaan r4akyat
kepada partai.
3.
Pemikiran politik Thomas Jefferson
Pemikiran politik Thomas Jefferson tentang hubungan ras, agama, dan negara cukup
beragam. Dalam memandang keberadaan warga Indian di Amerika , Thomas Jefferson
berpendapat untuk bertahan hidup warga Indian harus meninggalkan identitas mereka,
mengubah cara hidup dan bergabung dengan pemukiman warga lainnya.
Herawati suryanegara
Page 7
Thomas Jefferson menjadi presiden pada tahun 1801 . Pada awalnya ia dipengaruhi
oleh pemikiran Henry Knox sekretaris dari George Washington yang menetapkan
perjanjian Holston. Pemerintah mengambil alih wilayah tanah milik suku Indian yang
kaya dengan emas dengan berdalih meningkatkan peradaban warga Indian. Thomas
Jefferson umumnya dianggap sebagai salah satu Presiden yang paling populer dan
sukses dari Amerika Serikat Presiden. Namun ditemukan bahwa Jefferson memiliki
salah satu saat paling sulit sebagai pemimpin bangsa. Jefferson membuat banyak
kesalahan selama dua masa jabatannya, beberapa di antaranya berdampak buruk
terhadap seluruh penduduk Amerika Serikat.
Pada kenyataannya Jefferson bertindak jauh lebih agresif dari pada apa yang Knox
lakukan. Jefferson memerintahkan agen-agennya untuk mengintensifkan tekanan pada
suku-suku untuk menjual lebih banyak dan lebih besar tanah wilayah mereka kepada
negara dengan melakukan banyak intimidasi termasuk kepada para kaumwanita yang
secara paksa digusur keluar dari rumah merekamasing-masing. Jefferson, dengan agresi
nya sesungguhnya tidak bertujuan untuk meningkatkan peradaban suku Indian, tetapi
bermaksud memindahkan mereka dari wilayah milikinya. Oleh karena itu penting untuk
mengidentifikasi bahwa penyebab Removal Act India tidak berasal dari tahun 1830-an ,
melainkan memuncak pada awal abad kesembilan belas . Pada th 1830,kongres
mengeluarkan UU pemindahan suku Indian di kawasan timur untuk berpindah ke
wilayah barat di seberang sungaiMississipi .
Mereka berharap para suku Indian mau menyerahkan lahan perburuan mereka dengan
alasan untuk mempercepat akulturasi. Ternyata program tersebut bukanlah hal yang
mudah dilakukan. Suku Indian bersikeras untuk tetap tinggal di wilayahnya beserta
kebudayaannya. Hal ini memunculkan konflik dimasyarakat amerika. Mereka
menganggap suku Indian adalah suku yang tidak beradab dan tidak layakhidup didunia
modern.
Mereka merendahkan secara rasis keberadaan suku Indian dan mendesak kongres untuk
menghapus Indian dari tanah air mereka. Penyebab Kebijakan Penghapusan India tahun
1830 sangat banyak dan beragam dalam penafsiran . Beberapa sejarawan telah
menyamakannya
dengan Solusi Akhir Adolph Hitler dan bahkan menyebutnya
genosida ( Peter Farb The Indian Amerika Utara dari Primeval Waktu ke Kedatangan
Industri Negara New York : EP Dutton , 1968 ) . Tidak hanya dia mendorong
Herawati suryanegara
Page 8
pemisahan geografis India dan putih , tetapi ribuan penduduk asli Amerika tewas dalam
proses.
Dengan demikian penghilangan identitas yang dipaksakan oleh Jefferson kepada suku
Indian, dengan dalih untuk meningkatkan harkat dan martabat suku Indian adalah
merupakan suatu pelanggaran besar terhadap Hak Asasi Manusia yang selalu
didengung-dengungkan oleh Amerika Serikat.
4.
Makna identitas bagi perkembangan peradaban sebuah bangsa
Identitas nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Identitas setiap
bangsa adalah berbeda- berbeda dan menjadi pembeda antara bangsa yang satu dengan
bangsa yang lainnya. Dibawah ini beberapa defini dari identitas suatu bangsa :
Definisi identitas menurut Parsudi Suparlan adalah :
“Pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan
yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-ciri yang merupakan suatu kesatuan
bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga dapat dimasukkan dalam golongan
tersebut” (Parsudi Suparlan: 1999)
Identitas Nasional adalah istilah yang menggambarkan
suatu negara secara
keseluruhan, meliputi budaya, tradisi, bahasa, dan politik. Identitas nasional adalah
identitas orang tersebut dan rasa memiliki terhadap satu negara atau satu bangsa,
perasaan dia / dia saham dengan sekelompok orang.
Berdasarkan pengertian diatas, maka jelaslah bahwa setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter
dari bangsa tersebut. Demikian pula, hal ini juga sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Identitas diperlukan dalam
interaksi antar bangsa (baik individu maupun kelompok/negara) . negara memerlukan
identitas untuk menentukan status dan peranan bangsa tersebut di dunia internasional
,sebagai pola interaksi antar identitas dalam suatu masyarakat bangsa menunjukkan
struktur sosial masyarakat tersebut.
Robert de Ventos mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu:
Herawati suryanegara
Page 9
Faktor Primer, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,
agama wilayah, serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda
dengan kekhasan masing-masing.
Faktor Pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara.
Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negaradan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang
bersifat dinamis. Faktor Penarik, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi Negara dan bangsa Indonesia.
Faktor Reaktif, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta
semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat untuk semakin membina rasa
senasib sepenanggungan
Dengan demikian identitas suatu bangsa beserta unsur-unsur pembentuknya adalah
penting untuk dilestarikan ,bukan untuk dimusnahkan. Melalui identitas bangsanya,
warga negara dapat mempelajari kehidupan proses negaran, bagaimana negara
berkembang dari waktu ke waktu dan mempelajari apa yang telah dilakukan negaranya
dan dengan identitas yang dimilikinya apa yang perlu dilakukan berikutnya.
Identitas suatu bangsa adalah cermin diri bagi bangsa itu sendiri.
6.
Kekuasaan dan kekuatan
a. Makna kekuasaan dan kekuatan dalam Ilmu Sosial
Hakikat kekuasaan menurut C. Wright Mills : kekuasaan adalah dominasi, yaitu
kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentangnya.
Herawati suryanegara
Page 10
Sedangkan definisi dari kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang
atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan
yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang
diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku
orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam
Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain
untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan
Surbakti,1992).
Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg
tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg
diperintah. Manusia berlaku sebagai subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya
Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU
(objek dari kekuasaan).
Sudut pandang kekuasaan
Kekuasaan bersifat positif
Merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat memengaruhi dan mengubah pemikiran
orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh
pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik
secara fisik maupun mental.
Kekuasaan bersifat Negatif
Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis
dalam memengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang
diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik
maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak
memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir
pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam
mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat
menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok
yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan biasanya
Herawati suryanegara
Page 11
Konsep yang berkaitan dengan kekuasaan diantaranya adalah :
Influence atau pengaruh, yaitu bagaimana seseorang mampu mempengaruhi
orang lain agar mendukungnya secara sukarela.
Persuasi, yaitu cara meyakinkan seseorang atau orang banyak dengan
memberikan argumentasi
Manipulasi, adalah kemampuan seseorang dalammempengaruhi orang lain tanpa
orang tersebut menyadari bahwa dirinya dipengaruhi
Force, menunjuk pada tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan. Biasanya
dilakukan dengan menggunakan senjata sehingga orang lain mengalami ketakutan
Dari tinjauan diatas adalah kekuasaan sebaiknya tidak hanya sekedar paksaan
seseorang kepada orang lain atau pada sekelompok orang untuk mengikuti dan takluk
kepada pengaruh yang diinginkan tetapi kekuasaan dapat dilaksanakan melalui
konsesnsus dan kerelaan.
Definisi kekuatan menurut Bachrach adalah :
Bachrach’s and Baratz’s (1962) own take on power concentrates on how one party
can influence the prominence of issues that are considered important in a given
society: “Power is…exercised when A devoted his energies to creating or reinforcing
social and political values and institutional practices that limit the scope of the
political process to public consideration of only those issues which are comparatively
innoccus to A” . Bachrach and Baratz (1962) http://www.ukessays.com/
Bachrach dan Baratz s mengambil sendiri daya berkonsentrasi pada bagaimana satu
pihak dapat mempengaruhi keunggulan isu yang dianggap penting dalam suatu
masyarakat tertentu: "Power ... dilakukan ketika A mencurahkan energinya untuk
menciptakan atau memperkuat nilai-nilai sosial dan politik dan praktik kelembagaan
yang membatasi ruang lingkup dari proses politik untuk pertimbangan publik hanya
isu-isu yang relatif innoccus ke A "(hal. 948). Bachrach dan Baratz (1962)
Yang menarik adalah adanya kekuasaan memaksa
“Coercive power “ dengan
kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang maka ia/mereka akan
memiliki kekuatan untuk memberikan hukuman atau tekanan dimana kekuatan itu
timbul sebagai efek dari kekuasaan yang dimilikinya. Kekuatan pemerintah dalam hal
memaksa contohnya adalah pemerintah memiliki alat-alat pemaksa untuk membuat
patuh warga negaranya . alat-alat pemaksa itu bisa berupa kekuatan militer, polisi atau
pengadilan;jaksa dan hakim.
Herawati suryanegara
Page 12
Coercive power is the totally different from the reward power. Coercive power is the
ability to inflict punishment which means to force someone to do something against
his wish. Coercive power is possibly physical harm but some time other threats could
be used but its main purposes compliance. Coercive power is the power of dictators,
financial, expert and personnel. Examples of coercive power are all governments.
Although mostly it is use as negative but also it is often seen to keep the peace. For
children's who know no better about any thing parents used the coercive power.
http://www.ukessays.com/
Kekuasaan
untuk memaksa seseorang/sekelompok orang untuk patuh tetap
diperlukan agar tercipta ketertibandalam bermasyarakat/bernegara. Kekuatan yang
dimiliki oleh pemerintah untuk memaksa warga negara melaui aparatnya akan
membuat timbul kepatuhan kepada mereka pengemban kekuatan bukan karena
kepribadian mereka.
Kekuasaan seorang Presiden menimbulkan kekuatan melalui perangkat alat
pemaksanya untuk memaksa warga negara mematuhi hukum
Dengan demikian dapat kita simpulkan, kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain atau biasanya melalui penghargaan dan hukuman.
Sedangkan kekuatan
adalah hak yang ditimbulkan dari suatu kekuasaan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain berdasarkan tugasnya.
6.
Sifat dasar kekuasaan politik yang membedakannya dari jenis kekuasaan
yang lain.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau lembaga untuk memaksa orang untuk
melakukan hal-hal apa yang
apakah mereka ingin lakukan ataupun tidak melalui
berbagai cara.
Kekuasaan politik , kekuasaan yang dilakukan oleh anggota komunitas politik .
Kekuatan ini mencakup kemampuan untuk membujuk , dan sering melibatkan
penggunaan imbalan dan sanksi - Parlemen dapat melakukan kontrol atas anggota
parlemen dengan membuat jelas aturan untuk memaksa mereka agar tetap setia dengan
garis partai sepanjang karier mereka di parlemen.
Herawati suryanegara
Page 13
Kekuasaan politik berbeda dengan kekuasaan dengan kekuatan pengaruh . Istilah ini
sering digunakan untuk menggambarkan media , mereka mungkin dapat mempengaruhi
atas apa yang parlemen lakukan, tetapi mereka tidak dapat menegakkan keinginan
mereka
Sifat dasar kekuasaan politik biasanya berhubungan dengan disiplin dan loyalitas .
Teori pluralis menyatakan bahwa kekuasaan politik harus dianggap sebagai analitis
berbeda dari kekuatan ekonomi dan, berbeda dengan kaum elit, kekuasaan tidak
terkonsentrasi di tangan satu kelompok, tetapi tersebar luas di antara berbagai
kelompok.
Semua warga negara memiliki kesempatan untuk menjadi aktif secara politik melalui
tindakan baik individu atau kelompok. Dalam pembuatan kebijakan tidak hanya melalui
pemilihan perwakilan, keaktifan warga negara dapat tampak
melalui mekanisme
partisipatif politik dalam kelompok.
Definition of politics
The concise English dictionary (1984) includes as “prudent and sagacious as well as
crafty, scheming and artful”. This implies politics as having both well meaning
characteristics in addition to another more sinister side. Political process tends to take
place in democracies where no single body has absolute power.
Kekuasaan politik memiliki dua karakteristik yang saling bertolak belakang yaitu,
bijaksana dan cerdas serta curang/licik dan curang. Proses politik yang berlangsung di
negara-negara demokrasi tidak memiliki badan tunggalyang berkuasa secara mutlak.
Kekuasaan politik menurut Hobbes, harus dimiliki secara otoriter dengan
memungkinkan raja-raja dapat
berkuasa secara mutlak untuk menghindari adanya
konflik. Sementara John Locke percaya pada kekuatan demokrasi yang memperhatikan
adanya , supremasi hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, melindungi
hak milik dankebebasan individu yang terjamin.
Kekuasaan politik memiliki kelebihan diantaranya , apa yang menjadi cita-cita atau
ideologi politik seseorang atau sekelompok orang dapat ditegakan dan dilegitimasi
secara masal dalambentuk-bentuk kebijakan publik yang diinginkannya selama mereka
memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain. Kekuasaan politik memegang
Herawati suryanegara
Page 14
peranan penting dalam roda pemerintahan. Hal ini berbeda dengan kekuasaan lain, yang
bisa saja berhasil mempengaruhi orang lain tetapi tidak mendapat legitimasi publik.
a. praksis politik dalam ranah public dan ranah pribadi.
Ranah publik atau “public sphere’. Yaitu semua wilayah yang memungkinkan
kehidupan sosial manusia membentuk opini publik yang relatif bebas. Penekanannya
mengenai pembentukan kepekaan kemasyarakatan (sense of public), sebagai praktek
sosial
yang
melekat
secara
budaya.
Orang-orang
yang
terlibat
di
dalam
percakapan public sphere adalah orang-orang privat, bukan orang dengan kepentingan
bisnis atau profesional, bukan pejabat atau politikus, yang memiliki kebebasan dalam
menyatakan pendapatnya.
Masyarakat ideal menurut Jurgen Habermas bukan lagi masyarakat tanpa kelas seperti
yang dicita-citakan Karl Marx, tapi masyarakat di mana setiap anggotanya dapat bebas
mengemukakan ide dan gagasan tanpa takut direpresi oleh pihak-pihak tertentu. Inilah
yang menjadi akar dari seluruh gagasan Habermas tentang ranah publik (public sphere).
Bagaimana cara memperoleh jalan keluar yang disepakati bersama oleh masyarakat?
Kuncinya adalah dialog yang dilakukan melalui ranah-ranah publik.
Habermas mendefinisikan ranah publik sebagai suatu konsep ruang di mana individuindividu berkumpul untuk membahas kepentingan bersama, tanpa dibebani oleh
kepentingan-kepentingan etnosentrisme masing-masing, untuk menemukan suatu
konsensus universal demi kebaikan orang banyak.Ada tiga kriteria umum yang berlaku
di dalamnya :
Pertama, ada kesetaraan antara partisipan. Status sosial bukan berarti tidak ada atau
tidak disadari, tetapi bisa dilampaui. Artinya, dalam dialog semua orang duduk bersama
dengan status yang sama, yaitu warga negara. Kepentingan ekonomi dan kekuasaan
juga perlu dilampaui.
Kedua, yang dibicarakan dalam dialog haruslah masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan bersama. Artinya, jikapun terjadi dialog tapi yang dibicarakan urusan
privat orang lain, ranah publik tidak terwujud.
Herawati suryanegara
Page 15
Ketiga, sifat ranah publik haruslah inklusif, artinya semua orang dapat bergabung dan
mengungkapkan pemikirannya.
Pada ranah publik ini, warga privat ( private people) berkumpul untuk membentuk
sebuah publik, dimana nalar publik tersebut akan bekerja sebagai pengawas
terhadapkekuasaan negara.
Dengan demikian individu dan kelompok yang berada diranah publik tersebut dapat
membentuk opini publik, memberikan ekspresi langsung tentang kebutuhankebutuhannya serta mempengaruhi praktek-praktek politik. Bahkan dari ranah publik
ini dapat lahir opini-opini yang bersifat mendukung pemerintah atau bahkan
menentangnya.
Ranah pribadi adalah bagian wilayah seseorang yang bersifat privacy dan tertutup untuk
diketahui sembarang orang kecuali atas kesadaran ijin individu itu sendiri. Apa yang
ada dihati dan pikiran seseorang adalah merupakan ranah pribadinya. Kecuali individu
tersebut menginginkannya, ia dapat membuka apa yang ada dalam hati dan pikirannya
ke ranah publik. Misalnya hasil pemikiran dan perenungan seseorang mengenai politik
negeri, maka bisa jadi cukup untuk dikatahui oleh dirinya pribadi. Namun saat individu
tersebut menganggap penting apa yang menjadi pemikirannya untuk diketahui orang
banyak, dengan mengingat guna dan manfaat, maka ia dapat saja mengemukakannya
agar orang lain tahu apa yang hasil pemikirannya tersebut.
5. Ideologi menjadi bahasan penting dalam sejarah pemikiran politik
a. Makna ideology dan perbedaannya dengan ironi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.Kata ideologi diciptakan oleh Destutt de
Tracy pada akhir abad ke 18 untuk mendefiniskan “Sains tentang ide. Ideologi
dijabarkan sebagai sejumlah program yang diharapkan membawa perubahan
institusional (lembaga)dalamsuatu masyarakat.
Menurut Descrates, ideologi adalah inti darisemuapemikiran manusia. Harold H. Titus
mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk
sekelompok cita-cita. Mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta
filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang
dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat.
Herawati suryanegara
Page 16
Ideologi umumnya dirumuskan dari pandangan hidup, baik pandangan yang bersumber
dari ajaran agama maupun dari falsafah hidup.
Ideologi yang berasal dari ajaran agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, maupun
agama lainnya, ideologi ini biasanya bersifat umum dan universal, artinya berlaku untuk
semua umat manusia.
Sedangkan ideologi yang berdasarkan falsafah hidup biasanya berlaku untuk partai, kelas
maupun bangsa bersangkutan, sehingga herlaku local atau untuk kelompok atau bangsa
itu sendiri.
Dari pengertianpengertian ideologi di atas, maka dapat dikaji lebih lanjut mengenai
unsur-unsur suatu ideologi. Menurut Koento Wibisono ada tiga unsur penting dalam
suatu ideologi, yaitu:
a.
Keyakinan, yaitu setiap ideologi selalu menunjukkan gagasan vital yang sudah
diyakini kebenarannya untuk dijadikan dasar dan arch strategic bagi tercapainya tujuan
yang telah ditentukan.
b.
Mitos, yaitu konsep ideologi selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimal
dan pasti, yang menjamin tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan.
c. Loyalitas, yaitu setiap ideologi menuntut keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari
pendukungnya.
Pentingnya sebuah ideologi bagi suatu negara juga memberikan fungsi idelogi, seperti
berikut ini:
Membentuk identitas atau kepribadian (ciri) suatu bangsa
Mempersatukan sesama dalam perbedaan
Mempersatukan orang dari berbagai agama yang dianut
Mengatasi berbagai pertentangan, konflik atau ketegangan sosial dalam negara
Pembentukan solidariatas antara warga negara.
Perbedaannya dengan ironi adalah saat mana fakta dan kenyataan jauh dari apa yang
dicita-citakan. Ideologi berjalan sebatas angan. Kenyataan sehari-hari banyak perilaku
yang jauh dari nilai-nilai ideologi yang kita anut ; korupsi, pembunuhan, kurangnya
pemerataan kesejahteraan, rasa aman yang berkurang, konflik antar warga negara,
konflik ditubuh pemerintah dll.
Herawati suryanegara
Page 17
7. Fungsi pemikiran ideologis dalam menjawab persoalan politik
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan berfokus pada pemikiran tentang ideologis
bangsa Indonesia, Pancasila. Ada fungsi pokok Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia adalah:
a. Dasar negara dan ideologi Negara :
Pancasila sebagai dasar Negara : Sebagai dasar Negara, pancasila
berkedudukan sebagai norma dasar atau norma fundamental (fundamental norm) negara
dengan demikian Pancasila menempati norma hukum tertinggi dalam Negara ideologi
Indonesia. Pancasila adalah cita hukum ( staatside ) baik hukum tertulis dan tidak
tertulis ( konvensi ).
Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan kaidah
Negara yang fundamental artinya kedudukannya paling tinggi, oleh karena itu Pancasila
juga sebagai landasan ideal penyusunan aturan – aturan di Indonesia. Oleh karena itu
semua peraturan perundangan baik yang dipusat maupun daerah tidak boleh
menyimpang dari nilai Pancasila atau harus bersumber dari nilai -nilai Pancasila.
Sebagai pandangan hidup, yaitu nilai Pancasila merupakan pedoman dan
pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar tetap berdiri kokoh dan
mengetahui arah dalam memecahkan masalah ideologi, politik, ekonomi, soaial dan
budaya serta pertahanan dan keamanan.
Sebagai iiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, nilai pancasila itu
mencerminkan kepribadian bangsa sebab nilai dasarnya kristalisasi nilai budaya bangsa
Indonesia asli, bukan diambil dari bangsa lain.
Sebagai Perjanjian luhur bangsa Indonesia, pancasila lahir dari hasil
musyawarah para pendiri bangsa dan negara ( founding fathers) sebagi para wakil
bangsa.
b.
Pancasila Sebagai Ideologi Negara :
Dalam kehidupan sehari-hari istilah ideologi umumnya digunakan sebagai pengertian
pedoman hidup baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam hal ini ideologi dapat
dibedakan mejadi dua pengertian yaitu ideologi dalam arti luas dan ideologi dalam arti
sempit.
Herawati suryanegara
Page 18
Dalam arti luas ideologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir dan bertindak atau
sebagai pedoman hidup di semua segi kehidupan baik pribadi maupun umum.
Dalam arti sempit, ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir
maupun bertindak atau pedoman hidup dalam bidang tertentu misalnya sebagai ideologi
negara.
Dalam proses menuju masyarakat yang modern, Indonesia tidak dapat terlepas dari
pengaruh negara-negara lain baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya juga
politik. Untuk mengantisipasi pengaruh negatif dari pergaulan internasional tersebut
maka kita harus berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam menjawab persoalan-persoalan politik, Pancasila sebagai dasar negara haruslah
dapat mengatur perilaku negara yang tercermin pada semangat dan kebiasaan bertindak
para penyelenggara negara dalam membuat dan melaksanakan peraturan perundangundangan negara dan bagaimana cara mereka menghasilkan kebijakan yang memang
sesuai dengan kebutuhan.
Apabila apa yang ditampilkan para penyelenggara tersebut hanya memanfaatkan negara
sebagai alat untuk mempertahankankekuasaan belaka maka jelas itu tidak
mencerminkan karakter yang dikehendaki ideologi negara
dan menyimpang dari
pedoman negara, yaitu Pancasila.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam mengatasi persoalan politik sesuai
dengan Pancasila diantaranya :
Mengurangi ketergantungan ekonomi kepada negara-negara asing/kapitalis
Membenahi standar moral para politisi yang tampak kian merosot pada akhir-akhir
ini
Menerapkan aturan hukum yang jelas dan tidak tebang pilih
Mengerahkan kekuatan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial dan kontrol
terhadap pembuatan dan pelaksaan perundang-undangan.
Herawati suryanegara
Page 19
1. Pemikiran politik Herbert Feith dalam menganilsis pemikiran politik Indonesia
Peta pemikiran politik yang disumbangkan Herbert Feith menunjukan sebuah
kenyataan yang realitis bahwasannya Indonesia dalam perkembangan perpolitikan
memiliki warna-warni ideology politik yang tak selalu harus seragam. Keberagaman
timbul disertai dengan munculnya banyak partai politik meski pada akhirnya pemikiran
politik yang tidak sesuai dengan ideology tunggal Pancasila akhirnya tersingkir juga.
Klasifikasi ideology berdasarkan sejarah yang dilakukan oleh Herbert dapat memberi
pandangan bahwa sebuah ideology menentukan masa depan suatu bangsa. Herbert
menyatakan 5 aliran politik di Indonesia adalah :
Komunisme : Komunisme merupakan faham yang bermula dari pemikiran
Karl marx cenderung bersikap radikal. Untuk mencapai suatu perubahan mereka
menganggap perlu adanya suatu revolusi.
Radikalisme pergerakan mereka tampak di Indonesia dimana mereka menghalalkan
berbagai cara untuk mencapai tujuan kesejahteraan yang sama rata sama rasa. Partai
komunis pada waktu itu dianggap sebagai partainya wong cilik.
Partai komunis
mendapat simpatisan yang cukup banyak dengan propagandanya yang ingin
mengangkat derajat kaum buruh dan iming-iming pro rakyat kecil. Terbukti mereka
berhasil mendapat simpati dan berhasil mendapat urutan keempat denganperolehan
15,4% suara pada PEMILU 1955. Namun paham komunis ini tidak bertahan lama
akhirnya dibubarkan pemerintah karena tindakan-tindakannya yang radikal. Meski
ideology komunis sudah tidak tercermin
dalam aktivitas partai, namun sangat
dimungkinkan bila pemikiran komunisme masih memiliki simpatisan ditengah
masyarakat kita.
Sosialisme : Konsepnya diambil dari pemikiran Lenin yang bersumber pada
ajaran Karl Marx. Sebagai sebuah ideolgi politik mereka mencita-citakan terwujudnya
kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional
tanpa kekerasan.
Di Indonesiak ita mengenal Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang didirikan oleh Sutan
Sjahrir pada th. 1948. PSI mengajak untuk memahami ajaran mengenai system ekonomi
negara atas prinsip solidaritas yang memperjuangkan terciptanya masyarakat egaliter
Herawati suryanegara
Page 1
dengan sitem ekonomi yang melayani masyarakat banyak secara adil dan proposional.
Sisytem ini dikenal dengan sosialisme kerakyatan.
Islam : terbagi dua yaitu kelompok Islam Reformis /modern yang
mengilhami partai Masyumi, Muhammadiyah
dan kelopok Islam konservatif
/tradisionil yang mengilhami Nahdatul Ulama.
Sebagai agama mayoritas, Islam di Indonesia menjadi aliran politik yang direfleksikan
dengan tumbuhnya partai Islam seperti Muhammadiyah dan nahdatul Ulama.
Muhammadiyah merupakan gerakan Islam modern yang diminati oleh kaum perkotaan
yang cerdik dan berpendidikan sedangkan Nahdatul Ulama umumnya berkembang di
daerah pedesaan . Nahdatul Ulama . mereka bertujuan mempertahankan praktek dan
tata cara Islam tradional.
Nasionalisme Radikal : Muncul sebagai respon terhadap kolonialisme. Partai
dengan paham nasionalisme radikal tampak dalam gerakan PNI. Partai Nasionalis
Indonesia (PNI) tujuannya adalah memperbaiki keadaan politik, ekonomi, social, dan
budaya yang sudah rusak oleh penjajahan dengan kekuatan sendiri. Gerakan PNI
dipimpin oleh tokoh-tokoh berbobot seperti Ir. Soekarno, Mr. Ali Sastroamijoyo yang
berpengaruh luas diberbagai daerah di Indonesia.dibawah kepemimpinan Soekarno PNI
memiliki basis Marhaen sebagai organ penting dalam politiknya. Marhaenisme adalah
gerakan yang dipelopori oleh buruh tani,pedagang kecil,nelayan dan lainya yang
memiliki alat produksi dan mengolah alat itu sendiri, namun tetap menjadi rakyat yang
sedrhana.
Tradisional Jawa : merupakan aliran yang pernah menjadi controversial karena
kekuatan pemikiran politik tradisonal jawa ini tidak muncul sebagai kekuatan politik
formal yang kongkrit mampu bertahan berpuluh-puluh tahun lamanya di Indonesia.
Nilai-nilai jawa siaplikasikan dalam wacana bermasyarakat dan bernegara. Nilai-nilai
Jawa ini dijadikan pedoman bertingkah laku tidak hanya dalam kegiatan hidup
keseharian namun diterapkan dalam tingkah laku politik sebagai warga Negara.
Pemikiran tradisonal Jawa ini sangat mempengaruhi cara pandang actor-aktor politik
dan berpengaruh dalam birokrasi pemerintah.
Kelima aliran politik ini ada pada awal Indonesia merdeka dan sebagian bertahan
sampai kini, sebagiannya lagi tidak bertahan dalam artian tidak tampak terefleksi
dalam bentuk kegiatan partai politik namun ada saat mereka melakukan pengambilan
Herawati suryanegara
Page 2
keputusan dan menetapkan suatu kebijakan baik menyangkut dirinya pribadi maupun
dalam kebijakan umum.
Relevensi dan keterbatasan model Feith dalam menganalisa pemikiran politik Indonesia
kontemporer
Kajian politik di Indonesia merupakan suatu kajian yang membahas dinamika
perkembangan perpolitikan mulai dari masa colonial, orde lama, orde baru hingga masa
reformasi. Tidak mudah memahami sejarah kontemporer , khusunya masa orde baru
dan kita melihatnya pada perkembangan politik era reformasi yang muncul sebagai
reaksi kekecewaan terhadap kinerja masa orde baru.
Relevansi analisis Feith mengenai perpolitikan di Indonesia khusunya pada jaman orde
baru, nyaris sama dengan Ben Anderson, Adam Schwarz dan Andrew Mclntyre yang
memandang perubahan politik di Indonesia saat itu sangat tergantung pada kemauan
Soeharto. Mereka menyebut system politik di bawahPresiden Soeharto sebagai otoriter
(Authorian government), karena dominananya kekuasaan presiden atas segala cabang.
Kekuasaa lainnya baik legislatif maupun yudikatif hanya berupa kosa kata . pendapat
ini tentunya dapat diterima oleh masyarakat di era reformasi yang memang muncul
sebagai aksi perlawanan rakyat saat itu terhadap sikap otoriter pemerintahan Soeharto.
Feith menjelaskan pada jaman Orde Baru terjadi
terjadi perubahan ekonomi secara
besar-besaran dalam penambangan minyak dan mineral, kemajuan yang dramatis dalam
perhubungan barat dan udara serta telekomunikasi, inovasi teknologi yang cepat dalam
bidang pertanian, terutama padi, perluasan yang cepat dalam industri manufaktur dan
kegiatan konstruksi yang mengubah wajah-wajah kota besar secara mencolok.
Perubahan ini dengan cepat diiringi membesarnya kemampuan negara mengumpulkan
pajak serta bertambah efesiennya pengawasan dan penguasaan penduduk. Sumbersumber keuangan yang dikuasai pemerintah pusat bertambah secara dramatis, yang
membuatnya mampu membayar gaji pegawai negeri dan tentara dengan jauh lebih baik.
Selain itu dimasa Orde Baru pemerintah menggalang kerja sama yang erat dengan
dunia barat yaitu Negara-negara kapitalis.
Pada era lepasnya kekuasaan Soeharto, terungkaplah bagaimana kekuasaan yang
otoriter tersebut telah berbuat demikian korup dan penuh pemaksaan kehendak. Meski
berhasil meredam sejumlah aktivitas yang mengancam kekuasaannya, Soeharto tidak
dapat mempertahankan kekuasaan lebih lama dan rakyat menolak sistem dinasti yang
Herawati suryanegara
Page 3
sepertinya telah direncanakan agar kekuasaan jatuh pada sanak dan keluarganya. Hal
inilah yang membuatnya harus rela lengser. Pemikiran Soeharto menurut saya,
berkedok tradisi jawa yang menanamkan sikap keharusan untuk “manut” kepada atasan
dan kekuasaan Presiden seolah-olah seperti seorang raja/dinasti yang memiliki
kekuasaan untuk berkuasa terus menerus.
Pada fase ini pun militer dan birokrasi memegang peranann penting dalam
pemerintahan sehingga menjadi instrument politik penguasa. Namun meski
pemerintahan didominir oleh sekelompok suku, Feith menolak pemikiran dari Harry. J.
Benda yang menyatakan bahwa otorritas birokratik merupakan watak dari
kepemimpinan Jawa. Faith menyatakan bahwa otorian birokratik merupakan pilihan
suatu rejim pemerintah , terbebas dari latar belakang historis dan cultural
dibelakangnya.
Keterbatasan faith dalam analisisnya yaitu tidak mengembangkan pemikiran-pemikiran
yang revolusioner dari Soekarno ataupun Tan Malaka. Soekarno misalnya memiliki
pemikiran yang besar tentang dasar negara; Pancasila. mereka sangat mempengaruhi
peta politik Indonesia pada awal-awal Indonesia berdiri. Pemikiran Soekarno
merupakan perpaduan antara kekuatan tradisi budaya, nasionalisme juga kekuatan
intelektualnya.
2.
Partai politik
a. Hakikat partai politik sebagai representation of ideas
Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Partai Politik, Partai
politik di Indonesia adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan
cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota masyarakat
bangsa dan negara,serta memelihara keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun1945.
Partai politik menurut wikipedis.org, adalah organisasi politik yang menjalani ideology
tertentu atau dibentuk dengan tujuan khusus. Dalam definisi lain, organisasi politik
adalah kelompok yang terorganisi dimana anggota-anggotanya mempunyai orientasi,
Herawati suryanegara
Page 4
nilainilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh
kekuasaan politik atau merebut kedudukan politik – biasanya melalui cara
konstitusional – untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Friedrich menyatakan bila partai poltik adalah sebagai kelompok manusia yang
terorganisi secara stabil dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasan
bagi pemimpin partainya, dan berdasarkan kekuasaan tersebut akan memberikan
kegunaan materil dan idiil kepada para anggotanya.
Setiap partai politik mengusung idelogi tertentu. Ideology adalah seperangkat tujuan
dan ide-ide yang mengarahkan tujuan seseorang, harapan , dan tindakan
Sebuah
ideology dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara untuk melihat
hal-hala, seperti dalam akal sehat dan beberapa kecenderungan filofis, atau satu set ideide yang diajukan oleh kelas yang dominan dari masyarakat untuk semua nggota
masyararakat. ..
Untuk memahami hakikat partai politik sebagai representation of ideas ada baiknya kita
telaah fungsi representasi berikut; Dari sisi fungsi representasi ada dua pemaknaan,
yaitu
pertama, makna representasi in presence, yaitu pengertian yang sifatnya formal
dalam arti keterwakilan dilihat dari keberadaan fisik, sehingga berdasarkan
makna ini keterwakilan dianggap baru ada apabila secara fisik resmi dan wakil
rakyat sudah terpilih sudah duduk dalam lembaga perwakilan.
kedua, makna representative in ideas, yaitu perwakilan substansial yaitu
perwakilan aspirasi atau idea.
Keterwakilan secara substansial adalah keterwakilan dianggap ada apabila memang
secara nyata kepentingan, nilai, aspirasi, dan pendapat rakyat yang diwakili dan
benar-benar diperjuangkan dan benar-benar menjadi kebijakan yang ditetapkan oleh
lembaga perwakilan tersebut atau setidak-tidaknya aspirasi telah diperjuangkan dalam
perumusan kebijakan di parlemen. Inilah yang dimaksud dengan representative in
ideas
Keterwakilan formal adalah penting namun yang lebih penting adalah perwakilan
substansial atau kita sebut sebagai representative in ideas yang menjadi hakikat
perwakilan itu.
Herawati suryanegara
Page 5
Bagi rakyat pemilih yang juga pemikir yang menitipkan aspirasi dan cita-citanya
kepada partai politik, tentunya tak akan puas hanya dengan keterpilihan sosok yang
mewakilinya apabila sosok tersebut tidak bisa menterjemahkan apa yang
diamanahkan oleh para pemilihnya dalam penetapan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Bisa kita bayangkan , saat ini bagaimana para partai politik bersaing agar caloncalonnya terpilih melalui berbagai kampanye. Namun apa yang terjadi setelah
pemilihan usai? Orang terpilih tersebut jauh dari harapan . mereka yang terpilih itu,
jangankan menyampaikan harapan dan aspirasi para pemilihnya untuk mengikuti
rapat anggota dewan pun sering tidak hadir. Ini adalah fakta yang kerap kita lihat dan
kita dengar.
Seharusnya partai politik sebagai representative in ideas benar-benar bekerja untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggotanya, mengoranisisr dan
membentuk para kadernya untuk benar-benar menjadi warga negara yang memang
berkeinginan mewujudkan cita-cita ideologi politik partainya dan mendukung apa
yang menjadi tujuan negara.
Partai politik merupakan media bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan publik baik di pusat maupun di daerah. Untuk itu tidak
selayaknya partai politik yang telah mendapat dukungan dari masyarakat untuk “lupa
“ dengan janji dan tujuan apa yang diharapkan para pendukungnya.
Partai politik harus bisa membentuk para kadernya untuk mampu berfungsi sebagai
alat untuk mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja
partai, gagasan partai dan memahami visi misi partainya dengan baik sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945
b.
Partisanship sulit berkembang di Indonesia
Partisanship menurut Prof. DR. Karim Suryadi pada harian Pikiran Rakyat, Rabu 19
Maret 2014 diartikan sebagai sebuah ikatan emosional terhadap partai politik.
Partisanship sulit berkembang bisa jadi karena adanya perubahan “ penghargaan”.
Bila pada awal Pemilu, penghargaan partai politik terhadap rakyat demikian tampak
terlihat, rakyat
Herawati suryanegara
dianggap sebagai orang-orang yang penting untuk diperhatikan.
Page 6
Mereka begitu menggebu untuk mendapat simpatisan. Selesai Pemilu, penghargaan
itu akan menurun drastis. Suara rakyat pemilihnya tergeser oleh kepentingan partai.
Mereka tidak lagi ramah dan mendekat kepada rakyat. Apa yang diamanatkan rakyat
pemilih tergeser oleh kepentingan-kepentingan partai. Mereka seolah tidakmengenal
rakyat pemilihnya.
Seharusnya Partisanship terus dibangun baik itu menjelang Pemilu maupun sesudah
Pemilu agar terjalin komunikasi yang baik antara partai dan rakyat /pemilih/
simpatisan. Posko-posko yang dibentuk pada menjelang pemilihan, dimana biasanya
para anggota parpol menyusun rencana kegiatan dengan berdiskusi bersama para
kaderdan simpatisannya sering menjadi tidak nampak aktivitas bahkan seolah tak
pernah ada lagi saat Pemilu itu usai.
Perlu dipikirkan, walau bagaimanapun adalah tugas dari partai politik itu sendiri
untuk menyerap aspirasi rakyat dan mewujudkannya dalam kebijakan-kebijakan
publik saat wakil partai tersebut terpilih dan duduk dalam lembaga pemerintah.
Bagimana mereka bisa tahu apa yang menjadi aspirasi rakyat bila jarang
berkomunikasi bahkan tempat berkomunikasipun tidak ada? Bagaimana mereka bisa
tahu apa yang dibutuhkan rakyat bila menutup diri?
Saatnya Mindset para wakil rakyat harus berubah, bahwa partisipanship adalah
penting untuk membangun public trust! Tanpa adanya public trust, partai politik akan
kehilangan suara dan tidak berarti apa-apa. Oleh karena itu partai politik harus
mengembangkan komunikasi yang terjalin dengan teratur dengan rakyat pemilih dan
menganggap komunikasi itu sebagai penunaian terhadap hak rakyat . Dengan
demikian, rakyat tidak merasa ditinggalkan dan aspirasinya dapat tersalurkan. Inilah
yang akan menjadi kekuatan untuk sebuah partai dan terbentuk kepercayaan r4akyat
kepada partai.
3.
Pemikiran politik Thomas Jefferson
Pemikiran politik Thomas Jefferson tentang hubungan ras, agama, dan negara cukup
beragam. Dalam memandang keberadaan warga Indian di Amerika , Thomas Jefferson
berpendapat untuk bertahan hidup warga Indian harus meninggalkan identitas mereka,
mengubah cara hidup dan bergabung dengan pemukiman warga lainnya.
Herawati suryanegara
Page 7
Thomas Jefferson menjadi presiden pada tahun 1801 . Pada awalnya ia dipengaruhi
oleh pemikiran Henry Knox sekretaris dari George Washington yang menetapkan
perjanjian Holston. Pemerintah mengambil alih wilayah tanah milik suku Indian yang
kaya dengan emas dengan berdalih meningkatkan peradaban warga Indian. Thomas
Jefferson umumnya dianggap sebagai salah satu Presiden yang paling populer dan
sukses dari Amerika Serikat Presiden. Namun ditemukan bahwa Jefferson memiliki
salah satu saat paling sulit sebagai pemimpin bangsa. Jefferson membuat banyak
kesalahan selama dua masa jabatannya, beberapa di antaranya berdampak buruk
terhadap seluruh penduduk Amerika Serikat.
Pada kenyataannya Jefferson bertindak jauh lebih agresif dari pada apa yang Knox
lakukan. Jefferson memerintahkan agen-agennya untuk mengintensifkan tekanan pada
suku-suku untuk menjual lebih banyak dan lebih besar tanah wilayah mereka kepada
negara dengan melakukan banyak intimidasi termasuk kepada para kaumwanita yang
secara paksa digusur keluar dari rumah merekamasing-masing. Jefferson, dengan agresi
nya sesungguhnya tidak bertujuan untuk meningkatkan peradaban suku Indian, tetapi
bermaksud memindahkan mereka dari wilayah milikinya. Oleh karena itu penting untuk
mengidentifikasi bahwa penyebab Removal Act India tidak berasal dari tahun 1830-an ,
melainkan memuncak pada awal abad kesembilan belas . Pada th 1830,kongres
mengeluarkan UU pemindahan suku Indian di kawasan timur untuk berpindah ke
wilayah barat di seberang sungaiMississipi .
Mereka berharap para suku Indian mau menyerahkan lahan perburuan mereka dengan
alasan untuk mempercepat akulturasi. Ternyata program tersebut bukanlah hal yang
mudah dilakukan. Suku Indian bersikeras untuk tetap tinggal di wilayahnya beserta
kebudayaannya. Hal ini memunculkan konflik dimasyarakat amerika. Mereka
menganggap suku Indian adalah suku yang tidak beradab dan tidak layakhidup didunia
modern.
Mereka merendahkan secara rasis keberadaan suku Indian dan mendesak kongres untuk
menghapus Indian dari tanah air mereka. Penyebab Kebijakan Penghapusan India tahun
1830 sangat banyak dan beragam dalam penafsiran . Beberapa sejarawan telah
menyamakannya
dengan Solusi Akhir Adolph Hitler dan bahkan menyebutnya
genosida ( Peter Farb The Indian Amerika Utara dari Primeval Waktu ke Kedatangan
Industri Negara New York : EP Dutton , 1968 ) . Tidak hanya dia mendorong
Herawati suryanegara
Page 8
pemisahan geografis India dan putih , tetapi ribuan penduduk asli Amerika tewas dalam
proses.
Dengan demikian penghilangan identitas yang dipaksakan oleh Jefferson kepada suku
Indian, dengan dalih untuk meningkatkan harkat dan martabat suku Indian adalah
merupakan suatu pelanggaran besar terhadap Hak Asasi Manusia yang selalu
didengung-dengungkan oleh Amerika Serikat.
4.
Makna identitas bagi perkembangan peradaban sebuah bangsa
Identitas nasional adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Identitas setiap
bangsa adalah berbeda- berbeda dan menjadi pembeda antara bangsa yang satu dengan
bangsa yang lainnya. Dibawah ini beberapa defini dari identitas suatu bangsa :
Definisi identitas menurut Parsudi Suparlan adalah :
“Pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan
yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-ciri yang merupakan suatu kesatuan
bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga dapat dimasukkan dalam golongan
tersebut” (Parsudi Suparlan: 1999)
Identitas Nasional adalah istilah yang menggambarkan
suatu negara secara
keseluruhan, meliputi budaya, tradisi, bahasa, dan politik. Identitas nasional adalah
identitas orang tersebut dan rasa memiliki terhadap satu negara atau satu bangsa,
perasaan dia / dia saham dengan sekelompok orang.
Berdasarkan pengertian diatas, maka jelaslah bahwa setiap bangsa di dunia ini akan
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter
dari bangsa tersebut. Demikian pula, hal ini juga sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Identitas diperlukan dalam
interaksi antar bangsa (baik individu maupun kelompok/negara) . negara memerlukan
identitas untuk menentukan status dan peranan bangsa tersebut di dunia internasional
,sebagai pola interaksi antar identitas dalam suatu masyarakat bangsa menunjukkan
struktur sosial masyarakat tersebut.
Robert de Ventos mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu:
Herawati suryanegara
Page 9
Faktor Primer, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa,
agama wilayah, serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda
dengan kekhasan masing-masing.
Faktor Pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara.
Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negaradan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang
bersifat dinamis. Faktor Penarik, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional,
sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi Negara dan bangsa Indonesia.
Faktor Reaktif, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta
semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat untuk semakin membina rasa
senasib sepenanggungan
Dengan demikian identitas suatu bangsa beserta unsur-unsur pembentuknya adalah
penting untuk dilestarikan ,bukan untuk dimusnahkan. Melalui identitas bangsanya,
warga negara dapat mempelajari kehidupan proses negaran, bagaimana negara
berkembang dari waktu ke waktu dan mempelajari apa yang telah dilakukan negaranya
dan dengan identitas yang dimilikinya apa yang perlu dilakukan berikutnya.
Identitas suatu bangsa adalah cermin diri bagi bangsa itu sendiri.
6.
Kekuasaan dan kekuatan
a. Makna kekuasaan dan kekuatan dalam Ilmu Sosial
Hakikat kekuasaan menurut C. Wright Mills : kekuasaan adalah dominasi, yaitu
kemampuan untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentangnya.
Herawati suryanegara
Page 10
Sedangkan definisi dari kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang
atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan
yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang
diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku
orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam
Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain
untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan
Surbakti,1992).
Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi
perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg
tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg
diperintah. Manusia berlaku sebagai subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya
Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU
(objek dari kekuasaan).
Sudut pandang kekuasaan
Kekuasaan bersifat positif
Merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat memengaruhi dan mengubah pemikiran
orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh
pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik
secara fisik maupun mental.
Kekuasaan bersifat Negatif
Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis
dalam memengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang
diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik
maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak
memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir
pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam
mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat
menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok
yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan biasanya
Herawati suryanegara
Page 11
Konsep yang berkaitan dengan kekuasaan diantaranya adalah :
Influence atau pengaruh, yaitu bagaimana seseorang mampu mempengaruhi
orang lain agar mendukungnya secara sukarela.
Persuasi, yaitu cara meyakinkan seseorang atau orang banyak dengan
memberikan argumentasi
Manipulasi, adalah kemampuan seseorang dalammempengaruhi orang lain tanpa
orang tersebut menyadari bahwa dirinya dipengaruhi
Force, menunjuk pada tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan. Biasanya
dilakukan dengan menggunakan senjata sehingga orang lain mengalami ketakutan
Dari tinjauan diatas adalah kekuasaan sebaiknya tidak hanya sekedar paksaan
seseorang kepada orang lain atau pada sekelompok orang untuk mengikuti dan takluk
kepada pengaruh yang diinginkan tetapi kekuasaan dapat dilaksanakan melalui
konsesnsus dan kerelaan.
Definisi kekuatan menurut Bachrach adalah :
Bachrach’s and Baratz’s (1962) own take on power concentrates on how one party
can influence the prominence of issues that are considered important in a given
society: “Power is…exercised when A devoted his energies to creating or reinforcing
social and political values and institutional practices that limit the scope of the
political process to public consideration of only those issues which are comparatively
innoccus to A” . Bachrach and Baratz (1962) http://www.ukessays.com/
Bachrach dan Baratz s mengambil sendiri daya berkonsentrasi pada bagaimana satu
pihak dapat mempengaruhi keunggulan isu yang dianggap penting dalam suatu
masyarakat tertentu: "Power ... dilakukan ketika A mencurahkan energinya untuk
menciptakan atau memperkuat nilai-nilai sosial dan politik dan praktik kelembagaan
yang membatasi ruang lingkup dari proses politik untuk pertimbangan publik hanya
isu-isu yang relatif innoccus ke A "(hal. 948). Bachrach dan Baratz (1962)
Yang menarik adalah adanya kekuasaan memaksa
“Coercive power “ dengan
kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang maka ia/mereka akan
memiliki kekuatan untuk memberikan hukuman atau tekanan dimana kekuatan itu
timbul sebagai efek dari kekuasaan yang dimilikinya. Kekuatan pemerintah dalam hal
memaksa contohnya adalah pemerintah memiliki alat-alat pemaksa untuk membuat
patuh warga negaranya . alat-alat pemaksa itu bisa berupa kekuatan militer, polisi atau
pengadilan;jaksa dan hakim.
Herawati suryanegara
Page 12
Coercive power is the totally different from the reward power. Coercive power is the
ability to inflict punishment which means to force someone to do something against
his wish. Coercive power is possibly physical harm but some time other threats could
be used but its main purposes compliance. Coercive power is the power of dictators,
financial, expert and personnel. Examples of coercive power are all governments.
Although mostly it is use as negative but also it is often seen to keep the peace. For
children's who know no better about any thing parents used the coercive power.
http://www.ukessays.com/
Kekuasaan
untuk memaksa seseorang/sekelompok orang untuk patuh tetap
diperlukan agar tercipta ketertibandalam bermasyarakat/bernegara. Kekuatan yang
dimiliki oleh pemerintah untuk memaksa warga negara melaui aparatnya akan
membuat timbul kepatuhan kepada mereka pengemban kekuatan bukan karena
kepribadian mereka.
Kekuasaan seorang Presiden menimbulkan kekuatan melalui perangkat alat
pemaksanya untuk memaksa warga negara mematuhi hukum
Dengan demikian dapat kita simpulkan, kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain atau biasanya melalui penghargaan dan hukuman.
Sedangkan kekuatan
adalah hak yang ditimbulkan dari suatu kekuasaan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain berdasarkan tugasnya.
6.
Sifat dasar kekuasaan politik yang membedakannya dari jenis kekuasaan
yang lain.
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau lembaga untuk memaksa orang untuk
melakukan hal-hal apa yang
apakah mereka ingin lakukan ataupun tidak melalui
berbagai cara.
Kekuasaan politik , kekuasaan yang dilakukan oleh anggota komunitas politik .
Kekuatan ini mencakup kemampuan untuk membujuk , dan sering melibatkan
penggunaan imbalan dan sanksi - Parlemen dapat melakukan kontrol atas anggota
parlemen dengan membuat jelas aturan untuk memaksa mereka agar tetap setia dengan
garis partai sepanjang karier mereka di parlemen.
Herawati suryanegara
Page 13
Kekuasaan politik berbeda dengan kekuasaan dengan kekuatan pengaruh . Istilah ini
sering digunakan untuk menggambarkan media , mereka mungkin dapat mempengaruhi
atas apa yang parlemen lakukan, tetapi mereka tidak dapat menegakkan keinginan
mereka
Sifat dasar kekuasaan politik biasanya berhubungan dengan disiplin dan loyalitas .
Teori pluralis menyatakan bahwa kekuasaan politik harus dianggap sebagai analitis
berbeda dari kekuatan ekonomi dan, berbeda dengan kaum elit, kekuasaan tidak
terkonsentrasi di tangan satu kelompok, tetapi tersebar luas di antara berbagai
kelompok.
Semua warga negara memiliki kesempatan untuk menjadi aktif secara politik melalui
tindakan baik individu atau kelompok. Dalam pembuatan kebijakan tidak hanya melalui
pemilihan perwakilan, keaktifan warga negara dapat tampak
melalui mekanisme
partisipatif politik dalam kelompok.
Definition of politics
The concise English dictionary (1984) includes as “prudent and sagacious as well as
crafty, scheming and artful”. This implies politics as having both well meaning
characteristics in addition to another more sinister side. Political process tends to take
place in democracies where no single body has absolute power.
Kekuasaan politik memiliki dua karakteristik yang saling bertolak belakang yaitu,
bijaksana dan cerdas serta curang/licik dan curang. Proses politik yang berlangsung di
negara-negara demokrasi tidak memiliki badan tunggalyang berkuasa secara mutlak.
Kekuasaan politik menurut Hobbes, harus dimiliki secara otoriter dengan
memungkinkan raja-raja dapat
berkuasa secara mutlak untuk menghindari adanya
konflik. Sementara John Locke percaya pada kekuatan demokrasi yang memperhatikan
adanya , supremasi hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, melindungi
hak milik dankebebasan individu yang terjamin.
Kekuasaan politik memiliki kelebihan diantaranya , apa yang menjadi cita-cita atau
ideologi politik seseorang atau sekelompok orang dapat ditegakan dan dilegitimasi
secara masal dalambentuk-bentuk kebijakan publik yang diinginkannya selama mereka
memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain. Kekuasaan politik memegang
Herawati suryanegara
Page 14
peranan penting dalam roda pemerintahan. Hal ini berbeda dengan kekuasaan lain, yang
bisa saja berhasil mempengaruhi orang lain tetapi tidak mendapat legitimasi publik.
a. praksis politik dalam ranah public dan ranah pribadi.
Ranah publik atau “public sphere’. Yaitu semua wilayah yang memungkinkan
kehidupan sosial manusia membentuk opini publik yang relatif bebas. Penekanannya
mengenai pembentukan kepekaan kemasyarakatan (sense of public), sebagai praktek
sosial
yang
melekat
secara
budaya.
Orang-orang
yang
terlibat
di
dalam
percakapan public sphere adalah orang-orang privat, bukan orang dengan kepentingan
bisnis atau profesional, bukan pejabat atau politikus, yang memiliki kebebasan dalam
menyatakan pendapatnya.
Masyarakat ideal menurut Jurgen Habermas bukan lagi masyarakat tanpa kelas seperti
yang dicita-citakan Karl Marx, tapi masyarakat di mana setiap anggotanya dapat bebas
mengemukakan ide dan gagasan tanpa takut direpresi oleh pihak-pihak tertentu. Inilah
yang menjadi akar dari seluruh gagasan Habermas tentang ranah publik (public sphere).
Bagaimana cara memperoleh jalan keluar yang disepakati bersama oleh masyarakat?
Kuncinya adalah dialog yang dilakukan melalui ranah-ranah publik.
Habermas mendefinisikan ranah publik sebagai suatu konsep ruang di mana individuindividu berkumpul untuk membahas kepentingan bersama, tanpa dibebani oleh
kepentingan-kepentingan etnosentrisme masing-masing, untuk menemukan suatu
konsensus universal demi kebaikan orang banyak.Ada tiga kriteria umum yang berlaku
di dalamnya :
Pertama, ada kesetaraan antara partisipan. Status sosial bukan berarti tidak ada atau
tidak disadari, tetapi bisa dilampaui. Artinya, dalam dialog semua orang duduk bersama
dengan status yang sama, yaitu warga negara. Kepentingan ekonomi dan kekuasaan
juga perlu dilampaui.
Kedua, yang dibicarakan dalam dialog haruslah masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan bersama. Artinya, jikapun terjadi dialog tapi yang dibicarakan urusan
privat orang lain, ranah publik tidak terwujud.
Herawati suryanegara
Page 15
Ketiga, sifat ranah publik haruslah inklusif, artinya semua orang dapat bergabung dan
mengungkapkan pemikirannya.
Pada ranah publik ini, warga privat ( private people) berkumpul untuk membentuk
sebuah publik, dimana nalar publik tersebut akan bekerja sebagai pengawas
terhadapkekuasaan negara.
Dengan demikian individu dan kelompok yang berada diranah publik tersebut dapat
membentuk opini publik, memberikan ekspresi langsung tentang kebutuhankebutuhannya serta mempengaruhi praktek-praktek politik. Bahkan dari ranah publik
ini dapat lahir opini-opini yang bersifat mendukung pemerintah atau bahkan
menentangnya.
Ranah pribadi adalah bagian wilayah seseorang yang bersifat privacy dan tertutup untuk
diketahui sembarang orang kecuali atas kesadaran ijin individu itu sendiri. Apa yang
ada dihati dan pikiran seseorang adalah merupakan ranah pribadinya. Kecuali individu
tersebut menginginkannya, ia dapat membuka apa yang ada dalam hati dan pikirannya
ke ranah publik. Misalnya hasil pemikiran dan perenungan seseorang mengenai politik
negeri, maka bisa jadi cukup untuk dikatahui oleh dirinya pribadi. Namun saat individu
tersebut menganggap penting apa yang menjadi pemikirannya untuk diketahui orang
banyak, dengan mengingat guna dan manfaat, maka ia dapat saja mengemukakannya
agar orang lain tahu apa yang hasil pemikirannya tersebut.
5. Ideologi menjadi bahasan penting dalam sejarah pemikiran politik
a. Makna ideology dan perbedaannya dengan ironi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.Kata ideologi diciptakan oleh Destutt de
Tracy pada akhir abad ke 18 untuk mendefiniskan “Sains tentang ide. Ideologi
dijabarkan sebagai sejumlah program yang diharapkan membawa perubahan
institusional (lembaga)dalamsuatu masyarakat.
Menurut Descrates, ideologi adalah inti darisemuapemikiran manusia. Harold H. Titus
mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk
sekelompok cita-cita. Mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta
filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu rencana sistematis tentang cita-cita yang
dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat.
Herawati suryanegara
Page 16
Ideologi umumnya dirumuskan dari pandangan hidup, baik pandangan yang bersumber
dari ajaran agama maupun dari falsafah hidup.
Ideologi yang berasal dari ajaran agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, maupun
agama lainnya, ideologi ini biasanya bersifat umum dan universal, artinya berlaku untuk
semua umat manusia.
Sedangkan ideologi yang berdasarkan falsafah hidup biasanya berlaku untuk partai, kelas
maupun bangsa bersangkutan, sehingga herlaku local atau untuk kelompok atau bangsa
itu sendiri.
Dari pengertianpengertian ideologi di atas, maka dapat dikaji lebih lanjut mengenai
unsur-unsur suatu ideologi. Menurut Koento Wibisono ada tiga unsur penting dalam
suatu ideologi, yaitu:
a.
Keyakinan, yaitu setiap ideologi selalu menunjukkan gagasan vital yang sudah
diyakini kebenarannya untuk dijadikan dasar dan arch strategic bagi tercapainya tujuan
yang telah ditentukan.
b.
Mitos, yaitu konsep ideologi selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimal
dan pasti, yang menjamin tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan.
c. Loyalitas, yaitu setiap ideologi menuntut keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari
pendukungnya.
Pentingnya sebuah ideologi bagi suatu negara juga memberikan fungsi idelogi, seperti
berikut ini:
Membentuk identitas atau kepribadian (ciri) suatu bangsa
Mempersatukan sesama dalam perbedaan
Mempersatukan orang dari berbagai agama yang dianut
Mengatasi berbagai pertentangan, konflik atau ketegangan sosial dalam negara
Pembentukan solidariatas antara warga negara.
Perbedaannya dengan ironi adalah saat mana fakta dan kenyataan jauh dari apa yang
dicita-citakan. Ideologi berjalan sebatas angan. Kenyataan sehari-hari banyak perilaku
yang jauh dari nilai-nilai ideologi yang kita anut ; korupsi, pembunuhan, kurangnya
pemerataan kesejahteraan, rasa aman yang berkurang, konflik antar warga negara,
konflik ditubuh pemerintah dll.
Herawati suryanegara
Page 17
7. Fungsi pemikiran ideologis dalam menjawab persoalan politik
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan berfokus pada pemikiran tentang ideologis
bangsa Indonesia, Pancasila. Ada fungsi pokok Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia adalah:
a. Dasar negara dan ideologi Negara :
Pancasila sebagai dasar Negara : Sebagai dasar Negara, pancasila
berkedudukan sebagai norma dasar atau norma fundamental (fundamental norm) negara
dengan demikian Pancasila menempati norma hukum tertinggi dalam Negara ideologi
Indonesia. Pancasila adalah cita hukum ( staatside ) baik hukum tertulis dan tidak
tertulis ( konvensi ).
Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan kaidah
Negara yang fundamental artinya kedudukannya paling tinggi, oleh karena itu Pancasila
juga sebagai landasan ideal penyusunan aturan – aturan di Indonesia. Oleh karena itu
semua peraturan perundangan baik yang dipusat maupun daerah tidak boleh
menyimpang dari nilai Pancasila atau harus bersumber dari nilai -nilai Pancasila.
Sebagai pandangan hidup, yaitu nilai Pancasila merupakan pedoman dan
pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar tetap berdiri kokoh dan
mengetahui arah dalam memecahkan masalah ideologi, politik, ekonomi, soaial dan
budaya serta pertahanan dan keamanan.
Sebagai iiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, nilai pancasila itu
mencerminkan kepribadian bangsa sebab nilai dasarnya kristalisasi nilai budaya bangsa
Indonesia asli, bukan diambil dari bangsa lain.
Sebagai Perjanjian luhur bangsa Indonesia, pancasila lahir dari hasil
musyawarah para pendiri bangsa dan negara ( founding fathers) sebagi para wakil
bangsa.
b.
Pancasila Sebagai Ideologi Negara :
Dalam kehidupan sehari-hari istilah ideologi umumnya digunakan sebagai pengertian
pedoman hidup baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam hal ini ideologi dapat
dibedakan mejadi dua pengertian yaitu ideologi dalam arti luas dan ideologi dalam arti
sempit.
Herawati suryanegara
Page 18
Dalam arti luas ideologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir dan bertindak atau
sebagai pedoman hidup di semua segi kehidupan baik pribadi maupun umum.
Dalam arti sempit, ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir
maupun bertindak atau pedoman hidup dalam bidang tertentu misalnya sebagai ideologi
negara.
Dalam proses menuju masyarakat yang modern, Indonesia tidak dapat terlepas dari
pengaruh negara-negara lain baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya juga
politik. Untuk mengantisipasi pengaruh negatif dari pergaulan internasional tersebut
maka kita harus berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam menjawab persoalan-persoalan politik, Pancasila sebagai dasar negara haruslah
dapat mengatur perilaku negara yang tercermin pada semangat dan kebiasaan bertindak
para penyelenggara negara dalam membuat dan melaksanakan peraturan perundangundangan negara dan bagaimana cara mereka menghasilkan kebijakan yang memang
sesuai dengan kebutuhan.
Apabila apa yang ditampilkan para penyelenggara tersebut hanya memanfaatkan negara
sebagai alat untuk mempertahankankekuasaan belaka maka jelas itu tidak
mencerminkan karakter yang dikehendaki ideologi negara
dan menyimpang dari
pedoman negara, yaitu Pancasila.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam mengatasi persoalan politik sesuai
dengan Pancasila diantaranya :
Mengurangi ketergantungan ekonomi kepada negara-negara asing/kapitalis
Membenahi standar moral para politisi yang tampak kian merosot pada akhir-akhir
ini
Menerapkan aturan hukum yang jelas dan tidak tebang pilih
Mengerahkan kekuatan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial dan kontrol
terhadap pembuatan dan pelaksaan perundang-undangan.
Herawati suryanegara
Page 19