Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ( 3 )

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

“Homo Seksual BUKAN Hak Asasi Manusia”

Disusun oleh :

Yayu Srie Rahayu / 110110120335

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG
2013

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr, Wb
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada
Allah SWT karena bimbingan-NYA lah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul”Homo Seksual BUKAN Hak Asasi Manusia”
.Makalah ini dibuat dengan beantuan sejuamlah referensi tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.
Adapun dalam proses pembuatannya penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai

pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menghadapi berbagai tantangan dalam
penyusunan

makalahini.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kemajuanilmupengetahuanini.
Akhir kata, “tak ada gading yang tak retak” begitupun dengan makalah ini. Penulis
mohon kritik dan saran untuk lebih sempurnanya makalah ini di masa mendatang.
Selanjutnya penulis berharap makalah yang sederhana ini bermanfaat, terutama bagi yang
membutuhkannya.
Wassalamualaikum Wr, Wb
Bandung,6 Mei 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

1.

Latar Belakang........................................................................................................4

2.

IDENTIFIKASI MASALAH..........................................................................................5

3.

Tujuan.....................................................................................................................6

4.Manfaat

………………………………………………………………………………………………………………6

BAB II Rumusan permasalahan......................................................................................7
BAB III.PEMBAHASAN.......................................................................................................
3.1. Pengertian................................................................................................................
Hak Aasai Manusia.............................................................................................8

Homo Seksual........................................................................................................9
perkawinan .........................................................................................................11
3.2Apakah homo seksual dibenarkan di Indonesia?.............................................12
3.3Apakah di indonesia HAM sudah diakui? ........................................................15
3.4homo seksual merupakn HAM apa bukan:......................................................15
3.5.mungkinkah di indonesia homo seksual dilegalkan?............................................17
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................
1.

Kesimpulan...........................................................................................................18

2.

Saran....................................................................................................................18

Daftar Pustaka..................................................................................................................19

PENDAHULUAN
I.


Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini marak sekali kaum homo seksual yang terjadi di dalam masyarakat.baik
masyarakta Indonesia maupun masyrakat di luar Indonesia.
Mereka pada saat ini sudah tidak malu-malu dan sembunyi-sembunyi akan hubungan
mereka,bahkan mereka sedang berusaha agar hubungan sesame jenis ini d legalkan di seluruh
dunia karena mereka menganggap bahwa hubungan yang mereka jalankan adalah merupakan
bagian dari hak asasi manusia juga.Di Indonesia sendiri para kaum homo seksual telah mencoba
untuk mebuat legal hubungan mereka yang dianggapnya sebagai hak asasi manusia itu.Tentu
saja hal tersebut tidak mungkin dapat berjalan dengan mudah karena hal tersebut tidaklah
benar dan mayoritas penduduk Indonesia yang Bergama muslim tentunya melarang akan hal
tersebut karena hal tersebut telah dilarang di dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Quran.Dan
dalam jiwa bangsa Indonesia secara keseluruhan sendiri telah melarangnya hal tersebut
tercermin dalam hukum adat yang telah melarangnya dan terlebih lagi ada uu posifi yaitu
undang-undang perkawianan Indonesia yang telah mengatur dalam pasal 1 undang-undang
perkawinan republic Indonesia nomor 1 tahun 1974 yang berbuniy:”perkawinan ialah ikatan
lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga(rumah tangga)yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.


Dan di dunia sendiri bahkan homo seksual telah ada semenjak beribu tahun yang lalu,dan yang
jadi perbincangan kita saat ini ialah keinginan kaum homo seksual untuk melegalkan hubungan
mereka yang mereka anggap sebagai hak asasi manusia.Saya akan mencoba membahas hal
tersebut dalam konteks di Indonesia tentunya dengan judul”Homo Seksual BUKAN Hak Asasi
Manusia”

II.Identifikasi Masalah
Banyaknya kasus homo seksual dan keinginan kaum mereka untuk melegalkan perikatan mereka
telah banyak menuai pro dan kontra dan sejumlah pertanyaan khususnya di Indonesia ini sendiri
yang menganut kebudayaan timur dan sejumlah norma norma dan dengan penduduk mayoritas
muslim yang jelas jelas melarang hal tersebut.
Pertanyaan pertanyaan yang mungkin muncul adalah:
1.
2.
3.
4.

Apakah pilihan menjadi homo seksual meruapakn bagian dari hak asasi manusia?
Dalam perspektif masyarakat Indonesia apakah hal tersebut dibenarkan?
Apakah di Indonesia hak asasi manusia telah diakui?

Apakah mungkin hal tersebut dapat dilegalkan di Indonesia?

iii.Tujuan
untuk mengungkap dan menguak apakah yang disebut dengan hak asasi manusia dan
hak asasi manusia yang manakah yang sebenarnya dapat dibenarkan dalam
agama,masyarakat,dan negara.
Dan memperjelas bahwa homo seksual bukanlah bagian dari hak asasi manusia

iv.Manfaat
agar masyarakaat mengetahui hak asasi manusia yang mana dan seperti apa yang benar
dan mengetahui sebab homo seksual tidak termasuk kedalam hak asasi manusia

Bab ii Rumusan Permasalahan





Dalam perspektif masyarakat Indonesia apakah homo seksual dibenarkan?
Apakah di Indonesia hak asasi manusia telah diakui?

Apakah pilihan menjadi homo seksual meruapakn bagian dari hak asasi manusia?
Apakah mungkin hal tersebut dapat dilegalkan di Indonesia?

iii.Pembahasan

3.1 PENGERTIAN
A. Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku
secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat
(Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia,
seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat
berbeda dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi Kemerdekaan
Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang
dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai
batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak bisa berkelit untuk
tidak melindungi HAM yang bukan warga negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut
persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab,
utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk
orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah untuk

mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki warga negara. HAM
dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu
hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas
internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik.
Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat

dan watak HAM itu sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan individu
terhadap kekuasaan negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah sering
dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:
1. Penindasan dan membatasi hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang.
2. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.
3. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan penguasa dan partai
tiran/otoriter.

B.

Pengertian Homo Seksual

Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan romantis dan atau seksual atau perilaku antara

individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas
mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang,
atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama,
"Homoseksualitas juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial
berdasarkan pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan keanggotaan dalam komunitas lain yang
berbagi itu."[1][2]
Homoseksualitas adalah salah satu dari tiga kategori utama orientasi seksual, bersama dengan
biseksualitas dan heteroseksualitas, dalam kontinum heteroseksual-homoseksual. Konsensus
ilmu-ilmu perilaku dan sosial dan juga profesi kesehatan dan kesehatan kejiwaan menyatakan

bahwa homoseksualitas adalah aspek normal dalam orientasi seksual manusia. [3]
Homoseksualitas bukanlah penyakit kejiwaan dan bukan penyebab efek psikologis negatif;
prasangka terhadap kaum biseksual dan homoseksual-lah yang menyebabkan efek semacam
itu.[3] Meskipun begitu banyak sekte-sekte agama dan organisasi "mantan-gay" serta beberapa
asosiasi psikologi yang memandang bahwa kegiatan homoseksual adalah dosa atau kelainan.
Bertentangan dengan pemahaman umum secara ilmiah, berbagai sekte dan organisasi ini kerap
menggambarkan bahwa homoseksualitas merupakan "pilihan".[4]
Istilah umum dalam homoseksualitas yang sering digunakan adalah lesbian untuk perempuan
pecinta sesama jenis dan gay untuk pria pecinta sesama jenis, meskipun gay dapat merujuk
pada laki-laki atau perempuan. Bagi para peneliti, jumlah individu yang diidentifikasikan

sebagai gay atau lesbian — dan perbandingan individu yang memiliki pengalaman seksual
sesama jenis — sulit diperkirakan atas berbagai alasan. [5] Dalam modernitas Barat, menurut
berbagai penelitian, 2% sampai 13% dari populasi manusia adalah homoseksual atau pernah
melakukan hubungan sesama jenis dalam hidupnya.[6][7][8][9][10][11][12][13][14][15][16] Sebuah studi tahun
2006 menunjukkan bahwa 20% dari populasi secara anonim melaporkan memiliki perasaan
homoseksual, meskipun relatif sedikit peserta dalam penelitian ini menyatakan diri mereka
sebagai homoseksual.[17] Perilaku homoseksual juga banyak diamati pada hewan.[18][19][20][21][22]
Banyak individu gay dan lesbian memiliki komitmen hubungan sesama jenis, meski hanya barubaru ini terdapat sensus dan status hukum/politik yang mempermudah enumerasi dan
keberadaan mereka.[23][24][25][26][27][28][29][30][31] Hubungan ini setara dengan hubungan heteroseksual
dalam hal-hal penting secara psikologis.[2] Hubungan dan tindakan homoseksual telah

dikagumi, serta dikutuk, sepanjang sejarah, tergantung pada bentuknya dan budaya tempat
mereka didapati.[32] Sejak akhir abad ke-19, telah ada gerakan menuju hak pengakuan
keberadaan dan hak-hak legal bagi orang-orang homoseksual, yang mencakup hak untuk
pernikahan dan kesatuan sipil, hak adopsi dan pengasuhan, hak kerja, hak untuk memberikan
pelayanan militer, dan hak untuk mendapatkan jaminan sosial kesehatan

C.Pengertian PerkawinanPerkawinan
adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan
kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan

hubungan antar pribadi - yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan
diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk
membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa
berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep
perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani
dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan
pernikahan.
Dalam undang-undang perkawianan Indonesia yang telah mengatur dalam pasal 1 undangundang perkawinan republic Indonesia nomor 1 tahun 1974 yang berbuniy:”perkawinan ialah
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga(rumah tangga)yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.

3.2.Apakah Homo Seksual dibenarkan di Indonesia?
Homoseksualitas di Indonesia umumnya dianggap sebagai hal yang tabu baik oleh masyarakat
sipil dan pemerintah Indonesia. Diskusi publik mengenai homoseksualitas di Indonesia telah
dihambat oleh kenyataan bahwa seksualitas dalam bentuk apapun jarang dibicarakan secara
terbuka. Adat istiadat tradisional tidak menyetujui homoseksualitas dan perubahan gaya dalam
berpakaian.
Seperti di banyak negara lain, kehidupan homoseksual tidak mudah di Indonesia. Sementara
serangan terhadap kaum gay sangat jarang, tidak ada perlindungan hukum yang dibuat untuk
melindungi hak-hak LGBT di Indonesia. Ada beberapa kasus pasangan homoseksual yang hidup
bahagia di lingkungan mereka dan tidak ada yang peduli tentang mereka. Hal ini dimungkinkan
untuk hidup secara bebas sebagai homoseksual di kota-kota besar di Indonesia, tetapi
tantangan yang ada semakin meningkat. Perlawanan sengit yang paling mendalam yang
dipimpin oleh kelompok-kelompok Islam radikal.[1]
Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun, sikap terhadap homoseksualitas telah berubah
sedikit demi sedikit. Secara khusus, ada penggambaran yang lebih dan diskusi mengenai
homoseksualitas di media berita Indonesia, juga penggambaran gaya hidup gay di televisi dan
film Indonesia.[2] Indonesia memang memiliki reputasi sebagai negara muslim yang relatif

moderat dan toleran, namun survei terbaru mengungkapkan bahwa intoleransi minoritas
berkembang, dengan tingkat tertinggi permusuhan diarahkan pada komunitas gay dan lesbian.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menemukan dalam jajak pendapat yang paling terbaru yang
dilakukan pada tahun 2012 bahwa secara mengecengangkan sebesar 80,6 persen dari populasi
sampel yang keberatan untuk memiliki tetangga dari kaum gay atau lesbian. Angka tersebut
melonjak secara signifikan dari 64,7 persen pada tahun 2005.[3

Hak hukum LGBT
Hukum pidana nasional tidak melarang hubungan homoseksual pribadi dan yang tidak bersifat
komersial antara orang dewasa. Sebuah RUU nasional untuk mengkriminalisasi
homoseksualitas, bersama dengan hidup bersama, perzinahan dan praktek sihir, gagal
diberlakukan pada tahun 2003 dan tidak ada rencana berikutnya untuk memperkenalkan
kembali undang-undang tersebut.[12] Pada tahun 2002, Pemerintah Indonesia memberi provinsi
Aceh hak untuk memperkenalkan hukum syariah Islam yang dapat mengkriminalisasi
homoseksualitas, meskipun hanya untuk warga Muslim.
Pasangan sesama jenis Indonesia dan rumah tangga yang dikepalai oleh pasangan sesama jenis
tidak memenuhi syarat untuk salah satu perlindungan hukum yang tersedia untuk pasangan
lawan jenis menikah. Pentingnya di Indonesia untuk harmoni sosial mengarah ke tugas daripada
hak untuk ditekankan, yang berarti bahwa hak asasi manusia bersama dengan hak-hak
homoseksual sangat rapuh.[13] Namun, komunitas LGBT di Indonesia telah terus menjadi lebih
terlihat dan aktif secara politik.[13]

Hukum Indonesia tidak mengkriminalisasi homoseksualitas, jika dilakukan secara pribadi, nonkomersial, dan di antara orang dewasa. Namun, hukum Indonesia tidak mengakui pernikahan
gay, serikat sipil atau manfaat kemitraan domestik. Pasangan sesama jenis tidak memenuhi
syarat untuk mengadopsi anak di Indonesia. Hanya pasangan menikah yang terdiri dari suami
dan istri yang bisa melakukan mengadopsi.[14] Hari ini, tidak ada hukum ada untuk melindungi
warga negara Indonesia dari diskriminasi atau pelecehan atas dasar orientasi seksual atau
identitas gender mereka.

Jadi,intinya di Indonesia sendiri penagnan kasus homo seksual masihlah lembek karena
pemerintah tidak secara tegas melarangnya.hanya untuk kasus kasus komersial sajalah yang
dipidanakan sedangkan untuk kasus-kasus sosialnya masih belum dipidanakan,padahal jelasjelas dalam uu oerkawinan no.1 tahun 1974 melarang akan adanya pernikahan sejenis.
Karena tanpa dipungkiri hubungan sesama jenis dapat menimbulkan keinginan untuk
pernikahan sesame jenis pula ujungnya dan hal tersebut pastilah juga telah melanggar normanorma yang terpatri dalam masyarakat termasuk norma agama khususnya norma agama islam
yang jelas jelas melarang akan hal tersebut,terlebih lagi mayoritas penduduk Indonesia yang
beragam muslim hal tersebut pastilah mempengaruhi pandangan bangsa terhadap suatu hal
karena factor dari agama mayoritas masyarakat yang bersangkutan.

3.3.Apakah HAM di Indonesia sudah diakui?

Tentu saja sudah,hal tersebut bukanlah hal yang baru bagi bangsa Indonesia karena dari mulai
bangsa Indonesia didirikan hal tersebut telah dipikirkan masak masak.terbukti dengan adanya
pasal di UUD yang mengatur tentang hak asasi manusia yaitu khususnya dari mulai pasal 27
sampai dengan pasal 31.
Dan hal tersebut bisa juga terlihat jelas dengan adanya pengadilan khusus HAM,adanya
kementrian Hukun dan HAM karena kementrian merupakan bagian dari tujuan yang ingin
dicapai oleh negara.itu sama artinya dengan negara menjunjung tinggi dan menghargai betul
tentang hak asasi manusia dan ingin menegakan itu semua

3.4 Apakah dengan menjadi homo seksual merupakan bagian dari hak asasi
manusia pula?
Menurut saya hal tersebut bukanlah bagian dari hak asasi manusia.karena hak asasi manusia
merupkan hak yang diberikan oleh tuhan yang menciptakan kita sebagai anugrah yang maha
kuasa.dan tuhan menciptakan kita berpasang pasangan dengan lawan jenis kita.
Kita tidak dapat mengatakan sesuatu hal sebagai hak terlebih lagi hak asasi manusia bila kita
juga telah melanggar hak orang lain.karena suatu hak orang yang satu tidak mungkin
bersingguangan dengan hak manusia yang lainnya.
Karena bila kita berbicara homoseksual itu artinya kita membicarakan pihak yang dirugikan pula
yaitu:



Orang tua yang dirampas haknya oleh kita karena keinginan setiap orang tua untuk
menimang cucu dari darah dagingnya sendiri sirna karena secara biologis sesame jenis
tidaklah mungkin dapat menghasilkan keturunan karena tidak bertemunya antara sel



telur dan sel sperma.
Terampasnya hak pasangan yang sebenarny/yang sejati karena manusia itu telah
diciptakan berpasang pasangan seperti magnet kutub positif dengan magnet kutub
negative,maka bila magnet yang positif itu bertemu dengan magnet yang positif juga
maka si magnet pasangannya yaitu yang berkutub negative akan kehilangan
pasangannya,dan hal tersebut bisa saja malah memunculkan masalah baru yaitu si
pasangan yang lain akan mencoba menemukan pasangan yang sejenis juga padahal



sebenarnya mereka tidak akan dapat menyatu satu sama lainnya.
Terampasnya hak manusia yang lainnya karena perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adala 1:4 bila kaum laki laki sebagiannya adalah gay misalnya maka
perbandingannya akan menjadi 1:8 itu artinya hal tersebut tidaklah baik bagi ekosistem



karena pasti akan banyak hal hal yang tidak diinginkan terjadi
Sebenarnya tujuan pernikahan adalah menciptakan keluarga yang harmonis dan
melanjutkan generasi,maka bila hal tersebut dilakkukan sesama jenis tidaklah mungkin
dapat menghasilkan keturunan dan apabila itu terjadi maka regenerasii akan terhenti
yang itu sama artinya dengan pemberhentian kehidupan dunia.

Oleh karena hal tersebut saya berpendapat bahwa menjadi homoseksual bukanlah merupakan
suatu pilihan apalagi suatu hak asasi manusia karena hal tersebut,kita telah merampas hak-hak
manusia yang lainnya.

Dan menurut pandangan saya sebenarnya homoseksual merupkan penyakit kejiwaan yang
dapat disembuhkan karena hal tersebut bukanlah gejala alamiah karena yang alamiah adalah
ketertarikan dengan lawan jenis bukan dengan sesame jenis.jadi jelaslah hal tersebut bukanlah
bagian dari HAM.

3.5.mungkinkah homo seksual dilegalkan di Indonesia?
Menurut saya hal tersebut sangan kecil kemungkinannya dan hamper dipastikan tidak mungkin
karena uud dan uu perkawinan telah melarangnya.
Terlebih lagi mayoritas penduduk kita yang muslim pastilah bila ada wancana hal tersebut akan
di legalkan pasti akan bertindak karena bagi ajaran umat muslim hal tersebut adalah salah dan
tidak dibenarkan apapun keadaanya.

Bab iv.penutup
kesimpulan:
homo seksual bukanlah suatu pilihan yang di benarkan apalagi merupakan suatu hak asasi
manusia karena homo seksual bisa menimbulkan keburukan-keburukan pada masyarakat dan
akan merampas hak orang lain juga.

Karena bila itu adalah suatu hak terlebih lagi merupakan hak asasi manusia hal tersebut tidaklah
mungkin menimbulkan kerugian-kerugian pada orang lain juga.dan dengan dilakukannya homo
seksual maka akan lebih terbuka kemungkinan akan penyakit kelamin berbahaya.
Jadi pada intinya hal tersebut tidaklah dapat dikatagorika sebagai hak asasi manusia karena
lebih banyak keburukannya di bandingkan kebaikannya.dan HAM yang benar adalah HAM yang
tidak menimbulkan keburukan namunmenimbulkan banyak kebaikan-kebaikan.

Saran
Sebaiknya pemerintah lebih bertindak tegas dan berani mengatakkan bahwa hal tersebut salah
dan dilarang di Indonesia karena hal tersebut lebih banyak mengandung keburukan bila di
bandungkan dengan kebaikannya.

Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas
http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas_di_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan

subekti,R;2004;Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;Jakarta:PT.Pradnya Paramita