AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PEMERINTAH DAERA
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK: PEMERINTAH DAERAH
(DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)
www.themegallery.com
ANGGOTA KELOMPOK
SRI YUNI ASYARA
(20120420102)
DIANTI SABATINI
(20120420492)
SULISTYANINGSIH
ERNI KUSMAWATI
NUR WULANDARI
(20120420493)
(20120420494)
(20120420495)
PEMBAHASAN
ORGANISASI
RECOGNITION&MEASUREMENT
TUJUAN
STRATEGIC PLANNING
LAPORAN KEUANGAN
CAPITAL INVESTMENT
PENGGUNA LAP. KEUANGAN
BUDGETING
STANDAR AKUNTANSI
COSTING
Sekilas tentang Organisasi Pure Public
Pemerintah Provinsi DIY
1
Daerah Istimewa Yogyakarta keberadaannya dalam konteks
historis
dimulai
dari
sejarah
berdirinya
Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan Perjanjian Giyanti 1755.
2
Kasultanan maupun Kadipaten adalah pemerintahan
kerajaan yang diakui kedaulatannya.
3
4
Yogyakarta berproses dari tipe pemerintahan feodal
dan tradisional menjadi suatu pemerintahan dengan
struktur modern.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan respons atas
eksistensi DIY dan juga merupakan pengakuan kewenangan
untuk menangani berbagai urusan dalam menjalankan
pemerintahan serta urusan yang bersifat khusus.
Sekilas tentang Organisasi Pure Public
Pemerintah Provinsi DIY
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang
Pembentukan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
merupakan respons atas eksistensi DIY dan juga
merupakan
pengakuan
kewenangan
untuk
menangani berbagai urusan dalam menjalankan
pemerintahan serta urusan yang bersifat khusus.
Kewenangan dalam urusan Kestimewaan
seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 7 ayat 2
TUJUAN ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
•
•
•
Mewujudkan peningkatan
pengetahuan budaya, pelestarian
dan pengembangan hasil budaya.
Mewujudkan pengembangan
pendidikan yang berkarakter.
Mewujudkan peningkatan derajat
kualitas hidup.
MISI 4
•
•
Mewujudkan pelayanan publik.
Menjaga kelestarian lingkungan
dan kesesuaian Tata Ruang.
•
•
Memacu pertumbuhan ekonomi
daerah yang berkualitas dan
berkeadilan yang didukung
dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.
Mewujudkan peningatan daya
saing pariwisata.
MISI 3
Mewujudkan pengelolaan
pemerintahan secara efisien dan
efektif
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN
KEUANGAN
PEMDA DIY
laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan
dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
PEMDA DIY, yang berisi informasi mengenai
pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban,
ekuitas dana, dan arus kas pemerintah daerah.
TUJUAN
LAPORAN
KEUANGAN
untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik
Landasan Hukum Penyusunan
Laporan Keuangan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan
Negara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah
UU No 13 Tahun Peraturan Pemerintah
No 58 Tahun 2005
2013
Peraturan Pemerintah
No 71 Tahun 2010
Peraturan Menteri
Dalam Negeri
No 13 Tahun 2006
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BELANJA
TRANSFER
PENDAPATAN
- Pendapatan
Asli Daerah
- Pendapatan
Transfer
- Pendapatan
lain-lain
yang sah
PEMBIAYAAN
- Belanja
operasi
- Belanja
modal
- Belanja
tak
terduga
• Bagi hasil ke
masyarakat
• Bagi hasil
pajak
• Bagi hasil
retibusi, dll
LRA PEMERINTAH DAERAH DIY
• Penerimaan
pembiayaan
• Pengeluaran
pembiayaan
LAPORAN SISA ANGGARAN LEBIH
LAPORAN OPERASIONAL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN KEUANGAN PEMDA DIY
ASET
KEWAJIBAN
EKUITAS
DANA
NERACA PEMDA DIY
Click to edit title style
CALK
LAPORAN
ARUS KAS
Standar
akuntansi sektor
publik
Standar Akuntansi
Pemerintahan
(SAP)
Komite Standar
Akuntansi
Pemerintahan
(KSAP)
International
Public Sector
Accounting
Standards (IPSAS)
Standar
Akuntansi
Pernyataan Standar
Akuntansi Sektor
Publik (PSAP)
Interpretasi Pernyataan
Standar Akuntansi
Pemerintahan (IPSAP) dan
buletin teknis
International
Federation of
Accountant (IFAC)
Standar Akuntansi
Pemerintah Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Perbedaan komponen laporan keuangan
PP No. 24 Tahun 2005
(Basis Kas menuju Akrual)
1. Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan
Keuangan
PP No. 71 Tahun 2010
(Basis Akrual)
1. Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan Atas Laporan
Keuangan
RECOGNITION & MEASUREMENT
Strategic Planning
Visi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih Berkarakter,
Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong
Peradaban Baru
Misi
1.Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai
kemanusiaan
2.Menguatkan perekonomian daerah yang didukung
dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
3.Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
4.Memantapkan prasarana dan sarana daerah
TUJUAN ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
•
•
•
Mewujudkan peningkatan
pengetahuan budaya, pelestarian
dan pengembangan hasil budaya.
Mewujudkan pengembangan
pendidikan yang berkarakter.
Mewujudkan peningkatan derajat
kualitas hidup.
MISI 4
•
•
Mewujudkan pelayanan publik.
Menjaga kelestarian lingkungan
dan kesesuaian Tata Ruang.
•
•
Memacu pertumbuhan ekonomi
daerah yang berkualitas dan
berkeadilan yang didukung
dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.
Mewujudkan peningatan daya
saing pariwisata.
MISI 3
Mewujudkan pengelolaan
pemerintahan secara efisien dan
efektif
SASARAN ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
Peran serta dan apresiasi
masyarakat dalam pengembangan
dan pelestarian budaya meningkat
Melek huruf masyarakat meningkat
Aksesibilitas pendidikan meningkat
Daya saing pendidikan meningkat
Harapan hidup masyarakat
meningkat
Pendapatan masyarakat meningkat
Ketimpangan antar wilayah menurun
Kesenjangan pendapatan masyarakat
menurun
Kunjungan wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara meningkat
Lama tinggal wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara meningkat
MISI 3
MISI 4
Layanan publik meningkat, terutama
pada penataan sistem transportasi dan
akses masyarakat di pedesaan
Kualitas lingkungan hidup meningkat
Pemanfaatan ruang terkendali
Akuntabilitas kinerja
pemerintah daerah meningkat
Akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah meningkat
STRATEGI ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
Memperkuat
dan
memperluas
jejaring dan kerjasama dengan
semua pihak dalam mengelola dan
melestarikan aset budaya secara
berkesinambungan
Mengembangkan kerjasama dan
jejaring dengan pendidikan tinggi,
lembaga-lembaga riset, dunia usaha
dan pemerintah untuk mewujudkan
kemandirian masyarakat
MISI 3
MISI 4
Pelestarian fungsi lingkungan hidup
menuju
pembangunan
yang
berkelanjutan
Pemanfaatan ruang mengacu rencana
tata ruang, serta daya dukung dan
daya tampung lingkungan
Meningkatkan produktivitas rakyat,
sehingga rakyat secara lebih konkret
menjadi subyek dan aset aktif
pembangunan
Membangkitkan daya saing produk
unggulan
wilayah
agar
makin
kompetitif
Menciptakan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan merata
Meningkatkan efektivitas kinerja birokrasi
dan layanan publik yang responsif,
transparan dan akuntabel
Meningkatkan profesionalisme pengelolaan
keuangan daerah, optimalisasi pemanfaatan
aset daerah, perbaikan dan peningkatan
kinerja
BUMD,
serta
optimalisasi
pendapatan daerah
Arah Kebijakan Daerah
MISI 2
MISI 1
Meningkatkan Angka Melek Huruf
dari 91,49% menjadi 95%
Meningkatkan Rata-rata Lama
Sekolah dari 9,2 menjadi 12, dan
peningkatan Daya Saing
Pendidikan
Meningkatkan Angka Harapan
Hidup dari 73,27% menjadi 74,55%
MISI 3
MISI 4
Meningkatkan Persentase Kualitas
Lingkungan dari 2% menjadi 15,72%
Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan
ruang terhadap RT/RW
Kabupaten/Kota dan RT/RW Provinsi
dari 45% menjadi 90%
Meningkatkan pendapatan perkapita
pertahun dari Rp 6,8 juta menjadi Rp
8,5 juta
Meningkatkan pemerataan
pembangunan yang ditandai dengan
menurunnya Indeks Ketimpangan
Antar Wilayah dari 0,4574 menjadi
0,4481
Meningkatkan Nilai Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah dari B menjadi A
Mempertahankan Opini Pemeriksaan
BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP)
Capital Investment
• Perda Provinsi DIY
nomor 7 tahun 2008
• peraturan Gubernur
DIY nomor 58 tahun
2008
PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN
PEMBANGUNAN DAERAH
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH (APBD)
Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, Anggaran pendapatan
dan belanja daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
ditetapkan dengan peraturan daerah.
FUNGSI PERENCANAAN
APBD
FUNGSI KOGNITIF
FUNGSI
PERENCANAAN
APBD
FUNGSI
INSTRUMENTAL
FUNGSI POLITIK
FUNGSI SOSIAL
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
APBD
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
APBD
PROSES PENYUSUNAN APBD
PERTANGGUNGJAWABAN
APBD
PENGANGGARAN BERBASIS
KINERJA
Sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian
output dari input yang ditetapkan
Output (Keluaran) Menunjukkan Barang Atau Jasa Yang
Dihasilkan Oleh Kegiatan Yang Dilaksanakan Untuk
Mendukung Pencapaian Sasaran Dan Tujuan Program Dan
Kebijakan
Input (masukan) adalah besarnya sumber daya baik yang
berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua
jenis sumberdaya yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan
Kinerja/prestasi
kerja
adalah
keluaran/hasil
dari
kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan
dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas
yang terukur
KETIDAKEFEKTIFAN ANGGARAN
PERMASALAHAN
SOLUSI
• Permasalahan pada tahap
perencanaan
• Permasalahan pada tahap
pelaksanaan
• Solusi pada tahap perencanaan
• Solusi pada tahap pelaksanaan
Costing
Costing di Pemerintah Daerah
Provinsi DIY
(DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)
www.themegallery.com
ANGGOTA KELOMPOK
SRI YUNI ASYARA
(20120420102)
DIANTI SABATINI
(20120420492)
SULISTYANINGSIH
ERNI KUSMAWATI
NUR WULANDARI
(20120420493)
(20120420494)
(20120420495)
PEMBAHASAN
ORGANISASI
RECOGNITION&MEASUREMENT
TUJUAN
STRATEGIC PLANNING
LAPORAN KEUANGAN
CAPITAL INVESTMENT
PENGGUNA LAP. KEUANGAN
BUDGETING
STANDAR AKUNTANSI
COSTING
Sekilas tentang Organisasi Pure Public
Pemerintah Provinsi DIY
1
Daerah Istimewa Yogyakarta keberadaannya dalam konteks
historis
dimulai
dari
sejarah
berdirinya
Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat berdasarkan Perjanjian Giyanti 1755.
2
Kasultanan maupun Kadipaten adalah pemerintahan
kerajaan yang diakui kedaulatannya.
3
4
Yogyakarta berproses dari tipe pemerintahan feodal
dan tradisional menjadi suatu pemerintahan dengan
struktur modern.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan respons atas
eksistensi DIY dan juga merupakan pengakuan kewenangan
untuk menangani berbagai urusan dalam menjalankan
pemerintahan serta urusan yang bersifat khusus.
Sekilas tentang Organisasi Pure Public
Pemerintah Provinsi DIY
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang
Pembentukan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
merupakan respons atas eksistensi DIY dan juga
merupakan
pengakuan
kewenangan
untuk
menangani berbagai urusan dalam menjalankan
pemerintahan serta urusan yang bersifat khusus.
Kewenangan dalam urusan Kestimewaan
seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 7 ayat 2
TUJUAN ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
•
•
•
Mewujudkan peningkatan
pengetahuan budaya, pelestarian
dan pengembangan hasil budaya.
Mewujudkan pengembangan
pendidikan yang berkarakter.
Mewujudkan peningkatan derajat
kualitas hidup.
MISI 4
•
•
Mewujudkan pelayanan publik.
Menjaga kelestarian lingkungan
dan kesesuaian Tata Ruang.
•
•
Memacu pertumbuhan ekonomi
daerah yang berkualitas dan
berkeadilan yang didukung
dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.
Mewujudkan peningatan daya
saing pariwisata.
MISI 3
Mewujudkan pengelolaan
pemerintahan secara efisien dan
efektif
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN
KEUANGAN
PEMDA DIY
laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan
dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
PEMDA DIY, yang berisi informasi mengenai
pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban,
ekuitas dana, dan arus kas pemerintah daerah.
TUJUAN
LAPORAN
KEUANGAN
untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik
Landasan Hukum Penyusunan
Laporan Keuangan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan
Negara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah
UU No 13 Tahun Peraturan Pemerintah
No 58 Tahun 2005
2013
Peraturan Pemerintah
No 71 Tahun 2010
Peraturan Menteri
Dalam Negeri
No 13 Tahun 2006
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BELANJA
TRANSFER
PENDAPATAN
- Pendapatan
Asli Daerah
- Pendapatan
Transfer
- Pendapatan
lain-lain
yang sah
PEMBIAYAAN
- Belanja
operasi
- Belanja
modal
- Belanja
tak
terduga
• Bagi hasil ke
masyarakat
• Bagi hasil
pajak
• Bagi hasil
retibusi, dll
LRA PEMERINTAH DAERAH DIY
• Penerimaan
pembiayaan
• Pengeluaran
pembiayaan
LAPORAN SISA ANGGARAN LEBIH
LAPORAN OPERASIONAL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN KEUANGAN PEMDA DIY
ASET
KEWAJIBAN
EKUITAS
DANA
NERACA PEMDA DIY
Click to edit title style
CALK
LAPORAN
ARUS KAS
Standar
akuntansi sektor
publik
Standar Akuntansi
Pemerintahan
(SAP)
Komite Standar
Akuntansi
Pemerintahan
(KSAP)
International
Public Sector
Accounting
Standards (IPSAS)
Standar
Akuntansi
Pernyataan Standar
Akuntansi Sektor
Publik (PSAP)
Interpretasi Pernyataan
Standar Akuntansi
Pemerintahan (IPSAP) dan
buletin teknis
International
Federation of
Accountant (IFAC)
Standar Akuntansi
Pemerintah Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta
Perbedaan komponen laporan keuangan
PP No. 24 Tahun 2005
(Basis Kas menuju Akrual)
1. Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan
Keuangan
PP No. 71 Tahun 2010
(Basis Akrual)
1. Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan Atas Laporan
Keuangan
RECOGNITION & MEASUREMENT
Strategic Planning
Visi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih Berkarakter,
Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong
Peradaban Baru
Misi
1.Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai
kemanusiaan
2.Menguatkan perekonomian daerah yang didukung
dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
3.Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
4.Memantapkan prasarana dan sarana daerah
TUJUAN ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
•
•
•
Mewujudkan peningkatan
pengetahuan budaya, pelestarian
dan pengembangan hasil budaya.
Mewujudkan pengembangan
pendidikan yang berkarakter.
Mewujudkan peningkatan derajat
kualitas hidup.
MISI 4
•
•
Mewujudkan pelayanan publik.
Menjaga kelestarian lingkungan
dan kesesuaian Tata Ruang.
•
•
Memacu pertumbuhan ekonomi
daerah yang berkualitas dan
berkeadilan yang didukung
dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif.
Mewujudkan peningatan daya
saing pariwisata.
MISI 3
Mewujudkan pengelolaan
pemerintahan secara efisien dan
efektif
SASARAN ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
Peran serta dan apresiasi
masyarakat dalam pengembangan
dan pelestarian budaya meningkat
Melek huruf masyarakat meningkat
Aksesibilitas pendidikan meningkat
Daya saing pendidikan meningkat
Harapan hidup masyarakat
meningkat
Pendapatan masyarakat meningkat
Ketimpangan antar wilayah menurun
Kesenjangan pendapatan masyarakat
menurun
Kunjungan wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara meningkat
Lama tinggal wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara meningkat
MISI 3
MISI 4
Layanan publik meningkat, terutama
pada penataan sistem transportasi dan
akses masyarakat di pedesaan
Kualitas lingkungan hidup meningkat
Pemanfaatan ruang terkendali
Akuntabilitas kinerja
pemerintah daerah meningkat
Akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah meningkat
STRATEGI ORGANISASI
MISI 2
MISI 1
Memperkuat
dan
memperluas
jejaring dan kerjasama dengan
semua pihak dalam mengelola dan
melestarikan aset budaya secara
berkesinambungan
Mengembangkan kerjasama dan
jejaring dengan pendidikan tinggi,
lembaga-lembaga riset, dunia usaha
dan pemerintah untuk mewujudkan
kemandirian masyarakat
MISI 3
MISI 4
Pelestarian fungsi lingkungan hidup
menuju
pembangunan
yang
berkelanjutan
Pemanfaatan ruang mengacu rencana
tata ruang, serta daya dukung dan
daya tampung lingkungan
Meningkatkan produktivitas rakyat,
sehingga rakyat secara lebih konkret
menjadi subyek dan aset aktif
pembangunan
Membangkitkan daya saing produk
unggulan
wilayah
agar
makin
kompetitif
Menciptakan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan merata
Meningkatkan efektivitas kinerja birokrasi
dan layanan publik yang responsif,
transparan dan akuntabel
Meningkatkan profesionalisme pengelolaan
keuangan daerah, optimalisasi pemanfaatan
aset daerah, perbaikan dan peningkatan
kinerja
BUMD,
serta
optimalisasi
pendapatan daerah
Arah Kebijakan Daerah
MISI 2
MISI 1
Meningkatkan Angka Melek Huruf
dari 91,49% menjadi 95%
Meningkatkan Rata-rata Lama
Sekolah dari 9,2 menjadi 12, dan
peningkatan Daya Saing
Pendidikan
Meningkatkan Angka Harapan
Hidup dari 73,27% menjadi 74,55%
MISI 3
MISI 4
Meningkatkan Persentase Kualitas
Lingkungan dari 2% menjadi 15,72%
Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan
ruang terhadap RT/RW
Kabupaten/Kota dan RT/RW Provinsi
dari 45% menjadi 90%
Meningkatkan pendapatan perkapita
pertahun dari Rp 6,8 juta menjadi Rp
8,5 juta
Meningkatkan pemerataan
pembangunan yang ditandai dengan
menurunnya Indeks Ketimpangan
Antar Wilayah dari 0,4574 menjadi
0,4481
Meningkatkan Nilai Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah dari B menjadi A
Mempertahankan Opini Pemeriksaan
BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP)
Capital Investment
• Perda Provinsi DIY
nomor 7 tahun 2008
• peraturan Gubernur
DIY nomor 58 tahun
2008
PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN
PEMBANGUNAN DAERAH
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH (APBD)
Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, Anggaran pendapatan
dan belanja daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
ditetapkan dengan peraturan daerah.
FUNGSI PERENCANAAN
APBD
FUNGSI KOGNITIF
FUNGSI
PERENCANAAN
APBD
FUNGSI
INSTRUMENTAL
FUNGSI POLITIK
FUNGSI SOSIAL
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
APBD
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
APBD
PROSES PENYUSUNAN APBD
PERTANGGUNGJAWABAN
APBD
PENGANGGARAN BERBASIS
KINERJA
Sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian
output dari input yang ditetapkan
Output (Keluaran) Menunjukkan Barang Atau Jasa Yang
Dihasilkan Oleh Kegiatan Yang Dilaksanakan Untuk
Mendukung Pencapaian Sasaran Dan Tujuan Program Dan
Kebijakan
Input (masukan) adalah besarnya sumber daya baik yang
berupa personil, barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua
jenis sumberdaya yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan
Kinerja/prestasi
kerja
adalah
keluaran/hasil
dari
kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan
dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas
yang terukur
KETIDAKEFEKTIFAN ANGGARAN
PERMASALAHAN
SOLUSI
• Permasalahan pada tahap
perencanaan
• Permasalahan pada tahap
pelaksanaan
• Solusi pada tahap perencanaan
• Solusi pada tahap pelaksanaan
Costing
Costing di Pemerintah Daerah
Provinsi DIY