Ekonomi Politik Internasional dalam Pers

Nama

: Reinata Ayu Pratiwi
Arindha Mariesqa Pangestu
Aminah Nadira

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hubungan Internasional / B
Hari / Tanggal : Rabu, 26 November 2014

Ekonomi Politik Internasional dalam Perspektif Liberal
Ekonomi Politik Internasional
Ekonomi dan politik merupakan dua hal yang terpisah dalam studi akademisnya namun juga
masih memiliki hubungan di antara keduanya. Politik seringkali dipengaruhi oleh aspek
ekonomi dalam setiap pengambilan kebijakannya, begitu pula ekonomi yang tidak bisa lepas
dari faktor politik dalam eksistensinya di suatu wilayah.
International Political Economy atau Ekonomi Politik Internasional (EPI) merupakan sebuah
studi yang berkembang pada pertengahan kedua abad XX. Studi ini mengaitkan celah antara
ekonomi dan politik dengan referensi khusus untuk struktur, proses, dan interaksi dalam level
internasional (Evans & Newnham, 1998, hal. 271). EPI kontemporer didefinisikan sebagai
hasil interaksi antara lingkungan politik dan ekonomi yang melibatkan aktor-aktor negara dan
non-negara pada tingkat nasional dan tingkat internasional (Leiteritz, 2005, hal. 53).

Ekonomi dalam kerangka ideologisnya menentukan perspektif pertentangan bahwa individu
harus memiliki kaitan dengan implikasi sistem pasar bagi masyarakat domestik dan
internasional. Dari sini kemudian dikembangkan pendekatan dan teori untuk menjelaskan
fenomena-fenomena dalam studi EPI. Para penstudi menghasilkan banyak teori untuk
menjelaskan hubungan antara ekonomi dan politik, dengan empat pendekatan besar, yaitu
merkantilisme, liberalisme, reformatif, dan Marxisme. Selain ini, ada pendekatan-pendekatan
lain yang juga bisa menafsirkan fenomena interseksi ekonomi dan politik.
Ideologi liberalisme yang berpandangan positif terhadap manusia mengilhami teori
liberalisme ekonomi. Liberalisme ekonomi yang dikembangkan oleh Adam Smith memiliki
asumsi bahwa ekonomi dan politik ada dalam lingkaran yang berbeda dan oleh karenanya
pasar seharusnya tidak diintervensi oleh politik (Gilpin, 1987, hal. 26).
1

Ekonomi liberal merupakan doktrin dan serangkaian prinsip dalam mengatur pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan individu (Gilpin, 1987, hal. 27).
Isu

Merkantilisme

Hubungan


antara Politik menentukan

Liberalisme

Marxisme

Ekonomi otonom

Ekonomi menentukan

ekonomi dan politik
Aktor utama / Unit Negara

Individu

analisis

perusahaan swasta


Sifat

dan Kelas-kelas

hubungan Konfliktual, zero sum Kooperatif, positive

Konfliktual, zero sum

ekonomi

game

sum game

game

Tujuan ekonomis

Kekuatan Negara


Kesejahteraan

Kepentingan kelas

maksimum

individu

dan social

Perspektif liberalisme didasarkan pada asumsi bahwa manusia pada hakikatnya
merupakan makhluk yang tidak suka konflik, mau bekerja sama dan rasional (Gilpin,
1987:27). Berlandaskan asumsi dasar tersebut, pemikir liberal berpendapat bahwa
kepentingan-kepentingan manusia rasional (manusia yang mampu berpikir untuk bertahan
hidup), akan menimbulkan interaksi yang harmonis dimana kebutuhan manusia akan
terpenuhi secara efektif dan efisien dengan syarat dalam proses tersebut tidak ada pihak yang
mengintervensi. Kaum liberal menganggap pasar sebagai mekanisme paling tepat dalam
pemenuhan kebutuhan manusia, karena disana manusia bebas untuk berinteraksi (membeli
dan menjual) atas inisiatif mereka sendiri. Mekanisme pasar akan membuat roda pemenuhan
kebutuhan manusia akan terus berputar karena harga menunjukan nilai kebutuhan sebuah

barang (Gilpin, 1987:28). Terkait dengan permasalahan pasar, ada 2 pendapat yang muncul
dari para teoritisi liberalisme sendiri. Adam Smith menjelaskan tentang negara yang
seharusnya tidak perlu mencampuri urusan pasar, biasa disebut invisible hand. Sedangkan
Keyness mengemukakan bahwa negara terkadang perlu masuk ke dalam pasar untuk menjaga
keseimbangan pasar.
Politik dapat mempengaruhi ekonomi sebuah negara, begitu juga sebaliknya ekonomi
dapat mempengaruhi politik sebuah negara. Dalam hal ini kami akan membahas hubungan
politik terhadap ekonomi Indonesia. Politik adalah kegiatan dalam suatu sistem pembangunan
2

negara melalui pembagian-pembagian kekuasan atau pendapatan untuk mencapai tujuan yang
telah disepakati dan bagaimana melaksanakan tujuan tersebut. Kancah dunia politik di
Indonesia sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan ekonomi bangsa ini seperti kita
ketahui dengan adanya campur tangan antara dunia politik di pemerintahan akan
menghasilkan suatu perjanjian atau kerjasama dengan dunia internasional, sebenarnya dengan
adanya dunia politik di Indonesia bisa berdampak positif maupun negatif untuk negara ini
sebut saja organisasi PBB dengan bergabungnya Indonesia menjadi anggota PBB bisa
berdampak positif dan bepengaruh sekali terhadap ekonomi bangsa ini karena dengan
bantuan pinjaman uang dari bank internasional yang bernaung di badan PBB bisa membantu
sedikit demi sedikit dampak ekonomi Indonesia tidak hanya itu Indonesia juga bisa mengenal

dunia internasional, tidak hanya ikut dalam organisasi PBB Indonesia juga ikut serta dalam
organisasi G20 dengan ikutnya Indonesia dalam organisasi tersebut sangat berdampak positif
sekali karena negara kita bisa menarik simpati para investor-investor asing untuk
menanamkan saham mereka di Indonesia, tidak hanya itu dalam organisasi PBB maupun G20
Indonesia pun juga aktif dalam berbagai Hal di dalam kerajasama organisasi lainya, sebut
saja AFTA (Asean Free Trade Arena) yang artinya kawasan bebas asia yang terdiri dari 10
negara asia termasuk Indonesia, memang AFTA sangat berpengaruh sekali terhadap ekonomi
rakyat Indonesia tetapi AFTA juga berdampak buruk untuk negeri ini karena dengan adanya
AFTA tersebut produk-produk Indonesia kalah saing dengan negara-negara lain seperti yang
di gembor-gemborkan pada awal tahun 2010 ini mungkin kita semua tau bahwa Tiongkok
ikut bergabung dengan organisasi AFTA, dampak bergabungnya Tiongkok ke dalam
organisasi tersebut sangatlah meresahkan pengusaha-pengusaha lokal, karena produk-produk
Tiongkok memiliki kualitas yang sama dengan produk-produk dalam negeri tapi harga yang
mereka tawarkan jauh lebih murah dari pada produk dalam negeri, itulah yang sangat
meresahkan bagi pengusaha-pengusaha Indonesia terutama usaha kecil dan menengah yang
masih sangat tergantung dengan kerja pemerintahan. Indonesia tidak bisa mengelak lagi
karena hal itu menjadi pengaruh terburuk dalam persaingan produk-produk dalam negeri tapi
ada beberapa cara untuk menyiasati hal tersebut adalah dengan cara rakyat Indonesia lebih
suka atau mencinta produk-produk Indonesia dibanding produk luar negeri dan produkproduk Indonesia harus lebih mementingkan kualitas agar tidak terjebak oleh harga yang
murah tapi kualitasnya rendah jadi intinya memperbaiki kualitas agar mejadi produk-produk

yang disukai oleh rakyat Indonesia serta mencari jalan alternatif lain untuk membuat produk
yang sama tetapi mamakai bahan yang mudah didapat dan lebih murah, hal itu juga menjadi
dampak positif dari peranan dunia politik Indonesia akan tetapi kita patut bersyukur dengan
3

adanya kerjasama-kerjasama tersebut akan meningkatkan hubungan antar negara menjadi
lebih baik lagi, meskipun akan berdampak negatif untuk bangsa Indonesia.

Referensi

4

1. Gilpin, Robert. (1987).“Three Ideologies of Political Economy”. The Political
Economy of International Relations, Princeton: Princeton University Press,pp.25-64
2. Leiteritz, R. J. (2005). International Politcal Economy: The State of The Art. Dipetik
Maret

11,

2011,


dari

Colombia

Internacional:

http://redalyc.uaemex.mx/pdf/812/81206204.pdf

5