PENGELOLAAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITA pp

PENGELOLAAN PELAYANAN KEBIDANAN
KOMUNITAS

Lia Susanti, S.SiT

Daftar Pustaka
Eka,Arsita P.2011.ilmu kesehatan
masyarakat.Nuha Medika:Yogyakarta
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul
Chayatin.2009.Ilmu Kesehatan Masyarakat
Teori dan Aplikasi.Salemba Medika:Jakarta
http://savemotherhood.blogspot.com/2013/0
7/pengelolaan-pelayanan-kebidanan.html

PENGANTAR
• Bidan adalah seorang yang telah menjalani dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui
oleh negara tempat ia tinggal serta memenuhi
persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki
izin formal untuk praktik bidan, terakreditasi,
serta memiliki kualifikasi untuk diregister atau

sertifikasi,dan atau secara sah mendapat
lisensi utuk praktik kebidanan International
Confederation Of Midwives (ICM)

Lanjutan....

• Pelayanan kebidanan
adalah bagian integral
dari sistem pelayanan
kesehatan yang
diberikan oleh bidan
yang telah terdaftar
(teregister) yang dapat
dilakukan secara
mandiri, kolaborasi
atau rujukan

• Praktik Kebidanan
adalah implementasi
dari ilmu kebidanan

oleh bidan yang
bersifat otonom,
kepada perempuan,
keluarga dan
komunitasnya, didasari
etika dan kode etik
bidan

Lanjutan.............

• Manajemen Asuhan Kebidanan adalah
pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan
data, analisa data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
• Kebidanan Komunitas dapat diartikan sebagain
upaya yang dilakukan oleh bidan di komunitas.
• Rencana, Adalah pola pikir yang sistematis untuk
mewujudkan tujuan dengan mengorganisasikan

dan mendayagunakan sumber yang tersedia.

A.PERENCANAAN
1. Perencanaan berdasarkan kurun waktu
pelaksanaan
a. Jangka panjang: alokasi waktu 25 tahun.
b. Jangka menegah: alokasi waktu 5 tahun.
c. Jangka pendek: disusun untuk kegiatan tahunan.

2. Perencanaan berdasarkan wilayah
a. Rencana pembangunan nasional (pusat)
b. Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten,
kecamatan dan desa.

3. Perencanaan berdasarkan program
a. Rencana pembangunan kesehatan keluarga
b. Rencana penyuluhan kesehatan
c. Rencana pembangunan puskesmas

proses penyusunan rencana

a. Menentukan tujuan
Berdasarkan besar nya masalah
Berdasarkan luasnya masalah
Berdasarkan dampak masalah
Berdasarkan besarnya akibat masalah
Berdasarkan tingkat kemudahan dalam
mengatasinya

Lanjutan..........

b. Menentukan strategi
• Strategi pelaksanaan rencana biasanya diungkapkan
dalam kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan
kebijaksanaan merupakan dasar dari pelaksanaan
kegiatan.
c. Menentukan kegiatan
-

Kegiatan yang akan dilakukan
Tempat pelaksanaan

Waktu dan penjadwalan pelaksanaan
Pelaksana yang bertanggung jawab

d. Menentukan sumber daya
• Menentukan sumber daya yang dimaksud adalah tenaga,
sarana, fasilitas, dana, manajemen serta informasi.

B. PENGORGANISASIAN
• Yang termasuk pengorganisasian adalah Puskesmas,
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) tempat
kebidanan komunitas dilaksanakan di seksi 7 dan 8
(pembinaan kesejahteraan keluarga dan kesehatan,
kependudukan dan KB) dengan bidan menjadi anggotanya.
• Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan
kegiatan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah
dengan wanita sebagai motor penggeraknya. Kelompok
dasawisma (kelompok ibu berasal dari sepuluh rumah yang
bertetangga) yang dibentuk melalui kegiatan PKK.
• Pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk
memungkinkan tercapainya suatu tujuan yang telah

disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing
fungsi dan tanggung jawabnya.

Hal-hal yang diorganisasikan :
a. Kegiatan yang merupakan pengaturan berbagai kegiatan yang ada ada dalam rencana sedemikian
rupa sehingga terbentuk satu kesatuan terpadu, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia serta hak dan
wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada penanggung
jawabnya.
Hasil pengorganisasian:
a. Terbentuklah suatu wadah (ENTITY), yang pada dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan
yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.
b. Wadah yang terbentuk ini di kenal dengan nama ORGANISASI.




Kebidanan komunitas merupakan bagian dari kesehatan komunitas. Kegiatan kebidanan komunitas
ditentukan, diatur dan dilaksanakan bersama dengan upaya kesehatan komunitas. Dari segi

kebijaksanaan pembangunan kesehatan, kegiatan komunitas termasuk didalam upaya kesehatan
keluarga.
Sistem pemerintahan Indonesia merupakan daerah otonomi yaitu daerah Tingkat I, Tingkat II (Dinas
Kesehatan Tingkat I dan II) yaitu unit-unit pelayanan yang melaksanakan pelayanan Kesehatan ibu
anak dan keluarga berencana dilaksanakan di puskesmas, pustu, polindes dan posyandu.

C. PELAKSANAAN / ACTUATING
• Pelaksanaan atau actuating merupakan setelah
perencanaan dan pengorganisasian maka perlu
mewujudkan perencanaan tersebut dengan menggunakan
organisasi yang terbentuk berarti ini merupakan rencana
tersebut dilaksanakan (IMPLEMENTATING) atau
diaktuasikan (actuating).
• Kata lain dari direction (bimbingan) sebagai gerak
pelaksanaan. Pelaksanaan atau actuating berfungsi
penciptaan kerja sama antara anggota kelompok serta
pada pengarahan semangat kerja, tekad dan kemampuan
keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan bersama.
Pelaksanaan atau actuating merupakan usaha untuk
menjadikan keseluruhan anggota untuk ikut bertekad dan

berupaya dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok.

D. MONITORING DAN EVALUASI

• Register kohort adalah sumber data pelayanan
ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita.
JENIS REGISTER KOHORT :
1. Register kohort ibu
2. Register kohort bayi
3. Register kohort balita

Cara pengisian register KOHORT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Diisi nomer urut
Diisi nomer indeks dari famili folder
Diisi nama ibu hamil
Diisi nama suami ibu hamil
Diisi alamat ibu hamil
Diisi umur ibu hamil
Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama
dalam minggu/tanggal HPL
8. Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
9. Paritas diisi Gravidanya
10. Diisi bila jarak kahamilan < 2 tahun 11.

• CARA PENGISIAN REGISTER KOHORT BAYI
• 1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan
nornor urut ibu pada register kohort ibu.
• 2. Disi nomor indeks dari Family Folder
• 3. 3 sd 7 jelas
• 4. Diisi angka berat bayi lahir dalam gram sd 10 diisi tanggal
pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan

• 5. Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan
• 6. sd 23 Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N
= naik, T = turun, R = Bawah garis titik¬ – titik (BGT), BGM = Bawah garis
merah. sd 35 Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi36. Diisi
tanggal bayi ditemukan meninggal.37. Diisi penyebab kematian bayi
tersebut 38. Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.

CARA PENGISIAN REGISTER KOHORT BALITA
1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disertakan dengan
nomor urut ibu pada register kohort ibu
2. Disi nomor indeks dari Family Folder
3. 3. sd 7 jelas
4. 8. sd 31 dibagi 2, diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi
5. 32 sd 35 diisi tanggal pemberian vit A bulan februari dan Agustus
6. 36. Diisi tanggal bila ditemkan sakit
7. 37. Diisi penyebab sakit
8. 38. Diisi tanngal meninggal
9. 39. Diisi sebab meninggal
10. 40. Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang
11. 41. Diisi jenis kelainan tumbuh kembang

12. 42. Diisi bila ada kcterangan penting tentang balita tersebut.

• E.PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi yang dapat dijadikan bukti atas pelaksanaan suatu kegiatan atau
program. Pencatatan merupakan kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan.
Bentuk pencatatannya dapat berupa tulisan di atas kertas (terbanyak), disket, dan lain-lain dengan ilustrasi tulisan,
grafik, gambar atau suara. Semua kegiatan pokok baik di dalam gedung maupaun diluar gedung puskesmas,
puskesmas pembantu, dan bidan didesa harus dicatat. Untuk memudahkan pencatatan dapat formulir standar yang
telah ditetapkan dalam Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan dipuskesmas termasuk
puskesmas pembantu yang ditetapkan melalui surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 63/Menkes/SK/II/1981.
• Manfaat pencatatan:
• 1. Memberikan informasi tentang suatu keadaan, masalah, atau kegiatan.
• 2. Sebagai bahan proses belajar mengajar.
• 3. Sebagai bahan pertanggung jawaban.
• 4. Sebagai bahan pembuatan laporan.
• 5. Untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
• 6. Sebagai bukti hukum.
• 7. Sebagai alat komunikasi (penyampaian pesan).
• 8. Sebagai alat komunikasi serta untuk mengingatkan suatu kegiatan atau peristiwa khusus.
• 9. Sebagai bahan penelitian.



























Bentuk pencatatan:
1. Berdasarkan isi
Ø Catatan tradisional yaitu apa yang didengar dan dilakukan oleh sipencatat (catatan harian).
Ø Catatan sistematik yaitu menggunakan format.
Ø Identitas pasien, keluhan utama, pemeriksaan fisik, rencana dan tindakan, catatan perkembangan atau status pasien.
2. Berdasarkan sasaran
Ø Catatan indivdu seperti catatan ibu, bayi, anak balita.
Ø Catatan keluarga seperti identitas keluarga, masalah keluarga, kunjungan rumah.
Ø Catatan masyarakat seperti dalam kegiatan survei komuniti, bagian keadaan dan masalah komuniti, rencana dan langkah yang dilakukan serta hasilnya
merupakan dalam kebidanan komuniti lebih diarahkan kepada ibu dan anak.
3. Berdasarkan kegiatan
Ø Catatan pelayanan kesehatan anak.
Ø Catatan pelayanan kesehatan ibu.
Ø Catatan pelayanan kesehatan KB.
Ø Catatan imunisasi.
Ø Catatan kunjungan rumah.
Ø Catatan persalinan.
Ø Catatan kelainan.
Ø Catatan kematian ibu dan bayi.
Ø Catatan rujukan.
4. Berdasarkan proses pelayanan :
Ø Catatan awal/masuk
Ø Catatan pengembangan berisi kemajuan/ perkembangan pelayanan.
Ø Catatan pindah.
Ø Catatan keluar.

Jenis Formulir standar yang digunakan dalam pencatatan adalah
sebagai berikut :
Rekam Kesehatan

Rekam Keehatan Keluarga atau yang disebut family folder adalah himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang memperoleh pelayanan

Keluarga ( RKK)

kesehatan di puskesmas. Kegunaan RKK adalah untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit di suatu keluarga. Pengguna RKK
diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap salah satu penyakit, misal penderita TBC, paru, kusta, atau keluarga dengan resiko tinggi
(BBLR). Dalam pelaksanaannya keluarga yang menggunakan RKK diberi alat bantu kartu tanda pengenal keluarga (KTPK) untuk memudahkan
pencarian berkas pada saat melakukan kunjungan ulang.

Kartu Rawat Jalan

Kartu Rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medis klien merupakan alat untuk mencatat identitas dan status klien rawat jalan yang berkunjung
ke puskesmas

Kartu Indeks Penyakit

Kartu Indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas klien, riwayat dan perkembangan penyakit. Kartu indeks penyakit diperuntukkan
khusus penderita penyakit TBC, Paru dan kusta

Kartu Ibu

Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran

Kartu Anak

Kartu anak merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif yang diberikan kepada
balita dan prasekolah

KMS balita, Anak usia sekolah

Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yang telah diperoleh balita dan anak prasekolah

KMS ibu hamil

Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.

Mekanisme Pencatatan Gambar : alur pencatatan

• Pelaporan
• Pelaporan merupakan catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya yang disampingkan ke pihak yang berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut.
• Sesuai dengan keputusan direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.590/BM/DJ/Info/V/96, Pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu bulan januari-Desember dalam tahun yang sama.
Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuuhan dan kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap diakhir kegiatan harus ada pembuatan laporan. Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan
kebutuuhan dan kemampuan atau beban kerja di puskesmas. Setiap diakhir kegiatan harus ada pembuatan laporan. Laporan harus disampaikan keorang/ pihak lain. Proses laporan dilakukan secara tertulis.

• Manfaat dari pelaporan:
• 1. Merupakan pertanggung jawaban autentik tentang pelaksanaan kegiatan.
• 2. Memberikan informasi secara terdokumentasi kepada pihak lain atau terkait.
• 3. Dapat digunakan sebagai bahan bukti hukum. Dapat digunakan sebagai bahan pelayanan.
• 4. Dapat digunakan sebagai penyusunan rencana dan evaluasi.
• 5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian.

• Bentuk dari pelaporan:
• 1. Latar belakang, tujuan, ruang lingkup (pendahuluan).
• 2. Isi laporan: perecanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara nyata, masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut.
• 3. Bila perlu rekomendasi: masalah dan saran menyangkut kebijakan.
• Jenis laporan dibagi menjadi dua, yaitu laporan insidensial dan laporan berkala. Laporan insidensial adalah laporan kejadian luar biasa atau darurat yang memerlukan pelayanan dan bantuan cepat, sedangkan laporan
berkala, misalnya harian, mingguan, bulanan, triwulan, kwartalan, dan tahunan.

• Formulir laporan dari puskesmas ke daerah tingkat II adalah sebagai berikut :
• Laporan Bulanan
• a. Data Kesakitan (LB 1)
• b. Data obat-obatan (LB 2)
• c. Data Kegiatan gizi, KIA/KB, imunisasi, termasuk pengamatan penyakit menular
• d. Data kegiatan Puskesmas
• Laporan Sentinel
• a. Laporan bulanan sentinel (LB 1). Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), serta diare menurut umur dan status
imunisai. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah Puskesmas yang ditunjuk, yaitu satu puskesmas dari setiap Dati II dengan periode laporan bulanan serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I, dan Pusat ( Ditjen
PPM dan PLP)
• b. Laporan bulanan sentinel (LB 2). Dalam laporan ini memuat data KIA, Gizi,tetanus neonatorum, dan penyakit akibat kerja. Laporan ini diberikan ke Dinas Kesehatan Dati I, Dati II, dan Pusat ( Ditjen Binkesmas)
• Laporan Tahunan
• a. Data dasar PKM (LT-1)
• b. Data Kepegawaian PKM (LT-2)
• c. Data Peralatan (LT-3)













































Alur Pelaporan
Laporan dari dati II dikirirm ke Dinas Kesehatan Dati I dan Kanwil DepKes Propinsi serta Pusat ( Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat ) dalam bentuk rekapitulasi dari laporan SP2TP.
Laporan tersebut meliputi sebagai berikut
Laporan Triwulan : a. Hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 1
b. Hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 2
c. Hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 3
d. Hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 4
Laporan Tahunan : a. Hasil entri data/ rekapitulasi laporan LT 1
b. Hasil entri data/ rekapitulasi laporan LT 2
c. Hasil entri data/ rekapitulasi laporan LT 3
Frekuensi Pelaporan
Laporan Triwulan
Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari laporan triwulan yang dimaksud. ( contoh : laporan triwulan pertama tanggal 20 April 2012, maka laporan triwulan berikutnya 20 Mei 2012).
Laporan ini diberikan kepada dinas-dinas terkait sebagai berikut :
a. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
b. Kepala kantor wilayah DepKes Propinsi
c. DepKes RI, tembusan ke Ditjen Binkesmas
Laporan Tahunan
Dikirim paling lambat akhir bulan februari ditahun berikutnya dan diberikan kepada dinas-dinas terkait berikut
a. Kepala Dinas kesehatan Dati I
b. Kepala kantor wilayah DepKes Propinsi
c. Depkes RI, tembusan Ditjen Binkesmas
Mekanisme Pelaporan
1. Tingkat Puskesmas
a. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan didesa disampaikan ke pelaksana kegiatan dipuskesmas
b. Pelaksana kegiatan merekapitulasi data yang dicatat, baik didalam maupun diluar gedung serta laporan yang diterima dari puskesmas pembantu dan bidan desa
c. Hasil rekapitulasi pelaksana kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyak dua rangkap untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP
d. Hasil rekapitulasi pelaksana kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak lanjut yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.
2. Tingkat Dati II
a. Pengelola data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat lunak yang ditetapkan oleh DepKes
b. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima Dinas Kesehatan Dati II disampaikan kepada pelaksana Sp2TP untuk direkapitulasi/entry data
c. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis ke puskesmas, dan tindak lanjut untuk meningkatkan kinerja program.
d. Hasil rekapitulasi data setiap tiga bulan dibuat dalam rangkap tiga (dalambentuk soft file) untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I, Kanwil DepKes Propinsi dan Departemen Kesehatan
3. Tingkat Dati I
a. Pengelolaan dan pemanfaatan data SP2TP di dati I mempergunakan perangkat lunak sama dengan Dati II
b. Laporan dari Dinkes Dati II, diterima oleh Dinkes Dati I dan Kanwil DepKes dalam Bentuk soft file diteruskan ke pelaksana untuk dikompilasi/ direkapitulasi
c. Hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelolaprogram Dati I untuk diolah dan dimanfaatkan serta dilakukan tindaklanjut, bimbingan, dan pengendalian
4. Tingkat Pusat
Hasil olahan yang dilaksanakan Ditjen BinKesmas paling lambat dua bulan setelah berakhirnya triwulan tersebut, kemudian disampaikan kepada pengelola program terkait dan pusat data kesehatan untuk dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpan balik,kemudian dikirimkan ke Kanwil
depKes Propinsi

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV. MAMUR JAYA MALANG

1 27 1

POLA PENGELOLAAN ISU PT. KPC (KALTIM PRIMA COAL) Studi pada Public Relations PT. KPC Sangatta, Kalimantan Timur

2 50 43

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN (IMPORTANCE ) DAN KINERJA (PERFORMANCE ) KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN CAHAYA MULYA TRAVEL PACITAN

0 10 16

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI RSIA SRIKANDI IBI JEMBER TAHUN 2014

7 61 112

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PENUMPANG KERETA API TAWANG ALUN DI WILAYAH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 9 JEMBER

2 45 13

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN ASUPAN MAKAN PADA LANSIA DI UPTD PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

7 47 92