Sesi 2 Aplikasi epdemiologi 2017 RAA

8/29/17

Aplikasi Praktis Epidemiologi

Public Health Approach

Implementation:
How do you
do it?

Intervention
Evaluation:
What
works?
Risk Factor
Identification:
What is the
cause?
Surveillance:
What
is the

problem?
Problem

Response

1

8/29/17

Dari pengamatan ke tindakan preventif
(sejarah epidemiologi)
• Edward Jenner dan vaksin cacar
• John Snow (Bapak epidemiologi) dan epidemi
kolera di London
• Rokok dan kanker paru

2

8/29/17


Aplikasi praktis
• Mengukur beban penyakit dan evaluasi
program
• Surveilans dan sistem informasi
• Riwayat alamiah penyakit dan tindakan
pencegahan
• Diagnosis dan skrining
• Outbreak dan penyelidikan KLB

Mengukur beban penyakit
• Indikator morbiditas:
– Angka insidensi
– Angka prevalensi

• Indikator mortalitas
– Angka kematian kasar
– Angka fatalitas kasus
– Angka kematian spesifik

3


8/29/17

Prevalensi

Hubungan antara insidensi and prevalensi : I
Sumber: Gordis

Insidensi

Prevalensi
Meningkat
Prevalensi
dasar

Hubungan antara insidensi and prevalensi : II
Sumber: Gordis

4


8/29/17

Prevalensi
dasar

Prevalensi
Menurun

Mati/
Sembuh

Hubungan antara insidensi and prevalensi : III
Sumber: Gordis

Insidensi

Prevalensi

Mati/
Sembuh


Hubungan antara insidensi and prevalensi : IV
Sumber: Gordis

5

8/29/17

Surveilans kesehatan masyarakat





Dasar:
Adopsi IHR
Kemajuan sistem informasi
Ancaman kesehatan sebagai ancaman
keamanan


6

8/29/17

Dunia ideal

Dunia nyata kita
䇾Ongoing, systematic collection,
analysis, interpretation, and
dissemination of data regarding a
health-related event for use in public
health action to reduce morbidity
and mortality and to improve health䇿
(Centers for disease control and prevention, 2001)

7

8/29/17

Informasi yang dikumpulkan








Siapa yang sakit?
Seberapa banyak?
Dimana mereka mendapatkannya?
Kapan mereka mendapatkannya?
Mengapa mereka mendapatkannya?
Apa yang harus dilakukan untuk
mengatasinya?
15

Surveillance

8


8/29/17

Can we stop the Zika imported cases?

• Screening at port de entry
• ± 2,000,000 passengers/year in Batam

Travelers screening effectiveness?
Table 1. Airport screening measures during past disease outbreaks
Pathogen

Date

Location

Direction Screened Detained Positive Source

Influenza A/
H1N1p


27 April–22
June 2009

Auckland,
New Zealand

Inbound

456,518

406

4

(Hale et al.,
2012)

28 April–18
June 2009


Sydney,
Australia

Inbound

625,147

5845

3

(Gunaratnam
et al., 2014)

28 April–18
June 2009

Tokyo, Japan

Inbound


471,733

805

15

(Nishiura
and Kamiya,
2011)

5 April–16
June 2003

Australia

Inbound

1,840,000

794

0

(Samaan
et al., 2004)

31 March–31
May 2003

Singapore

Inbound

442,973

176

0

(WilderSmith et al.,
2003)

14 May–5
July 2003

Toronto,
Canada

Inbound

349,754

1264

0

(St John
et al., 2005)

14 May–5
July 2003

Toronto,
Canada

Outbound

495,492

411

0

(St John
et al., 2005)

MERS Co-V

24 September
2012–15
October 2013

England

Inbound

NR

77

2

(Thomas
et al., 2014)

Ebola virus

August–
September 2014

Guinea,
Liberia,
Sierra Leone

Outbound

36,000

77

0

(Centers
for Disease
Control and
Prevention,
2014a)

11 October–22
October 2014

United States Inbound

3

0

(Apuzzo and
Fernandez,
2014; CBS,
2014)

SARS Co-V

762

9

8/29/17

Travelers screening effectiveness?

10

8/29/17

Perjalanan alamiah penyakit
Waktu

Gejala klinis

Infeksi

Mati

Pejamu rentan
Sembuh
Tanpa infeksi
Cacat

Kronis/carrier

Periode inkubasi
Laten
Paparan

Non-infeksius

Infeksius
Onset

Perjalanan alamiah penyakit
• Malaria
Disebabkan oleh Plasmodium
Transmisi dari orang ke orang via nyamuk
Tanda: Anemia hemolitik
Periode infektif mulai terjadi kira-kira 10 hari setelah
munculnya gejala
– Periode laten 10 hari lebih lama daripada periode inkubasi
– Pengaruh promp treatment terhadap transmisi?





11

8/29/17

PAP Malaria
TIME

Infeksi

Mati

Gejala klinis

Pejamu rentan
Sembuh
Tanpa infeksi
Cacat?

Kronis

Periode inkubasi
Laten
Paparan

Infeksius
Onset

Uji skrining dan diagnostik
• Befungsi memisahkan populasi dari yang berpenyakit
dari yang sehat
• berguna untuk memberikan layanan kesehatan yang
memadai dan efektif
• Kualitas tes skrining dan diagnostik merupakan isu
utama
• Skrining: berusaha mencari individu beresiko tinggi
• Diagnosis: untuk menetapkan sakit tidaknya individu

12

8/29/17

Proses Uji skrining dan diagnosis
Populasi
Uji (-)
Uji (-)

Normal
(sehat)

Uji (+), sakit (-)

Uji (+)

Uji (+), sakit (+)
Skrining ulang
(berkala)

Uji skrining
Uji (+)

Uji (-)

sakit
Uji diagnostik
Intervensi
terapi

Sakit (-)

Strategi HIV testing
• Strategi 1 (1 kali tes)
– Untuk tes diagnostik pada prevalensi >30%
– Untuk surveilans pada prevalensi >10%
– Untuk skrining donor darah

• Strategi 2 (2 kali tes)
– Untuk tes diagnostik pada prevalensi