Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran I Di Kelas V SDN Gindopo Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Tandur | Sulianti | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4057 13000 1 PB
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran I
Di Kelas V SDN Gindopo Dengan Menggunakan
Metode Pembelajaran Tandur
Ni Ketut Sulianti
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Siswa Kelas V
pada pembelajaran IPA masih sangat rendah di bawah nilai KKM yaitu 65. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa diatasi dengan menerapakan Metode
Pembelajaran Tandur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SDN Gindopo melalui Metode Pembelajaran Tandur.
Desain penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang dikemukakan
Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang masingmasing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan
Tindakan, (3) Observasi, (4) dan Refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
V SDN Gindopo dengan jumlah siswa 15 orang siswa. 9 siswa laki-laki dan 6
siswa Perempuan. Dari hasil tindakan Siklus I rata-rata perolehan siswa 64,67
serta ketuntasan Klasikal Siswa 53,33 %, sedangkan pada siklus II Rata-rata
perolehan siswa 84 dengan Ketuntasan klasikal Siswa 86,67 %. Aktivitas Guru
87,5 %, Aktivitas Siswa 85,41 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode pembelajaran Tandur dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN Gindopo.
Kata Kunci: Metode Tandur, Hasil Belajar.
I. PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja
tetapi suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di SD diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pembelajaran langsung untuk
mengembangkan potensi agar mempelajari dan memahami alam sekitar.
(Kurikulum KTSP: 2006)
Berdasarkan karakteristik IPA tersebut pelajaran IPA untuk SD
menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong dan memfasilitasi
98
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
siswa dalam belajar sehingga siswa lebih banyak berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas tidak sedikit masalah yang dihadapi
guru dalam proses belajar mengajar misalnya bagaimana menentukan model
pembelajaran dan memilih metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang
diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang
nyaman dan menarik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan dialog dan pengamatan peneliti di SDN Gindopo masih
mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA khususnya
(Pengungkit) Golongan Pertama. Siswa menganggap
memahami Tuas
pelajaran IPA adalah
pelajaran yang membosankan, dan kurang menyenangkan. Menurut siswa salah
satu faktor penyebabnya adalah karena siswa hanya mencatat dan mendengar
penjelasan guru, serta kurang melakukan percobaan-percobaan. Sehingga siswa
tidak aktif dalam pembelajaran. Selain itu menurut pengamatan peneliti
kurangnya penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar. Akibatnya
hasil belajar peserta didik kelas V Pelajaran IPA masih sangat rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, peneliti mencoba
menerapkan Metode Pembelajaran Tandur (De.Porter : 2004 :4) ”Rancangan
Metode yang sepenuhnya membuat siswa tertarik dan berminat pada pelajaran,
memberikan pengamatan langsung pada siswa, berusaha menjadikan isi pelajaran
nyata bagi mereka. Semua kata itu tercakup pada kata Tandur yang berarti
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Metode
Pembelajaran Tandur mempunyai Kelebihan yaitu:
1. Dalam melaksanakan pembelajaran metode pembelajaran Tandur sepenuhnya
membuat siswa tertarik dalam pembelajaran, karena siswa mengalami
langsung konsep-konsep yang akan dipelajari sehingga dalam pembelajaran
isi materi pelajaran menjadi jelas/nyata.
2. Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa
3. Belajar terasa menyenangkan karena dalam penyajiannya menggunakan
berbagai alat peraga.
99
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Berdasarkan Uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul meningkatkan hasil belajar siswa pada Pembelajaaran
IPA dengan di Kelas V SDN Gindopo dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Tandur.
II. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Disebut sebagai
tindakan kelas karena peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai
dari awal sampai berakhirnya penelitian.
Desain atau Rancangan Penelitian
Rancangan pada penelitian ini mengacu kepada model Kemmis dan Mc
Taggart dalam Wibawa (2003: 18) yang terdiri dari empat tahap yaitu :
Perencanaan, Tindakan, Pengamatan (Observasi) dan Refleksi.
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut
(1) menyiapkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan, (2) menyusun
rencana pembelajaran, (3) menyusun lembaran kerja siswa (LKS) dan (4)
menyiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran, dimaksudkan untuk
mendokumensaikan lewat foto kegiatan, kaset rekaman, dan lain-lain.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan yang diperoleh,
diadakan refleksi berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama
tindakan berlangsung guna merencanakan tindakan yang efektif pada tindakan
berikutnya
Lokasi dan Waktu Penelitian
100
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Gindopo Kecamatan
Basidondo, Kabupaten Tolitoli. dengan jumlah siswa 15 orang anak yang terdiri
dari 9 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan
Nopember 2014.
Rencana Tindakan
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan tingkah laku yang ingin dicapai.
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan tindakan ini adalah:
1. Membuat
rencana
pembelajaran
yang
mengacu
pada
metode
pembelajaran Tandur
2. Menetapkan kriteria keberhasilan tindakan
Kriteria keberhasilan tindakan yang digunakan adalah criteria ketuntasan dan
daya serap yang dinyatakan sebagai berikut:
a) Daya serap secara individu
% daya serap secara individu
daya skor yang dicapai
x100 %
skor maksimum soal
b) Ketuntasan belajar secara individu
Seorang siswa dikatan tuntas belajar secara individu bila diperoleh presentase
daya serap individu ≥ 65 %
c) Daya serap klasikal
% daya serap secara klasikal
skor total peserta tes
x 100%
skor ideal seluruh tes
d) Ketuntasan belajar secara klasikal
Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila diperoleh presentase
ketuntasan klasikal ≥ 75%
Sumber dan Jenis Data
Sumber Data
101
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh kompenen yang meliputi
guru (sebagai observer) dan siswa di kelas V SDN Gindopo yang jumlahnya 15
orang siswa, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan 6
orang.
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data
hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data
yang diperoleh dari tes Hasil Belajar siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah
1. Tes tertulis
2. Wawancara
3. Observasi
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data
dilakukan pada
saat
pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Aktivitas dalam analisis
data mengacu pada model Miles dan Hamberman (Sugiyono, 2007:91), yaitu
data reduktion (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion
drawing/verification (kesimpulan/verifikasi).
a)
Data Reduktion (Mereduksi data )
Mereduksi data merupakan kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan
meyederhanakan data sejak awal pengumpulan data sampai pengumpulan laporan.
Dari proses kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran dan
menjadi informasi yang bermakna sehingga peneliti mudah dalam menarik suatu
kesimpulan.
b) Data Display (Penyajian Data )
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif
sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
102
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan dievaluasi untuk
membuat perencanaan tindakan selanjutnya.
c) Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan/Verifikasi)
Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan terhadap
hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan
akhir dari hasil tindakan.
Indikator Kinerja
Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat dilihat dari
dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh
guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika kedua aspek tersebut berada dalam
kategori baik dan sangat baik. Untuk memperoleh data hasil aktivitas siswa dan
guru tersebut digunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk persentase
yang dihitung dengan menggunakan rumus menurut Depdiknas (20015:37).
Persentase nilai rata-rata (NR) = Jumlah Skor Perolehan X 100 %
Skor Maksimal
Keterangan:
90 % ≤ NR ≤100 % : Sangat Baik
70 % ≤ NR ≤ 90 %
: Baik
50 % ≤ NR ≤ 70 % : Cukup
30 % ≤ NR ≤ 50 % : Kurang
0 % ≤ NR ≤ 30 % : Sangat Kurang
Indikator keberhasilan atau peningkatan pemahaman siswa dalam
pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini jika nilai rata-rata hasil belajar
siswa minimal 65 dan skor ketuntasan belajar klasikal minimal 75 % dari jumlah
siswa yang ada. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
belajar siswa dan ketuntasan belajar klasikal sesuai dengan nilai KKM yang
diberlakukan di SDN Gindopo.
103
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Belajar siklus I dan Siklus II
NO
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Andre
Akbar A. Nurdin
Anisa
Friska
Hurizul
Haslim
Mirnawati
Moh.Rizki
Munawir
Iksnawawi
Siti
Sumiati
Hendrawan
Wahyudin
Ragun
Jumlah
Rata-Rata/Persentase
Hasil
Belajar
Siklus I
70
70
70
70
60
50
60
70
60
70
70
60
60
60
70
970
64,67
Hasil
Belajar
Siklus
II
100
70
70
100
90
70
100
100
60
80
90
90
60
80
100
1260
84
Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
Ya
Ya
Ya
ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
8
53,33 %
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
ya
13
86,67 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
perolehan siswa siklus I 64,67 dan nilai rata-rata perolehan siswa siklus II 84.
Persentase ketuntasan klasikal siswa pada siklus I 53,33 % sedangkan pada siklus
II 86,67 %.
Pada siklus II siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran, hal ini
dikarenakan dalam pembelajarannya guru telah mempersiapkan diri dengan baik,
peningkatan itu dapat dilihat pada aktivitas siswa meningkat dari 66,67 siklus I
menjadi 85,41 % pada siklus II, dengan kategori amat baik.
Dalam
pembelajaran
siklus
II,
siswa
sangat
senang
dalam
pembelajarannya karena alat peraga lebih bervariasi, Sehingga keaktifan siswa
sangat baik. Siswa lebih percaya diri mendemonstrasikan hasil kerjanya, Ini
terlihat pada rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 84.
104
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II
Aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung diamati dengan
menggunakan lembar observasi guru. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru
pada siklus I sebesar 70,83 %. Sedangkan hasil observasi guru pada siklus II
sebesar 87,5 %.
Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran diamati oleh pengamat
dengan menggunakan instrumen lembar observasi siswa. hasil pengamatan
terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebesar 66,67 %. Sedangkan Aktivitas siswa
pada Siklus II sebesar 85,41 %. Di bawah ini ditunjukkan perbandingan data
persiklus.
Tabel 2. Perbandingan Data Persiklus
No.
Perbandingan Data per Siklus
1
Siklus
I
II
Siswa yang Tuntas (%)
53,33
86,67
2
Aktivitas Guru (%)
70,83
87,5
3
Aktivitas Siswa (%)
66,67
85,41
4
Rata-Rata Perolehan
64,67
84
5
Ketuntasan Klasikal
53,33
86,67
Pembahasan
Dalam penelitian ini, teknik penggumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tes tertulis, wawancara, dan observasi. Tes dilakukan sebelum dan
sesudah
tindakan.
Tes
diberikan
sebelum
tindakan
bertujuan
untuk
mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal siswa mengenai Pokok
Bahasan pengungkit golongan pertama. Tes pada setiap akhir tindakan bertujuan
untuk memperoleh data tentang sejauh mana penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan pengungkit golongan pertama yang diberikan setelah diajarkan dengan
menggunakan metode pembelajaran Tandur
Wawancara
dilakukan
untuk
memperoleh
informasi
tentang
pemahaman siswa dalam pokok bahasan pengungkit (tuas) golongan pertama
105
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
yang diperoleh melalui tes setiap akhir tindakan. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada saat wawancara tidak dibuat secara berstruktur, tetapi
bersumber dari hasil pekerjaan siswa dan jawaban-jawaban yang muncul dari
pertanyaan sebelumnya.
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran, kegiatan ini dilakukan
untuk memperoleh data tentang kejadian dan aktifitas baik yang dilakukan oleh
peneliti ataupun siswa sebagai subjek penelitian selama proses pelaksanaan
tindakan. Data ini diambil dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri
atas lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa. Lembar
observasi guru adalah alat yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
tentang kemampuan guru dalam menerapkan skenario pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Tandur. pengamatan dilakukan selama
pembelajaran berlangsung (dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran).
Sedangkan lembar observasi untuk siswa merupakan alat yang digunakan
mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Dalam pembelajaran ini alokasi waktu yang digunakan pada siklus I dan II
yaitu 2 x 35 menit. Pada siklus I, guru memberikan tes awal menunjukkan
kemampuan siswa sangat rendah terbukti hanya 2 orang siswa yang tuntas.
Setelah menggunkan metode Pembelajaran Tandur pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 8 orang siswa. Dengan persentase ketuntasan klasikal 53,33 %. Pada
pembelajaran ini, siswa sangat senang belajar dengan menggunakan metode
Pembelajaran Tandur, Tetapi ada beberapa siswa yang tidak percaya diri untuk
mendemonstrasikan hasil kerjanya di depan kelas. Ini dikarenakan siswa tidak
terbiasa maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan hasil kerjanya. Sehingga
pada siklus II direncanakan pada proses pembelajarannya guru lebih berfokus lagi
pada kegiatan siswa. Guru menyediakan lebih banyak lagi alat peraga yang dapat
membedakan prinsip kerja pengungkit.
Setelah melakukan refleksi, maka peneliti memperbaiki kesalahankesalahan yang terjadi pada siklus I. Berdasarkan penerapan pada siklus II, tingkat
kemampuan siswa makin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata
106
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
perolehan siswa siklus II yaitu 84. Dengan ketuntasan Klasikal siswa yaitu 86,67
%. Perolehan tersebut berdasarkan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 13 orang
siswa.
Aktivitas siswa meningkat menjadi 85,41 % dengan kategori sangat baik,
hal ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas guru menjadi 87,5 % dengan
kategori sangat baik.
Menurut Nana Sudjana (1991: 73): “Penilaian Hasil Belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu” Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar
64,67 sedangkan rata-rata perolehan siswa pada siklus II yaitu 84. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Rata-rata perolehan siswa
tersebut merupakan cerminan dari kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pelajaran. Peningkatan nilai siswa juga menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat dikatakan
adanya peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Penggunaan metode Tandur
siswa lebih aktif dalam pembelajarannya karena siswa dituntut untuk menguasai,
memahami dan mendiskusikan hasil pengamatannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan menerapkan Metode Pembelajaran Tandur dapat meningkatkan Hasil
Belajar siswa kelas V SDN Gindopo pada Pembelajaran IPA pokok Bahasan
Pengungkit Golongan Pertama.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
melalui
Penerapan
Metode
Pembelajaran
Tandur
dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN
Gindopo Kecamatan Basidondo, Kabupaten Tolitoli. hal ini ditunjukkan dari nilai
rata-rata perolehan siswa pada siklus I sebesar 64,67 sedangkan pada siklus II
mencapai 84. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I sebesar
53,33 % menjadi 86,67 % pada siklus II. Aktivitas Guru pada siklus I 70,83 %
107
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
dan pada siklus II 87,5 %. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 66,67
% dan siklus II 85,41 %.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan
saran yaitu:
Bagi Guru Sekolah Dasar agar dapat menggunakan Metode Pembelajaran
Tandur sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azmiawati, Choiril (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta : PT Intan Pariwara
Depdiknas (2006) KTSP Standar Kompetensi mata pelajaran IPA SD dan
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum
DePoter, Bobbi. (2005). Quantum Teaching : Mempraktikan Quantum Learning
di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nasution,S. (1986). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jamers: Bandung
Sri Murni, Indah. Ngatman, Chamdani: 2012 Penggunaan model pembelajaran
Kuantum Teacing tipe tandur dalam meningkatkan hasil belajar
matematika di kelas IV SD Negeri Madurejo tahun ajaran
2012/2013.(online) Tersedia: http://Jurnal.fkip.uns.ac.id/index/
Pgsdkebumen/article/viewfile/1609/1184. [10 Juni 2014]
Sucita, I Komang. (2008). Meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
teorema Pythgoras dengan menggunakan metode pembelajaran Tandur di
kelas VIII B SMP Negeri 20 Palu. Skripsi Sarjana pada FKIP UNTAD
Palu : Tidak Diterbitkan.
Sudjana, Nana. (1991). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sulistianto, Heri. (2008). Ilmu pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V.
Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional.
UsmanUzer. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wibawa, Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
108
ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran I
Di Kelas V SDN Gindopo Dengan Menggunakan
Metode Pembelajaran Tandur
Ni Ketut Sulianti
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Siswa Kelas V
pada pembelajaran IPA masih sangat rendah di bawah nilai KKM yaitu 65. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa diatasi dengan menerapakan Metode
Pembelajaran Tandur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SDN Gindopo melalui Metode Pembelajaran Tandur.
Desain penelitian ini mengacu pada langkah penelitian yang dikemukakan
Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang masingmasing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan
Tindakan, (3) Observasi, (4) dan Refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
V SDN Gindopo dengan jumlah siswa 15 orang siswa. 9 siswa laki-laki dan 6
siswa Perempuan. Dari hasil tindakan Siklus I rata-rata perolehan siswa 64,67
serta ketuntasan Klasikal Siswa 53,33 %, sedangkan pada siklus II Rata-rata
perolehan siswa 84 dengan Ketuntasan klasikal Siswa 86,67 %. Aktivitas Guru
87,5 %, Aktivitas Siswa 85,41 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode pembelajaran Tandur dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDN Gindopo.
Kata Kunci: Metode Tandur, Hasil Belajar.
I. PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja
tetapi suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di SD diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pembelajaran langsung untuk
mengembangkan potensi agar mempelajari dan memahami alam sekitar.
(Kurikulum KTSP: 2006)
Berdasarkan karakteristik IPA tersebut pelajaran IPA untuk SD
menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong dan memfasilitasi
98
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
siswa dalam belajar sehingga siswa lebih banyak berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas tidak sedikit masalah yang dihadapi
guru dalam proses belajar mengajar misalnya bagaimana menentukan model
pembelajaran dan memilih metode yang sesuai dengan pokok bahasan yang
diajarkan. Selain itu guru juga harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang
nyaman dan menarik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan dialog dan pengamatan peneliti di SDN Gindopo masih
mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA khususnya
(Pengungkit) Golongan Pertama. Siswa menganggap
memahami Tuas
pelajaran IPA adalah
pelajaran yang membosankan, dan kurang menyenangkan. Menurut siswa salah
satu faktor penyebabnya adalah karena siswa hanya mencatat dan mendengar
penjelasan guru, serta kurang melakukan percobaan-percobaan. Sehingga siswa
tidak aktif dalam pembelajaran. Selain itu menurut pengamatan peneliti
kurangnya penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar. Akibatnya
hasil belajar peserta didik kelas V Pelajaran IPA masih sangat rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, peneliti mencoba
menerapkan Metode Pembelajaran Tandur (De.Porter : 2004 :4) ”Rancangan
Metode yang sepenuhnya membuat siswa tertarik dan berminat pada pelajaran,
memberikan pengamatan langsung pada siswa, berusaha menjadikan isi pelajaran
nyata bagi mereka. Semua kata itu tercakup pada kata Tandur yang berarti
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Metode
Pembelajaran Tandur mempunyai Kelebihan yaitu:
1. Dalam melaksanakan pembelajaran metode pembelajaran Tandur sepenuhnya
membuat siswa tertarik dalam pembelajaran, karena siswa mengalami
langsung konsep-konsep yang akan dipelajari sehingga dalam pembelajaran
isi materi pelajaran menjadi jelas/nyata.
2. Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa
3. Belajar terasa menyenangkan karena dalam penyajiannya menggunakan
berbagai alat peraga.
99
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Berdasarkan Uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul meningkatkan hasil belajar siswa pada Pembelajaaran
IPA dengan di Kelas V SDN Gindopo dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Tandur.
II. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Disebut sebagai
tindakan kelas karena peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai
dari awal sampai berakhirnya penelitian.
Desain atau Rancangan Penelitian
Rancangan pada penelitian ini mengacu kepada model Kemmis dan Mc
Taggart dalam Wibawa (2003: 18) yang terdiri dari empat tahap yaitu :
Perencanaan, Tindakan, Pengamatan (Observasi) dan Refleksi.
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut
(1) menyiapkan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan, (2) menyusun
rencana pembelajaran, (3) menyusun lembaran kerja siswa (LKS) dan (4)
menyiapkan lembar observasi.
Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran, dimaksudkan untuk
mendokumensaikan lewat foto kegiatan, kaset rekaman, dan lain-lain.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan yang diperoleh,
diadakan refleksi berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama
tindakan berlangsung guna merencanakan tindakan yang efektif pada tindakan
berikutnya
Lokasi dan Waktu Penelitian
100
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Gindopo Kecamatan
Basidondo, Kabupaten Tolitoli. dengan jumlah siswa 15 orang anak yang terdiri
dari 9 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2014 sampai dengan bulan
Nopember 2014.
Rencana Tindakan
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan tingkah laku yang ingin dicapai.
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan tindakan ini adalah:
1. Membuat
rencana
pembelajaran
yang
mengacu
pada
metode
pembelajaran Tandur
2. Menetapkan kriteria keberhasilan tindakan
Kriteria keberhasilan tindakan yang digunakan adalah criteria ketuntasan dan
daya serap yang dinyatakan sebagai berikut:
a) Daya serap secara individu
% daya serap secara individu
daya skor yang dicapai
x100 %
skor maksimum soal
b) Ketuntasan belajar secara individu
Seorang siswa dikatan tuntas belajar secara individu bila diperoleh presentase
daya serap individu ≥ 65 %
c) Daya serap klasikal
% daya serap secara klasikal
skor total peserta tes
x 100%
skor ideal seluruh tes
d) Ketuntasan belajar secara klasikal
Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila diperoleh presentase
ketuntasan klasikal ≥ 75%
Sumber dan Jenis Data
Sumber Data
101
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh kompenen yang meliputi
guru (sebagai observer) dan siswa di kelas V SDN Gindopo yang jumlahnya 15
orang siswa, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan 6
orang.
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari siswa berupa data
hasil lembar observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data
yang diperoleh dari tes Hasil Belajar siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini adalah
1. Tes tertulis
2. Wawancara
3. Observasi
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data
dilakukan pada
saat
pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Aktivitas dalam analisis
data mengacu pada model Miles dan Hamberman (Sugiyono, 2007:91), yaitu
data reduktion (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion
drawing/verification (kesimpulan/verifikasi).
a)
Data Reduktion (Mereduksi data )
Mereduksi data merupakan kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan
meyederhanakan data sejak awal pengumpulan data sampai pengumpulan laporan.
Dari proses kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran dan
menjadi informasi yang bermakna sehingga peneliti mudah dalam menarik suatu
kesimpulan.
b) Data Display (Penyajian Data )
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun secara naratif
sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
102
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan dievaluasi untuk
membuat perencanaan tindakan selanjutnya.
c) Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan/Verifikasi)
Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan terhadap
hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan
akhir dari hasil tindakan.
Indikator Kinerja
Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat dilihat dari
dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh
guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika kedua aspek tersebut berada dalam
kategori baik dan sangat baik. Untuk memperoleh data hasil aktivitas siswa dan
guru tersebut digunakan lembar observasi yang dianalisis dalam bentuk persentase
yang dihitung dengan menggunakan rumus menurut Depdiknas (20015:37).
Persentase nilai rata-rata (NR) = Jumlah Skor Perolehan X 100 %
Skor Maksimal
Keterangan:
90 % ≤ NR ≤100 % : Sangat Baik
70 % ≤ NR ≤ 90 %
: Baik
50 % ≤ NR ≤ 70 % : Cukup
30 % ≤ NR ≤ 50 % : Kurang
0 % ≤ NR ≤ 30 % : Sangat Kurang
Indikator keberhasilan atau peningkatan pemahaman siswa dalam
pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini jika nilai rata-rata hasil belajar
siswa minimal 65 dan skor ketuntasan belajar klasikal minimal 75 % dari jumlah
siswa yang ada. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
belajar siswa dan ketuntasan belajar klasikal sesuai dengan nilai KKM yang
diberlakukan di SDN Gindopo.
103
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Belajar siklus I dan Siklus II
NO
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Andre
Akbar A. Nurdin
Anisa
Friska
Hurizul
Haslim
Mirnawati
Moh.Rizki
Munawir
Iksnawawi
Siti
Sumiati
Hendrawan
Wahyudin
Ragun
Jumlah
Rata-Rata/Persentase
Hasil
Belajar
Siklus I
70
70
70
70
60
50
60
70
60
70
70
60
60
60
70
970
64,67
Hasil
Belajar
Siklus
II
100
70
70
100
90
70
100
100
60
80
90
90
60
80
100
1260
84
Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
Ya
Ya
Ya
ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
8
53,33 %
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
ya
13
86,67 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
perolehan siswa siklus I 64,67 dan nilai rata-rata perolehan siswa siklus II 84.
Persentase ketuntasan klasikal siswa pada siklus I 53,33 % sedangkan pada siklus
II 86,67 %.
Pada siklus II siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran, hal ini
dikarenakan dalam pembelajarannya guru telah mempersiapkan diri dengan baik,
peningkatan itu dapat dilihat pada aktivitas siswa meningkat dari 66,67 siklus I
menjadi 85,41 % pada siklus II, dengan kategori amat baik.
Dalam
pembelajaran
siklus
II,
siswa
sangat
senang
dalam
pembelajarannya karena alat peraga lebih bervariasi, Sehingga keaktifan siswa
sangat baik. Siswa lebih percaya diri mendemonstrasikan hasil kerjanya, Ini
terlihat pada rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 84.
104
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Hasil Observasi Guru Siklus I dan Siklus II
Aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung diamati dengan
menggunakan lembar observasi guru. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru
pada siklus I sebesar 70,83 %. Sedangkan hasil observasi guru pada siklus II
sebesar 87,5 %.
Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran diamati oleh pengamat
dengan menggunakan instrumen lembar observasi siswa. hasil pengamatan
terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebesar 66,67 %. Sedangkan Aktivitas siswa
pada Siklus II sebesar 85,41 %. Di bawah ini ditunjukkan perbandingan data
persiklus.
Tabel 2. Perbandingan Data Persiklus
No.
Perbandingan Data per Siklus
1
Siklus
I
II
Siswa yang Tuntas (%)
53,33
86,67
2
Aktivitas Guru (%)
70,83
87,5
3
Aktivitas Siswa (%)
66,67
85,41
4
Rata-Rata Perolehan
64,67
84
5
Ketuntasan Klasikal
53,33
86,67
Pembahasan
Dalam penelitian ini, teknik penggumpulan data dilakukan dengan
menggunakan tes tertulis, wawancara, dan observasi. Tes dilakukan sebelum dan
sesudah
tindakan.
Tes
diberikan
sebelum
tindakan
bertujuan
untuk
mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal siswa mengenai Pokok
Bahasan pengungkit golongan pertama. Tes pada setiap akhir tindakan bertujuan
untuk memperoleh data tentang sejauh mana penguasaan siswa terhadap pokok
bahasan pengungkit golongan pertama yang diberikan setelah diajarkan dengan
menggunakan metode pembelajaran Tandur
Wawancara
dilakukan
untuk
memperoleh
informasi
tentang
pemahaman siswa dalam pokok bahasan pengungkit (tuas) golongan pertama
105
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
yang diperoleh melalui tes setiap akhir tindakan. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada saat wawancara tidak dibuat secara berstruktur, tetapi
bersumber dari hasil pekerjaan siswa dan jawaban-jawaban yang muncul dari
pertanyaan sebelumnya.
Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran, kegiatan ini dilakukan
untuk memperoleh data tentang kejadian dan aktifitas baik yang dilakukan oleh
peneliti ataupun siswa sebagai subjek penelitian selama proses pelaksanaan
tindakan. Data ini diambil dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri
atas lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa. Lembar
observasi guru adalah alat yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
tentang kemampuan guru dalam menerapkan skenario pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Tandur. pengamatan dilakukan selama
pembelajaran berlangsung (dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran).
Sedangkan lembar observasi untuk siswa merupakan alat yang digunakan
mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Dalam pembelajaran ini alokasi waktu yang digunakan pada siklus I dan II
yaitu 2 x 35 menit. Pada siklus I, guru memberikan tes awal menunjukkan
kemampuan siswa sangat rendah terbukti hanya 2 orang siswa yang tuntas.
Setelah menggunkan metode Pembelajaran Tandur pada siklus I siswa yang tuntas
sebanyak 8 orang siswa. Dengan persentase ketuntasan klasikal 53,33 %. Pada
pembelajaran ini, siswa sangat senang belajar dengan menggunakan metode
Pembelajaran Tandur, Tetapi ada beberapa siswa yang tidak percaya diri untuk
mendemonstrasikan hasil kerjanya di depan kelas. Ini dikarenakan siswa tidak
terbiasa maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan hasil kerjanya. Sehingga
pada siklus II direncanakan pada proses pembelajarannya guru lebih berfokus lagi
pada kegiatan siswa. Guru menyediakan lebih banyak lagi alat peraga yang dapat
membedakan prinsip kerja pengungkit.
Setelah melakukan refleksi, maka peneliti memperbaiki kesalahankesalahan yang terjadi pada siklus I. Berdasarkan penerapan pada siklus II, tingkat
kemampuan siswa makin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata
106
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
perolehan siswa siklus II yaitu 84. Dengan ketuntasan Klasikal siswa yaitu 86,67
%. Perolehan tersebut berdasarkan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 13 orang
siswa.
Aktivitas siswa meningkat menjadi 85,41 % dengan kategori sangat baik,
hal ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas guru menjadi 87,5 % dengan
kategori sangat baik.
Menurut Nana Sudjana (1991: 73): “Penilaian Hasil Belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu” Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar
64,67 sedangkan rata-rata perolehan siswa pada siklus II yaitu 84. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Rata-rata perolehan siswa
tersebut merupakan cerminan dari kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pelajaran. Peningkatan nilai siswa juga menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat dikatakan
adanya peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Penggunaan metode Tandur
siswa lebih aktif dalam pembelajarannya karena siswa dituntut untuk menguasai,
memahami dan mendiskusikan hasil pengamatannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan menerapkan Metode Pembelajaran Tandur dapat meningkatkan Hasil
Belajar siswa kelas V SDN Gindopo pada Pembelajaran IPA pokok Bahasan
Pengungkit Golongan Pertama.
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
melalui
Penerapan
Metode
Pembelajaran
Tandur
dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN
Gindopo Kecamatan Basidondo, Kabupaten Tolitoli. hal ini ditunjukkan dari nilai
rata-rata perolehan siswa pada siklus I sebesar 64,67 sedangkan pada siklus II
mencapai 84. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I sebesar
53,33 % menjadi 86,67 % pada siklus II. Aktivitas Guru pada siklus I 70,83 %
107
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
dan pada siklus II 87,5 %. Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 66,67
% dan siklus II 85,41 %.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan
saran yaitu:
Bagi Guru Sekolah Dasar agar dapat menggunakan Metode Pembelajaran
Tandur sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azmiawati, Choiril (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta : PT Intan Pariwara
Depdiknas (2006) KTSP Standar Kompetensi mata pelajaran IPA SD dan
Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum
DePoter, Bobbi. (2005). Quantum Teaching : Mempraktikan Quantum Learning
di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nasution,S. (1986). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jamers: Bandung
Sri Murni, Indah. Ngatman, Chamdani: 2012 Penggunaan model pembelajaran
Kuantum Teacing tipe tandur dalam meningkatkan hasil belajar
matematika di kelas IV SD Negeri Madurejo tahun ajaran
2012/2013.(online) Tersedia: http://Jurnal.fkip.uns.ac.id/index/
Pgsdkebumen/article/viewfile/1609/1184. [10 Juni 2014]
Sucita, I Komang. (2008). Meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
teorema Pythgoras dengan menggunakan metode pembelajaran Tandur di
kelas VIII B SMP Negeri 20 Palu. Skripsi Sarjana pada FKIP UNTAD
Palu : Tidak Diterbitkan.
Sudjana, Nana. (1991). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sulistianto, Heri. (2008). Ilmu pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas V.
Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional.
UsmanUzer. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wibawa, Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
108