Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Tanaman tomat termasuk keluarga besar “solanaceae”. Keluarga ini terdiri tidak
kurang dari 2.200 spesies, yang secara alamiah diciptakan untuk membantu
kelangsungan dan kebahagiaan hidup manusia (Rismunandar.,1995). Kelezatan
cita rasa masakan seolah-olah kurang sempurna tanpa kehadiran tomat, baik
berupa buah segar atau berupa saos. Demikian juga tomat sebagai minuman, juice
tomat, semakin digemari orang. Bahkan, tanpa susah payah pun sebenarnya tomat
sudah bisa dinikmati dengan lezat sebab tomat enak dimakan segar. Bentuk
buahnya yang bulat dengan warna merah merekah serta rasanya yang manismanis asam merupakan daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh buah yang
lainnya (Trisnawati.,1997).
Tomat adalah buah yang banyak mengandung vitamin A dan C.
Kandungan vitamin A nya mencapai 1600 IU yang dapat mencegah penyakit
mata. Sedangkan kandungan vitamin C pada tomat dapat mencapai 35 mg. Pada
tomat yang besarnya sedang, sedikitnya terkandung 30 kalori didalamnya. Sangat
baik untuk mmelihara kesehatan gusi dan mempercepat kesembuhan luka. Tomat
menjadi buah atau sayuran yang paling pas disajikan dalam bentuk lalapan
(Fitriani, E.,2012).


Universitas Sumatera Utara

Pada awal program intensifikasi ini, yaitu tahun 1970 sampai 1980, untuk
mengatasi masalah hama digunakan berbagai jenis dan formulasi pestisida dengan
aneka bahan aktifnya. Pada saat itu, insektisida diprogramkan untuk memberantas
bukannya mengendalikan. Bahkan juga untuk mencegah agar hama tidak timbul.
Kegiatan pemberantas ini sudah terjadwal rapi, misalnya setiap minggu sekali.
Tanpa memperhatikan ada tidaknya serangan dan ekosistem (Wudianto, R.,1997).
Untuk menghindari dampak negatif akibat penggunaan pestisida dan
sekaligus meningkatkan efektivitas penggunaanya, pemerintah melalui sistem
peraturan dan perundang- undangan telah mengatur peredaran, penyimpanan dan
penggunaan pestisida di seluruh wilayah Indonesia (Peraturan Pemerintah No. 7
Tahun 1993). Sebelum diedarkan dan sampai ke tangan petani, pestisida harus
terlebih dahulu dievaluasi oleh Komisi Pestisida (Hasibuan, R.,2015).
Analisis residu pestisida memerlukan peralatan laboratorium yang
memadai dan tenaga ahli dan teknisi yang kompeten di bidang analisis residu.
Permasalahan lain adalah bahwa BMR untuk berbagai jenis pestisida dan produk
pertanian tertentu secara internasional ditetapkan oleh JMPR ( Joint FAO/WHO
Meeting on Pesticide Residues) yang mengadakan rapat sekali setiap tahun di Den


Haag Belanda. Banyak data yang diperlukan untuk menetapkan BMRP termasuk
hasil pemeriksaan tingkat residu pada percobaan lapangan terawasi berdasarkan
pada, GAP (Good Agriculture Practies), perkiraan pemasukan harian residu
pestisida melalui makanan (predicted daily intake of pesticide residues),
toksikologi dan ekotoksikologi pestisida (sunarjono, H.,2014).

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu untuk mengetahui kadar residu pestisida klorpirifos yang terdapat
didalam buah tomat menggunakan alat kromatografi gas penulis mengangkat
masalah ini dalam pembahasan tugas akhir dengan judul “Penentuan Kadar
Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang
Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan
Alat Kromatografi Gas”.
1.2 Permasalahan
Pada tanaman pertanian terutama buah tomat biasanya memiliki kandungan
pestisida berbahan aktif klorpirifos yang tinggi. Kandungan residu pestisida pada
buah tomat dapat mempengaruhi mutu dan kualitas buah tomat. Oleh karena itu,
maka sering timbul permasalahan, apakah kandungan residu pestisida klorpirifos
pada buah tomat sudah memenuhi batas maksimun residu Departemen Pertanian.

1.3 Tujuan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui kandungan residu pestisida
klorpirifos yang terkandung didalam buah tomat sebelum dan setelah dicuci
dengan menggunakan alat kromatografi gas.
1.4 Manfaat
Dengan diketahuinya hasil dari kandungan residu pestisida klorpirifos pada buah
tomat sebelum dan sesudah dicuci menggunakan alat kromatografi gas maka akan
lebih mempermudah masyarakat untuk mengetahui baik atau tidaknya kualitas
buah tomat yang dikonsumsi.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

1 9 48

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 11

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 1

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 17

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 1

Penentuan Kadar Residu Pestisida Pada Buah Tomat Dengan Bahan Aktif Klorpirifos Yang Beredar Di Pasar Pagi Dan Pasar Sore Padang Bulan Medan Menggunakan Alat Kromatografi

0 0 3

Pengaruh Pencucian Terhadap Residu Pestisida Klorpirifos Pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) yang Beredar Di Pasar Brastagi Kabupaten Karo

0 0 3

Pengaruh Pencucian Terhadap Residu Pestisida Klorpirifos Pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) yang Beredar Di Pasar Brastagi Kabupaten Karo

0 0 1

Pengaruh Pencucian Terhadap Residu Pestisida Klorpirifos Pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) yang Beredar Di Pasar Brastagi Kabupaten Karo

0 1 22

Pengaruh Pencucian Terhadap Residu Pestisida Klorpirifos Pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) yang Beredar Di Pasar Brastagi Kabupaten Karo

0 0 4