Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Diare dan Pencegahan Dehidrasi pada Anak di TK Methodist-2 Medan Tahun 2013

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan
“what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan
merupakan respons mental seseorang dalam hubungannya objek tertentu yang
disadari sebagai ‘ada’ atau terjadi.Pengetahuan dapat salah atau keliru, karena bila
suatu pengetahuan salah atau keliru, tidak dapat dianggap sebagai pengetahuan.

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain.
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
b. Umur
Daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita
simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur
tertentu mengingat atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
c. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara

umum,

seseorang

yang

berpendidikan

lebih

tinggi

akanmempunyai

pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya lebih rendah.
d. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan


Universitas Sumatera Utara

seseorang , baik keyakinan itu bersifat positif atau negatif.
e. Sumber informasi
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan
meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.
f. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu
untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
g. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan
menjadi dua, yakni :

a. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
1. Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia
dalam memperoleh pengetahuan adalahmelalui cara coba coba atau dengan kata
yang lebih dikenal “trial and error”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

Universitas Sumatera Utara

tidak berhasil, dicoba kemungkinan lain. Sampai sekarang metode ini masih
sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum tahu atau tidak mengetahui
suatu

cara

tertentu


yang

tepat

dalam

memecahkan

masalah

yang

dihadapi.Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasardasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.

2. Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang
yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh
Summers pada tahun 1926 dan juga ditemukannya kina sebagai obat
penyembuhan penyakit malaria.


3. Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak.Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli
ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam
penemuan pengetahuan. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji
atau membuktikan kebenarannya.

4. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan.Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

Universitas Sumatera Utara


upaya memperoleh pengetahuan.Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa yang lalu.

5. Cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman
dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya,atau agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer
telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang
berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan
metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.Pemberian
hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih
dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
6. Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan
melalui para Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikutpengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak.

7. Kebenaran secara Intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar
kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sisitematis.Kebenaran ini
diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati
saja.

Universitas Sumatera Utara

8. Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang.Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

9. Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataanpernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam
berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalamanpengalaman empiris yang ditangkap oleh indera.Kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu

gejala.

10. Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan- pernyataan umum yang
ke khusus.Aristoteles (384-322SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini
ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”.Silogisme ini merupakan suatu
deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang
lebih baik.

b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistimatis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih
populer disebut metodologi penelitian (research methodology).Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Mula-mula ia mengadakan

Universitas Sumatera Utara

pengamatan terhadap gejala-gejala alam
pengamatannya dikumpulkan


dan

atau kemasyarakatan

diklasifikasikan

dan

akhirnya

kemudian
diambil

kesimpulan umum. Kemudian metode ini dilanjutkan oleh Deobold van Dallen.Ia
mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta
sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal
pokok yakni : (Notoatmodjo, 2010)
1. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.

2. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
3. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

2.2 Diare
2.2.1

Definisi
Diare adalah pengeluaran tinja dengan konsistensi lunak ataupun cair

sebanyak 3x/hari atau lebih. Diare merupakan suatu simptom adanya infeksi pada
saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri virus, dan
parasit.(WHO, 2013)

2.2.2

Klasifikasi
Klasifikasi diare pada anak menurut WHO :
a. Acute watery diarrhea : termasuk kolera dan berhubungan dengan

kehilangan cairan dan dehidrasi yang signifikan pada penderita yang
terinfeksi. Patogen penyebab diare jenis ini termasuk didalamnya
V.cholerae, E.coli, dan juga Rotavirus.

Universitas Sumatera Utara

b. Bloody diarrhea : disebut juga disentri, yang ditandai dengan darah pada
feses. Disentri berhubungan dengan kerusakan pada usus dan hilangnya
nutrisi pada penderita yang terinfeksi. Penyebab paling sering disentri
adalah Shigella.
c. Persistent diarrhea : diare dengan atau tanpa darah yang berlangsung
selama 14 hari. Kelompok yang rentan terhadap diare persisten ini adalah
anak-anak kurang nutrisi dan anak-anak dengan AIDS, dan sebaliknya,
diare jugan memperburuk keadaan mereka.
Berdasarkan lamanya, Suraatmaja (2005) membagi diare menjadi :
a. Diare akut : diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat.
b. Diare kronik : diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah selama masa
diare tersebut.

2.2.3

Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh :
a. Bakteri ( Escherichia coli, Campylobacter, Shigella, Vibrio cholera,
Salmonella, Bacterial food poisoning (Staphylococcus aureus, Bacillus
cereus))
b. Virus ( Rotavirus, Calicivirus, Adenovirus)
c. Parasit :Cryptosporidium dan Giardia merupakan parasit yang dapat
menyebabkan diare pada manusia. Ditransmisikan melalui air, terutama
melalui kolam berenang, kolam bermain anak-anak , sungai dan lain
sebagainya. Parasit ini menyebabkan Recreational Water Illnes (RWI).
Yang paling sering dilaporkan adalah diare.(CDC)
d. Lain-lain : intoleransi laktosa terutama pada bayi dan anak.

Universitas Sumatera Utara

2.2.4

Patogenesis
Berdasarkan patogenesisnya, diare dibagi atas (Suraatmaja, 2010 ;
FKUI,1985) :
a. Diare akut
Adanya mikroorganisme yang masuk ke dalam saluran pencernaan dan
berhasil

melewati

asam

lambung,

kemudian

berkembangbiak.

Mikroorganisme tersebut membentuk toksin(endotoksin). Rangsangan
pada mukosa usus menyebabkan terjadinya hiperperistaltik dan
mengakibatkan diare.
b. Diare kronik
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain adalah infeksi bakteri,
infeksi parasite, KKP (kekurangan kalori protein), dan gangguan
imunologik.

Mekanisme terjadinya diare adalah (FK UI, 1985) :
a. Gangguan osmotik
Makanan atau zat yang tidak dapat diserap menyebabkan peninggian
tekanan osmotik dalam rongga usus yang menyebabkan terjadinya
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.Isi rongga usus yang
berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan menyebabkan
terjadinya peningkatan sekresi air dan elektrolit ke rongga usus, karena
isi

rongga

usus

banyak,

sehingga

merangsang

usus

untuk

mengeluarkannya (diare)

Universitas Sumatera Utara

c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik menyebabkan gangguan penyerapan makanan sehingga
timbul diare.Sebaliknya jika peristaltik usus menurun, mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan yang dapat menyebabkan diare pula.

2.2.5

Patofisiologi
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) yang lebih banyak daripada
pemasukan air (input) selama terjadi diare.Dehidrasi merupakan penyebab
terjadinya kematian pada diare bila tidak ditangani dengan cepat.

Dehidrasi ada 3 jenis (Nelson, 1996) :
a. Dehidrasi isonatremia : tidak ada perbedaan osmotik antara kedua sisi
dinding sel sehingga volume cairan intraseluler tidak berubah. Kadar
natrium serum 130-150 mEq/L.
b. Dehidrasi hiponatremik (Hipotonik) : kadar natrium dalam serum
rendah sehingga cairan dari intraseluler berpindah ke ekstraseluler.
Kadar natrium serum < 130 mEq/L.
c. Dehidrasi hipernatremik (Hipertonik) : kadar natrium dalam serum
tinggi, sehingga cairan dari ekstraseluler berpindah ke intraseluler.
Kadar natrium serum >150 mEq/L.

2. Gangguan asam-basa (metabolik asidosis)
Asidosis metabolik merupakan suatu keadaan dimana pH darah dibawah
normal (pH darah normal 7,35-7,45). Disebabkan karena kehilangan
cairan(basa) pada saat diare. Pernafasan Kuszmaull merupakan salah satu
kompensasi tubuh untuk mempertahankan pH darah.Pernafasan bersifat
cepat dan dalam.

Universitas Sumatera Utara

3. Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat terjadi pada anak-anak yang menderita diare.Pada anak
dengan gizi cukup/baik, hipoglikemia jarang terjadi, hipoglikemia lebih
sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KKP
(Kekurangan Kalori Protein).

4. Gangguan sirkulasi
Akibat diare yang disertai/dengan muntah dapat menyebabkan terjadinya
gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovolemik.Akibatnya adalah
berkurangnya perfusi jaringan dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah
berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun hingga
menyebabkan kematian.

5. Gangguan Gizi
Gangguan gizi diakibatkan karena keluarnya cairan yang berlebih karena
diare dan muntah. Hal ini disebabkan :
a. Orang tua sering menghentikan pemberian makanan karena takut diare
dan / atau muntah semakin bertambah hebat.
b. Pemberian susu tetap diteruskan tetapi diberikan dengan pengenceran
dan pemberian susu encer ini terlalu lama.
Akibatnya terjadi penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.

2.2.6

Gejala klinis
a. Bayi/anak menjadi cengeng dan gelisah
b. Suhu badan meningkat
c. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
d. Konsistensi tinja cair, dengan atau tanpa lendir/darah

Universitas Sumatera Utara

e. Lecet di sekitar anus karena sering defekasi (tinja semakin asam karena
banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak
dapat diabsorpsi oleh usus)
f. Muntah (sebelum/sesudah diare)
g. Gejala dehidrasi

2.2.7

Diagnosis
1. Anamnesis
Tanyakan pada penderita atau keluarga mengenai riwayat perjalanan
penyakit antara lain :
-

Sudah berapa lama diare dialami?

-

Berapa kali sehari diarenya?

-

Sewaktu defekasi berapa banyak?volumenya?

-

Warna dan bau tinja

-

Buang air kecil (banyaknya, terakhir kali, dsb)

-

Makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum terjadi diare

-

Apakah ada penderita diare di sekitar rumah?

-

Riwayat imunisasi

-

Berat badan sebelum sakit.

2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dilihat pada pemeriksaan fisik adalah manifestasi klinis dari
diare seperti anak yang menjadi cengeng dan gelisah, suhu tubuh yang
meningkat, lecet disekitar anus, dan dapat dinilai derajat dehidrasi pada
anak dengan diare.

Universitas Sumatera Utara

3. Pemeriksaan laboratorium
-

Pemeriksaan tinja
Makroskopik dan mikroskopik, biakan kuman, tes resistensi, pH
dankadar gula jika diduga intoleransi laktosa.

-

Pemeriksaan darah
Darah lengkap, pemeriksaan elektrolit, pH dan cadangan alkali, kadar
ureum.

(FK UI, 1985 ; Suraatmaja, 2005 ; WGO, 2012 )

2.2.8

Penatalaksanaan

2.2.8.1 Penatalaksanaan Diare
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal)
Untuk mencegah dehidrasi sebelum anak dibawa ke dokter / petugas
kesehatan dapat diberikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur,
sari buah, air teh, air matang dll.
2. Dietetik ( pemberian makanan)
Anak-anak dengan diare harus tetap diberikan asupan nutrisi yang cukup
untuk mencegah malnutrisi yang dapat memperburuk keadaan anak. ASImakan tetap diberikan sesuai usia anak, dapat diberikan dengan porsi yang
lebih kecil tapi sering.
3. Obat-obatan
Berdasarkan Tatalaksana yang dibuat oleh WHO dalam “The Treatment
of Diarrhoea”, antimikroba hanya bermanfaat pada anak yang menderita
diare berdarah(disentri) dan kolera. Sedangkan obat-obat anti-diare dan
anti muntah tidak memberi manfaat yang praktis pada anak dengan diare
akut atau diare persisten karena obat-obat ini tidak mencegah dehidrasi
atau pun memperbaiki status gizi pada anak, padahal yang paling penting

Universitas Sumatera Utara

dalam penatalaksanaan diare pada anak adalah mencegah dehidrasi dan
memperbaiki status gizi anak.

Menurut Black (2003) dalam Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan (2011), pemberian Zinc selama diare terbukti mampu
mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi
buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan
kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Zinc berperan dalam epitelisasi
dinding usus yang mengalami kerusakan selama diare.

Program

Lintas

Diare

(Lima

Langkah

Tuntaskan

Diare)

yang

diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan berdasarkan Keputusan
Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

dengan

nomor

1216/MENKES/SK/XI/2001 adalah untuk mengatasi penyakit diare di
Indonesia.

Lima Langkah Tuntaskan Diare:
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu/keluarga
(Depkes, 2011)

Universitas Sumatera Utara

2.2.8.2 Penatalaksanaan Dehidrasi
Dehidrasi adalah hilangnya cairan tubuh akibat air yang keluar dari tubuh
lebih banyak dari cairan yang masuk.Penyebab mortalitas yang paling banyak adalah
dehidrasi berat dan kehilangan cairan. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang
dapat dilakukan mulai dari rumah tangga adalah dengan memberikan oralit
osmolaritas rendah, cara membuat oralit adalah dengan mencuci tangan terlebih
dahulu kemudian menyediakan satu gelas air minum (200cc), masukkan satu bungkus
oralit ke dalam air dan aduk oralit sampai larut; dan bila oralit tidak tersedia dapat
diberikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini
yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang
dapat mengurangi rasa mual dan muntah.Jika anak tidak bisa minum, segera dibawa
ke sarana kesehatan.
Tabel 2.1 Penentuan derajat dehidrasi pada diare
Gejala/derajat
dehidrasi
Klasifikasi Dehidrasi
Tanpa dehidrasi
Ringan-sedang
Berat
Keadaan
umum
Mata
Rasa haus
Turgor

Baik, sadar

Gelisah

Normal
Minum biasa,
tidak haus

Cekung
Sangat haus

Kembali cepat

Kembali lambat

Letargi/Tidak
Sadar
Sangat Cekung
Tidak bisa minum
Kembali sangat
lambat
(≥ 2 detik)

*Pembacaan tabel dari kanan ke kiri
*Kesimpulan derajat dehidrasi ditentukan bila dijumpai ≥2 gejala/tanda pada kolom
yang sama
Sumber : WHO, 2005

Universitas Sumatera Utara

2.2.9

Pencegahan
-

Penggunaan air bersih
Penularan kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui Fecal-Oral
kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui
makanan, minuman atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jarijari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan- minum yang dicuci
dengan air tercemar. Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap
serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi
air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan
di rumah.

-

Cuci tangan pakai sabun
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting
dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja
anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan
sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan
angka kejadian diare sebesar 47%).

-

Imunisasi
Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah
agar bayi tidak terkena penyakit campak.Anak yang sakit campak sering
disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah
diare.Oleh karena itu berilah imunisasi campak segera setelah bayi
berumur 9 bulan.

Universitas Sumatera Utara