Penerapan Kode Etik Pustakawan Di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan merupakan salah satu alat media untuk mendapatkan informasi.
Dan tentu saja sebuah perpustakaan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya
media dan sumber daya manusia, yaitu pustakawan. Melimpahnya informasi dalam berbagai
jenis maupun bentuk media, mengharuskan pustakawan untuk melakukan perubahan terhadap
perpustakaan. Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi pustakawan dalam memberikan
kontribusi kinerja yang memuaskan sesuai dengan harapan pengguna. Pustakawan yang
mempunyai kinerja yang baik, tentunya akan menunjang kemajuan suatu perpustakaan,
karena pada hakikatnya prinsip kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh seseorang
atau kelompok dalam suatu organisasi sesuai etika dan moral serta tidak melanggar hukum.
Pelayanan pustakawan yang seharusnya mencerminkan kode etik pustakawan yaitu
yang pertama adalah harus bersikap sopan, ramah, melayani dengan wajah ceria dan
komunikatif kepada pengguna; yang kedua adalah pustakawan dalam memberikan pelayanan
kepada penggunaa harus mampu bersikap luwes, kemudian berusaha mengetahui kemauan
dari pengguna; yang ketiga adalah memberikan pelayanan sampai tuntas, kemudian
menjamin kerahasiaan informasi yang dicari oleh pengguna. Kegiatan di atas juga merupakan
usaha pustakawan dalam meningkatkan kualitas kinerjanya dalam pelayanan pustakawan,
sehingga upaya tersebut akan benar-benar terwujud dan pustakawan diharapkan menerapkan
kode etik pustakawan dalam memberikan pelayanan. Kode etik pustakawan di Indonesia lahir

setelah melalui berbagai perkembangan selama dua puluh tahun melalui kongres yang
diadakan di berbagai kota. Ikatan Pustakawan Indoesia (IPI) menyadari perlu adanya kode
etik yang dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku bagi para anggotanya dalam
melaksanakan tugas melayani masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Penyusunan kode etik pustakawan dimulai sejak tahun 1993, kemudian diperbaharui
pada tahun 1997 dan disempurnakan pada 19 September 2002, dan disempurnakan kembali
pada 15 November 2006 di Denpasar Bali. Kode etik pustakawan merupakan panduan
perilaku dan kinerja pustakawan dalam menjalankan profesinya, dengan demikian kode etik
sangat dibutuhkan oleh pustakawan sebagai landasan kerja dan sebagai pedoman tingkah laku
pustakawan dan sebagai sarana kontrol sosial untuk meningkatkan kepercayaan pengguna
kepada perpustakaan sehingga mengangkat citra pustakawan itu sendiri.
Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara didirikan pada
tanggal 1 Agustus 1956 dan merupakan bagian dari perpustakaan umum, yaitu salah satu
perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi, dan kabupaten dan kota.
Perpustakaan Umum BPAD Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2015, memiliki koleksi
sebanyak 52.570 judul dan 267.934 eksemplar, memiliki jumlah anggota perpustakaan
sebanyak 1421 orang dengan jumlah pengunjung rata-rata setiap hari sebanyak 210

orang.(laporan tahunan Perpustakaan BPAD Tahun 2015). Dari hasil observasi awal peneliti
menemukan permasalahan yang umum dirasakan para pengguna yaitu masih ada pengguna
belum mendapatkan pelayanan yang baik antara lain mendapatkan perlakuan yang kurang
ramah dari pustakawan dan sering kesulitan dalam menemukan informasi yang
dibutuhkannya antara lain mencari koleksi dan narasumber informasi. Pustakawan yang
handal akan terwujud jika pustakawan bekerja secara profesional dan menjalankan kode etik
yang berlaku, namun sayangnya tidak semua pustakawan mengerti apa itu kode etik apalagi
jika kode etik tersebut menyangkut pustakawan sebagai sebuah profesi. Berdasarkan
pengamatan awal pustakawan BPAD Provinsi Sumatera Utara masih terdapat sebagian
pustakawan yang telah bersikap ramah dan sopan dalam melayani pemustaka di lingkungan
BPAD Provinsi Sumatera Utara..

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melihat bagaimana penerapan kode etik
pustakawan khusunya pada layanan pengguna di BPAD Provinsi Sumatera Utara.
Sehubungan dengan itu penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang “Penerapan Kode
Etik Pustakawan Di Badan

Perpustakan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi


Sumatera Utara.”
1.2 Rumusan Masalah
Berawal dari latar belakang penulisan yang sudah dikemukakan maka yang menjadi
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Kode Etik Pustakawan Pada
Layanan Pengguna Di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera
Utara” dalam hal sikap dasar pustakawan dan hubungan dengan pengguna.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ]kode etik pustakawan
diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan oleh pustakawan di BPAD Provinsi Sumatera
Utara.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi BPAD yaitu

hasil

penelitian


ini

dapat

dijadikan

masukan

bagi

perpustakaan BPAD dalam meningkatkan pola kerja yang sesuai dengan kode etik
pustakawan.
2. Bagi Pustakawan yaitu sebagai pedoman dalam menjalankan tugas sebagai
pustakawan sesuai dengan kode etik pustakawan yang ditetapkan oleh IPI.
3. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
melakukan penelitian pada topik yang sama.

Universitas Sumatera Utara

4. Peneliti, yaitu dapat memperdalam pengetahuan penulis khususnya tentang penerapan

kode etik pustakawan di Badan Perpustkaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD)
Provinsi Sumatera Utara.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah penerapan kode etik pustakawan pada BPAD
Provinsi Sumatera Utara berdasarkan kode etik pustakawan Indonesia yang meliputi tentang
1) sikap dasar pustakawan
2) hubungan dengan pengguna, hubungan antar pustakawan
3) hubungan dengan perpustakaan
4) hubungan pustakawan dengan organisasi profesi
5) hubungan pustakawan dengan masyarakat
Adapun batasan dari pembahasan penelitian ini hanya meliputi tentang sikap dasar
pustakawan dan hubungan dengan pengguna.

Universitas Sumatera Utara