Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak pertumbuhan nilai perusahaan sangat penting untuk memaksimalkan
kekayaan pemegang saham dan untuk mencapai tujuan perusahaan secara
keseluruhan, penting untuk mengeksplorasi semua faktor memungkinkan yang
berdampak pada nilai perusahaan.

Semakin tinggi nilai perusahaan, maka

semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham.

Oleh karena itu, nilai

perusahaan yang tinggi akan menjadi keinginan para pemilik modal (pemegang
saham).

Untuk memaksimalkannya mengharuskan adanya optimalisasi biaya

modal perusahaan melalui kebijakan keuangan yang tepat. Dengan banyaknya

rival pada masa sekarang ini, perusahaan dituntut untuk dapat memiliki
manajemen yang baik untuk menarik minat investor. Tuntutan tersebut harus
dipenuhi untuk mempertahankan eksistensi perusahaan dalam dunia usaha.
Salah satu hal yang sangat mempengaruhi nilai perusahaan adalah corporate
governance. Corporate governance didefinisikan sebagai sistem dimana bisnis
perusahaan diarahkan dan dikendalikan (Kajola, 2008).

Mempertahankan

mekanisme corporate governance yang baik sangat penting karena ia membantu
menguatkan image perusahaan, di samping meningkatkan budaya yang sehat
kepada tanggung jawab perusahaan (Baek, JK & JS, 2004; Carter, Simkins, &
Simsons, 2002;

Chtourou S.Marrakchi, 2001). Corporate governance juga

Universitas Sumatera Utara

bertujuan mengatur dan mengendalikan perusahaan dalam menciptakan nilai
tambah (value added) untuk semua yang berkepentingan dalam perusahaan

(stakeholder) (Beasley, 1996; Chtourou S. Marrakchi, 2001).
Corporate governance pada dasarnya menyangkut masalah pengendalian
perilaku para eksekutif puncak perusahaan untuk melindungi kepentingan pemilik
perusahaan (pemegang saham). Masalah ini muncul karena adanya pemisahan
antara kepemilikan dan pengelola perusahaan. Pemilik sebagai pemasok modal
perusahaan mendelegasikan kewenanangan atas pengelolaan perusahaan kepada
professional managers.

Akibatnya, kewenangan untuk menggunakan sumber

daya perusahaan sepenuhnya ada di tangan para eksekutif. Setiap keputusan yang
diambil seharusnya didasarkan pada kepentingan pemegang saham dan sumber
daya yang ada digunakan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan (nilai)
perusahaan. Meskipun demikian, yang sering terjadi adalah bahwa keputusan
yang diambil oleh manajemen tidak semata-mata untuk kepentingan perusahaan
tapi juga untuk kepentingan para eksekutif.

Bahkan dalam banyak kasus,

keputusan dan tindakan yang diambil seringkali hanya menguntungkan eksekutif

dan merugikan perusahaan. Lemahnya corporate governance ini ditandai dengan
tidak transparannya pihak pengelola perusahaan terutama dalam penggunaan dana
dan ketimpangan kepentingan antara pemegang saham dan pihak manajemen
(Iswati, 2007). Kondisi ini akan sangat berakibat fatal jika berlangsung terusmenerus seperti terjadinya kebangkrutan pada sebuah perusahaan seperti yang
pernah terjadi pada perusahaan Enron, Tyco, Worldcom dan Global Crossing

Universitas Sumatera Utara

dimana karena skandal keuangan berskala besar tersebut menyebabkan dikenalnya
istilah corporate governance bagi dunia usaha.
Isu mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di
Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis berkepanjangan.
Sebagaimana dikemukakan oleh (Baird, 2000), salah satu dari penyebab
timbulnya krisis ekonomi di Indonesia adalah pelaksanaan corporate governance
yang tidak baik. Iskander dan Chamlou (2000) juga menyampaikan bahwa krisis
ekonomi yang terjadi di kawasan Asia Tenggara dan negara lain terjadi bukan
hanya akibat faktor ekonomi makro namun juga karena lemahnya corporate
governance yang ada di negara-negara tersebut, seperti lemahnya hukum, standar
akuntansi dan pemeriksaan keuangan (auditing) yang belum mapan, pasar modal
yang masih under-regulated, lemahnya pengawasan komisaris, dan terabaikannya

hak minoritas.

Hal ini berarti bahwa good corporate governance tidak saja

berakibat positif bagi pemegang saham, namun juga bagi masyarakat yang lebih
luas yang berupa pertumbuhan ekonomi nasional. Nervel dan Wilson (2002) yang
dikutip oleh Tjager et al., (2003) menyatakan bahwa secara teori praktek good
corporate governance dapat meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko
yang merugikan dan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Selain corporate governance, faktor keuangan merupakan kunci utama yang
akan mempengaruhi perkembangan perusahaan.

Faktor keuangan berbicara

tentang bagaimana perusahaan mencari dana, mendapatkan dan mengalokasikan
dana tersebut agar efisien dalam penggunaannya. Terdapat tiga fungsi manajemen
keuangan, yang terdiri dari tiga keputusan atau kebijakan utama yang harus

Universitas Sumatera Utara


dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan,
dan keputusan dividen.

Dikatakan bahwa kombinasi ketiganya akan

memaksimumkan nilai perusahaan (Sutrisno, 2000 : 7).
Di dalam menetapkan keputusan pendanaan, yang sering juga disebut
sebagai

kebijakan

struktur

modal,

manajer

dituntut

untuk


dapat

mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang
ekonomis bagi perusahaan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan investasi serta
kegiatan usahanya, yaitu apakah menggunakan sumber dana intern (internal
financing) atau sumber dana ekstern (external financing), yaitu utang. Salah satu
hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas pendanaan adalah kebijakan leverage,
yaitu menentukan sampai sejauh mana utang digunakan dalam struktur modal
perusahaan.
Struktur hutang atau financial leverage perusahaan memberikan gambaran
pada investor bahwa suatu perusahaan dapat menghasilkan laba operasi yang
tinggi dengan adanya beban tetap yang ditanggung perusahaan setiap bulannya
sehingga memberikan tambahan keuntungan bagi para pemegang saham. Bukan
hanya keuntungan, risiko yang dihadapi investor juga dapat digambarkan melalui
struktur financial leverage. Investor pada umumnya menyukai rasio leverage
yang lebih besar guna memperoleh keuntungan dari leverage keuangan. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh kebijakan utang dan nilai
perusahaan. Modigliani dan Miller (MM) mengembangkan teori trade off dari
struktur modal. Mereka menunjukkan bahwa utang bermanfaat karena bunga

dapat dikurangkan dalam menghitung pajak, tetapi utang juga menimbulkan biaya

Universitas Sumatera Utara

yang berhubungan dengan kebangkrutan yang aktual dan potensial. Menurut teori
MM, struktur modal yang optimal berada pada keseimbangan antara manfaat
pajak dari utang dan biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan. Dari temuan ini
dapat dikatakan bahwa kebijakan untuk meningkatkan utang memang akan
meningkatkan nilai perusahaan, namun akan menurun pada titik tertentu akibat
adanya biaya keagenan dan kemungkinan kebangkrutan.
Jika perusahaan terlalu berlebihan terhadap pemakaian leverage di mata
pasar, misalnya dengan menerbitkan sekuritas utang yang berlebihan maka harga
saham perusahaan akan segera melakukan penyesuaian ke bawah.

Pasar modal

sepenuhnya memahami pedang bermata dua dari penggunaan leverage.
Segalanya baik ketika pendapatan naik, namun akan menjadi buruk ketika
pendapatan turun. Dan penggunaan leverage memperbesar fluktuasi awal
pendapatan.

Corporate governance dan financial leverage perusahaan adalah faktor
penting yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu penelitian
ini mengkaji dampak dari corporate governance dan financial leverage terhadap
nilai perusahaan. Hasilnya dapat digeneralisasikan untuk perusahaan manufaktur.
Variabel-variabel yang diproksikan dipilih dari penelitian empiris sebelumnya.
Himpunan variabel proksi meliputi enam faktor : Ukuran dewan direksi, proporsi
komite audit, financial leverage, dan nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul

Universitas Sumatera Utara

“Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan?

2. Apakah proporsi komite audit berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah financial leverage berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan?
4. Apakah ukuran dewan direksi, proporsi komite audit, dan financial
leverage berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris :
1. Ukuran dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan

Universitas Sumatera Utara

2. Proporsi komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan
3. Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan
4. Financial


leverage

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

nilai

perusahaan
5. Ukuran dewan direksi, proporsi komite audit, dan financial leverage
berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian


selanjutnya

perlu

mengidentifikasi

mekanisme

corporate

governance lain untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan, seperti sistem insentif untuk manajemen, dewan direksi, budaya
korporasi, pertemuan RUPS dan lain sebaginya.

2. Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis, khususnya
mengenai pengaruh corporate governance dan financial leverage terhadap
nilai perusahaan.
3. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi
di dalam menerapkan kebijakan keuangannya dalam rangka meningkatkan
nilai perusahaannya.
4. Investor, sebagai bahan masukan di dalam mempertimbangkan pemilihan
investasi yang direncanakan.

Universitas Sumatera Utara

5.

Bagi akademisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
referensi dalam penelitian – penelitian selanjutnya, khususnya yang
berkaitan dengan corporate governance dan financial leverage serta
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financial Leverage dan Kesehatan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 74 78

Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 78

Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 26

Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 4

Pengaruh Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2008-2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 19