Pengaruh keberadaan minimarket terhadap

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia telah mengenal dan melakukan kegiatan jual beli sejak
mengenal peradaban sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan. Dalam
kegiatan jual beli, keberadaan pasar merupakan salah satu hal yang
paling penting karena tempat untuk melakukan kegiatan tersebut
selain menjadi indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat
suatu wilayah.Sama halnya dengan bangsa lain, bangsa Indonesia
telah lama mengenal pasar khususnya pasar tradisional. Berdasarkan
Kamus Umum Bahasa Indonesia pasar berarti tempat orang berjual
beli sedangkan tradisional dimaknai sikap dan cara berfikir serta
bertindak yang selalu berpegang kepada norma dan adat kebiasaan
yang ada serta turun temurun.
Berdasarkan arti diatas maka pasar tradisional adalah tempat
orang barjual beli yang berlangsung di suatu tempat berdasarkan
kebiasaan. Di Indonesia keberadaan pasar Tradisional bukan semata
merupakan urusan ekonomi tetapi lebih jauh kepada norma ranah
budaya, sekaligus peradaban yang berlangsung sejak lama di
berbagai wilayah di Indonesia.Ditengah arus modernitas, keberadaan

pasar tradisional sebagai suatu budaya bangsa saat ini mencoba
untuk bertahan dan mengembangkan diri agar bisa besaing ditengah
arus tersebut. Liberalisasi investasi yang semakin tidak terbendung
telah

membuat

pasar

tradisional

semakin

terdesak

dengan

bermunculannya pasar modern yang menawarkan lebih banyak
komoditi, harga serta kenyamanan. Kenyataan tersebut telah
membuat masyarakat indonesia berpaling dari bagian kebudayaan

dan beralih kepada kehidupan modern yang serba praktis dengan
intensitas intraksi yang minim.Pasar itu sendiri terdiri dari dua yaitu
pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional adalah tempat
1

berjual beli dimana konsumen masih bisa melakukan tawar menawar,
salah satu contoh dari pasar tradisional yang sering terlihat di pinggir
jalan atau di pemukiman penduduk yang biasa disebut pedagang
kelontong. Sedangkan pasar modern tempat dimana konsumen dapat
membeli barang-barang yang diinginkan tapi di tempat ini tidak dapat
lagi melakukan tawar-menawar seperti pasar tradisional karena
harganya sudah terpatok. Salah satu contoh dari pasar modern ini
adalah minimarket seperti alfamart, alfamidi, indomart dan sebagainya
Sejak saat itu, peritel-peritel asing mulai berdatangan dan
meramaikan industri ritel Indonesia. Beberapa contohnya adalah
Continent, Carrefour, Hero, Walmart, Yaohan, Lotus, Mark & Spencer,
Sogo, Makro, Seven Eleven, dan lain-lain. Ritel modern tersebut
terbagi menjadi beberapa skala usaha yakni Department Store,
Hypermarket, Supermarket, dan Minimarket. Pertumbuhan pasarpasar modern itu sendiri disebut kawasan yang mencerminkan suatu
bentuk aktifitas perdagangan retail, pusat perbelanjaan serta daerah

hiburan yang terletak di tengah kota yang memiliki pengaruh besar
terhadap kegiatan ekonomi. Minimarket sebenarnya adalah semacam
toko kelontong yang menjual segala macam barang dan makanan,
namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda
dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan,
dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rakrak dagangan dan membayarnya di kasir. Minimarket yang ada di
Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Ceriamart, Starmart, Circle K,
dan lain-lain.
Persebaran minimarket pada satu sisi memiliki dampak yang
baik, hal ini membuktikan adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi dan menciptakan investasi, namun di sisi lain hal ini dapan
menyebabkan kelesuan para pedagang kios tradisional, bahkan
mematikan usaha mereka. Kehadiran pasar modern tersebut telah
memunculkan iklim persaingan yang tidak sehat yang merugikan

2

pedagang kios kecil. Tidak menutup kemungkinan, kondisi yang
timpang


tersebut

juga

berpotensi

munumbuhkan

benih-benih

kecemburuan sosial di antara para pelaku perdagangan. membuat
pedagang kios kecil semakin terpuruk bahkan mati karena tergerus
keberadaan minimarket yang menawarkan kenyamanan berbelanja,
kemudahan pembayaran, kualitas produk yang lebih baik dan nilai
plus lainnya bila dibandingkan dengan apa yang dapat ditawarkan
oleh pedagang
bermunculan

Kios tradisional. Terlebih lagi sekarang
minimarket


yang membuka

tokonya

banyak
24

jam

sehingga persaingan antara mini market dengan pedagang kios
kecil semakin tidak seimbang.
Dengan menjamurnya minimarket 24 jam di Indonesia sudah
pasti mempengeruhi penjualan pedagang tradisonal. Saingan para
pedagang tradisional akan bertambah. Saingan antara sesama
pedagang dan saingan dengan toko modern (minimarket). Selain itu,
banyak pasar tradisional yang digusur pemerintah karena alasan tata
kota. Lahan mereka dijadkan pusat perbelanjaan yang lebih mewah
dan mahal
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana
pengaruh

keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi

pedagang pasar tradisional di Desa Sribantolo?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:Untuk menjelaskan pengaruh
minimarket

terhadap

kondisi

sosial

ekonomi


keberadaan

pedagang

pasar

tradisional di Desa Sribantolo.

3

1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Khusus dari penelitian ini adalah: Dapat bermanfaat dan
menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan semua
pihak akademisi. Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi
sumbangan pemikiran .
b. Manfaat Umum dari penelitian ini : Untuk mengantisipasi dampak
negatif keberadaan mini market terhadap kondisi ekonomi pasar
tradisional.


1.5 Hipotesis
1. Keberadaan mini market berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang pasar.
2. Keberadaan mini market tidak berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang pasar .

4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Minimarket
Pengertian Minimarket Secara Kata merupakan gabungan dari
kata, “mini” dan “market”. Mini berarti “kecil” sedang market berarti
“pasar”. Jadi minimarket adalah sebuah pasar yang kecil, atau
diperjelas menjadi sebuah tempat yang kecil tapi menjual barangbarang bervariatif dan lengkap seperti di dalam pasar. Minimarket dan
toko kelontong memiliki banyak kesamaan. Toko kelontong kini juga
sudah banyak yang menggunakan komputer. Toko kelontong juga
sudah banyak yang menggunakan rak standar.Secara bahasa
Pengertian


minimarket

adalah

pasar

swalayan

kecil.Sebuah

minimarket sebenarnya adalah semacam "Toko Kelontong" atau yang
menjual segala macam barang dan makanan, perbedaan nya disini
biasa nya minimarket menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of
sale untuk penjualan nya, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah
supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan
sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia
butuhkan dari rak-rak minimarket dan membayarnya di meja mesin
kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang.Sebuah
minimarket


jam

bukanya

juga

lain

dari

sebuah

supermarket,

minimarket circkle K 24 jam bukanya hingga 24 jam. Minimarket yang
ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Ceriamart, Starmart,
CirclK, dan banyak minimarket yang dikelola individu perorangan
lainnya.
2.2 Pengertian Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah tempat pembeli dan penjual melakukan
transaksi secara langsung dan disertai dengan proses tawar menawar.
Barang yang diperjualbelikan merupakan barang kebutuhan sehari-hari

5

masyarakat, seperti makanan, kue, buah-buahan, pakaian, barang
elektronik, dan jasa.
Biasanya setiap pasar tradisional diberi nama. Ada yang diberi
nama menurut tempatnya, seperti Pasar Jatinegara dan Pasar
Palmerah. Ada yang diberi nama menurut hari, seperti Pasar Jumat,
Pasar Rebo, dan Pasar Senen. Ada juga yang diberi nama menurut
barang yang diperdagangkan, seperti pasar hewan yang hanya
menjual hewan, pasar buah yang khusus menjual buah, pasar beras
yang hanya menjual beras, dan pasar sayur mayur yang hanya
menjual sayur mayur.
Pasar tradisional semacam itu disebut juga pasar induk. Di
pasar inilah para pedagang membeli barang dagangan untuk dijual
kembali di tempat lain.Bangunan di pasar tradisional berbentuk toko
dan los. Toko biasanya digunakan untuk berjualan aneka kue, pakaian,
dan barang pecah belah. Adapun losnya digunakan untuk berjualan
sayuran, buah-buahan, ikan, dan daging.
Ruangan untuk berjualan di pasar tradisional tidak luas,
penerangan secukupnya, dan tanpa pendingin udara. Kebersihan juga
sering

kurang

terjaga.

Sampah

banyak

berserakan

sehingga

menimbulkan bau. Akibatnya jika hujan, pasar tradisional terlihat becek
dan kotor.
Namun,
ditingkatkan.

saat

ini

Genangan

pengelolaan
air,

lingkungan

pasar

tradisional

kumuh,

dan

mulai

suasana

berdesak-desakan jarang terlihat di pasar tradisional. Kini pasar
tradisional semakin bersih dan nyaman untuk dikunjungi
Kegiatan jual beli di pasar tradisional terjadi karena ada dua
pihak yang mau menjual dan membeli. Kedua pihak ini melakukan
tawar menawar harga. Penjual berusaha menawarkan barang dengan
harga setinggi-tingginya. Sebaliknya, pembeli berupaya mendapatkan
harga serendah-rendahnya. Kegiatan jual beli pun terjadi setelah ada
kesepakatan harga di antara keduanya.

6

2.3 Definisi Sosial Ekonomi
Sosial Ekonomi - Sosial mengandung arti segala sesuatu yang
berhubungan dengan masyarakat, sementara itu ekonomi memiliki
artian sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi,
distribusi, pemakaian barang serta kekayaan. Sekilas Sosial dan
Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmu yang berbeda, namun
diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu
kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak
terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di
masyarakat kita. Jadi bisa dijadikan kesimpulan adalah bahwa sosial
ekonomi mengandung pengertian sebagai segala sesuatu hal yang
berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat seperti sandang, pangan dan papan
Beberapa pengaruh pasar tradisional terhadap munculnya Mini
market :
1. Pengaruh munculnya minimarket 24 jam terhadap pedagang
tradisional
Dengan menjamurnya minimarket 24 jam di kota-kota Indonesia
sudah

pasti

mempengeruhi

penjualan

pedagang

tradisonal.

Saingan para pedagang tradisional akan bertambah. Saingan
antara sesama pedagang dan saingan dengan toko modern
(minimarket). Selain itu, banyak pasar tradisional yang digusur
pemerintah karena alasan tata kota. Lahan mereka dijadkan pusat
perbelanjaan yang lebih mewah dan mahal
2. Pengaruh minimarket terhadap system sosial budaya
Dengan adanya minimarket 24 jam maka masyarakat indoneisa di
bawa kearah perubahan sosial. Perubahan sosial disini sangat
merugikan pasar tradisional. Konsumen diajarkan untuk blanja
dengan lebih simple dan praktis tanpa adanya tawar menawar

7

antara pedagang dan pembeli. Ini akan mrubah cirri khas
perdaganagn yang ada di Indoneisa. Semua harga sudah di
patokkan. Interaksi antara pembeli dan pedagang pun nyris tidak
ada.
Ada 2 faktor penyebab perubahan sosial dalam masyarakat
yaitu faktor extern dan intern:
a. Faktor Intern
1. Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran,
kematian, migrasi)
2. Adanya Penemuan Baru.
3. konflik yang terjadi dalam masyarakat
4. Pemberontakan atau revolusi
b. Faktor Extern :
1. perubahan alam
2. peperangan
3.pengaruh

kebudayaan

lain

melalui

difusi(penyebaran

kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang
masih

terlihat

masing-masing

sifat

khasnya),

asimilasi

(pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang
sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Solusi pengaruh minimarket terhadap pasar tradisional:
1. Adanya perhitungan membangun minimarket di setiap daerah.
2. Harga produk supermarket dan minimarket harusnya lebih
mahal dibandingkan dengan harga pasar tradisonal.
3. Pemerintah seharusnya mampu mengelola pasar tradisonal
dengan lebih baik.
Namun dasar ekonomi dalam negeri yang tidak tergoyahkan
saat itu, yakni ekonomi perdesaan dan usaha kecil menengah.
Apabila

kedua

komponen

tersebut

juga

ikut

rusak,

maka

perekonomian di negara kita bisa hancur.

8

Krisis ekonomi global akan sangat berpengaruh terhadap
perekonomian di Indonesia. Sedikit saja perekonomian dunia terkena
krisis, maka dampaknya akan terasa bahkan hampir setiap 10 tahun
Indonesia terkena krisis. Kenapa India tidak goyah, atau China bahkan
Malaysia. Untuk itu, perekonomian perdesaan dan perusahaan kecil
menengah harus benar-benar dipertahankan karena keberadaannya
sangat penting dalam menopang perekonomian secara nasional.
Pasalnya sederhana maukah semua pihak mengikuti aturan
dan rambu yang ada. Disisi lain betul tumbuhnya toko modern bisa
menghidupkan daerah yang tidur, sehingga dengan adanya took
modern bisa jadi hidup. Tapi, kewajaran tumbuhnya toko modern
harus tetap mengacu terhadap peraturan yang ada.
Jadi, Keberadaan minimarket itu sangat berpengaruh dalam
penjualan kepada masyarakat sekitar. Pasalnya, konsumen lebih
memilih memilih belanja di minimarket walau hanya membeli sabun,
shampo atau kebutuhan pokok lain. Padahal di toko terdekat juga
menjual barang serupa tapi enggan masyarakat enggan membeli
barang di toko setempat. Pedagang pasar tradisional di sini
merupakan bagian dari sistem sosial yang ada. Fungsinya sebagai
tempat masyarakat berinteraksi, bisa dikatakan sangat penting.
Karena sebagai suatu subsistem, ia menjaga keseimbangan sosial
dalam masyarakat. Kegiatan interaksi yang terjadi di dalamnya,
menciptakan suasana yang harmonis antara pedagang dan pembeli
sebagai individu dalam masyarakat.
Proses sosialisasi yang terjadi di dalamnya, ideal dengan
budaya ketimuran orang Indonesia seperti yang telah dijelaskan di
atas. Persamaan makna dari suatu komunikasi, terlihat dari kegiatan
tawar-menawar yang dilakukan antara pedagang dan pembeli.
Interaksi yang ada antara pedagang dan pembeli, mengakibatkan
adanya proses saling mengenal satu sama lain.

9

Dengan munculnya minimarket 24 jam, yang sekarang
menjamur, pedagang pasar tradisional mendapat tekanan-tekanan,
walaupun hal tersebut tidak langsung dirasakan mereka. Namun,
secara tidak sadar, hadirnya minimarket-minimarket ini, lamakelamaan akan menekan keberadaan mereka. mulai dari saingan
yang bertambah tidak hanya antara sesama pedagang, namun juga
dengan minimarket yang ada.
Hal ini juga dengan sendirinya merubah proses sosialisasi yang
ada. Sistem sosial yang ada akan berubah, menjadi tidak seimbang
lagi dikarenakan fungsi pasar tradisional sebagai tempat berinteraksi
telah berkurang. Ini tidak hanya berdampak pada proses sosial saja,
namun

juga

berdampak

bagi

masing-masing

individu

dalam

masyarakat. Akan muncul sifat individualis masyarakat. Sebagai
contoh, pada pasar tradisional pembeli sepenuhnya dilayani oleh
pedagang, yang mengakibatkan terjadinya interaksi secara langsung
satu sama lain. Namun tidak demikian di minimarket, atau
supermarket. Pelayanan dirubah menjadi swalayan, atau self service.
Yaitu, pembeli diarahkan untuk melayani diri sendiri dalam membeli
barang yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan kurangnya interaksi
antara individu. Lama kelamaan, hal ini akan menjadi biasa, dan
menjadi gaya hidup dalam masyarakat.
Tidak hanya itu, dari segi ekonomi juga sangat berdampak bagi
pedagang pasar tradisional. Para pelanggan yang berkurang karena
mereka

beralih

pada

minimarket

dan

supermarket,

tentunya

mengurangi pendapatan para pedagang. Apabila hal ini dibiarkan
terus menerus, maka akan terjadi ketidakseimbangan di bidang
ekonomi. Para pedagang yang tadinya mengandalkan pendapatan
dari berdagang, terpaksa harus mencari lahan lain yang dapat
menghasilkan pendapatan.
Begitulah tinjauan berdasarkan fungsional struktural. Bahwa
setiap sistem sosial merupakan siklus yang selalu berubah dan

10

membentuk suatu sistem yang baru. Adanya minimarket 24 jam,
mengakibatkan ketidakseimbangan dalam sistem sosial. Namun
perlahan-lahan, ketidakseimbangan tersebut akan bergerak dan
membentuk suatu keseimbangan yang baru. Mau tidak mau,
pedagang pasar tradisional harus mengikuti perkembangan tersebut.
Mereka akan beralih fungsi membentuk suatu tatanan yang baru, dan
kebiasaan yang baru pula.

11

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian adalah penelitian Metode deskriptif merupakan salah
satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif
bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang
melukiskan

gejala

yang

ada,

mengindetifikasi

masalah

atau

memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat
perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang
lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari
pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang. Dengan demikian metode penelitian
deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini
bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan hasil observasi
dan data kuatitatif yang diperoleh.
1. Observasi

adalah

metode

pengumpulan

data

melalui

pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan
langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini,
peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu
mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung
berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu
pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali
kepada

observasi

untuk

membuktikan

kebenaran

ilmu

pengetahuan tersebut. Dengan observasi kita dapat memperoleh
gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui
dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki
sehingga berfungsi eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan

12

memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan
mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi,
jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai
data konkret secara langsung di lapangan atau tempat
penelitian.
2. Metode wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu
(Esterberg, 2002). Wawancara merupakan alat mengecek ulang
atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi
langsung antara peneliti dan sampel.Dalam penelitian dikenal
teknik wawancara-mendalam .Teknik ini biasanya melekat erat
dengan penelitian kualitatif.
3.2 Prosedur Penelitian
Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta
empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari
mengkaji berbagai literatur relevan. Penelitian dilakukan secara
sistematis, empiris, dan kritis mengenai fenomena-fenomena yang
dipandu oleh prosedur berikut:
1. Menyiapkan target pengamatan beserta indikatornya
2. Menjalankan pengamatan.
3. Menyiapkan bahan pertanyaan wawancara kepada responden
4. Memperdalam temuan dengan wawancara
5. Mengumpulkan temuan pengamatan dan wawancara.
6. Menganalisis temuan.
7. Menyusun laporan penelitian

13

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 November - 23
November 2015. Penelitian akan dilakukan Didesa Sribantolo
Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur.

14

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur penelitian dan menganalisa
setiap temuan dalam kegiatan observasi dan wawancara dengan
responden yang terpilih, mengenai pengaruh keberadaan minimarket
terhadap kondisi sosial ekonomi pedagang pasar tradisional di Desa
Sribantolo, maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini :
Tabel Hasil Penelitian
No.

Pertanyaan

1

Apakah keberadaan
mini market
(Alfa/Indomaret)
mempengaruhi usaha
anda?

2

Seberapa jauh
pengaruh minimarket
terhadap usaha anda ?

3

Jawaban
Ya
Ya sangat mempengaruhi
Ya
Tidak
Tidak
Ya sangat

Tidak berpengaruh
Ya sangat berpengaruh
karena harga barang
diminimarket sering diskon
terutama harga bahan
pokok
Sangat
berpengaruh
karena
harga
barang
diminimarket
sangat
lengkap
Tidak sama sekali
.tidak
Ya karena dengan ada
mini
market
pasar
tradisional sepi konsumen
Berapa
penghasilan Kurang lebih 3 juta
anda sebelum adanya 1 juta
mini market?
2 juta

No.
1
2
3
4
5
6
1
2

3

4
5
6

1
2
3

15

4

5

6

Berapa panghasilan
anda setelah adanya
minimarket ?

Bagaimana
seharusnya kebijakan
pemerintah agar
pengusaha minimarket
tidak bersinggungan
dengan pedagang
biasa ?

Bagaimana cara anda
mengatasi keadaan
ini?

5 juta
500 ribu
2.5 juta

4
5
6

1 jt
700 rb

1
2

1,5 jt
2 juta
300 ribu
1 juta

3
4
5
6

Di samakan harganya
Harga sembako jangan
telalu naik.
Harga di samakan
Seharusnya pemerintah
tidak menaiki harga bahn
pokok
Seharusnya diadakan
sosialisai anatar pedagang
dengan pengusaha
minimarket
Harga sembako harus
stabil jadi tidak ada
perselisiahan
Harga barang di turunkan
bersabar
Pemerintah harus bisa
mengelola pasar
tradisional lebih baik
Harus membuat strategi
agar bisa menarik
konsumen
Dengan mengadakan
diskon seperti mini market
Kalau bisa di lengkapi
barang barang seperti di
minimarket

1
2
3
4

5

6

1
2
3

4

5
6

16

4.2 Pembahasan
Keberadaan mini market ternyata secara perlahan menggeser
konsumen pasar tradisional secara perlahan baik disadari atau tidak
pedagang pasar telah dirugikan dengan keberadaan minimarket. Dari
responden yang dipilih secara acak secara keseluruhan terpengaruh
oleh keberadaan minimarket baik langsung maupun tidak langsung.
Dari seluruh responden 60% sadar keberadan minimarket telah
merugikan jalannya usaha mereka dan 40% masih menyatakan
keberadaan mini market tidak berpengaruh pada usaha mereka.
Tetapi ketika ditilik mengenai pengahasilan mereka sebelum
dan sesudah berdirinya minimarket secara keseluruhan mengalami
penurunan drastis. Penurunan penghasilan hingga 63% adalah bukti
nyata bagaimana keberadaan mini market telah menyedot konsumen
pasar tradisional di desa sribantolo.
Menjamurnya pasar modern yang ada di Indonesia, bahkan
sampai ke wilayah pedesaan dan mengakibatkan pasar-pasar
tradisional termasuk warung-warung kecil semakin tersingkirkan. Pola
pikir dan gaya hidup modern merupakan salah satu penyebab
masyarakat lebih senang untuk belanja kebutuhan sehari-hari di pasar
modern, yang dianggap lebih nyaman, bersih, dingin, dan lebih
terjamin kebersihannya, daripada belanja di pasar tradisional yang
dianggap kotor, becek, dan bau yang tidak sedap. Selain itu, strategi
pasar modern dapat menarik pembeli. Mereka melakukan berbagai
strategi harga dan non harga, misalnya dengan memberikan diskon
harga pada waktu tertentu, strategi non harga dalam bentuk iklan dan
parkir gratis.
Patut

diakui

bahwa

pasar

modern

memang

memiliki

keunggulan di tengah masyarakat yang cenderung berkarakter manja
dan serba instan. Pasar ini melakukan penjualan barang-barang yang
juga ada di pasar tradisional, termasuk kebutuhan-kebutuhan pokok

17

manusia. Para pembeli dimanjakan dengan tawaran harga yang
menarik, kemasan yang rapi, jenis barang lebih lengkap, lingkungan
yang bersih dan nyaman, petugas pelayanan yang ramah dan
menarik, yang dapat menyebabkan pasar ini juga menjadi tempat
wisata keluarga yang murah dan menyenangkan. Dari aspek harga
pun pasar modern terkadang diopinikan dan terkesan lebih murah
daripada harga di pasar tradisional. Dengan strategi subsidi silang,
membuat harga suatu jenis barang menjadi lebih murah, dan
menjadikan harga barang yang lain menjadi lebih mahal dibandingkan
dengan harga di pasar tradisional. Kelangsungan pasar tradisional
berkaitan erat dengan perlindungan terhadap pasar tradisional.
Berbagai strategi telah dilakukan para pedagang pasar untuk
bisa bersaing dengan keberadaan minimarket sebagai pasar modern.
Namun untuk menghadapi persaingan dengan pasar modern, maka
pasar tradisional perlu memiliki strategi khusus dari para pedagang
pasar karena kenyataannya yang dihadapi saat ini pasar modern lebih
eksistensi dari pada pasar tradisional. Maka dari itu perlu adanya
strategi dari pedagang mempertahankan pelanggan dan keberadaan
usahanya membangun rencana mengubah citra dan khas yang
mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan konsumen sebagaimana
yang dilakukan oleh pasar modern. Peran Pengelola Pasar Tradisional
sangat penting untuk mengupayakan agar strategi tersebut berjalan
dengan baik, bahkan harus bisa mensinergikan setiap elemen atau
pihak yang terkait dalam pembinaan dan pemberdayaan pasar
tradisional tersebut.
Beberapa hal yang harus dibenahi seperti: kebersihan, lantai
yang kering tidak becek, penataan lokasi yang sesuai dengan jenis
barang yang dijual, lorong untuk pembeli yang lapang agar mudah
berlalu-lalang antara pembeli, adanya pengaturan pencahayaan dan
pengaturan udara, keamanan, tersedianya pusat informasi, adanya
pelatihan secara rutin bagi para pedagang tentang bagaimana

18

mengatasi kebakaran dan bagaimana menyelamatkan diri jika terjadi
kebakaran. Maka, Pengelola Pasar Tradisional dituntut untuk menjaga
pasar tradisional tersebut agar tetap memiliki eksistensi, dikelola
dengan bersih, indah dan higienis secara terus-menerus. Jika pasar
tradisional dikelola dengan baik dan menarik, maka tidak perlu
khawatir menghadapi pasar modern karena keduanya adalah samasama tempat dimana penjual dan pembeli melakukan transaksi.

Pasar Tradisional tidak sekedar berhenti pada pembangunan
sarana fisiknya saja, berbagai upaya perlu dilakukan seperti pelatihan
manajemen

pengelolaan

pasar

tradisional,

penyusunan

model

pembangunan dan pengelolaan pasar dan peningkatan pengetahuan
dan kemampuan pedagang serta memfasilitasi pelaksanaan pos ukur
ulang dalam rangka peningkatan tertib ukur guna melindungi
konsumen. Seperti pedagan memberi tulisan informasi harga,
penataan dagangan, kebebasan konsumen memilih, keramahan
pelayan, citra pelayan. Pasar yang sehat, bersih dan dinamis akan
ramai dikunjungi dan tentunya akan menguntungkan pedagang,
pengelola, serta pemerintah daerah setempat.
Namun disayangkan untuk responden sendiri belum memiliki
solusi yang tepat untuk mengatasi keadaan ini maka perlu sosialisasi
dan peran pemerintah dalam memepertahankan eksistensi pedagang
pasar tradisional. Dari penelitian yang dilakukan didapat bahwa
keberadaan mini market telah menurunkan jumlah konsumen
pedagang pasar tradisional, dengan nilai penurunan omset antara
25% sampai 63% dan pada rata-rata 41%. Tentu penurunan
penghasilan ini akan menurunkan kesejahteraan ekonomi mereka
juga. Demikian pembahasan penelitian ini.

19

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan mengenai pengaruh menjelaskan
pengaruh

keberadaan minimarket terhadap kondisi sosial ekonomi

pedagang pasar tradisional di Desa Sribantolo ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Keberadaan mini market telah menurunkan jumlah konsumen
pedagang pasar tradisional, dengan nilai penurunan omset
antara 25% sampai 63% dan pada rata-rata 41%. Tentu
penurunan penghasilan ini akan menurunkan kesejahteraan
ekonomi mereka
2. Pedagang pasar memiliki solusi yang tepat untuk mengatasi
persaiang dengan minimarket maka perlu peran dan sosialisasi
pemerintah dalam memepertahankan eksistensi pedagang
pasar tradisional.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat maka peneliti
memberikan saran berikut ini:
1. Pemerintah harus kembali mengatur tata ruang keberadaan
pasar modern dan pasar tradisional.
2. Pasar tradisional harus berbenah diri baik dalam segi fisik
maupun citra pelayanan.
3. Diadakan penelitian lebih lanjut, karena penelitian ini masih
bersifat rintisan.

20

DAFTAR PUSTAKA
Arfan, Fachry. 2011. Pengaruh adanya minimarket terhadap tingkat
penjualan barang bagi pedagang pasar tradisional Ciputat. Bekasi.
Budianas, Nanang. 2013. Pengertian Omzet Penjualan. Makassar.
Dedi. 2012. Dampak Keberadaan Waralaba Minimarket Terhadap
Kelangsungan Bisnis Toko di Sekitarnya : Berdasarkan Penelitian di
Beberapa Kota Pada Kurun Waktu 2012. Jakarta.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Iffah, Melita (dkk). 2010. Pengaruh toko modern terhadap toko usaha
kecil skala lingkungan (studi kasus: minimarket kecamatan Blimbing,
kota Malang). Malang.
Juliandi, Azuar. 2006. Perkembangan Instrumen Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Pembeli.Jakarta.
Mei Ningrum, Putrie. 2011. Pengertian Manajemen Retail. Universitas
Gunadarma.
Membangun Minat Beli : Definisi, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
dan Minat Pembelian Ulang (Future Intention).2011. Jakarta.
Ottis, Widiandra Damasus & Sasana Hadi. 2013. Analisis dampak
keberadaan pasar modern terhadap keuntungan usaha pedagang
pasar tradisional. Semarang.
Pakpahan, Effendi. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi omzet
penjualan. Universitas Muslim Nusantara Washliyah. Medan.
Prihati Ningsih, Wahyu. 2010. Pasar modern vs pasar tradisional.
Semarang.
Salindri. 2010. Penelitian dampak keberadaan pasar modern terhadap
(supermarket dan hypermarket) terhadap ritel koperasi/waserda dan
pasar tradisional. Jakarta.
Suratmi,
Jakarta.

Elita.

2012. Pengaruh

Perkembangan

Pasar

Modern.

Yanzehsan. 2012. Pengaruh Minimarket di Pedesaan Terhadap
Perekonomian Pedagang Kecil. Jakarta.

21

22