T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Suruh T1 BAB IV

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Subjek Penelitian
Pada BAB IV ini di uraikan tentang pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 1 Suruh.
Data yang diperoleh meliputi gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
guru yang diambil dari angket. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan masingmasing variabel, serta analisis regresi untuk pengujian hipotesis penelitian.
Pada bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian dan responden
pada penelitian ini serta proses menganalisis data-data yang diberikan oleh
responden tersebut untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang
telah diajukan pada bab 2 dan bab 3.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana
dengan bantuan softwareSPSS version 16.0 Sebelum sampai pada tahap
pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel
independen dan variabel dependen maka dilakukan terlebih dahulu uji
validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas bertujuan
untuk melihat valid dan konsistennya indikator penelitian.


4.1.1 Gambaran Umum Penelitian
Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 27 November 2014.
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 34 dan kuesioner yang
disebarkan kembali 34, hal ini sesuai dengan jumlah sampel yang
diharapkan. Kuesioner yang telah diisi dengan benar kemudian akan
diolah menjadi data penelitian. Jawaban responden memiliki nilai
minimum 1 dan nilai maksimum 4 pada setiap indikator.
4.1.2 Tempat Kedudukan
SMA Negeri 1 Suruh berkedudukan di Jalan Jatirejo No. 17 Suruh,
Kab. Semarang 50776 Telp. (0298) 317266, Fax (0298) 317266.
4.2 Hasil Analisis Pendahuluan
1. Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah
Pada penelitian ini, gaya kepamimpinan transformasional kepala
sekolah di ukur dengan menggunakan indikator idealized influence,
inspirational

motivation,

intelectual


stimulation,

individualized

consideration.

Hasil deskriptif tentang gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah (X) dalam pengisian angket terdapat 34 responden dengan 22 item
pernyataan, diperoleh skor paling rendah adalah 59 dan skor maksimum
dari data gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah 88
(terlampir ). Hasil perhitungan statistic discriptif melalui komputer dengan
bantuan progam SPSS 16 for windows untuk variabel gaya kepemimpinan

transformasional Kepala Sekolah (X) pada tabel 4.1 diperlihatkan bahwa
untuk N sebesar 34 diperoleh rata-rata (mean) sebesar 67,8824 simpangan
baku (standar deviasi) sebesar 5,98364, skor minimum sebesar 59 dan skor
maksimum dari data variabel gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah adalah sebesar 88.
Sehingga dalam hal ini jarak interval dapat dihitung sebagai berikut :


i=




keterangan :
i= interval kelas
R=Rentangan
k=banyak kelas


i= =


88−59
3

=

29

3

= 9,66 =10

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gaya Kepemimpinan Transformasional
Kepala Sekolah
Frekuensi
No.

Interval Skor

Kriteria

F

%

1

79 – 88


Tinggi

3

9

2

69 – 78

Cukup

8

23

3

59 – 68


Rendah

23

68

Jumlah

34

100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa penyebaran skor variabel gaya
kepemimpinan transformasional kepala sekolahn menunjukkan 23
respoden kategori rendah memperoleh skor yang bervariasi adalah 59 - 68
sebesar (68%). Terdapat 8 responden kategori cukup memperoleh skor
yang bervariasi antara 69 - 78 sebesar (23%). Kategori tinggi 3 responden
memperoleh skor bervariasi antara 79 - 88 sebesar (9%). Hal ini berarti
bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah

rendah.
2. Kinerja Guru
Pada penelitian ini, kinerja guru di ukur dengan menggunakan
indikator kompetensi paedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial.
Hasil deskriptif tentang Kinerja Guru (Y) dalam pengisian angket
terdapat 34 responden dengan 25 item pernyataan, diperoleh skor paling
rendah adalah 60 dan skor maksimum dari data gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah yang tertinggi adalah 84.
Hasil perhitungan statistic discriptif melalui komputer dengan bantuan
progam SPSS 16 for windows untuk variabel kinerja guru (Y) pada tabel
4.2 diperlihatkan bahwa untuk N sebesar 34 diperoleh rata-rata (mean)
sebesar 70,0882 simpangan baku (standar deviasi) sebesar 5,28215, skor

minimum sebesar 60 dan skor maksimum dari data variabel supervisi
kepala sekolah adalah sebesar 84. Sehingga dalam hal ini jarak interval
dapat dihitung sebagai berikut :

i=





keterangan :
i= interval kelas
R=Rentangan
k=banyak kelas


i= =


84−60
3

=

24
3


=8

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
Interval

Frekuensi

No

Skor

Kriteria

F

%

1.

77- 84


Tinggi

4

12

2.

69 – 76

Cukup

13

38

3.

60 – 68


Rendah

17

50

34

100

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa penyebaran skor variabel
kinerja guru menunjukkan 17 respoden kategori rendah memperoleh skor
yang bervariasi adalah 60 - 68 sebesar (50%). Terdapat 13 responden

kategori cukup memperoleh skor yang bervariasi antara 69 - 76 sebesar
(38%). Kategori tinggi 4 responden memperoleh skor bervariasi antara 77
- 84 sebesar (12%). Hal ini berarti bahwa kinerja guru adalah rendah.
4.3 Analisis Lanjutan
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah mempunyai pengaruh terhadap kinerja
guru. Penghitungan uji analisis regresi menggunakan bantuan komputer
program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Analisis Uji t (terlampir )
Coefficients
Model

a

Unstandardized Coefficients

Standardized

t

Sig.

2,361

,024

2,752

,010

Coefficients

(Constant)
1

B

Std. Error

27,967

11,845

,524

,190

Beta

Gaya Kepemimpinan
Transformasional Kepsek

,438

a.

Dependent Variable: Kinerja Guru

Y=a+bX
Y=27,967+0,524X
Persamaan regresi tersebut maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a) a=27,967, artinya jika gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah konstan, maka kinerja guru sebesar 27,967.
b) b=0,524, artinya jika gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah meningkat satu point maka akan meningkatkan kinerja guru
sebesar 0,524
2. Koefisien Determinasi R
Koefisien determinasi menyatakan presentase total variasi dari variabel
dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model R berkisar
antara 0 sampai 1. Apabila R mendekati 1 ini menunjukkan variasi variabel
dependen dapat dijelaskan dengan variabel lain.
b

Model Summary
Model

1

R

,438

R Square

a

,191

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

,166

6,13668

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepsek
b. Dependent Variable: Kinerja Guru

4.4

4.4 Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis pada BAB III, penghitungan hasil uji hipotesis
menggunakan pengujian secara statistik yaitu pengujian yang meliputi
pengujian yang sebelumnya diuji dengan uji prasyarat. Dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Y
= 27,967 + 0,524X. Dari persamaan tersebut maka dapat diartikan bahwa satu
satuan

skor

kinerja

guru

dipengaruhi

oleh

gaya

kepemimpinan

transformasional kepala sekolah sebesar 0,524 dan konstanta 27,967. Jika
gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar 0 maka kinerja
guru adalah sebesar 27,967.
Hasil pengujian hipotesis variabel gaya kepemimpinan transformasional
kepala sekolah diperoleh koefisien regresinya sebesar 0,191 (bertanda positif)
terhadap kinerja guru dan nilai thitung sebesar 1,66 dengan signifikansi 0,10
sedangkan nilai ttabel untuk n=34 sebesar 2,037. Kriteria pengujian adalah H0
ditolak jika thitung>ttabel dan nilai signifikansi < α (0,05). Oleh karena thitung
(2,752) > ttabel (2,037) dan nilai signifakansi (0,01) < α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang berbunyi
“Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Berpengaruh
Terhadap Kinerja Guru “ hipotesis diterima.
4.5 Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis pendahuluan dan hasil uji hipotesis, maka terdapat
temuan sebagai berikut :

1.

Kinerja guru rendah

2.

Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah rendah

3.

Pengaruh gaya kepemimpinan transformsional terhadap kinerja guru
rendah.

Artinya bahwa besarnya pengaruh gaya kepemimpinan transformasional
kepala sekolah terhadap kinerja guru hanya sebesar 19,1% dan 80,9% lainnya
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4.6 PEMBAHASAN
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru di SMAN 1
SURUH rendah hal ini berdampak pada rendahnya mutu atau kualitas guru.
Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMAN 1 SURUH
rendah. Pengaruh gaya kepemimpinan transformsional terhadap kinerja guru
di SMAN 1 SURUH rendah, di tunjukkan dengan besarnya pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru hanya
sebesar 19,1% dan 80,9% lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Kinerja

berasal

dari

kata

job

performance

(prestasi

kerja).

(Mangkunegoro, 2007:67) mengartikan kinerja adalah “hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Secara umum, kinerja didasarkan pada apa yang menjadi
harapan dan permintaan kelompok atau organisasi dimana seseorang itu
bekerja, yang diperoleh dari APKG.

Rendahnya kinerja menunjukkan bahwa kepala sekolah belum mampu untuk
menjadi contoh yang baik bagi bawahannya, kurangnya motivasi guru dalam
meningkatkan kualitas guru. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang No. 14 Th
2005 tentang Guru dan Dosen, guru dituntut :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
(paedagogik, profesional, kepribadian dan sosial) secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras,dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik
serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam rangka untuk meningkatkan 4 kompetensi yang dimiliki oleh guru dan
kepala sekolah, pemerintah memberikan penghargaan kepada guru berupa
sertifikasi guru. Serifikasi guru Menurut Undang-Undang Tentang Guru dan
Dosen No. 14 tahun 2005 :
a. Psl 1 butir 11 : sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru dan dosen.

b. Psl 8 : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
c. Psl 16 : guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar
pemerintah.
Dalam undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen. Menurut Undang-Undang No.14 th 2005
tentang Guru dan Dosen, sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
tenaga profesional, sedangkan sertifikasi guru adalah suatu proses
pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu
setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga
sertifikasi.
Tunjangan

profesi

guru

dimaksudkan

dalam

rangka

untuk

meningkatkan kesejahteraan guru, dengan alasan guru yang memiliki
sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji
dapat memanfaat tunjangan tersebut untuk meningkatkan profesionalisme
guru dengan cara mengikuti seminar/lokakarya pendidikan, membeli
buku-buku guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan ilmu guru.

Rendahnya kinerja guru juga berdampak pada kualitas guru yang
rendah, (Mulyasa, 2007:33) peningkatan mutu guru lewat program
sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Rasionalnya
adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan
bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus, maka
KBM-nya juga bagus. KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan
pendidikan yang bermutu. Pemikiran itulah yang mendasari bahwa guru
perlu disertifikasi.
Rendahnya kepemimpinan kepala sekolah di SMAN 1 SURUH
menunjukkan, kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perubahan
atau pembaharuan masih rendah, sehingga hal ini berdampak pada
rendahnya kualitas kepemimpinan kepala sekolah dalam memimpin dan
membina bawahannya. Hasibuan (2005:87) kinerja guru adalah gambaran
dari seorang guru dalam melaksanakan tugas kesehariannya yang salah
satunya adalah melaksanakan kegiatan tatap muka dengan peserta didik
dalam kurun waktu yang telah ditentukan dan sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan. Kinerja guru merupakan salah satu tanggung jawab yang
mesti diembannya dalam rangka melaksanakan amanat undang-undang.
Secara

tidak langsung rendahnya kepemimpinan kepala

sekolah

berdampak pada rendahnya kinerja guru, karena kepala sekolah belum
menjadi contoh pemimpin teladan bagi guru sebagai bawahannya.