T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kontrol Diri Melalui Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Simulasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1.

Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Suruh dengan sasaran siswa kelas

VIII yang berjumlah 140 siswa. Dari 100 sampel diperoleh 13 siswa yang menjadi
subjek penelitian. 13 siswa dengan kontrol diri rendah dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu 7 siswa untuk kelompok eksperimen dan 6 siswa untuk kelompok
kontrol. Pada kelompok ekperimen terdiri dari 5 laki-laki dan 2 perempuan,
sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 5 laki-laki dan 1 perempuan.
2.2.

Pelaksanaan Penelitian

2.2.1. Tes Awal (Pre-test)
Pre-test dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2017 dengan menyebar
skala sikap kontrol diri yang terdiri dari 26 item pernyataan. Skala sikap tersebut
diberikan kepada 100 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh, maka diperoleh 13

siswa yang mempunyai kontrol diri rendah. 13 siswa tersebut dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen sebanyak 7 siswa dan kelompok kontrol
sebanyak 6 siswa. Kelompok eksperimen diberi treatment bimbingan kelompok
dengan teknik permainan simulasi.

38

Tabel 4.1.
Hasil Skor Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Pretest
No Nama Kelompok
Σ
Perilaku Kognitif Keputusan
1 AA
19
12
17
48
2 MIK
15

11
21
47
3 DR
16
13
15
44
4 MCSH Eksperimen
16
15
16
47
5 RRM
20
13
18
51
6 FF
16

12
13
41
7 RYM
20
14
15
49
8 IP
20
15
15
50
9 TM
21
12
17
50
10 IY
17

13
17
47
Kontrol
11 MSB
18
12
15
45
12 EWS
20
16
15
51
13 RY
19
11
21
51
Jumlah

621
Rata-rata
47,8

Hasil skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
ditunjukkan pada tabel 4.1., selanjutnya diuji homogenitas. Uji homogenitas
dimaksudkan untuk mengetahui bahwa data penelitian bersifat homogen. Data
penelitian dapat dikatakan homogen apabila nilai signifikansi > 0,05. Tabel di
bawah ini merupakan hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Tabel 4.2.
Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Ranks

Nilai

Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Total


N
7
6
13

Mean Rank
5,71
8,50

Sum of Ranks
40,00
51,00

39

Test Statisticsb

Mann-Whitney U
Wilcoxon W

Z
Asy mp. Sig. (2-t ailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

Nilai
12,000
40,000
-1,302
,193
a

,234

a. Not corrected f or ties.
b. Grouping Variable: Kelompok

Hasil uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
menunjukkan bahwa Asymp. Sig. 2-tailed 0,193 > 0,05 dengan mean rank
kelompok eksperimen adalah 5,71 dan mean rank kelompok kontrol adalah 8,50.

Dapat dinyatakan bahwa data skor pretest dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berada dalam keadaan homogen, sehingga penulis dapat
melanjutkan penelitian.
2.2.2. Layanan (Treatment)
Dalam pemberian treatment kepada 7 siswa, waktu kegiatan ditentukan
oleh pihak sekolah. Layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan
simulasi dilaksanakan dua kali dalam seminggu sebanyak delapan kali sesi
pertemuan. Kegiatan dimulai pada tanggal 1 April 2017 sampai dengan 25 April
2017. Berikut adalah sesi-sesi kegiatan bimbingan kelompok:
1.

Sesi I dilaksanakan pada tanggal 1 April 2017, dengan topik “Duniaku”.
a.

Tahap pembentukan: Pemimpin mengumpulkan siswa yang akan
mengikuti bimbingan kelompok di halaman depan SMP Negeri 3
Suruh. Kegiatan dimulai dengan mengucapkan salam, kemudian

40


penjelasan secara ringkas tentang bimbingan kelompok, tujuan, asas
dan cara melaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik
permainan simulasi, serta melakukan perkenalan dengan melodi nama.
b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap kegiatan: Kegiatan inti ini berisikan permainan simulasi dan
diskusi dengan topik duniaku. Sebelum memulai permainan,
pemimpin menyampaikan instruksi dan tujuan permainan kepada
anggota kelompok. Permainan pindah air dibagi menjadi 3 kloter.
Pemain diminta untuk memindahkan segelas air dengan mata tertutup
dari garis start sampai ke garis finish yang telah disepakati bersama,
sedangkan anggota kelompok yang tidak mendapat giliran untuk
bermain dapat memberikan dukungan atau bujukan. Dengan
permainan ini, diharapkan pemain tidak terpengaruh oleh gangguan

maupun bujukan dari temannya. Setelah semua anggota kelompok
melakukan permainan, maka pemimpin kelompok

mempersilakan

anggotanya untuk istirahat sejenak, dan merefleksikan permainan
tersebut.
d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Diskusi tentang duniaku dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya. Anggota kelompok menyampaikan kesan dan pesan dari

41

permainan tersebut. Pemimpin mengakhiri kegiatan pada pertemuan
pertama dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mengikuti
kegiatan dan salam penutup.
Berdasarkan hasil observasi, dapat dikatakan berhasil. Terlihat dari
anggota kelompok yang semangat dalam melakukan permainan, seperti

inisiatif anggota kelompok yang belum mendapat giliran bermain
membantu temannya menutup mata sebelum melakukan permainan,
memberikan dukungan dan mengarahkan temannya yang sedang bermain,
pemain dengan cara masing-masing berlomba untuk menjadi pemenang,
seperti mendengarkan arahan dari temannya meskipun ada teman yang
menyesatkannya sampai terdapat pemain yang hampir menabrak tiang
bendera dan terdapat pula pemain dengan keyakinan dirinya sendiri
berjalan dengan mata tertutup menuju finish.
2.

Sesi II dilaksanakan pada tanggal 4 April 2017, yang merupakan lanjutan
kegiatan dari topik “Duniaku”.
a.

Tahap pembentukan: Mengumpulkan anggota kelompok di lobi SMP
Negeri 3 Suruh. Pemimpin kelompok memulai kegiatan dengan
mengucapkan salam, kemudian mengingatkan kembali tentang
bimbingan kelompok, tujuan, asas dan cara melaksanakan bimbingan
kelompok dengan teknik permainan simulasi. Pemimpin dan anggota
kelompok mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan pada
pertemuan sebelumnya.

42

b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap kegiatan: Untuk melanjutkan kegiatan duniaku tentang
mengendalikan situasi oleh diri sendiri/ lingkungan, maka pemimpin
kelompok memberikan permainan debat presiden yang kemudian
menjelaskan cara bermain kepada anggota kelompok. Anggota
kelompok memilih satu temannya untuk menjadi presiden dengan
tugas mengatur jalannya debat antar dua kelompok. Sedangkan
anggota kelompok yang lain dibagi menjadi dua kelompok,
perwakilan kelompok mengambil kartu pesan yang berisi kata setuju
(pro) dan tidak setuju (kontra). Pemimpin memberikan topik debat
“Setuju atau tidakkah anak SMP berpacaran” dan waktu 5 menit untuk
menyiapkan pernyataan-pernyataan untuk mendukung kartu yang
dimiliki untuk setiap kelompok. Setelah 5 menit berlalu, pemimpin
memulai debat dan dialihkan oleh anggota kelompok yang terpilih
menjadi presiden. Presiden memimpin dan mengatur jalannya diskusi.
Setelah terdapat salah satu kelompok yang tidak dapat menjawab
pernyataan lawan, maka permaianan berakhir. Pemimpin kelompok
mempersilakan anggota kelompok untuk rileks dan mendiskusikan
tentang permainan yang telah dilakukan dengan mengubungkan ke
dalam kehidupan sehari-hari.

43

d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Anggota kelompok menyampaikan kesimpulan, kesan
dan pesan. Pemimpin mengakhiri kegiatan pada pertemuan pertama
dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mengikuti kegiatan
dan salam penutup.

Berdasarkan hasil observasi dapat dikatakan telah berhasil, walaupun
terdapat salah seorang anggota kelompok yang kurang aktif dalam
menyampaikan pendapatnya. Dalam pelaksanaan permainan debat
presiden, terlihat yang anggota dari suatu kelompok yang marah dan
mengejek pernyataan kelompok lawan, namun terdapat juga anggota dari
salah satu kelompok kontra yang aktif (melerai dan membantu
memberikan contoh jawaban untuk kelompok lawan), presiden menengahi
kedua kelompok saat salah satu anggota dari kelompok mengejek
kelompok lawan. Dari diskusi, anggota kelompok juga memberikan
contoh dalam mengendalikan situasi seperti ketika jam kosong maka
mengerjakan tugas atau mengajak teman untuk mengerjakan tugas terlebih
dahulu, menyelesaikan tugas rumah sebelum bermain dengan temanteman, tidak ikut teman yang membolos sekolah, dan lain-lain.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa topik duniaku tentang
pengendalian perilaku oleh internal atau eksternal terhadap suatu situasi,
sebagian besar telah berhasil. Hal tersebut didapatkan juga dari
kesimpulan hasil diskusi bahwa mendahulukan sekolah, bermain setelah

44

tugas sekolah dikerjakan dan tidak mengikuti teman-teman yang nakal
(mempunyai dampak negatif).
3.

Sesi III dilaksanakan pada tanggal 7 April 2017, dengan topik “Sabar
membuahkan hasil”.
a.

Tahap pembentukan: Mengumpulkan anggota kelompok di ruang Lab.
IPA SMP Negeri 3 Suruh. Pemimpin kelompok memulai kegiatan
dengan mengucapkan salam, kemudian mengulas kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap

kegiatan:

Sebelum

memulai

permainan,

pemimpin

menyampaikan topik kegiatan yaitu sabar membuahkan hasil dan
memberikan intruksi permainan jarum ajaib beserta tujuannya.
Dengan permainan ini, diharapkan anggota kelompok dapat
mempunyai sikap sabar dengan menolak ajakan teman yang tidak
bermanfaat (menunda rasa puas supaya mendapat yang lebih baik).
Pemain berbaris berbanjar dan memasukkan benang ke dalam jarum
dengan cara berjalan. Pemain yang sampai di garis finish dinyatakan
sebagai pemenangnya. Setelah didapatkan pemenangnya, permainan
diakhiri dan pemain dipersilakan untuk istirahat sejenak. Dengan
keadaan santai, pemimpin meminta anggota kelompok untuk

45

mendiskusikan

permainan

yang

telah

dimainkan

dengan

menghubungkan dalam kehidupan sehari-hari.
d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Anggota kelompok menyampaikan kesimpulan, kesan
dan pesan. Pemimpin mengakhiri kegiatan pada pertemuan pertama
dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mengikuti kegiatan
dan salam penutup.

Hasil observasi, maka dapat dilihat layanan ini berhasil. Anggota
kelompok bisa mempraktekkan permainan dengan semangat dan terdapat
keaktifan dalam diskusi. Saat melakukan permainan jarum ajaib, terdapat
anggota kelompok yang menjadi pemenang pertama, terdapat juga pemain
yang mengatakan menyerah karena sulit namun masih tetap berusaha,
terdapat juga pemain yang terakhir karena terus mencoba mengulangi
memasukkan

benang.

Anggota

kelompok

juga

sharing

tentang

pengalaman dia tentang kesabaran, seperti saat akan bermain dengan
teman mengerjakan dahulu perintah orang tua untuk mencari rumput, sabar
saat temannya menertawakan hasil pekerjaan dari guru, tetapi ada juga
cerita yang lebih memilih ganti bengkel karena antrean panjang. Hal
tersebut dapat memberikan pemahaman kepada anggota kelompok untuk
sabar atau menunda kepuasan untuk hasil yang lebih baik.

46

4.

Sesi IV dilaksanakan pada tanggal 11 April 2017, dengan topik
“Peluangku”.
a.

Tahap pembentukan: Mengumpulkan anggota kelompok di ruang Lab.
IPA SMP Negeri 3 Suruh. Pemimpin kelompok memulai kegiatan
dengan mengucapkan salam, kemudian mengulas kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap kegiatan: Dalam kegiatan dengan topik peluangku, pemimpin
memberikan informasi mengenai cara bermain dan tujuannya.
Permainan uno bertujuan, anggota kelompok dapat mengantisipasi
suatu peristiwa dengan pertimbangan-pertimbangan secara objektif
sehingga dapat menciptakan peluang. Setelah menjelaskan cara
bermain dan tidak terdapat pertanyaan, pemimpin membagikan kartu
uno secara rata kepada anggota kelompok dengan jumlah kartu ganjil.
Setiap pemain berhak mengeluarkan satu kartu atau beberapa kartu
sekaligus, sesuai dengan warna atau angka yang sama pada kartu di
tengah, atau bahkan mengeluarkan kartu-kartu ajaib. Dalam
permainan uno, terdapat hukuman yakni setiap pemain yang
mempunyai sisa satu kartu harus mengatakan uno, jika tidak maka
lawannya akan mengedor dan mengambil satu kartu tambahan lagi

47

dan mengambil kartu saat tidak memiliki kartu yang sama. Pemain
dengan sisa kartu paling banyak dinyatakan kalah. Anggota kelompok
mempraktekkan permainan tersebut dengan waktu ±30 menit,
kemudian dilanjutkan dengan istirahat sejenak dan merefleksikan
permainan tersebut.
d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Diskusi tentang peluangku akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya. Anggota kelompok menyampaikan kesan dan
pesan dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Pemimpin mengakhiri
kegiatan dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mengikuti
kegiatan dan salam penutup.

Hasil

observasi

menunjukkan

bahwa

anggota

kelompok

dapat

melaksanakan kegiatan dengan baik. Anggota kelompok terlihat
bersemangat dalam mempraktekkan permainan tentang peluangku.
Berbagai cara dilakukan oleh pemain untuk tidak kalah dalam permainan
tersebut, seperti mengintip kartu milik teman, mengeluarkan kartu-kartu
ajaib pada sisa permainan, mengeluh saat mendapat hukuman untuk
mengambil banyak kartu, senang ketika menang dan membuat lawannya
mengambil banyak kartu sebagai tanda hukuman. Pada sisa permainan,
pemain terlihat lebih serius dan jeli ketika akan mengeluarkan kartunya
karena hanya tertinggal dua pemain saja. Satu lawan satu, membuat
permainan menjadi lebih seru, baik dari pemain maupun dari temannya
yang menonton. Terdapat dua pemain yang kalah dan permainan berakhir.
48

5.

Sesi V dilaksanakan pada tanggal 14 April 2017, yang merupakan
pertemuan lanjutan dari topik layanan “Peluangku”.
a.

Tahap pembentukan: Mengumpulkan anggota kelompok di ruang Lab.
IPA SMP Negeri 3 Suruh. Pemimpin kelompok memulai kegiatan
dengan mengucapkan salam, kemudian mengulas kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap kegiatan: Kegiatan lanjutan dari layanan yang bertopik
peluangku adalah diskusi. Anggota kelompok mengingat kembali
permainan dan hal-hal yang telah dilaksanakan dalam permainan uno.
Kemudian anggota kelompok berdiskusi tentang apa yang telah
didapatkan atau makna dari permainan tersebut. Antar anggota
kelompok saling memberikan pendapat, menanggapi dan mengaitkan
dengan kehidupan sehari-hari serta pemberian contoh.

d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Anggota kelompok menyampaikan kesimpulan, kesan
dan pesan. Pemimpin mengakhiri kegiatan pada pertemuan pertama
dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mengikuti kegiatan
dan salam penutup.

49

Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan diskusi, terlihat anggota
kelompok yang lebih aktif dari pada pertemuan sebelumnya, walaupun
terdapat satu anggota kelompok yang tidak berangkat sekolah. Anggota
kelompok dapat mengemukakan pendapatnya tentang permainan tersebut
dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
kegiatan bertopik peluangku berhasil dilaksanakan, didapatkan juga dari
hasil diskusi bahwa untuk mendapatkan sesuatu memerlukan suatu strategi
dengan mempertimbangkan segala kemungkinan secara objektif.
6.

Sesi VI dilaksanakan pada tanggal 18 April 2017, dengan topik
“Penilaianku”.
a.

Tahap pembentukan: Mengumpulkan anggota kelompok di ruang Lab.
IPA SMP Negeri 3 Suruh. Pemimpin kelompok memulai kegiatan
dengan mengucapkan salam, kemudian mengulas kembali kegiatan
yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap kegiatan: Dalam kegiatan yang bertopik penilaianku, pemimpin
memberikan intruksi tentang permainan “monopoli”. Permainan
tersebut diharapkan anggota kelompok dapat menilai suatu peristiwa
dengan mempertimbangkan segi positif atau yang terbaik bagi
masing-masing individu. Setelah semua perlatan monopoli tertata dan

50

pembagian kekayaan setiap pemain, maka permainan akan dimulai
secara bergantian. Pemain dapat membeli aset tanah ataupun
bangunan yang menurutnya akan menghasilkan kekayaan dengan
waktu yang telah ditentukan (25 menit). Ketika waktu permainan telah
usai, maka dihitung kekayaan masing-masing pemain, sehingga akan
didapatkan kekayaan paling banyak itulah pemenangnya dan pemain
yang kalah adalah mempunyai kekayaan paling sedikit atau bahkan
bangkrut. Sembari istirahat, anggota kelompok mendiskusikan
permainan yang telah dilaksanakan dan mengaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Anggota kelompok menyampaikan kesimpulan, kesan
dan pesan. Pemimpin mengakhiri kegiatan pada pertemuan pertama
dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mengikuti kegiatan
dan salam penutup.

Berdasarkan hasil observasi dari layanan kegiatan bimbingan kelompok
dapat dikatakan berhasil. Permainan monopoli berjalan lancar, terdapat
pemain yang menang dengan kekayaan paling banyak, dikarenakan dia
memilih komplek dengan tanah atau bangunan mahal. Dengan begitu ia
dapat

memenangkan

permainan

tersebut,

sedangkan

yang

kalah

dikarenakan setiap biji yang menempati tanah atau bangunan ia beli
walaupun dengan harga murah dan tidak memperkirakan bahwa itu tidak
sebanding jika ia mengeluarkan denda atau membayar sewa milik lawan.
51

Kesimpulan diskusi dari anggota kelompok diperoleh hasil bahwa dalam
menghadapi sesuatu perlu penilaian yang positif atau terbaik baginya,
seperti saat diajak teman-temannya bermain dan bertepatan dengan
ulangan IPA maka anggota kelompok memilih untuk belajar serta terdapat
anggota kelompok yang memilih bermain dengan alasan untuk refreshing.
7.

Sesi VII dilaksanakan pada tanggal 21 April 2017, dengan topik “Cita-cita
untuk masa depan”.
a.

Tahap pembentukan: Mengumpulkan anggota kelompok di ruang
bimbingan kelompok SMP Negeri 3 Suruh. Pemimpin kelompok
memulai kegiatan dengan mengucapkan salam, kemudian mengulas
kembali

kegiatan

yang

telah

dilaksanakan

pada

pertemuan

sebelumnya.
b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap kegiatan: Pemimpin kelompok menyampaikan topik tentang
cita-cita untuk masa depan. Sebelum memulai permainan, pemimpin
menjelaskan cara bermain tebak profesi, diharapkan anggota
kelompok dapat mengenal dan memutuskan profesi yang diperankan
oleh temannya. Masing-masing anggota kelompok memerankan
profesi sesuai dengan gulungan kertas profesi yang diambilnya,
sedangkan yang tidak memerankan akan berkelompok menjadi dua

52

untuk menjawab profesi tersebut. Kelompok dengan jawaban profesi
terbanyak akan menjadi pemenangnya, begitu sebaliknya. Setelah
semua anggota kelompok melakukan permainan, maka pemimpin
kelompok

mempersilakan anggotanya untuk istirahat sejenak dan

merefleksikan permainan tersebut.
d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Diskusi tentang cita-cita untuk masa depan akan
dilaksanakan

pada

pertemuan

berikutnya.

Anggota

kelompok

menyampaikan kesan dan pesan dari permainan tersebut. Pemimpin
mengakhiri kegiatan pada pertemuan pertama dengan mengucapkan
terima kasih atas partisipasi mengikuti kegiatan dan salam penutup.
Hasil observasi dari kegiatan bimbingan kelompok, dapat dikatakan
berhasil. Anggota kelompok bersemangat untuk menebak profesi yang
diperankan oleh temannya, canda tawa dan saling mempertahankan
jawaban yang benar berlangsung hingga kegiatan berakhir.
8.

Sesi VIII dilaksanakan pada tanggal 25 April 2017, merupakan lanjutan
dari topik “Cita-cita untuk masa depan”.
a.

Tahap pembentukan: Mengumpulkan anggota kelompok di ruang
bimbingan kelompok SMP Negeri 3 Suruh. Pemimpin kelompok
memulai kegiatan dengan mengucapkan salam, kemudian mengulas
kembali

kegiatan

yang

telah

dilaksanakan

pada

pertemuan

sebelumnya.

53

b.

Tahap peralihan: Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya dan menanyakan kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan.

c.

Tahap kegiatan: Kegiatan bimbingan kelompok dengan topik cita-cita
untuk masa depan, dilanjutkan dengan permainan cita-citaku. Setelah
mengenal beberapa macam profesi pada pertemuan berikutnya,
anggota kelompok dapat merencanakan dan menentukan pilihan
profesinya di masa depan. Sebelum memulai permainan, pemimpin
memberikan intruksinya. Masing-masing anggota kelompok diberikan
kertas bintang untuk menuliskan cita-citanya, yang kemudian
ditempelkan pada papan cita-cita. Anggota kelompok menceritakan
cita-citanya dan rencana untuk menwujudkannya di depan temantemannya. Hal tersebut menciptakan sebuah diskusi antar anggota
kelompok.

d.

Tahap pengakhiran: Pemimpin kelompok memberitahu jika kegiatan
akan berakhir. Anggota kelompok menyampaikan kesimpulan, kesan
dan pesan. Pemimpin mengakhiri kegiatan pada pertemuan pertama
dengan mengucapkan terima kasih atas partisipasi mengikuti kegiatan
dan salam penutup.

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan dapat dikatakan berhasil. Anggota
kelompok secara aktif mengikuti permainan dan diskusi. Ketika anggota
kelompok secara bergantian untuk menempelkan kertas bintang dan

54

menceritakan

cita-citanya,

teman

yang

lain

saling

menanggapi.

Bermacam-macam cita-cita yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok,
seperti perawat, koki, TNI, polisi, mempunyai bengkel, dll. Selain itu,
mereka juga telah mempunyai rencana untuk mewujudkan cita-citanya,
ada yang telah menggantikan ibunya memasak untuk keluarga, belajar
mengotak-atik motornya sendiri, dan yang paling utama sekolah. Terdapat
salah satu anggota kelompok yang ingin meneruskan profesi ayahnya,
yakni sebagai polisi.
Jadi, kegiatan bimbingan kelompok dengan topik cita-cita untuk masa
depan telah berhasil. Baik dalam permainan maupun diskusi, semuanya
dapat berjalan lancar. Anggota kelompok dapat menentukan cita-citanya
dan mempunyai rencana untuk mewujudkannya.
2.2.3. Tes Akhir (Post-test)
Postest dilaksanakan pada tanggal 26 April 2017. Peneliti memberikan
skala sikap kontrol diri kepada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Untuk mengetahui perbedaan setelah diberikan treatment, maka hasil dari posttest
diolah menggunakan teknik analisis Mann-Whitney U test.
Tabel 4.3.
Hasil Skor Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No

Nama

1
2
3
4

AA
MIK
DR
MCSH

Kelompok

Eksperimen

Posttest
Perilaku Kognitif Keputusan
24
15
24
22
16
22
19
16
20
24
17
23

Σ
63
60
55
64

55

5
6
7
8
9
10
11
12
13

RRM
FF
RYM
IP
TM
IY
MSB
EWS
RY

19
23
18
17
19
22
18
20
20

Kontrol

14
18
18
12
16
13
14
14
14
Jumlah
Rata-rata

22
20
19
17
20
20
17
17
19

55
61
55
46
55
55
49
51
53
722
55,5

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa skor terendah kelompok
eksperimen setelah diberikan treatment adalah 55 dan skor tertinggi adalah 64
dengan rata-rata 55,5.
Tabel 4.4.
Uji Mann-Whitney Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Ranks

Postest

Kelompok
Kelompok Kont rol
Kelompok Eksperimen
Total

N
6
7
13

Mean Rank
4,00
9,57

Sum of Ranks
24,00
67,00

Test Statisticsb

Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-t ailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

Postest
3,000
24,000
-2,645
,008
a

,008

a. Not corrected f or ties.
b. Grouping Variable: Kelompok

56

Berdasarkan hasil postest antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dengan menggunakan teknik analisis Mann-Whitney U test, sehingga
diperoleh hasil Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,008 < 0,050 dengan mean rank
posttest kelompok eksperimen adalah 9,57 dan mean rank posttest kelompok
kontrol adalah 4,00. Selisih mean rank postest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol

sebesar 5,57. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang

signifikan kontrol diri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4.5.
Perbedaan Data Skor Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Pretest
No

Nama

Posttest

Perila
ku

Kogni
tif

Keput
usan

Σ

Perila
ku

Kogni
tif

Keput
usan

Σ

1

AA

19

12

17

48

24

15

24

63

2

MIK

15

11

21

47

22

16

22

60

3

DR

16

13

15

44

19

16

20

55

4

MCSH

16

15

16

47

24

17

23

64

5

RRM

20

13

18

51

19

14

22

55

6

FF

16

12

13

41

23

18

20

61

7

RYM

20

14

15

49

18

18

19

55

Jumlah

327

Jumlah

413

Rata-rata

46,7

Rata-rata

59

Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan kelompok eksperimen setelah
mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi,
dengan perolehan hasil 327 sebelum diberikan treatment dan 413 setelah

57

diberikan treatment. Rata-rata kontrol diri pada pretest sebesar 46,7, sedangkan
rata-rata kontrol diri setelah postest adalah 59.
Tabel 4.6.
Uji Mann-Whitney Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen
Ranks

Hasil

Kelompok
Pret est
Posttest
Total

N
7
7
14

Mean Rank
4,00
11,00

Sum of Ranks
28,00
77,00

Test Statisticsb

Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asy mp. Sig. (2-t ailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

Hasil
,000
28,000
-3,148
,002
a

,001

a. Not corrected f or ties.
b. Grouping Variable: Kelompok

Hasil uji statistik terhadap hasil pretest dan postest kelompok eksperimen
dengan menggunakan teknik analisis Mann-Whitney maka diperoleh hasil Asymp.
Sig. 2-tailed sebesar 0,002 < 0,050 dengan mean rank pretest kelompok
eksperimen adalah 4,00 dan mean rank posttest kelompok eksperimen adalah
11,00. Jadi, terdapat peningkatan kontrol diri yang signifikan setelah kelompok
eksperimen menerima layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan
simulasi.

58

2.3.

Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil analisis, terdapat perbedaan kontrol diri siswa kelas VIII

SMP Negeri 3 Suruh antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil
uji Mann-Whitney dari hasil posttest antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen diperoleh Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,008 < 0,050 dengan mean
rank posttest kelompok kontrol adalah 4,00 dan mean rank posttest kelompok
eksperimen adalah 9,57, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Terdapat peningkatan kontrol diri
yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik permainan simulasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
uji Mann-Whitney bahwa Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,002 < 0,050 dengan
mean rank pretest kelompok eksperimen adalah 4,00 dan mean rank posttest
kelompok eksperimen adalah 11,00.
Dengan demikian, hi diterima yaitu “Terdapat peningkatan yang signifikan
kontrol diri melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh”.
2.4.

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa pemberian

layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulasi dapat
meningkatkan kontrol diri secara signifikan, yaitu Asymp. Sig. 2-tailed sebesar
0,008 < 0,050 yang berarti terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen. Ditunjukkan pula perbedaan mean rank pretest kelompok

59

eksperimen adalah 4,00 dan mean rank posttest kelompok eksperimen adalah
11,00. Kelompok eksperimen yang diberikan treatment mempunyai selisih 7,
antara sebelum dan sesudah diberikannya layanan bimbingan kelompok teknik
simulasi.
Menurut Adams (dalam Romlah, 2001) menyatakan bahwa permainan
simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi
yang terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, permainan
simulasi yang diberikan berkaitan dengan kontrol diri. Pelaksanaan bimbingan
kelompok dengan teknik permaianan simulasi terdiri atas permainan dan diskusi
yang diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam permainan simulasi, setiap siswa mempunyai kesempatan yang
sama baik dalam mempraktekkan suatu permainan maupun dalam diskusi.
Sebelum diberikan treatment, peneliti dapat melihat pengendalian diri siswa kelas
VIII seperti beberapa siswa yang bermain kurang sportif, terbujuk oleh temannya,
mengumpat pada diri sendiri ketika gagal dalam permainan, menjawab tanpa
dipikir terlebih dahulu (ceplas-ceplos), takut dalam mengemukakan pendapat, dan
lain-lain.

Setelah

dilaksanakan

treatment,

siswa

dapat

mengemukakan

pendapatnya tanpa disuruh, berinisiatif membantu temannya dalam permainan
berkelompok, tidak emosional atau sabar ketika kalah , menyelesaikan permainan
dengan keyakinannya sendiri atau tidak terpengaruh bujukan temannya,
mengemukakan pendapat dengan dipikir terlebih dahulu untuk menemukan solusi
yang tepat, terdapat juga siswa berinisiatif mengajak temannya yang kurang aktif
atau takut berpendapat untuk mengemukakan pendapatnya. Semangat para siswa
60

ditunjukkan dengan mengikuti permainan seperti pindah air, debat presiden, jarum
ajaib, uno, monopoli, cita-citaku, dan diskusi hingga kegiatan bimbingan
kelompok dapat berjalan.
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik simulasi tidaklah
lepas dari suatu hambatan, seperti waktu pelaksanaan kegiatan yang bertepatan
dengan banyaknya libur sekolah, sehingga memakai jam kosong dan memakai
jam pelajaran, beberapa siswa yang malu pada pertemuan pertama namun dua-tiga
kali dan seterusnya sudah terbiasa.
Hasil temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fiki Eka Sugianto Ahmad Muharam (2016), bahwa bimbingan kelompok dengan
teknik permainan simulasi efektif untuk meningkatkan kontrol diri peserta didik
kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2015/ 2016.

61