Perbaikan Tata Letak Bagian Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Keseimbangan Lintasan dan Metode Systematic Layout Planning (SLP) pada PT. Putra Flora Rimba Tani

BA B I
PE NDA HUL UA N

1.1.

L atar Belakang
Perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, harus dapat

menciptakan suatu proses produksi yang efisien dan efektif pada setiap stasiun
kerjanya. Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor
input produksi tersebut. Pembuatan suatu produk pada umumnya dilakukan
melalui beberapa tahapan proses produksi pada beberapa departemen yang berupa
aliran proses produksi. Perencanaan dan pengaturan aliran proses produksi yang
tidak tepat akan mengakibatkan setiap stasiun kerja di lini produksi mempunyai
waktu siklus yang berbeda jauh. Perbedaan waktu siklus yang besar
mengakibatkan ketidakefisienan yang berupa terjadinya waktu menunggu dan
penumpukan material. K eadaan ini menyebabkan throughput dari perusahaan
dalam proses produksi tidak optimal.
Tujuan keseimbangan lintasan adalah untuk menyeimbangkan elemenelemen kerja pada setiap stasiun kerja sehingga mengurangi bottleneck yang
terjadi pada lintasan produksi. Lini produksi yang seimbang juga akan

memudahkan

penyiapan

fasilitas

dan

bahan-bahan

pembantu.

Proses

penyeimbangan elemen-elemen kerja tersebut akan membuat adanya perubahan
jumlah work centre, sehingga juga mengakibatkan adanya perubahan layout lantai
produksi.

I-1
Universitas Sumatera Utara


I-2

PT. Putra Flora Rimba Tani adalah salah satu perusahaan manufaktur
mengolah kayu batang menjadi kayu bahan setengah jadi. Produk setengah jadi
yang dimaksud adalah kayu balok yang digunakan sebagai bahan pembuatan
furniture. Sistem produksi PT. Putra Flora Rimba Tani bersifat Make to Order
(MTO), dimana setiap produk dibuat berdasarkan pesanan dari konsumen.
Perusahaan memiliki 7 stasiun kerja pada bagian produksinya, dimana masingmasing stasiun kerja memiliki

waktu proses yang berbeda sehingga

mengakibatkan adanya perbedaan kapasitas pada setiap stasiunnya. A dapun data
stasiun kerja dan kapasitas pembuatan kayu pada PT. Putra Flora Rimba Tani
adalah sebagai berikut:
T abel 1.1. K apasitas Masing-masing Work Center pada PT . Putra F lora
R imba T ani
Work
K eterangan
Center

I
Proses Pengetaman
II
Proses Pemotongan
III
Proses Pengeleman
IV
Proses Penggabungan
V
Proses F inishing
VI
Proses Penyusunan
V II
Packaging

K apasitas
(/hari)
566 unit
677 unit
314 unit

518 unit
251 unit
297 unit
316 batch

Sumber: Pengamatan pada PT. Putra F lora Rimba Tani

J umlah permintaan produk kayu dari pembeli adalah selalu hampir sama
pada setiap bulannya. Sehingga walaupun pabrik menggunakan sistem make to
order, pabrik tetap melakukan produksi dengan jumlah yang hampir sama pada

Universitas Sumatera Utara

I-3

setiap bulannya. J umlah permintaan selama beberapa periode terakhir dapat
dilihat pada Tabel 1.2.
T abel 1.2. Data Permintaan K ayu

Parameter

Permintaan/
bulan (unit)
J umlah hari
kerja/bulan
T arget/hari
(unit)
Sumber:

Mei15

J un15

J ul15

A gt15

Sep15

Bulan
Okt- Nov15

15

Des15

J an16

F eb16

Mar16

A pr16

4716

5439

5111

5628


5607

5313

5523

5481

5260

5360

5607

5360

18

21


19

21

21

21

21

21

20

20

21

20


262

259

269

268

267

253

263

261

263

268


267

268

Data Produksi pada PT. Putra F lora Rimba Tani

Pada Tabel 1.2 diatas, terlihat rata-rata permintaan kayu yang harus
diproduksi pada setiap harinya adalah sebanyak 264 unit/hari dengan permintaan
paling kecil adalah 253 unit kayu/hari sedangkan paling besar adalah 269
unit/hari. Perbedaan kapasitas pada setiap work center mengakibat terjadi
penumpukan material pada work center berikutnya yang memiliki kapasitas lebih
kecil. Pada Tabel 1.3. dibawah terlihat bahwa ada penumpukan pada work center
V.
T abel 1.3. Pengaruh J umlah Permintaan dengan K apasitas

Work
Center

K apasitas
(/hari)


I
II
III
IV
V
VI
V II

566 unit
677 unit
314 unit
518 unit
251 unit
297 unit
316 batch

Permintaan
Min
(253 unit/hari)
Bottleneck
-

Permintaan
R ata-rata
(264 unit/hari)
Bottleneck
-

Permintaan
Max
(269 unit/hari)
Bottleneck
-

Sumber: Data Produksi pada PT. Putra F lora Rimba Tani

Universitas Sumatera Utara

I-4

Disamping terjadinya masalah penumpukan, terdapat juga permasalahan
pada aliran produksi. A liran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata
letak karena perancangan lantai produksi merupakan salah satu bagian dari
perencanaan tata letak pabrik. Berikut layout dari bagian produksi pabrik PT.
Putra Flora Rimba Tani.

S tasiun
Penggabungan

S tasiun
Ketam

S tasiun
Pengeleman

S tasiun
Potong

S tasiun
Penyusunan
S tasiun
F inishing

S tasiun
Packaging

Sumber: Pengamatan pada PT. Putra F lora Rimba Tani

Gambar 1.1. L ayout PT . Putra F lora R imba T ani

Pada Gambar 1.1 terdapat aliran bahan yang kurang baik yang dilihat
dengan adanya pola aliran bahan yang tidak beraturan sehingga mengakibatkan
perpotongan lintasan antara stasiun pemotongan menuju ke stasiun pengelaman

Universitas Sumatera Utara

I-5

dan stasiun penggabungan ke stasiun finishing. A liran bahan perlu direncanakan
dengan baik, sebab menurut A pple (1990), sebuah pola aliran bahan yang
direncanakan mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:
1.

Pemanfaatan ruangan pabrik yang lebih baik

2.

Mengurangi jarak jalan-kaki

3.

Meminimumkan langkah-balik (backtracking)

4.

Mengurangi kondisi penuh sesak

5.

A liran produksi lancar

K etidakteraturan lintasan produksi mengakibatkan jarak lintasan produksi menjadi
cukup panjang, seperti yang ditampilkan pada Tabel 1.4.
T abel 1.4. Panjang L intasan Produksi
Dari
Ke
Stasiun Pengetaman
Stasiun Pemotongan
Stasiun Pemotongan
Stasiun Pengeleman
Stasiun Pengeleman
Stasiun Penggabungan
Stasiun Penggabungan
Stasiun F inishing
Stasiun F inishing
Stasiun Penyusunan
Stasiun Penyusunan
Stasiun Packaging
Total

Panjang L intasan
13,89 Meter
49,30 Meter
21,98 Meter
63,32 Meter
36,19 Meter
28,41 Meter
213,09 Meter

Sumber: Pengamatan pada PT. Putra F lora Rimba Tani

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Merry Siska (2012) pada
perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur dalam pembuatan triplek
(plywood). A liran material pada perusahaan tersebut dinilai kurang efisien
dikarenakan aliran material dari mesin pemotong ke mesin dryer yang sangat
jauh. Disamping itu, terdapat stasiun-stasiun kerja yang memiliki beban waktu

Universitas Sumatera Utara

I-6

kerja yang tidak seimbang, aliran material yang tidak lancar dari satu stasiun ke
stasiun berikutnya sehingga terjadi waktu menunggu dan penumpukkan material.
Dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP), didapatkan
persentase penurunan panjang lintasan material layout usulan dengan layout awal
adalah sebesar 24,4%. Sedangkan permasalahan pada ketidakseimbangan beban
waktu kerja pada lintasan produksi, diselesaikan dengan menggunakan metode
Rank Position Weight (RPW) dengan mengubah jumlah stasiun kerja menjadi 4
stasiun kerja dan waktu siklus 1,32 menit.
Noviyarsih (2014) juga melakukan penelitian pada CV . X yang
merupakan sebuah industri pertanian skala menengah yang menghasilkan
peralatan pertanian, salah satunya mesin perontok gabah (thresser). Fasilitas yang
digunakan antara lain mesin bubut, mesin press, mesin bor, mesin las dan lainlain. Hasil survei lapangan memperlihatkan bahwa area kerja produksi tidak
tersusun dengan baik yang berdampak pada banyaknya back tracking. Material
utama maupun pendukung dan komponen produk diletakkan berserakan pada
area-area yang kosong. Bahkan pada beberapa area produksi terlihat material
ataupun sparepart yang semestinya tidak berada pada area produksi. Untuk itu
perlu dilakukan penyusunan ulang tata letak fasilitas produksi. Hasil penelitian
didapatkan penyeimbangan lintasan produksi yang terbaik dengan menggunakan
metode RPW. Hasil keseimbangan lintasan menunjukkan terjadinya penurunan
balance delay dari 63,89% menjadi 15,14% dan peningkatan efisiensi lintasan
dari 36,11% menjadi 84,86%. Perbaikan layout dilakukan sehingga dihasilkan

Universitas Sumatera Utara

I-7

pengurangan jarak perpindahan sebesar 24.98% dan penurunan ongkos material
handling (OMH) sebesar 24.17%.
Untuk menyelesaikan masalah diatas, maka diperlukan penyeimbangan
lintasan yang bertujuan untuk mengurangi bottleneck dengan cara mengetahui
berapa jumlah work center yang optimum. Penggunaan metode line balancing
yang akan digunakan adalah metode Ranked Positional Weight (RPW). Proses
perbaikan penyeimbangan lintasan juga akan mengubah susunan work center.
Penyusunan work center akibat dari perubahan jumlah stasiun juga akan
mengubah lantai produksi. Penyususan lantai produksi tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode Systematic Layout Planning (SLP).

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan bahwa terjadi

ketidakseimbangan lintasan produksi pada stasiun kerja yang mengakibatkan
terjadinya penumpukan material (material in process storage) dan waktu
menunggu (delay time). Terdapat juga permasalahan pada aliran bahan di lantai
produksi sehingga mengakibatkan adanya backtracking.

1.3.

T ujuan dan Manfaat
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu

rancangan tata letak lantai produksi dengan mempertimbangan perbaikan pada
keseimbangan lintasan sehingga proses produksi pada perusahaan tersebut
menjadi lebih efektif dan efisien.

Universitas Sumatera Utara

I-8

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1.

Menciptakan lintasan produksi yang efisien dengan metode Rank Positional
Weight (RPW).Pertimbangan didalam memilih metode ini adalah banyaknya
jurnal-jurnal penelitian sebelumnya yang menggunakan metode tersebut dan
didapatkan hasil atau perbaikan yang cukup baik.

2.

Mendapatkan rancangan perbaikan layout lantai produksi dengan metode
Systematic Layout Planning (SLP).

3.

Membandingkan balance delay, smoothness index dan line efficiency antara
sebelum dan sesudah perbaikan.

4.

Membandingkan jarak perpindahan material pada kondisi aktual dan kondisi
usulan
Manfaat penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu:

1.

Bagi perusahaan
Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengevaluasi penyebab terjadinya
work in progress, dan dapat dimanfaatkan bilamana akan diadakan
perubahan layout untuk

pengembangan perusahaan mengevaluasi

keseimbangan lintasan produksi.
2.

Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat dijadikan referensi nyata dalam persoalan
pengembangan fasilitas pabrik dan mencari solusi dari sudut pandang
akademis.

Universitas Sumatera Utara

I-9

3.

Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian bagi masyarakat adalah sebagai bahan untuk
menambah wawasan dalam mengetahui kegiatan produksi yang efisien
yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

1.4.

Batasan Masalah dan A sumsi
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1.

Penelitian dilakukan di PT . Putra Flora Rimba Tani pada lintasan produksi
kayu.

2.

Metode yang digunakan ialah Rank Positional Weight pada penyeimbangan
lintasan dan Systematic Layout Planning (SLP) pada pembuatan layout.

3.

Pengamatan dilakukan selama 5 hari.

4.

Penelitian tidak membahas masalah kelelahan kerja dan masalah biaya.

5.

Proses produksi yang diamati dimulai dari stasiun pengetaman.
A sumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.

Waktu proses produksi yang diukur adalah sama setiap harinya.

2.

J arak antar area elemen kerja satu dengan lainnya diukur secara rectilinear.

3.

J umlah Produksi tidak berubah pada saat penelitian.

1.5.

Sistematika Penulisan L aporan
Sistematika penulisan laporan tugas sarjana akan disajikan dalam

beberapa bab sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

I-10

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat
penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika
penulisan laporan penelitian.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari
PT. Putra Flora Rimba Tani, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan,
organisasi dan manajemen, standar bahan, uraian proses produksi dan bahanbahan produksi.
Bab III Tinjauan Pustaka, berisi tinjauan pustaka yang berisi teori-teori
yang mendukung pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan
berhubungan dengan penyeimbangan lintasan.
Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, jenis penelitian,
objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, blok
diagram prosedur penelitian, pengumpulan data, metode pengolahan data, analisis
pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.
Bab V , yaitu Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data-data yang
dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan
penelitian, serta bagaimana data-data tersebut diolah untuk memperoleh hasil
yang menjadi dasar pemecahan permasalahan tersebut.
Bab V I A nalisa Pemecahan Masalah, yang memaparkan analisis terhadap
hasil dari pengolahan data dan hasil pemecahan permasalahan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

I-11

Bab V II K esimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari
hasil pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan
pengembangan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara