Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pirdot (Saurauia vulcani Korth) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Novia. (2015). Uji Efek Ekstrak Etanol Dan Fraksi Ekstrak N-Heksan,
Etilasetat Dan Etanol Daun Pirdot (Saurauia Vulcani, Korth) Terhadap Penurunan
Kadar Glukosa Darah Dengan Metode Toleransi Glukosa. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara, Medan. Hal 22-23
Anonim. (2013). http://www.parapatnews.com/2013/07/khasiat-daun-pirdot.html
Bueno, J. (2012). Antitubercular In Vitro Drug Discovery: Tools for Begin The
Search. http://www.intechopen.com. Diakses 23 April 2013.
Depkes RI. (2006). Kotranas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Hal. 1,8.
Depkes. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 10-11.
Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 300-304, 306.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 1030-1031.
Dwidjoseputro, D. (1978). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit
Djambatan. Hal. 17, 103-119.
Dzen, S.M., Santoso, S., Roekistiningsih., dan Winarsih S. (2003). Bakteriologi
Medik. Malang: Bayumedia Publishing. Hal. 31-32, 120.
Engelkirk, P.G. (2010). Burton’s Microbiology for the Health Sciences. Edisi
sembilan. North America: Lippincott Williams & Wilkins. Hal. 299.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 15, 143-146, 163.
Farnsworth, N.R. (1966). Biologycal and Phytochemical Screening of Plants. Journal
of Pharmaceutical Science. 55(3): 257-259, 263.
Ferawaty, A.S., Agus, S., dan Delianis, P. (2012). Potensi Antibakteri Ekstrak Rumput
Laut Terhadap Bakteri Penyakit Kulit Pseudomonas aerufinosa, Stphylococcus
epidermis dan Micrococcus luteus. Journal of Marine Research. 1(2): 152-160.
Gibson, J.M. (1996). Mikrobiologi dan Patologi Modern untuk Perawat. Penerjemah
I.K.G. Soma Prasada. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal.
1.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Edisi II. Bandung: ITB Press. Hal.
69, 102-103, 147-149, 234.
43
Universitas Sumatera Utara
Hayet, E., Maha, M., Samia, A., Mata, M., Gros, P., Raida, H., Ali, M.M., Mohamed,
A.S., Gutmann, L., Mighri, Z., dan Mahjoub, A. (2008). Antimicrobial,
Antioxidant, and Antiviral activities of Retama roetam(Forssk.) Webb Flowers
Frowing in Tunisia. World J Micrcobiol Biotechnol. 24: 2933-2940.
Jawetz, E., Menick, J.L., dan Adelberg, E.A. (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Ahli
Bahasa: Eddy Mudihardi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Hal. 211.
Jay, J. M. (1992). Modern Food Microbiology. 4th Ed. USA: Wayne State University.
Page 186.
Khanbabaee, K., dan Teunis, V.R. (2001). Tannins: Classification and Definition.
Journal The Royal Societyof Chemistry. 18: 641-649.
Kohanski, M.A., Dwyer, D.J., dan Collins, J.J. (2010). How Antibiotics Kill Bacteria:
from Targets to Networks. Macmilan Publishers Limited. 8(1): 423-435.
Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hal. 109.
Lenny, S. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida, Karya Ilmiah. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung : ITB.
Oxoid. (2013). Nutrient Agar and Nutrient Browth. England: Oxoid LTD. Hal. 5.
Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penterjemah:
Ratna, S.H., T. Imas, S. S. Tjitrosomo dan S. L. Jakarta: UI Press. Hal. 144.
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Bandung:
Penerbit ITB. Hal. 72, 157, 191.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 15, 143-146, 163.
Saifudin, A., Rahayu, dan Teruna. (2011). Standarisasi Bahan Obat Alam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Staf Pengajar FK Universitas Indonesia. (1993). Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: 18-20.
Suriawiria, H.U. (2005). Mikrobiologi Dasar. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit
Papas Sinas Sinanti. Hal. 74-79, 106-114.
Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep. Editor Ella Elviana dan Winny R. Syarief.
Jakarta: EGC. Hal. 243,249.
44
Universitas Sumatera Utara
Tyler, E., Brady, L.R., Robber, J.E. (1976). Pharmocognosy. Edisi kesembilan.
Philadelphia: Lea and Febiger Publisher. Hal. 197-200.
Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. (1993). Mikrobiologi Dasar. Jilid I. Alih Bahasa:
Markam. Jakarta: Erlangga. Hal. 33-40, 218-219, 266.
Waluyo, L. (2010). Teknik dan Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM
Press. Hal. 128-133.
Wijayakusuma, H. (1993). Terapi Jus untuk Kesehatan. Jakarta: Sarang Pustaka
Prima. Hal. 35.
World Health Organization. (1998). Quality Control Methods for Medicinal Plant
Materials. Genewa: WHO/PHARM/92.559. Hal. 31-33.
World Health Organization. (2011). Quality Control Methods For Medicinal Plant
Material. Switzherland: WHO. Hal. 19-25.
45
Universitas Sumatera Utara
Andriani, Novia. (2015). Uji Efek Ekstrak Etanol Dan Fraksi Ekstrak N-Heksan,
Etilasetat Dan Etanol Daun Pirdot (Saurauia Vulcani, Korth) Terhadap Penurunan
Kadar Glukosa Darah Dengan Metode Toleransi Glukosa. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara, Medan. Hal 22-23
Anonim. (2013). http://www.parapatnews.com/2013/07/khasiat-daun-pirdot.html
Bueno, J. (2012). Antitubercular In Vitro Drug Discovery: Tools for Begin The
Search. http://www.intechopen.com. Diakses 23 April 2013.
Depkes RI. (2006). Kotranas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Hal. 1,8.
Depkes. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 10-11.
Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 300-304, 306.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 1030-1031.
Dwidjoseputro, D. (1978). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit
Djambatan. Hal. 17, 103-119.
Dzen, S.M., Santoso, S., Roekistiningsih., dan Winarsih S. (2003). Bakteriologi
Medik. Malang: Bayumedia Publishing. Hal. 31-32, 120.
Engelkirk, P.G. (2010). Burton’s Microbiology for the Health Sciences. Edisi
sembilan. North America: Lippincott Williams & Wilkins. Hal. 299.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 15, 143-146, 163.
Farnsworth, N.R. (1966). Biologycal and Phytochemical Screening of Plants. Journal
of Pharmaceutical Science. 55(3): 257-259, 263.
Ferawaty, A.S., Agus, S., dan Delianis, P. (2012). Potensi Antibakteri Ekstrak Rumput
Laut Terhadap Bakteri Penyakit Kulit Pseudomonas aerufinosa, Stphylococcus
epidermis dan Micrococcus luteus. Journal of Marine Research. 1(2): 152-160.
Gibson, J.M. (1996). Mikrobiologi dan Patologi Modern untuk Perawat. Penerjemah
I.K.G. Soma Prasada. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal.
1.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan. Terjemahan Kosasih Padmawinata. Edisi II. Bandung: ITB Press. Hal.
69, 102-103, 147-149, 234.
43
Universitas Sumatera Utara
Hayet, E., Maha, M., Samia, A., Mata, M., Gros, P., Raida, H., Ali, M.M., Mohamed,
A.S., Gutmann, L., Mighri, Z., dan Mahjoub, A. (2008). Antimicrobial,
Antioxidant, and Antiviral activities of Retama roetam(Forssk.) Webb Flowers
Frowing in Tunisia. World J Micrcobiol Biotechnol. 24: 2933-2940.
Jawetz, E., Menick, J.L., dan Adelberg, E.A. (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Ahli
Bahasa: Eddy Mudihardi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Hal. 211.
Jay, J. M. (1992). Modern Food Microbiology. 4th Ed. USA: Wayne State University.
Page 186.
Khanbabaee, K., dan Teunis, V.R. (2001). Tannins: Classification and Definition.
Journal The Royal Societyof Chemistry. 18: 641-649.
Kohanski, M.A., Dwyer, D.J., dan Collins, J.J. (2010). How Antibiotics Kill Bacteria:
from Targets to Networks. Macmilan Publishers Limited. 8(1): 423-435.
Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hal. 109.
Lenny, S. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida, Karya Ilmiah. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung : ITB.
Oxoid. (2013). Nutrient Agar and Nutrient Browth. England: Oxoid LTD. Hal. 5.
Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penterjemah:
Ratna, S.H., T. Imas, S. S. Tjitrosomo dan S. L. Jakarta: UI Press. Hal. 144.
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Bandung:
Penerbit ITB. Hal. 72, 157, 191.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 15, 143-146, 163.
Saifudin, A., Rahayu, dan Teruna. (2011). Standarisasi Bahan Obat Alam.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Staf Pengajar FK Universitas Indonesia. (1993). Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: 18-20.
Suriawiria, H.U. (2005). Mikrobiologi Dasar. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit
Papas Sinas Sinanti. Hal. 74-79, 106-114.
Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep. Editor Ella Elviana dan Winny R. Syarief.
Jakarta: EGC. Hal. 243,249.
44
Universitas Sumatera Utara
Tyler, E., Brady, L.R., Robber, J.E. (1976). Pharmocognosy. Edisi kesembilan.
Philadelphia: Lea and Febiger Publisher. Hal. 197-200.
Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. (1993). Mikrobiologi Dasar. Jilid I. Alih Bahasa:
Markam. Jakarta: Erlangga. Hal. 33-40, 218-219, 266.
Waluyo, L. (2010). Teknik dan Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM
Press. Hal. 128-133.
Wijayakusuma, H. (1993). Terapi Jus untuk Kesehatan. Jakarta: Sarang Pustaka
Prima. Hal. 35.
World Health Organization. (1998). Quality Control Methods for Medicinal Plant
Materials. Genewa: WHO/PHARM/92.559. Hal. 31-33.
World Health Organization. (2011). Quality Control Methods For Medicinal Plant
Material. Switzherland: WHO. Hal. 19-25.
45
Universitas Sumatera Utara