PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL MENGENAI BANGUNAN KOLONIAL PADA KOTA SEMARANG - Unika Repository
BAB III
STRATEGI KOMUNIKASI
3.1 AnalisisMetode wawancara kepada target primer yaitu Dinas Pariwisata yang bertanggung jawab mengenai Bangunan Bercagar Budaya & metode angket kepada wisatawan lokal ataupun mancanegara
3.1.1 Hasil Wawancara Dinas Pariwisata yang bertanggung jawab mengenai
Bangunan Bercagar Budaya : Pariwisata saat ini lebih terarah untuk berwisata kemana?Pariwisata bangunan bersejarah saat ini lagi sedang booming , banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke bangunan bersejarah untuk berfoto -‐ foto , selfie
- – selfie , foto ootd sangat bagus dapat sebagai mempromosikan bangunan tersebut secara tidak langsung ke sosial media ( upload di sosial media intagram , facebook , medsos lainnya ) Namun disayang kan karena wisatawan yang berkunjung tersebut belum tentu semuanya mengetahui sejarah di setiap bangunannya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai pariwisata bangunan bersejarah?
Semarang memiliki banyak bangunan bersejarah khususnya bangunan bersejarah kolonial belanda yang menjadi ciri khas yang di miliki kota semarang , bangunan yang di bangun juga memiliki ciri yang berbeda – beda contohnya banyak arsitek bangunan bersejarah membangun bangunan di berbagai kota namun nilai sejarah tersebut berbeda” , makna yang terkandung di bentuk yang menjadi ciri khas berbeda-‐ beda. Sehingga sebagai pariwisata bangunan bersejarah bukanlah bangunan yang di jual , namun nilai sejarah lah yang perlu di angkat dan di perkenalkan
Apa saja keluhan yang sedang dihadapi dalam mengatasi bangunan cagar
budaya di Semarang ?Kendala pertama di karenakan alam, faktor alam dapat merusak bangunan dan sedangkan bangunan bersejarah ( kuno ) tidak dapat di perbaiki sembarangan karena biaya perawatannya tingggi , menggunakan bahan khusus, orang khusus yang memahami struktur bangunan kuno. Bangunan kuno bersejarah 90% pribadi dan hanya 10% yang di miliki BUMN /BUMD . jika di miliki oleh BUMN / BUMD lebih mudah di sahkan .
Berapa banyak bangunan bersejarah?
Di Semarang terdapat 316 bangunan bersejarah dan yang sudah di lindungi cagar budaya ( sah ) berdasarkan UU no 11 tahun 2010 terdapat 101 bangunan .
Apa saja isi UU no 11 tahun 2010 dan kriteria cagar budaya ?
Warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Pasal 5 Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria:
1. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih
2. Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun
3. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
4. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Apakah di Semarang sudah ada media yang dapat mengkomunikasikan
mengenai bangunan – bangunan bersejarah secara informatif ( selain melalui
internet ) ?Belum ada media yang di rancang secara informatif
Apa rencana yang sedang di rancang untuk menghidupkan kembali bangunan –
bangunan bersejarah ?Rencana yang sedang di rencanakan di tahun ini adalah sedang merancang komunikasi dengan menggunakan aplikasi android
3.1.2 Hasil Angket
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan memberikan angket kepada para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengetahui kesesuaian media yang akan di gunakan untuk memperkenalkan sejarah . Dengan ±65 responden
Gambar 3.1 Grafik Angket
Angket ini di sebarkan ke pariwisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengetahui kewarganegaraan mereka , karena perancangan ini di targetkan kepada wisatawan yang gemar berpergian .
Gambar 3.2 Grafik Angket
Dari hasil kuisioner ini <10 sejarah bangunan yang di ketahui oleh 87.7% orang wisatawan . sedangkan bangunan bersejarah yang secara lengkap terdapat 101 – 316 bangunan bersejarah yang terdapat di kota semarang . seingga sangat memprihatinkan melihat pariwisatawan yang berkunjung namun tidak mengetahui cerita sejarahnya.
Gambar 3.3 Grafik Angket
Keunggulan pariwisata yang terdapat di semarang adalah bangunan bersejarah yang di nilai unik dan bagus . hal ini menunjukan bahwa banyak yang menyukai dan mengagumi nilai keunikan di setiap bangunan yang di miliki oleh kota semarang .
Gambar 3.4 Grafik Angket
Bangunan bersejarah tentunya memiliki nilai sejarah yang menarik, namun para wisataawan masih banyak yang belum dan tidak mengetahui mengenai nilai seni yang ada, hal tersebut akan memberikan dampak yang sangat luas jika tidak di tindak lanjuti.
What do you think about the unique side of those historical buildings? / Apa pendapat anda mengenai sisi yang menarik dari bangunan bersejarah tersebut?
Dari hasil analisa melalui angket menunjukan bahwa bangunan bersejarah memiliki interior , ornamen, arsitektur, cerita , kisah yang menarik namun masih kurang pengolahan sehingga sangat harus di lestarikan. Responden mengungkapkan bahwa kota lain belum tentu ada bangunan yang memorable, historical seperti yang di miliki oleh kota semarang. Perbedaan yang di miliki pada setiap bangunan bersejarah yang berbeda-‐ beda.
What activities do you do when traveling? / Aktivitas apa saja yang anda lakukan
ketika berpariwisata ?Aktifitas yang di lakukan oleh para wisatawan rata – rata untuk berrefreshing pengan melakukan aktifitas berupa berfoto – foto untuk mencari nilai estetika yang terdapat pada bangunan , eksplorasi mencari wawasan bangunan namun pada sisi ini menemukan kekurangan bahwa tak semua tempat terdapat orang yang dapat menjelaskan mengenai sejarah bangunan tersebut , sehingga sulit untuk mendapatkan wawasan mengenai bangunan tersebut , kegiatan lainnya berupa membeli oleh – oleh , berkuliner dan berkeliling di sekitar untuk mencari keunikan pada bangunan bersejarah .
Gambar 3.5 Grafik Angket
Dari hasil angket yang di dapatkan 82% wisatawan tertarik untuk mengetahui nilai sejarah yang terdapat pada setiap bangunan. Sehingga hal ini merupakan respon positif untuk merancang media visual untuk mengatasi ketidakpahaman nilai seni yang terdapat pada setiap bangunan.
Gambar 3.6 Grafik Angket
Wisatawan banyak sekali yang tertarik mengenai bangunan bersejarah, namun belum ada tanggapan mengenai penyelesaian masalah pada penyampaian media yang di gunakan . sehingga mereka hanya menjagakan informasi berdasarkan internet. Sehingga di kota Semarang itu sendiri belum menyediakan media yang dapat menjelaskan bangunan bersejarah tersebut
Gambar 3.7 Grafik Angket
Melihat dari hasil angket yang di targetkan untuk pariwisatawan menunjukan hasil yang sama , mereka menggunakan media cetak ataupun elektronik
Gambar 3.8 Grafik Angket
Mengamati dan menilai dari hasil angket wisatawan 61.5% menggunakan transportasi udara, dan transportasi pendukung lainnya mereka menggunakan transportasi darat berupa taksi dan kereta.
3.1.3 Data Bangunan Cagar Budaya Kota Semarang ( data valid DINAS PARIWISATA KOTA SEMARANG )
1. Bank Exim (Bank mandiri)
2. Menara Syahbandar
3. Djakarta Lyod
4. PT Pelni
5. Kantor Suara Merdeka
6. Praoe Layar
7. Stasiun Tawang
8. Marabunta
9. Gereja st Yoseph panturan
10. Spiegel
11. Marba
12. Gereja Blenduk & pasar antik & taman
13. PT Borsumij Wehry Indonesia ( sebelah gereja Blenduk )
14. Asuransi Jiwa Sraya
15. Eks pengadilan Semarang ( Rm. Cianjur )
16. Kantor Telegraph & Telex ( telkom )
17. Jembatan Berok
18. Kantor Pos
19. Lawang Sewu
20. Stasiun Poncol
21. Menara Pelabuhan 3.1.4 Data Sejarah
v Wawancara sejarawan & ahli sejarah mengenai bangunan tersebut v Mencari data melalui buku v Mendokumentasi bangunan untuk data perancangan visual
3.2 Strategi Komunikasi 3.2.1 CreativeBrief OBJECTIVE
Perancangan yang merupakan media komunikasi visual yang bertujuan untuk membantu wisatawan lokal ataupun mancanegara untuk mengetahui nilai sejarah dan menjadikan sebagai media promosi pariwisata semarang. Perancangan ini membutuhkan visualisasi untuk meningkatkan kesadaran akan nilai sejarah yang di miliki oleh setiap bangunan.
ISSUE Permasalahan yang dihadapi
- Ketidak pahaman akan nilai sejarah yang menjadikan pariwisatakan kurang menghargai dan memaknai nilai yang terkandung pada bangunan tersebut
- Pariwisata yang di miliki oleh semarang cukuplah banyak dan menarik namun kurangnya penanganan menyebabkan semarang tidak ada media yang dapat menyampaikan informasi kepada wisatawan, sehingga ketika wisatawan berkunjung tidak memahami latar bangunan tersebut.
INSIGHT Hasil dari pencarian issue (planning untuk menghadapi permasalahan)
- Perancangan ini akan menghasilkan media visual yang dapat mengkomunikasikan nilai sejarah secara visual dengan menghubungkan kebiasaan dan kegemaran yang di suka oleh wisatawan sehingga penyampaiannya dapat tersampai dengan cara yang menarik
OPPORTUNITY Tujuan dari membahas issue
- Menanamkan pemahaman akan nilai sejarah secara visualisasi realistis dengan menggunakan media perancangan komunikasi visual
3.2.2 CreativeBrief Lowe Worldwide Why we are advertising?
Untuk memvisualisasikan nilai sejarah kepada wisatawan yang tidak mengetahui betapa bermaknanya nilai sejarah , sehingga dengan visualisasi akan membantu menarik perhatian dan lebih efektif dalam penyampaiannya . Visualisasi yang lebih mengarah pada visualisasi realistis mengingat bahwa sejarah merupakan hal yang harus di sampaikan secara realistis dan melalui pendekatan yang di gemari oleh wisatawan.
Who are we talking to ?
Pada wisatawan lokal ataupun turis
What do we want them to know/think?
- Memudahkan wisatawan dalam mencari tempat wisata bersejarah di kota Semarang
- Membawa nilai sejarah agar dapat menanamkan rasa cinta pada aset sejarah.
- Media yang dirancang dapat digunakan untuk panduan dalam berpariwisata
- Media penyampaian visual yang di sesuaikan dengan kebiasaan dan kegemaran wisatawan
What should the advertising communicate?
Wisatawan dapat memahami dan tersampaikan informasi mengenai bangunan bersejarah yang ada , dengan merancang komunikasi visual berjudul “ Jejak Kolonial “ / ‘The Colonial Trail’ .
What is the tone and manner of the advertising?
Tone and manner perancangan akan bersifat komunikatif dengan penyampaian visualisasi berupa ilustrasi visual yang real atau fotografi yang di ambil dari segi segi keunikan yang di miliki oleh setiap bangunan yang ada.
What executional consideration are there?
Ilustrasi visual yang akan di tonjolkan sebagai media promosi pariwisata
3.2.3 Marketing Mix Produk
Wisatawan membutuhkan media produk yang dapat menyampaikan nilai – nilai yang terdapat pada bangunan bersejarah yang dapat di gunakan secara fleksibel , nyaman, ringan namun informatif.
Price
Point yang menonjol yaitu visualisasi yang di ambil dengan teknik yang dapat memfokuskan sisi sisi yang menjadi titik menarik yang di miliki pada bangunan untuk memperkenalkan nilai sejarah seni nya dengan menggunakan visualisasi real , berbeda dengan yang lainnya yang hanya membahas dengan lingkup yang kecil dan kurang bertarget pada wisatawan yang gemar berfoto .
Place
Menurut hasil analisa yang di dapatkan peletakan yang dapat di jadikan tempat promosi yaitu dapat di letakkan pada airport , airport merupakan lokasi pertama yang di kunjungi oleh turis ketika berkunjung ke semarang , sehingga sangat sesuai . Transportasi pendukung lainnya adalah transportasi darat, kereta dan taxi . Selain itu media juga akan di letakkan pada lokasi – lokasi bangunan bersejarah.
Promotion
Promosi yang di lakukan dapat berupa media cetak ataupun elektronik
3.2.4 Unique Selling Propositions
Perancangan komunikasi visual bangunan bersejarah di semarang menekankan aspek desain grafis yang spesifik dengan menggabungkan unsur kuno , kelawasan terhadap nilai sejarah yang di kemas dengan desain modern dan sesuai dengan kegemaran para pariwisatawan . sehingga hasil perancanganpun akan lebih diminati karena lebih tidak membosankan karena sesuai dengan selera pembaca dengan tujuan untuk memperkenalkan bangunan kolonial Belanda di Semarang bahkan bangunan yang masih tersembunyi dan tidak banyak orang mengetahuinya. Dengan menggunakan selera pembaca adalah strategi yang tepat. Karena Jejak Kolonial memiliki strategi desain yang spesifik sebagai Unique Selling Propositions (USP) . Berbeda dengan produk pesaing yang hanya menceritakan sejarahnya dengan menggunakan naskah sejarah hanya berupa text namun tidak dapat membangun imajinasi sejarah akan kurang menarik dan akan cepat bosan ketika membacanya. Dan contoh produk pesaing lainnya adalah hanya menceritakan satu bangunan saja tidak lengkap, sehingga pembacapun hanya mengetahui bangunan yang itu-‐ itu saja. Perancangan ini juga memiliki keunikan berupa mini guide yang terdapat di setiap buku, sehingga memudahkan pembaca untuk mengomunikasikan kepada pembaca untuk menunjukkan lokasi suatu tempat. Sehingga perencanaan ini di rancang dengan menggunakan desain-‐desain dan visualisasi yang akan memiliki karakteristik unik dalam setiap bangunan yang dapat mengkomunikasikan dan menginformasikan kepada pembaca secara imajinatif dan antara lain fokus pada data visual yang di lengkapi dengan informasi sejarah singkat setiap bangunan.
3.2.5 Positioning
Positioning dari pembuatan buku ini adalah menempatkan bangunan kolonial belanda yang terdapat di Semarang dengan menggunakan media komunikasi visual untuk membantu mempromosikan pariwisata bangunan kolonial yang bersejarah guna untuk mendukung pariwisata daerah agar pariwisatawan tertarik untuk berkunjung ke bangunan kolonial tersebut dan mengetahui nilai sejarahnya.
3.3 Strategi Media
Media lini atas merupakan media yang dalam pemasangan iklannya membayar ruang dan waktu. Media yang dipilih adalah sbb: v Media luar ruang
a. Billboard ( menayangkan audio visual ) Billboard ini akan menampilkan audio visual yang memperkenalkan sekilas mengenai bangunan – bangunan bersejarah yang merupakan bangunan bersejarah kolonial. Billboard ini akan di tayangkan di tempat umum : airport , stasiun , halte , terminal . b. Vertical banner ( Bendera )
Vertical banner yang di gunakan berupa bendera , selain di gunakan sebagai media promosi . Bendera ini merupakan media yang digunakan untuk menandai , dengan tujuan menunjukan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan yang di rekomendasikan sebagai bangunan kolonial. Bendera ini akan di letakkan di sekitar bangunan bersejarah yang terdapat pada perancangan. Media lini bawah merupakan media yang dalam pemasangan iklannya tanpa membayar ruang. Media yang dipilih adalah sbb: v Media luar ruang
a. Media cetak ( buku ) Perancangan media cetak berupa buku merupakan media yang di rancang untuk memperkenalkan nilai sejarah bangunan secara mendetail agar wisatawan pun mengetahui cerita sejarah bangunan tersebut dan juga tidak kesusahan dalam mencari informasi ketika berpariwisata. Buku ini di letakkan di 21 bangunan kolonial belanda yang terdapat di kota semarang dan tempat transportasi umum lainnya agar ketika berpariwisata mereka dapat sambil melihat – lihat dan membaca buku tersebut. Selain itu media cetak ini dapat menjadi buku panduan ketika berpariwisata , membantu dalam mencari angle bangunan yang unik untuk berfoto.
b. Pembatas buku
c. Mini guide v Sebagai souvenir
Sovenir merupakan bagian dari promosi tempat pariwisata, selain
a. Pin
b. Mug
c. Kaos
d. Stiker v Produk kawasan a. Postcard
3.4 Strategi Anggaran Jenis Media Media Biaya Non konvensional Billboard (audio visual) Rp. 90.000.000 (ATL) 30.000.000 x 3bulan Vertical Banner (bendera) 25.000 x 10 buah Rp. 7.500.000 bendera sekitar lokasi bangunan x 30 bangunan kolonial Konvensional Media Cetak (buku) Rp. 20.000.000 (ATL 200.000x 100 pc Mini Guide
Rp. 450.000 4.500 x 100 Pin Rp. 500.000 5.000 x 100 pc Mug
Rp. 1.500.000 15.000 x 100 pc Kaos Rp. 5.000.000 50.000 x 100 pc Postcard
Rp. 500.000 5000 x 100 pc Pembatas Buku Rp. 300.000 3000 x 100 pc Stiker Rp. 300.000 3000 x 100 pc Total Rp. 126.050.000
Gambar 3.9 Tabel Anggaran