IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN SISWA (STUDI DI SMK ALAM KENDAL, DAN SMK ASKHABUL KAHFI SEMARANG) Tahun Pelajaran 20162017

  

IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU

DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN

SISWA

(STUDI DI SMK ALAM KENDAL, DAN

SMK ASKHABUL KAHFI SEMARANG)

  

Tahun Pelajaran 2016/2017

oleh :

SYAIFUL HADI

  

NIM. M1.13.019

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negeri yang penduduknya mayoritas muslim, Nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sering disebut dengan budaya

  ketimuran sesungguhnya memiliki sejumlah tata nilai yang baik dan dapat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Terlebih lagi kalau di dasari atas nilai-nilai agama yang sangat lengkap dan sempurna. Namun, budaya yang datang dari barat akibat globalisasi membuat nilai-nilai itu lambat laun terus terkikis. akhlak di kalangan anak didik telah terkikis dan menipisnya moral seperti rayap yang terus menggerogoti setiap kayu yang menjadi perusak bagi penyangga bangsa ini. Tampak ada gejala di kalangan anak muda khususnya, bahkan juga pada orang tua yang menunjukkan bahwa mereka mengabaikan nilai-nilai akhlak mahmudah dan etika moral dalam tatakrama pergaulan, padahal hal tersebut sangat diperlukan dalam suatu masyarakat yang beradab. Jika diperhatikan fenomena yang terjadi di sekitar masyarakat saat ini, seolah-olah orang bebas berbuat apa saja sesuai dengan kehendaknya, seperti perkelahian masal, penjarahan, pemerkosaan, pembajakan kendaraan umum, penghujatan, perusakan tempat ibadah, lembaga pendidikan, kantor-kantor pemerintahan dan sebagainya, yang menimbulkan keresahan pada masyarakat itu sendiri.

  Manusia yang hidup di zaman modern idealnya adalah manusia yang meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan kecerdasan dan bantuan teknologi seharusnya manusia yang hidup di zaman modern ini menjadi lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dibandingkan kemajuan berpikir dan teknologi yang dicapainya. Akibat dari ketidakseimbangan itu lambat laun akan menimbulkan gangguan mental. Dan sebagai akibat dari sikap hipokrit yang berkepanjangan, maka manusia modern akan mengalami kecemasan, kesepian, kebosanan, perasaan gelisah dan takut serta perilaku menyimpang merupakan wujud dari aktivitas mental yang tidak sehat atau mengalami

  1 gangguan mental.

  Salah satu dampak yang ditimbulkan dalam realitas kehidupan manusia masa kini adalah munculnya berbagai gangguan psikologis seperti depresi. Gangguan depresi ini terjadi akibat adanya suatu kesedihan yang sangat mendalam. Perasaan tersebut muncul karena kecewa mengalami situasi yang sama sekali tak terduga dan tak diharapkan terjadi dalam hidupnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat miskin tetapi juga banyak terjadi pada masyarakat pekerja professional karena

  2 mereka menjadi tidak berdaya di atas kemampuannya sendiri.

  1 Tamama Rofiqah, “Upaya Mengatasi Gangguan Mental Melalui Terapi Zikir,” Jurnal

Pendidikan Agama Isla m, Vol. 1, No.1, 2013, 2, e-joernal on-line. Melalui

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index,php/jurnalpai/article/view/7.html[01/07/17]. 2 Ahmad Razak, Mustafa Kamal Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman, Terapi Spiritual

  

Islami Suatumodel Penanggulangan Gangguan Depresi ”, Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi krisis akhlak tersebut agar tidak berkepanjangan. Hal yang paling penting untuk mengatasi berbagai masalah tersebut adalah pendidikan, baik yang dilakukan di rumah, sekolah maupun pesantren.

  Pendidikan sangat berpengaruh besar dalam mengubah sikap mental dan perilaku manusia. Dengan Pendidikan perilaku-perilaku negatif yang terjadi di masyarakat dapat di minimalisir, baik pendidikan dengan jalur formal seperti sekolah ataupun nonformal seperti pesantren, atau memadukan keduanya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang di arahkan kepada pembinaan dan pengembangan seluruh aspek kepribadian

  3 manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang kaafah.

  Di samping problematika akhlak dan moral, pengangguran dan kemiskinan di Indonesia menjadi tambahan masalah yang tidak ada habisnya. Jumlah siswa putus sekolah dan penganguran terdidik juga menambah parah terpuruknya ekonomi di Indonesia. Tiap tahunnya, perguruan tinggi ikut menyumbangkan alumni yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan. Belum lagi siswa menengah yang drop out atau tidak melanjutkan sekolah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menumbuh kembangkan semangat dan motivasi untuk berwirausaha.

  Pendidikan kewirausahaan bukan hanya dirasa perlu tapi wajib diberikan 3 pada masyarakat baik dibangku pendidikan dasar, menengah sampai

  Sri Wahyunita, Analisis Peranan Aplikasi Manajemen Qalbu terhadap Penerapan perguruan tinggi dalam rangka membentuk jiwa wirausaha yang handal dan unggul.

  Sedangkan Perkembangan teknologi dan informasi membawa perubahan yang sangat besar bagi kehidupan di desa maupun di perkotaan khususnya. Perubahan cara hidup akibat dari dinamika interaksi di dalam kehidupan masyarakat dan tuntutan kebutuhan ekonomi semakin besar sedangkan lapangan pekerjaan semakin sempit. Walaupun kekayaan sumber daya alam yang besar belum mampu mengelola dengan maksimal, dan para pemuda mengalami banyak pengangguran akibat minimnya pengetahuan dan keterampilan.

  Peran pemuda dalam membangun bangsa akan menjadi prioritas utama. Sebab, kedepannya bangsa ini akan disibukkan dengan rekayasa sosial yang didalamnya membutuhkan keampuhan dan kehebatan para pemuda Indonesia untuk menghadapinya. Kehebatan teknologi, informasi dan perkembangan ekonomi akan menjadi bagian yang teramat penting bagi pembenahan pemuda kedepannya agar siap menghadapi semua permasalahan bangsa. Nilai harmonisasi bangsa akan terjaga dengan baik jika dikelola oleh pemuda yang cerdas dan terdidik oleh bangsanya sendiri.

  Pluralisme yang ada di Indonesia bisa menjadi salah satu identitas tersendiri dalam melahirkan nilai-nilai persatuan.

  Menjadi pemuda yang siap memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan dan keharmonisan di tengah kemajemukan. Namun di sisi lain, pemuda terjebak kasus narkoba, tawuran, perkelahian, gerakan radikalisme, seks bebas, dan berbagai macam perilaku menyimpang lainnya.

  Pemuda adalah ujung tombak dan tulang punggung bagi keberlanjutan masa depan bangsa Indonesia. Suatu bangsa yang besar dan dapat bertahan secara berkelanjutan karena ada pemuda yang menggerakkan perubahan dan melakukan tindakan yang positif dan kreatif untuk kemajuan bangsa.

  Ironisnya, banyak pemuda mulai terjebak dalam berbagai kegiatan yang kontra produktif dan kurang memiliki kualitas dan daya saing untuk memajukan bangsa. Salah satu kontribusi terkait dengan problematika bangsa juga disebabkan oleh perilaku pemuda dan generasi muda yang tidak bertanggung jawab. Ketidakpedulian terhadap lingkungan di sekitar, kurang memahami makna toleransi dan keberagaman, cenderung eklusif telah membawa generasi muda jatuh dalam persoalan dan problematika remaja masa kini. Untuk itu, penguatan materi dan orientasi terhadap wawasan pemuda terhadap situasi bangsa dan perkembangan kepemudaan sekarang ini perlu dilakukan dan dengan memberikan pertanyaan kritis terhadap generasi muda akan memberikan stimulus untuk memiliki daya kritis dan nalar yang baik terhadap posisi dan eksistensi pemuda ke depan.

  Berbagai macam problematika yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks dan masih menyisakan problem lain di masyarakat, yaitu munculnya gangguan kejiwaan berupa kesepian yang bersumber dari hubungan antar pribadi yang tidak lagi tulus atau hangat. Kegersangan

  4 individualisme yang tinggi. Sedangkan masalah karakter atau sikap adalah

  masalah yang hangat krusial menyebabkan umat Islam tertinggal dalam mengemban tanggung-jawabnya sebagai generator peradapan dunia.

  Karakter yang lemah (seperti rasa tidak percaya diri, tidak mandiri, malas dan lain-lain) itu tidak akan dapat membuat kemajuan, menggalang kekuatan dan potensi umat, bahkan menjadikannya seperti karakter buruk yaitu egois, serakah, materialistik, dan licik. Maka peran lembaga Sekolah, khususnya Setiap lembaga SMK berlomba bagaimana mempersiapkan para lulusannya mampu bersaing di dunia kerja, untuk mengurangi pengangguran dan menanggulangi kemiskinan agar ekonomi masyarakat tumbuh berkembang menuju masyarakat yang sejahtera. Tetapi sedikit lembaga Pendidikan yang mempersiapkan para lulusannya dengan karakter kemandirian dengan berproses pada pengelolaan hati sebagai kendali utamanya. Dan banyak para lulusan di tingkat SMK yang mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, tetapi sering mengesampingkan pengelolaan hati. Sehingga terjadi ketidakpuasan diri merasa kurang akan hasil yang sudah didapatkan karena tidak mampu mencukupi segala keinginan. Ketidakpuasan diri akan hasil memunculkan masalah baru, di antaranya mogok kerja untuk meminta kenaikan upah, memanipulasi data untuk meningkatkan jabatan, dan berbagai macam masalah yang ditimbulkan.

  Adapun bagi para lulusan SMK yang memilih untuk berwirausaha secara mandiri, tetapi tanpa memiliki karakter kemandirian dan mengefektifkan hatinya akan mengalami kegelisahan, kehampaan dan ketidaktenteraman hidup. Hati adalah amanah yang harus di jaga dengan penuh kesungguhan, karena kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik orang yang berhati bersih. Dan orang yang berhati bersih itulah yang akan melaksanakan segala ibadah kebaikan dengan penuh kesungguhan dan

  5

  keikhlasan. Di sebabkan setiap diri manusia belum tentu bisa menjaga dan mengembangkannya. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan tubuh yang kuat menjadi mulia. Dengan hati yang bersih pikiran pun jadi jernih, semangat kian gigih dan prestasi mudah diraih. Dengan hati yang bersih, menjalankan segala aktivitas akan menjadi ikhlas. Saat hati sudah ikhlas maka, dalam melaksanakan semua usaha dengan penuh kejujuran, amanah, dan dilaksanakan sampai tuntas.

  Di dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28 :

  

          

 

  28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

  6 Allah-lah hati menjadi tenteram.

  Sehingga peran a l Qur’an sangatlah penting sebagai pedoman pokok dan sumber utama bagi manusia. Al Qur’an sebagai sumber agama yang telah di nyatakan sempurna mengandung pengertian, bahwa Al Qur’an mampu memberikan jawaban terhadap berbagai problematika kehidupan manusia sepanjang masa. Banyak masyarakat yang mengalami kesuksesan dalam bekerja maupun dalam berbisnis atau berwirausaha, tetapi banyak pula yang mengalami kegersangan jiwa, kekosongan hati dan menjadikan kehidupannya menjadi hampa. Kegelisahan sering datang tak berujung karena dalam melaksanakan aktifitasnya lepas dari kontrol qalbu yang sehat.

  Dari uraian di atas merupakan hal yang melatarbelakangi serta mengantar kepada penulis untuk membahas bagaimana para lembaga pendidikan di tingkat SMK mampu mensinergikan Manajemen Qalbu dengan kemandirian wirausaha siswa dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul : Implementasi Prinsip-prinsip Manajemen Qalbu Dalam dalam Pembentukan Mental Kewirausahaan Siswa (Studi di SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang) Tahun Pelajaran 2016/ 2017. B.

  Rumusan Masalah 1.

   Bagaimana konsep Manajemen Qalbu pada SMK Alam Kendal, dan

  SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam pembentukan mental kewirausahaan?

  2. Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang pada siswa ? 3. Bagaimana capaian-capaian Manajemen Qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi

  Semarang pada siswa ? C. Signifikansi Penelitian

  1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Untuk mendeskripsikan konsep Manajemen Qalbu SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang.

  b.

  Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Manajemen Qalbu SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam membentuk kemandirian wirausaha siswa.

  c.

  Untuk mendiskripsikan capaian-capaian Manajemen Qalbu SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam membentuk kemandirian wirausaha siswa

  2. Manfaat dari penelitian ini adalah: a.

  Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan keilmuan dunia pendidikan melalui implementasi prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan di SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang.

  b.

  Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah dalam melaksanakan konsep Pembelajaran dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip Manajemen Qalbu sebagai pembentukan pribadi unggul yang mampu menjadi pengusaha jujur, amanah dan rahmatan lil ‘alamin.

  Serta sebagai materi pokok dalam mata pelajaran Kewirausahaan D. Kajian Pustaka

  Untuk memperoleh informasi penelitian tentang Implementasi Manajemen Qalbu sebagai konsep pembentukan kemandirian wirausaha dan untuk mengetahui masalah apa saja yang belum diteliti dan yang perlu dikembangkan, maka perlu dilakukan kajian pustaka dari tulisan-tulisan yang membahas masalah tersebut.

  Dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh M Faizin berjudul Peran Manajemen Qalbu Bagi Pendidik, pembahasanya menitik beratkan pada implementasi manajemen qalbu sangat signifikan perannya

  7 dalam meningkatkan intelektualitas dan religiusitas bagi guru.

  Dalam Jurnal Ilmu-ilmu Agama Islam dan Kebudayaan yang ditulis oleh Huzni Thoyyar dengan judul Pengembangan Qalbu (Hati) Melalui Pendekatan Multiple Intelligence bahwa qalbu tidak hanya di artikan secara fisik berupa segumpal daging berbentuk lonjong terletak dalam rongga dada sebelah kiri, tetapi juga dalam artian metafisik dinyatakan sebagai karunia Allah SWT yang halus. Dan dalam tulisannya menjelaskan bahwa qalbu adalah hati nurani yang akan melahirkan karakter, kepribadia, dan watak

  8 seseorang.

  Menurut penulis, tesis yang disusun oleh Puspo Nugroho dengan judul Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq sebagai Pendidikan Karakter Dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Calon Guru PAI STAIN Salatiga Tahun Akademik 2013-2014. Pada penelitian ini di titik beratkan pada implementasi akhlaq dalam pengembangan kepribadian

  9 bagi calon Guru STAIN Salatiga.

  Tesis yang disusun oleh Siddiqoh dengan judul Implementasi 7 Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah

  M. Faizin, P eran Manajemen Qalbu bagi Pendidik, Jurnal Pendidikan Agama Islam

(Journal of Islamic Education Studies) , vol 1, no 1, 2013, e-journal on-line. melalui

.

8 Huzni Thoyyar Pengembangan Qalbu (Hati) Melalui Pendekatan Multiple Intelligence

  , ,

  Jurnal Ilmu-ilmu Agama Islam dan Kebudayaan vol. 1, no. 1, 2009,

  , e-journal on-line melaluihtml[12/27/16]. 9 Puspo Nugroho, “Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq sebagai Pendidikan Karakter dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se-Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014. Pada penelitian ini di titik beratkan pada pemahaman guru tentang pendidikan karakter untuk pembentukan akhlak

  10 mulia dan pembiasaan perilaku baik pada peserta didik.

  Sedangkan tesis yang ditulis oleh Umi Tsaqief Soraya dengan judul Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dan Pembiasaan dalam Pembelajaran PAI di Madrasah untuk Membangun Karakter Siswa (Studi Kasus pada MI Muhammadiyah Plus Kalibening kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2016). Penelitian ini menitikberatkan proses pencapaian peserta didik yang berkarakter,unggul dalam prestasi, relegius

  11 dan disiplin.

  Dengan beberapa kajian di atas maka peneliti lebih menitikberatkan pada penelitian konsep SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi dalam Implementasi prinsip-prinsip manajemen qalbu dalam pembentukan mental kewirausahaan siswa (Studi di SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang) Tahun Pelajaran 2016/2017.

10 Siddiqoh, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala

  

Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se-Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun 2014”, Tesis, Salatiga: STAIN Salatiga, 2014. 11 Umi Tsaqief Soraya , “Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dan Pembiasaan dalam

Pembelajaran PAI di Madrasah untuk Membangun Karakter Siswa (Studi Kasus pada MI

E. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field

  research ). Jenis penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan

  secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek tertentu

  12

  dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Dalam hal ini penulis akan mendatangi dan mengamati SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang melalui interaksi secara langsung (berkunjung,telpon,SMS,email) untuk mempelajari profil Sekolah, kebiasaan dan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan praktik Efektifitas Manajemen Qalbu dalam membentuk kemandirian Siswa.

  2. Pendekatan Penelitian Penelitian deskriptif kualitatif yakni bentuk penelitian yang menganalisis data dengan berpijak pada fenomena-fenomena yang ada

  13 kemudian dikaitkan dengan teori atau pendapat yang telah ada.

  Bersifat deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa

  14

  deskriptif dari gejala-gejala yang diamati. Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan studi kepustakaan, studi 12 lapangan, dan studi kasus.

  Hamdan Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995, 72. 13 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. IX, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, 72.

  Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan berbagai situasi SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dengan keunikan kegiatannya secara sistematis dan karakteristik yang sesuai dengan keadaan objek sebenarnya.

  3. Lokasi Penelitian Adapun Lokasi penelitian akan dilakukan di tiga tempat; yaitu

  SMK Alam Kendal yang beralamat di Desa Limbangan Rt 03 Rw 08, Kecamatan Limbangan, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang beralamat di Desa Polaman, Kecamatan Mijen, Kota Semarang

  4. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat mengenai obyek penelitian, maka penulis akan menggunakan ciri khas penelitian kualitatif dan kuantitatif, yaitu melalui hasil angket, wawancara, pengamatan, dan dokumentasi.

  a. Wawancara atau interview Wawancara dilakukan dengan narasumber Kepala Sekolah,

  Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan, Wali Murid, dan Siswa kelas XI.

  b. Pengamatan (observasi) Pengamatan secara langsung terhadap monitoring guru mata pelajaran kewirausahaan pada kegiatan wirausaha siswa kelas XI dan proses pelaksanaan kegiatan usaha siswa kelas XI. c. Dokumentasi Pengumpulan dokumen kegiatan, berupa buku, notulen rapat, agenda dan foto wirausaha yang sudah dilakukan oleh siswa kelas XI.

  d. Angket Pengumpulan data berupa butir-butir pertanyaan secara tertulis untuk di jawab oleh siswa kelas XI

  5. Operasional Penelitian Untuk mengidentifikasikan dan mengukur data dirumuskan indikator sebagai berikut : a. Indikator Manajemen Qalbu yang akan di capai sebagai berikut :

  Perilaku Jujur, Perilaku Tanggungjawab,

  Ma’rifatullah, Perilaku

  Sabar, Perilaku Ridlo, Perilaku Tawakal, Perilaku Amanah, Perilaku

  15 Sidiq, Perilaku Komitmen, Perilaku Optimis.

  b. Indikator mental Kemandirian dalam wirausaha yang akan dicapai sebagai berikut : mandiri, Progam Wirausaha, Laporan berkala, Konsisten dalam Wirausaha, Keputusan secara Cepat dan Tepat, Ketekunan, Keuletan, Masalah dalam Wirausaha, Kreatif, Inovatif,

  Komunikatif

  , Mengambil Resiko, Peningkatan Prestasi, Kerjasama

  16 tim, Etos Kerja, Inisiatif, Berorentasi Masa Depan.

15 Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati : MQ For Begenners, Bandung:, MQS Publishing,

  2004, 2-3

  6. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data yang ada dengan

  17

  menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Aktifitas dalam analisis data pada penelitian ini terdiri dari empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

  a. Pengumpulan data Merupakan proses pencarian data yang dilakukan dengan jalan pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari catatan tersebut peneliti perlu membuat catatan refleksi yang merupakan catatan dari peneliti sendiri berisi komentar, kesan, pendapat, dan penafsiran terhadap fenomena yang ditemukan.

  b. Reduksi data Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian

  (laporan) yang terinci sistematis, pada pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan. Laporan. Kegiatan ini merupakan proses seleksi/pemilahan, pemfokusan/ pemusatan perhatian, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. c. Penyajian data Sajian data adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi. diberikan dalam bentuk narasi kalimat yang disusun secara logis dan sistematis mengacu pada rumusan masalah. Sajian data yang disampaikan berupa table dan analisis dari data pada table tersebut yang berupa narasi. Hal ini dimaksudkan agar pembaca penelitian ini dapat memahami isi penelitian dengan lebih jelas.

  d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir atas pola-pola atau konfigurasi tertentu dalam penelitian ini sehingga menggambarkan secara utuh terhadap seluruh rangkaian kegiatan penelitian. Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya.

  Teknik pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini adalah teknik induksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian dikelompokkan yang saling berhubungan. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagai suatu jalinan pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk mendapatkan gambaran yang detail dan menyeluruh serta agar mudah dipahami, tesis ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan. Pada bab ini menguraikan beberapa hal pokok mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

  Bab II Landasan Teori menguraikan tentang prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dan Mental Kewirausahaan Bab III Mendeskripsikan profil SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang, Konsep dan implementasi Manajemen Qalbu SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang. Bab IV Mendeskripsikan Hasil, Evaluasi dan Capaian-Capaian Manajemen Qalbu pada mata pelajaran kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi yang meliputi pelaksanaan, implementasi serta manfaat Manajemen Qalbu pada mata pelajaran Kewirausahaan Siswa.

  Bab V Penutup. Pada bab ini dikemukakan tiga sub bab yaitu: kesimpulan, saran-saran dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Qalbu

  1. Pengertian Manajemen Qalbu Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan atau pentadbiran. Artinya sekecil apapun potensi yang ada apabila dikelola dengan tepat, akan dapat terbaca, tergali, tertata, dan berkembang secara optimal.

  Adapun qalbu adalah hati nurani atau lubuk hati yang paling dalam. Hati adalah tempat bersemayannya niat, yakni yang menentukan nilai perbuatan seseorang berharga ataukah sia-sia, mulai

  18 atau nista.

  Qalbu adalah sentral penentu baik buruknya diri (self) manusia.Pada area qalbu terdapat empat lapisan. Lapisan pertama adalah shadar, yaitu suatu tempat dimana terjadinya tarik-menarik antara kutub kebaikan dan kutub kefasikan. Allah berfirman dalam AL-

  Qur’an QS.91: A.8 yang berbunyi: Terjemahnya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.

  Lapisan kedua adalah qalbu, yaitu tempat memancarnya cahaya imaniah.Lapisan ketigaadalah fuad, yaitu wilayah qalbu yang lebih dalam tempat dimana terpancarnya cahaya 18

  ma’rifah. Sedangkan Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati : MQ For Begenners, Bandung:, MQS Publishing, lapisan yang paling dalam adalah lubb, yaitu merupakan pusat kekuatan spiritual manusia karena di sinilah tersimpan kekuatan ilahiyah (spiritual power). Apabila kutub kebaikan lebih kuat pada lapisan pertama (shadar) maka praktis qalbu (cahaya imaniah) dan

  fuad

  (cahaya makrifah) semakin bersinar.Ini mengindikasikan bahwa

  qalbu manusia sehat (Qalbun salim). Qalbu yang sehat menyebabkan

  cara berpikir (akal) manusia menjadi baik pula dan secara otomatis

  19 perilakunya menjadi terarah dan terkontrol dengan baik.

  Berbijak pada beberapa definisi di atas, maka qalbu bisa membawa manfaat juga mudarat tergantung pada bagaimana kita mengelolanya.

  Pertama qalbun mayyit (hati yang mati) adalah hati yang tidak mengenal tuhannya dan tidak beribadah kepada-Nya dengan menjalankan perintah dan apa-apa yang di ridlai oleh-Nya.

  Kedua, qobun maridh (hati yang sakit), yaitu yang hidup namun mengandung penyakit. Hati yang memiliki potensi untuk

  mahabbatullah (mencintai Allah) dan juga mencintai nafsu ammarah,

  sehingga melahirkan sikap penyesalan atas perilaku yang dilakukannya (nafsu lawwamah). Ciri-ciri qalbun maridh ini adalah hadirnya iman, keihklasan, dan sifat baik lainnya dalam satu segi

19 Ahmad Razak, Mustafa Kamal Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman, Terapi Spiritual

   kehidupan, tetapi juga ikut berperan rasa tamak untuk meraih kesenangan dan mementingkan kehidupan dunia.

  Ketiga, qalbun salim (hati yang selamat), yaitu hati yang selamat dari nafsu yang menyalahi perintah Allah, selamat dari subhat dan kesalahpahaman yang bertentangan dengan kebaikan serta selamat dari penghambaan selain Allah. Ciri-ciri qalbun salim ini adalah memiliki sikap keikhlasan yang menyeluruh dalam perilakunya, cinta dan bencinya karena Allah, memberi dan melarangnya karena Allah.

  Firman Allah dalam Al qur’an surat as-Syu’ara ayat 87-89 yang artinya :”dan janganlah Engkau hinakan aku di hari mereka

  

dibangkitkan, yaitu di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna,

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang

bersih”.

  Bayangkan, kalau semua orang kemudian berusaha untuk mendasarkan seluruh aktivitasnya pada hati yang bersih, hati yang tidak ditanami oleh kedengkian, keprihatinan, dan kesombongan. Sungguh akan terjadi ledakan dasyat pada perubahan diri seseorang. Sungguh akan terlihat perubahan yang benar-benar berarti serta penting dan sangat bermakna dalam kehidupan. Tapi bila semua itu terjadi maka dunia ini tidak asyik, karena dengan adanya baik dan buruk kita bisa belajar dan berangkat dari pengalaman yang kita lihat maupun kita alami. Demikian juga dalam dunia pendidikan, alangkah yang bersih. Karena hati adalah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan kebersihan hati inilah otak akan lebih cerdas ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang dan 20 bertindakpun lebih semangat .

2. Dasar-dasar Manajemen Qalbu

  Manajemen qalbu merupakan upaya mengatur hati dengan jalan berlatih secara terus-menerus (berkesinambungan) bagaimana hati mensikapi segala persolaan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

  Manajemen qalbu memiliki tujuan yang ingin di capai yaitu niat dan perbuatannya akan bernilai mulia yang dapat dipertanggungjawabkan di dunia maupun di akhirat. dalam pelaksanaannya, manajemen qalbu memerlukan perpaduan antara ilmu dengan seni, yaitu memahami ilmu hati dan memiliki seni untuk menerapkannya. Bagaimana hati dapat menyikapi persoalan hidup, ketika mendapatkan musibah, ketika mendapatkan kenikmatan, ketika sedih, dan ketika ditimpa susah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka di perlukan proses pelatihan dan pembiasaan yang sistematis dan berkesinambungan.

  Adapun visi manajemen qalbu adalah menyatukan dimensi zikir, pikir, dan ikhtiar. Dimensi dzikir sangat menekankan keikhlasan dan ketawakalan. Sedangkan dimensi pikir amat menegaskan pentingnya rasionalitas dalam setiap pemikiran dan tindakan. Sementara dimensi

  20 ikhtiar menfokuskan pada etos kerja yang tak mengenal lelah dan

  21 pasrah.

  Zikir secara sederhana di artikan “ingat”. Ingat ada kalanya dengan hati atau dengan lidah, ingat dari kelupaan dan ketidaklupaan, serta sikap senantiasa menjaga sesuatu dalam ingatan. Istilah zikir atau zikr Allah dalam Islam secara umum diartikan “mengingat Allah” atau “menyebut asma Allah”. Allah berfirman ,”Dan ingatlah kepada

  Tuhanmu jika kamu lupa” (QS. Al kahfi [18]: 24). Ketika seseorang

  ingat kepada Allah berarti ia merasakan kehadiran Allah dalam kehidupannya, dan sebaliknya menjauhkan diri dari lupa kepada-Nya.

  22 Zikir adalah tiang penopang yang sangat kuat di jalan menuju Allah.

  Zikir dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk : Pertama, zikir qalbiyah atau zikir hati adalah merasakan kehadiran

  Allah. Jika hendak melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan maka ia meyakini dalam hatinya yang paling dalam bahwa Allah senantiasa bersamanya. Sadar bahwa Allah selalu melihatnya. Oleh karena itu, zikir qalbiyah artinya bahwa kita sadar dan merasa selalu di tatap oleh Allah.

  Jika kita sudah mencapai pada kesadaran ini, maka akan menimbulkan dampak yang besar, yaitu hati akan selalu bersih, apapun yang kita kerjakan menjadi ibadah, dan akan memperoleh nilai dalam hidup ini, 21 yakni nilai keridlaan Allah SWT.

  Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Bandung:Hikmah, 2003, 114-116.

  Kedua zikir aqliyah adalah kemampuan menangkap bahwa Allah di balik setiap gerak alam semesta ini. Menyadari bahwa semua gerak alam, Allah lah yang menjadi sumber gerak dan yang menggerakkannya. Berarti Dia senantiasa hadir dan terlibat dalam setiap peristiwa kejadian- kejadian alam, setiap peristiwa sejarah dan dalam setiap tindakan kita.

  Kita masuk dalam madrasah Allah, universitas jagat raya yang mencakup langit dan bumi.

  Ketiga, zikir lisan adalah buah zikir hati dan akal. Setelah melakukan zikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa berzikir, memahasucikan dan mengagungkan Allah SWT.

  Keempat, zikir amaliyah adalah hasil akhir yang kita ingin capai dari zikir, yaitu akhlak yang mulia. Dalam berzikir ini, kita sebenarnya dalam proses pembersihan hati dan diri kita. Karena setiap lafaz zikir punya kekuatan. Setiap zikir kita merupakan sebuah tali yang dapat

  23 menghubungkan secara langsung dengan Allah.

  Adapun suara hati pada dasarnya bersifat universal, dan suara hati manusia adalah kunci spiritual, karena itu pancaran sifat-sifat Allah. Dan untuk lebih menyederhanakan ada 7 spiritual corevalues (nilai dasar

  ESQ) yang diambil dari asmaul husna yang harus dijunjung tinggi

  sebagai bentuk pengabdian manusia kepada sifat Allah yang terletak pada pusat orbit yaitu jujur adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al mukmin. tanggungjawab adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al wakiil. Disiplin adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al matiin. Kerjasama adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah,

  al jaami’. Adil adalah wujud

  pengabdian manusia kepada sifat Allah, al adl. Visioner adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, al aakhir. Peduli adalah wujud

  24

  pengabdian manusia kepada sifat Allah, as sami’ dan al bashir.

B. Mental Kewirausahaan

  1. Pengertian Mental Kewirausahaan Keterampilan mental meliputi keterampilan mempercayai dan menghargai diri, keterampilan berpikir positif, dan keterampilan mengatasi stres. Bagian yang pertama dan utama dari keterampilan mental adalah keterampilan mempercayai dan menghargai diri.

  Percaya diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat mengukur suatu perbuatan dari segi baik atau buruknya. Dengan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap diri sendiri, remaja diharapkan dapat menilai apakah aktivitas yang dilakukan bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya atau bahkan sebaliknya akan merugikan orang lain dan dirinya. Kepercayaan diri berkaitan dengan harga diri (self esteem). Harga diri didefinisikan sebagai pandangan seseorang terhadap keunggulan yang dimilikinya, yang ditentukan juga oleh penampilan, kemampuan, kinerja, dan penilaian oleh orangorang penting yang berpengaruh baginya. Harga diri dapat dikembangkan dengan cara:berpikir positif, bersedia mengambil resiko, sabar terhadap diri sendiri, menghindari pengaruh negatif, bergaul dengan kelompok mendukung, mengembangkan prioritas, mengembangkan rasa humor,

  25 dan menerima tanggung jawab.

  Wirausaha yang berasal dari kata wira yang berarti mulia, luhur, unggul, gagah berani, utama, teladan, dan pemuka; dan usaha yang berarti kegiatan dengan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran,

  26 pekerjaan, daya upaya, ikhtiar, dan kerajinan bekerja .

  Wirausaha adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan dengan kemungkinan memperoleh keuntungan dan kemungkinan memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala kualitas seseorang tersebut, sehingga untuk melangkah berwirausaha diperlukan pribadi-pribadi tangguh, pribadi pantang menyerah, percaya diri, kemampuan mental-emosional dan kemampuan

  27 membaca peluang.

  Entrepreneur , berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau

  pengusaha. Usahawan atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari 25 disebut juga dengan pembisnis. Entrepreneur dalam bahasa Indonesia

  Tri Ermayani, “Pembentukan Karakter Remaja Melalui Keterampilan Hidup”, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 2, Oktober 2015: 134, html[01/16/16].

26 Subur, Islam dan Mental Kewirausahaan: Studi tentang Konsep dan pendidikannya ”,

  “

  ,

Insania|Vol. 12|No. 3|P3M STAIN Purwokerto | Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan Subur 2 Sep-Des 2007: 341-345, html[01/16/16]. 27 disebut dengan Kewirausahaan, menurut ejaan bahasaIndonesia, kewirausahaan terdiri dari beberapa suku kata, yaitu kewirausahaan, menurut Entrepreneurship, istilah Wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut untuk memulai suatu bisnis yang baru. Atau Kemampuan setiap orang untuk menangkap setiap peluang usaha, dan dimanfaatkanya sebagai lahan usaha, atau bisnis dan seluruh waktunya dicurahkan untuk menemukan peluang-

  28 peluang bisnis.

  Entrepreneurship

  adalah suatu proses mengkreasikan sesuatu dengan menambahkan nilai yang didukung komitmen pada tim dan usaha, memperkirakan kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial dan menerima hasil berupa finansial, kepuasan dan kebebasan pribadi.

  Kewirausahaan ini perlu diukur karena Kewirausahaan juga bisa berpengaruh langsung terhadap kinerja usaha. Di dalam pengertian

  entrepreneurship bukan hanya untuk ajang berdagang semata-mata,

  tetapi di dalam entrepreneurship banyak terdapat ciri-ciri serta karakter-karakter yang timbul dan bisa dipelajari. Karakter yang ada antara lain : a) Mandiri dan jujur, b). Mempunyai profesionalisme bisnis, c). Disiplin, inisiatif, kreatif dan inovatif, d). Beroreintasi pada

  28 prestasi dan masa depan dan e). Ulet, optimis dan bertanggung

  29

  jawab Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan.

  Peran sentral dalam kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya : sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses manufacture yang baru, produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola sesuatu., cara-cara baru dalam pengambilan keputusan. Kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya. Kretivitas merupakan sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan).

  A. Roe Psychological Approaches to Creativity in Science, New York University dalam Frinces menyatakan bahwa syarat-syarat orang

  yang kreatif yaitu: a) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to

29 Eny Endah Pujiastuti,”Pengaruh Kepribadian dan Lingkungan Terhadap Intensi

  experience ), b) Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan

  (observanvce seeing things in unusual ways), c) Keinginan (curiosity),

  d) Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance of apporites), e) Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in

  judgemnet, thought and action

  ) , f) Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy), g) Kepercayaan terhadap diri sendiri selfreliance), h) Tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok (not being subject to group standart and control).

  Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan (willing

  to take calculated risks ).

  Inovasi didefinisikan sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya.

  Inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk

  30

  meningkatkan dan memperkaya kehidupan ”.

  2. Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan Ciri-ciri kewirausahaan adalah percaya diri, berorentasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorentasi pada masa depan. Sedangkan watak kewirausahaan adalah keyakinan, optimisme, kemampuan mengambil resiko dan suka

30 Ernani Hadiyati,”kreativitas dan inovasi pengaruhnya terhadap pemasaran kewirausahaan

  tantangan, ketekunan, ketabahan, tekad yang kuat, energetik, inisiatif, inovatif, kreatif, dan fleksibel.

  Dengan mempunyai ciri-ciri dan memiliki watak kewirausahaan yang kuat tentunya dapat terbangun mental yang kuat untuk berwirausaha. Dan untuk menumbuhkan sikap mental yang kuat tersebut diperlukan membangun 7 sikap produktif, yaitu :

  Pertama, menghargai waktu. Karena modal sebagai pemenang sangat mahal, maka jangan sampai kita sia-siakan. Menurut paribahasa Eropa, waktu adalah uang, sedangkan menurut paribahasa Arab, waktu adalah pedang. Keduanya paribahasa ini menegaskan betapa pentingnya waktu, bisa merugikan manusia jika tidak produktif menggunakannya.

  Pentingnya menjaga lima hal sebelum datangnya lima hal, yakni masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, kesempatanmu sebelum kesibukanmu, kecukupanmu sebelum kebutuhanmu, dan hidupmu sebelum matimu”.

  Kedua, disiplin. Disiplin dapat diartikan sebagai sikap konsisten untuk terus menerus berikhtiar dalam menempuh satu jalan menuju kemenangan sejati yang kita yakini lahir batin. Disiplin diri untuk melihat kepada diri sendiri apa yang ingin dilakukan. Kita konsisten dengan sikap dan jalan tersebut menghadapi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang ditemui selama

  Ketiga, karakter. Sejatinya sukses itu juga berangkat dari sekian kali kegagalan dan kegagalan, disini peran semangat pantang menyerah dan kesabaran menjadi elemen karakter. Manusia tidak bisa lepas dari pengaruh orang-orang yang hadir dilingkungan terdekatnya, khususnya keluarga dan umumnya teman-temannya. Keluarga dan teman-teman bisa memberikan pengaruh baik atau pun pengaruh buruk kepada seseorang.

  Keempat, Jujur. Bersikap jujur dalam setiap aktivitas dan interaksi dengan orang lain, maka kita akan cenderung mudah bekerjasama dalam membangun hubungan yang harmonis, efektif, dan produktif dengan berbagai pihak, termasuk dalam hubungan bisnis dan bersosialisasi.

  Kelima, etos kerja. Hendaknya menjadikan rasa syukur ini represntasi kesuksesan, kemampuan dalam mensyukuri akan mempengaruhi sikap produktif yaitu etos kerja positif. Dengan selalu bersikap syukur kepada-Nya, kita tidak akan mudah berputus asa, marah, dan kecewa jika mengalami kegagalan dalam proses mencapai tujuan ikhlas menjadi elemen pertama, selanjutnya melakukan ikhtiar atau usaha dengan benar, cekatan, cepat, dan cerdas.

  Keenam, kreatif. Tuhan menciptakan manusia dengan rupa dan pribadi yang berbeda satu sama lainnya. Tuhan juga menciptakan obat dari setiap penyakit di dunia ini. Secara kreatif Tuhan sudah malam, matahari dan bulan, langit berwarna putih dan biru, serta seluruh perhiasan dan makhluk-Nya di dunia ini kreatifitas senantiasa dapat menjadi obat mujarab dan semangat terus-menerus untuk menciptakan inovasi.

  Keenam, Fokus. Dalam jiwa pemenang fokus untuk kemenangan adalah suatu perjuangan. Sukses pemenang adalah bagaimana kita mampu fokus dalam tujuan dan rencana-rencana yang sudah disusun. Kemampuan untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan pemecahannya mencerminkan profesionalisme. Dalam bekerja fokus, otak tengah kita akan berkembang menjadi kekuatan luar biasa. Dalam menyelaraskan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Fokus juga merupakan bagian- bagian dalam menciptakan prioritas penyelesaian dari sekian banyak persoalan.