DOCRPIJM 28e25111a3 BAB IVBab 04 Profil 20150125

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA Bab.

  4 PROFIL KOTA MEDAN Kondisi umum Kota Medan ditinjau dari kepentingan ekonomi memberikan keuntungan kompetitif, karena relatif datar dalam hamparan yang sangat luas dan merupakan kota pelabuhan di Selat Malaka. Hal ini terlihat dari perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Kota Medan yang selalu berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi dan nasional. Secara fisik, kondisi umum Kota Medan kurang menguntungkan karena merupakan daerah yang datar, memiliki permeabilitas tanah yang rendah dan kedalaman air tanah yang dangkal. Kondisi ini menyulitkan drainase dan pengelolaan limbah cair, maka hal ini akan terus menjadi masalah laten di Kota Medan. Secara demografis, karena Kota Medan merupakan dataran alluvial, sebuah daerah yang ideal untuk pertanian intensif dan tanaman industri yang memiliki nilai jual tinggi seperti tembakau. Sehingga Kota Medan tempo dulu sudah menjadi wilayah hunian yang padat karena merupakan sentra pertanian yang berada di kota pelabuhan. Artinya permasalahan yang muncul akibat kepadatan penduduk sudah melekat kepada Kota Medan dari waktu ke waktu.

  4.1. GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH KOTA MEDAN o o

  Secara geografis Kota Medan terletak di antara koordinat 2 27’ sampai dengan 2 47’ Lintang Utara o o dan 98

  44

35’ sampai dengan 98 ’ Bujur Timur. Secara administratif, wilayah Kota Medan hampir

keseluruhan wilayahnya berbatasan dengan daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Timur dan Selatan. Sepanjang wilayah utaranya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Adapun mengenai batas-batas wilayah administrasi Kota Medan, dapat diuraikan sebagai berikut:

   Sebelah Selatan : Kecamatan Deli Tua dan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang  Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang  Sebelah Timur : Kecamatan Percut, Kabupaten Deli Serdang  Luas wilayah administrasi Kota Medan adalah seluas 26.510 Ha yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) Kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2.000 lingkungan. Kecamatan Medan Labuhan memiliki luas wilayah terbesar yaitu 3.667 Ha (13,83 % dari total wilayah Kota Medan). Kecamatan Medan Belawan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar kedua yaitu sekitar 2.625 Ha. Sedangkan Kecamatan Medan Maimun memiliki luas wilayah terkecil yaitu 298 Ha (1,12% dari total luas keseluruhan).

  Sebelah Utara : Selat Malaka

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  7

  12 Medan Helvetia 13,16 4,96

  7

  88

  13 Medan Petisah 6,82 2,57

  7

  69

  14 Medan Barat 5,33 2,01

  6

  98

  15 Medan Timur 7,76 2,93 11 128

  16 Medan Perjuangan 4,09 1,54 9 128

  17 Medan Tembung 7,99 3,01

  96

  6

  18 Medan Deli 20,84 7,86 6 105

  19 Medan Labuhan 36,67 13,83

  6

  99

  20 Medan Marelan 23,82 8,99

  5

  88

  21 Medan Belawan 26,25 9,90 6 143 Jumlah 265,10 100,00 151 2.001

  Sumber: Medan Dalam Angka, 2013

Tabel 4.2. Jumlah Kelurahan di Kota Medan

  No. Kecamatan Kelurahan

  1 Kec. Medan Area Kel. Sukaramai I Kel Sukaramai II Kel. Tagal Sari I Kel. Tegal Sari II Kel. Tegal Sari III Kel. Kota Matsum I Kel. Kota Matsum II Kel. Kota Matsum IV Kel. Pasar Merah Timur Kel. Pandau Hulu II Kel. Sei Rengas II Kel. Sei Rengas Permata

  88

  11 Medan Sunggal 15,44 5,82

Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan

  82

  No Kecamatan Luas Area (Km2) Persentase (%) Kelurahan Lingkungan

  1 Medan Tuntungan 20,68 7,80

  9

  75

  2 Medan Johor 14,58 5,50

  6

  81

  3 Medan Amplas 11,19 4,22

  7

  77

  4 Medan Denai 9,05 3,41

  6

  5 Medan Area 5,52 2,08 12 172

  63

  6 Medan Kota 5,27 1,99 12 146

  7 Medan Maimun 2,98 1,12

  6

  66

  8 Medan Polonia 9,01 3,40

  5

  46

  9 Medan Baru 5,84 2,20

  6

  64

  10 Medan Selayang 12,81 4,83

  6

  2 Kec. Medan Amplas Kel. Amplas Kel. Sitirejo II Kel. Sitirejo III Kel. Harjosari I Kel. Harjosari II Kel. Timbang Deli Kel. Bangun Mulia

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  3 Kec. Medan Barat Kel. Kesawan Kel. Silalas Kel. Sei Agul Kel. Karang Berombak Kel. Gelugur Kota Kel. Pulo Brayan Kota

  4 Kec. Medan Baru Kel. Babura Kel. Darat Kel. Merdeka Kel. Titi Rantai Kel. Padang Bulan Kel. Petisah Hulu

  5 Kec. Medan Belawan Kel. Belawan I Kel. Belawan II Kel. Belawan Bahari Kel. Belawan Bahagia Kel. Belawan Sicanang Kel. Bagan Deli

  6 Kec. Medan Deli Kel. Tanjung Mulia Kel. Tanjung Mulia Hilir Kel. Mabar Kel. Kota Bangun Kel. Titi Papan Kel. Mabar Hilir

  7 Kec. Medan Denai Kel. Binjai Kel. Medan Tenggara Kel. Denai Kel. Tegal Sari Mandala I Kel. Tegal Sari Mandala II Kel. Tegal Sari Mandala III

  8 Kec. Medan Helvetia Kel. Helvetia Timur Kel. Helvetia Tengah Kel. Helvetia Kel. Sei Sikambing C II Kel. Dwi Kora Kel. Cinta Damai Kel. Tanjung Gusta

  9 Kec. Medan Johor Kel. Kuala Bekala Kel. Gedung Johor Kel. Kedai Durian Kel. Sukamaju Kel. Titi Kuning Kel. Pangkalan Masyur

  10 Kec. Medan Kota Kel. Siti Rejo I Kel. Sudi Rejo I Kel. Sud Rejo II Kel. Teladan Barat Kel. Teladan Timur Kel. Pasar Merah Barat Kel. Kota Matsum III Kel. Sei Rengas I

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  Kel. Pandau Hulu I Kel. Pusat Pasar Kel. Pasar Baru Kel. Mesjid

  11 Kec. Medan Labuhan Kel. Besar Kel. Tangkahan Kel. Martubung Kel. Sei Mati Kel. Pekan Labuhan Kel. Nelayan Indah

  12 Kec. Medan Maimun Kel. Kampung Baru Kel. Sei Mati Kel. Suka Raja Kel. Jati Kel. Hamdan Kel. Aur

  13 Kec. Medan Marelan Kel. Labuhan Deli Kel. Rengas Pulau Kel. Terjun Kel. Tanah Enam Ratus Kel. Paya Pasir

  14 Kec. Medan Perjuangan Kel. Pandau Hilir Kel. Sei Kera Hulu Kel. Pahlawan Kel. Sei Kera Hilir I Kel. Sei Kera Hilir II Kel. Sidorame Timur Kel. Sidorame Barat II Kel. Sidorame Barat I Kel. Tegal Rejo

  15 Kec. Medan Petisah Kel. Sei Sikambing D Kel. Petisah Tengah Kel. Sekip Kel. Sei Putih Timur II Kel. Sei Putih Timur I Kel. Sei Putih Tengah Kel. Sei Putih Barat

  16 Kec. Medan Polonia Kel. Sari Rejo Kel. Suka Damai Kel. Polonia Kel. Angrung Kel. Madras Hulu

  17 Kec. Medan Selayang Kel. Sempakata Kel. Beringin Kel. PB Selayang II Kel. PB Selayang I Kel. Tanjung Sari Kel. Asam Kumbang

  18 Kec. Medan Sunggal Kel. Tanjung Rejo Kel. Babura

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  Kel. Simpang Tanjung Kel. Sei Sikambing B Kel. Sunggal Kel. Lalang

  19 Kec. Medan Tembung Kel. Indra Kasih Kel. Sidorejo Hilir Kel. Sidorejo Kel. Bantan Timur Kel. Bandar Selamat Kel. Bantan Kel. Tembung

  20 Kec. Medan Timur Kel. Gang Buntu Kel. Sidodadi Kel. Gaharu Kel. Durian Kel. Glugur Darat II Kel. Glugur Darat I Kel. Pulo Brayan Darat I Kel. Pulo Brayan Darat II Kel. Pulo Brayan Bengkel Kel. Perintis Kel. Pulo Brayan Bengkel Baru

  21 Kec. Medan Tuntungan Kel. Mangga Kel. Tanjung Selamat Kel Lau Cih Kel. Namo Gajah Kel. Sido Mulyo Kel. Baru Ladang Bambu Kel. Kemenangan Tani Kel. Simalingkar B Kel. Simpang Selayang

  JUMLAH 151 Kelurahan

   Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2013

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Medan

  Sumber: RTRW Kota Medan 2010-2030

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA 4.2.

   GAMBARAN DEMOGRAFI Gambaran umum mengenai keadaan kependudukan di Kota Medan dapat dilihat dari jumlah dan laju pertumbuhan penduduknya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir maupun distribusi dan kepadatan penduduk, jumlah penduduk menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelompok umur, agama serta jumlah penduduk menurut mata pencaharian.

  A.

   Distribusi dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2012 adalah sebesar 2.083.156 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Helvetia yaitu masing-masing sebesar 147.403 jiwa dan 142.777 jiwa. Wilayah yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Medan Baru yaitu 43.419 jiwa.

  Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah Kota Medan akan diperoleh tingkat kepadatan penduduknya per Ha. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Perjuangan sangat tinggi yaitu sebesar 254 jiwa/ha. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu Kecamatan Medan Labuhan sebesar 29 jiwa/ha.

Tabel 4.3. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2012

  No. Kecamatan Luas (Ha) Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk

  (Jiwa/Ha)

  1 Medan Tuntungan 2.068 68.817

  33

  2 Medan Johor 1.458 114.143

  78

  3 Medan Amplas 1.119 113.099 101

  4 Medan Denai 905 137.443 152

  5 Medan Area 552 107.300 194

  6 Medan Kota 527 82.783 157

  7 Medan Maimun 298 56.821 191

  8 Medan Polonia 901 52.472

  58

  9 Medan Baru 584 43.419

  74

  10 Medan Selayang 1.281 84.148

  66

  11 Medan Sunggal 1.544 108.688

  70

  12 Medan Helvetia 1.316 142.777 108

  13 Medan Petisah 682 66.896

  98

  14 Medan Barat 533 77.680 146

  15 Medan Timur 776 111.839 144

  16 Medan Perjuangan 409 103.809 254

  17 Medan Tembung 799 139.256 174

  18 Medan Deli 2.084 147.403

  71

  19 Medan Labuhan 3.667 105.015

  29

  20 Medan Marelan 2.382 124.369

  52

  21 Medan Belawan 2.625 94.979

  36 Jumlah 26.510 2.083.156

  79 Sumber : Medan Dalam Angka 2013

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 4.2. Peta Kepadatan Penduduk

   Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA B.

   Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Struktur penduduk Kota Medan menurut jenis kelamin diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk perempuan di Kota Medan yaitu 1.048.460jiwa, sedangkan jumlah penduduk laki-laki yaitu 1.034.696jiwa. Sex ratio sebesar 99 yang artinya setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 99 jiwa penduduk laki-laki.

Tabel 4.4. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2012

  No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

  1 Medan Tuntungan 33.673 35.144 68.817

  96

  2 Medan Johor 56.686 57.457 114.143

  99

  3 Medan Amplas 56.323 56.776 113.099

  99

  4 Medan Denai 68.765 68.678 137.443 100

  5 Medan Area 53.109 54.191 107.300

  98

  6 Medan Kota 40.717 42.066 82.783

  97

  7 Medan Maimun 27.815 29.006 56.821

  96

  8 Medan Polonia 26.018 26.454 52.472

  98

  9 Medan Baru 20.530 22.889 43.419

  90

  10 Medan Selayang 41.837 42.311 84.148

  99

  11 Medan Sunggal 53.686 55.002 108.688

  98

  12 Medan Helvetia 70.705 72.072 142.777

  98

  13 Medan Petisah 32.333 34.563 66.896

  94

  14 Medan Barat 37.971 39.709 77.680

  96

  15 Medan Timur 55.411 56.428 111.839

  98

  16 Medan Perjuangan 51.024 52.785 103.809

  97

  17 Medan Tembung 69.635 69.621 139.256 100

  18 Medan Deli 74.188 73.215 147.403 101

  19 Medan Labuhan 52.769 52.246 105.015 101

  20 Medan Marelan 63.281 61.088 124.369 104

  21 Medan Belawan 48.220 46.759 94.979 103 Jumlah 1.034.696 1.048.460 2.083.156

  99 Sumber : Medan Dalam Angka 2013 C.

   Struktur Penduduk Menurut Usia dan Kelompok Umur Komposisi penduduk Kota Medan menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Medan berusia muda yaitu antara 0 sampai dengan 34 tahun. Jumlah penduduk terbanyak berada pada kelompok usia 20

  • – 24 tahun sebesar 237.549 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada pada kelompok usia 75 tahun keatas yaitu sebesar 17.479 jiwa.

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Tabel 4.5. Struktur Penduduk Menurut Usia dan Kelompok Umur Per Kecamatan Tahun 2012

  No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa Persen Jiwa Persen 1 0 - 4 89.206 8,62 92.853 8,86 182.059

  2 5 - 9 96.559 9,33 91.885 8,76 188.444 3 10 - 14 98.519 9,52 100.590 9,59 199.109 4 15 - 19 111.263 10,75 105.426 10,06 216.689 5 20 - 24 116.164 11,23 121.385 11,58 237.549 6 25 - 29 99.499 9,62 102.041 9,73 201.540 7 30 - 34 83.325 8,05 75.926 7,24 159.251 8 35 - 39 75.482 7,30 83.180 7,93 158.662 9 40 - 44 70.091 6,77 75.926 7,24 146.017

  10 45 - 49 57.837 5,59 53.680 5,12 111.517 11 50 -54 47.054 4,55 47.393 4,52 94.447 12 55 - 59 30.879 2,98 31.434 3,00 62.313 13 60 - 64 26.468 2,56 22.246 2,12 48.714 14 65 - 69 17.645 1,71 18.861 1,80 36.506 15 70 - 74 9.803 0,95 13.057 1,25 22.860 16 75+ 4.902 0,47 12.577 1,20 17.479

  Jumlah 1.034.696 100,00 1.048.460 100,00 2.083.156

  Sumber : Medan Dalam Angka 2013 4.3.

   GAMBARAN GEOHIDROLOGI Sungai-sungai yang membentang di Kota Medan memiliki pengaruh yang cukup besar pada perkembangan Kota Medan. Sungai-sungai ini digunakan sebagai sumber air untuk masyarakat yang menduduki daerah sekitar sungai, untuk mengatasi banjir serta tempat pembuangan air hujan. Kota Medan secara hidrologi dipengaruhi dan dikelilingi oleh beberapa sungai besar dan anak sungai seperti Sungai Percut, Sungai Deli, Sungai Babura, Sei Belawan dan sungai-sungai lainnya.

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 4.3. Peta Hidrogeologi Kota Medan

  Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA 4.4.

   GAMBARAN GEOLOGI Fisiografi menunjukkan bentuk permukaan lahan dipandang dari faktor dan proses pembentukan tanah, sehingga fisiografi memberikan pengaruh terhadap perkembangan tanah. Secara umum fisiografi kawasan Medan dan sekitarnya dapat dikelompokkan dalam beberapa grup antara lain: 1) grup Aluvial, 2) grup Marin 3) grup volkan 4) grup tufa masam beserta satuan lahan/unit lahan sesuai dengan proses geomorfologinya, susunan geologi dan keadaan iklim dominan.

  1. Grup Aluvial Grup Aluvial umumnya terbentuk dari endapan kasar dan halus yang berumur Quarter (Qal dan Qh), yang umumnya berasal dari endapan sungai, Grup Aluvial ini meliputi dataran banjir disekitar jalur aliran (sungai Ular, sungai Belawan dan sungai Deli), dan dataran Aluvial. Dataran banjir umumnya berpenyebaran disekitar aliran sungai besar didekat muara berbatasan dengan pantai. Dataran Aluvial merupakan peralihan dari grup Marin, relatif datar airnya bersifat tawar sampai payau dan bagian besar telah dimanfaatkan sebagai areal persawahan dan perkebunan negara. Grup Aluvian tediri dari:

  1. Dataran Aluvial Peralihan ke Marin;

  2. Dataran Banjir dari Sungai Bermeander; dan 3. Kipas Aluvial dan Koluvial.

  2. Grup Marin Grup Marin ini menempati daerah di sepanjang pantai dengan lebar bervariasi antara 1 sampai 20 km, yang memanjang arah Barat Daya Timur Laut dalam wilayah Medan dan sekitarnya. Dataran ini terbentuk sebagai akibat proses sedimentasi marin dan primarin (delta dan muara). Seluruh proses sedimentasi terjadi pada lingkungan beragam (asin) dan payau, sehingga tanah banyak mengandung garam terutama natrium, terutama pada areal endapan baru (muda). Areal ini umumnya mempunyai drainase terhambat dan sebagian besar tanahnya belum matang (unripe) dan setengah matang (halfripe). Pada areal yang berdekatan dengan pantai setempat ditemukan tanah silfat masam potensial yang menjadi pembatas untuk usaha pertanian perikanan. Jenis vegetasi di daerah dekat pantai dan muara sungai yang terkena pasang surut air laut umumnya ditumbuhi hutan bakau atau rumput rawa, dengan jenis vegetasi Bakau (Rhizopra, sp), api-api (Avicennia, sp), Lenggede (Bruguruera parviflora). Areal ini sebagian besar telah digunakan untuk pertambakan udang dengan pola semi intensif dan intensif. Daerah yang jauh dari laut membentuk rawa yang umumnya ditumbuhi vegetasi rumput setempat untuk pesawahan. Daerah beting pantai yang berada sepanjang pantai Percut ke arah Timur umumnya dimanfaatkan untuk pemukiman dan objek wisata pantai. Grup Marin daerah administrasi Medan dan sekitarnya dikelompokan sebagai berikut:

  1. Beting Pantai

  2. Cekung Muda

  3. Dataran Pasang Surut Berawa di Belakang Pantai Dataran Pasang Surut Sepanjang Pantai

  4. Dataran Pasang Surut Sepanjang Estuarin

  5. Dataran Pantai

  6. Rawa Belakang Pantai

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

  3. Grup Volkan Grup Volkan ini umumnya berasal dari volkan muda berumur kuarter dari gunung Sibayak dan gunung Sinabung di sebelah Utara Berastagi, dengan bahan utama berupa tuf masam dan intermedier. Hasil erupsi kedua gunung tersebut mengisi bagian dataran sebelah Utara di sekitar Medan dan Binjai, sedangkan bagian yang berlereng terisi bahan Tufa Toba masam. Ketebalan abu volkan Sibanyak dan Sinabung makin tebal kearah pusat erupsi (Brastagi) serta menipis ke daerah berbukit dan jauh dari pusat erupsi (Medan/Binjai). Penyebaran grup volkan ini mendominasi kawasan Medan dan sekitarnya, meliputi kawasan Medan dan Binjai memanjang ke arah Kabanjahe. Secara rinci grup volkan ini dikelompokkan ke dalam satuan lahan seperti yang disajikan di bawah ini:

  1. Kipas Volkan

  2. Dataran dan Palto Volkan

  3. Lereng Bawah dan Kaki Volkan

  4. Grup Tufa Masam Grup ini terbentuk dari aliran abu volkan hasil erupsi volkan Toba pada masa tersier. Aliran abu masam (dasit dan liparit) ini membentuk endapan sangat tebal dan kadang-kadang melebur (welded) terutama di dekat Danau Toba. Di dataran rendah membentuk endapan volkan masam yang sangat luas sebelum pada mas kwarter. Fisiografi ini mempunyai penyebaran luas di sebelah Selatan Medan sampai Danau Toba.

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar 4.4. Peta Geologi Kota Medan

  Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA 4.5.

   GAMBARAN KLIMATOLOGI Kondisi klimatologi Kota Medan menurut Stasiun BMG Sampali suhu minimum berkisar antara 23,0° C

  • – 24,1° C dan suhu maksimum berkisar antara 30,6° C – 33,1 ° C. kelembaban udara untuk Kota Medan rata-rata berkisar antara 78-82%. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2011 rata-rata perbulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya berkisar antara 211,67 mm – 230,3 mm .

4.6. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

4.6.1. Sosial Budaya

  Penduduk kota Medan dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen,yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, ras dan golongan.Komposisi masyarakat kota Medan terdiri atas Melayu, Batak (Mandailing, Toba, Karo,Pak-pak, Simalungun, Angkola), Jawa, Aceh, Tionghoa, India (Tamil, Sikh). Komposisi masyarakat kota Medan yang heterogen terbagi-bagi atas beberapalokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut merupakan daerah awal tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di kota Medan. Perbedaan lokasi tersebutbukan merupakan gambaran penduduk yang terpecah-belah melainkan sebagai wujudpersatuan etnisitas yang dimiliki setiap masyarakat di kota Medan. Dari sudut lain, heterogenitas menjelaskan bahwa :

1. Kota Medan adalah kota berkarakter internasional sejak lama, akulturasi antara asia timur

  • – asia selatan
  • – asia tenggara. Diyakini bahwa akulturasi ini erat kaitannya dengan pertumbuhan

    perdagangan barang dan jasa di Kota Medan sejak dahulu.

  2. Kota Medan kondusif bagi tumbuhnya akulturasi berbagai kebudayaan, hidup berdampingan secara damai, juga mengartikan bahwa Kota Medan aman bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi oleh berbagai pihak dari berbagai wilayah regional lainnya.

4.6.2. Kondisi Kesehatan

  Pembangunan kesehatan diarahkan kepada upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia serta mutu kehidupan guna mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, produktif, sejahtera lahir dan batin menuju peradaban yang madani dalam menghadapi persaingan global.Secara khusus, tujuan pembangunan bidang kesehatan di Kota Medan adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, tumbuhnya kesadaran dan keberdayaan masyarakat untuk hidup sehat serta meningkatnya sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan. Berdasarkan data tahun 2009

  • – 2011 menunjukkan bahwa angka kematian bayi di Kota Medan semakin menurun dari 20/ 44.175 bayi pada tahun 2009 menjadi 18 / 46.295 bayi pada tahun 2011. Sedangkan untuk rata-rata angka kesakitan umum selama periode yang sama semakin membaik, yaitu dari 18,00 % pada tahun 2009 menjadi sebesar 16,40 % pada tahun 2011. Sementara itu, angka harapan hidup yang naik terus, dimana pada tahun 2009 adalah 70,1 tahun, menjadi 71,0 tahun pada tahun 2011. Dengan demikian, kondisi kesehatan masyarakat Kota Medan dari tahun ke tahun relatif semakin baik. Derajat kesehatan masyarakat Kota Medan yang relatif semakin membaik, tentunya tidak terlepas dari upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA dijalankan. Dalam kaitan tersebut, Pemerintah Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir telah melaksanakan kebijakan dan program-program yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat seperti rujukan, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengembangan pembinaan lingkungan sehat, pembinaan pos pelayanan terpadu (posyandu), peningkatan quality assurance di puskesmas, imunisasi dan dukungan kelembagaan kesehatan yang dibentuk.

4.6.3. Ekonomi Daerah 4.6.3.1.

   Kondisi Ekonomi Makro Daerah Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kinerja pembangunan ekonomi daerah mempunyai kedudukan yang amat penting karena keberhasilan di bidang ekonomi dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas bagi pembangunan daerah di bidang lainnya. Oleh karena itu, aspek ekonomi secara umum dijadikan salah satu ukuran penting untuk menilai kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat daerah.

4.6.3.2. Indikator Makro Ekonomi

  Kota Medan adalah kota jasa, perdagangan, keuangan dan industri berskala nasional dan regional antara lain :

  1. Sekitar 60,8% industri perbankan di Provinsi Sumatera Utara berada di Kota Medan.

  2. Sebesar 84,8% kredit perbankan diserap oleh kegiatan ekonomi kota.

  3. Usaha industri yang terus berkembang, dimana sampai saat ini telah mencapai 5.596 usaha, baik berskala usaha besar, sedang dan kecil.

  4. Ketersediaan kawasan-kawasan industri.

  5. Berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan, pertokoan, perkantoran, kota-kota baru, perhotelan, pusat-pusat jajanan, dan lain-lain, serta

  6. Struktur ekonomi kota yang terbentuk sampai saat ini yang cenderung semakin kuat secara fundamental. Peranan atau kontribusi sektor ekonomi kota menunjukkan besarnya kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah dan menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan memproduksi barang dan jasa dari masing-masing sektor ekonomi. Struktur perekonomian Kota Medan dapat dilihat dari kontribusi setiap sektor dalam pembentukan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku. Berdasarkan tabel di bawah ini, untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang paling besar peranannya terhadap pembentukan PDRB Kota Medan dan diikuti sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Selanjutnya sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa dan sektor bangunan (konstruksi).Sedangkan sektor ekonomi yang berkontribusi

  BANTUAN TEKNIS RPI2JM Kota Medan 2015 -2019 DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian, diikuti sektor listrik, gas dan air minum serta sektor pertanian.

Tabel 4.6. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 - 2012 (Jutaan Rupiah)

  Lapangan Usaha 2010 2011*) 2012*) (1) (2) (3) (4)

  1. Pertanian 2 225 319,51 2 340 771,21 2 579 127,20

  2. Pertambangan dan Penggalian 2 945,70 2 910,46 2 932,26

  3. Industri Pengolahan 12 475 525,44 13 464 885,26 14 567 460,19

  4. Listrik,Gas dan Air Minum 1 415 443,98 1 579 106,41 1 618 516,16

  5. Bangunan 8 149 938,26 9 830 513,95 11 355 365,20

  6. Perdagangan,Hotel dan 22 431 933,66 24 263 410,06 26 892 959,91 Restoran

  7. Pengangkutan dan Komunikasi 15 786 832,71 17 804 019,19 20 315 427,20

  8. Keuangan, Ansuransi,Usaha Persewaan Bangunan,Tanah dan 11 893 128,25 14 142 262,49 16 334 773,00 Jasa Perusahaan

  9. Jasa-jasa 8 933 948,52 10 182 878,36 11 733 881,04 PDRB 83 315 016,03 93 610 757,40 105 400 442,18

  Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2013

  • *) Angka Sementara

Tabel 4.7. Produk Domestik Regional Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 - 2012

  Lapangan Usaha 2010 2011*) 2012*) (1) (2) (3) (4)

  1. Pertanian 771 325,61 792 910,68 849 527,53

  2. Pertambangan dan 553,49 550,17 545,66

  Penggalian

  3. Industri Pengolahan 4 792 159,14 4 960 371,71 5 144 015,70

  4. Listrik,Gas dan Air Minum 497 661,59 519 214,12 532 917,47

  5. Bangunan 4 005 474,15 4 308 776,99 4 612 723,84

  6. Perdagangan,Hotel dan 9 584 505,26 10 449 370,65 11 238 275,00 Restoran

  7. Pengangkutan dan 7 346 132,59 7 914 575,12 8 619 360,56 Komunikasi

  8. Keuangan, Ansuransi,Usaha Persewaan Bangunan,Tanah 5 133 721,48 5 599 345,89 6 084 627,58 dan Jasa Perusahaan

  9. Jasa-jasa 3 690 691,41 4 031 118,91 4 437 326,86 PDRB 35 822 224,73 38 576 234,25 41 519 320,19

  Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2013

  • *) Angka Sementara