NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-HUJURAT AYAT 9- 13 (KAJIAN PEMIKIRAN TAFSIR AL-MISBAH KARYA QURAISH SHIHAB) SKRIPSI

  

NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN

DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-HUJURAT AYAT 9-

13 (KAJIAN PEMIKIRAN TAFSIR AL-MISBAH

KARYA QURAISH SHIHAB)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

NUR FAIZIN

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

tβθè=yϑ÷ètƒ tÏ © $# tÏΖÏΒ÷σßϑø9$# çŽÅe³u;ãƒuρ ãΠuθø%r& š Ïφ tβ#uöà)ø9$# ¨βÎ)

ÉL‾=Ï9 “ωöκu‰ #x‹≈yδ ∩∪ #ZŽÎ6x. #\ô_r& öΝçλm; ¨βr& éM≈ysẽ=≈đạ9$#

  

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan

memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa

bagi mereka ada pahala yang besar”. (Q.S Al-Israa’ 9)

  

PERSEMBAHAN

dan hidayah Allah SWT Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  1. Kedua Simpai Keramatku Tercinta Ayahanda Nasikhun & Ibunda Ismiyani yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, memberikan nasihat, mendidik dari kecil sampai sekarang dan do’anya yang tidak pernah putus.

  2. Adik perempuanku Arum Wulan Sari, terimaksih atas dukungan dan do’anya.

  3. Para Guru, Asatidz, Sahabat dan teman-teman;PPHM & MHM Kalibening, KBQT, Smart Evo, Laa Tansa (PAI A 2012), PPL SMA N 3 Salatiga, KKN angkatan 2012 posko 33 dan JQH AL-FURQAN.

  4. Almamaterku; Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. (kehadiranmu

  dihatiku sejak 2012 telah banyak mempengaruhi pemikiranku. Semoga ilmu dan pengalaman yang kau berikan bermanfaat dan barokah. Amiin..)

  ﱠ ا ٰ ﱠ ا ِْ ْ ِﷲ ِ ِ ِ ِ ْ

  , ﱠ. ا ) ً ْ ا ﱢب

ُة . َ, ْﺳ ْ َ'َ َ& َا ْ% َ" َ! ا ْ ُ ً ْ َ ً َ ْ َ َ َ َر ُ َ ْ َا ْ

َو ِم ِ ْ*ا ِدْ ِﻣ َو ا ِْ َو ا ِْ ِ ِ

ِ َ ْ" َﻣ $

  َأ َأ ٰأ $ , ﱠ ا . ْ َ ْﺟ ْﺻ َ" َ! ٍ َ' َﻧ $ َ" َ! َ َو ِِ4 َو َ ﱠ ُﻣ ُم َو َ ِ ِِ4 ِ1ﱢ

  Alhamdulillahi robbil ‘alamin, tiada kata yang pantas diucapkan selain

  puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inyah-Nya kepada diri yang lemah ini sehingga skripsi ini dapat terselesaiakan.

  Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya. Beliaulah sebaik-baik makhluk yang pernah diciptakan, suri teladan bagi umatnya, yang sangat lembut hatinya, kasih sayangnya kepada kita tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata- kata.

  Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak lain karena berkat bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Bapak. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI.

  4. Bapak Dr. M.Gufron, M. Ag. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan sabar dan ikhlas mencurahkan segenap tenaga, pikiran dan waktunya untuk memberikan bimbingan, dorongan, semangat, dan sumbangan pemikiran sejak awal penyusunan hingga selesainya sekripsi ini.

  5. Bapak Drs. Bahrudin, M. Ag. Selaku dosen pembimbing akademik.

  6. Bapak / Ibu Dosen IAIN Salatiga, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

  7. Abah KH. Abda’ Abdul Malik (Pengasuh Pon-Pes Hidayatul Mubtadi-ien Kalibening) atas kesabaran dan bimbingan yang diberikan untuk menempa diriku di pesantren yang akan selalu kurindu. Dan semua dewan asatidz yang telah mendidikku di pesantren dan madrasah Hidayatul Mubtadi-ien.

  8. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Nasikhun dan Ibunda Ismiyani, kuhaturkan terimakasih yang tak terhingga atas semua kasih sayang, do’a, nasihat dan didikannya selama ini.

  9. Keluarga Besar Laa Tansa (PAI A 2012), Taufiq, Taufiqurrohmah, Kurnia, Puji, Ismi, Andri, Syamsudin, Bagus, Sariful, Olif, Ela, Riris, Hida, Tyas, Ngizul, Haroh, Chusna, Emy, Putri, Halimin, Dhofir, Farid, Munif, Nanda, Mafa, Fitri, Nisa, Ikhwan, Wafa, Awaf, Ali. Terimakasih atas kebersamaan dan jalinan ukhuwah yang indah selama ini semoga tidak lekang oleh ruang dan waktu.

  10. Teman-teman seperjuangan UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga, Kanda / Yunda (Andri, Lutfi, Ali, Hikmawan, Tri, Dedi, Hadi, Abidin, Sholikin, Zidni, Imam, Fajar, Ana, Nurul, Iklima, Umi, Novi, Zizah, Nikmah, Titik, Fiqoh, Fika, dan kanda-yunda lainnya yang tidak bisa kusebut satu- persatu). Kebersamaan, perjuangan, suka dan duka dengan kalian memberikan pengalaman yang sangat berharga bagiku. Jazakumullahu khairan..

  11. Keluarga Besar PPHM Kalibening, rekan-rekan santri seperjuangan: Kang Sholikin, Kang Muhlisin, Kang Imam, Kang Amir, Kang Mustaqim, Kang Shobar, dll yang tidak bisa kusebutkan satu persatu. Terimakasih atas jalinan ukhuwah, motivasi, bantuan, dan kepeduliannya selama penulis menimba ilmu di Salatiga. Semoga ukhuwah kita senantiasa terjaga sebagai akhun fillah, dan sedikit banyak ilmu yang kita peroleh semoga berkah dan bermanfaat. Amiin..

  12. Teman-teman Mahasiswa PAI, PPL dan KKN angkatan 2012 yang saling memotivasi dan mendukung agar cepat menyelesaikan perkuliahan, terimaksih atas kebersamaannya selama ini.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan studi S-1 di Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tulisan ini masih jauh dari sempurna, meskipun penulis telah mencurahkan seluruh kemampuan penulis. Apa-apa yang benar dari tulisan ini adalah datangnya dari Allah SWT, sedangkan apa yang salah berasal dari diri yang lemah ini. Untuk itu saran dan masukan dari semua pihak senantiasa penulis harapkan.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangsih bagi dunia intelektual khususnya studi keislaman dan memberikan manfaat bagi kita semua.Amin.

  Salatiga, 2 September 2016 Penulis

  NUR FAIZIN

  

ABSTRAK

  Faizin, Nur. 2016. Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Al-Qur’an Surat Al-

  Hujurat Ayat 9-13 (Kajian Pemikiran Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab). Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

  Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing. Dr. M. Gufron, M. Ag Kata Kunci : Nilai-Nilai Kemasyarakatan, Al-Qur’an.

  Al-Qur’an sebagai kitab suci universal -berlaku untuk setiap ruang waktu- yang dianugrahkan Allah SWT kepada seluruh umat manusia. Di dalamnya mengandung banyak nilai dan pesan universal yang berbicara tentang kemasyarakatan dengan fungsi utama untuk mendorong lahirnya perubahan- perubahan positif dalam masyarakat. Problem-problem yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat tentu tidak pernah ada habisnya. Untuk itu al-Qur’an hadir menjadi solusi dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup mengenai nilai- nilai kemasyarakatan. Sebagaimana yang terkandung dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 yang penulis angkat menjadi tema penelitian ini, “Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 9-13 (Kajian Pemikiran Tafsir Al- Misbah Karya Quraish Shihab)”. Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1. Nilai- nilai kemasyarakatan apa sajakah yang terdapat dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13.

  2. Bagaimanakah penafsiran Quraish Shihab terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13. 3. Bagaimana relevansi nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13 dengan kehidupan masa kini.

  Dalam penelitian ini, kitab tafsir yang menjadi kajian utama adalah Tafsir

  

al-Misbah Karya Quraish Shihab. Sebagaimana yang dikenal memiliki corak

  penafsiran al-Adabi al-Ijtima’i. Selain itu, Tafsir al-Misbah adalah karya mufassir kontemporer Indonesia, sehingga akan lebih relevan penafsirannya dengan konteks masyarakat Indonesia saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis isi atau (content analysis). yakni suatu upaya menganalisis penafsiran al-Misbah terhadap nilai-nilai kemasyarakatan yang terdapat di dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 kemudian dicari bagaimana relevansinya pada era sekarang ini.

  Dari hasil penelitian ini, penulis mendapatkan beberapa nilai dan pesan moral yang ada dalam surat al-Hujurat ayat 9-13, yang penulis klasifikasikan menjadi dua kategori. Pertama, dalam bentuk perintah, yaitu; Islah (perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), dan musawah (persamaan derajat). Kedua, dalam bentuk larangan, yaitu; mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing. Aturan moral dalam hubungan interaksi antar manusia inilah yang disampaikan dalam surat al-Hujurat ayat 9-13, bahwa Allah SWT ingin mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman dengan akhlak yang baik, jika berpegang teguh dengan nilai-nilai itu maka akan langgenglah rasa cinta, persatuan dan kesatuan serta menambah kuatnya ukhuwah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................

  9

  15

  13

  13

  11

  10

  10

  HALAMAN BERLOGO................................................................................... HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................................ HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN TUISAN........................................................... MOTTO............................................................................................................. PERSEMBAHAN............................................................................................. KATA PENGANTAR....................................................................................... ABSTRAK........................................................................................................ DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... i ii iii iv v vi vii viii xi xii xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................... B. Rumusan Masalah............................................................. C. Tujuan Penelitian.............................................................. D. Kegunaan Penelitian......................................................... E. Metode Penelitian.............................................................

  8

  1

  G. Sistematika Pembahasan..................................................

  F. Penegasan Istilah..............................................................

  3. Metode Analisis Data...........................................

  2. Sumber Data.........................................................

  1. Jenis Penelitian.....................................................

  9

  BAB II BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN GAMBARAN TAFSIR AL-MISBAH A. Biografi M. Quraish Shihab..............................................

  17 B. Karya-karya M. Quraish Shihab.......................................

  20 C. Seputar Kitab Tafsir Al-Misbah....................................

  21 1. Latar Belakang Penulisan Tafsir...........................

  21 2. Metode dan Sistematika Penulisan.......................

  22 3. Corak Penafsiran...................................................

  25 BAB III KAJIAN PUSTAKA A. Nilai..................................................................................

  27 1. Pengertian Nilai....................................................

  27 2. Tata Nilai..............................................................

  29 3. Macam-macam Nilai............................................

  30 B. Masyarakat........................................................................

  32 1. Pengertian Masyarakat.........................................

  32 2. Masyarakat dan Macamnya..................................

  35 3. Asal Masyarakat...................................................

  36 C. Aspek-Aspek Nilai Kemasyarakatan Secara Umum........

  38 D. Aspek-Aspek Nilai Kemasyarakatan dalam Al-Qur’an...

  43 E. Surat Al-Hujurat Ayat 9-13..............................................

  48 1. Redaksi Ayat dan Terjemahan..............................

  48

  2. Gambaran Umum dan Pokok Kandungan Surat Al-Hujurat Ayat 9-13.........................................

  50 3. Asbabun Nuzul.....................................................

  52 4. Munasabah............................................................

  57 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-HUJURAT AYAT 9-13 MENURUT TAFSIR AL-MISBAH

  1. Al-Islah (Perdamaian)...........................................

  71

  104 110 111

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................... B. Saran-Saran....................................................................... C. Penutup.............................................................................

  96 100

  94

  91

  88

  86

  82

  82

  79

  77

  67

  2. Adil.......................................................................

  64

  C. Relevansi Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam Surat Al- Hujurat ayat 9-13 dengan Kehidupan Masa Kini...........

  6. Menggunjing (Ghibah).........................................

  5. Mencari-cari Kesalahan........................................

  4. Berprasangka Buruk (Su’u Zann).........................

  3. Panggil Memanggil dengan Gelar-Gelar Buruk....................................................................

  2. Mengejek..............................................................

  1. Mengolok-olok.....................................................

  B. Nilai Kemasyarakatan dalam Bentuk Larangan...............

  5. Al-Musawah (persamaan derajat).........................

  4. Ta’aruf (saling mengenal)....................................

  3. Ukhuwah (persaudaraan)......................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  1. Daftar SKK

  2. Lembar Konsultasi

  3. Daftar Riwayat Hidup

  (mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril alaihis salam, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nash, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara Mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan Ibadah. ( Ash-Shaabuuniy, 1999: 15). Al-Qur’an juga sembagai sumber utama ajaran agama Islam. Di dalamnya mencakup ajaran tentang I’tiqad (keyakinan), akhlak (etika), sejarah, serta amaliyah (tindakan praktis). (Naim, 2009:56)

  Al-Qur’an merupakan peraturan bagi umat Islam sekaligus way of

  life nya yang kekal hingga akhir masa. Oleh karena itu kewajiban umat Islam

  adalah memberikan perhatian yang besar terhadap al-Qur’an baik dengan cara membacanya, menghafal, atau mempelajarinya. Dalam al-Qur’an tidak terdapat sedikitpun kebatilan serta kebenaranya terpelihara dan dijamin keaslianya oleh Allah SWT sampai hari kiamat (Raghib, 2010:16).

  Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Hijr ayat 9

  ∩∪ tβθÝàÏ ≈ptm: …ç%s9 tø.Ïe $# ßøtwΥ $‾ΡÎ)uρ $uΖø9¨“tΡ $‾ΡÎ)

“sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya

  (Departemen Agama RI, 1982:263) kami benar-benar memeliharanya.

  Al-Qur’an merupakan kitab suci universal-berlaku untuk setiap ruang waktu-yang dianugrahkan Allah SWT kepada seluruh umat manusia.

  Keuniversalan al-Qur’an terletak pada cakupan pesannya yang menjangkau keseluruh lapisan umat manusia, kapan saja dan dimana saja. (Kemenag RI, 2012:xiii)

  Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat menjalani kehidupannya dengan baik dan benar tanpa ada bimbingan dari al-Qur’an, dengan alasan yang sama dapat dipahamai mengapa kitab suci umat Islam ini memperkenalkan sekian banyak hukum-hukum yang berkaitan dengan bangun runtuhnya suatu masyarakat. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa al-Qur’an merupakan buku pertama yang memperkenalkan hukum- hukum kemasyarakatan. (Nurdin, 2007:219)

  Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tidak akan terlepas dari adanya hubungan (relationship) interaksi (interaction) dan kerjasama

  

(cooperation) kepada antar sesamanya (Shihab, 2006:276). Pada dasarnya,

  kehidupan bermasyarakat adalah kerjasama yang didorong oleh kesadaran bahwa manusia tidak mampu hidup tanpa adanya kerjasama dengan lainnya.

  Kecenderungan untuk bekerjasama merupakan suatu esensi dari eksistensi keberadaan manusia di hadapan Tuhannya. Karena pada dasarnya manusia secara fitri adalah makhluk sosial dan hidup bermasyarakat merupakan suatu keniscayaan bagi mereka (Shihab, 1999:320). Mereka harus bekerjasama dan topang menopang antara satu dengan yang lainnya demi mencapai kebahagiaan dan kesejahteraannya. (Shihab, 2006:276)

  Problem-problem kemasyarakatan di dunia ini tidak akan pernah ada habisnya. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, sikap persaudaraan, saling menghormati antar sesama, tidak memandang perbedaan dan kekurangan, saling menghargai baik sesama muslim maupun non-muslim merupakan landasan untuk menciptakan masyarakat yang ideal, hidup dengan damai, rukun, dan penuh rasa aman.

  Dalam konteks yang lebih sempit, sebagai contoh Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kebenaran pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Sekarang ini jumlah pulau yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekitar 13.000 besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam seperti Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran kepercayaan. (Chanifah, 2012:1)

  Lebih khusus lagi, apabila dilihat dari cara pandang tindak dan wawasan setiap individu yang ada terhadap berbagai macam fenomena sosial, budaya, ekonomi, politik dan terhadap hal-hal yang lainnya, tak dapat dipungkiri, mereka mempunyai pandangan yang beragam. Contohnya, masyarakat kita-dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda seperti, pendidikan, etnis, agama, kelas sosial dan ekonomi-mempunyai tindakan dan pandangan yang berbeda-beda pula tentang berbagai macam fenomena sosial seperti, kesetaraan gender, demokrasi, hak asasi manusia dan terhadap hal-hal yang lainnya.

  Ada anggota masyarakat yang kurang mendukung adanya proses demokrasi di negara ini, namun disisi lain tidak sedikit masyarakat yang menginginkan adanya demokrasi. Ada anggota masyarakat yang sangat peduli dan selalu memperjuangkan hak-hak asasi manusia, namun disisi lain, tidak sedikit masyarakat yang tidak peduli terhadap masalah tersebut. Bahkan mereka dengan sengaja menggilas hak-hak asasi orang lain. Ada anggota masyarakat yang merespon baik dan bahkan mendukung adanya kesetaraan gender, namun tidak sedikit masyarakat yang menentangnya. (Yaqin, 2005:3- 4)

  Keragaman ini, diakui atau tidak, akan dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti yang sekarang dihadapi bangsa ini. Korupsi, kolusi, nepotisme, premanisme, terorisme, perseteruan politik, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk dari multikulturalisme itu. Contohnya yang lebih kongkrit dan sekaligus menjadi pengalaman pahit bagi bangsa ini adalah terjadinya pembunuhan besar-besaran terhadap masa pengikut partai komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965, kekerasan terhadap etnis cina di Jakarta pada Mei 1998 dan perang Islam Kristen di Maluku Utara pada tahun 1999-2003.

  Rangkaian konflik itu tidak hanya merenggut korban jiwa yang sangat besar, akan tetapi juga telah menghancurkan ribuan harta benda penduduk, 400 gereja dan 30 masjid. Perang etnis antar warga Dayak dan Madura yang terjadi sejak tahun 1931 hingga tahun 2000 telah menyebabkan kurang lebih 2000 nyawa manusia melayang sia-sia (Chanifah, 2012:3), dan yang baru- baru ini terjadi di tahun 2016 aksi ricuh unjuk rasa pengemudi taxi yang diwarnai tawuran dan aksi lempar batu dengan pengemudi ojek online terkait konflik adanya wajah baru transportasi online yang dianggap merugikan transportasi model lama (konvensional) pada selasa 22 Maret 2016, tawuran antar warga johar Baru Jakarta Pusat pada 18 Mei 2016 malam, terjadi di 3 lokasi sekaligus yang hanya berselang satu jam lamanya, yaitu RT 06/03 Kelurahan Rawa, Jalan Taman Solo, dan Kampung Rawa (Liputan6.com 19/05/2016). Dan masih banyak lagi ratusan bahkan ribuan kasus yang belum kita ketahui karena tidak diinformasikan oleh media masa. Hal tersebut memberikan bukti bahwa nilai-nilai kemasyarakatan yang ada di dalam al- Qur’an belum diaktualisasikan oleh masyarakat Indonesia yang notabene penduduk muslimnya terbanyak di dunia.

  Menjadi keharusan bagi kita bersama untuk memikirkan upaya pemecahannya (solution). Termasuk pihak yang harus bertanggung jawab dalam hal ini bukan hanya pemerintah pada umumnya, tapi juga para kalangan pendidikan. Pendidikan sudah selayaknya berperan dalam menyelesaikan masalah konflik yang terjadi di masyarakat. Minimal, pendidikan harus mampu memberikan penyadaran (consciousness) kepada masyarakat bahwa konflik bukan suatu hal yang baik untuk dibudayakan. (Mahfud, 2004:2)

  Oleh karena itu, agama Islam tidak hanya agama yang mengajarkan ibadah saja, namun juga mengajarkan akhlak dan pergaulan diantara sesama muslim (Shalabi, tt: 267-268). Tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal (Habl min Allah) saja namun juga mengajarkan hubungan horizontal (Habl

  

min al-Nas ). Kedua hubungan tersebut harus sejalan dan seimbang

  sebagaimana bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai peran yang seimbang baik di ranah ilahiah maupun di ranah manusiawi. (Eickelman, dkk, 2010:140)

  Islam mengajarkan nilai-nilai universal dengan tujuan untuk memberikan rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil’alamin) maka kitab Al- Qur’an yang merupakan kitab suci yang universal di dalamnya terdapat ayat- ayat yang mengajarkan tentang perdamaian, persaudaraan, kasih sayang, menghormati perbedaan dan lain sebagainya.

  Islam sebagai agama yang lengkap nan sempurna mempunyai konsepsi dan prinsip yang dapat memberikan solusi kongkrit dalam memecahkan problem hidup dalam bermasyarakat. Konsepsi dan prinsip tersebut telah tertuang dalam ajarannya –Al-Qur’an– (Muhsin, 2004:viii). Al- Qur’an hadir menjadi solusi akan hal tersebut dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup mengenai nilai-nilai kemasyarakatan (social values) yang terangkum di dalam 114 surat al-Qur’an. (Mustaqim, 2011:4)

  Telah termaktub dalam al-Qur’an surat al-Hujurat yang menjelaskan hakikat manusia diciptakan laki-laki dan perempuan, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku tak lain agar supaya mengenal dan saling menghargai antar sesama. Surat al-Hujurat merupakan salah satu dari beberapa surat yang intens dan fokus pada pembahasan mengenai aspek akhlak dan pergaulan hidup manusia (Departemen Agama RI, 2009:844). Allah mewahyukan surat tersebut untuk memberikan pengajaran dan sekaligus meletakkan aturan tingkah laku umum serta seperangkat moral ideal bagi orang-orang muslim maupun kemanusiaan global. Nilai-nilai dan pesan moral yang ada dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 antara lain dalam bentuk perintah seperti Islah (perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), dan

  

musawah (persamaan derajat). Sementara dalam bentuk larangan, seperti;

  mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing. Yang semua nilai-nilai itu merupakan pondasi penting bagi pembentukan gerakan muslim untuk perubahan masyarakat sosial.

  Peneliti melihat bahwa dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 terkandung nilai-nilai kemasyarakatan yang juga layak untuk dikaji seiring dengan perkembangan zaman. Memahami suatu makna al-Qur’an tentunya tidak dapat lepas dari tafsir. Kitab tafsir yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini, ialah Tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab. Peneliti tertarik menggunakan tafsir ini, ialah karena Tafsir al-Misbah adalah karya mufassir kontemporer Indonesia yakni Quraish Shihab, beliau memang bukan satu- satunya pakar al-Qur'an di Indonesia, tetapi kemampuannya menerjemahkan dan meyampaikan pesan-pesan al-Qur'an dalam konteks kekinian dan masa post modern membuatnya lebih dikenal dan lebih unggul daripada pakar al- Qur'an lainnya. sehingga buah karyanya yakni Tafsir al-Misbah peneliti anggap lebih relevan penafsirannya dengan konteks masyarakat Indonesia saat ini.

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Nilai-Nilai Kemasyarakatan dalam

  Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 9-13 (Kajian Pemikiran Tafsir Al- Misbah Karya Quraish Shihab)

  Dalam tulisan ini, yang penulis jadikan sebagai rumusan masalah adalah :

  1. Nilai-nilai kemasyarakatan apa sajakah yang terdapat dalam QS. al-

  2. Bagaimanakah penafsiran Quraish Shihab terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13 ?

  3. Bagaimana relevansi nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13 dengan kehidupan masa kini ?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, tujuan dilakukan penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung pada QS. al-Hujurat ayat 9-13.

  2. Untuk mengetahui penafsiran Quraish Shihab terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13

  3. Untuk megetahui relevansi dari nilai-nilai kemasyarakatan dalam QS. al- Hujurat ayat 9-13 dengan kehidupan masa kini.

  D. Kegunaan Penelitian

  Sedangkan kegunaan atau manfaat yang dapat kita ambil dari penelitian telaah QS. al-Hujurat ayat 9-13 ini adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan pengetahuan yang lebih komprehensif terhadap pemahaman nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung dalam QS. al-Hujurat ayat 9- 13 dan relevansinya terhadap kehidupan masyarakat modern.

  2. Hasil dari pengetahuan ini diharapkan mampu membantu dalam usaha penghayatan dan pengamalan terhadap isi kandungan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang ada dalam al-Qur’an baik yang tersurat maupun yang tersirat dan lebih khusus lagi pada QS. al-Hujurat ayat 9-13

  3. Hasil penelitian ini diharapkan mendapat sambutan hangat dari para peminat studi keislaman dan melengkapi khazanah intelektual Islam, terlebih menjadi sumbangsih literatur bagi IAIN salatiga dalam visinya sebagai pusat kajian Islam Indonesia.

  Istilah metode berasal dari kata methodos (yunani) berarti cara atau jalan. Menyangkut dengan upaya ilmiah, metode dihubungkan dengan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapat data dan informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Darmawan, 2013:127). Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

  research). Studi pustaka adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan

  cara mengumpulkan data dan informasi, didasarkan atas bantuan berbagai macam materi yang terdapat dalam kepustakaan. Baik berupa buku, majalah, jurnal, dan beberapa tulisan lain yang memiliki keterkaitan kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. (Nazir, 1998:111)

  2. Sumber Data Data penelitian ini diperoleh dari kitab suci al-Qur’an yang merupakan peraturan bagi umat Islam sekaligus way of lifenya yang kekal hingga akhir masa. Selain itu, sumber data penulisan ini juga diambil dari buku-buku atau bahan bacaan yang relevan dengan pembahasan masalah dalam penelitian skripsi ini. Sumber data penelitian ini penulis bedakan menjadi dua kelompok, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

  a. Sumber data primer Sumber data primer merupakan pokok yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai informasi yang dicari atau sebagai sumber utama dalam skripsi ini. Dalam penelitian ini sumber primernya adalah Tafsir

  al-Misbah karya Quraish Shihab, akan tetapi peneliti juga memasukkan

  pendapat mufassir lainnya yang sepaham dengan mufassir tersebut guna mendapatkan gambaran yang utuh, yang selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis sehingga memudahkan menjawab persoalan yang telah b. Sumber data sekunder Data skunder merupakan data penunjang yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitianya, atau dijadikan alat untuk dapat menganalisis pembahasan skripsi ini, baik interpretasi mufasir, tokoh intelektual, dan para ilmuan mengenai pokok permasalahan di atas. Sumber sekunder yang digunakan adalah mencakup semua buku, kitab, artikel yang bertema kemasyarakatan dan tulisan-tulisan yang membahas mengenai surat al-Hujurat.

  c. Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data, proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh dari sumber data berupa buku-buku, kitab- kitab, jurnal ilmiah, makalah, ensiklopedi, dokumen, web site dan tulisan-tulisan yang lain sesuai tema yang diangkat. Langkah-langkah yang ditempuh ialah penelusuran data, klasifikasi dan pengorganisasian data kemudian penyajian data.

  3. Metode Analisis Data Analisis data adalah alat bantu statistik atau yang lainnya yang digunakan untuk menganalisis data atau menguji hipotesis yang diperoleh

  (Pratiwi, 2009:52). Analisis non-statistik sesuai untuk data deskriptif atau data textular. Data deskriptif sering hanya dianalisis menurut isinya, dan karena itu analisis macam ini juga disebut analisis isi (content analysis) menganalisisnya digunakan metode analisis isi atau content analysis. Menurut Wimmer dan dominick, dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Burhan Bungin (2011: 135) menjelaskan bahwa analisis isi yaitu teknik penelitian untuk mengajari dan menganalisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan komunikatif terhadap pesan yang tampak.

  Analisis isi juga bisa didefinisikan sebagai teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru shahih data dengan memperhatikan konteksnya (Anton Bekker,dkk, 1990: 65). Disini peneliti menggunakan metode content analysis dalam menguraikan makna yang terkandung dalam redaksi al-Qur’an, setelah itu dari hasil interpretasi tersebut dilakukan analisa secara mendalam dan seksama guna menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis.

  Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul skripsi ini, yaitu nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung dalam QS. al-Hujurat ayat 9-13, maka penulis memberikan pengertian dan batasan skripsi ini, yaitu: Nilai Kemasyarakatan

  Sebelum membahas lebih mendalam mengenai isi dari surat al- Hujurat ayat 9-13, maka penulis kemukakan lebih dahulu apa arti nilai dan kemasyarakatan.

  Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Nilai berarti sifat-sifat (hal- hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1999: 677) menurut Chabib Toha (1996:60) nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dimana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Kata majemuk “nilai-nilai” menurut Muhaimin berasal dari kata dasar “nilai” diartikan sebagai asumsi-asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang hal-hal yang benar dan penting (Muhaimin, 1993:110). Dalam hal ini nilai yang dimaksudkan adalah mengenai surat al- Hujurat ayat 9-13.

  Sedangkan Kemasyarakatan adalah mengenai masyarakat, sifat-sifat atau hal masyarakat. (Purwadarminta, 1999: 751) Masyarakat, dalam arti yang luas, berarti sekelompok manusia yang memiliki kebiasaan, ide dan sikap yang sama, hidup di daerah tertentu, menganggap kelompoknya sebagai kelompok sosial dan berinteraksi. (Arifin,2008:45)

  Dengan begitu, dapat peneliti simpulkan bahwa Nilai Kemasyarakatan adalah suatu etik nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai atau aturan yang berkaitan dengan benar dan salah yang dianut oleh masyarakat.

  Sehubung dengan luasnya cakupan pembahasan mengenai nilai-nilai kemasyarakatan, peneliti membatasi pembahasan hanya pada ayat 9-13 surat al-Hujurat yang dalam surat tersebut menurut hasil analisa peneliti terdapat nilai-nilai dan pesan moral antara lain dalam bentuk perintah seperti Islah (perdamaian), adil, ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), dan

  musawah (persamaan derajat). Sementara dalam bentuk larangan, seperti;

  mengolok-olok, mengejek, panggil memanggil dengan gelar-gelar buruk, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan, dan menggunjing.

  Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika skripsi ini secara garis besar sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika pembahasan.

  Bab II Biografi Quraish Shihab, dalam bab ini akan dipaparkan biografi Quraish Shihab yang meliputi, riwayat hidup, aktivitas keilmuan, dan karya- karyanya. Selain itu, menjelaskan pula kitab tafsirnya yaitu seputar latar belakang penulisan tafsir, metode penafsiran, sumber, corak penafsiran dan sistematika penafsiran.

  Bab III Kajian pustaka, dalam bab ini dibahas mengenai tinjauan umum mengenai masyarakat dan nilai-nilai yang ada di dalamnya, serta tinjauan umum mengenai surat al-Hujurat ayat 9-13. Pembahasan pertama mengenai nilai-nilai kemasyarakatan dalam cakupan luas yang menggambarkan secara umum nilai-nilai kemasyarakatan di kehidupan manusaia. Pembahasan kedua fokus pada konsep kemasyarakatan dalam Islam yang bersumber dari al-Qur’an beserta nilai-nilai idealnya. Dan pembahasan terakhir yakni deskripsi surat al-Hujurat ayat 9-13 dengan menyajikan gambaran umum surat tersebut beserta asbabun nuzul, munasabah ayat dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya.

  Bab IV Deskripsi dan analisis penafsiran Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya al-Misbah terhadap nilai-nilai kemasyarakatan dalam surat al-Hujurat ayat 9-13, pembahasan selanjutnya ialah relevansi dari nilai-nilai kemasyarakatan dalam surat al-Hujurat ayat 9-13 dengan kehidupan masa kini.

  Bab V Penutup, simpulan dan saran, bab penutup memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka.

BAB II BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN GAMBARAN TAFSIR AL-MISBAH A.Biografi M. Quraish Shihab Muhammad Quraish Shihab dilahirkan pada tanggal 16 Februari 1944 di Rappang, kabupaten Sidrap (sidenereng, Rappang), Sulawesi Selatan. Anak ke empat dari Prof. KH. Abdurrahman Sihab seorang ulama dan guru

  besar ilmu tafsir yang pernah menjadi Rektor Universitas Mulimin Indonesia (UMI) dan IAIN Alauddin Makasar.(Shihab, 1994:14)

  Prof. KH. Abdurrahman Sihab mempunyai cara tersendiri untuk mengenalkan putra-putrinya tentang islam, yaitu beliau sering sekali mengajak anak-anaknya duduk bersama. Pada saat inilah beliau menyampaikan petuah-petuah keagamaannya. Banyak petuah yang kemudian oleh Quraish Shihab ditelaah sehingga beliau mengetahui petuah itu berasal dari Al-Qur’an, Nabi, Sahabat atau pakar Al-Qur’an yang sampai saat ini menjadi sesuatu yang membimbingnya.

  Petuah-petuah tersebut menumbuhkan benih kecintaan terhadap tafsir di jiwanya. Maka ketika belajar di Universitas al-Azhar Mesir, dia bersedia untuk mengulang setahun guna mendapatkan kesempatan melanjutkan studinya di jurusan tafsir, walaupun kesempatan emas dari berbagai jurusan di fakultas lain terbuka untuknya. (Shihab, 1994:14) Quraish Shihab berangkat ke Kairo Mesir pada tahun 1958, dan diterima di kelas II Tsanawiyah al-Azhar. Selama sepuluh tahun lebih dia belajar di negeri pyramid itu. Ia belajar di Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar dengan mengambil jurusan Tafsir-Hadis. Pada tahun 1967 ia lulus Sarjana setingkat S1 bergelar Lc dan dua tahun kemudian lulus S2 bergelar MA dengan tesis berjudul Al-I’jaz at-Tasyri li al-Qur’an al- Karim (Kemukjizatan al-Quranul Karim dari segi Hukum).

  Kepulangannya ke Indonesia setelah membawa pulang gelar S2 ini, oleh ayahnya Quraish Shihab ditarik sebagai Dosen IAIN Alauddin Makasar, kemudian mendampingi ayahnya sebagai wakil rektor (1972-1980). Semasa mendampingi ayahnya yang berusia lanjut, ia menjabat sebagai Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertis) wilayah VII Indonesia Timur.

  Pada tahun 1980, ia kembali ke Mesir untuk mengambil gelar doktor di almamaternya, Universitas al-Azhar. Dua tahun kemudian ia berhasil lulus doktor untuk bidang ilmu tafsir al-Qur’an dengan disertasinya yang berjudul Namz ad-Dural li al-Biqa’i Tahqiq wa Dirasah (Suatu Kajian Terhadap Kitab Durar (Rangkuman Mutiara) Karya al-Biqa’i), serta predikat Mumtaz Ma’a Martabah asy-Syarif al-‘Ula (Summa Cum

  Laude prestasi istimewa).

  Selanjutnya berbagai amanah diembannya sekembalinya ke Indonesia sejak 1984 diantaranya: a. Guru Besar Ilmu Tafsir di Fakultas Ushuluddin dan Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1993).

  b. Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII pada masa pemerintahan Presiden Suharto (1998).

  c. Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Arab Saudi pada masa pemerintahan Presiden Habibie dan Abdurrahman Wahid.

  d. Ketua MUI Pusat (1984)

  e. Lajnah Pentashih Departemen Agama (1989)

  f. Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (1989) Keilmuan yang dimiliki Qurais Shihab mengantarnya terlibat dalam beberapa organisasi profesional antara lain: Pengurus Perhimpunan Ilmu-ilmu

  Syariah; Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Mulsim Indoneisa (ICMI). Di sela-sela kesibukannya itu, beliau juga terlibah dalam berbagai kegiatan ilmiah di dalam maupun luar negeri. Di samping kegiatan tersebut, M. Qurais Shihab juga dikenal sebagai penulis dan penceramah yang handal, termasuk di media televisi. Beliau diterima oleh semua lapisan masyarakat karena mampu menyampaikan pendapat dan gagasan dengan bahasa yang sederhana, dengan tetap lugas, rasional, serta,moderat.

  B.Karya-karya M Qurasih Shihab

  Quraish Shihab dengan keilmuan yang dimilikinya telah menghasilkan banyak karya ilmiah berupa buku, artikel, maupun kumpulan artikel yang dihimpun menjadi buku. Berikut karya-karya yang pernah ditulis oleh Qurais Shihab : a. Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (Ujung pandang, IAIN

  Alauddin, 1984)

  b. Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1994)

  c. Studi Kritis Tafsir al-Manar (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996)

  d. Wawasan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1994)

  e. Tafsir al-Qur’an (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997)

  f. Hidangan Ilahi, Tafsir Ayat-Ayat Tahlili (Jakarta: Lentera Hati, 1999)

  g. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (15 jilid, Jakarta: Lentera Hati, 2003)

  h. Al Lubab; Makna, Tujuan dan Pelajaran dari al-Fatihah dan Juz ‘Amma (Jakarta: Lentera Hati)

  Dalam hal penafsiran, ia cenderung menekankan pentingnya penggunaan metode tafsir maudu’i (tematik), yaitu penafsiran dengan cara menghimpun sejumlah ayat al-Qur'an yang tersebar dalam berbagai surah yang membahas masalah yang sama, kemudian menjelaskan pengertian menyeluruh dari ayat-ayat tersebut dan selanjutnya menarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap masalah yang menjadi pokok bahasan.

  Menurutnya, dengan metode ini dapat diungkapkan pendapat- pendapat al-Qur'an tentang berbagai masalah kehidupan, sekaligus dapat dijadikan bukti bahwa ayat al-Qur'an sejalan dengan perkembangan iptek dan kemajuan peradaban masyarakat.

  (id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Quraish_Shihab, diakses kamis 19 November 2015 pukul 13.03)

  1.Latar Belakang Penulisan Tafsir Pengambilan nama al-Misbah pada kitab tafsir yang ditulis oleh

  Quraish Shihab ditujukan agar tafsir tersebut berfungsi serupa dengan makna Misbah yang berarti lampu, pelita, lentera atau benda lain yang berfungsi sebagai penerangan bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Sehingga ia berharap tafsir yang ditulisnya dapat memberikan penerangan dalam mencari petunjuk dan pedoman hidup terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam memahami makna al-Qur’an secara langsung karena kendala bahasa.

  Tafsir al-Misbah adalah karya monumental Muhammad Quraish Shihab dan diterbitkan oleh Lentera Hati. Tafsir al-Misbah diselesaikan selama kurang lebih empat tahun oleh penulisnya. M. Quraish Shihab memulai menulis di Kairo, Mesir pada hari Jum’at 4 Rabi’ul Awal 1420 H/18 Juni 1999 M dan selesai di Jakarta Jum’at 8 Rajab 1423 H/5