KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK (Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT RUSUNAWA Cabean SALATIGA Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN
PABRIK
(Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT RUSUNAWA
Cabean SALATIGA Tahun 2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MUHAMMAD BAQI MUSTAGHFIRI
NIM : 111 10 093
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN
PABRIK
(Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT RUSUNAWA
Cabean SALATIGA Tahun 2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MUHAMMAD BAQI MUSTAGHFIRI
NIM : 111 10 093
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Seandainya saya tau maka kamu tidak tau, seandainya kamu tau maka saya tidak tau. (maka cobalah)
Ketika aku masih kecil dan bebas,
dan imajinasiku tidak ada batasnya, aku
mengimpikan untuk mengubah dunia;
Ketika aku semakin besar dan
semakin bijaksana, aku sadar bahwa
dunia tak mungkin diubah.
Dan aku putuskan untuk mengurangi
impianku sedikit dan hanya mengubah
negaraku. Tetapi itupun tampaknya
tidak mungkin.
Ketika aku memasuki usia senja,
dalam suatu upaya terakhir, aku berusaha
mengubah keluargaku sendiri, mereka
yang paling dekat denganku, tetapi sayang,
mereka tidak menggubrisku.
Dan sekarang menjelang ajal, aku sadar
(mungkin untuk pertama kalinya) bahwa kalau
saja aku mengubah diriku dulu, lalu dengan
teladan mungkin aku bisa mempengaruhi
keluargaku, dan dengan dorongan serta
dukungan mereka mungkin aku bisa membuat
negaraku menjadi lebih baik, dan siapa tahu,
mungkin aku bisa mengubah dunia.
PERSEMBAHAN
Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT, Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
Ibu Karomatun dan Bapak Turkamun tercinta yang telah mendidik, membimbing, memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho Allah.
Semua dosen yang telah mengamalkan ilmunya Mufiq, S.Ag.,, M.Phil. Yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.
Teman-temanku: calon leader dunia, yang selalu menemani susah senang bersama, y ang selalu memberi motivasi dan mendo’akanku, hari-hari bersama kalian adalah hari-hari yang terindah dalam hidupku. wawung-wawung ayolah meraih mimpi kita walaupun kerasnya hidup ini pasti kita bisa meraihnya.
KATA PENGANTAR
ﻡﻴﺤّﺮﻠﺍﻥﻤﺤّﺮﻠﺍﷲﻡﺴﺒ
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, taufiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“KEHIDUPAN SOSIAL
KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK (Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT RUSUNAWA Cabean SALATIGA Tahun 2015).
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi ini.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Dosen Pembimbing Akademik.
3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Mufiq, S.Ag.,, M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk memberikan pengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada penulis.
ABSTRAK
Mustaghfiri, Muhamammad Baqi. 2015. Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik (Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015). Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.,, M.Phil.
Kata Kunci: Kehidupan Sosial Keagamaan, Karyawan Pabrik.
Judul dari skripsi ini adalah kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik. Skripsi ini menjelaskan tentang berbagai macam problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik, dan skripsi ini mengfokuskan penelitian pada masyarakat muslim di UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015. Skripsi ini meneliti tentang bagaimana kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015, apa problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 dan apa solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015.
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara, observasi dan dokumentasi yang diambil dari sepuluh orang responden. Penulis mengambil sepuluh responden berdasarkan macam-macam profesi masyarakat yang ada di UPT Rusunawa Cabean Salatiga. Dari kesepuluh responden tersebut penulis beharap mengetahui problematika kehidupan sosial keagamaan dan menemukan solusi yang ditempuh pada karyawan pabrik yang ada di Rusunawa.
Setelah melakukan penelitian penulis menyimpulkan Kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik cenderung bersifat ritual, dipengaruhi oleh faktor minimnya pengetahuan tentang agama dan kurangnya pendidikan agama yang diterapkan dalam keluarga. Dari permasalahan tersebut penulis menyimpulkan bahwa solusi yang dapat diambil dengan membina kehidupan sosial keagamaan dalam bentuk kegiatan jama’ah rutin. Di antaranya adalah diadakannya jama’ah rutin keagamaan setiap seminggu sekali pada hari Kamis malam dan Sabtu malam yang bertempat rumah kontrakan yang bergantian setiap seminggu sekali para warga menurut aturan yang telah ditentukan. Berkat tokoh agama setempat dan kebijaksanaan kepala UPT Rusunawa dan para stafnya, serta atas dukungan tokoh-tokoh masyarakat telah mendatangkan tokoh keagamaan setempat yang ada di daerah Rusunawa Cabean Salatiga.
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vi MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4 E. Penegasan Istilah .................................................................................. 4 F. Metode Penelitian ................................................................................. 6 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kehidupan Sosial Keagamaan............................................ 13 B. Dimensi Sosial Keagamaan .................................................................. 14
2. Keadaan Monografi UPT Rusunawa……………………………… 34
C. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan...... 50 1.
2. Perayaaan Hari-Hari Besar Keagamaan .......................................... 48
b. Yasinan dan Tahlil …………………………………………….. 43
a. Shalat Berjamaah ……………………………………………… 40
1. Kegiatan Ritual Keagamaan ……………………………………… 39
B. Dimensi Kehidupan Sosial Keagamaan ............................................... 39
1. Keadaan Geog rafis Wilayah………………………………………. 34
1. Dimensi Ritual…………………………………..………………... 14
BAB III PAPARAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 34
D. Karakteristik Kehidupan Masyarakat Karyawan Pabrik .................. 28
Faktor Pekerjaan ……………………………………………….. 23 2. Faktor Keberagamaan …………………………………………. 24 3. Faktor Pendidikan …………………………………………..…. 25
C. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan...... 23 1.
b. Shalat Berjamaah ……………………………………………… 17 2. Dimensi perayaan hari besar keagamaan
a. Dzikir ………………………………………………………….. 15
Faktor Pekerjaan ……………………………………………….... 50
2. Faktor Keberagamaan …………………………………………… 50 3.
Faktor Pendidikan …………………………………………….…. 51
BAB IV PEMBAHASAN A. Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik Masyarakat Muslim di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 ………………….. 54
1. Kegiatan Ritual Keagamaan ……………………………………. 54
a. Shalat Berjamaa h …………………………...……..………… 55 b.
Yasinan dan Tahlil …………………..……………………… 57 2. Perayaan Hari-Hari Besar Keagamaan ………………………... 59 B. Problematika Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik di UPT
Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 …………………………….61 C.
Solusi Yang Ditempuh Untuk Mengatasi Permasalahan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015
………………………………………………………… 63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 66 B. Saran-saran ........................................................................................... 67 1. Saran bagi warga karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015 ……………………………………………… 67 2. Saran bagi Pengurus Organisasi di UPT Rusunawa Cabean Salatiga 2015 ……………………………………………………………… 67
3. Saran bagi Masyarakatdi UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015
……………………………………………………………… 68 C. Penutup.
………………………………………………………... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya Islam adalah agama kebersatuan, agama kasih
sayang, serta kecenderungan untuk saling mengenal dan hidup menyatu antar pemeluknya adalah pangkal bagi ajaran-ajarannya. (Hammadi, 2006:1). Hal inilah yang diajarkan dalam QS. Al Hujurat ayat 13, yaitu:
Artinya:“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Atas dasar ayat tersebut dapat difahami bahwa tiap manusia diciptakan oleh Allah tidak untuk sendiri ataupun menyendiri melainkan untuk berinteraksi dengan manusia lain dan ciptaan Allah yang lain agar tujuan hidup tercapai. Di fahami sebuah ungkapan menyentuh hati yang ditulis oleh Beny Ridwan (Dosen IAIN Salatiga) bahwa “indahnya kebersamaan dalam persaudaraan adalah sebuah anugerah Tuhan yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam keimanan”. (Buletin Lokal, edisi 6, 2009:10). Karena itulah kebersamaan, perdamaian menjadi dambaan tiap umat manusia. Namun realita yang ada tak seirama dengan harapan. Untuk memperoleh kedamaian, ada berbagai tantangan dan rintangan menghadang. Sebagaimana telah menjadi rumus kehidupan di dunia bahwa tidak ada kehidupan tanpa tantangan. Begitu pula dalam berinteraksi dengan sesama, ada berbagai faktor yang dapat mengurangi intensitas hubungan sosial seseorang. Salah satunya adalah faktor ekonomi yang menuntut seseorang harus bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonominya. Dan secara langsung maupun tidak langsung waktu bekerja menjadi faktor berkurangnya waktu seseorang untuk bergaul dengan sesamanya. Apalagi jam kerja yang terlalu padat kadang membuat seseorang jauh dari komunitasnya, bahkan tidak mengenal kondisi sekelilingnya.
Hal tersebut sering dijumpai di masyarakat lingkungan perkotaan yang mana kesibukan mereka bekerja cenderung membuat renggang hubungan sosialnya. Apalagi para pendatang dan bukan warga tetap yang kurang berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya sehingga hubungan dengan masyarakat setempat terkesan kaku. Inilah faktor ekonomi dan kesibukan kerja yang seringkali menjadi alasan seseorang malas bergabung dengan sesamanya apalagi aktif mengadakan kegiatan sosial, kecuali saat-saat tertentu diperlukan, misalnya: walimahan, syukuran atau pesta yang melibatkan banyak orang untuk mempersiapkannya.
Demikian halnya yang tampak pada masyarakat Rusunawa kota Salatiga. Sebagian besar penduduk yang tinggal di situ bekerja di pabrik yang terdapat di kawasan UPT Rusunawa Cabean Salatiga sebagai ladang rizki untuk mereka. Karena memang tingkat ekonomi masyarakat ini masih bisa dibilang menengah ke bawah dan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sebagian besar mereka bekerja sebagai karyawan pabrik di kawasan UPT Rusunawa Salatiga ini.
Dengan melihat sebagian bentuk kehidupan sosial keagamaan dan berbagai problem yang muncul pada masyarakat muslim didaerah kawasan UPT Rusunawa Salatiga ini, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana kehidupan keagamaan karyawan pabrik, interaksi sosial diantara mereka, permasalahan-permasalahan yang muncul dan harus dihadapi oleh karyawan pabrik, serta solusi apa yang harus ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu, penulis mengambil judul: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK (Studi Kasus Masyarakat Muslim di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015).
B. Fokus Penelitian 1.
Bagaimana kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 ? 2. Apa problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di
UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 ? 3. Apa solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun
2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015.
3. Menemukan solusi yang ditempuh untuk mengatasi problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015.
D. Kegunaan Penelitian
Di dalam pengertian suatu penelitian mengandung dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan juga kegunaan praktis.
1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang disebut dengan penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.
2. Kegunaan Praktis Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan permasalahan praktis. Semua lembaga yang bisa dijumpai di masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral organisasi merek.
Jadi kedua kegunaan tersebut adalah syarat untuk dilakukannya sebuah penelitian yang mana telah dinyatakan di dalam desain atau rancangan penelitian.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah fahaman mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, maka penulis akan memaparkan makna beberapa istilah pokok yang di gunakan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Kehidupan sosial
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kehidupan berarti keadaan yang masih akan terus ada sebagaimana mestinya yang meliputi manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya.
Sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius yang artinya teman, dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam bentuk yang berlain-lainan.
Misalnya: keluarga, sekolah, organisasi dan lainnya. (Ahmadi, 2002:243).
Jadi dapat dipahami bahwa kehidupan sosial adalah kegiatan kemasyarakatan yang didalamnya terdapat unsur-unsur sosial dimana kegiatan tersebut akan selalu ada dalam kehidupan. Kehidupan sosial terjadi karena adanya interaksi antara individu satu dengan individu lain dan saling terjadi komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling membutuhkan kepada sesama.
2. Keagamaan Berasal dari kata dasar agama yang berarti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Sedangkan keagamaan adalah yang berkaitan atau berhubungan dengan agama. (Depdiknas, 2007:12)
3. Karyawan Pabrik Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji atau upah.
(Depdiknas, 2007: 721).
Pabrik adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk pasar yang sama pula. (Basu Swastha Dosen UGM Yogyakarta, 2008 : 3)
Jadi kehidupan sosial keagamaan yang dimaksud di sini adalah cara hidup atau suatu proses yang di lakukan masyarakat ini untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, membangun kebersamaan juga kerjasama sebagaimana yang diajarkan Islam.
F. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi tindakan, dll secara holistic dan dengan cara diskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, (Moleong, 2008:6), yaitu dengan cara menggali, menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan realitas.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan mendiskripsikan fenomena kehidupan sosial keagamaan masyarakat pekerja di area pabrik serta keutuhan problem yang ada dengan menggunakan landasan berfikir fenomenologis sebagai landasan pokok dalam penelitian kualitatif, yang mana berupaya memahami apa yang ada yang menimbulkan fenomena atau problem.
Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan studi kasus, yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.
(Robert K, Yin, 2004:1). Pada umumnya studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi.Kasusnya mungkin sebuah organisasi, sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, komunitas, peristiwa, proses, isu maupun kampanye. (Daymon, 2008:162). Dan penelitian ini mengambil kasus kelompok kerja atau kelompok sosial yaitu masyarakat muslim pabrik di UPT Rusunawa Salatiga.
2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di di UPT Rusunawa Cabean Salatiga.
Lokasi dipilih karena letak lokasi yang memang dekat dengan pabrik. Area inilah yang kebanyakan dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat bekerja. Di samping itu karakteristik kehidupan sosial warga yang bekerja di pabrik yang jelas terlihat berbeda antara warga tetap dengan warga pendatang yang tinggal. Perbedaan yang terlihat adalah cara mereka berinteraksi di lingkungannya. Yang mana warga pendatang kebanyakan enggan atau bahkan sama sekali tidak bergabung dengan warga lain dalam kegiatan-kegiatan bersama maupun dalam kehidupan keseharian.
Alasan lain pemilihan lokasi ini adalah sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang masalah yaitu antusias warga pekerja pabrik dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti kerja bakti, kumpulan-kumpulan keagamaan, kerukunan, dan kegiatan sosial lainnya maupun keharmonisan hubungan antar anggota masyarakat.
3. Sumber Data Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua, pertama, sumber data primer, yaitu manusia yang mana kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai menjadi sumber utama dalam sebuah penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan dengan melihat, mendengar dan bertanya, karena dalam penelitian kulitatif ketiga kegiatan ini dilakukan secara selektif yang berarti tidak semua informasi yang tersedia digali oleh peneliti guna memecahkan masalah pelitian. (Moleong, 2008:157-158)
Untuk memperoleh informasi tersebut sumber data primer sebagai objek penelitian diambil dengan menggunakan teknik
sampling yaitu melalui purposive sampling, artinya sampel dipilih
berdasarkan tujuan penelitian. Informan dipilih berdasarkan pengalaman terhadap fenomena yang diteliti. (Daymon, 2008:243).
Dalam penelitian ini sampel tersebut adalah warga Rusunawa yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Sumber data primer berikutnya adalah tokoh masyarakat maupun tokoh agama dan beberapa warga setempat yang hidup berdampingan dengan karyawan-karyawan tersebut yang dapat memberikan informasi sesuai penelitian.
Sumber data kedua yaitu sumber data tertulis atau dokumen yang relevan dengan fokus penelitian sebagai sumber data sekunder.
Sumber data ini dapat berupa buku-buku, majalah, makalah, jurnal penelitian, foto, dan lain-lain yang dapat memberikan informasi guna melengkapi kebutuhan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
4. Prosedur Pengumpulan Data a.
Wawancara Wawancara yang dipilih adalah wawancara tak berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan namun tetap pada fokus penelitian. Dalam hal ini informan bebas mengutarakan pendapat ataupun informasi tanpa dibatasi atau diatur oleh peneliti.
b.
Obeservasi Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati kehidupan sosial sehari masyarakat dan mencatat pengalaman- pengalaman yang diperoleh dari pengamatan. Sebagaimana dikatakan bahwa “observasi pada aktivitas manusia memberi data bagi peniliti mengenai perilaku dan proses sosial ketika orang- orang menjalankan peran dalam dunia realitas sosialnya”. (Daymon, 2008:321) c. Dokumentasi
Dokumen dapat berupa tulisan, catatan, suara atau gambar sebagai bahan atau data tambahan dalam sebuah penelitian yang dapat memberikan pemahaman historis. Studi dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat data- data atau catatan-catatan juga gambar atau foto dilingkungan sekitar warga yang dapat memberikan informasi seputar fokus penelitian ini.
5. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi menurut Moleong (2009:330) yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi dilakukan untuk mengecek atau sebagai pembanding data. Teknik pengecekan keabsahan data ini menggunakan teknik triangul asi ‘sumber’ yaitu membandingkan dan mengecek kembali keabsahan data melalui waktu dan alat yang berbeda dengan cara membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan kenyataan sebenarnya.
6. Analisis Data
Analisis data penelitian ini dilakukan dengan melalui tahap antara lain, reduksi data, yaitu memilah-milah data dan membuang data yang dianggap tidak sesuai. Sintesis data, yaitu data yang diperlukan dihubungkan satu sama lain, dan Verifikasi
data, yaitu penarikan kesimpulan sehingga didapat teori umum.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran penyusunan skripsi yang tersusun sebagai berikut: Bab pertama. Pendahuluan, bab ini berisi: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab Kedua. Landasan teori, bab ini membahas tentang: pengertian kehidupan sosial keagamaan, kehidupan sosial keagamaan antara lain dimensi ritual, perayaan hari-hari besar keagamaan, dimensi interaksi dan dimensi akhlak. Kemudian akan dipaparkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial keagamaan seperti faktor pekerjaan, keagamaan, pendidikan dan geografi. Akhir dari bab landasan teori ini akan dikemukakan karakteristik umum kehidupan sosial keagamaan pada masyarakat.
Bab Ketiga. Laporan hasil penelitian, berisi tentang: paparan dalam gambaran lokasi penelitian, kegiatan-kegiatan ritual kolektif yang dilakukan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik.
Bab Keempat. Pembahasan ini merupakan inti dari penelitian, membahas analisis sistem yang sedang berjalan di UPT Rusanawa Cabean Salatiga tahun 2015. Pada bab ini juga menjelaskan problematika kehidupan sosial keagamaan dan berbagai macam solusi yang ditempuh untuk mengatasi problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015.
Bab Lima. Penutup, bab ini berisi tentang: kesimpulan akhir dan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kehidupan Sosial Keagamaan
Kata sosial keagamaan merupakan gabungan dua kata yaitu: sosial dan keagamaan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai arti dan makna yang terkandung dalam kata sosial keagamaan. Di bawah ini penulis akan menguraikan berdasarkan berbagai pendapat. Sosial artinya segala sesuatu mengenai masyarakat, kemasyarakatan suka memperhatikan kepentingan umum, suka menolong, menderma dan sebagainya. (Adi, 2001: 438).
Arti kata “keagamaan”. Secara etimologi, “keagamaan” berasal dari kata agama yang memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007: 12) adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan. Lalu dari kata agama tersebut mendapat imbuhan ke-an yang menjadikan kata ini berbunyi keagamaan dan memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia segala sesuatu mengenai agama atau dapat dikatakan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama seperti ibadah dan mu’amalah. Lain halnya dengan Sigmund Frued di dalam buku Baharuddin
(2005: 116) yang menyatakan bahwa agama berasal dari ketidakberdayaan manusia melawan ketentuan-ketentuan alami luar dan kekuatan naluri yang terdapat dalam dirinya sendiri. Agama pada tahap perkembangan awal manusia, timbul tatkala manusia belum mampu menggunakan rasionya untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan alam, sehingga mereka harus mempersepsikan dan mengelolanya dengan bantuan kekuatan emosional. Frued juga mengungkapkan bahwasanya agama dalam ciri-ciri psikologis adalah sebuah ilusi, yaitu kepercayaan yang dasar utamanya adalah angan-angan. Manusia lari kepada agama akibat mereka tidak berdaya menghadapi permasalahan hidup dan bencana.
Sosial keagamaan dirumuskan secara luas sebagai suatu studi tentang interrelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antar mereka. Sehingga dapat disimpulkan sosial keagamaan merupakan fenomena sosial atau hubungan sesama masyarakat yang dipengaruhi atau yang dijiwai oleh agama.
B.
Dimensi Sosial Keagamaan 1.
Dimensi Ritual Semua agama mengenal ritual, karena tiap agama mempunyai ajaran tentang ritual tersebut. Adapun tujuan ritual adalah sebagai pemeliharaan dan pelestarian kesakralan. Di samping itu ritual merupakan tindakan yang memperkokoh hubungan pelaku dengan obyek yang suci dan memperkuat solidaritas kelompok yang menimbulkan rasa aman dan kuat mental. (Murtadho, 2002:20)
Hampir semua masyarakat yang melakukan ritual keagamaan didasari oleh kepercayaan, sehingga kepercayaan kepada sesuatu yang sakral itulah yang menimbulkan adanya ritual.
Adapun dimensi ritual dalam kehidupan sosial dapat dilihat dari ritual-ritual ibadah berikut ini : a.
Dzikir
Al qur ’an memberikan petunjuk bahwa dzikir tidak hanya dengan duduk tenang, merenung dan mulut komat kamit, “tetapi dzikir bersifat implementatif dalam berbagai variasi yang aktif dan kreatif”. (Syukur, 2004:45). Dzikir yang bersifat individual dapat dilakukan secara lisan dengan mengucap tasbih, tahmid, tahlil dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk membimbing hati untuk selalu mengingat Allah dan iman dalam hatinya menjadi semakin mantap sehingga dapat mengendalikan tiap perbuatannya.
Selain itu dzikir sosial juga banyak disebut dalam Al qur’an. Misal dalam firman Allah QS. At-taubah (9):103
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(QS.At-taubah:103).
Ayat tersebut memberikan informasi bahwa dzikir sosial dapat dilakukan dengan aktifitas sosial, salah satunya yaitu menginfakkan sebagian harta atau berzakat sebagai wujud kepekaan dan kepedulian sosial di samping melakukan hal-hal lain yang bermanfaat bagi orang lain. Dzikir sosial ini merupakan implementasi dari dzikir individual yang melalui lisan maupun mata hati.
Kemudian dzikir yang disertai dengan pemaknaan dan penghayatan terhadap apa yang diucapkan tentu akan menumbuhkan akhlaqul karimah. Misalnya, ketika mengucap
Allahu akbar maka akan menumbuhkan sifat lemah lembut, sebab
hanya Allah lah yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Ketika mengucapkan Ya Ghaffar maka akan menumbuhkan sifat sabar dan pemaaf. Ucapan Ya Rahman Rahim akan menumbuhkan sifat kasih sayang, dan sebagainya. Sehingga jiwa seseorang akan diliputi kesadaran bahwa Allah selalu melihat setiap perbuatan manusia.
Menurut Saiful Mujani, direktur Freedom Institute UIN Jakarta, tradisi ritual dzikir yang bersifat kolektif seperti yasin,
tahlil, manakib, istighosah , dan sebagainya, akan melibatkan
persoalan yang bersifat umum, publik dan kemasyarakatan. Karena dalam tradisi tersebut terdapat dua fungsi ganda. Di samping terdapat dimensi transidental (niat ibadah kepada Allah), juga terdapat dimensi sosial yang menuntun kita pada relasi dengan orang-orang sekitar, bertemu, menyapa, bercakap, maupun bertukar pendapat, sehingga menumbuhkan keakraban dan membangun kebersamaan. b. Shalat Berjamaah
Kata-kata jamaah artinya k umpul. Jadi pengertian “Sholat jamaah” menurut bahasa adalah sholat yang dikerjakan sama-sama lebih dari satu orang. Pengertian sholat berjamaah menurut pengertian syara’ ialah sholat yang dikerjakan bersama-sama oleh dua orang atau lebih, salah seorang di antaranya bertindak sebagai imam (pemimpin yang harus diikuti) sedangkan yang lain disebut makmum, yang harus mengikuti imam (Abyan, 1994: 86).
Sholat berjamaah merupakan perintah Allah SWT. Umat Islam yang mengerjakan termasuk manusia ciptaan Allah yang bertakwa, yaitu melaksanakan perintah Allah SWT. Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan sholat yang dilakukan bersama-sama berdasarkan firman Allah yang terdapat dalam QS. Al Baqarah (2):43
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (QS. Al Baqarah (2): 43).
Yang dimaksud ialah shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
Al Qur’an menjadi dasar utama dan pertama pengambilan hukum dalam Islam.Surat Al Baqarah ayat 43 memberikan landasan hukum yang jelas un tuk melaksanakan sholat berjama’ah (bersama-sama).
Dalam tafsir Ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ dan kerjakanlah sholat dengan berjamaah. Tuhan mendorong kita untuk menega kkan sholat berjamaah, karena dengan berjama’ah akan terhimpun jiwa (orang) untuk bersama-sama bermunajat (berkomunikasi) kepada Allah, sekaligus untuk mewujudkan kerukunan dan sikap saling menolong antara para mukmin. Dengan berkumpul dan bersholat akan terbuka kesempatan melakukan musyawarah untuk memecahkan permasalahan bersama demi kemaslahatan dan kemajuan. (Shiddieqy, 2002: 98)
Agama Islam akan tegak dengan didirikannya shalat berjamaah di masjid-masjid yang merupakan pusat aktivitas umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tempat untuk mengoptimalkan potensi-potensi positif yang dimilikinya. Menurut Al-Qalkhani, (2006:15), tujuan shalat berjamaah yaitu: melaksanakan perintah Allah, makna agama dari syiar Islam, amalan yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan tepat waktu dan selalu menjaganya, membiasakan kedisiplinan, dan memperbaiki penampilan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Melaksanakan perintah Allah
Pelaksanaan sholat berjamah mengandung makna pelaksanaan perintah Allah, sebagai bentuk ibadah yang dilaksanakan oleh orang yang beriman.
2) Makna agama dari syiar Islam
Sholat berjamah merupakan makna dari pelaksanaan agama, syiar Islam, serta bukti terbesar bagi manusia yang menunjukkan dia muslim.
3) Amalan yang paling utama adalah sholat yang dikerjakan tepat waktu dan selalu menjaganya.
Faedah sholat berjamaah yang lain adalah menjadi penyebab terlaksananya shalat tepat pada awal waktu, atau paling tidak pada waktu yang semestinya. ini merupakan bagian dari amalan yang paling utama di sisi Allah.
4) Membiasakan kesiplinan
Faedah shalat berjamaah yang lain adalah mengadakan kedisiplinan dan hidup teratur. Pelajaran ini diambil dari sikap mengikuti imam dalam takbir dan perpindahan dari satu gerakan sholat ke gerakan yang berikutnya, tidak mendahuluinya atau memperlambatkan diri darinya, atau bersamaan dengannya, atau mengejar atau mengalahkan gerakkannya.
5) Memperbaiki penampilan
Pelaksanaan shalat berjamaah biasanya juga menjadikan seorang muslim memperhatikan penampilannya, sehingga dia berusaha untuk tampil sebaik mungkin dengan pakaian yang bersih dan aroma yang harum sebab dia akan bertemu dan berkumpul dengan saudara-saudaranya, baik di waktu siang atau malam, setiap kali melakukan kewajiban shalat. 6)
Dakwah nyata kepada kebaikan dan saling berlomba dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Keluar rumah untuk pergi ke masjid untuk menghadiri sholat berjamaah merupakan dakwah alamiah yang nyata, untuk menunaikan ibadah ini dan menjaganya, demikian juga, pelaksanaan sholat berjamaah akan mendorong para jamaah untuk saling berlomba dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, ketika di antara sesama jama’ah saling memperhatikan ibadah yang dilaksanakan oleh orang lain (Al Qohhani, 2006: 16-19).
2. Dimensi perayaan hari besar keagamaan
Pada dasarnya agama tidak hanya memerintahkan kepada umatnya untuk beribadah secara ritual saja melainkan juga beribadah pada wilayah sosial sebagai wujud penghambaan diri secara total pada Sang Pencipta. Namun masih ada pemeluk agama yang kurang memperhatikan hal ini dan mengabaikan hubungan sosialnya sehingga menimbulkan fanatik berlebihan atas agama yang dianutnya.
Perayaan hari besar keagamaan merupakan salah satu alternatif yang bisa dijadikan sebagai langkah awal dalam meminimalisir simbolisasi agama yang mengarah kepada sikap eksklusif dan intoleran. (achmadarifin.multiply.com).
Dr.Achmad Arifin, ST., M.Eng. dosen Elektronika ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) menjelaskan dengan memanfaatkan berbagai media seni dan budaya, perayaan hari besar keagamaan tidak hanya sarat akan dimensi ritual yang menarik untuk dinikmati oleh umat yang bersangkutan, tetapi umat agama lain juga dapat memetik pesan moral keagamaan dari perayaan tersebut (Harian Bhirawa Edisi 6, 2014: 10).
Adapun fungsi sosial yang terdapat dalam perayaan hari besar keagamaan adalah sebagai berikut : a. untuk menjawab pertanyaan tentang peran agama dalam menghadapi berbagai permasalahan sosial.
Hari besar agama sering dipandang sebagai sebuah momen yang tepat untuk melakukan refleksi terhadap ajaran-ajaran agama yang berkenaan dengan berbagai bentuk kehidupan di masyarakat. Sehingga tema-tema yang dipilih dalam perayaan tersebut seringkali disesuaikan dengan kondisi masyarakat pada waktu diadakannya perayaan tersebut, sehingga pesan moral bersifat universal dan dapat disimak oleh semua umat beragama. Misalnya tentang kemerosotan moral, kemiskinan, persaudaraan, dan sebagainya. Contoh-contoh hari raya yang terkait dengan perayaan yang terkait dengan sebuah kemenangan:
1) Hari raya Idul Fitri dirayakan oleh Agama Islam kemenangan terhadap umat Islam untuk melakukan puasa di bulan
Ramadhan. 2)
Hari raya Galungan dirayakan oleh Agama Hindu Kemenangan terhadap Dharma melawan Adharma.
3) Hari raya paskah dirayakan oleh Agama Kristen terhadap perayaan kebangkitan Yesus.
4) Hari raya Waisak dirayakan oleh agama Buddha terhadap kelahiran pangeran Sidharta (Nonik, 2011:23).
b. sebagai sarana untuk mengimplementasikan seruan-seruan moral tersebut dalam kegiatan-kegiatan sosial yang hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.