KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT B
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD
NEGERI SUMBEREJO 2 BONANG DEMAK
Ademas Dwi Laksono1, M.Arief Budiman2, Choirul Huda3
123
Universitas PGRI Semarang
123
e-mail: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa yang
belum mencapai KKM dan kurang aktifnya siswa pada mata pelajaran IPA.
Kurangnya variasi model pembelajaran menyebabkan 54% siswa
memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 63. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar keefektifan model
pembelajaran project based learning terhadap hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Sumberejo 02 Bonang. Serta untuk mengetahui peningkatan keaktifan
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning bagi siswa kelas V SD Negeri
Sumberejo 02 Bonang.Penelitian ini melibatkan semua siswa kelas VA dan
kelas VB di SD Negeri Sumberejo 2 Bonang sebagai populasi. Jenis
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). Data hasil belajar
IPA, dikumpulkan dengan metode tes sedangkan instrumen yang digunakan
berupa tes obyektif dan untuk data keaktifan diperoleh dari angket siswa.
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan
statistik inferensial yaitu uji-t. Perhitungan hasil analisis uji-t membuktikan
dimana, thitung lebih besar dari ttabel seperti untuk keaktifan siswa diperoleh
thitung > ttabel yaitu 2,497 > 2,020 dan pada hasil belajar juga menunjukkan
bahwa thitung > ttabel yaitu 2,395 > 2,020 dengan derajat kebebasan 41. Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
keaktifan dan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan model
pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dengan siswa yang
belajar dengan model pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Model Project Based Learning, Keaktifan Siswa, Hasil
Belajar
Abstract
This research is motivated by the still low student learning outcomes that
have not reached KKM and less active students on science subjects. The lack
of learning model variation causes 54% of students to score below KKM that
is 63. The attempt to be achieved in this study is to find out how much the
effectiveness of learning-based project learning model on the results of
students of class V SD Negeri Sumberejo 02 Bonang. And to know the
increase of activity and learning outcomes of students on science subjects by
using the model of learning project based learning for students of grade V SD
Negeri Sumberejo 02 Bonang. This research involves all VA and VB class
students in SD Negeri Sumberejo 2 Bonang as population. This type of
research is a quasi experiment. Science learning outcomes data, collected by
the instrument while the test method used in the form of objective tests and
and for activity data obtained from student questionnaire. Data were
analyzed using descriptive statistics and inferential statistics, namely the ttest. The calculation of t-test results proves where, tarithmrtic is greater than
ttable such as for student activeness is obtained tarithmrtic > ttable that is 2,497 >
2,020 and on learning outcomes also show that tarithmrtic > ttable that is 2,395 >
2,020, with 41 degrees of freedom. From the results of this study it can be
concluded that there are differences in liveliness and learning outcomes
between students who learn with a model of project-based learning with
students who learn with conventional learning model.
Keywords: Model of Project Based Learning, Student Activity, Learning
Outcomes
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan
Kegiatan
pembelajaran
ada
tiga
terencana untuk mewujudkan suasana
aspek penting yaitu aspek kognitif, afektif,
belajar dan proses pembelajaran agar
dan psikomotorik. Salah satunya yaitu
peserta didik secara aktif mengembangkan
aspek afektif mengenai keaktifan siswa.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
Kenyataannya saat ini keaktifan siswa
spiritual pengendalian diri, kepribadian,
dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia
kecerdasan,
jauh
akhlak
mulia
serta
dari
kata
baik,
karena
secara
keterampilan yang diperlukan dirinya,
menyeluruh para siswa masih kurang aktif
masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh
dalam kegiatan pembelajaran khususnya
karena
untuk siswa sekolah dasar.
itu,
setiap
manuasia
berhak
mendapatkan pendidikan yang layak dan
Belajar tidak hanya terpaku di
sebagaimana mestinya (UU Sisdiknas
tempat duduk, mencatat, mendengarkan
Nomor
guru, dan menghafal namun berpindah-
20
Tahun
2003).
Upaya
meningkatkan kualitas pendidikan terus
pindah,
menerus
secara
antusias serta aktif dalam pembelajaran.
Hal
Kurangnya keaktifan seorang siswa dalam
tersebut lebih terfokus setelah diamanatkan
memahami pembelajaran menyebabkan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
siswa
untuk meningkatkan mutu pada setiap
masalah dalam pembelajaran.
dilakukan
konvensional
jenis
baik
maupun
inovatif.
berkolaborasi,
kesulitan
berfikir
dalam
Berdasarkan
keras,
menyelesaikan
observasi
yang
dan
jenjang
pendidikan.
Jenis
pendidikan
adalah
kelompok
yang
dilakukan di SD Negeri Sumberejo 2
didasarkan
pada
tujuan
Bonang Demak pada kelas V khususnya
pendidikan suatu pendidikan yang meliputi
pada mata pelajaran IPA. Ketika proses
pendidikan
pembelajaran model pembelajaran yang
informal.
formal,
kekhususan
nonformal,
dan
digunakan
oleh
guru
dominan
Menurut
menggunakan model konvensional yaitu
Thomas
2013),
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
proyek adalah model pembelajaran yang
karena
pembelajaran
pada
tersebut,
pembelajaran
(Dewi,
ceramah, sehingga mengakibatkan siswa
berpusat
model
dalam
guru.
Dalam
melibatkan
siswa
dalam
siswa
terlihat
pemecahan
masalah
dan
berbasis
kegiatan
tugas-tugas
mengalami kesulitan dalam mengingat dan
bermakna lainnya, memberi peluang siswa
memahami materi. Ini terbukti dari masih
bekerja secara otonom mengkonstruksikan
banyaknya nilai siswa di bawah KKM
kegiatan belajar mereka sendiri, dan
pada
Proses
menghasilkan produk karya siswa. Selain
pembelajaran yang dilakukan guru selama
itu pembelajaran dengan model project
ini hanya menyuruh siswa untuk membaca
based learning juga memiliki keuntungan
buku,
seperti,
mata
pelajaran
mencatat,
gambar-gambar
IPA.
menggunakan
sehingga
model
pembelajaran
Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang dipelajarinya,
hanya
pengalaman
meningkatkan
masalah,
belum terpusat pada siswa.
bukan
meningkatkan
mengetahuinya.
anak tersebut
kemampuan
pemecahan
meningkatkan
meningkatkan
kolaborasi,
ketrampilan
mengelola
sumber (Warsono 2013:157).
Berdasarkan uraian di atas, maka
Dari
diharapkan
motivasi,
penulis
merasa
perlu
mengadakan
siswa dapat memahami IPA secara lebih
penelitian dengan judul keefektifan model
mendalam dan dapat diingat dalam waktu
pembelajaran
yang relatif lama. Untuk itu guru perlu
terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA
menciptakan kondisi pembelajaran IPA di
siswa kelas V SD Negeri Sumberejo 02
SD yang dapat mendorong siswa untuk
Bonang Demak tahun 2017/2018.
aktif dan mendorong keingin tahuan siswa,
METODE PENELITIAN
sehingga
guru
harus
memilih
project
Penelitian
dan
ini
based
learning
merupakan
eksperimen
semu
jenis
menentukan sebuah model pembelajaran
penelitian
(quasi
yang tepat.
experiment) karena tidak semua variabel
Dari uraian diatas dibutuhkan suatu
yang muncul dalam kondisi eksperimen
tindakan atau solusi untuk mengatasi
dapat diatur dan dikontrol secara ketat.
permasalahan
Dengan desain penelitian Non Equivalent
adalah
tersebut.
dengan
pembelajaran
Salah
menggunakan
yang
sesuai
satunya
model
Control Group Design.
Penelitian ini menggunakan desain
dengan
pembelajaran IPA yaitu model project
kelas
kontrol
based learning.
Pretest-Posttest.
dan
eksperimen
Pemberian
yaitu
pretest
digunakan untuk mengetahui keadaan awal
Hasil uji reliabilitas butir soal,
siswa yang selanjutnya akan diketahui
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
adakah perbedaan antara kelas eksperimen
0,79. Hal ini berarti, butir soal yang diuji
dan kelas kontrol melalui pemberian
termasuk ke dalam kriteria reliabilitas
posttest.
tinggi (baik). Hasil perhitungan dalam uji
yang
daya beda butir soal, diperoleh hasil untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah tes,
uji daya beda butir tes adalah 1 butir soal
obervasi, angket dan dokumentasi. Untuk
tergolong sangat baik, 4 butir soal
instrumen hasil belajar IPA menggunakan
tergolong baik, 9 butir soal tergolong
metode tes berbentuk tes objektif (pilihan
cukup, dan 16 butir soal tergolong jelek.
Teknik
pengumpulan
data
Sedangkan
ganda) yang terdiri dari 4 pilihan yang
untuk
uji
tingkat
diberikan sesudah perlakuan. Soal pilihan
kesukaran, setelah dilakukan perhitungan
ganda dengan skor 1 bila menjawab
untuk
dengan benar, dan skor 0 jika menjawab
didapatkan hasil 1 butir tes tergolong
salah. Sedangkan untuk keaktifan siswa
sukar, 8 butir tes tergolong sedang dan 31
menggunakan teknik obervasi dan angket
butir tes tergolong mudah.
tingkat
kesukaran
butir
soal
Dari hasil analisis uji validitas,
siswa.
Uji coba instrumen yang telah
reliabilitas,
daya
beda,
dan
tingkat
dilakukan pada tanggal 4 Desember 2017
kesukaran butir soal diperoleh 15 butir soal
dengan jumlah soal obyektif sebanyak 40
yang valid dengan reliabilitas yang tinggi
butir soal di SD Negeri Sumberejo 2
dan memiliki daya pembeda dan taraf
Bonang dikelas VI dengan jumlah 22
sukar yang baik sehingga 15 butir soal
siswa.
tersebut digunakan dalam penelitian untuk
Setelah
dilakukan
uji
coba
instrumen, hasilnya dianalisis baik uji
soal pretest dan posttest.
validitas, reliabilitas, daya beda, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat kesukaran.
Untuk uji validitas butir tes dibantu
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen
jenis
Quasi
dengan program Microsoft Excel 2007 for
Experimental Design dengan memberikan
Windows, dari 40 butir tes diperoleh 15
perlakuan model Project Based Learning
butir tes yang valid dan 25 butir tes yang
terhadap kelas eksperimen dan tidak
tidak valid. Butir soal yang tidak valid
memberikan perlakuan model Project
adalah butir soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 10,
Based Learning terhadap kelas kontrol.
13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27,
Data penelitian ini terdiri dari data awal
28, 29, 30, 31, 32, 34, 37, dan 39.
yang diperoleh dari nilai pretest dan data
pada kedua kelas tersebut. Pada kelas
akhir yang diperoleh dari nilai posttest.
kontrol rata-rata menjadi 66,98 sedangkan
Pada awal pembelajaran kedua kelas
pada kelas eksperimen 76,97. Kemudian
tersebut yaitu, kelas kontrol dan kelas
untuk ketuntasan siswa pada kelas kontrol
eksperimen diberikan pretest berbentuk
dari 6 siswa menjadi 13 siswa dan pada
pilihan ganda untuk mengetahui hasil
kelas eksperimen naik dari 7 siswa
belajar siswa pada pembelajaran IPA.
menjadi 20 siswa. Nilai tertinggi dan
Setelah itu diakhir pembelajaran, kedua
terendah pada kelas kontrol dan kelas
kelas tadi diberikan posttest berupa soal
eksperimen terjadi kenaikan yaitu nilai
evaluasi berbentuk piliha ganda sama
tertinggi pada kelas kontrol 93,33 dan
dengan pretest hanya saja diacak nomor
kelas eksperimen 100, sedangkan nilai
soalnya. Adapun hasil data yang diperoleh
terendah pada kelas kontrol 40 dan pada
pada penelitian di kelas kontrol dan kelas
kelas eksperimen 53,33.
eksperimen dapat dilihat pada tabel 1.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tabel 1. Daftar Nilai Hasil Penelitian
Nilai pretest
Nilai posttest
kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen
mempunyai kemampuan awal yang sama
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperi
men
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperi
men
dan setelah diberikan perlakuan terdapat
80
86,66
93,33
100
eksperimen yang menggunakan model
20
26,66
40
53,33
pembelajaran Project Based Learning
Rata-rata
53,33
56,66
66,98
76,97
dengan kelas kontrol menggunakan model
Siswa
Tuntas
6
7
13
20
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
perbedaan
hasil
belajar
pada
kelas
konvensional. Untuk lebih mempermudah
pemahaman hasil data di atas maka dapat
dilihat pada gambar 1.
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
pada pelaksanaan pretest di kelas kontrol
dan kelas eksperimen mempunyai selisih
rata-rata sebesar 3,33. Nilai teringgi
pretest kelas kontrol yaitu 80 dan kelas
eksperimen yaitu 86,66, sedangkan nilai
terendah pada kelas kontrol yaitu 20 dan
kelas eksperimen yaitu 26,66.
Selanjutnya
pada
pelaksanaan
posttest terlihat peningkatan yang terjadi
Berdasarkan data yang disajikan
dalam tabel 2 di atas diketahui bahwa dari
jumlah siswa kelas kontrol sebanyak 21
siswa dan diperoleh data keaktifan siswa
kelas eksperimen dengan rata-rata 69,95.
Tabel 3. Angket Kelas Eksperimen
NO
Kode
Nilai
NO
Kode
Nilai
1
E-01
70
12
E-12
75
2
E-02
72
13
E-13
68
3
E-03
74
14
E-14
73
4
E-04
84
15
E-15
81
5
E-05
75
16
E-16
85
6
E-06
73
17
E-17
65
Untuk data keaktifan siswa diperoleh
7
E-07
71
18
E-18
84
dari lembar observasi dan angket. Data
8
E-08
68
19
E-19
74
lembar observasi ini diperoleh selama
9
E-09
77
20
E-20
74
proses
10
E-10
75
21
E-21
80
11
E-11
73
22
E-22
77
pembelajaran
berlangsung
sedangkan untuk data angket ini diperoleh
dari hasil responden siswa dari angket
yang sudah disebarkan oleh peneliti.
Adapun hasil data angket pada penelitian
di kelas kontrol dan kelas eksperimen
dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.
Kode
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
K-01
K-02
K-03
K-04
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-10
60
65
71
60
71
60
65
70
68
71
Jumlah
661
NO
812
Jumlah
X 812 836 1648
836
X 74,91
Berdasarkan data yang disajikan
dalam tabel 3 di atas diketahui bahwa dari
jumlah siswa kelas eksperimen sebanyak
Tabel 2. Angket Kelas Kontrol
NO
Jumlah
22 siswa, diperoleh data keaktifan siswa
Kode
Nilai
kelas eksperimen dengan rata-rata 74,91.
11
K-11
12
K-12
13
K-13
14
K-14
15
K-15
16
K-16
17
K-17
18
K-18
19
K-19
20
K-20
21
K-21
Jumlah
84
80
55
85
70
68
73
75
70
75
73
808
Rata-rata tersebut lebih tinggi dri rata-rata
X 661 808 1469
X 69,95
kelas kontrol.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan keaktifan yang
cukup signifikan antara kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning dengan kelas
kontrol
konvensional.
menggunakan
model
data
hasil
22+21-2 = 41 diperoleh ttabel = 2,020. Jika
siswa
akan
thitung> ttabel yaitu 2,395 >2,020, maka H0
dilakukan pengujian hipotesis, normalitas
ditolak dan Ha diterima, sehingga rata-rata
dan homogenitas. Pada analisis data awal
hasil belajar posttest lebih besar dari
uji normalitas di kelas kontrol diperoleh
pretest.
L o = 0,1158 yang lebih kecil dari L tabel =
disimpulkan bahwa hasil belajar dengan
0,186
menggunakan
Setelah
belajar
mendapatkan
dan
keaktifan
sedangkan
dikelas
eksperimen
diperoleh L o = 0,1310 yang lebih kecil
dari L tabel = 0,183 sehingga kedua data
tersebut dikatakan berdistribusi normal.
Dengan
demikian
model
Project
dapat
Based
Learning lebih baik dari pada hasil belajar
yang menggunakan model konvesional.
Sedangkan untuk keaktifan siswa
diperoleh nilai t hitung = 2,497 sementara itu
Kemudian pada analisis data akhir
uji normalitas dikelas kontrol diperoleh
dk = 22 + 21 – 2 = 41 dengan siginifikan =
5% (0,05) didapat t
tabel
= 2,02, sehingga t
L o = 0,1271 yang lebih kecil dari L tabel =
hitung
0,186
eksperimen
dikatakan bahwa ada perbedaan keaktifan
diperoleh L o = 0,1694 yang lebih kecil
siswa antara kelas kontrol dan eksperimen.
dari L tabel = 0,183 sehingga kedua data
Berdasarkan data tersebut dapat
sedangkan
dikelas
tersebut dikatakan berdistribusi normal.
Maka dapat disimpulkan kedua data di
kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen
analisis
tabel
(2,020) maka dapat
dikatakan bahwa model Project Based
Learning efektif terhadap keaktifan dan
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Sumberejo 2 Bonang Demak, hal tersebut
berdistribusi normal.
Pada
(2,497) > t
data
awal
uji
homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,
dihasilkan dari peningkatan hasil belajar
siswa sebesar 20,31% dan keaktifan siswa
yang jauh meningkat pada saat mengikuti
067 yang lebih kecil dari Ftabel = 2,10
proses pembelajaran dengan model Project
sedangkan pada analisis data akhir uji
Based
homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,
konvensional.
758 yang lebih kecil dari Ftabel = 2,10
SIMPULAN
sehingga dapat dikatakan kedua sampel
berasal dari populasi yang homogen.
Pada analisis akhir perhitungan uji
hipotesis dengan menggunakan uji-t dua
pihak diperoleh jika α = 0,05 dan dk=
Learning
dari
pada
model
Berdasarkan rumusan masalah yang
terdapat
pada
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
Project Based Learning efektif terhadap
keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas
V SD Negeri Sumberejo 2 Bonang Demak.
Hal ini bisa dibuktikan dengan pengujian
.
menggunakan uji t hasil belajar yang
Penelitian
didapatkan nilai t
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
hitung
= 2,395 sementara
itu dk = 22 + 21 – 2 = 41 dengan
siginifikan = 5% (0,05) didapat t
2,020. Dikarenakan t
hitung
tabel
(2,395) > t
=
tabel
(2,020) maka dapat dikatakan bahwa ada
perbedaan
hasil
belajar
antara
kelas
kontrol dan eksperimen.
Daryanto.
2013.
Suatu
2014.
Prosedur
Pendekatan
Pendekatan
Pembelajaran Saintifik kurikulum
2013. Yogyakarta: Gava Media.
Dewi, Nik Aris Sandi. 2013. “Pengaruh
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek (Project Based Learning)
Sedangkan untuk keaktifan siswa
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
diperoleh nilai t hitung = 2,497 sementara itu
Kelas IV SD N 8 Banyuning ”.
dk = 22 + 21 – 2 = 41 dengan siginifikan =
MIMBAR PGSD Vol. 1 No. 1
5% (0,05) didapat t
= 2,02, sehingga t
http://id.portalgaruda.org/index.php
(2,020) maka dapat
?ref=browse&mod=viewarticle&ar
hitung
(2,497) > t
tabel
tabel
dikatakan bahwa ada perbedaan keaktifan
ticle=105329.
siswa antara kelas kontrol dan eksperimen.
tanggal 07 Juni 2017)
Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa model Project Based
Learning efektif terhadap keaktifan dan
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Sumberejo 2 Bonang Demak, hal tersebut
Sugiyono.2015.
(Diakses
Metode
pada
Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sudjana.
2005.
Metoda
Statistika.
Bandung: Tarsito.
Pamelasari,
A.Widiyatmoko.
2012.
dihasilkan dari peningkatan hasil belajar
“Pembelajaran
siswa sebesar 20,31% dan keaktifan siswa
Untuk
yang jauh meningkat pada saat mengikuti
Peraga IPA Dengan Memanfaatkan
proses pembelajaran dengan model Project
Bahan Bekas Pakai ”. Jurnal
Based
Learning
dari
pada
model
Berbasis
Mengembangkan
Proyek
Alat
Pendidikan IPA Indonesia. VOL.1
konvensional.
NO.1.http://journal.unnes.ac.id/ind
DAFTAR PUSTAKA
ex.php/jpii. (Diakses pada tanggal
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar
21 Juni 2017)
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD
NEGERI SUMBEREJO 2 BONANG DEMAK
Ademas Dwi Laksono1, M.Arief Budiman2, Choirul Huda3
123
Universitas PGRI Semarang
123
e-mail: [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa yang
belum mencapai KKM dan kurang aktifnya siswa pada mata pelajaran IPA.
Kurangnya variasi model pembelajaran menyebabkan 54% siswa
memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 63. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar keefektifan model
pembelajaran project based learning terhadap hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri Sumberejo 02 Bonang. Serta untuk mengetahui peningkatan keaktifan
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning bagi siswa kelas V SD Negeri
Sumberejo 02 Bonang.Penelitian ini melibatkan semua siswa kelas VA dan
kelas VB di SD Negeri Sumberejo 2 Bonang sebagai populasi. Jenis
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). Data hasil belajar
IPA, dikumpulkan dengan metode tes sedangkan instrumen yang digunakan
berupa tes obyektif dan untuk data keaktifan diperoleh dari angket siswa.
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan
statistik inferensial yaitu uji-t. Perhitungan hasil analisis uji-t membuktikan
dimana, thitung lebih besar dari ttabel seperti untuk keaktifan siswa diperoleh
thitung > ttabel yaitu 2,497 > 2,020 dan pada hasil belajar juga menunjukkan
bahwa thitung > ttabel yaitu 2,395 > 2,020 dengan derajat kebebasan 41. Dari
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
keaktifan dan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan model
pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dengan siswa yang
belajar dengan model pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Model Project Based Learning, Keaktifan Siswa, Hasil
Belajar
Abstract
This research is motivated by the still low student learning outcomes that
have not reached KKM and less active students on science subjects. The lack
of learning model variation causes 54% of students to score below KKM that
is 63. The attempt to be achieved in this study is to find out how much the
effectiveness of learning-based project learning model on the results of
students of class V SD Negeri Sumberejo 02 Bonang. And to know the
increase of activity and learning outcomes of students on science subjects by
using the model of learning project based learning for students of grade V SD
Negeri Sumberejo 02 Bonang. This research involves all VA and VB class
students in SD Negeri Sumberejo 2 Bonang as population. This type of
research is a quasi experiment. Science learning outcomes data, collected by
the instrument while the test method used in the form of objective tests and
and for activity data obtained from student questionnaire. Data were
analyzed using descriptive statistics and inferential statistics, namely the ttest. The calculation of t-test results proves where, tarithmrtic is greater than
ttable such as for student activeness is obtained tarithmrtic > ttable that is 2,497 >
2,020 and on learning outcomes also show that tarithmrtic > ttable that is 2,395 >
2,020, with 41 degrees of freedom. From the results of this study it can be
concluded that there are differences in liveliness and learning outcomes
between students who learn with a model of project-based learning with
students who learn with conventional learning model.
Keywords: Model of Project Based Learning, Student Activity, Learning
Outcomes
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan
Kegiatan
pembelajaran
ada
tiga
terencana untuk mewujudkan suasana
aspek penting yaitu aspek kognitif, afektif,
belajar dan proses pembelajaran agar
dan psikomotorik. Salah satunya yaitu
peserta didik secara aktif mengembangkan
aspek afektif mengenai keaktifan siswa.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
Kenyataannya saat ini keaktifan siswa
spiritual pengendalian diri, kepribadian,
dalam kegiatan pembelajaran di Indonesia
kecerdasan,
jauh
akhlak
mulia
serta
dari
kata
baik,
karena
secara
keterampilan yang diperlukan dirinya,
menyeluruh para siswa masih kurang aktif
masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh
dalam kegiatan pembelajaran khususnya
karena
untuk siswa sekolah dasar.
itu,
setiap
manuasia
berhak
mendapatkan pendidikan yang layak dan
Belajar tidak hanya terpaku di
sebagaimana mestinya (UU Sisdiknas
tempat duduk, mencatat, mendengarkan
Nomor
guru, dan menghafal namun berpindah-
20
Tahun
2003).
Upaya
meningkatkan kualitas pendidikan terus
pindah,
menerus
secara
antusias serta aktif dalam pembelajaran.
Hal
Kurangnya keaktifan seorang siswa dalam
tersebut lebih terfokus setelah diamanatkan
memahami pembelajaran menyebabkan
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
siswa
untuk meningkatkan mutu pada setiap
masalah dalam pembelajaran.
dilakukan
konvensional
jenis
baik
maupun
inovatif.
berkolaborasi,
kesulitan
berfikir
dalam
Berdasarkan
keras,
menyelesaikan
observasi
yang
dan
jenjang
pendidikan.
Jenis
pendidikan
adalah
kelompok
yang
dilakukan di SD Negeri Sumberejo 2
didasarkan
pada
tujuan
Bonang Demak pada kelas V khususnya
pendidikan suatu pendidikan yang meliputi
pada mata pelajaran IPA. Ketika proses
pendidikan
pembelajaran model pembelajaran yang
informal.
formal,
kekhususan
nonformal,
dan
digunakan
oleh
guru
dominan
Menurut
menggunakan model konvensional yaitu
Thomas
2013),
kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
proyek adalah model pembelajaran yang
karena
pembelajaran
pada
tersebut,
pembelajaran
(Dewi,
ceramah, sehingga mengakibatkan siswa
berpusat
model
dalam
guru.
Dalam
melibatkan
siswa
dalam
siswa
terlihat
pemecahan
masalah
dan
berbasis
kegiatan
tugas-tugas
mengalami kesulitan dalam mengingat dan
bermakna lainnya, memberi peluang siswa
memahami materi. Ini terbukti dari masih
bekerja secara otonom mengkonstruksikan
banyaknya nilai siswa di bawah KKM
kegiatan belajar mereka sendiri, dan
pada
Proses
menghasilkan produk karya siswa. Selain
pembelajaran yang dilakukan guru selama
itu pembelajaran dengan model project
ini hanya menyuruh siswa untuk membaca
based learning juga memiliki keuntungan
buku,
seperti,
mata
pelajaran
mencatat,
gambar-gambar
IPA.
menggunakan
sehingga
model
pembelajaran
Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang dipelajarinya,
hanya
pengalaman
meningkatkan
masalah,
belum terpusat pada siswa.
bukan
meningkatkan
mengetahuinya.
anak tersebut
kemampuan
pemecahan
meningkatkan
meningkatkan
kolaborasi,
ketrampilan
mengelola
sumber (Warsono 2013:157).
Berdasarkan uraian di atas, maka
Dari
diharapkan
motivasi,
penulis
merasa
perlu
mengadakan
siswa dapat memahami IPA secara lebih
penelitian dengan judul keefektifan model
mendalam dan dapat diingat dalam waktu
pembelajaran
yang relatif lama. Untuk itu guru perlu
terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA
menciptakan kondisi pembelajaran IPA di
siswa kelas V SD Negeri Sumberejo 02
SD yang dapat mendorong siswa untuk
Bonang Demak tahun 2017/2018.
aktif dan mendorong keingin tahuan siswa,
METODE PENELITIAN
sehingga
guru
harus
memilih
project
Penelitian
dan
ini
based
learning
merupakan
eksperimen
semu
jenis
menentukan sebuah model pembelajaran
penelitian
(quasi
yang tepat.
experiment) karena tidak semua variabel
Dari uraian diatas dibutuhkan suatu
yang muncul dalam kondisi eksperimen
tindakan atau solusi untuk mengatasi
dapat diatur dan dikontrol secara ketat.
permasalahan
Dengan desain penelitian Non Equivalent
adalah
tersebut.
dengan
pembelajaran
Salah
menggunakan
yang
sesuai
satunya
model
Control Group Design.
Penelitian ini menggunakan desain
dengan
pembelajaran IPA yaitu model project
kelas
kontrol
based learning.
Pretest-Posttest.
dan
eksperimen
Pemberian
yaitu
pretest
digunakan untuk mengetahui keadaan awal
Hasil uji reliabilitas butir soal,
siswa yang selanjutnya akan diketahui
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
adakah perbedaan antara kelas eksperimen
0,79. Hal ini berarti, butir soal yang diuji
dan kelas kontrol melalui pemberian
termasuk ke dalam kriteria reliabilitas
posttest.
tinggi (baik). Hasil perhitungan dalam uji
yang
daya beda butir soal, diperoleh hasil untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah tes,
uji daya beda butir tes adalah 1 butir soal
obervasi, angket dan dokumentasi. Untuk
tergolong sangat baik, 4 butir soal
instrumen hasil belajar IPA menggunakan
tergolong baik, 9 butir soal tergolong
metode tes berbentuk tes objektif (pilihan
cukup, dan 16 butir soal tergolong jelek.
Teknik
pengumpulan
data
Sedangkan
ganda) yang terdiri dari 4 pilihan yang
untuk
uji
tingkat
diberikan sesudah perlakuan. Soal pilihan
kesukaran, setelah dilakukan perhitungan
ganda dengan skor 1 bila menjawab
untuk
dengan benar, dan skor 0 jika menjawab
didapatkan hasil 1 butir tes tergolong
salah. Sedangkan untuk keaktifan siswa
sukar, 8 butir tes tergolong sedang dan 31
menggunakan teknik obervasi dan angket
butir tes tergolong mudah.
tingkat
kesukaran
butir
soal
Dari hasil analisis uji validitas,
siswa.
Uji coba instrumen yang telah
reliabilitas,
daya
beda,
dan
tingkat
dilakukan pada tanggal 4 Desember 2017
kesukaran butir soal diperoleh 15 butir soal
dengan jumlah soal obyektif sebanyak 40
yang valid dengan reliabilitas yang tinggi
butir soal di SD Negeri Sumberejo 2
dan memiliki daya pembeda dan taraf
Bonang dikelas VI dengan jumlah 22
sukar yang baik sehingga 15 butir soal
siswa.
tersebut digunakan dalam penelitian untuk
Setelah
dilakukan
uji
coba
instrumen, hasilnya dianalisis baik uji
soal pretest dan posttest.
validitas, reliabilitas, daya beda, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat kesukaran.
Untuk uji validitas butir tes dibantu
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen
jenis
Quasi
dengan program Microsoft Excel 2007 for
Experimental Design dengan memberikan
Windows, dari 40 butir tes diperoleh 15
perlakuan model Project Based Learning
butir tes yang valid dan 25 butir tes yang
terhadap kelas eksperimen dan tidak
tidak valid. Butir soal yang tidak valid
memberikan perlakuan model Project
adalah butir soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 10,
Based Learning terhadap kelas kontrol.
13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27,
Data penelitian ini terdiri dari data awal
28, 29, 30, 31, 32, 34, 37, dan 39.
yang diperoleh dari nilai pretest dan data
pada kedua kelas tersebut. Pada kelas
akhir yang diperoleh dari nilai posttest.
kontrol rata-rata menjadi 66,98 sedangkan
Pada awal pembelajaran kedua kelas
pada kelas eksperimen 76,97. Kemudian
tersebut yaitu, kelas kontrol dan kelas
untuk ketuntasan siswa pada kelas kontrol
eksperimen diberikan pretest berbentuk
dari 6 siswa menjadi 13 siswa dan pada
pilihan ganda untuk mengetahui hasil
kelas eksperimen naik dari 7 siswa
belajar siswa pada pembelajaran IPA.
menjadi 20 siswa. Nilai tertinggi dan
Setelah itu diakhir pembelajaran, kedua
terendah pada kelas kontrol dan kelas
kelas tadi diberikan posttest berupa soal
eksperimen terjadi kenaikan yaitu nilai
evaluasi berbentuk piliha ganda sama
tertinggi pada kelas kontrol 93,33 dan
dengan pretest hanya saja diacak nomor
kelas eksperimen 100, sedangkan nilai
soalnya. Adapun hasil data yang diperoleh
terendah pada kelas kontrol 40 dan pada
pada penelitian di kelas kontrol dan kelas
kelas eksperimen 53,33.
eksperimen dapat dilihat pada tabel 1.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tabel 1. Daftar Nilai Hasil Penelitian
Nilai pretest
Nilai posttest
kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen
mempunyai kemampuan awal yang sama
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperi
men
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperi
men
dan setelah diberikan perlakuan terdapat
80
86,66
93,33
100
eksperimen yang menggunakan model
20
26,66
40
53,33
pembelajaran Project Based Learning
Rata-rata
53,33
56,66
66,98
76,97
dengan kelas kontrol menggunakan model
Siswa
Tuntas
6
7
13
20
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
perbedaan
hasil
belajar
pada
kelas
konvensional. Untuk lebih mempermudah
pemahaman hasil data di atas maka dapat
dilihat pada gambar 1.
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
pada pelaksanaan pretest di kelas kontrol
dan kelas eksperimen mempunyai selisih
rata-rata sebesar 3,33. Nilai teringgi
pretest kelas kontrol yaitu 80 dan kelas
eksperimen yaitu 86,66, sedangkan nilai
terendah pada kelas kontrol yaitu 20 dan
kelas eksperimen yaitu 26,66.
Selanjutnya
pada
pelaksanaan
posttest terlihat peningkatan yang terjadi
Berdasarkan data yang disajikan
dalam tabel 2 di atas diketahui bahwa dari
jumlah siswa kelas kontrol sebanyak 21
siswa dan diperoleh data keaktifan siswa
kelas eksperimen dengan rata-rata 69,95.
Tabel 3. Angket Kelas Eksperimen
NO
Kode
Nilai
NO
Kode
Nilai
1
E-01
70
12
E-12
75
2
E-02
72
13
E-13
68
3
E-03
74
14
E-14
73
4
E-04
84
15
E-15
81
5
E-05
75
16
E-16
85
6
E-06
73
17
E-17
65
Untuk data keaktifan siswa diperoleh
7
E-07
71
18
E-18
84
dari lembar observasi dan angket. Data
8
E-08
68
19
E-19
74
lembar observasi ini diperoleh selama
9
E-09
77
20
E-20
74
proses
10
E-10
75
21
E-21
80
11
E-11
73
22
E-22
77
pembelajaran
berlangsung
sedangkan untuk data angket ini diperoleh
dari hasil responden siswa dari angket
yang sudah disebarkan oleh peneliti.
Adapun hasil data angket pada penelitian
di kelas kontrol dan kelas eksperimen
dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.
Kode
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
K-01
K-02
K-03
K-04
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-10
60
65
71
60
71
60
65
70
68
71
Jumlah
661
NO
812
Jumlah
X 812 836 1648
836
X 74,91
Berdasarkan data yang disajikan
dalam tabel 3 di atas diketahui bahwa dari
jumlah siswa kelas eksperimen sebanyak
Tabel 2. Angket Kelas Kontrol
NO
Jumlah
22 siswa, diperoleh data keaktifan siswa
Kode
Nilai
kelas eksperimen dengan rata-rata 74,91.
11
K-11
12
K-12
13
K-13
14
K-14
15
K-15
16
K-16
17
K-17
18
K-18
19
K-19
20
K-20
21
K-21
Jumlah
84
80
55
85
70
68
73
75
70
75
73
808
Rata-rata tersebut lebih tinggi dri rata-rata
X 661 808 1469
X 69,95
kelas kontrol.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan keaktifan yang
cukup signifikan antara kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning dengan kelas
kontrol
konvensional.
menggunakan
model
data
hasil
22+21-2 = 41 diperoleh ttabel = 2,020. Jika
siswa
akan
thitung> ttabel yaitu 2,395 >2,020, maka H0
dilakukan pengujian hipotesis, normalitas
ditolak dan Ha diterima, sehingga rata-rata
dan homogenitas. Pada analisis data awal
hasil belajar posttest lebih besar dari
uji normalitas di kelas kontrol diperoleh
pretest.
L o = 0,1158 yang lebih kecil dari L tabel =
disimpulkan bahwa hasil belajar dengan
0,186
menggunakan
Setelah
belajar
mendapatkan
dan
keaktifan
sedangkan
dikelas
eksperimen
diperoleh L o = 0,1310 yang lebih kecil
dari L tabel = 0,183 sehingga kedua data
tersebut dikatakan berdistribusi normal.
Dengan
demikian
model
Project
dapat
Based
Learning lebih baik dari pada hasil belajar
yang menggunakan model konvesional.
Sedangkan untuk keaktifan siswa
diperoleh nilai t hitung = 2,497 sementara itu
Kemudian pada analisis data akhir
uji normalitas dikelas kontrol diperoleh
dk = 22 + 21 – 2 = 41 dengan siginifikan =
5% (0,05) didapat t
tabel
= 2,02, sehingga t
L o = 0,1271 yang lebih kecil dari L tabel =
hitung
0,186
eksperimen
dikatakan bahwa ada perbedaan keaktifan
diperoleh L o = 0,1694 yang lebih kecil
siswa antara kelas kontrol dan eksperimen.
dari L tabel = 0,183 sehingga kedua data
Berdasarkan data tersebut dapat
sedangkan
dikelas
tersebut dikatakan berdistribusi normal.
Maka dapat disimpulkan kedua data di
kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen
analisis
tabel
(2,020) maka dapat
dikatakan bahwa model Project Based
Learning efektif terhadap keaktifan dan
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Sumberejo 2 Bonang Demak, hal tersebut
berdistribusi normal.
Pada
(2,497) > t
data
awal
uji
homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,
dihasilkan dari peningkatan hasil belajar
siswa sebesar 20,31% dan keaktifan siswa
yang jauh meningkat pada saat mengikuti
067 yang lebih kecil dari Ftabel = 2,10
proses pembelajaran dengan model Project
sedangkan pada analisis data akhir uji
Based
homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,
konvensional.
758 yang lebih kecil dari Ftabel = 2,10
SIMPULAN
sehingga dapat dikatakan kedua sampel
berasal dari populasi yang homogen.
Pada analisis akhir perhitungan uji
hipotesis dengan menggunakan uji-t dua
pihak diperoleh jika α = 0,05 dan dk=
Learning
dari
pada
model
Berdasarkan rumusan masalah yang
terdapat
pada
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
Project Based Learning efektif terhadap
keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas
V SD Negeri Sumberejo 2 Bonang Demak.
Hal ini bisa dibuktikan dengan pengujian
.
menggunakan uji t hasil belajar yang
Penelitian
didapatkan nilai t
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
hitung
= 2,395 sementara
itu dk = 22 + 21 – 2 = 41 dengan
siginifikan = 5% (0,05) didapat t
2,020. Dikarenakan t
hitung
tabel
(2,395) > t
=
tabel
(2,020) maka dapat dikatakan bahwa ada
perbedaan
hasil
belajar
antara
kelas
kontrol dan eksperimen.
Daryanto.
2013.
Suatu
2014.
Prosedur
Pendekatan
Pendekatan
Pembelajaran Saintifik kurikulum
2013. Yogyakarta: Gava Media.
Dewi, Nik Aris Sandi. 2013. “Pengaruh
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek (Project Based Learning)
Sedangkan untuk keaktifan siswa
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
diperoleh nilai t hitung = 2,497 sementara itu
Kelas IV SD N 8 Banyuning ”.
dk = 22 + 21 – 2 = 41 dengan siginifikan =
MIMBAR PGSD Vol. 1 No. 1
5% (0,05) didapat t
= 2,02, sehingga t
http://id.portalgaruda.org/index.php
(2,020) maka dapat
?ref=browse&mod=viewarticle&ar
hitung
(2,497) > t
tabel
tabel
dikatakan bahwa ada perbedaan keaktifan
ticle=105329.
siswa antara kelas kontrol dan eksperimen.
tanggal 07 Juni 2017)
Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa model Project Based
Learning efektif terhadap keaktifan dan
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Sumberejo 2 Bonang Demak, hal tersebut
Sugiyono.2015.
(Diakses
Metode
pada
Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sudjana.
2005.
Metoda
Statistika.
Bandung: Tarsito.
Pamelasari,
A.Widiyatmoko.
2012.
dihasilkan dari peningkatan hasil belajar
“Pembelajaran
siswa sebesar 20,31% dan keaktifan siswa
Untuk
yang jauh meningkat pada saat mengikuti
Peraga IPA Dengan Memanfaatkan
proses pembelajaran dengan model Project
Bahan Bekas Pakai ”. Jurnal
Based
Learning
dari
pada
model
Berbasis
Mengembangkan
Proyek
Alat
Pendidikan IPA Indonesia. VOL.1
konvensional.
NO.1.http://journal.unnes.ac.id/ind
DAFTAR PUSTAKA
ex.php/jpii. (Diakses pada tanggal
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar
21 Juni 2017)
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.