sistem pertanian jagung dan sapi di wila
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berada di
wilayah Karesidenan Kediri, yang terdiri dari kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Trenggalek. Kabupaten
Blitar memiliki beberapa ciri khas diantaranya Kabupaten Blitar terkenal dengan dengan
makam sang proklamator yaitu makam Bung Karno yang pernah menjabat sebagai
presiden RI pertama. Selain itu banyak sekali monumen-monumen yang ada di Blitar
seperti monumen PETA (Pembela Tanah Air) dan monumen Trisula yang terkenal menjadi
salah satu ikon di Blitar. Makanan khas kabupaten Blitar yang terkenal adalah sego pecel
khas Blitar yang memiliki cita rasa khas gurih, pedas, dan nikmat. Salah satu minuman
khas di Blitar yaitu es pleret yang hanya ada di wilayah kota Blitar. Dan masih banyak
wisata serta kuliner unik yang ada di kabupaten Blitar.
Kabupaten ini juga memiliki potensi-potensi yang cukup banyak dilihat dari
kondisi wilayah serta penggunaan lahan. Potensi-potensi yang ada di Kabupaten Blitar
antara lain potensi pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan, tanaman
pangan, industri, pertambangan, dan pariwisata. Kabupaten Blitar merupakan salah satu
kabupaten di Jawa Timur yang terkenal dengan sistem pertanian sebagai investasi
pembangunan daerah. Hasil pertanian yang terkenal di kabupaten Blitar antara lain padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, umbi kayu, dan ketela rambat. Jagung sebagai salah satu
komoditas utama di kabupaten Blitar menempati posisi kedua setelah tanaman padi yang
banyak ditanam di kabupaten Blitar.
Selain pertanian, kabupaten Blitar juga terkenal dengan peternakannya. Hewan
ternak yang banyak diternakkan di Kabupaten Blitar antara lain, sapi, kambing, ayam ras,
ayam buras, ikan koi, ikan lele, dan lain sebagainya. Dalam makalah pengembangan
wilayah ini, penulis ingin mengangkat tema yaitu sistem pertanian terpadu tanaman jagung
dan hewan ternak sapi yang dijadikan wisata edukasi di kabupaten Blitar, tepatnya di
wilayah Blitar bagian selatan.
1
Sistem pertanian terpadu ini melibatkan pertanian jagung dan peternakan sapi
sebagai satu sistem yang akan dikemas menjadi suatu wisata edukasi bagi masyarakat
lokal maupun non-lokal. Dalam sistem pertanian terpadu ini, akan dilakukan semacam
sistem saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). Dimana limbah hasil dari pertanian
jagung seperti jerami jagung atau daun-daun kering jagung yang tidak terpakai lagi, akan
digunakan sebagai pakan ternak sapi, kemudian dari hasil kotoran sapi tersebut akan
digunakan sebagai pupuk kompos untuk pertanian jagung. Dari hasil simbiosis mutualisme
dari pertanian jagung dan peternakan sapi ini kemudian akan dibangun dalam satu lokasi
yang akan didirikan wisata edukasi pertanian terpadu, yang mana di dalamnya akan
didirikan wisata kuliner mulai dari hasil olahan pertanian jagung seperti jagung bakar,
jagung rebus manis, emping jagung, kripik tortilla jagung, dodol jagung, dan lain
sebagainya. Selain itu akan diolah pula hasil dari peternakan sapi mulai dari daging sapi,
sampai kulitnya. Olahan dari peternakan sapi ini antara lain minuman susu sapi yang
diolah dengan aneka rasa seperti rasa coklat, vanilla dan strawberry, daging sapi yang
dimasak mulai dari steak, sampai hasil olahan abon sapi, serta kulit sapi yang
dimanfaatkan menjadi tas, dompet, sabuk dan olahan lainnya.
Sebenarnya banyak sekali potensi yang ada di Kabupaten Blitar ini, yang apabila
dikembangkan dengan baik akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Dalam hal
ini pengembangan wilayah harus terus dilakukan untuk terus mengembangkan potensi
wilayah yang ada di Kabupaten Blitar.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kondisi wilayah Kabupaten Blitar?
b. Bagaimana pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar?
c. Bagaimana sistem pertanian terpadu antara jagung dan sapi untuk pengembangan
wilayah di Kabupaten Blitar?
d. Bagaimana menjadikan sistem pertanian terpadu jagung dan sapi menjadi wisata
edukasi di Kabupaten Blitar?
1.3. Tujuan dan Manfaat penulisan
a. Untuk mengetahui kondisi wilayah Kabupaten Blitar.
b. Untuk mengetahui pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar.
2
c. Untuk mengetahui sistem pertanian terpadu antara jagung dan sapi untuk
pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar.
d. Untuk mengetahui dan merencanakan sistem pertanian terpadu jagung dan sapi
menjadi wisata edukasi di Kabupaten Blitar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Blitar
1. Unsur Abstrak
Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di selatan bagian provinsi Jawa
Timur yang secara geografis Kabupaten Blitar terletak pada posisi 111 25’ – 112 20 BT
dan 7 57-8 9’51 LS, dengan luas wilayah mencapai 1.588,79 Km. Adapun batas-batas
wilayah adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
: Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
: Kabupaten Malang
: Samudera Indonesia
: Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri
Kabupaten Blitar merupakan sebuah kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Ibukota Kabupaten Blitar adalah Kanigoro. Blitar merupakan sebuah kabupaten
yang memiliki kota madya yang berada di wilayah Kota Blitar yang berpusat di
Sananwetan. Blitar terdiri dari Kota dan Kabupaten yang terdiri dari 3 kecamatan kota
yaitu Sananwetan, Kepanjen kidul, dan Sukorejo dan 22 kecamatan di Kabupaten Blitar
yaitu Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, Wates, Binangun, Sutojayan, Kademangan,
Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben, Selorejo, Doko, Wlingi, Gandusari, Garum,
Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi, dan Udanawu. Pusat pemerintahan
kabupaten maupun kota berada di Kota Blitar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Blitar, Tahun 2009 Jumlah Penduduk 1.112.395 jiwa. Menurut data Blitar dalam Angka
Tahun 2010 jumlah penduduk sebesar 1.116.639 jiwa. Pada tahun 2010, kecamatan yang
3
memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Ponggok dengan jumlah penduduk
88.607 jiwa, sedangkan yang terpadat
penduduknya adalah wilayah Kecamatan
Sanankulon, yaitu 1.709 Jiwa/Km2. Kecamatan yang memiliki penduduk paling sedikit
yaitu Kecamatan Bakung dengan jumlah penduduk 25.011 jiwa, dan kepadatan penduduk
paling sedikit yaitu Kecamatan Wonotirto dengan kepadatan 214 Jiwa/Km2.
Penggunaan lahan di Kabupaten Blitar ditetapkan sebagai berikut : tanah untuk
pekarangan dan bangunan seluas 34.141 ha, lahan sawah seluas 31.705 ha, lahan tegal/
kebun seluas 44.939 ha, lahan perkebunanan seluas 13.347 ha, kawasan hutan seluas
27.212 ha, lahan tambak dan kolam seluas 176 ha, dan lain-lain seluas 7.359 ha.
Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian ± 167 meter dengan keadaan topografi
sangat bervariasi, yaitu mulai dari dataran, bergelombang hingga berbukit. Adapun
mengenai persebarannya, kondisi topografinya sebagai berikut:
• Wilayah Kabupaten Blitar Utara, yaitu mempunyai kemiringan dari 2-15 persen, 15-40
persen dan lebih besar dari 40 persen, dengan keadaan bentuk wilayah bergelombang
sampai dengan berbukit. Mengingat bagian wilayah utara Kabupaten Blitar adalah
merupakan bagian dari Gunung Kelud dan Gunung Butak.
• Bagian tengah wilayah Kabupaten Blitar umumnya relatif datar dengan kelerengan 0-20
persen, hanya pada bagian sebelah timur agak bergelombang dengan kemiringan rata-rata
2-15 persen.
• Wilayah Kabupaten Blitar Selatan, sebagian besar merupakan wilayah perbukitan dengan
kelerengan rata-rata 15-40 persen, hanya sebagian kecil yaitu di sekitar DAS Brantas
topografinya agak landai yaitu 0-2 persen.
Kabupaten Blitar merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata
diatas +100 meter di atas permukaan air laut. Sedangkan letak Topografi tinggi tempat
tertinggi adalah 800 meter (dpa) dan tinggi tempat terendah adalah 40 meter (dpa).
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Blitar menyebutkan ada 6 daerah yang wilayahnya di pegunungan yang
mempunyai ketinggian wilayah di atas +300 meter dari permukaan air laut, yaitu :
Kec. Wates, Kec. Wonotirto, Kec. Doko, Kec. Gandusari, Kec. Nglegok dan Kec.
4
Panggungrejo. Wilayah Kecamatan Wates berada pada ketinggian tertinggi yaitu +420 m
dari permukaan air laut. Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 5 kecamatan dengan luas
wilayah diatas 100 Km2 yaitu: Kec. Wonotirto, Kec. Panggungrejo, Kec. Bakung,
Kec. Kademangan dan Kec. Ponggok. Kecamatan Wonotirto yang mempunyai luas
wilayah 164,54 Km2 merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Blitar.
Kabupaten Blitar juga di belah aliran sungai Brantas menjadi dua bagian yaitu
Blitar Utara dan Blitar Selatan yang sekaligus membedakan potensi kedua wilayah tersebut
yang mana Blitar Utara merupakan dataran rendah lahan sawah dan beriklim basah dan
Blitar Selatan merupakan lahan kering yang cukup kritis dan beriklim kering.
2. Unsur Fisis
Jenis-jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Blitar yaitu:
a. Tanah Regosol (Vulkanik)
Tanah ini berasal dari letusan Gunung Kelud yang secara kontinu membentuk lapisan
lapisan tanah. Tanah ini mengandung abu ledakan gunung berapi, pasir, dan napal (batu
kapur bercampur tanah liat). Warnanya kelabu kekuning-kuningan, sifatnya masam,
gembur dan peka terhadap erosi. Tanah ini dapat digunakan untuk penanaman padi, tebu,
tembakau dan sayur-sayuran. Tanah ini tergolong subur dan berada di wilayah utara Sungai
Brantas.
b. Tanah Grumusol
Tanah ini berupa batuan endapan berkapur di kawasan bukit maupun gunung, bersiifat
basa. Tanah ini berada di bagian selatan sungai Brantas yang membelah Kabupaten Blitar
menjadi 2 bagian, yaitu bagian utara dan selatan. Tanah di bagian utara sungai Brantas
memiliki kesuburan yang lebih dari pada di wilayah selatan.
Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan garis Khatulistiwa, maka sama dengan
wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis musim
setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Bulan Nopember sampai
dengan bulan Mei adalah musim penghujan dan musim kemarau biasanya pada bulan Juni
sampai dengan bulan Oktober. Rata-rata curah hujan selama tahun 2010 sebanyak 20,98
mm, tahun 2009 sebanyak 20,33 mm. Selama tahun 2010 Kabupaten Blitar diguyur hujan
5
selama 175 hari atau hampir 6 bulan dengan rata-rata curah hujan 20,98 mm. Pada tahun
sebelumnya yaitu selama tahun 2009 hanya selama 3 bulan lebih atau selama selama 97
hari. Sedangkan suhu tertinggi di Kabupaten Blitar yaitu 30 derajat Celcius dan suhu
terendah 18 derajat Celcius.
3. Unsur Biotis
Flora dan fauna tersebar didaereh-daerah seperti pegunungan, gunung, hutan danau
perairan darat maupun perairan laut. Terdapat beraneka ragam flora dan fauna antara lain:
1. Flora
Banyak dijumpai tumbuhan jati, waru, mahoni dan masih banyak lainnya. Di
daerah pegunungan tepatnya di daerah pegunungan kapur disana banyak dijumpai
tumbuhan baik yang berkayu ataupun tanaman-tanaman liar dari semak belukar yang
menjalar. Namun yang menjadi ciri khas di Kabupaten Blitar yaitu terdapat Nenas Blitar
(Ananas comosus). Tanaman ini bahkan menjadi Flora identitas di Kabupaten Blitar. Ada
pula tanaman musiman yang terdapat di Kabupaten Blitar seperti Tanaman buah mangga,
durian, rambutan, dan lain-lain.
2. Fauna
Fauna yang terdapat di Kabupaten Blitar maupun Kota Blitar juga beraneka ragam
seperti ayam ternak yaitu ayam Ras yang biasanya dikembangkan maupun ayam hias yang
menjadi daya tarik Kabupaten Blitar. Ada pula kambing ternak, sapi ternak maupun sapi
perah, dan juga ada salah satu yang unik yaitu burung Kutilang Gunung yang menjadi
fauna identitas di Kabupaten Blitar, serta terdapat Kuntul Besar (Egretta alba) yang
disebut juga bangau besar atau Great Egret yang menjadi Fauna identitas di Kota Blitar.
Terdapat juga Ikan Koi Hias yang menjadi Potensi perikanan di kabupaten Blitar. Selain
itu, ada juga peternakan ikan yang dapat meningkatkan potensi ekonomi di Kabupaten
Blitar seperti peternakan ikan Lele, Tombro, Tawes, Nila, dan Gurami.
2.2. Pengembangan Wilayah Kabupaten Blitar
Dalam pengembangan wilayah ini, pemerintah Kabupaten Blitar sudah melakukan
beberapa program yang menjadikan Kabupaten Blitar menjadi Kabupaten yang memiliki
potensi dalam memajukan daerahnya. Dalam hal ini, Kabupaten Blitar memiliki beberapa
keunggulan potensi kabupaten Blitar, antara lain yaitu:
Keunggulan Kabupaten Blitar
6
Pertambangan
Kabupaten Blitar memilki potensi tambang Golongan B dan C sangat menjanjikan
terutama terdapat di Wilayah Blitar Selatan apabila dapat di manfaatkan dan dikelola
secara maksimal. Deposit bahan tambang tersebut meliputi : pasir besi, trass, bentonit,
kaolin, feldspar, zeloit, ballclay, sirtu, batu kapur, andesit dan pirophiliyt. Sektor
Pertambangan semestinya memperoleh perhatian yang lebih besar mengingat Kabupaten
Blitar memiliki deposit bahan galian yang besar dan mempunyai potensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pada kenyataan dari sekian potensi yang ada, baru sebagian yang bisa dieksplorasi, namun
belum di kelola secara profesional sehinga hasilnya tidak maksimal.
Industri
Salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Blitar adalah sektor
industri, khususnya industi kecil rumah tangga yang jumlahnya mencapai 99,64%, namun
begitu, apabila dilihat dari komposisi PDRB Kabupaten Blitar, sektor industri hanya
memberikan kontribusi sebesar 2,55 % sehingga dengan jumlah prosentase tersebut
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja masih relatif
kecil. Hal tersebut sedikit banyak disebabkan oleh masih dominannya industri kecil rumah
tangga mencapai 687 unit (formal) dan 11.378 (non formal). Adapun jangkauan pemasaran
hasil industri kecil tersebut sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar lokal
dan regional dan sedikit eksport.
Pariwisata
Kabupaten Blitar memiliki kekayaan obyek wisata yang dapat diandalkan dan
memiliki peluang untuk dikembangkan di masa mendatang. Hal tersebut mengingat
terdapat bermacam-macam jenis obyek wisata yang mempunyai daya tarik khusus. Selain
itu, obyek wisata yang tersebar di Kabupaten Blitar dapat bersinergi dengan obyek wisata
di daerah lain seperti Kabupaten Kediri, Kota Blitar dan Kabupaten Malang. Berbagai
jenis obyek wisata yang terdiri dari wisata sejarah, wisata alam, wisata rekreasi dan wisata
budaya. Paling tidak sekitar 15 (lima belas) obyek wisata yang dapat dinikmati.
Pertanian
7
Jenis tanaman pangan yang banyak di produksi di Kabupaten Blitar meliputi: padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, umbi kayu, dan ketela rambat. Kedelai hasil produksi
masyarakat Kabupaten Blitar memiliki prospek yang bagus dan mampu bersaing dengan
daerah lain sebagai pemasok bahan baku kecap selain di gunakan sebagai bahan dasar
tempe dan tahu.
Sementara itu produksi jagung selain di pergunakan sebagai bahan makanan juga di
gunakan sebagai bahan makanan ternak sedangkan ubi kayu selain untuk di konsumsi juga
di pasarkan untuk kebutuhan pabrik tepung tapioka dan untuk industri makanan olahan
seperti krupuk.
Perkebunan
Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman semusim tanaman tahunan serta tanaman
obat-obatan. Tanaman semusim terdiri dari tebu dan tembakau (Lokal dan Virginia),
sedangkan tanaman tahunan terdiri dari kenaga, cengkeh, kopi, kakao, kapuk randu, kelapa
dan lada. Selain itu tanaman obat-obatan diantaranya jahe, temulawak, kencur, kunyit dan
laos. Produksi kelapa yang sangat melimpah memberikan Kontribusi bagi industri gula
kelapa yang banyak di kembangkan di Kabupaten Blitar.
Peternakan
Komoditi peternakan terbesar di Kabupaten Blitar adalah ayam ras petelur. Sampai
pada tahun 2010 sebagai potensi unggulan, produksi telur Kabupaten Blitar mampu
memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara Nasional memenuhi 30%
dari kebutuhan telur ayam Nasional. Tahun 2010 jumlah populasi ayam ras petelur
Kabupaten Blitar mencapai 15.467.600 ekor dengan jumlah produksi telur sebanyak
134.735,3 ton telur. Adapun secara produksi di Kecamatan Srengat, Ponggok dan
Kademangan. Selain itu populasi itik di Kabupaten Blitar mencapai 750.444 ekor dengan
jumlah produksi telur 3.512 ton. Sedangkan populasi ayam buras mencapai 2.826.963 ekor
pada tahun 2010 dengan sentra di Kecamatan Talun. Peternakan sapi potong menduduki
urutan kedua setelah ayam petelur, pada tahun 2010 populasinya mencapai 116.805 ekor
dibandingkan tahun sebelumnya meningkat 3 persen.
Perikanan
8
Potensi sektor perikanan di Kabupaten Blitar sangat menjanjikan. Potensi
perikanan tersebut meliputi perikanan laut (tangkap) dan perikanan darat yang berupa
budidaya ikan konsumsi dan ikan hias. Di Kabupaten Blitar potensi perikanan darat sangat
menjanjikan baik budidaya ikan untuk konsumsi yang dominan adalah: Tombro, Tawes,
Mujair, Nila, Gurami, Lele dan Udang Windu dengan daerah pemasaran baik lokal,
regional maupun nasional. Selain itu untuk ikan hias yang banyak di budidayakan adalah :
Koi, Manfish, Sedaker, Oscar Sumatra dan Black Molly lebih banyak untuk memenuhi
permintaan lokal dan regional Jawa Timur.
2.3. Sistem Pertanian Terpadu Jagung dan Sapi Untuk Pengembangan Wilayah
Selatan di Kabupaten Blitar
Jenis tanaman pangan yang banyak di produksi di Kabupaten Blitar meliputi: padi,
jagung, kedelai, kacang tanah,umbi kayu, dan ketela rambat. Produksi jagung selain di
pergunakan sebagai bahan makanan juga di gunakan sebagai bahan makanan ternak.
Adapun luas panen, rata-rata produksi untuk pertanian pangan adalah sebagai berikut:
No.
Jenis Tanaman
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
1.
Padi Sawah
49.662
290.914
2.
Padi Ladang
3.039
15.435
3.
Jagung
46.594
260.134
4.
Ketela Pohon
3.679
54.496
5.
Ketela Rambat
76
1.423
6.
Kacang tanah
6.899
6.899
7.
Kedelai
11.003
10.838
Sebagai salah satu sentra peternakan ayam terbesar di Indonesia, investasi dan
usaha penanaman jagung juga mempunyai prospek yang sangat potensial mengingat
produksi jagung lokal baru bisa mencapai 40% dari total kebutuhan pakan di Kabupaten
Blitar. Produksi tanaman jagung mengalami gejala fluktuatif. Tetapi dibanding tahun 2000,
produksi tahun 2004 mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 produksi jagung sebanyak
9
190.006 ton, sementara pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi sebanyak 264.073
ton. Produktifitas jagung pada tahun 2003 sebesar 55,47 kw/ha, sementara pada tahun
2004 mengalami kenaikan menjadi sebesar 62,63 kw/ha.
Sedangkan komoditi peternakan terbesar di Kabupaten Blitar adalah ayam ras
petelur. Sampai pada tahun 2010 sebagai potensi unggulan, produksi telur Kabupaten
Blitar mampu memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara Nasional
memenuhi 30% dari kebutuhan telur ayam Nasional. Berikut adalah produksi peternakan
terbesar adalah :
No. Nama Ternak
Populasi
1.
Sapi Potong
116.805
2.
Sapi Perah
23.880
3.
Kerbau
7.510
4.
Kuda
185
5.
Kambing
93.639
6.
Domba
7.425
7.
Babi
6.574
Pada tahun 2010 populasi sapi potong mencapai 116.805 ekor dengan daerah sentra
produksi Kecamatan Gandusari dan Pangungrejo. Populasi sapi perah mencapai 23.880
ekor dengan jumlah produksi susu mencapai 39.937 liter dengan sentra produksi di
Kecamatan Sanankulon, Gandusari dan nglegok.
POTENSI HEWAN TERNAK SAPI PERAH DAN PEDAGING DI KABUPATEN
BLITAR
Tabel 2. Potensi peternakan di Kabupaten Blitar
No
Jenis Ternak
Populasi (ekor)
rata (ton/hari)
Produksi
rata- Keterangan
1
Sapi Perah
9.552
30-35
Susu
2
Sapi Potong
98.329
14
Daging
10
3
Ayam Ras
4
Itik
10.000.000
350-400
Telur
200.174
100.000 butir
Telur
Berikut ini merupakan hewan ternak sapi yang ada di kawasan Kabupaten Blitar selatan.
Tabel 4. Data populasi ternak di 7 kecamatan di wilayah Blitar Selatan
Kecamatan
Komoditi Total
Bakung
Wonotirto
Sutojayan Panggungrejo Wates
Sapi Potong 2.150
4.743
2.336
5.642
3.194
4.239
2.654
25.605
Kambing/
Domba
1.186
6.546
2.467
5.697
711
6.186
5.380
29.829
Ayam Ras
21.700
-
23.000
10.000
-
-
93.700
267.700
Ayam
4.081
-
1.100
58.394
62.500
62.745
261.810
1.495
-
35.000
936
212
84
1.910
42.918
177
-
-
451
-
-
84
712
-
-
125
-
-
-
501
644
34.500
Binagun
Kademangan
Buras
Itik
Kelinci
Babi
POTENSI
TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN BLITAR
Pola tanam
Pola tanam khususnya tanaman pangan di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh
tipe iklim di daerah tersebut. Didasarkan pada Tipe Iklim dari OLDEMAN (1975), wilayah
Blitar Selatan termasuk ke dalam Tipe iklim C3, yaitu wilayah dengan enam bulan basah
dan enam bulan kering. Dengan adanya enam bulan basah, tanaman jagung bisa ditanam
dua kali dalam satu tahun, yaitu pada awal musim hujan (Oktober) pada saat itu jagung
ditanam dalam pola tumpangsari dengan padi, atau kacang tanah atau ubi kayu, dan pada
pertengahan musim hujan (Januari/Februari) pada saat itu jagung ditanam sebagai tanaman
monokultur.
Bulan:
Okt
Nop
Des
Jan Peb
Mar
Apr
Mei Juni Juli Agt Sep
Curah hujan
(mm)
180
210
305
290 260
250
120
95
80
40
70
50
Hari hujan
8
10
15
17
15
10
8
6
4
6
4
(hari)
16
11
Pola tanam :
P.gogo+jg+u.kayu
jagung
Legume penutuptanah
Jagung+cabe/u.kayu
jagung
Bera
Jagung+k. tanah
Jg+kedele+u.kayu
bera
Sumber :
B ADAN P USAT S TATISTIK
D AN K ABUPATEN
B LITAR
(2002a; 2002b).
Produktivitas Lahan
Perkembangan tanaman jagung di Kabupaten Blitar sebagaimana halnya di DAS
Brantas dalam lima tahun terakhir ini meningkat dengan tajam. Data tahun 2003
menunjukkan luas tanam jagung di Kabupaten Blitar mencapai 35.800 ha. Di kawasan
selatan Blitar yang terdiri atas tujuh kecamatan luas panennya mencapai 22.000 ha. Hasil
pengamatan di beberapa lokasi penelitian lahan kering menunjukkan bahwa hasil hijauan
segar jagung berkisar antara 1,8 sampai 1,9 t/ha (PRASETYO et al., 1991) sehingga
dengan luas panen tersebut diperkirakan produksi hijauan pakan (daun dan batang)
minimal mencapai 39-40 ribu ton bobot segar, atau sekitar 8.000 ton bahan kering. Berikut
ini merupakan gambaran lahan kabupaten Blitar yang ditanami tanaman jagung.
12
Daya dukung sisa hasil tanaman jagung
Pola tanam dan distribusi panen tanaman pangan semusim di wilayah Blitar Selatan
adalah seperti yang digambarkan pada Tabel 3. Dengan demikian maka kurva produksi
hijauan pakan yang berasal dari tanaman pangan dan dari sumber lain sepanjang tahun
adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 1.
Pada usaha ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) masalah yang dihadapi para
peternak adalah kelangkaan sumber hijauan, khususnya selama musim kemarau. Tidak
jarang untuk mencukupi hijauan, para peternak harus menjual ternak lainnya untuk biaya
membeli hijauan. Penggunaan rumput dan daun-daun pohon selama musim kemarau
sangat tinggi di daerah sekitar areal perkebunan atau kehutanan, sehingga kehadiran ternak
mengganggu lingkungan. Untuk mengatasi kelangkaan hijauan, salah satu alternatif adalah
penggunaan pakan lengkap atau complete feed yang dibuat dari limbah pertanian, limbah
agroindustri dan sumber nutrisi lainnya yang berasal pada bahan baku lokal yang tersedia
di masing-masing daerah.
13
PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN
Swasembada pakan merupakan langkah strategis dan tuntutan mendesak agribisnis
peternakan. Pengembangan industri pakan secara langsung akan membantu memecahkan
permasalahan para peternak dalam hal pengadaan input produksi. Kenyataan di lapangan
menunjukkan masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan
persyaratan kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya produktivitas ternak
yang dipelihara tidak optimal. Faktor pakan juga merupakan biaya produksi terbesar dalam
usaha peternakan. Biaya pakan ini dapat mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya
produksi. Dengan demikian, memproduksi pakan bukan hanya dituntut dalam pencapaian
aspek kualitas saja, tetapi yang lebih penting adalah memproduksi pakan yang ekonomis,
murah dan terjangkau oleh kemampuan peternak.
Dalam lima tahun terakhir ini, industri pakan yang mengolah bahan baku berupa
limbah pertanian dan limbah agroindustri di Jawa Timur berkembang cukup pesat.
Perkembangan ini perlu terus didorong dan ditingkatkan serta dikembangkan terutama di
daerah penghasil limbah pertanian dan limbah agroindustri serta di daerah sentra produksi
ternak. Pengembangan industri pakan rakyat secara langsung akan memperpendek jalur
dan jarak distribusi antara produsen pakan dengan konsumen yaitu para peternak. Hal ini
sangat penting mengingat semakin mahalnya biaya transportasi dari pabrik ke konsumen.
Dengan menyebarnya unit-unit prosesing pakan di beberapa daerah yang dekat dengan
sumber bahan baku dan sekaligus dekat dengan lokasi peternak akan meningkatkan
efisiensi baik efisiensi ekonomis maupun dalam pendistribusian produk. Disamping itu,
nilai tambah dari kegiatan prosesing bahan baku berada di masing-masing daerah
(HARDIANTO et al., 2002).
Pengembangan sapi potong perlu mendapat perhatian serius mengingat peranannya
yang cukup penting di lahan kering. Salah satu kendala yang sering dijumpai adalah
rendahnya produktivitas ternak sapi karena kualitas pakan rendah. Di lain pihak, potensi
bahan baku pakan lokal seperti limbah pertanian & perkebunan belum dimanfaatkan
secara optimal, dan sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar, pupuk organik dan
bahan baku industri. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
limbah pertanian & perkebunan sebagai pakan ternak dapat dilakukan melalui peningkatan
kualitas limbah pertanian & perkebunan melalui teknologi fermentasi, suplementasi dan
pembuatan pakan lengkap (complete feed).
14
Pakan lengkap merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
pemanfaatan limbah pertanian dan pakan non konvensional, yaitu dengan mencampurkan
bahan-bahan pakan tersebut dan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi ternak baik
kebutuhan serat maupun zat gizi lainnya. Selanjutnya dikembangkan untuk memproses
pakan menjadi bentuk yang sederhana dan dikemas untuk memudahkan pemberiannya dan
dapat menekan biaya operasional khususnya tenaga kerja.
Bahan baku pakan secara umum terdiri dari sumber hijauan dan konsentrat. Pakan
hijauan merupakan sumber serat dan vitamin, sedangkan pakan konsentrat merupakan
sumber protein, energi, lemak dan mineral. Apabila pakan sumber serat dicampurkan
dengan pakan konsentrat, maka menjadi pakan komplit/ lengkap atau disebut complete
feed. Di Blitar Selatan salah satu bahan baku yang sangat potensial adalah jagung, baik
sisa hasil tanamannya maupun butirannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa potensi jagung di Kawasan Blitar Selatan
yang sangat besar perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, baik dari pihak
Pemerintah Daerah maupun Swasta karena potensi ini dapat meningkatkan kesejahteraan
petani apabila dikelola dengan baik.
2.4. Rencana Sistem Pertanian Terpadu Jagung dan Sapi Menjadi Wisata Edukasi di
Kabupaten Blitar
Usahatani terpadu merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi
padi, jagung, daging, susu dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani (Haryanto,
2002). Prinsip dari usaha tani terpadu ini adalah tidak ada sedikitpun limbah yang terbuang
(zero waste). Limbah biomas jagung dapat dijadikan pakan sapi dengan jalan mengolah
menjadi silase, hal ini merupakan cara pengawetan hijauan yang dibuat dengan jalan
fermentasi pada kelembahan tinggi dengan menambahkan bahan-bahan additif yang
mengandung karbohidrat yang siap untuk diabsorbsi oleh mikroba. Selain itu kotoran yang
dihasilkan sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman jagung sehingga dapat
menekan biaya produksi tanaman jagung sekaligus memberikan nilai tambah pendapatan
petani berupa hasil pupuk organik.
Sapi dipelihara secara berkelompok dalam kandang komunal (bersama). Adapun
campuran pakan konsentrat adalah dedak 60%, bungkil kelapa 30% dan tepung ikan 10%.
15
Konsentrat diberikan sebesar 1% dari bobot badan dan tambahan mineral mix berupa
pikuten 25 g/ekor/hari, sedangkan silase jagung diberikan tidak terbatas (ad libitum).
Parameter yang diukur meliputi : konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan analisis
usaha tani guna mengetahui tingkat kenaikan pendapatan petani dengan menerapkan
usahatani terpadu jagung-sapi.
Adapun cara pembuatan silase adalah sebagai berikut : Jerami jagung segar
dipotong-potong 2-5 cm dengan mesin pemotong (copper), Jerami jagung yang sudah
dipotong-potong ditambah dedak padi 1% sebagai starter kemudian dimasukkan kedalam
kantong plastik kedap udara, lalu diinjak-injak (dipadatkan) lalu ditutup dengan rapat
(anaerob) dan dibiarkan selama 20 hari sampai pH–nya menjadi 4-3,8. Apabila dibuka
mengeluarkan bau harum dan agak asam sedikit berarti proses sudah selesai, silase sudah
siap untuk diberikan kepada ternak.
Hasil buangan dari sapi berupa kotoran akan diolah menjadi pupuk kompos yang
selanjutnya akan digunakan untuk pertanian jagung. Dan sebaliknya, hasil buangan
tanaman jagung berupa jerami jagung akan digunakan sebagai pakan sapi seperti proses
pengolahan di atas.
Pelaksanaan usaha tani terpadu ini juga memiliki analisis biaya, termasuk analisis
biaya usaha tani dan lain-lain. Berikut merupakan analisis pengeluaran biaya yang
digunakan dalam usaha tani terpadu jagung dan sapi (diambil dari jurnal Sistem Usahatani
Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan)
Tabel 2. Analisis usaha tani terpadu jagung dan sapi
Uraian
Analisis usaha tani
(Rp)
(T 1)
Kontrol
(T 2)
Silase
450.000
450.000
Pengeluara
n:
Pakan :
Dedak
16
Mineral
76.000
76.000
Probiotik
-
-
Urea
-
-
36.000
60.000
100.000
100.000
Chopper
50.000
100.000
Penyusutan
kandang
75.000
75.000
787.000
861.000
Transporta
si pakan
Obatobatan
Total
Pemasuka
n:
Pertambah
an
bobot
badan
3.836.0 4.712.500
50
Keuntungan 3.049.0 3.851.500
50
Total
Keuntung
an/
ekor/bulan
101.63 128.383
5
Dalam analisis tersebut tentunya akan memberikan keuntungan bagi petani yang
melakukan usaha tani terpadu. Dalam hal ini analisis perlu dilakukan untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan yang akan dilakukan apakah sudah sesuai dengan target atau
belum.
Pengembangan wisata edukasi sistem pertanian terpadu
Untuk pengembangan sistem pertanian terpadu menjadi wisata edukasi, akan
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
17
1. Menjadikan pertanian jagung dan peternakan sapi berada pada satu lokasi
Pada mulanya, antara pertanian jagung dan peternakan sapi akan dijadikan satu
lokasi. Hal ini akan memudahkan para wisatawan untuk belajar mengenal jenis-jenis
jagung yang ditanam di areal pertanian juga dapat mengenal jenis-jenis sapi perah maupun
sapi pedaging. Dalam hal ini wisatawan akan diajak lebih mendalam untuk mengenal
sistem pertanian terpadu yang ada dalam lokasi wisata.
2.
Membangun tempat pengolahan limbah sapi / kotoran sapi menjadi pupuk
kompos, tempat pembuatan fermentasi jerami jagung yang digunakan sebagai
makanan sapi, serta tempat pembuatan limbah susu organic menjadi pupuk padat
dan cair.
Pembangunan tempat ini juga memperhatikan lingkungan sekitar yang ada. Hal ini
dimaksudkan agar limbah kimia yang dibuang atau yang sedang digunakan tidak tercemar
kemana-mana. Pembangunan tempat ini bertujuan agar wisatawan mengenal proses
pertanian terpadu yang dilaksanakan di areal wisata edukasi ini
3. Membangun tempat wisata kuliner
Wisata kuliner ini dimaksudkan agar menarik perhatian wisatawan dan
menyediakan konsumsi bagi wisatawan yang berminat untuk mengetahui hasil olahan
makanan dari pertanian jagung dan peternakan sapi ini. Kuliner ini semuanya berhubungan
dengan jagung dan sapi. Hasil olahan dari jagung yang akan disediakan antara lain:
-
Menu makanan: jagung bakar aneka rasa, jagung rebus aneka rasa, soup jagung,
rolade jagung, martabak jagung manis, bubur jagung, nasi goreng jagung, cake
jagung coklat, mie jagung, ampok atau nasi jagung dan soto jagung pipil manis
-
Menu minuman: es jagung manis, susu jagung pudding jagung manis, jus jagung
manis,
Sedangkan olahan makanan dari sapi yang akan di sediakan adalah sebagai berikut:
-
Menu makanan: steak daging sapi, bakso daging sapi, tongseng daging sapi, sup
daging sapi, rawon daging sapi, soto sokaraja, asam-asam iga, dan sate daging sapi,
18
-
Menu minuman: susu murni dengan aneka rasa seperti coklat, vanilla dan rasa buah
lainnya, es krim susu, yoghurt, dan olahan minuman susu lainnya.
4. Membangun pusat belanja oleh-oleh makanan
Pembangunan pusat belanja ini bertujuan untuk memberikan fasilitas lain kepada
wisatawan agar wisatawan dapat membeli oleh-oleh yang tersedia dari pusat belanja oleholeh. Jajanan atau oleh-oleh yang disediakan antara lain: keripik tortilla jagung aneka rasa,
emping jagung aneka rasa, dodol jagung, popcorn, abon sapi, dodol susu, kerupuk susu,
permen susu, keju, mentega, bubuk susu, dan tepung / bubuk jagung.
5. Menyediakan tempat belajar / edukasi seperti tempat memerah susu sapi,
pembuatan yoghurt, pembuatan popcorn, dan tempat pembuatan olahan sapi dan
jagung lainnya.
Pembangunan tempat ini bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus hiburan
kepada wisatawan seperti bagaimana cara membuat popcorn, memerah susu sapi, serta
pembuatan yoghurt.
6. Mendirikan sentra kerajinan dari kulit sapi
Pembangunan sentra kerajinan ini dimaksudkan untuk mengolah hasil lain dari sapi
yaitu kulit sapi yang dapat diolah menjadi jaket, dompet, tas, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya tentu wisata edukasi pertanian terpadu membutuhkan
modal yang tidak sedikit. Hal ini tentunya perlu dipertimbangkan lagi dalam pembangunan
wisata pertanian terpadu tersebut. pembangunan ini diharapkan akan memberikan sebuah
perubahan pada kabupaten Blitar khususnya tentang pengembangan wilayah yang terdapat
di Kabupaten Blitar.
Dalam pelaksanaan sistem usaha tani terpadu ini tentunya memiliki beberapa
kendala, antara lain:
19
a. Bidang pertanian jagung
-
Sistem pengairan yang kurang karena daerah Blitar selatan merupakan kawasan
yang tandus
-
Pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi / kompos belum mencukupi
kebutuhan pertanian
-
Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung dapat menimbulkan kerugian
b. Bidang peternakan sapi
-
Pakan dari hasil fermentasi jerami jagung belum bisa mencukupi kebutuhan
pakan ternak tiap hari
-
Hasil susu dari sapi perah pada awalnya belum bisa memenuhi target pasar
-
Adanya penyakit yang dapat menyerang sapi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten dengan pertanian sebagai
investasi utama dalam pembangunan daerah. Komoditas pertanian utama di kabupaten
Blitar salah satunya adalah tanaman jagung. Selain pertanian, kabupaten Blitar juga
memiliki potensi daerah yaitu peternakan. Komoditas utama peternakan di Kabupaten
Blitar yaitu sapi pedaging dan sapi perah.
Pertanian dengan menggunakan system pertanian terpadu merupakan salah satu
tindakan untuk meningkatkan hasil pertanian sekaligus peternakan yang telah
dikembangkan. Pertanian terpadu ini akan dikembangkan di wilayah kabupaten Blitar
bagian selatan dengan pertimbangan, wilayah Blitar bagian selatan merupakan wilayah
yang kering dan tanaman yang cocok dikembangkan di wilayah tersebut adalah
20
tanaman jagung. Kemudian akan dikembangkan sistem pertanian terpadu jagung dan
sapi dengan mengolah limbah buangan jagung kemudian difermentasikan menjadi
pakan sapi, serta mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos untuk pertanian
jagung. Intinya, pertanian terpadu ini adalah memiliki prinsip saling menguntungkan
satu sama lain.
Kemudian, untuk pengembangan wilayah berkelanjutan di daerah Blitar bagian
selatan, pertanian terpadu jagung dan sapi ini akan didirikan wisata edukasi pertanian
terpadu jagung dan sapi untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar
serta mengenalkan kepada masyarakat atau wisatawan tentang sistem pertanian dan
peternakan yang belum mereka ketahui.
3.2. Saran
Sebagai saran, untuk pendirian wisata edukasi ini seharusnya lebih
memeperhatikan perda RTRW yang ada, serta pemetaan wilayah yang digunakan
dalam pengembangan wilayah. Sehingga pendirian lokasi wisata lebih maksimal serta
dapat meningkatkan perekonomian daerah.
21
DAFTAR RUJUKAN
Jurnal POTENSI DAN PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN
SAPI DI LAHAN KERING KAWASAN BLITAR SELATAN JAWA TIMUR RULY
HARDIANTO dan BAMBANG R. PRAWIRADIPUTRA . Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Timur.
Jurnal Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A.
Nurhayu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
Admin. 2012. Gambaran umum kabupaten blitar. Online.
http:/www.blitarkab.go.id pada tanggal 4 maret 2015 pukul 17.00 wib
Diakses
melalui
Admin. 2012. Online diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/BALAI
%20PENYULUHAN%20PERTANIAN%20PERIKANAN%20DAN%20KEHUTANAN
%20(BP3K)%20BAREGBEG%20%20Teknologi%20Budidaya%20Jagung.html
pada
tanggal 4 maret 2015 pukul 15.30 wib
Bulletintrisakti. 2010. PERTANIAN: BASIS PEMBANGUNAN DI KAB. BLITAR.
Online.
Diakses
melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/buletintrisakti
%20%20PERTANIAN%20%20BASIS%20PEMBANGUNAN%20DI%20KAB.
%20BLITAR.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 15.45 wib
Ghambertani’sblog. 2012. Proposal mesin pemipil jagung. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/CONTOH%20PROPOSAL
%20%20%20Ghambertani's%20Blog.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 15.50 wib
Cybextcyberextension. 2013. Pembutan emping jagung. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Cyber%20Extension%20-%20Kementerian
%20Pertanian%20-%20Pusat%20Penyuluhan%20Pertanian,%20Badan%20Penyuluhan
%20dan%20Pengembangan%20SDM%20Pertanian.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul
16.00 wib
Ayumegayanti21. 2014. Budaya, makanan, ciri khas kabupaten blitar. Online. Diakses
melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Budaya,%20Makanan,%20Ciri%20khas
%20Kabupaten%20Blitar%20%20%20ayumegayanti21.html. Pada tanggal 4 maret 2015
pukul 16.15 wib
Satekambing. 2012. Pariwisata blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Desember%202012%20%20%20sate%20kambing.html pada tanggal 4
maret 2015 pukul 16.35
22
Dinas pertanian, pertenakan, dan perikanan kota blitar. 2015. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Dinas%20Pertanian%20Daerah%20Kota
%20Blitar.html. Pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.41 wib
Admin. 2013. Cara budidaya jagung manis. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS
%20BU%20MARMI/DISTRIBUTOR%20NASA%20INDONESIA%20%20CARA
%20BUDIDAYA%20JAGUNG%20MANIS.html. Pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.45
wib
Admin. 2011. Diversifikasi pangan olahan berbasis jagung. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Diversifikasi%20Pangan%20Olahan%20Berbasis
%20Jagung.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.50 wib
Agus ibarsantoso. 2013. Harga Jagung Di Beberapa Daerah Indonesia | Harga jagung hari
ini, Senen 04 Maret 2013. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Harga%20Jagung%20BNS%20Indonesia%20%20Harga
%20Jagung%20Di%20Beberapa%20Daerah%20Indonesia
%20%20%20Harga%20jagung%20hari%20ini,%20Senen%2004%20Maret
%202013.html pada tanggal 4 maret 2025 pukul 18.30 wib
Susilo, helik. 2010. Potensi Pengelolaan Dan Pengembangan Tanaman Kelapa Yang Ada di
Sepanjang Pesisir Pantai Selatan Blitar Dan Potensi Pariwisata Budaya Upacara Larung.
Online.
Diakses
melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Helik%20Susilo
%20%20Potensi%20Pengelolaan%20Dan%20Pengembangan%20Tanaman%20Kelapa
%20Yang%20Ada%20di%20Sepanjang%20Pesisir%20Pantai%20Selatan%20Blitar
%20Dan%20Potensi%20Pariwisata%20Budaya%20Upacara%20Larung.html pada tanggal
4 maret 2015 pukul 18.43 wib
Admin. 2011. 5 jajanan khas blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/IgoRoyoRoyo%20%205%20Jajanan%20Khas%20Blitar.html pada tanggal 5
maret 2015 pukul 16.31 wib
Ndanden. 2012. Inilah blitar: monument Trisula. Online. Diakses
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Inilah%20Blitar%20%20Monumen
%20Trisula.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 16.41 wib
melalui
Retro on. 2011. Jagung. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/JAGUNG.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 18.32 wib
Admin. 2015. Profil daerah kota blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Kota%20Blitar%20-%20SIPID%20-%20Regional%20Investment.html pada
tanggal 5 maret 2015 pukul 18.51 wib
meibxd-fst12. 2013. Gambaran umum. Online. Diakses melalui ile:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Kuliner%20Blitar%20%20Warung%20Makti.html. pada tanggal 5 maret
2015 pukul 19.00 wib
admin. 2014. Makalah pariwisata kota blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS
%20BU%20MARMI/Makalah%20Pariwisata%20di%20Kota%20Blitar
23
%20%20%20PENDIKS%20ADVENTURE.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.05
wib
admin. 2012. Mengenal produk susu dan olahannya. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Mengenal%20Susu%20dan%20Produk
%20Olahannya%20%20%20smallCrab%20Online.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul
19.15 wib
admin. 2013. Peternakan kabupaten blitar. Online. Diakses melalui www.blitarkab.go.id
pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.31 wib
patria, amel. 2012. Potensi kab.blitar: peternakan. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/POTENSI%20KAB.BLITAR%20~%20BMI
%20Blitar.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.41 wib
Kabupaten Blitar Dalam Angka 2014. 2014. Potensi pertanian. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Potensi%20Pertanian.html pada tanggal 5 maret
2015 pukul 19.53 wib
24
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berada di
wilayah Karesidenan Kediri, yang terdiri dari kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Trenggalek. Kabupaten
Blitar memiliki beberapa ciri khas diantaranya Kabupaten Blitar terkenal dengan dengan
makam sang proklamator yaitu makam Bung Karno yang pernah menjabat sebagai
presiden RI pertama. Selain itu banyak sekali monumen-monumen yang ada di Blitar
seperti monumen PETA (Pembela Tanah Air) dan monumen Trisula yang terkenal menjadi
salah satu ikon di Blitar. Makanan khas kabupaten Blitar yang terkenal adalah sego pecel
khas Blitar yang memiliki cita rasa khas gurih, pedas, dan nikmat. Salah satu minuman
khas di Blitar yaitu es pleret yang hanya ada di wilayah kota Blitar. Dan masih banyak
wisata serta kuliner unik yang ada di kabupaten Blitar.
Kabupaten ini juga memiliki potensi-potensi yang cukup banyak dilihat dari
kondisi wilayah serta penggunaan lahan. Potensi-potensi yang ada di Kabupaten Blitar
antara lain potensi pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan, tanaman
pangan, industri, pertambangan, dan pariwisata. Kabupaten Blitar merupakan salah satu
kabupaten di Jawa Timur yang terkenal dengan sistem pertanian sebagai investasi
pembangunan daerah. Hasil pertanian yang terkenal di kabupaten Blitar antara lain padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, umbi kayu, dan ketela rambat. Jagung sebagai salah satu
komoditas utama di kabupaten Blitar menempati posisi kedua setelah tanaman padi yang
banyak ditanam di kabupaten Blitar.
Selain pertanian, kabupaten Blitar juga terkenal dengan peternakannya. Hewan
ternak yang banyak diternakkan di Kabupaten Blitar antara lain, sapi, kambing, ayam ras,
ayam buras, ikan koi, ikan lele, dan lain sebagainya. Dalam makalah pengembangan
wilayah ini, penulis ingin mengangkat tema yaitu sistem pertanian terpadu tanaman jagung
dan hewan ternak sapi yang dijadikan wisata edukasi di kabupaten Blitar, tepatnya di
wilayah Blitar bagian selatan.
1
Sistem pertanian terpadu ini melibatkan pertanian jagung dan peternakan sapi
sebagai satu sistem yang akan dikemas menjadi suatu wisata edukasi bagi masyarakat
lokal maupun non-lokal. Dalam sistem pertanian terpadu ini, akan dilakukan semacam
sistem saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). Dimana limbah hasil dari pertanian
jagung seperti jerami jagung atau daun-daun kering jagung yang tidak terpakai lagi, akan
digunakan sebagai pakan ternak sapi, kemudian dari hasil kotoran sapi tersebut akan
digunakan sebagai pupuk kompos untuk pertanian jagung. Dari hasil simbiosis mutualisme
dari pertanian jagung dan peternakan sapi ini kemudian akan dibangun dalam satu lokasi
yang akan didirikan wisata edukasi pertanian terpadu, yang mana di dalamnya akan
didirikan wisata kuliner mulai dari hasil olahan pertanian jagung seperti jagung bakar,
jagung rebus manis, emping jagung, kripik tortilla jagung, dodol jagung, dan lain
sebagainya. Selain itu akan diolah pula hasil dari peternakan sapi mulai dari daging sapi,
sampai kulitnya. Olahan dari peternakan sapi ini antara lain minuman susu sapi yang
diolah dengan aneka rasa seperti rasa coklat, vanilla dan strawberry, daging sapi yang
dimasak mulai dari steak, sampai hasil olahan abon sapi, serta kulit sapi yang
dimanfaatkan menjadi tas, dompet, sabuk dan olahan lainnya.
Sebenarnya banyak sekali potensi yang ada di Kabupaten Blitar ini, yang apabila
dikembangkan dengan baik akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Dalam hal
ini pengembangan wilayah harus terus dilakukan untuk terus mengembangkan potensi
wilayah yang ada di Kabupaten Blitar.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana kondisi wilayah Kabupaten Blitar?
b. Bagaimana pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar?
c. Bagaimana sistem pertanian terpadu antara jagung dan sapi untuk pengembangan
wilayah di Kabupaten Blitar?
d. Bagaimana menjadikan sistem pertanian terpadu jagung dan sapi menjadi wisata
edukasi di Kabupaten Blitar?
1.3. Tujuan dan Manfaat penulisan
a. Untuk mengetahui kondisi wilayah Kabupaten Blitar.
b. Untuk mengetahui pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar.
2
c. Untuk mengetahui sistem pertanian terpadu antara jagung dan sapi untuk
pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar.
d. Untuk mengetahui dan merencanakan sistem pertanian terpadu jagung dan sapi
menjadi wisata edukasi di Kabupaten Blitar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Blitar
1. Unsur Abstrak
Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di selatan bagian provinsi Jawa
Timur yang secara geografis Kabupaten Blitar terletak pada posisi 111 25’ – 112 20 BT
dan 7 57-8 9’51 LS, dengan luas wilayah mencapai 1.588,79 Km. Adapun batas-batas
wilayah adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
: Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
: Kabupaten Malang
: Samudera Indonesia
: Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri
Kabupaten Blitar merupakan sebuah kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur,
Indonesia. Ibukota Kabupaten Blitar adalah Kanigoro. Blitar merupakan sebuah kabupaten
yang memiliki kota madya yang berada di wilayah Kota Blitar yang berpusat di
Sananwetan. Blitar terdiri dari Kota dan Kabupaten yang terdiri dari 3 kecamatan kota
yaitu Sananwetan, Kepanjen kidul, dan Sukorejo dan 22 kecamatan di Kabupaten Blitar
yaitu Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, Wates, Binangun, Sutojayan, Kademangan,
Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben, Selorejo, Doko, Wlingi, Gandusari, Garum,
Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi, dan Udanawu. Pusat pemerintahan
kabupaten maupun kota berada di Kota Blitar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Blitar, Tahun 2009 Jumlah Penduduk 1.112.395 jiwa. Menurut data Blitar dalam Angka
Tahun 2010 jumlah penduduk sebesar 1.116.639 jiwa. Pada tahun 2010, kecamatan yang
3
memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Ponggok dengan jumlah penduduk
88.607 jiwa, sedangkan yang terpadat
penduduknya adalah wilayah Kecamatan
Sanankulon, yaitu 1.709 Jiwa/Km2. Kecamatan yang memiliki penduduk paling sedikit
yaitu Kecamatan Bakung dengan jumlah penduduk 25.011 jiwa, dan kepadatan penduduk
paling sedikit yaitu Kecamatan Wonotirto dengan kepadatan 214 Jiwa/Km2.
Penggunaan lahan di Kabupaten Blitar ditetapkan sebagai berikut : tanah untuk
pekarangan dan bangunan seluas 34.141 ha, lahan sawah seluas 31.705 ha, lahan tegal/
kebun seluas 44.939 ha, lahan perkebunanan seluas 13.347 ha, kawasan hutan seluas
27.212 ha, lahan tambak dan kolam seluas 176 ha, dan lain-lain seluas 7.359 ha.
Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian ± 167 meter dengan keadaan topografi
sangat bervariasi, yaitu mulai dari dataran, bergelombang hingga berbukit. Adapun
mengenai persebarannya, kondisi topografinya sebagai berikut:
• Wilayah Kabupaten Blitar Utara, yaitu mempunyai kemiringan dari 2-15 persen, 15-40
persen dan lebih besar dari 40 persen, dengan keadaan bentuk wilayah bergelombang
sampai dengan berbukit. Mengingat bagian wilayah utara Kabupaten Blitar adalah
merupakan bagian dari Gunung Kelud dan Gunung Butak.
• Bagian tengah wilayah Kabupaten Blitar umumnya relatif datar dengan kelerengan 0-20
persen, hanya pada bagian sebelah timur agak bergelombang dengan kemiringan rata-rata
2-15 persen.
• Wilayah Kabupaten Blitar Selatan, sebagian besar merupakan wilayah perbukitan dengan
kelerengan rata-rata 15-40 persen, hanya sebagian kecil yaitu di sekitar DAS Brantas
topografinya agak landai yaitu 0-2 persen.
Kabupaten Blitar merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata
diatas +100 meter di atas permukaan air laut. Sedangkan letak Topografi tinggi tempat
tertinggi adalah 800 meter (dpa) dan tinggi tempat terendah adalah 40 meter (dpa).
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan
Kabupaten Blitar menyebutkan ada 6 daerah yang wilayahnya di pegunungan yang
mempunyai ketinggian wilayah di atas +300 meter dari permukaan air laut, yaitu :
Kec. Wates, Kec. Wonotirto, Kec. Doko, Kec. Gandusari, Kec. Nglegok dan Kec.
4
Panggungrejo. Wilayah Kecamatan Wates berada pada ketinggian tertinggi yaitu +420 m
dari permukaan air laut. Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 5 kecamatan dengan luas
wilayah diatas 100 Km2 yaitu: Kec. Wonotirto, Kec. Panggungrejo, Kec. Bakung,
Kec. Kademangan dan Kec. Ponggok. Kecamatan Wonotirto yang mempunyai luas
wilayah 164,54 Km2 merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Blitar.
Kabupaten Blitar juga di belah aliran sungai Brantas menjadi dua bagian yaitu
Blitar Utara dan Blitar Selatan yang sekaligus membedakan potensi kedua wilayah tersebut
yang mana Blitar Utara merupakan dataran rendah lahan sawah dan beriklim basah dan
Blitar Selatan merupakan lahan kering yang cukup kritis dan beriklim kering.
2. Unsur Fisis
Jenis-jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Blitar yaitu:
a. Tanah Regosol (Vulkanik)
Tanah ini berasal dari letusan Gunung Kelud yang secara kontinu membentuk lapisan
lapisan tanah. Tanah ini mengandung abu ledakan gunung berapi, pasir, dan napal (batu
kapur bercampur tanah liat). Warnanya kelabu kekuning-kuningan, sifatnya masam,
gembur dan peka terhadap erosi. Tanah ini dapat digunakan untuk penanaman padi, tebu,
tembakau dan sayur-sayuran. Tanah ini tergolong subur dan berada di wilayah utara Sungai
Brantas.
b. Tanah Grumusol
Tanah ini berupa batuan endapan berkapur di kawasan bukit maupun gunung, bersiifat
basa. Tanah ini berada di bagian selatan sungai Brantas yang membelah Kabupaten Blitar
menjadi 2 bagian, yaitu bagian utara dan selatan. Tanah di bagian utara sungai Brantas
memiliki kesuburan yang lebih dari pada di wilayah selatan.
Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan garis Khatulistiwa, maka sama dengan
wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis musim
setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Bulan Nopember sampai
dengan bulan Mei adalah musim penghujan dan musim kemarau biasanya pada bulan Juni
sampai dengan bulan Oktober. Rata-rata curah hujan selama tahun 2010 sebanyak 20,98
mm, tahun 2009 sebanyak 20,33 mm. Selama tahun 2010 Kabupaten Blitar diguyur hujan
5
selama 175 hari atau hampir 6 bulan dengan rata-rata curah hujan 20,98 mm. Pada tahun
sebelumnya yaitu selama tahun 2009 hanya selama 3 bulan lebih atau selama selama 97
hari. Sedangkan suhu tertinggi di Kabupaten Blitar yaitu 30 derajat Celcius dan suhu
terendah 18 derajat Celcius.
3. Unsur Biotis
Flora dan fauna tersebar didaereh-daerah seperti pegunungan, gunung, hutan danau
perairan darat maupun perairan laut. Terdapat beraneka ragam flora dan fauna antara lain:
1. Flora
Banyak dijumpai tumbuhan jati, waru, mahoni dan masih banyak lainnya. Di
daerah pegunungan tepatnya di daerah pegunungan kapur disana banyak dijumpai
tumbuhan baik yang berkayu ataupun tanaman-tanaman liar dari semak belukar yang
menjalar. Namun yang menjadi ciri khas di Kabupaten Blitar yaitu terdapat Nenas Blitar
(Ananas comosus). Tanaman ini bahkan menjadi Flora identitas di Kabupaten Blitar. Ada
pula tanaman musiman yang terdapat di Kabupaten Blitar seperti Tanaman buah mangga,
durian, rambutan, dan lain-lain.
2. Fauna
Fauna yang terdapat di Kabupaten Blitar maupun Kota Blitar juga beraneka ragam
seperti ayam ternak yaitu ayam Ras yang biasanya dikembangkan maupun ayam hias yang
menjadi daya tarik Kabupaten Blitar. Ada pula kambing ternak, sapi ternak maupun sapi
perah, dan juga ada salah satu yang unik yaitu burung Kutilang Gunung yang menjadi
fauna identitas di Kabupaten Blitar, serta terdapat Kuntul Besar (Egretta alba) yang
disebut juga bangau besar atau Great Egret yang menjadi Fauna identitas di Kota Blitar.
Terdapat juga Ikan Koi Hias yang menjadi Potensi perikanan di kabupaten Blitar. Selain
itu, ada juga peternakan ikan yang dapat meningkatkan potensi ekonomi di Kabupaten
Blitar seperti peternakan ikan Lele, Tombro, Tawes, Nila, dan Gurami.
2.2. Pengembangan Wilayah Kabupaten Blitar
Dalam pengembangan wilayah ini, pemerintah Kabupaten Blitar sudah melakukan
beberapa program yang menjadikan Kabupaten Blitar menjadi Kabupaten yang memiliki
potensi dalam memajukan daerahnya. Dalam hal ini, Kabupaten Blitar memiliki beberapa
keunggulan potensi kabupaten Blitar, antara lain yaitu:
Keunggulan Kabupaten Blitar
6
Pertambangan
Kabupaten Blitar memilki potensi tambang Golongan B dan C sangat menjanjikan
terutama terdapat di Wilayah Blitar Selatan apabila dapat di manfaatkan dan dikelola
secara maksimal. Deposit bahan tambang tersebut meliputi : pasir besi, trass, bentonit,
kaolin, feldspar, zeloit, ballclay, sirtu, batu kapur, andesit dan pirophiliyt. Sektor
Pertambangan semestinya memperoleh perhatian yang lebih besar mengingat Kabupaten
Blitar memiliki deposit bahan galian yang besar dan mempunyai potensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pada kenyataan dari sekian potensi yang ada, baru sebagian yang bisa dieksplorasi, namun
belum di kelola secara profesional sehinga hasilnya tidak maksimal.
Industri
Salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Blitar adalah sektor
industri, khususnya industi kecil rumah tangga yang jumlahnya mencapai 99,64%, namun
begitu, apabila dilihat dari komposisi PDRB Kabupaten Blitar, sektor industri hanya
memberikan kontribusi sebesar 2,55 % sehingga dengan jumlah prosentase tersebut
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja masih relatif
kecil. Hal tersebut sedikit banyak disebabkan oleh masih dominannya industri kecil rumah
tangga mencapai 687 unit (formal) dan 11.378 (non formal). Adapun jangkauan pemasaran
hasil industri kecil tersebut sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar lokal
dan regional dan sedikit eksport.
Pariwisata
Kabupaten Blitar memiliki kekayaan obyek wisata yang dapat diandalkan dan
memiliki peluang untuk dikembangkan di masa mendatang. Hal tersebut mengingat
terdapat bermacam-macam jenis obyek wisata yang mempunyai daya tarik khusus. Selain
itu, obyek wisata yang tersebar di Kabupaten Blitar dapat bersinergi dengan obyek wisata
di daerah lain seperti Kabupaten Kediri, Kota Blitar dan Kabupaten Malang. Berbagai
jenis obyek wisata yang terdiri dari wisata sejarah, wisata alam, wisata rekreasi dan wisata
budaya. Paling tidak sekitar 15 (lima belas) obyek wisata yang dapat dinikmati.
Pertanian
7
Jenis tanaman pangan yang banyak di produksi di Kabupaten Blitar meliputi: padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, umbi kayu, dan ketela rambat. Kedelai hasil produksi
masyarakat Kabupaten Blitar memiliki prospek yang bagus dan mampu bersaing dengan
daerah lain sebagai pemasok bahan baku kecap selain di gunakan sebagai bahan dasar
tempe dan tahu.
Sementara itu produksi jagung selain di pergunakan sebagai bahan makanan juga di
gunakan sebagai bahan makanan ternak sedangkan ubi kayu selain untuk di konsumsi juga
di pasarkan untuk kebutuhan pabrik tepung tapioka dan untuk industri makanan olahan
seperti krupuk.
Perkebunan
Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman semusim tanaman tahunan serta tanaman
obat-obatan. Tanaman semusim terdiri dari tebu dan tembakau (Lokal dan Virginia),
sedangkan tanaman tahunan terdiri dari kenaga, cengkeh, kopi, kakao, kapuk randu, kelapa
dan lada. Selain itu tanaman obat-obatan diantaranya jahe, temulawak, kencur, kunyit dan
laos. Produksi kelapa yang sangat melimpah memberikan Kontribusi bagi industri gula
kelapa yang banyak di kembangkan di Kabupaten Blitar.
Peternakan
Komoditi peternakan terbesar di Kabupaten Blitar adalah ayam ras petelur. Sampai
pada tahun 2010 sebagai potensi unggulan, produksi telur Kabupaten Blitar mampu
memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara Nasional memenuhi 30%
dari kebutuhan telur ayam Nasional. Tahun 2010 jumlah populasi ayam ras petelur
Kabupaten Blitar mencapai 15.467.600 ekor dengan jumlah produksi telur sebanyak
134.735,3 ton telur. Adapun secara produksi di Kecamatan Srengat, Ponggok dan
Kademangan. Selain itu populasi itik di Kabupaten Blitar mencapai 750.444 ekor dengan
jumlah produksi telur 3.512 ton. Sedangkan populasi ayam buras mencapai 2.826.963 ekor
pada tahun 2010 dengan sentra di Kecamatan Talun. Peternakan sapi potong menduduki
urutan kedua setelah ayam petelur, pada tahun 2010 populasinya mencapai 116.805 ekor
dibandingkan tahun sebelumnya meningkat 3 persen.
Perikanan
8
Potensi sektor perikanan di Kabupaten Blitar sangat menjanjikan. Potensi
perikanan tersebut meliputi perikanan laut (tangkap) dan perikanan darat yang berupa
budidaya ikan konsumsi dan ikan hias. Di Kabupaten Blitar potensi perikanan darat sangat
menjanjikan baik budidaya ikan untuk konsumsi yang dominan adalah: Tombro, Tawes,
Mujair, Nila, Gurami, Lele dan Udang Windu dengan daerah pemasaran baik lokal,
regional maupun nasional. Selain itu untuk ikan hias yang banyak di budidayakan adalah :
Koi, Manfish, Sedaker, Oscar Sumatra dan Black Molly lebih banyak untuk memenuhi
permintaan lokal dan regional Jawa Timur.
2.3. Sistem Pertanian Terpadu Jagung dan Sapi Untuk Pengembangan Wilayah
Selatan di Kabupaten Blitar
Jenis tanaman pangan yang banyak di produksi di Kabupaten Blitar meliputi: padi,
jagung, kedelai, kacang tanah,umbi kayu, dan ketela rambat. Produksi jagung selain di
pergunakan sebagai bahan makanan juga di gunakan sebagai bahan makanan ternak.
Adapun luas panen, rata-rata produksi untuk pertanian pangan adalah sebagai berikut:
No.
Jenis Tanaman
Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
1.
Padi Sawah
49.662
290.914
2.
Padi Ladang
3.039
15.435
3.
Jagung
46.594
260.134
4.
Ketela Pohon
3.679
54.496
5.
Ketela Rambat
76
1.423
6.
Kacang tanah
6.899
6.899
7.
Kedelai
11.003
10.838
Sebagai salah satu sentra peternakan ayam terbesar di Indonesia, investasi dan
usaha penanaman jagung juga mempunyai prospek yang sangat potensial mengingat
produksi jagung lokal baru bisa mencapai 40% dari total kebutuhan pakan di Kabupaten
Blitar. Produksi tanaman jagung mengalami gejala fluktuatif. Tetapi dibanding tahun 2000,
produksi tahun 2004 mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 produksi jagung sebanyak
9
190.006 ton, sementara pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi sebanyak 264.073
ton. Produktifitas jagung pada tahun 2003 sebesar 55,47 kw/ha, sementara pada tahun
2004 mengalami kenaikan menjadi sebesar 62,63 kw/ha.
Sedangkan komoditi peternakan terbesar di Kabupaten Blitar adalah ayam ras
petelur. Sampai pada tahun 2010 sebagai potensi unggulan, produksi telur Kabupaten
Blitar mampu memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara Nasional
memenuhi 30% dari kebutuhan telur ayam Nasional. Berikut adalah produksi peternakan
terbesar adalah :
No. Nama Ternak
Populasi
1.
Sapi Potong
116.805
2.
Sapi Perah
23.880
3.
Kerbau
7.510
4.
Kuda
185
5.
Kambing
93.639
6.
Domba
7.425
7.
Babi
6.574
Pada tahun 2010 populasi sapi potong mencapai 116.805 ekor dengan daerah sentra
produksi Kecamatan Gandusari dan Pangungrejo. Populasi sapi perah mencapai 23.880
ekor dengan jumlah produksi susu mencapai 39.937 liter dengan sentra produksi di
Kecamatan Sanankulon, Gandusari dan nglegok.
POTENSI HEWAN TERNAK SAPI PERAH DAN PEDAGING DI KABUPATEN
BLITAR
Tabel 2. Potensi peternakan di Kabupaten Blitar
No
Jenis Ternak
Populasi (ekor)
rata (ton/hari)
Produksi
rata- Keterangan
1
Sapi Perah
9.552
30-35
Susu
2
Sapi Potong
98.329
14
Daging
10
3
Ayam Ras
4
Itik
10.000.000
350-400
Telur
200.174
100.000 butir
Telur
Berikut ini merupakan hewan ternak sapi yang ada di kawasan Kabupaten Blitar selatan.
Tabel 4. Data populasi ternak di 7 kecamatan di wilayah Blitar Selatan
Kecamatan
Komoditi Total
Bakung
Wonotirto
Sutojayan Panggungrejo Wates
Sapi Potong 2.150
4.743
2.336
5.642
3.194
4.239
2.654
25.605
Kambing/
Domba
1.186
6.546
2.467
5.697
711
6.186
5.380
29.829
Ayam Ras
21.700
-
23.000
10.000
-
-
93.700
267.700
Ayam
4.081
-
1.100
58.394
62.500
62.745
261.810
1.495
-
35.000
936
212
84
1.910
42.918
177
-
-
451
-
-
84
712
-
-
125
-
-
-
501
644
34.500
Binagun
Kademangan
Buras
Itik
Kelinci
Babi
POTENSI
TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN BLITAR
Pola tanam
Pola tanam khususnya tanaman pangan di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh
tipe iklim di daerah tersebut. Didasarkan pada Tipe Iklim dari OLDEMAN (1975), wilayah
Blitar Selatan termasuk ke dalam Tipe iklim C3, yaitu wilayah dengan enam bulan basah
dan enam bulan kering. Dengan adanya enam bulan basah, tanaman jagung bisa ditanam
dua kali dalam satu tahun, yaitu pada awal musim hujan (Oktober) pada saat itu jagung
ditanam dalam pola tumpangsari dengan padi, atau kacang tanah atau ubi kayu, dan pada
pertengahan musim hujan (Januari/Februari) pada saat itu jagung ditanam sebagai tanaman
monokultur.
Bulan:
Okt
Nop
Des
Jan Peb
Mar
Apr
Mei Juni Juli Agt Sep
Curah hujan
(mm)
180
210
305
290 260
250
120
95
80
40
70
50
Hari hujan
8
10
15
17
15
10
8
6
4
6
4
(hari)
16
11
Pola tanam :
P.gogo+jg+u.kayu
jagung
Legume penutuptanah
Jagung+cabe/u.kayu
jagung
Bera
Jagung+k. tanah
Jg+kedele+u.kayu
bera
Sumber :
B ADAN P USAT S TATISTIK
D AN K ABUPATEN
B LITAR
(2002a; 2002b).
Produktivitas Lahan
Perkembangan tanaman jagung di Kabupaten Blitar sebagaimana halnya di DAS
Brantas dalam lima tahun terakhir ini meningkat dengan tajam. Data tahun 2003
menunjukkan luas tanam jagung di Kabupaten Blitar mencapai 35.800 ha. Di kawasan
selatan Blitar yang terdiri atas tujuh kecamatan luas panennya mencapai 22.000 ha. Hasil
pengamatan di beberapa lokasi penelitian lahan kering menunjukkan bahwa hasil hijauan
segar jagung berkisar antara 1,8 sampai 1,9 t/ha (PRASETYO et al., 1991) sehingga
dengan luas panen tersebut diperkirakan produksi hijauan pakan (daun dan batang)
minimal mencapai 39-40 ribu ton bobot segar, atau sekitar 8.000 ton bahan kering. Berikut
ini merupakan gambaran lahan kabupaten Blitar yang ditanami tanaman jagung.
12
Daya dukung sisa hasil tanaman jagung
Pola tanam dan distribusi panen tanaman pangan semusim di wilayah Blitar Selatan
adalah seperti yang digambarkan pada Tabel 3. Dengan demikian maka kurva produksi
hijauan pakan yang berasal dari tanaman pangan dan dari sumber lain sepanjang tahun
adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 1.
Pada usaha ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) masalah yang dihadapi para
peternak adalah kelangkaan sumber hijauan, khususnya selama musim kemarau. Tidak
jarang untuk mencukupi hijauan, para peternak harus menjual ternak lainnya untuk biaya
membeli hijauan. Penggunaan rumput dan daun-daun pohon selama musim kemarau
sangat tinggi di daerah sekitar areal perkebunan atau kehutanan, sehingga kehadiran ternak
mengganggu lingkungan. Untuk mengatasi kelangkaan hijauan, salah satu alternatif adalah
penggunaan pakan lengkap atau complete feed yang dibuat dari limbah pertanian, limbah
agroindustri dan sumber nutrisi lainnya yang berasal pada bahan baku lokal yang tersedia
di masing-masing daerah.
13
PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN
Swasembada pakan merupakan langkah strategis dan tuntutan mendesak agribisnis
peternakan. Pengembangan industri pakan secara langsung akan membantu memecahkan
permasalahan para peternak dalam hal pengadaan input produksi. Kenyataan di lapangan
menunjukkan masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan
persyaratan kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya produktivitas ternak
yang dipelihara tidak optimal. Faktor pakan juga merupakan biaya produksi terbesar dalam
usaha peternakan. Biaya pakan ini dapat mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya
produksi. Dengan demikian, memproduksi pakan bukan hanya dituntut dalam pencapaian
aspek kualitas saja, tetapi yang lebih penting adalah memproduksi pakan yang ekonomis,
murah dan terjangkau oleh kemampuan peternak.
Dalam lima tahun terakhir ini, industri pakan yang mengolah bahan baku berupa
limbah pertanian dan limbah agroindustri di Jawa Timur berkembang cukup pesat.
Perkembangan ini perlu terus didorong dan ditingkatkan serta dikembangkan terutama di
daerah penghasil limbah pertanian dan limbah agroindustri serta di daerah sentra produksi
ternak. Pengembangan industri pakan rakyat secara langsung akan memperpendek jalur
dan jarak distribusi antara produsen pakan dengan konsumen yaitu para peternak. Hal ini
sangat penting mengingat semakin mahalnya biaya transportasi dari pabrik ke konsumen.
Dengan menyebarnya unit-unit prosesing pakan di beberapa daerah yang dekat dengan
sumber bahan baku dan sekaligus dekat dengan lokasi peternak akan meningkatkan
efisiensi baik efisiensi ekonomis maupun dalam pendistribusian produk. Disamping itu,
nilai tambah dari kegiatan prosesing bahan baku berada di masing-masing daerah
(HARDIANTO et al., 2002).
Pengembangan sapi potong perlu mendapat perhatian serius mengingat peranannya
yang cukup penting di lahan kering. Salah satu kendala yang sering dijumpai adalah
rendahnya produktivitas ternak sapi karena kualitas pakan rendah. Di lain pihak, potensi
bahan baku pakan lokal seperti limbah pertanian & perkebunan belum dimanfaatkan
secara optimal, dan sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar, pupuk organik dan
bahan baku industri. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan
limbah pertanian & perkebunan sebagai pakan ternak dapat dilakukan melalui peningkatan
kualitas limbah pertanian & perkebunan melalui teknologi fermentasi, suplementasi dan
pembuatan pakan lengkap (complete feed).
14
Pakan lengkap merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
pemanfaatan limbah pertanian dan pakan non konvensional, yaitu dengan mencampurkan
bahan-bahan pakan tersebut dan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi ternak baik
kebutuhan serat maupun zat gizi lainnya. Selanjutnya dikembangkan untuk memproses
pakan menjadi bentuk yang sederhana dan dikemas untuk memudahkan pemberiannya dan
dapat menekan biaya operasional khususnya tenaga kerja.
Bahan baku pakan secara umum terdiri dari sumber hijauan dan konsentrat. Pakan
hijauan merupakan sumber serat dan vitamin, sedangkan pakan konsentrat merupakan
sumber protein, energi, lemak dan mineral. Apabila pakan sumber serat dicampurkan
dengan pakan konsentrat, maka menjadi pakan komplit/ lengkap atau disebut complete
feed. Di Blitar Selatan salah satu bahan baku yang sangat potensial adalah jagung, baik
sisa hasil tanamannya maupun butirannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa potensi jagung di Kawasan Blitar Selatan
yang sangat besar perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, baik dari pihak
Pemerintah Daerah maupun Swasta karena potensi ini dapat meningkatkan kesejahteraan
petani apabila dikelola dengan baik.
2.4. Rencana Sistem Pertanian Terpadu Jagung dan Sapi Menjadi Wisata Edukasi di
Kabupaten Blitar
Usahatani terpadu merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi
padi, jagung, daging, susu dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani (Haryanto,
2002). Prinsip dari usaha tani terpadu ini adalah tidak ada sedikitpun limbah yang terbuang
(zero waste). Limbah biomas jagung dapat dijadikan pakan sapi dengan jalan mengolah
menjadi silase, hal ini merupakan cara pengawetan hijauan yang dibuat dengan jalan
fermentasi pada kelembahan tinggi dengan menambahkan bahan-bahan additif yang
mengandung karbohidrat yang siap untuk diabsorbsi oleh mikroba. Selain itu kotoran yang
dihasilkan sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman jagung sehingga dapat
menekan biaya produksi tanaman jagung sekaligus memberikan nilai tambah pendapatan
petani berupa hasil pupuk organik.
Sapi dipelihara secara berkelompok dalam kandang komunal (bersama). Adapun
campuran pakan konsentrat adalah dedak 60%, bungkil kelapa 30% dan tepung ikan 10%.
15
Konsentrat diberikan sebesar 1% dari bobot badan dan tambahan mineral mix berupa
pikuten 25 g/ekor/hari, sedangkan silase jagung diberikan tidak terbatas (ad libitum).
Parameter yang diukur meliputi : konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan analisis
usaha tani guna mengetahui tingkat kenaikan pendapatan petani dengan menerapkan
usahatani terpadu jagung-sapi.
Adapun cara pembuatan silase adalah sebagai berikut : Jerami jagung segar
dipotong-potong 2-5 cm dengan mesin pemotong (copper), Jerami jagung yang sudah
dipotong-potong ditambah dedak padi 1% sebagai starter kemudian dimasukkan kedalam
kantong plastik kedap udara, lalu diinjak-injak (dipadatkan) lalu ditutup dengan rapat
(anaerob) dan dibiarkan selama 20 hari sampai pH–nya menjadi 4-3,8. Apabila dibuka
mengeluarkan bau harum dan agak asam sedikit berarti proses sudah selesai, silase sudah
siap untuk diberikan kepada ternak.
Hasil buangan dari sapi berupa kotoran akan diolah menjadi pupuk kompos yang
selanjutnya akan digunakan untuk pertanian jagung. Dan sebaliknya, hasil buangan
tanaman jagung berupa jerami jagung akan digunakan sebagai pakan sapi seperti proses
pengolahan di atas.
Pelaksanaan usaha tani terpadu ini juga memiliki analisis biaya, termasuk analisis
biaya usaha tani dan lain-lain. Berikut merupakan analisis pengeluaran biaya yang
digunakan dalam usaha tani terpadu jagung dan sapi (diambil dari jurnal Sistem Usahatani
Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan)
Tabel 2. Analisis usaha tani terpadu jagung dan sapi
Uraian
Analisis usaha tani
(Rp)
(T 1)
Kontrol
(T 2)
Silase
450.000
450.000
Pengeluara
n:
Pakan :
Dedak
16
Mineral
76.000
76.000
Probiotik
-
-
Urea
-
-
36.000
60.000
100.000
100.000
Chopper
50.000
100.000
Penyusutan
kandang
75.000
75.000
787.000
861.000
Transporta
si pakan
Obatobatan
Total
Pemasuka
n:
Pertambah
an
bobot
badan
3.836.0 4.712.500
50
Keuntungan 3.049.0 3.851.500
50
Total
Keuntung
an/
ekor/bulan
101.63 128.383
5
Dalam analisis tersebut tentunya akan memberikan keuntungan bagi petani yang
melakukan usaha tani terpadu. Dalam hal ini analisis perlu dilakukan untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan yang akan dilakukan apakah sudah sesuai dengan target atau
belum.
Pengembangan wisata edukasi sistem pertanian terpadu
Untuk pengembangan sistem pertanian terpadu menjadi wisata edukasi, akan
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
17
1. Menjadikan pertanian jagung dan peternakan sapi berada pada satu lokasi
Pada mulanya, antara pertanian jagung dan peternakan sapi akan dijadikan satu
lokasi. Hal ini akan memudahkan para wisatawan untuk belajar mengenal jenis-jenis
jagung yang ditanam di areal pertanian juga dapat mengenal jenis-jenis sapi perah maupun
sapi pedaging. Dalam hal ini wisatawan akan diajak lebih mendalam untuk mengenal
sistem pertanian terpadu yang ada dalam lokasi wisata.
2.
Membangun tempat pengolahan limbah sapi / kotoran sapi menjadi pupuk
kompos, tempat pembuatan fermentasi jerami jagung yang digunakan sebagai
makanan sapi, serta tempat pembuatan limbah susu organic menjadi pupuk padat
dan cair.
Pembangunan tempat ini juga memperhatikan lingkungan sekitar yang ada. Hal ini
dimaksudkan agar limbah kimia yang dibuang atau yang sedang digunakan tidak tercemar
kemana-mana. Pembangunan tempat ini bertujuan agar wisatawan mengenal proses
pertanian terpadu yang dilaksanakan di areal wisata edukasi ini
3. Membangun tempat wisata kuliner
Wisata kuliner ini dimaksudkan agar menarik perhatian wisatawan dan
menyediakan konsumsi bagi wisatawan yang berminat untuk mengetahui hasil olahan
makanan dari pertanian jagung dan peternakan sapi ini. Kuliner ini semuanya berhubungan
dengan jagung dan sapi. Hasil olahan dari jagung yang akan disediakan antara lain:
-
Menu makanan: jagung bakar aneka rasa, jagung rebus aneka rasa, soup jagung,
rolade jagung, martabak jagung manis, bubur jagung, nasi goreng jagung, cake
jagung coklat, mie jagung, ampok atau nasi jagung dan soto jagung pipil manis
-
Menu minuman: es jagung manis, susu jagung pudding jagung manis, jus jagung
manis,
Sedangkan olahan makanan dari sapi yang akan di sediakan adalah sebagai berikut:
-
Menu makanan: steak daging sapi, bakso daging sapi, tongseng daging sapi, sup
daging sapi, rawon daging sapi, soto sokaraja, asam-asam iga, dan sate daging sapi,
18
-
Menu minuman: susu murni dengan aneka rasa seperti coklat, vanilla dan rasa buah
lainnya, es krim susu, yoghurt, dan olahan minuman susu lainnya.
4. Membangun pusat belanja oleh-oleh makanan
Pembangunan pusat belanja ini bertujuan untuk memberikan fasilitas lain kepada
wisatawan agar wisatawan dapat membeli oleh-oleh yang tersedia dari pusat belanja oleholeh. Jajanan atau oleh-oleh yang disediakan antara lain: keripik tortilla jagung aneka rasa,
emping jagung aneka rasa, dodol jagung, popcorn, abon sapi, dodol susu, kerupuk susu,
permen susu, keju, mentega, bubuk susu, dan tepung / bubuk jagung.
5. Menyediakan tempat belajar / edukasi seperti tempat memerah susu sapi,
pembuatan yoghurt, pembuatan popcorn, dan tempat pembuatan olahan sapi dan
jagung lainnya.
Pembangunan tempat ini bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus hiburan
kepada wisatawan seperti bagaimana cara membuat popcorn, memerah susu sapi, serta
pembuatan yoghurt.
6. Mendirikan sentra kerajinan dari kulit sapi
Pembangunan sentra kerajinan ini dimaksudkan untuk mengolah hasil lain dari sapi
yaitu kulit sapi yang dapat diolah menjadi jaket, dompet, tas, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya tentu wisata edukasi pertanian terpadu membutuhkan
modal yang tidak sedikit. Hal ini tentunya perlu dipertimbangkan lagi dalam pembangunan
wisata pertanian terpadu tersebut. pembangunan ini diharapkan akan memberikan sebuah
perubahan pada kabupaten Blitar khususnya tentang pengembangan wilayah yang terdapat
di Kabupaten Blitar.
Dalam pelaksanaan sistem usaha tani terpadu ini tentunya memiliki beberapa
kendala, antara lain:
19
a. Bidang pertanian jagung
-
Sistem pengairan yang kurang karena daerah Blitar selatan merupakan kawasan
yang tandus
-
Pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi / kompos belum mencukupi
kebutuhan pertanian
-
Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung dapat menimbulkan kerugian
b. Bidang peternakan sapi
-
Pakan dari hasil fermentasi jerami jagung belum bisa mencukupi kebutuhan
pakan ternak tiap hari
-
Hasil susu dari sapi perah pada awalnya belum bisa memenuhi target pasar
-
Adanya penyakit yang dapat menyerang sapi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten dengan pertanian sebagai
investasi utama dalam pembangunan daerah. Komoditas pertanian utama di kabupaten
Blitar salah satunya adalah tanaman jagung. Selain pertanian, kabupaten Blitar juga
memiliki potensi daerah yaitu peternakan. Komoditas utama peternakan di Kabupaten
Blitar yaitu sapi pedaging dan sapi perah.
Pertanian dengan menggunakan system pertanian terpadu merupakan salah satu
tindakan untuk meningkatkan hasil pertanian sekaligus peternakan yang telah
dikembangkan. Pertanian terpadu ini akan dikembangkan di wilayah kabupaten Blitar
bagian selatan dengan pertimbangan, wilayah Blitar bagian selatan merupakan wilayah
yang kering dan tanaman yang cocok dikembangkan di wilayah tersebut adalah
20
tanaman jagung. Kemudian akan dikembangkan sistem pertanian terpadu jagung dan
sapi dengan mengolah limbah buangan jagung kemudian difermentasikan menjadi
pakan sapi, serta mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos untuk pertanian
jagung. Intinya, pertanian terpadu ini adalah memiliki prinsip saling menguntungkan
satu sama lain.
Kemudian, untuk pengembangan wilayah berkelanjutan di daerah Blitar bagian
selatan, pertanian terpadu jagung dan sapi ini akan didirikan wisata edukasi pertanian
terpadu jagung dan sapi untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar
serta mengenalkan kepada masyarakat atau wisatawan tentang sistem pertanian dan
peternakan yang belum mereka ketahui.
3.2. Saran
Sebagai saran, untuk pendirian wisata edukasi ini seharusnya lebih
memeperhatikan perda RTRW yang ada, serta pemetaan wilayah yang digunakan
dalam pengembangan wilayah. Sehingga pendirian lokasi wisata lebih maksimal serta
dapat meningkatkan perekonomian daerah.
21
DAFTAR RUJUKAN
Jurnal POTENSI DAN PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN
SAPI DI LAHAN KERING KAWASAN BLITAR SELATAN JAWA TIMUR RULY
HARDIANTO dan BAMBANG R. PRAWIRADIPUTRA . Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Timur.
Jurnal Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar
Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A.
Nurhayu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan
Admin. 2012. Gambaran umum kabupaten blitar. Online.
http:/www.blitarkab.go.id pada tanggal 4 maret 2015 pukul 17.00 wib
Diakses
melalui
Admin. 2012. Online diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/BALAI
%20PENYULUHAN%20PERTANIAN%20PERIKANAN%20DAN%20KEHUTANAN
%20(BP3K)%20BAREGBEG%20%20Teknologi%20Budidaya%20Jagung.html
pada
tanggal 4 maret 2015 pukul 15.30 wib
Bulletintrisakti. 2010. PERTANIAN: BASIS PEMBANGUNAN DI KAB. BLITAR.
Online.
Diakses
melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/buletintrisakti
%20%20PERTANIAN%20%20BASIS%20PEMBANGUNAN%20DI%20KAB.
%20BLITAR.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 15.45 wib
Ghambertani’sblog. 2012. Proposal mesin pemipil jagung. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/CONTOH%20PROPOSAL
%20%20%20Ghambertani's%20Blog.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 15.50 wib
Cybextcyberextension. 2013. Pembutan emping jagung. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Cyber%20Extension%20-%20Kementerian
%20Pertanian%20-%20Pusat%20Penyuluhan%20Pertanian,%20Badan%20Penyuluhan
%20dan%20Pengembangan%20SDM%20Pertanian.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul
16.00 wib
Ayumegayanti21. 2014. Budaya, makanan, ciri khas kabupaten blitar. Online. Diakses
melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Budaya,%20Makanan,%20Ciri%20khas
%20Kabupaten%20Blitar%20%20%20ayumegayanti21.html. Pada tanggal 4 maret 2015
pukul 16.15 wib
Satekambing. 2012. Pariwisata blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Desember%202012%20%20%20sate%20kambing.html pada tanggal 4
maret 2015 pukul 16.35
22
Dinas pertanian, pertenakan, dan perikanan kota blitar. 2015. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Dinas%20Pertanian%20Daerah%20Kota
%20Blitar.html. Pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.41 wib
Admin. 2013. Cara budidaya jagung manis. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS
%20BU%20MARMI/DISTRIBUTOR%20NASA%20INDONESIA%20%20CARA
%20BUDIDAYA%20JAGUNG%20MANIS.html. Pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.45
wib
Admin. 2011. Diversifikasi pangan olahan berbasis jagung. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Diversifikasi%20Pangan%20Olahan%20Berbasis
%20Jagung.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.50 wib
Agus ibarsantoso. 2013. Harga Jagung Di Beberapa Daerah Indonesia | Harga jagung hari
ini, Senen 04 Maret 2013. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Harga%20Jagung%20BNS%20Indonesia%20%20Harga
%20Jagung%20Di%20Beberapa%20Daerah%20Indonesia
%20%20%20Harga%20jagung%20hari%20ini,%20Senen%2004%20Maret
%202013.html pada tanggal 4 maret 2025 pukul 18.30 wib
Susilo, helik. 2010. Potensi Pengelolaan Dan Pengembangan Tanaman Kelapa Yang Ada di
Sepanjang Pesisir Pantai Selatan Blitar Dan Potensi Pariwisata Budaya Upacara Larung.
Online.
Diakses
melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Helik%20Susilo
%20%20Potensi%20Pengelolaan%20Dan%20Pengembangan%20Tanaman%20Kelapa
%20Yang%20Ada%20di%20Sepanjang%20Pesisir%20Pantai%20Selatan%20Blitar
%20Dan%20Potensi%20Pariwisata%20Budaya%20Upacara%20Larung.html pada tanggal
4 maret 2015 pukul 18.43 wib
Admin. 2011. 5 jajanan khas blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/IgoRoyoRoyo%20%205%20Jajanan%20Khas%20Blitar.html pada tanggal 5
maret 2015 pukul 16.31 wib
Ndanden. 2012. Inilah blitar: monument Trisula. Online. Diakses
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Inilah%20Blitar%20%20Monumen
%20Trisula.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 16.41 wib
melalui
Retro on. 2011. Jagung. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/JAGUNG.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 18.32 wib
Admin. 2015. Profil daerah kota blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Kota%20Blitar%20-%20SIPID%20-%20Regional%20Investment.html pada
tanggal 5 maret 2015 pukul 18.51 wib
meibxd-fst12. 2013. Gambaran umum. Online. Diakses melalui ile:///D:/TUGAS%20BU
%20MARMI/Kuliner%20Blitar%20%20Warung%20Makti.html. pada tanggal 5 maret
2015 pukul 19.00 wib
admin. 2014. Makalah pariwisata kota blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS
%20BU%20MARMI/Makalah%20Pariwisata%20di%20Kota%20Blitar
23
%20%20%20PENDIKS%20ADVENTURE.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.05
wib
admin. 2012. Mengenal produk susu dan olahannya. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Mengenal%20Susu%20dan%20Produk
%20Olahannya%20%20%20smallCrab%20Online.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul
19.15 wib
admin. 2013. Peternakan kabupaten blitar. Online. Diakses melalui www.blitarkab.go.id
pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.31 wib
patria, amel. 2012. Potensi kab.blitar: peternakan. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/POTENSI%20KAB.BLITAR%20~%20BMI
%20Blitar.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.41 wib
Kabupaten Blitar Dalam Angka 2014. 2014. Potensi pertanian. Online. Diakses melalui
file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Potensi%20Pertanian.html pada tanggal 5 maret
2015 pukul 19.53 wib
24