tugas makalah hukum keuangan daerah

TUGAS HUKUM KEUANGAN DAERAH

PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUJUAN APBN DAN APBD

NAMA

: RIZAL MAHDI SOAMOLE

NPM

: 010 110 168

KELAS

: REGULER SORE

SEMESTER

: SEPULUH (X)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI KHAIRUN TERNATE
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang APBN & APBD. Selain
sebagai tugas, makalah yang penulis buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca
tentang pengertian,fungsi dan tujuan dari APBN & APBD.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu ,selesainya
makalah ini bukan semata karena kemampuan penulis, banyak pihak yang mendukung dan
membantu. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihakpihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya kami
mampu lebih baik lagi.

Ternate, 8 mei 2015

RIZAL M SOAMOLE


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah adanya tugas yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Teori Organisasi Umum 2. Makalah ini di buat sebagai salah satu syarat untuk
kelulusan mata kuliah tersebut.
Tema APBN & APBD di pilih karena menurut penulis APBN & APBD berperan
penting dalam masalah perekonomian di Indonesia karena di gunakan untuk mengatur alokasi
dana dari seluruh pendapatan Negara, serta di gunakan untuk pembangunan di Indonesia, dan
juga merupakan salah satu instrument bagi pengendali stabilitas perekonomian Negara di bidang
fiscal. selain itu mekalah ini di buat sebagai pembelajaran bagi para pembaca terutama bagi
penulis. Maka dengan alasan-alasan tersebutlah makalah ini di buat.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan membahas tentang masalah-masalah :
1. Pengertian dari APBN & APBD
2. Fungsi dari APBN & APBD
3. Tujuan dari APBN & APBD
Masalah-masalah ini diangkat karna untuk mengatur kegiatan perekonomian nasional,
suatu Negara harus membuat anggaran pendapatan dan belanja maka perlu adanya APBN &
APBD di Indonesia.

C. LANDASAN TEORI
Dalam Pasal 1 Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan pengertian Keuangan
Negara yaitu Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.(Undang-undang
No.17 tahun 2003) Penganggaran disektor pemerintahan merupakan suatu proses yang
kompleks dan panjang serta tidak dapat dilepaskan dari sektor politis.

Kompleksitas disebabkan karena belum adanya kesempatan yang dapat diterima semua
pihak tentang bagaimana pengalokasian sumber dana pemerintah secara tertib. Ketidak
kesepakatan tersebut antara lain disebabkan masalah politis, adanya nilai-nilai kepemimpinan
yang berbeda diantara pengambil keputusan, serta adanya perdebatan tentang bangaimana suatu
sistem penganggaran dapat memuaskan semua pihak yang terkait maka alokasi anggaran
sekarang didasarkan kepada target kinerja.
Perubahan pendekatan ini tentunya menuntut adanya perubahan paradigma dari aparat
pemerintah baik yang pusat maupun daerah, karena 9 setiap dana yang dialokasikan dalam
APBN maupun APBD harus dapat terukur kinerjanya, dengan kata lain tidak ada alokasi
anggaran apabila tidak jelas kinerjanya. Perubahan paradigma di dalam penyusunan
APBN/APBD ini dilatar belakangi hal-hal berikut:
1. Meningkatnya tuntutan masyarakat di era reformasi terhadap pelayanan publik yang

ekonomis, efisien, efektif, transparan, akuntabel dan responsif.
2. Berlakunya Undang Undang No. 22 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
3. Adanya PP No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Daerah.
Sistem prosedur, format dan struktur APBN/APBD yang berlaku selama ini kurang
mampu mendukung tuntutan perubahan sehingga perlu perencanaan yang sistematis, terukur
dan komprehensif.
Terdapat berbagai definisi tentang arti penganggaran, namun secara umum
penganggaran (budgeting) dapat diartikan sebagai suatu cara atau metode yang sistematis untuk
mengalokasikan sumber-sumber daya keuangan.Sedangkan anggaran (budget) dirumuskan
secara singkat oleh Brimson dan Antos (1994) sebagai rencana yang dituangkan dalam angkaangka financial.
Berkaitan dengan organisasi pemerintahan, penganggaran berarti proses pengalokasian
sumber daya keuangan negara yang terbatas untuk digunakan 10 membiayai pengeluaran oleh
unit pemerintahan (kementrian dan lembaga sebagai pengguna anggaran).

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dari APBN & APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara
selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan
pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai
dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
B. Fungsi dari APBN & APBD
a. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara :
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam
rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian,
dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban
negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara
dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian,

pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi
negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah
direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung
pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun

proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil
tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah
menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas
perekonomian.
5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan
6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
b. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah :

1. Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk merealisasi
pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan. Tanpa dianggarkan dalam APBD sebuah
kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk dilaksanakan.
2. Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
4. Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk
menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintah daerah.
5. Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan pemborosan sumberdaya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian daerah.
6. Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam penganggaran daerah
harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
7. Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

C. Tujuan dari APBN & APBD
sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas
kenegaraan untuk meningkatkan produksi, memberi kesempatan kerja, dan menumbuhkan

perekonomian, untuk mencapai kemakmuran masyarakat.
APBN/ APBD memang dirancang oleh pemerintah, namun harus mendapat persetujuan
DPR. Proses penyusunan APBD terjadi di tingkat eksekutif dan legislatif, sbb :
a. Proses yang terjadi di Eksekutif
Proses penyusunan APBD secara keseluruhan berada di tangan Sekretaris Daerah yang
bertanggungjawab mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyusunan APBD, sedangkan proses
penyusunan belanja rutin disusun oleh bagian keuangan Pemda. Proses penyusunan penerimaan
dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah dan proses penyusunan belanja pembangunan disusun
oleh Bappeda (bagian penyusunan program dan bagian keuangan).
b. Proses di legislative
Proses penyusunan APBD di tingkat legislatif dilakukan berdasarkan Tatib DPRD yang
bersangkutan.

BAB III
PENUTUP
Sebagai penutup, saya ingin menegaskan kembali bahwa APBN dan APBD bukanlah
tujuan itu sendiri, tetapi instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan. Kita ikut
bertanggung jawab untuk menggunakan instrumen anggaran dengan sebaik-baiknya. Saya juga
perlu mengingatkan kita semua bahwa kita sudah akan memasuki tahun kedua pelaksanaan
RPJMN 2014-2019. Sudah waktunya melakukan evaluasi paruh waktu pelaksanaan RPJMN

2014-2019. Untuk itu, saya harapkan konsultasi triwulanan ini dapat menghasilkan alternatifalternatif untuk mengoptimalkan pemanfaatan APBN dan APBD guna mempercepat pencapaian
tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2014-2019.

DAFTAR PUSTAKA
DPR RI. "UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara" . Pasal 15 Ayat 4.
Badan Pemeriksaan Keuangan. Diakses pada 7 januari 2010.
DPR RI. "UU Nomor 47 Tahun 2009 tentang APBN 2010" . Pasal 23 Ayat 2 & 3.
Departemen Keuangan RI. Diakses pada 7 januari 2010.
http://hadi-detected.blogspot.com/2012/04/makalah-apbn-apbd.html
tanggal 7 mei 2015
http://id.wikipedia.org diakses pada tanggal 7 mei 2015

diakses

pada