Pra Studi Kelayakan Bisnis Batubara
B AB I P ENDAHULUAN
A. S EJARAH BERDIRINYA PT. MINING PROUD
Didirikan pada tahun 2014, PT Mining Proud (MP) adalah perusahaan pertambangan batubara terkemuka Indonesia untuk pasar energi dunia. Perusahaan berupaya menetapkan baku tertinggi dalam tata kelola perusahaan, kepatuhan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. Seluruh kegiatan MP dilaksanakan dengan kerja sama yang erat dengan masyarakat setempat dan pemangku kepentingan lainnya. Sejak berdiri, MP langsung dikenal sebagai salahsatu perusahaan pertambangan utama batubara dan telah membangun basis pelanggan yang beraneka ragam.
B. V ISI & MISI
Visi Menjadi perusahaan nasional yang terpercaya melalui keteguhan memikul tanggung jawab untuk menghasilkan kinerja berkualitas dan pemanfaatan sumberdaya yang efektif.
Misi Menala perusahaan dengan menerapkan asas profesionalisme seoptimal mungkin. Meningkatkan kualitas SDM melalui motivasi, keteladanan, kejujuran dan kerja keras. Membantu meningkatkan ekonomi kemasyarakatan melalui program CSR yang tulus, sepenuh hati vang tepat guna dan tepat sasaran, sesuai dengan kemampuan perusahaan. Mendukung program pembangunan pemerintah, diantaranya dengan membuka kesempatan kerja, sejalan dengan perkembangan perusahaan.
C. L ATAR BELAKANG
Produksi batubara di Indonesia mulai meningkat sejak tahun 1993 dan diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan semakin berkurangnya produksi minyak bumi di Indonesia. Batubara pada saat ini lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik walaupun Produksi batubara di Indonesia mulai meningkat sejak tahun 1993 dan diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan semakin berkurangnya produksi minyak bumi di Indonesia. Batubara pada saat ini lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik walaupun
Menurut UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang pertambangan mineral dan batubara menjelaskan pengertian pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi Penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Tetapi tidak seluruh kegiatan tersebut selalu dilakukan, hal ini bergantung dari jenis bahan galian, pemakaian bahan galian dan permintaan pasar.
Diantara kegiatan pertambangan yang dijabarkan dari undang- undang tersebut, terdapat kegiatan studi kelayakan yang berarti kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
Dari dokumen studi kelayakan tersebutlah maka dokumen ini dapat terlaksana. Dokumen rencana bisnis ini disusun berdasarkan data dokumen studi kelayakan bisnis.
B AB II A NALISIS
A. A NALISIS PASAR
Pada periode 1996-2001, terjadi kelebihan pasokan batubara dunia yang tidak diimbangi dengan peningkatan permintaan. Hal ini mengakibatkan harga batubara mengalami penurunan, bahkan pada tahun 2001, harga batubara sempat menyentuh angka US$19/Mton, meskipun kemudian naik kembali menjadi US$36,5 pada akhir tahun. Peningkatan itu dipicu oleh kenaikan harga minyak dunia dari US$12,72/barel pada tahun 1998 menjadi US$17,97/barel.
Pada tahun 2002, harga batubara kembali turun pada kisaran US$29,90/Mton , dikarenakan kelebihan pasokan batubara kembali terjadi termasuk pasokan dari Indonesia. Maraknya kegiatan-kegiatan tambang liar di Indonesia menyebabkan pasokan batubara melimpah dengan keterbatasan kemampuan mengelola batubara yang berkualitas sehingga tidak sesuai dengan permintaan pasar.
Pada akhir tahun 2002 sampai dengan sepanjang tahun 2003, harga batubara mengalami peningkatan. Harga batubara rata-rata naik menjadi US$50,15/Mton . Kenaikan tersebut terkait dengan musim dingin di Eropa dan kenaikan harga minyak sehingga meningkatkan permintaan atas batubara dunia. Selain itu, adanya peningkatan kapasitas PLTU batubara dan produksi baja di Asia dan Eropa turut andil dalam peningkatan permintaan batubara.
Dari sisi penawaran, pasokan batubara menurun karena tutupnya beberapa perusahaan tambang batubara Australia dan pengumuman Polandia yang akan mengurangi produksinya. Dengan pasokan batubara yang menurun, sedangkan kondisi permintaannya justru meningkat, mendorong harga batubara naik.
Harga batubara melemah pada tahun 2004 hingga level US$33,20/Mton . Tren kenaikan harga pada dua tahun sebelumnya, mendorong negara eksportir batubara dunia meningkatkan produksinya. Produksi Cina tahun 2004 adalah sebesar 1550,4 juta ton atau meningkat
6% dari tahun sebelumnya 1471,5 juta ton. Australia meningkatkan produksinya dari 340,8 juta ton menjadi 334,6 juta ton. Demikian halnya dengan Indonesia, produksi batubaranya meningkat sebesar 12% menjadi 103,3 juta ton. Hal ini menyebabkan pasokan batubara dunia meningkat sehingga memicu melemahnya harga batubara dunia.
Pada tahun 2005, harga batubara menguat hingga US$38,52/Mton
yang disebabkan kenaikan permintaan batubara, terutama pada negara- negara Asia Pasifik, serta kenaikan harga minyak dunia. Permintaan batubara thermal dunia pada tahun 2005 adalah 516,9 juta ton atau meningkat 12% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 461,3 juta ton. Sedangkan kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2003, meningkat sebesar 14,5% dari US$25,02/barel menjadi US$28,83/barel.
Peningkatan harga batubara pada tahun 2006 (rata-rata US$51,16/Mton ) disebabkan karena kenaikan permintaan Cina dan India atas batubara yang menguasai kurang lebih 72% dari kenaikan konsumsi batubara dunia sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang mencapai rata- rata 6,5% di Cina dan 5,7% di India.
Disamping itu, adanya kebijakan Cina untuk menutup keran ekspor batubaranya dalam memenuhi pasokan batubara di kawasan Asia Pasifik mulai tahun 2005 juga berdampak pada kenaikan harga batubara dunia. Cina lebih memilih untuk memanfaatkan cadangan batubaranya guna kebutuhan domestik dalam merespon pertumbuhan ekonomi yang pesat. Produksi batubara Cina pada tahun ini 1,95 miliar ton, namun hanya mengekspor 86,63 juta ton saja dan mengimpor batubara sebanyak 18,36 juta ton atau meningkat 69% dari tahun sebelumnya.
Penurunan pasokan batubara Indonesia turut memicu kenaikan signifikan harga batubara dunia. Harga tahun 2003-2004 hanya berkisar US$30/Mton sampai dengan US$38/Mton (harga FOB ekspor Indonesia
US$25/Mton sampai US$29/Mton), sehingga produsen dalam negeri mengurangi produksi guna meminimalisir kerugian biaya produksi. Kegiatan ini menyebabkan banyak tambang yang seharusnya bisa melakukan penambangan namun tidak berani mengambil resiko merugi yang mengakibatkan produksi menurun.
Di tahun 2007, tren kenaikan harga batubara (rata-rata US$62,96 ) masih dipacu oleh peningkatan permintaan batubara, serta konsistensi kenaikan harga minyak dunia. Permintaan batubara thermal pada tahun 2005 adalah 580 juta ton atau meningkat 5% dibandingkan permintaan batubara thermal tahun sebelumnya sebesar 554 juta ton. Sedangkan kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2007, meningkat sebesar 42% dari US$54,52/barel menjadi US$38,27/barel.
Peningkatan harga batubara pada triwulan pertama tahun 2008 ( US$64,90/Mton ), dikarenakan menurunnya pasokan batubara akibat curah hujan yang deras di kawasan Kalimantan Tengah, Indonesia. Hujan terus menerus menyebabkan banjir pada daerah aliran sungai Barito dan menghambat laju transportasi batubara sehingga puluhan ribu batubara untuk ekspor tidak terangkut. Mengingat Indonesia bersama dengan Australia dan Cina adalah pemasok kebutuhan batubara dunia untuk ekspor sebesar 56% dari total kebutuhan batubara dunia, hal ini berdampak pada kenaikan harga batubara dunia.
Kecendrungan peningkatan harga batubara terus bertahan sepanjang tahun 2008 dipicu pertumbuhan ekonomi Cina yang membutuhkan batubara sebagai bahan baku utama pembangkit listrik (PLTU). Tingginya harga gas bumi turut menjadi pendorong peningkatan penggunaan batubara.
Tren harga batubara dunia yang terus meningkat pada tahun 2009 masih dipicu oleh pesatnya penggunaan batubara sebagai sumber energi alternatif yang ditandai dengan permintaan yang cukup tinggi dari negara- negara utama importir batubara, terutama Cina, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara pasokan dan konsumsi batubara dunia.
Selain Cina yang meningkatkan jumlah impor batubaranya Selain Cina yang meningkatkan jumlah impor batubaranya
Pada tahun 2010, rata-rata harga batubara mencapai US$70,12/Mton jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$64,90/Mton. Peningkatan harga batubara sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia yang mencapai harga tertinggi pada Oktober- Desember sebesar US$83,47/barel dikarenakan turunnya pasokan dan cadangan minyak Amerika Serikat, pengurangan kuota OPEC, ketegangan Iran dan kekhawatiran pasar terhadap kondisi politik Nigeria. Kenaikan harga minyak dunia secara tidak langsung berdampak pada naiknya harga batubara. Tingginya harga minyak bumi mendorong negara-negara terutama negara industri Asia mencari bahan bakar alternatif sehingga mendorong peningkatan permintaan batubara yang pada akhirnya turut memicu kenaikan harga batubara dunia.
Pada triwulan pertama tahun 2011, rata-rata harga batubara mencapai US$115,7/Mton , jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (US$70,12/Mton). Kenaikan harga tersebut didorong oleh tingginya harga minyak dan beberapa peristiwa yang terjadi di negara- negara produsen, antara lain:
1. Pada bulan Januari 2008, pemerintah Cina melakukan larangan sementara terhadap ekspor batubara thermal guna menyediakan pasokan batubara untuk pasar domestik. Hal ini telah meningkatkan ketegangan di pasar batubara dan terjadi pada saat bersamaan dengan badai salju yang melanda Cina bagian tengah dan selatan yang menyebabkan kerusakan dan kekacauan transportasi sehingga menganggu distribusi batubara;
2. Kelangkaan sumber energi di Afrika Selatan yang menyebabkan Anglo American Plc menutup tambangnya;
3. Bencana banjir di Queensland, Australia pada bulan Januari dan Februari yang mengakibatkan penundaan pengiriman batubara ke sejumlah perusahaan besar.
Harga batubara meningkat pada triwulan kedua dengan nilai mencapai US$118,7/Mton. Tingginya harga batubara disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Permintaan yang tetap tinggi dari Cina, meskipun merupakan produsen batubara terbesar namun sebagian besar cadangannya terkonsentrasi di daerah yang infrastrukturnya buruk;
2. Mulai terbatasnya produksi batubara di Australia meskipun didukung infrastruktur yang memadai;
3. Terhambatnya pasokan batubara dari Afrika Selatan karena keterbatasan fasilitas pelabuhan.
Harga batubara kembali naik pada triwulan ketiga tahun 2012 yang mencapai US$158,8/Mton. Besarnya permintaan batubara dari Cina guna memenuhi kebutuhan industri baja dan pembangkit listrik yang cupuk besar di negara tersebut, masih menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan harga batubara dunia. Kemudian, pelemahan permintaan batubara pada akhir tahun 2008, terutama Jepang sebagai importir terbesar dunia, mendorong harga batubara turun pada tingkat US$84,27/Mton.
Pada periode Januari sampai dengan Maret 2013, harga batubara turun kembali pada posisi US$70. Jepang sebagai importir batubara terbesar di dunia mengalami penurunan impor batubara thermal setidaknya sebesar 3% dengan tingkat 130 juta ton yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan kapasitas pembangkit listrik energi nuklir. Meningkatnya tingkat penggunaan pembangkit listrik energi nuklir di Jepang akan menyebabkan berkurangnya penggunaan jenis energi lain, termasuk batubara. Hal ini menjadi faktor penting yang menurunkan permintaan batubara dunia secara signifikan.
Pertengahan tahun 2008, harga batubara kembali meningkat pada kisaran US$71.31. Pemulihan ekonomi dunia meningkatkan permintaan terhadap produk energi, termasuk batubara, sehingga mendorong harga naik. Kenaikan batubara ini juga sejalan dengan harga minyak bumi yang Pertengahan tahun 2008, harga batubara kembali meningkat pada kisaran US$71.31. Pemulihan ekonomi dunia meningkatkan permintaan terhadap produk energi, termasuk batubara, sehingga mendorong harga naik. Kenaikan batubara ini juga sejalan dengan harga minyak bumi yang
Harga batubara pada Oktober sampai dengan Desember menguat hingga mencapai US$77,6/Mton . Meningkatnya harga komoditas ini ditengarai sebagai respon dari naiknya permintaan Cina memasuki musim dingin di akhir tahun guna pemenuhan kebutuhan bahan bakar listriknya. Cina merupakan konsumen batubara terbesar dibanding negara-negara pengimpor lainnya dan hampir 80% pembangkit listrik di negara tersebut menggunakan batubara sebagai sumber energi.
Awal tahun 2013, harga batubara meningkat pada level US$95,2/Mton atau naik 22,6% dari periode sebelumnya sebesar US$77,6/Mton. Kenaikan harga batubara tersebut sejalan dengan menguatnya harga minyak dunia yang merupakan barometer pergerakan harga komoditas lainnya termasuk batubara.
Pada pertengahan tahun 2010, harga batubara melemah pada tingkat US$93,6/Mton. Pelemahan tersebut mengikuti tren penurunan harga minyak bumi akibat ketidakpastian ekonomi global. Kemudian pada triwulan akhir tahun 2010, harga batubara meningkat kembali menjadi US$106,5/Mton. Kenaikan tersebut mengikuti tren kenaikan harga minyak bumi akibat permintaan melonjak memasuki musim dingin terutama di Eropa dan Amerika Serikat.
Harga batubara di pasar internasional pada awal tahun 2011 meningkat dari US$106,5/Mton menjadi US$112,4/Mton. Selain karena tren harga yang terus meningkat sejak akhir tahun 2010, gangguan pasokan batubara yang terjadi akibat banjir bandang yang melanda Australia sejak Desember 2010 sebagai negara penghasil batubara terbesar dunia menjadi faktor penyebab utama kenaikan harga batubara pada triwulan pertama.
Pada periode Mei-Juni tahun 2011, terjadi pelemahan harga batubara dunia sebesar 7% menjadi US$104/Mton dari US$112,4/Mton pada triwulan sebelumnya. Penurunan harga batubara dipasar internasional diperkirakan akibat melemahnya permintaan batubara dunia dari Asia, antara lain karena belum pulihnya permintaan dari Jepang pasca tsunami.
Selain Jepang, permintaan batubara dari Korea Selatan juga mengalami penurunan.
Harga batubara bergerak stabil di sekitar US$104/Mton pada periode Juli sampai dengan September 2012. Pergerakan ini dipengaruhi oleh lesunya permintaan batubara dari Eropa terkait krisis hutang yang masih melanda kawasan tersebut. Harga batubara kembali melemah pada akhir tahun menjadi US$111,5/Mton . Penurunan tersebut disebabkan melemahnya permintaan batubara dari Asia, terutama India akibat perlambatan aktivitas industri baja, semen dan Direct Reduced Iron (DRI), serta Eropa akibat pelemahan ekonomi global.
Pada awal tahun, harga batubara masih dalam tren penurunan dari tahun sebelumnya sebesar US$111,5/Mton menjadi US$102,04/Mton. Penurunan harga tersebut disebabkan oleh melemahnya permintaan global dan tingginya pasokan dari negara-negara utama pengekspor batubara.
Pertengahan tahun hingga tahun 2013 berakhir, harga kembali menyentuh level US$90/Mton . Harga turun dikarenakan kelebihan pasokan batubara dunia akibat penurunan permintaan. Kelebihan suplai batubara di pasar itu diawali dari kelebihan cadangan batubara di Cina yang juga sebenarnya hasil ekspor Indonesia. Cina mengurangi konsumsi batubara karena industri pembuatan barang jadi yang diproduksi dengan mesin-mesin elektrik yang dibangkitkan dengan pembakaran batubara tengah lesu. Cina mengerem laju konsumsinya menjadi hanya 7% per tahun hingga tiga tahun kedepan, setelah sebelumnya 9% per tahun. Cina juga mulai menambang sendiri batubara miliknya dengan kapasitas produksi 750 juta ton per tahun.
Selain Cina, Amerika Serikat juga mulai menjadi pemain ekspor batubara. Setelah menemukan gas serpih (shell gas) yang murah, dimana biaya produksinya hanya dua sen dollar per kaki kubik, Amerika Serikat mengganti bahan bakar sejumlah pembangkit listrik dengan gas tersebut. Pemakaian gas itu membuat Amerika Serikat menghemat batubaranya 180 juta ton per tahun. Hal ini mengakibatkan pasokan batubara Amerika Serikat yang sudah terlanjur dieksploitasi menjadi tidak terpakai. Oleh Selain Cina, Amerika Serikat juga mulai menjadi pemain ekspor batubara. Setelah menemukan gas serpih (shell gas) yang murah, dimana biaya produksinya hanya dua sen dollar per kaki kubik, Amerika Serikat mengganti bahan bakar sejumlah pembangkit listrik dengan gas tersebut. Pemakaian gas itu membuat Amerika Serikat menghemat batubaranya 180 juta ton per tahun. Hal ini mengakibatkan pasokan batubara Amerika Serikat yang sudah terlanjur dieksploitasi menjadi tidak terpakai. Oleh
Pasokan batubara dunia berlebih karena sejumlah pemain baru masuk ke dalam bisnis ini, termasuk di Indonesia, dimana banyak penambang baru dan pemain lama berlomba dalam menggenjot produksinya dikarenakan tertarik dengan tren kenaikan harga batubara tahun-tahun sebelumnya. Pada akhirnya pasokan batubara melimpah ruah, permintaan turun dan harga pun anjlok.
Penurunan permintaan batubara hampir di semua negara tujuan ekspor sebagai dampak ikutan dari krisis ekonomi ekonomi yang melanda Eropa, kecuali India yang masih tumbuh sebesar 9,5% terkait dengan pemernuhan kebutuhan energi dalam negeri. Kelesuan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat membuat permintaan terhadap industri manufaktur di Cina dan India melemah dan akibatnya pembelian batubara berkurang. Penurunan permintaan batubara terbesar terjadi pada Cina (-38,3%) seiring dengan perlambatan ekonomi yang dialami Cina. Penurunan permintaan batubara juga terjadi ke mitra dagang utama lainnya, seperti Jepang (02,2%), Korea selatan (-7,7%) dan taiwan (-12,6%).
1. A NALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
INTERNAL WEAKNES
STRENGHT
KEBUTUHAN ENERGI
ONGKOS PRODUKSI
DUNIA YANG TINGGI.
YANG CUKUP TINGGI DALAM KEGIATAN PERTAMBANGAN.
EKSTERNAL
OPPORTUNITY W-O
S-O
JUMLAH CADANGAN
NEGARA HARUS BISA BATUBARA YANG
MENGUSAHAKAN
MENGATUR HARGA MASIH MELIMPAH
ENERGI TERBARUKAN
MENGGUNAKAN
BATUBARA SENDIRI
BATUBARA.
TANPA HARUS MENGIKUTI EROPA.
THREAT W-T
S-T
PERUBAHAN
MEMBUAT REGULASI
MENGATUR
ORGANISASI NEGARA PEMERINTAH
PRODUKSI DAN
EKSPOR BATUBARA
PRODUSEN
SESUAI UU NO. 4
BATUBARA.
2009, PASAL 5. MELARANG EKSPOR BATUBARA KALORI RENDAH
2. M ATRIKS SPACE
Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), digunakan untuk evaluasi posisi strategi. Analisa ini merupakan pendekatan yang digunakan untuk menentukan posisi strategi perusahaan dan individu bisnisnya. Ini merupakan pengembangan dari metode portofolio dua dimensi, seperti halnya portofolio produk BCG (Boston Consuling Group) atau metode Mc. Kinsey’s Attractiveness Industry / Company Strength Matrix.
Pendekatan analisa SPACE berusaha untuk mengatasi keterbatasan metode metode lainnya, dengan menambahkan dua dimensi lagi pada matriks. Setiap dimensi dilihat sebagai gabungan dari beberapa faktor yang dievaluasi secara terpisah. Dengan memasukkan sejumlah faktor, manajer dapat melakukan evaluasi alternatif strategi tertentu dari beberapa perspektif, dalam posisi yang lebih baik untuk menentukan strategi yang dipilih.
Analisa SPACE terdiri dari empat input variabel / dimensi yang digunakan, yaitu :
Kekuatan Finansial (KF)
Mencakup ukuran-ukuran yang menunjukan kekuatan finansial yang dimiliki perusahaan, seperti : profitabilitas, likuiditas, aliran uang kas, skala ekonomi.
Kekuatan Industri (KI)
Mencakup ukuran-ukuran yang menunjukan kekuatan industri / bisnis perusahaan, seperti : potensial pertumbuhan, kemampuan teknologi, produktivitas, intensitas kapital.
Keunggulan Bersaing (KB)
Mencakup ukuran-ukuran yang menggambarkan keunggulan bersaing yang dimiliki perusahaan, seperti : kualitas produk, loyalitas pelanggan, pangsa pasar, utilitas kapital.
Kestabilan Lingkungan (KL)
Mencakup ukuran-ukuran yang mencerminkan kestabilan lingkungan perusahaan, meliputi : perubahan teknologi, tingkat inflasi, hambatan masuk pasar.
Kekuatan finansial dan keunggulan bersaing merupakan dua faktor yang menentukan dalam posisi strategi perusahaan, sedangkan kekuatan industri dan kestabilan lingkungan menunjukkan karakteristik posisi strategi industri secara menyeluruh. Pada diagram SPACE faktor- faktor diukur dengan skala -6 sampai +6.
Ketika vektor arah perusahaan berlokasi di kuadran agresif (kuadran kanan atas) dari Matriks SPACE, organisasi berada pada posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya guna (1) memanfaatkan peluang eksternal, (2) mengatasi kelemahan internal, dan (3) menghindari ancaman eksternal. Dengan demikian, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa layak digunakan, tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi perusahaan.
Vektor arah dapat muncul di kuadran konservatif (kuadran kiri atas) dari Matriks SPACE, yang mengimplikasikan untuk tetap berada dekat dengan kompetensi dasar perusahaan dan tidak mengambil risiko yang berlebihan. Strategi konservatif sering kali memasukkan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi konsentrik.
Vektor arah mungkin berlokasi di kiri bawah atau kuadran defensif dari Matriks SPACE, yang menyarankan bahwa perusahaan seharusnya berfokus pada memperbaiki kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi defensif mencakup retrenchment, divestasi, likuidasi, dan diversifikasi konsentrik.
Vektor arah dapat berlokasi di kanan bawah atau kuadran kompetitif dari Matriks SPACE, mengindikasikan strategi kompetitif.
Strategi kompetitif mencakup integrasi ke belakang, ke depan, dan horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar; pengembangan produk; dan joint venture.
DIMENSI INTERNAL DIMENSI EKSTERNAL
Kekuatan Finansial (KF)
RATING
Kekuatan Industri (KI)
RATING
Profitabilitas 2 Potensial Pertumbuhan
-3
Likuiditas 1 Kemampuan Teknologi
-5
Aliran uang kas 2 Produktivitas
-4
Skala ekonomi 1 Kekuatan Modal
-3 RATA-RATA
1,5
RATA-RATA -3,75
Keunggulan Bersaing (KB)
RATING Kestabilan Lingkungan (KL) RATING
Kualitas Produk 5 Perubahan Teknologi
-3
Loyalitas Pelanggan 1 Tingkat Inflasi
-3
Pangsa Pasar 2 Hambatan Masuk Pasar
-1
Utilitas Kapital 4 Intensitas Persaingan
-1 RATA-RATA
3 RATA-RATA -2
Dari Matriks diatas dapat diperoleh : Sumbu X : Rata-Rata KB + Rata-Rata KI
: 3 +( -3,75) : -0,75
Sumbu Y : Rata-Rata KF + Rata-Rata KL : 1,5 +( -2)
: -0,5
3. M ATRIKS BCG
Masing-masing kotak dalam Matriks pertumbuhan pangsa pasar menunjukkan tipe bisnis yang berbeda-beda :
a. Tanda Tanya (???/Question marks); Adalah bisnis perusahaan yang bergerak dalam pasar-pasar yang memiliki pertumbuhan tinggi, tetapi pangsa pasarnya relatif rendah. Perusahaan mencoba masuk ke dalam pasar yang telah dikuasai oleh perusahan lain. Pada tipe ini, perusahaan memerlukan uang tunai yang besar karena perusahaan harus menyesuaikan dengan pasar yang pertumbuhannya sangat tinggi dan karena perusahaan tersebut ingin mengambil alih kepemimpinan pasar. Tipe ini disebut tanda tanya karena perusahaan yang bersangkutan harus berpikir keras apakah dia akan tetap menanamkan sahamnya dalam bisnis itu atau tidak.
b. Bintang (*/Stars); Bisnis bintang merupakan pemimpin pasar dalam sebuah pasar yang pertumbuhannya tinggi.
Perusahaan harus mengaktifkan sejumlah besar uangnya untuk mempertahankan diri dalam kondisi laju pertumbuhan pasar dan mengatasi serangan para pesaingnya.
c. Penghasil Uang Tunai (Rp/Cash Cows); Bila laju pertumbuhan pasar tiap tahun menurun dibawah 10 %, maka bisnis yang tadinya bintang akan berubah menjadi sapi perah jika perusahaan memiliki pangsa pasar relatif besar. Disebut sapi perah, karena menghasilkan uang tunai bagi perusahaan tanpa harus melakukan ekspansi karena laju pertumbuhan pasarnya rendah. Dan karena menguasai pasar, usaha itu menikmati skala ekonomis dan marjin laba yang laba yang lebih tinggi. Pada kondisi ini perusahaan cenderung menggunakan uangnya untuk mendukung bisnis lainnya.
d. Tipe Yang Lemah (xxx/Dogs); Tipe bisnis semacam ini mempunyai pangsa pasar yang lemah dalam pertumbuhan pasar yang rendah. Pada tipe ini umumnya perusahaan mengalami kerugian, meskipun diberi uang tunai yang banyak. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah perusahaan akan mempertahankannya atau ditutup dengan alasan yang kuat.
Dari sisi penawaran, pasokan batubara menurun karena tutupnya beberapa perusahaan tambang batubara Australia dan pengumuman Polandia yang akan mengurangi produksinya. Dengan pasokan batubara yang menurun, sedangkan kondisi permintaannya justru meningkat, mendorong harga batubara naik.
Harga batubara melemah pada tahun 2002 hingga level US$33,20/Mton. Tren kenaikan harga pada dua tahun sebelumnya, mendorong negara eksportir batubara dunia meningkatkan produksinya. Produksi Cina tahun 2002 adalah sebesar 1550,4 juta ton atau meningkat 6% dari tahun sebelumnya 1471,5 juta ton. Australia meningkatkan produksinya dari 340,8 juta ton menjadi 334,6 juta ton. Demikian halnya dengan Indonesia, produksi batubaranya meningkat sebesar 12% menjadi
103,3 juta ton. Hal ini menyebabkan pasokan batubara dunia meningkat sehingga memicu melemahnya harga batubara dunia.
Pada tahun-tahun selanjutnya, harga batubara dunia cendrung meningkat. Hal ini disebabkan kenaikan permintaan batubara, terutama Cina dan India yang menguasai kurang lebih 72% dari kenaikan konsumsi batubara dunia sebagai akibat pertmbuhan ekonomi yang mencapai rata- rata 6,5% di Cina dan 5,7% di India. Disamping itu, peningkatan harga batubara sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia dikarenakan turunnya pasokan dan cadangan minyak Amerika Serikat, pengurangan kuota OPEC, ketegangan Iran dan kekhawatiran pasar terhadap kondisi politik Nigeria. Tingginya harga miyak bumi mendorong negara-negara terutama negara industri Asia mencari bahan bakar alternatif sehingga mendorong peningkatan permintaan batubara yang pada akhirnya turut memicu kenaikan harga batubara dunia.
Tahun 2008, kenaikan harga batubara dunia meningkat tajam dikarenakan dorongan beberapa peristiwa yang terjadi di negara-negara produsen, antara lain:
a. Pada bulan Januari 2008, pemerintah Cina melakukan larangan sementara terhadap ekspor batubara thermal guna menyediakan pasokan batubara untuk pasar domestik. Hal ini telah meningkatkan ketegangan di pasar batubara dan terjadi pada saat bersamaan dengan badai salju yang melanda Cina bagian tengah dan selatan yang menyebabkan kerusakan dan kekacauan transportasi sehingga menganggu distribusi batubara;
b. Kelangkaan sumber energi dan keterbatsan fasilitas pelabuhan di Afrika Selatan yang menyebabkan Anglo American Plc menutup tambangnya;
c. Bencana banjir di Queensland, Australia pada bulan Januari dan Februari yang mengakibatkan penundaan pengiriman batubara ke sejumlah perusahaan besar.
Pada periode Januari sampai dengan Maret 2009, harga batubara turun kembali pada posisi US$70. Jepang sebagai importir batubara terbesar di dunia mengalami penurunan impor batubara thermal setidaknya sebesar 3% dengan tingkat 130 juta ton yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan kapasitas pembangkit listrik energi nuklir. Meningkatnya tingkat penggunaan pembangkit listrik energi nuklir di Jepang akan menyebabkan berkurangnya penggunaan jenis energi lain, termasuk batubara. Hal ini menjadi faktor penting yang menurunkan permintaan batubara dunia secara signifikan.
Harga batubara dunia kemudian meningkat kembali pada tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2011 karena dipengaruhi harga minyak dunia sebagai barometer penggerak harga komoditas lainnya termasuk batubara. Selain itu, gangguan pasokan yang terjadi akibat banjir bandang melanda Australia sejak Desember 2010 serta belum pulihnya permintaan batubara dari Jepang pasca tsunami.
Tahun 2012, harga kembali turun dikarenakan kelebihan pasokan batubara dunia akibat menurunnya permintaan. Kelebihan suplai batubara di pasar itu diawali dari kelebihan cadangan batubara di Cina yang juga sebenarnya hasil ekspor Indonesia. Cina mengurangi konsumsi batubara karena industri pembuatan barang jadi yang diproduksi dengan mesin-mesin elektrik yang dibangkitkan dengan pembakaran batubara tengah lesu. Cina mengerem laju konsumsinya menjadi hanya 7% per tahun hingga tiga tahun kedepan, setelah sebelumnya 9% per tahun. Cina juga mulai menambang sendiri batubara miliknya dengan kapasitas produksi 750 juta ton pertahun.
Selain Cina, Amerika Serikat juga mulai menjadi pemain ekspor batubara. Setelah menemukan gas serpih (shell gas) yang murah, dimana biaya produksinya hanya dua sen dollar per kaki kubik, Amerika Serikat mengganti bahan bakar sejumlah pembangkit listrik dengan gas tersebut. Pemakaian gas itu membuat Amerika Serikat menghemat batubaranya 180 juta ton per tahun. Hal ini mengakibatkan pasokan batubara Amerika Serikat yang sudah terlanjur dieksploitasi menjadi tidak terpakai. Oleh Selain Cina, Amerika Serikat juga mulai menjadi pemain ekspor batubara. Setelah menemukan gas serpih (shell gas) yang murah, dimana biaya produksinya hanya dua sen dollar per kaki kubik, Amerika Serikat mengganti bahan bakar sejumlah pembangkit listrik dengan gas tersebut. Pemakaian gas itu membuat Amerika Serikat menghemat batubaranya 180 juta ton per tahun. Hal ini mengakibatkan pasokan batubara Amerika Serikat yang sudah terlanjur dieksploitasi menjadi tidak terpakai. Oleh
Pasokan batubara dunia berlebih karena sejumlah pemain baru masuk ke dalam bisnis ini, termasuk di Indonesia, dimana banyak penambang baru dan pemain lama berlomba dalam menggenjot produksinya dikarenakan tertarik dengan tren kenaikan harga batubara tahun-tahun sebelumnya. Pada akhirnya pasokan batubara melimpah ruah, permintaan turun dan harga pun anjlok.
Penurunan permintaan batubara hampir di semua negara tujuan ekspor sebagai dampak ikutan dari krisis ekonomi ekonomi yang melanda Eropa, kecuali India yang masih tumbuh sebesar 9,5% terkait dengan pemernuhan kebutuhan energi dalam negeri. Kelesuan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat membuat permintaan terhadap industri manufaktur di Cina dan India melemah dan akibatnya pembelian batubara berkurang. Penurunan permintaan batubara terbesar terjadi pada Cina (-38,3%) seiring dengan perlambatan ekonomi yang dialami Cina. Penurunan permintaan batubara juga terjadi ke mitra dagang utama lainnya, seperti Jepang (02,2%), Korea selatan (-7,7%) dan taiwan (-12,6%).
Pergerakan harga batubara dunia sebagaimana dimaksud diatas menjadi pemicu pergerakan harga batubara Indonesia. Meski pemerintah menetapkan kebijakan harga acuan guna melindungi kepentingan dalam negeri, namun tetap menjadikan harga batubara global menjadi salah satu pertimbangannya.
Kuadran pertama yaitu TANDA TANYA , hal ini menunjukkan posisi berada pada pangsa pasar yang rendah, namun bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi (5-10%). Pada kuadran tanda tanya dihadapkan pada dua pilihan, yaitu memperkuat bisnis dengan strategi intensif atau menjualnya. Pilihan yang akan diambil adalah melakukan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk), Keinginan kuat untuk terus memajukan bisnis ini melalui strategi intensif sangat cocok diterapkan.
B AB III R ENCANA O PERASIONAL
A. K UALITAS PRODUK
Pada kegiatan observasi lapangan dilakukan pengambilan sample singkapan (outcrop) batubara untuk uji analisis proksimat yang bertujuan agar dapat diketahui nilai kalor pada batubara tersebut dan dapat juga diketahui nilai-nilai kimia dari analisis proksimat batubara seperti total moisture, kadar abu, volatile matter, fixed carbon dan total sulfur. Sample yang digunakan untuk pengujian analisis proksimat dipilih dari beberapa titik yang dianggap mewakili satu lapisan batubara, selain itu dipilih juga berdasarkan kondisi samplenya. Hasil pengujian analisis proksimat dapat dilihat pada Tabel III.1. dan Lampiran.
Tabel III.1.
Hasil Uji Analisis Proksimat Batubara
CV No
FC TS Batubara
Lapisan Kode
(%) (Cal/g)
(Adb) (Adb)
B. K UANTITAS PRODUK
Perhitungan kuantitas produk batubara ini menggunakan metode daerah pengaruh berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) Amandemen I-13-5014-1998, dengan kriteria sebagai berikut: Perhitungan kuantitas produk batubara ini menggunakan metode daerah pengaruh berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) Amandemen I-13-5014-1998, dengan kriteria sebagai berikut:
b. Densitas batubara yang digunakan merupakan densitas umum batubara sebesar 1,30 ton/m 3 .
c. Lapisan batubara dengan ketebalan minimum 0,3 meter.
d. Kriteria aspek geologi mendasarkan pada kondisi geologi moderat.
e. Interpolasi pemodelan geologi secara menerus (kontinu) dan atau tergantung jarak informasi.
Sumberdaya batubara dengan satuan tonase didapatkan dari hasil perkalian antara luas daerah pengaruh, ketebalan lapisan batubara dan densitas batubara.
Adapun klasifikasi sumberdaya batubara dengan mengacu pada kriteria diatas adalah sebagai berikut :
a. Sumberdaya Batubara Terukur, yaitu sumberdaya batubara yang memiliki jarak daerah pengaruh 0-250 m dari singkapan.
b. Sumberdaya Batubara Tertunjuk, yaitu sumberdaya batubara yang memiliki jarak daerah pengaruh 250-500 m dari singkapan.
c. Sumberdaya Batubara Tereka, yaitu sumberdaya batubara yang memiliki jarak daerah pengaruh 500-1000 m dari singkapan.
Tabel III.2. Hasil Perhitungan Sumberdaya Batubara dengan Menggunakan Metode Daerah Pengaruh SNI ‘98
TONAGE (Ton) Nama Blok Lapisan TERUKUR TERUNJUK TEREKA
LUAS (m2)
VOLUME (m3)
TERUKUR TERUNJUK TEREKA A 574.545,53 1.867.230,71 4.991.909,33 1.051.418,32 3.417.032,2 9.135.194,07 1.366.843,82 4.442.141,86 11.875.752,29
TERUKUR TERUNJUK TEREKA
Balikpapan C 98.174,7 392.699,08 1.570.796.33 245.436,93 981.747,71 3.926.990,82 319.068,02 1.276.272,02 5.105.088,06
Kampung B 98.174,77 392.699,08 1.570.796.33 161.988,37 647.953,49 2.591.813,94 210.584,88 842.339,53 3.369.358,12 baru
D 189.599,43 604.347,79 2.053.527,11 331.799 1.057.608,63 3.593.672,44 431.338,7 1.374.891,22 4.671.774,17 Jumlah
Setelah didapatkan daerah pengaruhnya maka selanjutnya dilakukan penggambaran daerah pengaruh masing-masing klasifikasi sumberdaya batubara pada setiap lapisan (Lampiran) sehingga didapatkan jumlah kuantitas produk (Tabel III.2.) dan (Lampiran).
Berdasarkan perhitungan kuantitas produk batubara dengan metode daerah pengaruh (Lampiran), maka dapat disimpulkan jumlah produk batubara di daerah penelitian untuk sumberdaya batubara terukur sebesar 2.327.835,41 ton, sumberdaya batubara tertunjuk sebesar 7.935.644,64 ton dan sumberdaya batubara tereka sebesar 25.021.972,65 ton.
C. R ENCANA TARGET PRODUKSI
Rencana Penambangan disesuaikan dengan kapasitas produksi, dimana pola penambangannya mengikuti arah Penyebaran dengan dihitung, maka langkah selanjutnya adalah membagi sumberdaya tereka diperkirakan sekitar
25.021.972,65 Ton. Revisi dilakukan untuk penyesuaian budget sehingga diputuskan target stripping ratio adalah 3 Bcm : 1 Ton. Arah penambangan berdasarkan arah penyebaran Batubara dan rencana target produksi dalam setahun sebesar 1.000.000,00 ton. Perusahaan ini merencanakan penambangan batubara sebanyak 100.000 ton per bulan dengan pengupasan overburden sebanyak 300.000 Bcm per bulan. (Lampiran).
B AB IV R ENCANA K EUANGAN
A. R ENCANA ANGGARAN BIAYA
Penentuan rencana anggaran biaya dalam perencanaan bisnis ini menjadi sangat penting dalam hal memperkiran biaya yang harus dikeluarkan atau disiapkan untuk mengambil atau menambang potensi batubara yang ada. Dalam penentuan rencana biaya ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya parameter biaya yang menjadi patokan untuk menentukan biaya.
B. R ENCANA BIAYA PERSIAPAN PENAMBANGAN
Persiapan dalam penambangan pada areal penelitian bertujuan agar peneliti dapat mengetahui jumlah modal yang dibutuhkan. Persiapan tersebut terdiri dari :
a. Pengurusan Kontrak
b. Perencanaan Tambang
c. Sarana dan Prasarana
d. Mobilisasi Peralatan Tambang Jumlah Rencana Biaya Persiapan Batubara pada penelitian ini adalah sebesar Rp. 2.157.100.000,00 (lampiran) yang diperoleh dari perhitungan terhadap keseluruhan komponen biaya yang timbul dari kegiatan tersebut.
C. R ENCANA BIAYA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Industri Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang memiliki resiko tinggi terhadap kecelakaan yang tidak saja mengakibatkan cideranya manusia tapi juga sering mengakibatkan kematian. Selain resiko kecelakaan para pekerja tambang juga sangat beresiko terhadap gangguan kesehatan akibat pekerjaannya. Oleh karena itu masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus mendapat perhatian yang khusus dalam suatu Industri Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang memiliki resiko tinggi terhadap kecelakaan yang tidak saja mengakibatkan cideranya manusia tapi juga sering mengakibatkan kematian. Selain resiko kecelakaan para pekerja tambang juga sangat beresiko terhadap gangguan kesehatan akibat pekerjaannya. Oleh karena itu masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus mendapat perhatian yang khusus dalam suatu
Jumlah rencana biaya K3 pada penelitian ini adalah sebesar Rp. 103.720.000,00 (lampiran) yang diperoleh dari perhitungan terhadap keseluruhan komponen biaya yang timbul dari kegiatan K3 tersebut.
D. R ENCANA ORGANISASI & GAJI KARYAWAN
Mengingat tingkat resiko yang dihadapi operasi penambangan Batubara cukup tinggi dan terbatasnya kemampuan perusahaan, maka perencanaan Cadangan manusia yang matang perlu disiapkan agar perenan karyawan dapat dioptimalkan. Dalam operasi penambangan Batubara di areal penelitian akan dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab kepada Direksi dalam hal kegiatan operasional, administrasi, kebijaksanaan dan keselamatan kerja di lapangan. General manager dalam mengoperasikan tambang dibantu oleh beberapa Manager yang mengepalai setiap bagian, yaitu :
a. Bagian Perencanaan
b. Bagian Operasi Produksi
c. Bagian K3 dan Lingkungan
d. Bagian Perawatan dan Pemeliharaan
e. Bagian Administrasi dan Umum Masing-masing bagian akan didukung oleh sejumlah staf untuk mendukung kelancaran pekerjaan. Jumlah karyawan yang rencana dibutuhkan sebanyak 89 orang serta rencana biaya total gaji untuk karyawan selama satu bulan sebesar Rp 1.019.761.047,00. (Lampiran)
E. R ENCANA BIAYA JENIS & PERALATAN TAMBANG
Untuk mendapatkan efesiensi kerja yang baik dengan kondisi overburden Batubara yang ada, maka perlu pemilihan alat (jenis, jumlah dan kapasitas dan jam kerja) agar diperoleh kerja yang seoptimal mungkin. Dalam pemilihan ini produksi Batubara pertahun, banyaknya hari kerja pertahun, kondisi Batubara, kondisi daerah, keadaan topografi, jarak angkut batubara juga sangat menentukan target produksi Batubara yang Untuk mendapatkan efesiensi kerja yang baik dengan kondisi overburden Batubara yang ada, maka perlu pemilihan alat (jenis, jumlah dan kapasitas dan jam kerja) agar diperoleh kerja yang seoptimal mungkin. Dalam pemilihan ini produksi Batubara pertahun, banyaknya hari kerja pertahun, kondisi Batubara, kondisi daerah, keadaan topografi, jarak angkut batubara juga sangat menentukan target produksi Batubara yang
Total biaya yang rencana akan dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan jenis dan peralatan dalam kegiatan penambangan adalah sebesar Rp 5.380.049.273,00 perbulan dan sudah termasuk dengan biaya pemakaian solar. (Lampiran)
F. R ENCANA BIAYA SARANA & PRASARANA
Kebutuhan sarana dan prasaran dalam kegiatan pertambangan sangat menunjang akan produktifitas karyawan dalam bekerja secara efesien dan efektif. Sehingga dalam rencana kegiatan penambangan pada areal penelitian ini memperhitungkan kebutuhan sarana dan prasarana karyawan yang dimana sara dan prasarana tersebut terbagi menjadi lima, yaitu :
a. Perlengkapan Kantor
b. Perlengkapan Mess
c. Perlengkapan Engineering/Survey
d. Fasilitas Tambang
e. APD & Safety Shoes Total rencana biaya untuk kebutuhan sarana dan prasana tersebut diakumulasikan sebesar Rp 974.160.000,00. (lampiran)
G. F ORECAST PRODUKSI
Forecast produksi adalah suatu kumpulan data yang menuliskan dan menerangkan kegiatan produksi pada waktu yang akan datang,di mana perusahaan harus mampu meramalkan berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan pada waktu mendatang. Peramalan atau forecast sangat di perlukan dalam suatu perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat memperhitungkan berapa persen dari angka penjualan tersebut dapat terjual dengan target yang di inginkan.
Kebutuhan memforecast melihat situasi yang akan datang menjadi sangat penting dan perlu apa adanya perubahan-perubahan keadaan kearah yang lebih baik semakin cepat.
Kebutuhan modal untuk biaya penambangan sebesar 2.500.000.000 US$ yang akan dipinjam dari bank dengan bunga 12 % Flat. Total peminjaman yang telah dikenakan bunga menjadi 2.800.000.000 US$. Rencana dari hasil peminjaman tersebut akan diangsur selama 12 bulan dengan cicilan sebesar 233.333,33 US$ per bulannya setelah produksi. (Lampiran)
H. P ENDAPATAN PENJUALAN
Pendapatan berasal dari hasil penjualan batubara per tahun maupun per bulan sesuai dengan rencana produksi dan harga yang berlaku. Penjualan batubara direncanakan dilakukan di pelabuhan terdekat sesuai dengan PERMEN Perhubungan No. 93 Tahun 2011. Berdasarkan penentuan harga jual dan rencana target produksi maka total pendapatan dari hasil penjualan batubara adalah 8.340.000 US$ per bulan.
I. H ARGA PULANG POKOK
Harga pulang pokok ini didapatkan dari total biaya perbulan yang dibagi dengan jumlah produksi batubara dalam sebulan. Total biaya perbulan didapatkan dari pada biaya overhead produksi, biaya pemindahan tanah penutup dan biaya produksi batubara. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan harga pulang pokok sebesar 6,18 US$ per ton. Dan jika ditambah dengan biaya pengangkutan sebesar 35% dari harga pulang pokok akan menjadi 8,34 US$ per ton. (Lampiran)
J.
K ELAYAKAN EKONOMI
Untuk menghitung kelayakan ekonomi digunakan metode analisis Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV) dengan tingkat bunga minimum i* = 18%. Tingkat pengembalian modal (Discounted Cashflow Rate of Return = ROR). Masa pelunasan (Payback Period = PBP). Aliran uang tunai selama tiga tahun dapat anda lihat pada Lampiran O. Dari hasil Untuk menghitung kelayakan ekonomi digunakan metode analisis Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV) dengan tingkat bunga minimum i* = 18%. Tingkat pengembalian modal (Discounted Cashflow Rate of Return = ROR). Masa pelunasan (Payback Period = PBP). Aliran uang tunai selama tiga tahun dapat anda lihat pada Lampiran O. Dari hasil
24 hari. (Lampiran)
B AB V D AMPAK K EGIATAN P ERTAMBANGAN
Berdasarkan data dari dokumen studi kelayakan dan berbagai sumber untuk mengkaji berbagai dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan aktifitas perusahaan pertambangan, diperoleh hasil analisis berbagai dampak dibidang ekonomi, sosial, dan lingkungan akibat kegiatan pertambangan di daerah penelitian.
A. D AMPAK EKONOMI MASYARAKAT
Berdasarkan hasil kajian ditemukan bahwa kehadiran perusahaan batubara di wilayah penelitian membawa dampak positif di bidang ekonomi diantaranya dapat meningkatkan pendapatan per bulan masyarakat sekitar pertambangan.
Peningkatan pendapatan ini disebabkan oleh adanya penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional. meliputi tenaga managerial, teknis tambang, teknis operasional dan tenaga kerja pendukung.
Operasional penambangan batubara, yang akan dilakukan di daerah penelitian membutuhkan tenaga kerja sebesar 89 orang. Ini berarti akan memberikan kesempatan kerja kepada penduduk lokal. Diketahui jumlah penduduk usia 16 -55 tahun di sekitar lokasi perusahaan sebanyak 5.435 jiwa dan jumlah pengangguran sebanyak 871 jiwa, maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), sebesar :
Karena kebutuhan tenaga kerja sebanyak 89 orang dengan asumsi bahwa 80 % atau sebanyak 71 orang tenaga kerja berasal dari tenaga kerja Karena kebutuhan tenaga kerja sebanyak 89 orang dengan asumsi bahwa 80 % atau sebanyak 71 orang tenaga kerja berasal dari tenaga kerja
Dengan demikian Kesempatan Kerja (KK) = 16,02 % -1,47 % =
Perekrutan masyarakat lokal untuk bekerja di pertambangan batubara diharapkan akan meningkatkan pendapatan mereka yang pada akhimya akan berpengaruh pada tingkat pendapatan perkapita keluarga pekerja tambang. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan terhadap pendapatan masyarakat setelah ada aktivitas pertambangan batubara menunjukkan adanya peningkatan secara umum dari pendapatan sekitar ± Rp 1.000.000,- meningkat menjadi sekitar ± Rp 2.000.000,- Dengan jumlah anggota keluarga rata 3 orang per kepala keluarga (KK), maka tingkat pendapatan perkapita (PPK) masyarakat di sekitar tambang batubara sebesar:
3 = Rp. 666.666,00
Selain faktor adanya penyerapan tenaga kerja lokal yang bekerja di perusahaan, peningkatan penghasilan per bulan yang diterima oleh masyarakat disebabkan pula oleh adanya peluang usaha bagi masyarakat yang berada disekitar aktifitas pertambangan. Warung sembako, rumah sewaan, dan warung makan adalah 3 peluang usaha yang paling dominan yang dilakukan oleh masyarakat.
B. D AMPAK LINGKUNGAN
Kegiatan pertambangan di wilayah penelitian membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan batubara diantaranya adalah menurunnya kualitas air seperti mulai mengeruhnya air Sungai Mahakam, polusi udara yang diakibatkan debu hasil kegiatan penambangan dan kebisingan dari kegiatan tersebut. Ketiga dampak negatif ini langsung dirasakan oleh masyarakat akibat dari aktifitas pertambangan.
Sebagaimana hasil penelitian hasil penelitian Zuikiflimansyah (2007) yang menyatakan bahwa pertambangan batu bara membawa dampak negatif terhadap pencemaran air, erosi dan sedimentasi tanah, Selanjutnya Suhada ef al. (1995) menyatakan bahwa pertambangan batubara membawa dampak negatif terhadap lingkungan karena merubah topografi.dan bentang alam serta meninggalkan lubang-lubang besar bekas galian tambang.
1. P ENCEMARAN AIR
Keruhnya air sungai Mahakam disebabkan oleh kegiatan pertambangan batubara di sekitarya yang dilakukan secara terbuka. Kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan tambang serta aktivitas lainnya seperti pembangunan jaringan jalan tambang, sarana dan prasarana penunjang lainnya mempercepat aliran permukaan (run-off) yang membawa material-material atau bahan-bahan pencemar masuk ke dalam badan air di Sungai Mahakam pada saat terjadi hujan lebat.
2. P ENCEMARAN UDARA
Dampak aktifitas pertambangan juga menurunkan kualitas udara ambien. Penurunan kualitas udara ambien ini, disebabkan oleh pembongkaran batubara dan mobilitas pengangkutan batubara dan peratalan dari dalam ke luar lokasi penambangan. Dampak aktivitas penambangan batubara terhadap penurunan kualitas udara dihitung Dampak aktifitas pertambangan juga menurunkan kualitas udara ambien. Penurunan kualitas udara ambien ini, disebabkan oleh pembongkaran batubara dan mobilitas pengangkutan batubara dan peratalan dari dalam ke luar lokasi penambangan. Dampak aktivitas penambangan batubara terhadap penurunan kualitas udara dihitung