D1 Pajak Contoh Kasus dan Analisis Keten

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA
STAN

KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN
ANALISI KASUS
Pembimbing:
Trihadi
Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Akira Ahmad Dani
Erlanda Anggriawan
Christofel Josua Nainggolan

Nur Rina Martyas Ningrum
Wahyu Roihan
Yoshua Clinton Haamonangan Pandiangan

(2103160010)
(2103160196)
(2103160319)
(2013160158)
(2103160069)
(2103160392))

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2016/2017

KASUS:
PT. STAN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pakaian jadi.
Perusahaan ini didirikan tanggal 5 April tahun 2008. Tempat kedudukan kantor pusat STAN
adalah Jalan Kemanggisan Raya No. 1 Jakarta Barat (wilayanh kerja KPP Jakarta Palmerah)
dan mempunyai beberapa cabang di Tanggerang, Depok, dan Bogor.


ANALISI KASUS:
1. Kewajiban perpajakan apa saja yang harus dilakukan oleh PT STAN di pusat dan di
cabang?
 Kewajiban yang melekat tiap bulan :
1) Melapor dan atau membayar PPh pasal 25 atau disebut angsuran pph pasal 25.
Bagi WP badan baru yang belum beroperasi komersial atau beroperasi
komersial kurang dari 1 tahun maka penghitungan pajaknya menggunakan
tarif umum.
2) Melapor dan atau membayar PPh pasal 21 (SPT Masa pph pasal 21)
Bahasa mudahnya PPh pasal 21 adalah pemotongan dan pelaporan atas
gaji/penghasilan karyawan yang bekerja pada perusahaan kita.
3) Melapor dan atau membayar PPN (SPT masa PPN) Khusus yang sudah
terdaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Cara menghitung PPN yang harus dibayar tiap bulan adalah = Pajak keluaran
dikuragi pajak Masukan.
 Kewajiban yang melekat setahun sekali :
Setelah tutup buku akhir tahun (akhir desember) maka perusahaan wajib
membuat spt tahunan badan. Jika ada kekurangan bayar wajib di bayarkan
sebelum spt tahunan disampaikan., paling lambar lapor spt tahunan tanggal 30
April. Sanksi jika terlambat lapor dikenakan denda 1 juta ( UU KUP 16 TAHUN

2009 pasal 3 dan 7). Untuk membuat SPT Tahunan badan syaratnya harus
membuat minimal laporan keuangan ( laporan rugi laba dan neraca).
 Kewajiban yang melekat ketika ada kegiatan
Kewajiban-kewajiban dibawah ini melekat jika pada bulan yang bersangkutan
ada kegiatan, maka pada bulan depannya perlu dibayarkan pajaknya dan
dilaporkan SPT nya. Jika tidak ada kegiatan maka tidak perlu bayar atau lapor.
1. PPh pasal 4 ayat 2
PPh pasal 4 ayat 2 bersifat final artinya penghasilan yang sudah dipotong
pajak dengan tarif tertentu dan tidak perlu lagi diperhitungkan dalam
penghitungan pph terutang yang harus dibayar dalam SPT.
- Penghasilan atas transaksi penjualan tanah atau bangunan (tarif 5%) (PP
NOMOR 71 TAHUN 2008 )
- Penghasilan atas transaksi persewaan tanah atau bangunan (tarif 10%)
(KMK NOMOR 120/KMK.03/2002)
- Penghasilan atas hadiah undian (tarif 25% ) (PER Dirjen Pajak No11/PJ/2015)

- Penghasilan atas jasa konstruksi (PP NOMOR 40 TAHUN 2009)
2. PPh Pasal 23
PPh pasal 23 bersifat tidak final, artinya penghasilan harus diperhitungkan
dalam penghitungan pph terutang yang harus dibayar dalam SPT.

- Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali
sewa tanah dan atau bangunan (tarif 2 %) (UU PPh pasal 23 ayat 2)
- Dividen,bunga,royalti (15%) UU PPh pasal 23 ayat 1)
2. Apakah dimungkikan untuk melakukan sentralisasi PPN dan PPh Pasal 21/26?
Tidak mungkin.
- PPN dapat terutang di kantor cabang bila terdapat penyerahan Barang atau Jasa Kena
Pajak dan perusahaan tidak melakukan sentralisasi (pemusatan) tempat terutangnya
PPN. Khusus untuk Pengusaha yang melakukan usaha dibidang Penjualan Tanah dan/
atau bangunan, berlaku pemungutan, pembayaran dan pelaporan PPN-nya di lokasi
usaha (cabang)/tidak berlaku sentralisasi (pemusatan) PPN. (Perdirjen Pajak
Nomor PER-25/PJ.2013 tanggal 3 Juli 2013).
- Dalam pengertian Pemotongan PPh Pasal 21 dan atau Pasal 26 antara lain adalah
pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat
maupun cabang, bentuk usaha tetap, perwakilan atau unit, yang membayar gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan. Pemotongan Pajak tersebut juga dilakukan
oleh kantor cabang, perwakilan atau unit tempat pembayaran imbalan jasa
ketenagakerjaan dimaksud dilakukan yang pada umumnya menunjuk pada tempat
pelaksanaan pekerjaan, jasa dan kegiatan. Dengan demikian nampak bahwa pada
prinsipnya Undang-undang Pajak Penghasilan tidak mengatur mekanis pemusatan

(sentralisasi) pemotongan, penyetoran dan pelaporan (Surat Edaran Direktur Jenderal
Pajak Nomor SE - 23/PJ.43/2000)
3. April 2009, perushaan merencanakan membuka pabrik baru di Bekasi. Bagaimana
kewajiban perpajakan di Bekasi tersebut?
Perusahan tersebut harus melaporkan usahanta untuk dikukuhkan sebagai PKP di
wilayah tempat pabrik tersebut di Bekasi. Ada dua cara melporkan usaha yaitu eRegistration dan non e-Registration. Pelaporan secara e-Registration adalah sebagai
berikut:
1. Wajib Pajak sebagai Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 wajib
melaporkan usahanya dan mengajukan permohonan untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak dengan menggunakan Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak
2. Permohonan pengukuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
elektronik dengan mengisi Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak pada
Aplikasi e-Registration yang tersedia pada laman Direktorat Jenderal Pajak di
www.pajak.go.id

3. Permohonan pengukuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah
disampaikan oleh Wajib Pajak melalui Aplikasi e-Registration dianggap telah
ditandatangani secara elektronik atau digital dan mempunyai kekuatan hukum.
4. Wajib Pajak yang telah menyampaikan Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

melalui Aplikasi e-Registration sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
5. Pengiriman dokumen yang disyaratkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
dilakukan dengan cara mengunggah (upload) salinan digital (softcopy) dokumen
melalui Aplikasi e-Registration atau mengirimkannya dengan menggunakan Surat
Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani.
6. Apabila dokumen yang disyaratkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum
diterima KPP dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah penyampaian
permohonan pengukuhan secara elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
permohonan tersebut dianggap tidak diajukan
7. Apabila dokumen yang disyaratkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah
diterima secara lengkap, KPP menerbitkan Bukti Penerimaan Surat secara elektronik.
Cara melaporkan usaha untukmendapatkan PKP tidak secara e-Regitration:
1. Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat mengajukan permohonan pengukuhan secara
elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2), permohonan pengukuhan
dapat dilakukan dengan menyampaikan permohonan secara tertulis.
2. Permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengisi dan menandatangani Formulir Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
3. Permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan ke

KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan
atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak.
4. Penyampaian permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan:
- secara langsung;
- melalui pos; atau
- melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir.
5. Terhadap penyampaian permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), KPP atau KP2KP memberikan Bukti Penerimaan Surat apabila permohonan
dinyatakan telah diterima secara lengkap
6. Terhadap penyampaian permohonan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) yang diterima secara tidak lengkap berlaku ketentuan:
- dalam hal permohonan disampaikan secara langsung, permohonan dikembalikan
kepada Wajib Pajak; atau
- dalam hal permohonan disampaikan melalui pos atau melalui perusahaan jasa
ekspedisi atau jasa kurir, KPP menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
mengenai ketidaklengkapan tersebut

4. Mei 2009, pindah kantor pusat ke Jalan Pasar Minggu Raya, Jakarta Selatan (wilayah
kerja KPP Jakarta Pasar Minggu). Persyaratan apa yang harus dipenuhi dan bagaimana

prosedur pemindahan tersebut?
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi PT. STAN dn prosedurnya adalah sebagai
berikut :
Tahap 1
- Isi Formulir Pindah Alamat (sesuai format DJP). Formulir ini kemudian diajukan
kepada KPP lama (tempat perusahaan dikukuhkan menjadi PKP) setelah
ditandatangani oleh direktur perusahaan.
- Wajib Pajak Badan (WPB) harus mengajukan permohonan untuk mendapatkan SKD
(Surat Keterangan Domisili) dari Kelurahan di lokasi baru. Fotokopi SKD harus
diberikan kepada KPP baru sebagai bukti bahwa Wajib Pajak Badan (WPB) telah
berdomisili di lokasi yang bersangkutan.
- Siapkan NPWP lama, SKT (Surat Keterangan Terdaftar) dan PKP (Pengusaha Kena
Pajak) yang asli untuk dikembalikan kepada KPP lama. Apabila direktur perusahaan
tidak dapat mendatangi KPP, maka direktur harap mengirimkan perwakilan disertai
dengan semua fotokopi dokumen yang disebutkan sebelumnya, surat kuasa
(bertanda-tangan direktur) dan fotokopi KTP perwakilan yang ditunjuk oleh direktur
perusahaan yang bersangkutan.
- Direktur perusahaan / Wajib Pajak Badan (WPB) yang bersangkutan harus
menyiapkan fotokopi KTP (atau KITAS atau paspor bila bukan warga negara
Indonesia) selama proses berlangsung, karena termasuk dokumen yang dibutuhkan.

Apabila tidak bisa hadir di KPP, direktur dapat mengirimkan perwakilan - disertai
dengan semua fotokopi dokumen yang disebutkan sebelumnya, surat kuasa
(bertanda-tangan direktur) dan fotokopi KTP perwakilan yang ditunjuk oleh direktur
perusahaan yang bersangkutan. Akta perusahaan juga harus disiapkan apabila
terdapat perubahan, misalnya nama perusahaan - serta fotokopi berupa bukti
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM. SKD (Surat Keterangan Domisili)
terbaru - baik yang asli maupun fotokopi - juga harus diperlihatkan.
Tahap 2
- Wajib Pajak Badan (Direktur / Perwakilan) harus memberikan seluruh dokumen dan
NPWP ke kantor KPP lama (KPP tempat Wajib Pajak Badan dikukuhkan) dalam
rangka pindah lokasi / domisili karena berniat ingin keluar dari KPP lama. KPP baru
harus menerbitkan NPWP yang lalu ditembuskan lewat KPP lama, paling lama 1
(satu) hari kerja sejak diterimanya Surat Pindah dari KPP lama. Di KPP Baru, Wajib
Pajak Badan (WPB) mengisi formulir pendaftaran NPWP yang harus ditandatangani
direktur perusahaan yang bersangkutan
Tahap 3
- JIka WP Badan berpindah alamat dan alamat tersebut berada di luar wilayah KPP
tempat dikukuhkan perusahaan (KPP lama), maka setelah 1 (satu) hari kerja, WP
Badan dapat ke kantor KPP lama terlebih dahulu untuk mengambil Surat Pindah
Keluar (diberikan oleh KPP), NPWP dengan alamat baru, SKT (Surat Keterangan

Terdaftar), dan Surat PKP.

-

-

Kemudian, WP Badan harus memberikan kembali seluruh dokumen tersebut ke KPP
baru. Di KPP Baru, Wajib Pajak Badan mengisi formulir pendaftaran NPWP yang
harus ditandatangani direktur perusahaan.
Jika WP Badan berpindah alamat namun tetap berada didalam satu wilayah KPP
yang sama, maka WP Badan hanya cukup pergi ke KPP Lama dan dapat
mengambil kembali Surat Perubahaan Alamat, NPWP Baru, SKT, dan Surat PKP
saja.

5. Jika perusahaan berencana menutup usaha, dapat NPWP-nya dihapuskan dan
bagiamanakah persyaratannya?
Wajib Pajak mengisi persyaratan, menandatangani dan menyampaikan formulir
pemutakhiran data (bentuk formulir KP.PDIP.4.1-00) ke KPP disertai lampiran berupa:
 Fotokopi Akte Pembubaran dan Neraca Likuidasi bagi WP Badan yang telah
dibubarkan;

 Fotokopi pencabutan Surat Persetujuan BKPM atau instansi terkait;
 Fotokopi Exit Permit Only (EPO) bagi WP Orang Pribadi;
 Surat pernyataan berakhirnya kegiatan usaha;
 Surat keterangan meninggal dari pihak yang berwenang bagi WP Orang Pribadi;
 Bukti pelunasan utang pajak (jika masih punya utang pajak);
 Asli Surat Kuasa (bila diwakili kuasanya);
 Fotokopi KTP/identitas lain dari pemegang kuasa.

SUMBER :
- http://pajakitumudah.com/2015/05/kewajiban-perpajakan-bagi-wajib-pajak-

badan.html
http://ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15280

https://rizaalmanfaluthi.com/2008/01/14/prosedur-tata-cara-penghapusan-npwp-danatau-pencabutan-pengukuhan-pkp/
http://dokterpajak.com/pengukuhan-pengusaha-kena-pajak

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65