Sumber Hukum Tata Negara Indonesia (1)

TUGAS HUKUM KONSTITUSI

Oleh :
Jihan Nadhifah Syafira Tanjung
02011281621151
Kelas B

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KAMPUS BUKIT

Sumber Hukum Tata Negara Indonesia
Yang dimaksud sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan
yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan
mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata. 1 Secara umum, sumber hukum tata
negara adalah sumber materiil, sumber formil, konvensi, dan traktat. Sedangkan di Indonesia
memiliki sumber hukum yang akan dijabarkan lebih spesifik dalam uraian berikut ini.
Sumber hukum tata negara indonesia tidaklah berbeda dengan sumber hukum tata negara
secara umumnya. Dalam hukum tata negara di Indonesia juga bersumber pada sumber hukum
materiil, formal, konvensi, traktat, dan yang lainnya. Berikut akan dijelaskan apa saja yang
menjadi sumber hukum tata negara di Indonesia.

Sumber Hukum Tata Negara Indonesia
1. Sumber Materiil dan Formal
Pandangan hidup bangsa Indonesia terangkum dalam perumusan sila-sila Pancasila yang
dijadikan falsafah hidup bernegara berdasarkan UUD 1945. Sebagai pandangan hidup bangsa
dan falsafah bernegara, Pancasila itu merupakan sumber hukum dalam arti materiil yang
tidak saja menjiwai, tetapi bahkan harus dilaksanakan dan tercermin oleh dan dalam setiap
peraturan hukum Indonesia. Oleh karena itu, hukum Indonesia haruslah berdasar pada
Pancasila. Pancasila merupakan alat penguji untuk setiap peraturan hukum yang berlaku,
apakah bertentangan atau tidak dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan
demikian, bahwa setiap peraturan hukum yang bertentangan dengan Pancasila tidak boleh
berlaku.
Dalam bentuk formalnya, nilai-nilai Pancasila itu tercantum dan dalam perumusan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum tertulis yang
tertinggi di Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hanyalah salah
satu bentuk yang tertulis dari norma dasar atau hukum dasar yang bersifat tertinggi itu. Di
samping itu ada pula hukum asar atau konstitusi yang sifatnya tidak tertulis. 2
Sumber hukum formal Hukum Tata Negara Indonesia itu dapat dilihat pertama-tama pada
1

Pengantar Hukum, Pengertian Sumber Hukum Menurut Para Ahli, diakses dari

http://www.pengantarhukum.com/2014/09/pengertian-sumber-hukum.html, pada tanggal
6 November 2017 pada pukul 11.24
2
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta:PT RajaGrafndo
Persada, 2015), hlm 159.

Undang-Undang Dasar 1945. Undang- Undang Dasar 1945 sebagai sumber hukum, selain
merupakan hukum dasar tertulis yang mengatur masalah kenegaraan, juga merupakan
landasan hukum bagi ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam peraturan-peraturan lainnya.
Misalnya, Pasal 19 ayat (2) UUD 1945 menentukan bahwa "Susunan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) diatur dengan undang-undang". Penunjukan diatur dengan undang- undang
dalam ayat ini menyebabkan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi sumber hukum bagi
pembentukan undang-undang yang akan mengatur tentang susunan Dewan Perwakilan
Rakyat itu. Dengan demikian, dari ketentuan UUD 1945 itu mengalir peraturan- peraturan
pelaksanaan yang merupakan sumber hukum formil pula sesuai dengan tingkatan
hierarkisnya bagi peraturan-peraturan di bawahnya masing-masing.3

2. Peraturan Dasar dan Norma Dasar
Hans Nawiasky, salah seorang murid Hans Kelsen, menyebut grund norms dengan istilah
staatsfundamentalmorms yang dibedakannya dari konstitusi. Nilai-nilai yang termasuk

staatsfundamentalnorm menurutnya hanya spirit nilai-nilai yang terkandung di dalam
konstitusi itu, sedangkan norma norma yang tertulis di dalam pasal-pasal undang-undang
dasar termasuk kategori abstract norms.
Lalu

Padmo

Wahyono

dan

Hamid

S.

Attamimi

menyejajarkan

pengertian


staatsfundamentalnorm itu dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, sedangkan
pasal-pasal UUD 1945 didudukkan sebagai abstract norms. Oleh karena itu, dalam hierarki
peraturan perundang-undangan menurut Padmo Wahyono dan Hamid S Attamimi, Pancasila
itu harus ditempatkan di luar dan di atas UUD 1945.
Di samping UUD 1945 sebagai konstitusi tertulis, ada pula konstitusi yang tidak tertulis
yang hidup dalam kesadaran hukum dan praktik penyelenggaraan negara yang diidealkan
sebagai bagian dari pengertian konstitusi dalam arti luas sehingga juga merupakan norma
norma dasar atau grund norms yang mengikat sebagai bagian dari konstitusi.

3

Ibid, hlm 160.

3. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang berisi norma norma hukum
yang mengikat untuk umum, baik yang ditetapkan oleh legislator maupun oleh regulator atau
lembaga- lembaga pelaksana undang-undang yang mendapatkan kewenangan delegasi dari
undang-undang untuk menetapkan peraturan-peraturan tertentu menurut peraturan yang
berlaku.4


a) Undang-undang (UU)
Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan, “Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk undang- undang”.Undang-undang itu selalu berisi segala
sesuatu yang menyangkut kebijakan kenegaraan untuk melaksanakan amanat undang-undang
dasar di bidang-bidang tertentu yang memerlukan persetujuan bersama antara Presiden dan
Dewan Perwakilan Rakyat. Produk undang-undang ini merupakan bentuk hukum peraturan
yang paling tinggi statusnya di bawah undang-undang dasar.

b) Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti UU)
Sumber hukumnya dapat dilihat dalam Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 22 Undang- Undang Dasar
1945. Pasal 5 ayat (2) UUD 1945 menentukan, "Presiden menetapkan peraturan pemerintah
untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya".5
Dalam Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950, Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti
Undang-Undang disebut dengan istilah "undang-undang darurat". Tidak ada perbedaan yang
prinsipil antara Perpu menurut UUD 1945 dan undang-undang darurat menurut Konstitusi
RIS dan UUDS 1950 itu.

4


Ibid, hlm. 163.
Redaksi Indonesia Tera, UUD 1945 dan Perubahannya serta Struktur dan
Ketatanegaraan (Jakarta : Trans Media Pustaka, 2010), hlm. 7.
5

c) Ketetapan MPR/S
Istilah ketetapan dalam Ketetapan MPR/S tersebut sebenarnya tidak terdapat dalam ketentuan
UUD 1945. Menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, istilah ini mungkin diambil oleh
MPRS pada sidang-sidangnya yang pertama dari bunyi pasal pasal Undang-Undang Dasar
1945 yang menyebutkan bahwa MPR berwenang menetapkan Undang-Undang Dasar, Garisgaris besar daripada haluan negara (Pasal 3), dan memilih Presiden dan Wakil Presiden (Pasal
6 ayat 2)6. Namun ketetapan MPR/S sendiri sampai dengan sekarang masih merupakan
sumber hukum karena masih ada beberapa Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara yang dinyatakan tetap berlaku oleh Ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003.
d) Peraturan Pemerintah
Menurut ketentuan Pasal 5 ayat (2) UUD 1945, Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah
untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Peraturan Pemerintah itu
merupakan bentuk delegated legislation atau kewenangan yang didelegasikan oleh principal
legislator atau pembentuk undang-undang kepada Presiden selaku kepala pemerintahan yang
akan menjalankan (eksekutif) undang-undang yang bersangkutan.
e) Peraturan Presiden

Sebelum dibentuknya UU No. 10 Tahun 2004, istilah yang biasa dipakai untuk ini adalah
Keppres (Keputusan Presiden). Keputusan Presiden dalam Ketetapan MPRS dimaksud untuk
melaksanakan ketentuan UUD 1945 dan ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam bidang eksekutif, atau Peraturan
Pemerintah.
f) Peraturan Daerah (Perda)
Menurut ketentuan Pasal 7 ayat (2) UU No. 10 Tahun 2004 Peraturan Daerah (Perda)
meliputi:
a. peraturan daerah provinsi yang dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah provinsi
bersama dengan gubernur;
b. peraturan daerah kabupaten/kota yang dibuat oleh dewan perwakilan rakyat daerah
kabupaten/kota bersama bupati/ walikota;

6

Ibid, hlm. 8.

c. peraturan desa/peraturan yang setingkat, yang dibuat oleh badan perwakilan desa atau
nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.


4. Traktat (Perjanjian)
Traktat atau perjanjian internasional ialah persetujuan/perjanjian yang didakan oleh Indonesia
dengan negara-negara lain, di mana Indonesia telah mengikat diri untuk menerima hak-hak
dan kewajiban yang timbul dari perjanjian diadakannya itu. Tidak cukup traktat atau
perjanjian ditandatangani oleh Indonesia, namun harus pula di ratifikasi (mendapatkan
pengesahan) sebelum perjanjian itu mengikat. Di samping traktat (treaty) ada perjanjian
internasional biasa yang diadakan pemerintah atau badan eksekutif (executive agreement)
dengan

pemerintah

lain

yang

tidak

memerlukan

pengesahan


(ratifikasi).7

Contoh : Traktat ASEAN8

5. Konvensi Ketatanegaraan
Konvensi atau (hukum) kebiasaan ketatanegaraan adalah hukum yang tumbuh dalam praktik
pengelenggaraan

negara

untuk

(mendinamisasi)

kaidah-kakdah

melengkapi,
hukum


menyempurnakan,

perundang-undangan

dan

menghidupkan

atau

hukum

adat

ketatanegaraan.
Contoh : Pidato dalam rapat umum, Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus, dll.9

6. Doktrin
Doktrin ketatanegaraan adalah ajaran-ajaran tentang hukum tata negara yang ditemukan dan
dikembangkan di dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan dan pemikiran

saksama berdasarkan logika formal yang berlaku.10
7

Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta : PT RajaGrafndo Persada,
2012), hlm. 35.
8
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2015), hlm. 174.
9
Husaini Danny, Sumber-Sumber Hukum Tata Negara, diakses dari
https://www.academia.edu/12798616/Sumber-sumber_Hukum_Tata_Negara, pada
tanggal 6 November 2017 pukul 12.35
10
Ni’matul Huda, op.cit. hlm. 36.

Kesimpulan
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya
sanksi yang tegas dan nyata
Sumber-Sumber Hukum Tata Negara Indonesia antara lain adalah UUD 1945, UndangUndang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti

UU), Ketetapan MPR/S, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Derah, Traktat, Konvensi Ketatanegaraan,
Doktrin.

Daftar Pustaka
Hukum, Pengantar. 2014. Pengertian Sumber Hukum Menurut Para Ahli.
http://www.pengantarhukum.com/2014/09/pengertian-sumberhukum.html. Diakses pada 6

November 2017 pukul 11.24.

Asshiddiqie, Jimly. 2015. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
Tera, Redaksi Indonesia. 2010. UUD 1945 dan Perubahannya serta Struktur dan
Ketatanegaraan. Jakarta : Trans Media Pustaka.
Huda, Ni’matul. 2012. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Busroh, Abu Daud. 2015. Ilmu Negara. Jakarta :PT Bumi Aksara.
Danny,

Husaini.

2016.

Sumber-Sumber

Hukum

Tata

Negara.

https://www.academia.edu/12798616/Sumber-sumber_Hukum_Tata_Negara. Diakses
pada 6 November 2017 pukul 12.35.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103