BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Realia pada Siswa Kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susu

54

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Pra Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 4 semester 2 tahun
pelajaran 2013/2014 Sekolah Dasar Negeri Kemetul Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang. Penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus
masing-masing siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan meliputi menyusun RPP model kooperatif tipe
STAD, membuat lembar kuis, menyiapkan media pembelajaran, menyusun soal
evaluasi tiap siklus, menyiapkan instrumen observasi. Selanjutnya guru
menerapakan model kooperatif STAD dengan bantuan media Realia dalam
pembelajaran di kelas. Pada pelaksanaan tindakan sekaligus dilakukan kegiatan
observasi kelas, observasi tersebut berkenaan dengan bagaimana aktivitas guru
mengajar dan aktivitas siswa mengikuti pembelajaran menggunakan model STAD
dengan bantuan media Realia. Setelah tahap perencanaan, pelaksanaan dan
observasi dilakukan tahap yang terakhir yang dilakukan adalah refleksi. Refleksi
ini


dilakukan

untuk

mengevaluasi

kelemahan/kelebihan

dari

tindakan

pembelajaran yang telah dilakukan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil
refleksi berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah
dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada
siklus 2. Kelebihan akan dipertahankan sedangkan kekurangan akan diperbaiki
pada siklus 2. Sebelum masuk ke tahap siklus terlebih dahulu masuk ke pra siklus.
Disini nilai siswa masih banyak yang berada di bawah KKM yaitu 75. Setelah
berkonsultasi dengan guru kelas ternyata siswa-siswa yang nilainya di bawah

KKM tersebut kurang antusias mengikuti proses pembelajaran. Siswa-siswa
tersebut merasa bosan dengan pembelajaran yang diterapkan guru. Disini guru
jarang menggunakan media-media yang ada,jadi lebih mengacu pada penggunaan
buku. Oleh sebab itu dari jumlah 16 siswa yang ada terdapat 8 siswa belum

55

mencapai KKM. Jadi dalam pra siklus ini masih ada 8 siswa yang nilainya masih
dibawah KKM, hal ini akan diperbaiki dalam siklus I dan siklus II.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1
Pada siklus 1 pembelajaran dilakukan dengan materi pokok perubahan
kenampakan bumi. Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilakukan dalam 3 kali
pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan memilih materi yang akan disampaikan dan
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berkolaborasi dengan guru kelas.
Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Sebelum guru kelas 4 mengajar,
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran
diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I, lembar kuis, lembar soal

evaluasi, lembar observasi atau pengamatan guru dan lembar observasi atau
pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada hari Jumat 4 April 2014 berupa
penelitian tindakan kelas, dalam siklus I ini dilaksanakan tiga pertemuan. Adapun
penjelasan tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
Pertemuan I
Pada kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam,
berdoa dan melakukan absensi kehadiran siswa. Setelah itu, guru menanyakan
keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan
berlangsung. Kemudian guru menginformasikan

materi pokok yang akan

dipelajari. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk”
tepuk semangat” kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
siswa yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti guru mempresentasikan materi tentang perubahan
kenampakan alam setelah guru mempresentasikan materi kemudian siswa
melakukan kuis dengan bimbingan guru. Pada awalnya siswa sedikit bingung

dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Biasanya tempat duduk siswa

56

tidak pernah dibuat berkelompok-kelompok. Setelah selesai mempresentasikan
materi guru mengajak siswa untuk melakukan kuis,terlebih dahulu guru
menjelaskan cara kerja dalam kuis. Sebelum kuis dilakukan guru membagi siswa
sesuai dengan kelompoknya yang terdiri dari 4 siswa. Setiap kelompok ada siswa
yang menjadi ketua kelompok,setelah itu guru membagikan lembar kuis kepada
masing-masing siswa. Pada saat kuis berlangsung siswa dilarang bekerjasama
dengan kelompok lain, tetapi boleh kerjasama dengan kelompoknya masingmasing. Setelah selesai melaksanakan kuis siswa bersama-sama dengan guru
menghitung perolehan skor tiap-tiap kelompok. Pada siklus 1 pertemuan pertama
ini kelompok 1 mendapat skor tertinggi. Selesai menghitung skor guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
jelas. Kemudian guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi kepada
siswa.
Pertemuan II
Pertemuan II dilakukan pada hari Sabtu 05 April 2014 dengan materi
masih sama yaitu perubahan kenampakan bumi. Pada kegiatan awal yang
dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa dan melakukan absensi

kehadiran siswa. Setelah itu, guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa
dalam

mengikuti

menginformasikan

pelajaran

yang

akan

berlangsung.

Kemudian

guru

materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian guru


memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang bencana alam
apa saja yang pernah kalian lihat?, kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan cara
belajar yang akan ditempuh pada pertemuan 1, setelah itu guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari empat siswa untuk melakukan
kuis. Sebelum melaksanakan kuis seperti pertemuan pertama guru menyampaikan
materi terlebih dahulu,tidak hanya itu guru juga mengajak siswa keliar untuk
melihat sekitar sekolah yang kebetulan di dekat sekolah ada tebing yang longsor.
Dengan demikian guru memanfaatkan keadaan ini untuk menyampaikan materi
tentang bencana alam. Jadi siswa diajak untuk melihat langsung keadaan yang

57

ada, disinilah guru memanfaatkan media yang ada yaitu lingkungan. Setelah
selesai siswa dan guru kembali ke kelas untuk melaksanakn kuis. Guru
membimbing kelompok-kelompok melakukan kuis. Setelah selesai guru
menghitung perolehan skor tiap-tiap kelompok. Dan kali ini ada peningkatan
untuk skor tertinggi diperoleh kelompok 2 dan 3 dengan sama-sama

mengumpulkan poin 40. Pada kegiatan akhir diadakan umpan balik dengan
menanyakan kembali materi yang telah diberikan
Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada hari selasa 8 April 2014. Pada kegiatan
awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa dan melakukan
absensi kehadiran siswa. Setelah itu, guru menanyakan keadaan siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu,
siswa dikondisikan untuk siap mengikuti tes evaluasi individu. Dua hal penting
ditekankan oleh guru yaitu kejujuran dan percaya diri. Siswa diberi nasehat agar
jujur dalam mengerjakan soal, tidak perlu mencontek pekerjaan teman. Selain,
kejujuran ditekankan pula rasa percaya diri. Soal-soal evaluasi yang diberikan
berdasarkan materi ajar pada kegiatan belajar mengajar. Siswa pasti bisa
mengerjakan apabila soal yang diberikan dikerjakan secara teliti dan sungguhsungguh.
Pada kegiatan inti guru mengulas materi yang dipelajari pada pertemuan
pertama dan kedua, yaitu tentang perubahan kenampakan bumi serta penyebabpenyebab perubahan kenampakan bumi.
Pada kegiatan akhir guru memberikan waktu untuk bertanya materi yang
belum jelas kepada siswa. Kemudian guru memberikan soal evaluasi kepada
siswa, setelah itu bersama-sama dengan siswa guru mebahas soal yang telah
dikerjakan siswa. Dalam evaluasi ini ada 3 siswa yang nilainya belum tuntas atau
belum mencapai KKM yang diharapkan yaitu 75


58

c. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Jadi pada
saat guru mengajar observer mengamati dan menilai semua tindakan yang
dilakukan oleh guru, apakah sesuai dengan model yang diterapkan.
Pertemuan I
Sebelum pertemuan pertama dimulai observer menyiapkan lembar observasi.
Lembar observasi terdiri dari lembar observasi untuk guru dan untuk siswa. Disini
observer menilai setiap aktivitas guru dan murid, dengan cara memberi tanda
centang dalam lembar observasi. Observer juga mencatat semua kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh guru dan murid dalam kelas. Selain mencatat hal-hal penting
dalam pembelajaran observer juga mengambil gambar kegiatan-kegiatan
pembelajaran dengan kamera.
Pada pertemuan pertama ini siswa masih merasa canggung dengan pembelajaran
yang dilakukan guru, biasanya siswa belajar secara individu. Tetapi kali ini siswa
belajar secara kelompok, dan guru pun masih canggung dengan pembelajaran
yang akan dilakukan karena biasanya guru masih konvensional. Pada pertamuan
pertama ini penilaian observasi masih sedikit kurang, penekanan model

pembelajaran yang dilakukan guru masih kurang tampak. Antusias siswa juga
masih kurang, hal ini ditunjukan dengan masih banyak siswa yang bicara dengan
teman satu kelompok. Setelah selesai melakukan penilaian observer berkonsultasi
dengan guru kelas tentang kekurangan pada pertemuan pertama ini.
Pertemuan II
Seperti pada pertemuan pertama, sebelum memulai pembelajaran observer
mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa. Pembelajaran pada
pertemuan II ini dilakukan pada jam pertama, dengan demikian kondisi siswa
masih segar dan belum begitu lelah. Beda halnya dengan pertemuan pertama,
dimana jam pelajaran IPA dilakukan pada jam terakhir. Guru membuka pelajaran
dengan berdoa terlebih dahulu, setelah itu guru melanjutkan materi IPA tentang
perubahan kenampakan bumi. Pada pertemuan II ini guru menggunakan media
untuk belajar, media yang digunakan adalah lingkungan. Jadi siswa dihadapkan
langsung dengan situasi sebenarnya. Penekanan model pembelajaran yang

59

dilakukan guru pada pertemuan II ini sudah baik, penggunaan media realia juga
sudahb baik. Selain itu siswa mulai antusias dalam belajar, karena pembelajaran
menggunakan media. Pelaksanaan kuis juga berlangsung dengan baik. Dalam hal

ini penilaian observasi mengalami perubahan, karena semua aspek yang dinilai
dalam lembar observasi sudah dilakukan oleh guru dan siswa. Tidak lupa observer
juga mengambil gambar kegiatan siswa dengan menggunakan kamera.
Pertemuan III
Pada pertemuan III ini siswa hanya mengerjakan lembar evaluasi. Sebelum
mengerjakan lembar observasi guru mengulas kembali materi yang sudah
disampaikan pada pertemuan I dan II. Hal ini dilakukan supaya siswa menjadi
lebih paham terhadap materi. Lembar observasi yang digunakan juga sama
dengan lembar observasi pada pertemuan I dan II. Tidak lupa dengan
menggunakan kamera, observer juga mengambil gambar kegiatan siswa yang
sedang mengerjakan soal evaluasi.
d. Refleksi
Hasil pengamatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi
perubahan kenampakan bumi SDN Kemetul Kecamatan Sususkan Kabupaten
Semarang diperoleh beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut :
a. Guru dalam membimbing siswa melakukan kuis perlu ditingkatkan.
b. pengelolaan waktu pembelajaran lebih efektif belum efisien.
c. pengelolaan kelas dikondisikan dengan baik.
d. Guru perlu membimbing bagi siswa yang belum tuntas.
e. Guru perlu mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata dan

menghasilkan pesan yang menarik.
Dalam siklus I ini ada peningkatan hasil belajar siswa, yang semula dalam
pra siklus terdapat 8 siswa yang nilainya masih dibawah KKM. Setelah pertemuan
III siklus I selesai diperoleh 3 siswa yang nilainya masih belum mencapai KKM.
Maka perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran dan penerapan model
pembelajaran. Disini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan materi perubahan kenampakan alam masih belum tuntas

60

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi terhadap tindakan pada siklus I
peneliti menyusun rencana tindakan siklus II. Pembelajaran siklus II kegiatan
intinya sama dengan kegiatan pada siklus I.
a. Perencanaan
Siklus 2 dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Sebelum guru kelas 4
mengajar, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses
pembelajaran diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 2, lembar
observasi atau pengamatan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru
menggunakan model pembelajaran STAD berbantuan media realia, lembar
observasi atau pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Materi pokok yang akan disampaikan pada siklus 2 adalah
kenampakan benda-benda langit.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada hari jumat 11 April 2014 berupa
penelitian tindakan kelas, dalam siklus 2 ini dilaksanakan tiga pertemuan. Adapun
penjelasan tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari jumat 11 April 2014. Pada kegiatan
awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa dan melakukan
absensi kehadiran siswa. Setelah itu, guru menanyakan

keadaan siswa dan

kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Kemudian
guru menginformasikan

materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian guru

memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang benda-benda langit
apa saja yang bisa di lihat pada malam hari, kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti secara garis besar guru mempresentasikan materi
tentang kenampakan benda-benda langit, tidak hanya dengan menjelaskan saja
tetapi guru juga menggunakan media pembelajaran yaitu alat peraga tentang
kedudukan-kedudukan planet. Guru juga mengundang siswa untuk merakit alat
peraga tersebut, siswa pun antusias dengan situasi ini. Kemudian guru

61

membagikan alat peraga ini kepada tiap-tiap kelompok. Bersama-sama dengan
siswa guru memperagakan posisi planet-planet terhadap matahari, setelah itu guru
menjelaskan masing-masing planet. Setelah penjelasan guru membimbing siswa
untuk melakukan kuis, sebelum melakukan kuis guru menjelaskan kembali
tentang peraturan kuis. Guru juga menekankan kembali pada tiap-tiap kelompok
untuk bekerja sama, guru juga menekankan kepada siswa yang pandai untuk
membimbing temannya yang perlu bantuan. Setelah itu guru membagikan lembar
kuis untuk siswa, tetapi pada saat mengerjakan ada kelompok yang rebut. Hal ini
dikarenakan ada salah satu anggota dari kelompok lain yang menyontek. Untuk
mengatasi hal ini guru menghentikan kuis, kemudian guru member nasehat pada
kelompok untuk tidak rebut lagi. Setelah kondisi stabil kemudian guru
melanjutkan kembali kuis. Waktu yang ditetapkan sudah habis, kemudian guru
bersama siswa menghitung perolehan skor kelompok. Hasil kali ini yang
mendapat poin tertinggi adalah kelompok 1, kemudian kelompok 3, kelompok 2
dan kelompok 4. Setelah selesai menghitung skor guru memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Karena tidak ada siswa
yang bertanya kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu 12 April 2014. Pada kegiatan
awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa dan melakukan
absensi kehadiran siswa. Setelah itu, guru menanyakan keadaan siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru
melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa mengapa di siang hari yang
cerah cuacanya sangat panas. Kemudian guru menginformasikan materi pokok
yang akan dipelajari yaitu masih tentang kenampakan benda-benda langit. Guru
menanyakan kepada siswa materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya,
kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yang akan
dicapai.
Sebelum masuk kedalam materi guru terlabih dahulu menyuruh siswa
untuk duduk dengan kelompoknya masing-masing. Hal ini dilakukan pada awal
pembelajaran supaya nanti tidak mengganggu proses belajar mengajar. Setelah itu

62

guru mempresentasikan materi, pada pertemuan kali ini membahas tentang
matahari. Kemudian guru mengajak siswa keluar dan mengamati posisi matahari
pada siang hari. Guru menjelaskan tentang posisi matahari pada pagi, siang, dan
sore hari. Kemudian guru membimbing siswa untuk masuk dalam kuis setelah
waktu habis guru bersama dengan siswa menghitung perolehan skor. Kali ini
kelompok 2 mendapat point tertinggi, kemudian kelompok 1, kelompok 3 dan
kelompok 4.
Pada kegiatan akhir diadakan umpan balik dengan menanyakan kembali
materi yang telah diberikan melalui model STAD. Untuk menjajagi sampai
dimana pemahaman siswa tentang materi yang sudah disampaikan. Dan
selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan
pertemuan berikutnya. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan
salam.
Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada hari selasa 15 April 2014. Pada kegiatan
awal yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam, berdoa dan melakukan
absensi kehadiran siswa. Setelah itu, guru menanyakan keadaan siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Setelah itu,
siswa dikondisikan untuk siap mengikuti tes evaluasi individu. Dua hal penting
ditekankan oleh guru yaitu kejujuran dan percaya diri. Siswa diberi nasehat agar
jujur dalam mengerjakan soal, tidak perlu mencontek pekerjaan teman. Selain,
kejujuran ditekankan pula rasa percaya diri. Soal-soal evaluasi yang diberikan
berdasarkan materi ajar pada kegiatan belajar mengajar. Siswa pasti bisa
mengerjakan apabila soal yang diberikan dikerjakan secara teliti dan sungguhsungguh.
Pada kegiatan inti guru mengulas materi yang dipelajari pada pertemuan
pertama dan kedua, kemudian guru bertanya kepada siswa tentang benda-benda
langit apa saja yang bisa kita lihat pada malam hari dan siang hari. Setelah cukup
mengulas materi guru member kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami. Karena tidak ada yang bertanya guru membagikan
lembar evaluasi pada masing-masing siswa. Sekali lagi guru meberitahukan pada

63

siswa untuk mengerjakan sendiri soal evaluasinya. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal, guru membahas hasil pekerjaan siswa. Guru menyuruh siswa
untuk menukarkan pekerjaannya dengan temannya. Kemudian setiap siswa maju
dan melaporkan nilai hasil pekerjaanya. Setelah semua siswa melaporkan hasil
pekerjaannya, guru mengumumkan hasil skor kuis dari siklus I hingga siklus II.
Dan kelompok yang mendapat poin paling banyak adalah kelompok 1 kemudian
kelompok 2, kelompok 3 dan kelompok 4. Masing-masing kelompok
mendapatkan hadiah dari guru. Sebelum menutup pertemuan ini guru memberikan
motivasi kepada siswa untuk lebih semangat lagi dalam belajar, supaya pada tes
akhir semester nanti semua bisa naik ke kelas 5.
c. Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan

lembar

observasi

yang telah

disiapkan.

Selain kegiatan

pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh observer dengan
lembar observasi yang sudah ditetapkan.
Pertemuan I
Observasi pada pertemuan siklus II ini sama seperti siklus I, sebelum
melakukan observasi terlebih dahulu observer mempersiapkan lembar observasi.
Lembar observasi ada 2 yaitu lembar untuk guru dan lembar untuk siswa. Secara
garis besar lembar observasi guru berisi tentang penerapan model pembelajaran
yang dipakai, sedangkan untuk siswa berisi tentang bagaimana sikap-sikap siswa
saat pembelajaran berlangsung. Selama pembelajaran berlangsung observer
mencatat semua kegiatan yang dilakukan guru dan siswa. Mulai dari awal
apersepsi hingga penutup. Pada pertemuan I siklus II ini pembelajaran
berlangsung kondusif, interaksi siswa dan guru berjalan lancar. Setiap guru
melontarkan pertanyaan kepada siswa, siswa merespon dengan cepat. Mereka
berlomba untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pada pertemuan ini guru juga
menggunakan media untuk membantu penyampaian materi, hal ini tentu menarik
perhatian siswa. Penekanan model pembelajaran STAD juga sudah dilakukan oleh
guru. Dengan demikian semua aspek dalam lembar observasi guru sudah dipenuhi
atau dilakukan oleh guru. Demikian pula aspek dalam lembar observasi siswa juga

64

sudah dipenuhi oleh siswa, hal ini ditunjukan dengan aktifnya semua siswa dalam
pembelajaran. Tidak lupa dengan menggunakan kamera observer juga mengambil
gambar kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Pertemuan II
Seperti pada pertemuan pertama sebelum memulai proses pembelajaran, observer
mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa. Selain itu observer juga
mempersiapkan buku untuk mencatat hal-hal penting selama proses KBM.
Pertemuan II ini berlangsung kondusif seperti halnya pada pertemuan I. Padahal
pertemuan II ini pembelajaran IPA berlangsung pada jam terakhir, yaitu jam 11.
Dimana kondisi seperti ini biasanya siswa sudah capek dan merasa tidak nyaman
lagi dalam belajar, apalagi ditambah dengan cuaca yang panas. Tetapi disini peran
guru sangat baik, guru memberi motivasi kepada siswa untuk tetap semangat
dalam pelajaran. Guru juga menggunakan media dalam pembelajaran hal ini
menatik perhatian dari siswa. Dengan begitu walaupun jam pelajaran terakhir
tetapi siswa tetap antusias mengikuti pelajaran. Saat kuis berlangsung siswa juga
masih konsentrasi untuk mengerjakan. Setelah selesai guru bersama siswa
menghitung perolehan skor tiap-tiap kelompok. Tidak lupa observer juga
mengambil gambar proses pembelajaran dengan menggunakan kamera.
Pertemuan III
Lembar observasi pada pertemuan III masih sama seperti pada pertemuan I dan II.
Dalam pertemuan III ini siswa hanya mengerjakan lembar evaluasi yang diberikan
guru. Soal yang akan di ujikan pada siswa diambil dari materi pertemuan I dan II.
Sebelum memulai tes guru menyampaikan peraturan-peraturan kepada siswa.
Setelah siswa selesai mengerjakan tes, guru membahas hasil pekerjaan siswa.
Setelah itu guru mencatat nilai dari masing-masing siswa. Sebelum menutup
pelajaran guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mengumpulkan
poin terbanyak. Tidak lupa observer juga menyampaikan terima kasih kepada
siswa kelas 4 SDN kemetul yang sudah membantu jalanya penelitian. Selain itu
observer juga menyampaikan terima kasih kepada guru kelas 4 yang sudah
membantu jalannya penelitian ini.

65

d.Refleksi
Hasil pengamatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi
kenampakan benda-benda langit SDN Kemetul Kecamatan Sususkan Kabupaten
Semarang diperoleh beberapa kekurangan yaitu sebagai berikut :
a) Guru perlu menggunakan media atau alat peraga dalam mengajar di kelas.
b) pengelolaan waktu pembelajaran lebih efektif.
c) pengelolaan kelas dikondisikan dengan baik.
d) Guru perlu mengadakan pendekatan kepada siswa yang belum tuntas.
e) Guru harus memberikan bimbingan kepada siswa yang nilainya belum tuntas.
e) Guru perlu memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Dalam siklus II ini hasil belajar siswa mengalami kenaikan, yang semula
dalam pra siklus ada 7 siswa yang belum tuntas sedangkan siklus I ada 3 siswa
yang juga belum tuntas. Tetapi dalam siklus II ini hanya satu siswa yang belum
tuntas. Dengan demikian guru harus member bimbingan kepada siswa yang belum
tuntas ini. Mungkin terlebih dahulu mencari tau apakah faktor utama yang
menjadi penghalang siswa ini, sehingga belum bisa tuntas hasil belajarnya.

4.2 Hasil Penelitian
Dari data yang akan disajikan, dapat kita lihat beberapa kenyataan yang
terjadi selama penelitian. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dari siklus I
ke siklus II terjadi peningkatan kualitas. Guru mampu menyajikan pembelajaran
lebih baik pada siklus II. Akibatnya keaktifan, inisiatif, konsentrasi, dan kerja
sama siswa juga meningkat. Demikian pula motivasi belajarnya sikapnya terhadap
mata pelajaran dan proses pembelajaran. Semua peningkatan ini berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang ditunjukkan oleh
meningkatnya hasil tes secara signifikan.

66

4.2.1 Deskripsi Data
4.2.1.1 Data Siklus I
Adapun hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I,II dan III, dari KKM
75. Diperoleh 13 siswa yang tuntas atau (81,25%). Dan siswa yang belum tuntas
ada 3 atau (18,75%). Dengan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah
70.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No

Interval

Frekuensi

Persentase

1
2
3
4
5

70-74
75-79
80-84
85-89
90-94
Jumlah

3
3
6
3
1
16

18,75%
18,75%
37,5%
18,75%
6,25%
100%

Hasil Belajar Siklus I

Gambar 3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pada Siklus I SDN
Kemetul

67

4.2.1.2 Data Siklus II
Adapun hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I,II dan III, dari KKM
75. Diperoleh 15 siswa yang tuntas atau (93,75%). Dan siswa yang belum tuntas
ada 1 atau (6,25%). Dengan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 70.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No

Interval

Frekuensi

Persentase

1
2
3
4
5

70-75
76-81
82-87
88-93
94-99
Jumlah

1
6
5
3
1
16

6.25%
37.5%
31.25%
18,75%
6,25%
100%

Hasil Belajar Siklus II

Gambar 4 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pada Siklus II SDN
Kemetul

68

4.2.2 Analisis Data
Analisis ketuntasan dilakukan dengan dua cara yaitu analisis ketuntasan
dan analisis komparatif. Analisis ketuntasan dilakukan dengan membandingkan
data mentah dengan nilai KKM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media realia.
Sedangkan analisis komparatif dilakukan dengan membandingkan ketuntasan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam antar siklus dan pra siklus.

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan
Siklus I
Bedasarkan hasil penelitian siklus I yang telah dilakuakan dengan
membandingkan

data mentah dengan nilai KKM mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
media realia bagi siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang pada semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat diketahui ketuntasan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada table 4 dibawah ini:
Tabel 5
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus I
Siswa Kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No

Ketuntasan

Frekuensi

Persentase

1
2

Tuntas
Tidak tuntas

13
3

81,25%
18,75%

Rerata
Maksimum
Minimum

78,75
90
70

Bedasarkan table 4.4 ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus I tentang perubahan kenampakan bumi sudah
meningkat apabila dibandingkan dengan pra siklus hal ini ditunjukan dari
banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan KKM yaitu

69

75. Dari table diatas terdapat 13 siswa (81,25%) yang tuntas dalam pembelajaran
sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan dan terdapat 3 siswa(18,75%) yang
belum tuntas dalam pelajaran IPA. Bedasarkan tabel 4 dapat digambarkan dalam
gambar diagram lingkaran pada gambar 5 dibawah ini.

Gambar 5 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA
pada Siklus I SDN Kemetul
Siklus II
Bedasarkan hasil penelitian siklus II yang telah dilakuakan dengan
membandingkan

data mentah dengan nilai KKM mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
media realia bagi siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang pada semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat diketahui ketuntasan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada table 5 dibawah ini

Tabel 6
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA siklus II
Siswa Kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No

Ketuntasan

Frekuensi

Persentase

1
2

Tuntas
Tidak tuntas

15
1

93,75%
6,25%

Rerata

83,7

70

Maksimum
Minimum

95
70

Berdasarkan tabel 5 ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus II tentang perubahan kenampakan bumi
sudah meningkat apabila dibandingkan dengan siklus I hal ini ditunjukan dari
banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya sesuai dengan KKM yaitu
75. Dari tabel diatas terdapat 15 siswa (93,75%) yang tuntas dalam pembelajaran
sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan dan terdapat 1 siswa (6,25%) yang
belum tuntas dalam pelajaran IPA. Bedasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam
diagram lingkaran pada gambar 11 dibawah ini.

Gambar 6 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA
pada Siklus I SDN Kemetul
4.2.2.2 Analisis Komparatif
Bedasarkan hasil analisis ketuntasan dapat dilakuakan analisis komparatif
dengan membandingkan ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Kemetul
antara pra siklus, siklus I dan siklus II. Analisis komparatif juga dapat digunakan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, yang disalikan dalam tabel sebagai
berikut:

71

Tabel 7
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No

1
2

Ketuntasan

Tuntas
Tidak tuntas
Rerata
Maksimum
Minimum

Pra Siklus
f
9
7

%
56,25
43,75
74,75
86
66

Siklus I
f
13
3

%
81,25
18,75
78,75
90
70

Siklus II
f
15
1

%
93,75
6,25
83,7
95
70

Bedasarkan tabel 6 perbandingan kenaikan ketuntasan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam pada pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam .
Peningkatan tersebut bisa dilihat pada hasil ketuntasan tiap siklusnya. Pada pra
siklus jumlah siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (56,2%) dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 7 siswa (43,75%). Ketuntasan hasil belajar antara pra siklus dan
siklus I terjadi peningkatan sebesar 18,75%. Terlihat pada jumlah siswa yang
tuntas pada siklus I yaitu 13 siswa (81,25%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak
3 siswa (18,75%). Pada siklus II ini jumlah siswa yang tuntas ada 15 siswa
(93,75%) dan siswa yang belum tuntas ada 1 siswa (6,25%). Peningkatan
ketuntasan hasil belajar antara siklus I dan siklus II sebesar 12,5%. Kondisi ini
dapat digambarkan pada diagram ketuntasan komparatif hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam di bawah ini:

72

Gambar 7 Diagram Ketuntasan Komparatif Hasil Belajar IPA Pada Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II SDN Kemetul
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pra siklus ada 9 siswa yang tuntas dan 7 siswa yang belum tuntas,
dengan skor tertinggi 86 dan skor terendah 66 dengan rata-rata 74,75. Pada siklus
I terdapat 13 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang belum tuntas, dengan skor
tertinggi 90 dan skor terendah 70 dengan rata-rata 78,75. Pada siklus II terdapat
15 siswa yang tuntas dan 1 siswa yang belum tuntas, dengan skor tertinggi 95 dan
skor terendah 70 dengan rata-rata 83,7.
Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan media realia dapat meningkatkan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Sususkan
Kabupaten Semarang semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat
pada diagram berikut ini:

73

Gambar 8
Grafik Perbandingan Nilai Maksimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pada penelitian ini setiap kenaikan nilai maksimal juga diikuti oleh
kenaikan nilai minimal pada pra siklus, sikluaI dan siklus II. Gambar 4.8
menyajikan tentang kenaikan skor minimal pada pra siklus, siklus I dan siklus II.

Gambar 9
Grafik Perbandingan Nilai Minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

74

Setiap kenaikan nilai maksimal dan nilai minimal pada pra siklus,siklus I
dan siklus II pada penelitian ini maka juga meningkatkan perolehan nilai rata-rata
pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Gambar 11 menyajikan tentang
perbandingan nilai rata-rata pada pra siklus, siklus I dan siklus II.

Gambar 10
Grafik Perbandingan Rata-Rata pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Dalam penelitian ini hipotesis tindakan yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media realiadapat meningkatkan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan
Susukan Kabupaten Semarang semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Setelah
dilakuakn penelitian hipotesis ini terbukti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam di SDN Kemetul, mendasarkan dari kondisi awal atau pra
siklus hanya ada 9 siswa yang tuntas dari 16 siswa. Pada siklus I meningkat
menjadi 13 siswa yang tuntas. Dan pada siklusII juga terjadi peningkatan menjadi
15 siswa yang tuntas.
4.3.1 Pembahasan Siklus I
Yang perlu diperhatikan pada penelitian ini adalah upaya meningkatkan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaraj
kooperatif tipe STAD berbantuan media realia. Model pembelajaran ini memiliki
kelebihan yaitu mengajarkan siswa untuk bekerja sama dengan temannya, dan

75

saling membantu dalam kelompok untuk mendapatkan poin tertinggi dalam kuis.
Dalam model ini juga mengajarkan pada siswa untuk berlatih tanggung jawab.
Setiap pertemuan diadakan kuis, dan tiap-tiap kelompok bersaing untuk
mendapatkan poin terbanyak.
Pembelajaran pada siklus ini masih belum optimal karena guru kurang
menekankan model pembelajaran ini, dan siswa juga masih kurang begitu aktif.
Namun dalam pertemuan kedua semua kekurangan dalam pertemuan pertama
dapat diatasi. Guru sudah menerapkan model pembelajaran dengan baik, siswan
juga antusias dalam mengikut pelajaran serta melakukan kuis. Karena jika
mendapat poin tertinggi akan mendapat pengharggan dari guru, maka dari itu
siswa berjuang dengan kelompoknya untuk mendapatkan poin terbanyak.
Bedasarkan hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa dari hasil
jumlah 16 siswa dikelas 4, yang tuntas ada 13 siswa (81,25%) dan yang tidak
tuntas ada 3 siswa (18,75%). Pada siklus I diperoleh skor tertinggi yaitu 90 dan
skor terendah 70, dengan rata-rata 78,75. Nilai hasil belajar pada siklus I ini
menunjukan hasil yang cukup baik. Namun hasil ini masih belum memenuhi
kriteria yang akan dicapai yaitu seluruh siswa mendapatkan nilai di atas KKM
yaitu 75. Untuk menindak lanjuti hal ini maka diadakan siklus II.
4.3.2 Pembahasan Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus I menunjukan adanya peningkatan baik
peran guru maupun persentase hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4.
Namun hasil penelitian pada siklus I ini belum maksimal, karena masih sebagian
siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Selain itu hasil dari refleksi pada
pembelajaran siklus I juga masih terdapat kelemahan. Oleh karena itu perbaikan
proses pembelajaran difokuskan pada kekurangan yang terjadi pada pembelajaran
siklusI. Pada pembelajaran siklus II ini kelemahan yang terjadi pada siklus I sudah
tidak terjadi lagi, guru sudah menekankan model pembelajaran STAD berbantuan
media realia dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan presentasi materi yang
dilakukan guru disertai penggunaan media pembelajaran.

76

Bedasarkan hasil penelitian pada siklus II menunjukan bahwa dari jumlah
16 siswa kelas 4, siswa yang tuntas dengan nilai di atas KKM sebanyak 15 siswa
(93,75%) dan tidak tuntas sebanyak 1 siswa (6,25%). Pada siklus II diperolah skor
tertinggi 95, skor terendah 70 dengan rata-rata 83,7. Nilai hasil belajar ILmu
Pengetahuan Alam pada siklus ini sudah menunjukan hasil yang baik
dibandingkan dengan nsiklus I.
4.3.3 Pembahasan Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Pada kondisi awal (pra siklus) sebelum diadakan tindakan dikelas 4 SDN
Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang menunjukan bahwa dari
jumlah 16 siswa dikelas 4, siswa yang tuntas dengan nilai di atas KKM sebanyak
9 siswa (56,2%) dan tidak tuntas ada 7 siswa (43,75%). Pada pra siklus diperoleh
skor tertinggi 86 dan skor terendah 66 dengan rata-rata 74,75.
Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa dari jumlah 16 siswa
kelas 4, siswa yang tuntas dengan nilai diatas KKM sebanyak 13 siswa (81,25%)
dan yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (18,75%). Pada siklus I diperolah skor
tertinggi 90 dan skor terendah 70 dengan rata-rata 78,75. Nilai hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam pada siklus ini sudah cukup baik. Namun hasil ini belum
memenuhi kriteria yang ingin dicapai yaitu seluruh siswa memperoleh nilai diatas
KKM 75. Untuk menindak lanjuti maka diperlukan tindakan siklus II.
Perbaikan pada siklus I menunjukan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus
II bahwa dari jumlah 16 siswa dikelas 4, siswa yang tuntas dengan nilai diatas
KKM 75 sebanyak 15 siswa (93,75%) dan tidak tuntas sebanyak 1 siswa (6,25%).
Pada siklus II diperoleh skor tertinggi 95 dan skor terendah 70 dengan rata-rata
83,7.
Bedasarkan hasil penelitian dari siklus I dan siklus II telah menunjukan
adanya peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Oleh karena itu
hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe STAD berbantuan medi realia meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten
Semarang semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Pada siklus II masih ada siswa
yang belum tuntas, setelah berkonsultasi dengan guru ternyata ada 2 faktor

77

penyebab yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternalnya yaitu siswa ini
kurang dalam mendapatkan perhatian orang tua nya. Karena kedua orang tua nya
bekerja di luar negeri, dan dia tinggal bersama kakek dan neneknya. Maka dari itu
siswa ini jarang sekali belajar. Sedangkan faktor internalnya adalah siswa ini
memang sulit dalam menerima pelajaran. Siswa ini sulit untuk berkonsentrasi
dalam pelajaran, pasti ada saja ulah yang dia buat.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24