Studi Penyediaan Air Bersih di Kota Batu

ISBN 978-602-9092-64-6

STUDI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KOTA BATU,
JAWA TIMUR
Mas Agus Mardyanto Tardan1,Ali Masduqi2, Mohammad Muchlisin Mahzum3, Putu Gede
Ariastita4,Yudha Andrian Saputra5, dan Stefanus Eko Wiratno6
1, 2, dan 3: Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
4: Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
5 dan 6: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknnologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia
E-mail : mardyanto@enviro.its.ac.id

ABSTRAK
Penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh pemerintah melalui
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh masyarakat (HIPPAM dan swasta).
Hingga saat ini PDAM Kota Batu dan HIPPAM belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh
masyarakat, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas, maupun kontinyuitasnya. Sementara itu kebijakan
Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bahwa target pelayanan air bersih di daerah
perkotaan maupun perdesaan adalah 100% penduduk terlayani tahun 2019. Paper ini menyajikan kondisi
pelayanan air bersih eksisting serta potensi pelayanan penyediaan air bersih ke depan dari aspek sumberdaya
air, organisasi, dan pembiayaan. Hasil studi menunjukkan bahwa sumber air yang ada saat ini masih

mencukupi hingga tahun 2030 dengan upaya konservasi daerah aliran, perlu penataan organisasi sesuai tahap
pengembangan pelayanan, serta perimbangan pembiayaan antara pusat dan daerah.
Kata kunci: air bersih, konservasi, organisasi

ABSTRACT
Water supply for the people of Batu City has been conducted by the local government, i.e. Water
Enterprice (PDAM) and independent services by communities (HIPPAM), as well. However, both parties until
now cannot supply clean water for all people in the town based on the quantity, quality, and continuity aspects.
On the other hand, the government’s policy through the Directorate General of Cipta Karya has declared that in
2019 clean water supply for the communities targeted to be 100%. Thi paper presents the existing condition of
water supply in the Batu City and the potency for the clean water services in the future based on water resource,
organization, and budget aspects. The study suggests that the source of water will be sufficient for providing
clean water for communities in which some conservation efforts needed, organization needs to be adjust based
on the development of services, and balancing budget between the central and local governments.
Key words: clean water, conservation, organization

1. PENDAHULUAN
Kota Batu merupakan kota sedang yang
berkembang pesat pada akhir-akhir ini. Kota ini
merupakan kota tujuan wisata khususnya bagi warga

Jawa Timur. Kota ini terdiri dari 3 kecamatan, yaitu
Kecamatan batu, Kecamatan Bumiaji, dan
Kecamatan Junrejo. Kota Batu terletak pada
ketinggian rata-rata 871 m di atas permukaan laut
yang dikelilingi oleh Gunung Anjasmoro (2277 m),
Gunung Arjuno (3339 m), Gunung Banyak, Gunung
Kawi (2651 m), Gunung Panderman (2040 m), dan

Gunung Welirang ( 2156 m). Peta administrasi Kota
Batu disajikan pada Gambar 1
Penyediaan air minum/ air bersihbagi
masyarakat Kota Batu selama ini dilayani oleh
pemerintah melalui Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) maupun pelayanan mandiri oleh
masyarakat (HIPPAM dan swasta). Hingga saat ini
PDAM Kota Batu dan HIPPAM belum mampu
memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh
masyarakat, baik ditinjau dari aspek kuantitas,
kualitas, maupun kontinyuitasnya.


Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 85

ISBN 978-602-9092-64-6

2. METODE STUDI
Secara garis besar, metode studi disajikan
pada Gambar 2.

Pengumpulan data untuk
Identifikasi Kondisi
Eksisting

Permasalahan

Kriteria dan
Standar Pelayanan

Alternatif
Pengembangan

Program dan Kegiatan
Pengembangan

Rencana Sumber dan
Alokasi Air Baku

Rencana Pembiayaan
dan Pola Investasi

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Batu
Pada saat ini, pelayanan air bersih oleh
PDAM Kota Batu melalui jaringan perpipaan
dengan kapasitas produksi 115,5 L/detik. Cakupan
pelayanan PDAM untuk keperluan domestik dan
non-domestik sebesar 29,10% dari total jumlah
penduduk atau 62.367 jiwa. Sementara itu, HIPPAM
mampu melayani 55,40% dari total jumlah
penduduk atau 118.734 jiwa. Pelayanan HIPPAM
pada umumnya adalah sambungan rumah. Dengan
demikian total pelayanan air bersih di Kota Batu saat

ini adalah 84,50% dari total jumlah penduduk.
Penduduk sisanya menyediakan air secara mandiri
menggunakan sumur ataupun langsung mengambil
air dari mata air. Hal ini menunjukkan bahwa secara
kuantitas, air yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Kota Batu sangat cukup dan
cakupan pelayanan ini sudah melampai capaian
target MDG’s tahun 2015 untuk kota sedang (80%).
Namun demikian, untuk menjamin pelayanan air
bersih bagi penduduk Kota Batu di masa mendatang,
perlu dilakukan studi penyediaan air bersih dari
aspek sumberdaya air, organisasi, maupun
pembiayaan.

Rencana Jaringan

•Survei dan Pengkajian Wilayah Studi dan
Wilayah Pelayanan
•Survei dan Pengkajian Sumber Daya Air
Baku

•Survei dan Pengkajian Geoklimatografi
dan Topografi
•Survei dan Pengkajian Demografi dan
Ketatakotaan

Rencana Keterpaduan
dengan PS Sanitasi

Rencana Pengembangan
Kelembagaan

Gambar 2. Metode Studi
Data sekunder dikumpulkan dari berbagai
instansi terkait seperti Bappeko Batu, Dinas
Pengairan, Dinas Cipta Karya, dan PDAM.
Sementara data primer berupa data observasi
lapangan serta kuesioner kepada penduduk Kota
Batu. Data tersebut dianalisis untuk menentukan
proyeksi jumlah penduduk, fasilitas non-domestik,
kehilangan

air,
fluktuasi
kebutuhan
air,
pengembangan
sumber
air
baku,
analisis
kelembagaan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat ini pelayanan air bersih masyarakat
Kota Batu yang dilaksanakan oleh PDAM dan
HIPPAMKota Batu memanfaatkan air dari mata air
yang tersebar di Kota Batu. Mata air yang dikelola
oleh PDAM dan daerah pelayanannya disajikan pada
Tabel 1.
Pengaliran air dari mata air dengan sistem
gravitasi. Diameter pipa transmisi dan distribusi

bervariasi mulai diameter 3” sampai 10”.

Tabel 1. Mata Air Yang Dikelola PDAM Kota Batu
Produksi
Sumber Mata
No.
Lokasi Desa
Air
Kapasitas
Kapasitas

Sisa

Jarak

Daerah Pelayanan

Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 86


ISBN 978-602-9092-64-6
produksi
(L/detik)

terpasang
(L/detik)

kapasitas
(L/detik)

Oro-Oro
Ombo

27

22

5

3.500 m


Desa Oro-Oro
Ombo, Ngaglik dan
Temas
Desa Beji, Ngaglik,
Sisir, Temas,
Mojorejo,
Torongrejo
Desa Sisir, Temas,
Sidomulyo, Beji
dan Torongrejo

1

Sumber
Darmi

2

Sumber

Banyuning

Punten

125

45

802

6.300 m

3

Sumber
Gemulo I

Punten

215

31

184

4.000 m

4

Sumber
Torong Belok

Songgokerto

8

6

2

3.500 m

Desa Songgokerto
dan Pesanggrahan

Songgokerto

6

3

3

3.000 m

Desa Pesanggrahan

Punten

7

0

7

-

-

5

6

Sumber
Kasinan
Sumber
Ngesong I
Sumber
Ngesong II
(kota)

Punten

9

Sumber
Ngesong III
Punten
15
(prov.)
Jumlah
412
Sumber: Business Plan PDAM Kota Batu 2013-201

PDAM membangun reservoir yang fungsinya
disamping sebagai bak penampung juga berfungsi
sebagai bak pelepas tekan. Mata air tersebut juga
dimanfaatkan oleh kelompok swadaya masyarakat
(HIPPAM).
Sementara itu ada lebih dari 95 mata air yang
debitnya antara 2 L/dt sampai 5 L/dt yang sebagian
besar dikelola oleh HIPPAM di daerah masingmasing. HIPPAM ini melayani masyarakat di
perdesaan dan sebagian perkotaan. Sistem pelayanan
yang digunakan oleh HIPPAM adalah sistem
perpipaan yang mengalirkan air dari mata air
langsung ke rumah penduduk. Air dari mata air
ditangkap dengan broncaptering dan ditampung di
tandon. Selanjutnya, air dari tandon mengalir
melalui pipa secara gravitasi menuju rumah
penduduk. Unit pelayanan di sebagian rumah
penduduk sudah menggunakan meter air, namun
masih banyak yang belum dilengkapi dengan meter
air. Sumber dana pembangunan sarana air minum
pemerintah, antara lain melalui PNPM Mandiri.

9

0

4.000 m

Jl. Panglima
Sudirman, Desa
Pesanggrahan dan
Ngaglik

14

1

4.000 m

Desa Sumberejo, Jl.
Metro

130

282

Kualitas air pada mata air sangat bagus. Hasil
pemeriksaan laboratorium pada air dari Mata Air
Sumber
Brantas
dan
Sumber
Banyuning
menunjukkan bahwa kualitas air dari dua sumber
tersebut memenuhi baku mutu air minum yang
ditetapkan
dalam
PerMenKes
No.
492/Menkes/Per/IV/2010. Air ini bisa langsung
didistribusikan tanpa perlu pengolahan.
Jumlah penduduk Kota Batu berkembang dari
tahun ke tahun. Data jumlah penduduk tahun 20052012 disjikan pada Tabel 2.
Data pada Tabel 2 digunakan untuk
memproyeksi jumlah penduduk tahun 2015-2030.
Hasil proyeksi yang dihitung menggunakan metoda
geometrik, dengan koefisien korelasi sebesar 0,9,
digunakan untuk memprediksi kebutuhan air.
Ketentuan dan asumsi yang digunakan dalam
memprediksi kebutuhan air adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Batu (2005-2012)
Jumlah Penduduk
Tahun
Junrejo
Batu
Bumiaji

Kota Batu

2005

*

*

*

170.697

2006

*

*

*

172.328

2007

40910

81065

51320

173.295

Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 87

ISBN 978-602-9092-64-6
2008

44739

84829

54542

184.110

2009

50447

97881

58652

206.980

2010

50732

98497

59137

208.366

2011

60789

101263

52269

214.321

2012
51743
97780
Sumber: Kota Batu dalam Angka (2008-2013)
*data tidak terdapat pada sumber data

60586

210.109

1) sesuai ketentuan PU Cipta Karya, Kota Batu
termasuk kota sedang (jumlah penduduk 100.000 s.d
500.000 jiwa), (2), tingkat pelayanan didasarkan
pada ketentuan PU Cipta Karya, untuk kota
sedangsebesar 100%, (3) Kebutuhan air domestik
didasarkan pada hasil survei yang nilainya lebih
besar dari ketentuan PU Cipta Karya sebagai
berikut: penduduk Kecamatan Junrejo sebesar 283
L/orang.hari, Kecamatan Batu sebesar 165
L/orang.hari, dan Kecamatan Bumiaji sebesar 156
L/orang.hari dengan rata-rata kebutuhan air Kota
Batu adalah 202 L/orang.hari, (4) Perbandingan
SR:HU ditetapkan 80:20 sesuai dengan ketentuan
Ditjen PU Cipta Karya, (5) kehilangan air ditentukan
berdasarkan ketentuan PU Cipta Karya sebesar 20%,

(6) kebutuhan air non-domestik ditentukan sebesar
30% dari kebutuhan domestik. Hal ini disebabkan
banyaknya sarana dan prasarana non-domestik di
Kota Batu, terutama hotel dan fasilitas pariwisata.
Hasil rekapitulasi proyeksi kebutuhan air total untuk
kebutuhan domestik maupun non-domestik bagi
Kota Batu disajikan pada Tabel 3.
Sementara itu, potensi sumber air digunakan
untuk menentukan kecukupan air dalam memenuhi
kebutuhan domestik dan non-domestik. Hasil
perhitungan kesetimbangan air dengan metode Mock
(Mock, F.J, 1973dalam Sidharno, 2013) pada tahun
2030 untuk Kecamatan Junrejo, Batu, dan Bumiaji
disajikan pada Tabel 4, 5, dan 6.

Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air Kota Batu Tahun 2015-2030
Kebutuhan Air per Kecamatan (L/detik)
Tahun
Kota Batu
Junrejo Batu Bumiaji
2015

119

140

83

341

2016

128

151

89

369

2017

142

167

99

408

2018

156

184

109

449

2019

167

197

116

480

2020

178

210

124

513

2021

194

229

135

558

2022

210

248

146

605

2023

225

265

157

647

2024

241

283

167

691

2025

261

307

182

750

2026

283

333

197

812

2027

301

354

209

864

2028

320

376

222

918

2029

336

394

233

962

2030

357

418

247

1.022

Sumber: hasil perhitungan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada
tahun 2030, pada musim kemarau terjadi defisit air
pada Kecamatan Batu dan Junrejo, sementara terjadi
surplus sepanjang tahun pada Kecamatan Bumiaji.
Hasil ini merekomendasikan bahwa perlu dilakukan
konservasi air baik berupa penghijauan maupun
pemanenan air hujan (Haryoso, 2010; Kodoatie dan
Sjarief, 2010; Mahzum dan Mardyanto, 2014).
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” |

88

ISBN 978-602-9092-64-6

Tabel 4. Neraca Air Kecamatan Junrejo Tahun 2030
Kebutuhan Air
Inflow
Bulan hari
Domestik Non Domestik



Jan
31
5.738.337
613.380
184.006

Outflow

Keseimbangan Air

Irigasi

1.999.597


2.796.984


2.941.352

Kondisi
Surplus

Peb

28

5.837.699

559.956

167.979

1.699.052

2.426.989

3.410.709

Surplus

Mar

31

4.830.897

613.380

184.006

2.050.979

2.848.365

1.982.531

Surplus

April

30

3.859.842

593.593

178.070

1.939.238

2.710.902

1.148.939

Surplus

Mei

31

2.388.212

613.380

184.006

2.033.852

2.831.238

-443.026

Defisit

Juni
Juli
Agus
Sept

30
31
31
30

759.668
571.400
550.493
712.863

593.593
613.380
613.380
593.593

178.070
184.006
184.006
178.070

1.766.585
1.668.472
1.712.717
1.812.165

2.538.249
2.465.859
2.510.104
2.583.830

-1.778.581
-1.894.458
-1.959.611
-1.870.967

Defisit
Defisit
Defisit
Defisit

Okt
Nop
Des

31
30
31

613.380
593.593
613.380

184.006
178.070
184.006

2.195.133,26
2.091.173,14
2.050.979,52

2.992.519
2.862.837
2.848.365
32.416.248

-1.599.667
958.281
2.838.601
3.734.105

Defisit
Surplus
Surplus
Surplus

Outflow

Keseimbangan Air

1.392.852
3.821.119
5.686.967
36.150.352
Sumber: Hasil Analisis

Tabel 5. Neraca Air Kecamatan Batu Tahun 2030
Kebutuhan Air
Inflow
Bulan hari
Domestik Non Domestik



Jan.
31 10.170.167 717.543
215.263
Peb.
28 10.346.269 655.047
196.514

Irigasi

1.216.832
1.033.939


2.149.638
1.885.501


8.020.528
8.460.768

Kondisi
Surplus
Surplus

Maret

31

8.561.894

717.543

215.263

1.248.100

2.180.906

6.380.988

Surplus

April

30

6.840.874

694.396

208.319

1.180.101

2.082.817

4.758.057

Surplus

Mei

31

4.232.675

717.543

215.263

1.237.677

2.170.483

2.062.192

Surplus

Juni

30

1.346.374

694.396

208.319

1.075.035

1.977.751

-631.376

Defisit

Juli

31

1.012.704

717.543

215.263

1.015.329

1.948.136

-935.431

Defisit

Agus

31

975.649

717.543

215.263

1.042.254

1.975.061

-999.411

Defisit

Sept
Okt
Nop
Des

30
31
30
31

694.396
717.543
694.396
717.543

208.319
215.263
208.319
215.263

1.102.772
1.335.823
1.272.559
1.248.100

2.005.488
2.268.629
2.175.275
2.180.906
25.000.595

-742.067
199.950
4.596.969
7.898.218
39.069.387

Defisit
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus

1.263.421
2.468.579
6.772.245
10.079.124
64.069.982
Sumber: Hasil Analisis

Tabel 6. Neraca Air Kecamatan Bumiaji Tahun 2030
Kebutuhan Air
Bulan hari
Inflow
Outflow
Keseimbangan Air
Domestik
NonIrigasi
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 89

ISBN 978-602-9092-64-6


Jan
31
28.631.281
Peb
28
27.764.203
Mar
31
21.325.067
April
30
16.714.818
Mei
31
9.685.908
Juni
30
3.292.365
Juli
31
2.537.342
Agus
31
2.557.312
Sept
30
3.417.196
Okt
31
6.603.311
Nop
30
15.717.458
Des
31
26.260.166
164.506.434
Sumber: Hasil Analisis


424.071
387.135
424.071
410.391
424.071
410.391
424.071
424.071
410.391
424.071
410.391
424.071

Domestik

127.224
116.143
127.224
123.120
127.224
123.120
127.224
127.224
123.120
127.224
123.120
127.224

Dari aspek kelembagaan, penyediaan air bersih
KotaBatu dilayani oleh PDAM dan HIPPAM. PDAM
memberikan kepastian pelayanan dalam segi
kuantitas, kualitas, maupun kuantitas. Sesuai arahan
Direktorat Cipta Karya bahwa jika kondisi
masyarakat rata-rata mampu membiayai operasional
sistem air bersih, maka lembaga yang disarankan
adalah PDAM (Buletin Cipta Karya-04/tahun VII/
2010). HIPPAM, swadaya masyarakat, dan sumbersumber lain keberadaannya akan dipertahankan dan
diperkuat dengan pembinaan teknis dan pembinaan
kelembagaan yang lebih baik. Jumlah pengguna
layanan air bersih non PDAM diperkiran tetap akan
tumbuh membesar namun mengecil secara nilai
prosentase cakupan layanan. Cakupan Layanan akan
menurun dari 37,96% (2012) menjadi 33,81% (2020)
dan 29,19% (2030). Pengembangan Lembaga
Penyedia air bersih non PDAM akan difokuskan pada
daerah yang sulit dijangkau oleh PDAM Kota Batu
dan daerah eksisting dengan memanfaatkan sumber
dana dari Hibah, APBN, APBD, dan swadaya
masyarakat.
Dari aspek pembiayaan, penyediaan air bersih
dibiayai bersama antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah, maupun PDAM. Pola investasi

Unit
Air Baku
Pro-duksi
Distri-busi
Pela-yanan


1.300.393
1.104.940
1.333.808
1.261.140
1.322.670
1.148.859
1.085.053
1.113.827
1.178.501
1.427.555
1.359.947
1.333.808


1.851.688
1.608.219
1.885.103
1.794.651
1.873.965
1.682.370
1.636.348
1.665.122
1.712.012
1.978.850
1.893.458
1.885.103
21.466.896


26.779.593
26.155.983
19.439.964
14.920.166
7.811.943
1.609.995
900.994
892.189
1.705.184
4.624.461
13.823.999
24.375.063
143.039.538

Kondisi
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus
Surplus

disesuaikan dan dilakukan dengan rencana
pentahapannya termasuk sumber pendanaan dapat
bersumber dari dana APBD Kabupaten, PDAM,
Swasta, Perbankan, APBD Provinsi dan APBN.
Sumber pendanaan pengembangan SPAM dapat
dikelompokkan ke dalam:
- Pengembangan sistem penyediaan air bersih di
unit air baku sumber pendanaannya dari APBN
SDA
- Pengembangan sistem penyediaan air bersih di
unit produksi sumber pendanaannya dari APBD I,
APBD II dan atau Swadaya
- Pengembangan infrastruktur sistem penyediaan
air bersih dapat bersumber dari swasta dengan
pola kerjasama pemerintah swasta (KPS) sesuai
ketentuan dalam Perpres 67/2005.
Pendanaan pengembangan SPAM diarahkan
pada kemampuan penyelenggara SPAM eksisiting di
Kota Batu, yaitu PDAM Kota Batu dan HIPPAM di
beberapa
wilayah
desa/kelurahan.
Untuk
pengembangan jangka pendek maupun jangka
panjang, pendanaannya menggunakan pedoman
pendanaan pengembangan sistem penyediaan air
bersih, yaitu seperti disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
Unit Bangunan
Sumber Dana
Intake Air Permukaan, Bangunan Penangkap
APBN melalui PU Sumberdaya Air
Mata Air, Pipa Transmisi.
Bangunan Pengolahan Air, Sumur Bor, Pompa, APBN melalui PU Cipta Karya
Reservoir
Reservoir Distribusi, Jaringan Pipa Distribusi
APBD Provinsi
APBD Kabupaten/PDAM
Sambungan Rumah
PDAM
Hidran Umum
Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 90

ISBN 978-602-9092-64-6

4. KESIMPULAN
Dari hasil studi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
- Sumber air untuk pelayanan air bersih Kota Batu
masih mencukupi, namun perlu upaya konservasi
- Pengelola sistem penyediaan air bersih pada tahun
2030 lebih diutamakan dilakukan oleh PDAM
- Pengelolaan sistem air bersih dibiayai dari dana
APBN, APBD, maupun PDAM, sementara untuk
non-PDAM dibiayai dari hibah dan swadaya
masyarakat

5. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya dan Pemerintah Kota Batu.

DAFTAR PUSTAKA

Haryoso, B (2010), Teknik Pemanen Air Hujan (Rain
Water Harvesting) Sebagai Alternatif Upaya
Penyelamatan Sumber Daya Air Di Wilayah
DKI Jakarta, Jurnal Sains dan Teknologi
Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 2, 2010, hal
29-39.
Kodoatie, J.R, dan Sjarief, Roestam (2010), Tata
Ruang Air, edisi pertama, Andi Offset,
Yogyakarta
Mahzum,
M.M.
dan
Mardyanto,
M.A
(2014),Analisis Ketersediaan Sumber Daya
Air dan Upaya Konservasi Sub Das Upper
BrantasWilayah Kota Batu, Prosiding
Seminar Nasional Seminar Nasional:
Pemanfaatan Mata Air Umbulan Untuk
Kemakmuran Rakyat, Jurusan Teknik
Lingkungan ITS, 7 Agustus 2014
PDAM Kota Batu (2013), Business Plan
PDAM Kota Batu 2013-2017
Sidharno, W (2013), Kajian Ketersediaan Air Baku
Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
Kota Kupang Dengan Skenario Dampak
Perubahan Iklim, Tesis Master., Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
Surabaya.

Proceeding Seminar Nasional Teknik Lingkungan ULM 2014
“Teknologi Praktis dalam Upaya Konservasi Air dan Energi” | 91

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21