Penggunaan Plastik Ramah Lingkungan Peng

PENGGUNAAN PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN
PENGGANTI PLASTIK PP DAN PE

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah

oleh
MARDI LONGALAYUK
16913095
M. ILHAM SOBIRIN PUTRA PRASOJO
16913127
VERDIAN
1691339

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2014

LEMBAR PENGESAHAN


Judul Karya Tulis :
“Penggunaan Plastik Ramah Lingkungan Pengganti Plastik PP dan PE ”

Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing,

Drs. AMAS SURYADI, M. Hum.

i

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah mengenai penggunaan plastik ramah lingkungan dalam menggantikan plastik berbahan PP (Poly Propylene) dan PE (Poly Etylene). Karya ilmiah ini dibuat
sebagai tugas akhir dari Drs. Amas Suryadi, M. Hum. Selaku dosen mata kuliah
Tata Tulis Karya Ilmiah tahun ajaran 2013/2014.
Karya ilmiah ini berjudul “Penggunaan Plastik Ramah Lingkungan
Pengganti Plastik PP dan PE”, dengan karya ilmiah ini penulis bertujuan agar
setiap orang dapat mengurangi penggunaan plastik berbahan PP dan PE atau pun
dapat mengurangi plastik yang terbuang ke lingkungan di kota Bandung. Selama

penyusunannya banyak hambatan yang dialami penulis teutama dalam sistematika
penulisan. Namun, banyak bantuan dalam bentuk pikiran, waktu, dan tenaga yang
penulis terima dari dosen Tata Tulis Karya Ilmiah serta dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Amas Suryadi, M. Hum. Selaku dosen Tata Tulis Karya Ilmiah yang
telah banyak membimbing dalam penyusunan karya ilmiah ini,
2. Keluarga dan sahabat yang telah memberi dukungan, dan
3. Kawan-kawan mahasiswa yang telah membantu memberikan data sebagai
reponden.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberi pengetahuan baru dan menjadi
reverensi dalam menggunakan plastik bagi para pembaca terutama sivitas
akademika dan masyarakat secara umum agar kehidupan kita dan lingkungan
tetap terjaga. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam karya tulis ini
sehingga mengharapkan adanya kritik dan saran perbaikan dari pembaca untuk
karya ilmiah ini.
Bandung, Mei 2014
Penulis

ii


SARI
Plastik merupakan bahan yang telah ada dan digunakan manusia sejak
ribuan tahun silam, bangsa Mesir kuno adalah yang pertama menggunakan bahan
ini dengan memanfaatkan bahan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk
pemanfaatan yang masih sempit. Hingga saat ini dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada plastic telah dikembangkan dari berbagai
jenis bahan dan pemanfaatannya pun lebih luas lagi, saat ini dapat dikatakan
bahwa plastik tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. Saat ini
dengan berbagai jenis plastik yang ada, sebagian besar produk plastik yang
digunakan masyarakat berbahan dasar PP (Poly Propilena) dan PE (Poly Etylena)
yang sesungguhnya memiliki banyak kerugian bagi manusia dan lingkungan
hidup.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar kita sebagai masyarakat pengguna
plastik dapat memahami mengenai bahaya dan dampak yang dapat ditimbulkan
oleh jenis plastik ini kemudian dapat memperolah cara untuk mengurangi
penggunaan plastik.
Dapat dikatakan bahwa saat ini masyarakat sudah sangat tergantung
dengan plastik. Setiap hari baik di rumah tangga, kantor, maupun tempat hiburan
plastik akan selalu kita temukan, masalah muncul ketika plastik ini sudah tidak
digunakan lagi dan dibuang menjadi sampah. Karena bahan kimianya plastik PP

dan PE sukar diurai oleh mikroorganisme, bahkan ketika dibakar pun akan
menghasilkan senyawa yang berbahaya bagi makhluk hidup. Masalah ini dapat
dapat ditanggulangi dengan memproduksi bioplastik yang lebih ramah
lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik berbahan PP dan PE.
Oleh karena itu, dengan makalah ini kami mencoba memberikan solusi
berdasarkan hasil angket yaitu dengan menggunakan plastik yang berbahan dasar
bioplastik dalam kegiatan sehari-hari agar plastik berbahan PP dan PE dapat
dikurangi.

Kata Kunci : plastik, bioplastik, PP (Poly Propylene), PE (Poly Etylene).

iii

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………...

i


PRAKATA ……………………………………………………………….....

ii

SARI ………………………………………………………………….........

iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….....

iv

DAFTAR GAMBAR ….……………………………………………….......

vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………..…...

vii


BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………....….

1

1.1

Latar Belakang dan Rumusan Masalah ……………………

1

1.2

Tujuan Penelitain …………….…………………………….

2

1.3

Hipotesis ……………………………………..…………….


3

1.4

Metode dan Teknik Pengumpilan Data …………………....

3

1.5

Sistematika Penulisan ………………….…..………………

5

BAB II PLASTIK DAN APLIKASINYA ………………………………....

6

2.1


Pengenalan dan Penggolongan Plastik …………………….

6

2.2

Plastik Polietilena dan Polipropilena ………………………

9

2.3

Proses Pembuatan Plastik PP dan PE ………………………

13

2.4

Pengenalan Plastik Ramah Lingkungan (bioplastik) ….……


15

2.5

Proses Pembuatan Bioplastik ………………………………

16

iv

2.6

Kelebihan dan Kekurangan Bioplastik ……………………..

17

2.7

Aplikasi Plastik sebagai Bahan Baku Sehari-hari ………….


18

BAB III PENGGUNAAN PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN ... 20
3.1

Ketergantungan Manusia terhadap Plastik ………………….

20

3.2

Dampak Produksi Plastik terhadap Lingkungan …………….

21

3.3

Degradasi Plastik Secara Alami Oleh Lingkungan ……….....

25


3.4

Limbah Plastik dan Pengolahannya …………………………

26

3.5

Penggunaan Bioplastik Pengganti Plastik PP dan PE ……….

28
24

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………...

31

4.1

Simpulan …………………………………………………….

31

4.2

Saran …………………………………………………………

31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 32
RIWAYAT HIDUP …………………………………….................................... 33
LAMPIRAN

v

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar

1 Stuktur kimia Polietilena.......................................................

10

2 Struktur kimia Polipropilena.................................................

12

3 Tahap pengolahan minyak bumi menjadi resin
plastik...................................................................................

14

4 Metode pembuatan plastik....................................................

14

5 Skema pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar
minyak.................................................................................

vi

28

DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL

I MASA WAKTU UNTUK TERURAI
BEBERAPA BAHAN.......................................................

25

II PERBANDINGAN EMISI CO2 PADA PRODUKSI
PETROPLASTIK DAN BIOPLASTIK ............................

vii

30

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang Masalah
Plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah menjadi
barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Barang-barang berbahan
dasar plastik mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti botol plastik,
pembungkus permen, kantong plastik dan peralatan rumah tangga. Jenis utama
dari plastik adalah PP (Poly Propylene) dan PE (Poly Etylene). Palstik PP dan PE
memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan bahan dasar lain yang
biasa digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga. Sifat plastik PP dan PE
yang ringan, mudah didapat dan murah menjadikan banyak industri di belahan
dunia memanfaatkan plastik sebagai bahan baku dalam proses produksinya.
Dengan demikian, tidak heran jika 300 juta ton plastik diproduksi di seluruh dunia
dalam setiap tahun.
Keberadaan plastik PP dan PE memang sangat membantu masyarakat
dalam banyak hal tetapi tanpa disadari penggunaan berlebih terhadap plastik PP
dan PE saat ini memicu dampak buruk terhadap lingkungan, terutama ketika
plastik tersebut telah menjadi sampah. Butuh seribu tahun bagi sampah plastik PP
dan PE untuk terurai sempurna oleh mikroorganisme dalam tanah dan hanya satu
persen dari seluruh plastik yang diproduksi yang didaur ulang. Sekitar enam puluh
persen sampah laut terdiri dari bahan plastik yang keberadaanya telah membunuh
lebih dari 100.000 mamalia dan satu juta burung laut. Oleh karena itu, diperlukan

2

plastik ramah lingkungan untuk mengatasi dampak dari limbah plastik PP dan PE
tersebut.

1.1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh bahwa

plastik PP dan PE banyak berguna dalam membantu kehidupan manusia tetapi
sifat dari bahan plastik ini dapat mengancam keberlangsungan kehidupan semua
makhluk hidup yang ada di bumi, sehingga muncul permasalahan yaitu upaya apa
yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik PP dan PE?

1.1.3

Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa

pokok, yaitu bahan baku palstik ramah lingkungan, bahan baku plastik PP dan PE,
dampak limbah plastik PP dan PE terhadap lingkungan, upaya mengurangi plastik
PP dan PE, plastik pengganti PP dan PE serta manfaat dan tujuan yang akan
dicapai.

1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini ialah
mengetahui cara untuk mengurangi penggunaan plastik PP dan PE sebagai bahan
baku peralatan sehari-hari.

3

1.3 Hipotesis
Salah satu upaya dalam mengatasi limbah plastik adalah menggunakan
plastik ramah lingkungan pengganti plastik PP dan PE. Plastik ramah lingkungan
yang diharapkan adalah plastik yang memiliki kekuatan yang sama, harga yang
lebih murah dan mudah didapat jika dibandingkan dengan plastik PP dan PE.
Penggunaan plastik ramah lingkungan di lingkungan masyarakat harus terus
menerus dilakukan agar keadaaan ekosistem di Bumi dapat tetap terjaga

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1

Metode
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari

literatur maupun dari lapangan, kemudian dianalisis. Sehubungan dengan itu,
maka metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan
empiris dan rasional. Metode empiris yaitu peneliti melakukan penelitian
langsung ke lapangan untuk mencari data empirik dari responden dan untuk
mendapat gambaran tentang penggunaan plastik ramah lingkungan pengganti
plastik PP dan PE.

1.4.2

Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini kami menggunakan tenik pengumpulan data berupa studi
literatur, kuesioner online dan observasi lapangan

4

1.4.2.1 Studi Literatur
M. Nasir (1988 : 111) menyatakan studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi terhadap buku, literatur, catatan dan
laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Studi literatur atau studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan objek
penelitian yang dilakukan.
1.4.2.2 Kuesioner Online
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dangan memberikan seperangkat pertanyaan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya. Keusioner online adalah daftar pertanyaan tertulis
yang telah disusun sebelumnya yang disebarkan melalui internet. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner atau daftar pertanyaan tersebut cukup
terperinci lengkap dan biasanya sudah menyediakan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).

1.4.3

Observasi Lapangan
Observasi lapangan merupakan metode pengumpulan data dengan

mengamamati langsung di lapangan. Proses ini berlangsung dengan pengamatan
yang meliputi melihat, merekam, menghitung, mengukur dan mencatat kejadian.
Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data
atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selajutnya peneliti harus melakukan

5

observasi terfokus, yaitu mulai mengumpulkan data atau informasi yang
diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan
yang terus-menerus terjadi.

1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,
plastik dan aplikasinya, penggunaan plastik ramah lingkungan, serta simpulan dan
saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan aspek
laporan penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian,
metode dan teknik pengumpulan data pada laporan ini, serta sistematika
penulisan. Pada bab dua akan disajikan penjelasan umum dan aspek-aspek yang
akan dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai sumbernya berupa
pengenalan dan penggolongan plastik berdasarkan fisis dan bahan baku,
pembuatan bioplastik, kelebihan dan kekurangan bioplastik, dan aplikasi plastik
sebagai bahan baku sehari-hari. Bab tiga akan dijabarkan dan dianalisis masalahmasalah yang telah dirumuskan secara lengkap berupa penggunaan plastik ramah
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, degradasi plastik secara alami oleh
lingkungan, limbah plastik dan pengolahannya, dan dampak penggunaan plastik
ramah lingkungan. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran penulis mengenai
permasalahan yang kami angkat terkait dengan penggunaan plastik ramah
lingkungan penggantik plastik PP dan PE.

6

BAB II
PLASTIK DAN APLIKASINYA

2.1 Pengenalan dan Penggolongan Plastik
2.1.1

Penggolongan Plastik Berdasarkan Sifat Fisis
Plastik adalah tipe polimer organik yang dapat dicetak bentuknya. Plastik

yang paling umum digunakan saat ini merupakan plastik berbahan baku minyak
bumi. Secara umum, plastik dapat digolongkan menjadi nilon, rayon, kevlar ,
PVC, lexan, polistirena, polietilena, dan plexiglass. Berdasarkan sifat fisis, plastik
dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu thermoplastik dan
thermosetting.
Thermoplastik merupakan jenis plastik yang paling umum. Thermoplastik
dapat berubah wujud menjadi cair ketika dipanaskan dan dapat dibentuk kembali
tanpa terdegradasi dengan cara didinginkan. Kemampuan thermoplastik untuk
dapat dibentuk kembali membuat plastik jenis ini lebih mudah didaur ulang
daripada plastik jenis thermosetting. Thermoplastik memiliki permukaan yang
lebih halus dibandingkan dengan thermosetting. Thermoplastik meliputi
Polysterene (PS), Polietilena (PE), Polipropilena (PP), Acrylonitryl Butadine
Styrene (ABS) dan Polymethyl Metacrylate (PMMA).
Thermosetting merupakan jenis plastik yang tidak dapat didaur ulang
karena plastik jenis ini langsung mengeras dan menjadi arang ketika dipanaskan.
Plastik Thermosetting meliputi Phenol Formaldehyde (PF), Urea Formaldehyde
(UF), Melamine Formaldehyde (MF), Alkyds, Epoxy Resin (EP), Polyurethane

7

(PUR), Silicones Acrylic, Polycarbonate (PC), teflon, PVC, nilon, Cellulosics,
Polyfluorocarbon, Styrene Acrylonitrile (SAN) dan Acetal.

2.1.2 Penggolongan Plastik Berdasarkan Bahan Baku
Secara umum, bahan baku plastik dapat digolongkan menjadi dua jenis
yaitu polimer alami dan polimer sintetis. Polimer alami meliputi kayu, kulit
binatang, kapas, karet alam dan rambut. Sedangkan polimer sintetis dapat dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Polimer yang tidak terdapat secara alami, misalnya nilon, poliester,
polipropilen dan polistiren
2. Polimer yang terdapat di alam tetapi dapat juga dibuat oleh proses
buatan, misalnya karet sintetis
3. Polimer alami yang dimodifikasi, misalnya seluloid dan cellophane.
Cellophane terbuat dari selulosa yang telah mengalami modifikasi secara radikal
sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisik asalnya.
Ada pula penggolongan plastik pada industri yang cukup penting kita
ketahui karena plastik inilah yang paling sering kita gunakan dalam hal konsumsi
makanan dan minuman. Terdapat tujuh golongan bahan baku plastik pada industri
yaitu :
1. PET
PET adalah singkatan dari Polietilena Terephthalate yang merupakan resin
Polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas.
Kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc yang membuat plastik berbahan

8

baku PET bersifat kokoh. Polietilena Terephthalate dapat ditemukan pada botol
air, botol soda, botol jus, botol minyak goreng, kemasan makanan, botol dressing
salad bahkan cangkir kopi instan.

2. HDPE
HDPE adalah High Density Polietilena yang merupakan resin yang liat,
kuat dan kaku. High Density Polietilena berasal dari minyak bumi yang sering
dibentuk dengan cara meniupnya. Plastik jenis ini dapat ditemukan pada cerek
susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, kemasan juice,
botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi.
3. PVC
PVC adalah Polyvinyl Chloride, memiliki rumus molekul (-CH2-CHCl-)n.
PVC merupakan resin yang liat, keras dan tidak terpengaruh oleh zat kimia lain.
PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, botol minyak goreng, kabel listrik,
botol pembersih kaca, mainan, botol shampoo, pipa air, kemasan kerut dan
kemasan makanan cepat saji. Plastik yang terbuat dari PVC tidak dapat didaur
ulang.
4. LDPE
LDPE merupakan resin yang keran, kuat, tidak bereaksi dengan zat kimia
lain dan merupakan plastik yang memiliki mutu paling tinggi. LDPE terbuat dari
minyak bumi dan memiliki rumus molekul (-CH2-CH2-)n. LDPE dapat
digunakan untuk membuat tas plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan,
perangkat komputer dan wadah yang dicetak.

9

5. PP
PP atau Polipropilena merupakan plastik polimer yang mudah dibentuk
ketika panas, memiliki rumus kimia (-CHCH3-CH2-)n. Plastik jenis ini memiliki
sifat fisis yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak. Polipropilena dapat
dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol obat, tube
margarin, sedotan, mainan, tali, pakaian dan berbagai macam botol.
6. PS
PS atau Polistirena adalah plastik polimer yang mudah dibentuk bila
dipanaskan, memiliki rumus molekul (-CHC6H5-CH2-)n. Polistirena bersifat
sangat kaku dalam suhu ruangan. Plastik jenis ini digunakan sebagai bahan baku
perkakas, kotak CD, gelas plastik, wadah makanan dan nampan.
7. Campuran dari beberapa jenis plastik
Plastik jenis ini terbuat dari campuran dua atau lebih jenis plastik.

2.2 Plastik Polietilena dan Polipropilena
2.2.1 Plastik Polietilena
Plastik Polietilena adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh
konsumen produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik jenis
ini diproduksi setiap tahunnya. Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai
panjang monomer etena. Dua grup etena bersatu dengan ikatan ganda membentuk
rantai polimer yang panjang.
Polietilena pertama kali disintesis oleh ahli kimia Jerman bernama Hans
von Pechmann yang melakukannya secara tidak sengaja pada tahun 1989 ketika

10

sedang memanaskan diazometana. Ketika koleganya, Eugen Bamberger dan
Friedrich Tschirner mencari tahu tentang substansi putih, berlilin, mereka
mengetahui bahwa yang ia buat mengandung rantai panjang etena (-CH2-) dan
menamakannya polietilena.

Gambar 1. Stuktur kimia Polietilena

Kegiatan sintetis polietilena secara industri dilakukan oleh Eric Fawcett
dan Reginald Gibson pada tahun 1933 di fasilitas ICI di Northwich, Inggris.
Ketika memperlakukan campuran etilena dan benzaldehida pada tekanan yang
sangat tinggi, mereka mendapatkan substansi yang sama seperti yang didapatkan
oleh Pechmann. Reaksi diinisiasi oleh keberadaan oksigen dalam reaksi sehingga
sulit mereproduksinya pada saat itu. Namun Michael Perrin, ahli kimia ICI
lainnya, berhasil mensintesi Polietilena sesuai harapan pada tahun 1935 dan pada
tahun 1939 industri LDPE (Low Density Polyethylene) pertama dimulai.
Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan
percabangan molekul. Sifat mekanis dari Polietilena bergantung pada tipe
percabangan, struktur kristal dan berat molekulnya. Beberapa jenis Polietilena
berdasarkan kepadatan dan percabangan molekulnya yaitu :

11

1. Polietilena bermassa molekul sangat tinggi ( Ultra High Molecular
Weight Polyethylene ) (UHMWPE)

2. Polietilena bermassa molekul sangat rendah ( Ultra Low Molecular
Weight Polyethylene ) (ULMWPE atau PE-WAX)

3. Polietilena bermassa molekul tinggi ( High Molecular Weight
Polyethylene ) (HMWPE)

4. Polietilena berdensitas tinggi ( High Density Polyethylene ) (HDPE)
5. Polietilena “cross-linked” ( Cross-Linked Polyethylene ) (PEX atau
XLPE)
6. Polietilena “cross-linked” berdensitas tinggi ( High Density CrossLinked Polyethylene ) (PEX atau XLPE)

7. Polietilena berdensitas menengah ( Medium Density Polyethylene )
(MDPE)
8. Polietilena berdensitas rendah ( Low Density Polyethylene ) (LDPE)
9. Polietilena linier berdensitas rendah ( Linear Low Density Polyethylene
) (LLDPE)
10. Polietilena berdensitas sangat rendah ( Very Low Density Polyethylene )
(VLDPE).
2.2.2

Plastik Polipropilena
Polipropilena atau Polipropena ( PP ) adalah sebuah polimer termoplastik

yang dibuat oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi,
diantaranya pengemasan, tekstil, alat tulis, berbagai tipe wadah, perlengkapan
laboratorium, pengeras suara, komponen otomotif dan uang kertas polimer.

12

Polimer jenis ini memiliki permukaan yang tidak rata serta memiliki sifat resistan
terhadap pelarut kimia, basa dan asam. Polipropilena biasanya didaur ulang dan
simbol daur ulangnya adalah nomor “5”.
Polipropilena pertama kali dipolimerisasikan oleh Dr. Karl Rehn di
Hoechst AG, Jerman, pada tahun 1951. Namun beliau tidak menyadari pentingnya
penemuan itu. Ditemukan kembali pada 11 Maret 1954 oleh Giulio Natta,
Polipropilena pada awalnya diyakini lebih murah daripada polietilena.

Gambar 2. Struktur kimia Polipropilena

Polipropilena memiliki titik lebur 160 °C dan dapat mengalami degradasi
rantai saat terkena radiasi ultraviolet dari sinar matahari. Kebanyakan
polipropilena komersial merupakan isotaktik dan memiliki kristalinitas tingkat
menengah di antara polietilena berdensitas rendah dengan polietilena berdensitas
tinggi, Modulus Youngnya juga menengah. Melalui penggabungan partikel karet,
PP bisa dibuat menjadi liat serta fleksibel, bahakn di suhu yang rendah. Hal ini
membolehkan polipropilena digunakan sebagai pengganti berbagai plastik teknik
seperti ABS.

13

Ada tiga tipe umum Polipropilena yaitu homopolimer, random copolymer
dan impact copolymer atau kopolimer blok. Conomer yang digunakan adalah
etena. Karet etena-propilena yang ditambahkan ke homopolimer PP meningkatkan
kuat dampak suhu rendahnya. Monomer etena berpolimer acak yang ditambahkan
ke homopolimer PP menurunkan kristalinitas polimer dan membuat polimer lebih
tembus pandang.
Polipropilena juga memiliki sifat kebal dari lelah. Oleh karena itu,
Polipropilena digunakan untuk membuat living hinge ( engsel fleksibel yang
menghubungkan dua bagian dari plastik yang kaku ), seperti yang ada di botol
dengan tutup flip top. Lemabaran propilena yang sangat tipis dipakai sebagai
bahan dielektrik dalam pulsa berdaya tinggi tertentu serta kondensator frekuensi
radio yang kehilangan frekuensi rendah.

2.3 Proses Pembuatan Plastik PE dan PP
Secara garis besar proses pembuatan plastik dapat dibagi menjadi 2 tahap
yaitu tahap pembuatan resin dan tahap pembuatan plastik. Resin plastik
kebanyakan berbahan baku minyak bumi. Minyak bumi dan gas alam hasil
pengeboran dimurnikan secara destilasi di pabrik penyulingan kemudian diperoleh
minyak berat dan residu. Minyak berat dan residu ini diolah lagi di unit destilasi
vacuum untuk menurunkan titik didihnya sehingga menghasilkan fraksi light
vacuum gasoil (LVG), medium vacuum gasoil (MVG), heavy vacuum gasoil
(HVG) dan fraksi short residu. Fraksi MVG dan HVG akan diolah lagi di unit
Polipropilin sehingga menghasilkan resin plastik.

14

Gambar 3. Tahap pengolahan minyak bumi menjadi resin plastik

Proses pembuatan plastik dari resinnya dapat dibagi menjadi beberapa
metode. Untuk membuat plastik termoplas ( thermoplastik ) digunakan metode
extrusion, injection molding, blow molding dan thermoforming. Untuk membuat

plastik termoset ( thermosetting ) digunakan metode compression molding,
pultrusion, vacuum-bag forming dan transfer molding.

Gambar 4. Metode pembuatan plastik

15

Plastik Polietilena dan Polipropilena merupakan plastik jenis thermoplast.
Oleh karena itu, proses pembuatan plastik PE dan PP keduanya menggunakan
metode yang sama yaitu extrusion, injection molding, blow molding dan
thermoforming.

2.4 Pengenalan Plastik Ramah Lingkungan (bioplastik)
Kondisi kekinian lingkungan semakin memprihatinkan. Banyak sampah
yang tidak berbahan ramah lingkungan bertebaran di sekitar kita. Sampah-sampah
tersebut dapat berasal dari perlengkapan rumah tangga, peralatan sekolah dan
kantor, mainan anak-anak, serta berbagai bentuk kemasan. Sebagian besar
sampah-sampah tersebut berbahan dasar plastik dan dapat menimbulkan
pencemaran secara fisik serta. kimiawi. Secara fisik, sampah plastik bisa
menyumbat saluran air, mengotori lingkungan, mengakibatkan pendangkalan
sungai dan mengganggu struktur tanah. Sampah plastik yang terkumpul dalam
tanah akan membentuk lapisan kedap air, sehingga mengganggu masuknya air ke
dalam tanah yang ditumbuhi tanaman. Pencemaran plastik secara kimmiawi akan
terjadi bila ada pembakaran sampah plastik. Bahan plastik yang mengandung
klorin, misalnya polivinilklorida (PVC) jika dibakar akan mengeluarkan asap
pedas yang mengandung bahan-bahan organoklorin yang membahayakan
kesehatan, seperti gas hidrogen klorida (HCl) dan dioksin. Oleh karena itu, perlu
adanya bahan plastik yang ramah lingkungan guna menghindari dampak
pencemaran tersebut.

16

Bioplastik adalah senyawa biopolimer yang dapat digunakan untuk
mengurangi dampak dari pencemaran limbah plastik yang sedang terjadi saat ini.
Sifatnya yang mudah terdegradasi secara alami dengan bantuan bakteri, jamur dan
alga atau mengalami hidrolisis dalam larutan berair dapat menjaga kualitas tanah,
udara, ataupun air di lingkungan sekitar kita. Bioplastik dapat terbuat dari pati,
selulosa, atau alfatik. Bioplastik berbahan pati berjumlah sekitar 50 persen dari
jumlah keseluruhan bioplastik yang tersebar di bumi. Termoplastik pati
merupakan bioplastik yang paling banyak digunakan. Flexibiliser dan peliat
seperti sorbitol dan gliserin ditambahkan sehingga pati juga dapat diproses
thermo-plastis. Dengan memvariasikan jumlah zat aditif, karakteristik material
dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus.

2.5 Proses Pembuatan Bioplastik
Dari pengenalan mengenai bioplastik diatas, bioplastik menjadi bahan
yang harus dikembangkan dan disebarluaskan kepada masyarakat agar masyarakat
sadar mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Masyarakat harus terbiasa
dengan penggunaan bioplastik dalam berkegiatan sehari-hari. Dengan banyaknya
kebutuhan akan bioplastik, maka perlu adanya langkah dimana setiap masyarakat
mampu memperoleh bioplastik secara mandiri dan cepat.
Pembuatan bioplastik memerlukan bahan dasar yang dapat berupa pati,
tepung jagung, atau bahan-bahan alami lainnya. Setelah adonan bahan bioplastik
dipanaskan, tahap selanjutnya adalah melakukan dua macam teknik peracikan
yang setiap pengerjaannya dilakukakan sesuai dengan kebutuhan. Teknik pertama

17

adalah penambahan cuka. Jika kita mengharapkan terbentuknya plastik yang
bersifat kaku dan rapuh, kita dapat menambahkan asam cuka ke dalam adonan
yang menyebabkan pematahan cabang amilopektin di dalam ikatan senyawa
penyusun bioplastik tersebut. Teknik kedua adalah penambahan gliserin. Gliserin
dapat berperan sebagai pelumas tingkat molekul yang menyebabkan plastik
bersifat lentur. Bioplastik yang dibuat dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun,
dan kapanpun.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Bioplastik
Bioplastik semakin gencar dikembangkan setelah munculnya isu kenaikan
harga minyak bumi dan kelestarian lingkungan. Bioplastik yang tersusun atas
komponen-kompoen alam akan lebih mudah terdegradasi oleh bakteri-bakteri
pengurai karena senyawa penyusunnya yang terbuat dari bahan organik. Berbeda
dengan bioplastik, plastik konvensional membutuhkan waktu terurai yang sangat
lama dan dikhawatirkan memberi dampak pada pencemaran tanah dan air yang
kronis. Plastik konvensional yang sering kita temui terbuat dari minyak bumi atau
gas alam. Berbeda dengan bioplastik yang terbuat dari bahan-bahan biotik seperti
jagung, singkong, atau mikrobiota. Jika harga minyak bumi sedang melambung
tinggi, maka bioplastik memiliki kelebihan insentif dalam biaya.
Bioplastik juga memiliki beberapa kekurangan. Saat ini teknologi proses
pembuatan bioplastik masih lebih mahal dibandingkan dengan pembuatan plastik
konvensional. Di samping itu, masyarakat menilai bahwa bioplastik memiliki
tingkat ketahanan dan kekuatan mekanik yang lebih lemah jika dibandingkan

18

dengan plastik konvensional. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja
bioplastik ditambahkan bahan-bahan aditif atau dicampur dengan plastik
konvensional.

2.7 Aplikasi Plastik sebagai Bahan Baku Sehari-hari
Keberadaan plastik tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Kelebihannya dibandingkan bahan yang lain semakin mendorong plastik sebagai
bahan baku utama pembuatan peralatan manusia. Tingkat penggunaan plastik
paling tinggi berada di peralatan rumah tangga, seperti gelas, piring, sedotan,
botol, atau lemari-lemari hias yang sering berada di rumah. Plastik juga banyak
digunakan dalam bidang industry makanan. Para perusahaan makanan
menggunakan plastik sebagai bahan baku pengemas makanan dan minuman. Sifat
plastik yang murah dan ringan membuat para pengusaha di industri makanan
menggunakan plastik guna meningkatkan keuntungan mereka. Di sisi lain, plastik
juga telah memasuki dunia fashion, para perancang pakaian menggunakan plastik
sebagai bahan pembuat kaos dan jaket. Sifat plastik yang bening dan ringan
dianggap mereka dapat menambah keindahan dari penampilan pakaian itu sendiri.
Penggunaan plastik sudah seharusnya dihindari sekarang. Terlebih lagi
penggunaan plastik dalam industri makanan. Plastik yang tidak tahan panas dapat
mengkontaminasi makanan, sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia karena
dapat menyebabkan kanker. Penggunaan plastik yang berlebihan juga dapat
mempercepat terjadinya global warming yang berbahaya bagi kelangsungan

19

kehidupan seluruh manusia. Plastik yang tidak diolah dengan baik juga dapat
mencemari lingkungan dan menghambat pertumbuhan makhluk hidup.

20

BAB III
PENGGUNAAN PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN

3.1 Ketergantungan Manusia terhadap Plastik
Plastik merupakan benda yang sering kita jumpai di sekitar kita. Bahkan
setiap hari kita menggunakan plastik untuk mengolah, menyimpan dan
mengemas makanan karena plastik lebih praktis digunakan dibanding bahan
lainnya. Plastik memiliki sifat tahan terhadap zat kimia di sektiar sehingga sangat
cocok digunakan sebagai bahan untuk mengemas makanan. Selain itu plastik
lebih awet dan tahan lama dibanding dengan kemasan alami seperti daun. Tidak
hanya digunakan untuk mengemas makanan, plastik juga sudah populer
digunakan sebagai bahan dasar komponen elektronik seperti layar handphone dan
gadget lainnya.

Tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, plastik mulai digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat beberapa komponen sepeda motor, mobil bahkan
pesawat terbang. Perusahaan manufaktur pesawat terbang terkemuka asal
Amerika, Boeing telah menggunakan plastik sebagai bahan dasar tubuh pesawat
terbang model terbarunya, Boeing 787. Pesawat yang sebagian tubuhnya terbuat
dari plastik tersebut diklaim mampu menempuh jarak yang lebih jauh
dibandingkan dengan pesawat generasi sebelumnya yang menggunakan paduan
logam ( alloy ) sebagai bahan dasar tubuh pesawat. Hal ini dikarenakan plastik
memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang lebih besar dibandingkan dengan
paduan logam ( alloy ) sehingga pesawat menjadi lebih ringan.

21

Dalam keseharian tanpa kita sadari sebenarnya kita sudah banyak
bergantung pada plastik. Dan dalam jangka waktu yang lama justru dapat menjadi
masalah bagi lingkungan sekitar. Plastik merupakan bahan yang tidak dapat
dihancurkan dengan cepat secara alami. Bahkan bakteri pembusuk dalam tanah
pun tidak dapat mendegradasi plastik dengan cepat. Sehingga lama-kelamaan
sampah plastik malah mencemari lingkungan karena kandungan kimia dalam
proses pembuataanya.

3.2 Dampak Produksi Plastik terhadap Lingkungan
Plastik mulai dikenal semenjak sekitar 3.000 tahun yang lalu dalam
kehidupan bangsa Mesir Kuno. Saat itu plastik yang dikenal masih bersifat alami,
bersumber dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Penggunaannya juga terbatas
sebagai bahan pelapis dan bahan dekorasi. Plastik sintesis mulai dirints pada tahun
1846 oleh Schonbein (Jerman) yang memodifikasi cellulosa kayu dan tumbuhan
dengan asam nitrat untuk membuat plastik semi sintesis. Plastik yang 100%
sintesis dihasilkan dari penelitian Leo Baekeland (Belgia) selama tahun 19071909, yaitu dengan ditemukannya Bakelite. Selanjutnya plastik mengalami
perkembangan yang pesat pada tahun 1940-an mula-mula di Jerman, kemudian
diikuti Jepang dan negara industri lainnya.
Industri produk plastik maupun produk dengan bahan baku plastik di
Indonesia telah meningkat pesat baik pada skala regional maupun nasional.
Meningkatnya daya beli konsumen khususnya masyarakat Indonesia di daerah
perkotaan maka prospek perkembangan industri produk plastik akan semakin

22

cerah. Sedangkan ditinjau secara nasional, perkembangan produk plastik dapat
dilihat dari perkembangan produksinya yang dilaporkan oleh Departemen
Perindustrian. Jenis produksi produk plastik yang memiliki tingkat kapasitas
terpasang dan produksi yang besar antara lain: pipa PVC, alat suntik, kantong
plastik, komputer, air conditioner , integrated circuit, mesin cuci, rice cooker
kabel telpon dan kabel listrik. Perkembangan selama lima tahun menunjukkan
peningkatan yang pesat dalam produksi pipa PVC, kantong plastik, televisi, radio,
integrated circuit, mesin cuci dan kabel. Perkembangan yang prospektif ini secara
langsung mempengaruhi penggunaan bahan baku industri plastik di dalam negeri
maupun laju kenaikan impor bahan baku tersebut dari negara-negara lain di dunia.
Sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah telah mendorong pendalaman
struktur industri kimia, khususnya industri petrokimia yang memproduksi bahan
baku plastik. Industri petrokimia dirangsang untuk berkembang di dalam negeri,
sehingga Indonesia diharapkan dapat memiliki keunggulan dalam produk-produk
yang menggunakan komponen bahan baku tersebut.
Sifat-sifat yang menjadikan plastik memiliki keunggulan dibandingkan
bahan lain, sekaligus juga menjadikan plastik sebagai sumber masalah. Akibat
sifatnya yang tidak bisa membusuk, tidak terurai secara alami dan tidak menyerap
air menyebabkan sampah plastik berbahaya terhadap lingkungan. Secara fisik,
sampah

plastik

bisa

menyumbat

saluran

air,

mengotori

lingkungan,

mengakibatkan pendangkalan sungai dan mengganggu struktur tanah. Sampah
plastik yang terkumpul dalam tanah akan membentuk lapisan kedap air, sehingga
mengganggu masuknya air ke dalam tanah. Gangguan masuknya air ke dalam

23

tanah bisa mengakibatkan banjir di musim hujan. Sementara jika lapisan sampah
plastik berada dibawah tanah yang ditumbuhi tanaman akan menyebabkan
tanaman tersebut kesulitan untuk mendapatkan air sehingga pertumbuhannya
terganggu.
Selain itu, pencemaran plastik secara kimiawi dapat terjadi bila ada
pembakaran sampah plastik. Bahan plastik yang mengandung klorin, misalnya
PVC jika dibakar akan mengeluarkan asap yang mengandung bahan-bahan
organoklorin yang membahayakan kesehatan seperti gas hidrogen klorida ( HCl )
dan dioksin. Gas HCl bisa terhisap paru-paru bersama butir-butir air yang ada di
udara akan menghasilkan asam klorida cair yang bersifat korosif. HCl juga bisa
bereaksi dengan bahan-bahan campuran PVC yang ikut terurai ketika dibakar.
Bahan berbahaya lainnya adalah dioksin yang bisa merusak kesehatan dan diduga
bisa menyebabkan penyakit kanker. Dioksin yang masuk ke dalam tubuh,
sekalipun dengan dosis rendah bisa menimbulkan gangguan sistem reproduksi,
sistem kekebalan dan gangguan hormonal.
Produksi plastik juga berdampak pada konsumsi minyak bumi.
Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk
di dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik digunakan
per menit. Untuk membuatnya diperlukan 12 juta barel minyak bumi karena
bahan baku pembuatan plastik adalah hasil penyulingan minyak bumi. Semakin
banyak penggunaan plastik tersebut berarti semakin cepat menghabiskan sumber
daya alam tersebut.

24

Bahan pembuat plastik (terutama polimer polivinil) yang terbuat dari
polychlorinated biphenyl (PCB) akan memberikan akibat antara lain :





Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah
Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan
membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing



PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun
tanaman akan menjadi racun berantai pada rantai makanan





Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang terserap ke dalam tanah
Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi
udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu
menyuburkan tanah



Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan
akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun





Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik
Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut
menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati
karena tidak dapat mencernanya



Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap
tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya



Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan
mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang
menyebabkan banjir.

25

3.3 Degradasi Plastik Secara Alami Oleh Lingkungan
Setiap hari manusia menghasilkan sampah terutama sampah plastik. Dari
hasil kuesioner yang kami buat, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap individu
menggunakan rata-rata 3 sampai 5 kantong plastik setiap hari dan hampir 50%
responden menyatakan langsung membuang plastik yang digunakan tersebut.
Karena sifat plastik yang tahan terhadap zat kimia, plastik membutuhkan waktu
yang lama untuk terurai secara alami oleh bakteri pengurai. Plastik membutuhkan
puluhan tahun untuk terurai tergantung pada jenis plastik. Berikut merupakan
perbandingan lama waktu untuk terurai dari beberapa bahan :
TABEL I. MASA WAKTU UNTUK TERUTAI BEBERPA BAHAN
Kategori bahan / material

Masa waktu untuk terurai

Kertas

2 – 5 bulan

Kardus / karton

5 bulan

Kulit jeruk

6 bulan

Filter rokok

10 – 12 tahun

Kantong plastik

10 – 20 tahun

Benda berbahan kulit

25 – 43 tahun

Baju berbahan nilon

30 – 40 tahun

Plastik keras seperti botol plastik 50 – 80 tahun
Jaring ikan

30 – 40 tahun

Aluminium

80 – 100 tahun

Kaleng timah

200 - 400 tahun

Botol kaca

1 juta tahun

26

Styrofoam (Polistirena)

Tidak dapat terurai

3.4 Limbah Plastik dan Pengolahannya
3.4.1

Limbah Plastik
Limbah plastik dapat berasal dari rumah tangga dan industri. Limbah

plastik yang dihasilkan rumah tangga berupa kantong plastik, plastik pembungkus
makanan, botol plastik dan berbagai jenis plastik yang umumnya berbahan dasar
polipropilena dan polietilena. Limbah plastik yang dihasilkan oleh industri dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu limbah dari produksi plastik dan limbah yang
mengandung plastik. Limbah dari produksi plastik umumnya dihasilkan oleh
industri petrokimia. Yang berbahaya bagi lingkungan adalah limbah yang
mengandung plastik karena limbah tersebut sukar terurai secara alami.
Dari 200 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahunnya, tidak semua
plastik tersebut dapat didaur ulang. Hanya beberapa jenis plastik terutama plastik
jenis termoplastik yang dapat didaur ulang secara langsung. Pada tahun 2006,
hanya 31% botol plastik yang terbuat dari High Density Polyethylene (HDPE)
yang didaur ulang di Amerika Serikat dan hanya 6,9% dari total plastik yang
dihasilkan seluruh dunia berhasil didaur ulang.
Alasan mengapa jumlah plastik yang didaur sangat sedikit adalah karena
biaya untuk mendaur ulang plastik lebih mahal daripada memproduksi plastik
baru. Cara lain untuk mengatasi limbah plastik selain mendaur ulang plastik
adalah dengan membakar plastik tersebut. Proses pembakaran plastik tidak terlalu
efektif dalam mengatasi limbah plastik karena pada proses pembakaran dihasilkan

27

zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu
proses pembakaran plastik membutuhkan energi yang besar. Misalnya, untuk
membakar 1 kilogram HDPE dibutuhkan energi sebesar 41.226 Btu (British
Thermal Unit).

3.4.2 Pengolahan Limbah Plastik
Limbah plastik dapat diolah dengan cara didaur ulang menjadi plastik
baru, tetapi hanya plastik jenis termoplastik saja yang dapat didaur ulang. Selain
didaur ulang menjadi plastik baru, limbah plastik juga dapat diolah menjadi bahan
bakar minyak. Pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak melalui
beberapa tahapan yaitu :
1. Tahap pengumpulan limbah plastik seperti botol plastik dan kantong
plastik
2. Limbah plastik kemudian dipanaskan di dalam tangki reaktor untuk
menghasilkan uap polimer. Polimer yang dihasilkan merupakan
polimer hidrokarbon yang juga adalah bahan penyusun bahan bakar
minyak
3. Uap polimer dialirkan menuju kondensor
4. Karena adanya perbedaan titik didih, bahan bakar minyak yang
dihasilkan di setiap kondensor berbeda.
5. Bahan bakar minyak jenis premium akan terbentuk pada kondensor
dengan titik didih yang lebih rendah sedangkan bahan bakar minyak

28

jenis solar dan minyak tanah akan terbentuk pada kondensor dengan
titik didih lebih tinggi.

Gambar 5. Skema pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak

3.5 Penggunaan Bioplastik Pengganti Plastik PP dan PE
Bioplastik adalah plastik atau polimer yang secara alamiah dapat dengan
mudah terdegradasi baik oleh bakteri maupun oleh faktor cuaca seperti
kelembaban dan radiasi matahari. Bioplastik dapat terbuat dari berbagai sumber
biomassa seperti minyak nabati, amilum jagung, klobot jagung, amilum ercis,
mikrobiota, dextrosa dan glukosa. Bioplastik bisa digunakan untuk barang sekali
pakai seperti kemasan makanan, bisa juga digunakan untuk tas, wadah untuk
sayuran, buah, telur dan daging, botol untuk minuman ringan dan produk susu dan
foil pembungkus buah dan sayuran. Dengan kata lain, bioplastik dapat
menggantikan peran beberapa jenis plastik seperti plastik PP dan PE.
Penggunaan bioplastik untuk mengganti peran plastik PP dan PE dapat
memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan, baik dari segi polusi

29

maupun konsumsi energi. Bioplastik jelas lebih ramah lingkungan karena dapat
terdegradasi sempurna secara alami oleh mikroorganisme seperti bakteri pengurai.
Tingkat degradasi bioplastik bervariasi tergantung suhu, stabilitas polimer dan
ketersediaan oksigen. Oleh karena itu, sebagian besar bioplastik dapat terurai pada
kondisi yang dikontrol ketat dalam unit industri kompos.
Dari segi konsumsi energi, penggunaan bioplastik untuk menggantikan
petroplastik (plastik berbahan baku minyak bumi) seperti plastik PP dan PE dapat
mengurangi konsumsi minyak bumi dan mengurangi ketergantungan manusia
terhadap energi yang tidak terbarui tersebut. Misalnya, NatureWorks, sebuah
perusahaan penghasil bioplastik mengklaim 68% pengurangan dalam penggunaan
bahan bakar fosil dalam memproduksi bioplastik dibandingkan dengan
memproduksi petroplastik.
Selain mengurangi konsumsi minyak bumi, penggunaan bioplastik untuk
menggantikan plastik PP dan PE juga dapat mengurangi emisi karbon. Misalnya,
dalam proses produksi 1 kilogram Polipropilena dihasilkan emisi karbon dioksida
sebanyak 3,4 kilogram, sedangkan dalam proses produksi bioplastik jenis
Polyhydroxibutarates (PHB) hanya dihasilkan emisi karbon dioksida sebanyak

2,6 kilogram. Berikut merupakan tabel perbandingan emisi karbon dioksida pada
proses produksi petroplastik dan bioplastik

30

TABEL II. PERBANDINGAN EMISI CO2 PADA PRODUKSI
PERTOPLASTIK DAN BIOPLASTIK
Tipe plastik

Petroplastik

Bioplastik

Jenis polimer

LDPE

PP

HDPE

PHB

PLA

TPS

Emisi CO2

3,0 kg

3,4 kg

2,5 kg

2,6 kg

1,8 kg

1,14 kg

31

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Penggunaan plastik kini telah memasuki berbagai bidang kehidupan manusia.
Sifat plastik yang lebih unggul dalam hal fisis dan ekonomi menjadikannya
sebagai pilihan utama dalam pemilihan bahan baku. Namun, penggunaan plastik
tersebut harus diawasi karena jika dibiarkan justru akan menjadi limbah yang
berbahaya bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Plastik berbahan zat kimia
dalam

pembuatannya

menghasilkan

polusi

udara

dan

sisa

limbahnya

menghasilkan polusi tanah dan air. Oleh karena itu, penggunaan bioplastik yang
ramah lingkungan disertai upaya daur ulang merupakan solusi yang tepat untuk
mengatasi masalah pencemaran oleh limbah pastik.
4.2 Saran
Pemerintah selaku pengawas yang memiliki wewenang dalam mengatur
barang produksi dalam negeri harus lebih tegas dalam menyusun undang-undang
penggunaan bahan baku ramah lingkugan.

Dengan adanya undang-undang

tersebut diharapkan para produsen lebih memperhatikan dampak dari limbah
produksinya tersebut. Selain itu, perlu adanya sosialisasi mengenai penggunaan
bioplastik pengganti plastik berbahan zat kimia dan pelatihan daur ulang plastik
kepada masyarakat dalam upaya pengurangan limbah plastik yang beredar di
lingkungan masyarakat.

32

DAFTAR PUSTAKA
Demmer Brian John. 2011. Comparison and Analysis of Biobased/Biodegradable
and Petrochemical Cutlery Flexibility. Tesis Magister Sains. Iowa State

University
Disha Nayak, Bhawana Pathak & M.H. Fulekar, “Production of Biodegradable
Plastic from Waste Using Microbial Technology”, Fulekar et al.
International Journal of Research Chemistry and Environment Vol.2, 2012
Future Brief. (2011, Juni). Science for Environment Policy. Plastic Waste :
Redesign and Biodegradability. Future Brief
Kipngetich Terer Erick & Hillary Magut, “A Blend of Green Algae and Sweet
Potato Strach as a Potential Sourcce of Bioplastic Production and Its
Significance to the Polymer Industry”, Interntional Journal of Green and
Herbal Chemistry Vol.2 No.1, 2012
Kumar Ashwin, K. Karthick & Arumugam K.P., “Biodegradable Polymers and
Its Applications”, International Journal of Bioscience, Biochemistry and
Bioinformatics Vol. 1 No. 3, 2011
Momani Brian. 2009. Assessment of the Impacts of Bioplastics : Energy Usage,
Fossil Fuel Usage, Pollution, Health Effects, Effects on the Food Supply,
and Economic Effects Compared to Petroleum Based Plastics. Skripsi

Sarjana. Worcester Polytechnic Institute

33

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Verdian
Verdian lahir di Medan pada tanggal 24
Oktober 1995. Anak dari pasangan Hendri Lesmana
dan Rijana Racheman. Anak pertama dari dua
bersaudara. Riwayat pendidikan, tahun 2001-2007
menempuh pendidikan dasar di SD Sutomo I Medan,
tahun 2007-2010 menempuh pendidikan menengah
pertama di SMP Sutomo 1 Medan, kemudian tahun 2010-2013 melanjutkan
pendidikan menengah atas di SMA Sutomo 1 Medan. Tahun 2013 masuk sebagai
mahasiswa program sarjana di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut
Teknologi Bandung melalui jalur SNMPTN. Motto hidupnya adalah “Semua
masalah pasti ada jalan keluarnya selama kita tidak putus asa dan selalu berpikir
positif, life is never flat”.
Mardi Longalayuk
Mardi

Longalayuk

lahir

di

Rantepalado,

Mamasa pada tanggal 19 Maret 1995. Anak dari
pasangan Lamberthus Ngilu’ dan Lidia. Anak pertama
dari tiga bersaudara. Saudara perempuan, Flavia
Enykustia dan saudara laki-laki, Dervin Efraim Langi’.

34

Riwayat pendidikan, tahun 2001-2007 menempuh pendidikan dasar di
SDN 001 Mamasa, tahun 2007-2010 menempuh pendidikan ke SMP Frater
Mamasa, kemudian tahun 2010-2013 melanjutkan pendidikan ke Toraja di SMA
Kristen Barana’. Tahun 2013 masuk sebagai mahasiswa program sarjana di
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung. Prestasi yang
pernah dicapai, juara 4 SMA Kristen Barana’ tahun ajaran 2012/2013 dan juara
Olimpiade Sains bidang mata peajaran Biologi se-Kabupaten Toraja Utara tahun
2011 dan 2012. Motto hidup, “Bermimpilah setinggi mungkin, gunakan
kesempatan yang datang, dan lakukan hanya untuk kemuliaan Tuhan.”
Muhamad Ilham Sobirin Putra Prasojo
Muhamad Ilham Sobirin Putra Prasojo
dilahirkan di Bandung pada tanggal 16 November
1995. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di
SD Negeri ASMI 4 Bandung. Kemudian ia
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Bandung
dan lulus dari SMA Negeri 4 Bandung pada tahun
2013. Saat ini ia sedang mengambil program studi sarjana di Fakultas Teknik
Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung. Sejak umur 11 tahun hingga
sekarang, ia aktif dalam organisasi Gerakan Pramuka di Kota Bandung dan kini ia
menjabat sebagai anggota bidang kajian kepramukaan di Dewan Kerja Cabang
Gerakan Pramuka Penegak dan Pandega Kota Bandung serta menjabat sebagai
ketua di organisasi penjelajah alam di Kota Bandung . Ia pernah menjabat sebagai

35

staf pengajar di Double Helix Private pada September 2013 hingga April 2014.
Motto hidupnya adalah “Cintai negri, siap memajukan bangsa.”