Perancangan Persuasi Dalam Penggunaan Obat Bebas Secara Berlebih Melalui Infographic Animasi

(1)

(2)

(3)

(4)

1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Saeful Mufid Waliyudin Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 04 Februari 1995

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia DAFTAR PENDIDIKAN

Tahun 2000-2006 SDN Cipedes II Bandung

Tahun 2006-2009 SMPN 29 Bandung

Tahun 2009-2012 SMKN 11 Bandung

Tahun 2012-2016 Terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain UNIKOM Bandung

KONTAK

Alamat : Jl. Mekarwangi PBS 2 no A3

Bandung 40132

Telepon : 087823330423

Website : www.saefulmufid.web.id E-mail : Saefulmufid67@yahoo.com


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN PERSUASI DALAM PENGGUNAAN OBAT BEBAS SECARA BERLEBIH MELALUI VIDEO INFOGRAPHIC ANIMASI

DK 38135 / Tugas Akhir Semester II 2015 / 2016

Oleh :

Saeful Mufid Waliyudin 51912194

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... LEMBAR PUBLIKASI...

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR TABEL... vi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1 .2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Batasan Masalah ... 3

1.5. Tujuan Dan Manfaat Perancangan... 3

BAB II : EDUKASI PENGGUNAAN OBAT BERLEBIH KEPADA MASYARAKAT KOTA BANDUNG II.1. Pengobatan Diri Sendiri ... 4

II..1.1. Obat ... 4


(8)

II.1.3. Obat Bebas... 16

II.1.4 Obat Bebas Terbatas... 16

II.1.5. Perbedaan Obat Dengan Suplemen ... 17

II.1.6. Dampak Konsumsi Obat Berlebih ... 17

II.2. Gema Cermat ( Gerakan Masyarakat Cerdas menggunakan Obat) 18 II.2.1 Pencegahan ... 20

II.3. Analisis Masalah ... 20

II.4. khalayak umum... 23

II.4. Resume ... 23

BAB III : STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN III.1 Strategi Perancangan... 25

III.1.1 Tujuan komunikasi... 25

III.1.2 Pendekatan Komunikasi... 25

Pendekatan Verbal... 26

Pendekatan Visual... 26

III.1.3 Materi pesan... 26

III.1.3.1 Mandatory... 27

III.1.4 Gaya Bahasa... 27

III.1.4.1 Copywriting... 27

III.1.5.1 Consumer insight... 28

III.1.5.2 Consumer Journey... 28


(9)

Demografis... 29

Psikografis... 30

Geografis... 30

Data sekunder... 30

III.1.6 Strategi Kreatif... 30

Attantion... 31

Interest... 31

Search... 31

Action... 32

Share... 32

III.1.7 Strategi Media... 32

Media utama... 32

Media pendukung... 33

Hashtag... 34

Ambient media... 34

Aplikasi lingkungan... 35

Poster... 35

Stand banner... 36

Merchendise... 36

Flyer... 37

III.1.8 Strategi distribusi... 38

III.2 Konsep visual... 39

III.2.1 Format desain... 39


(10)

III.2.3 Huruf... 41

III.2.4 Warna... 43

III.2.5 Ilustrasi... 42

BAB IV : MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI IV.1 Media Utama... 44

IV.1.1 Perangkat Produksi... 44

IV.1.2 Teknis Produksi... 45

storyline... 45

storyboard... 46

Produksi Video infografis animasi... 48

Pasca prosuksi... 49

IV.2 media pendukung... 51

Ambient media... 51

Media lingkungan... 51

Internet... 54


(11)

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Terence A. Shimp (2003). Periklanan Promosi aspek tambahan komunikasi pemasaran terpadu Jakarta : ERLANGGA

Marine rosner (2002). Desain kemasan perencanaan merek produk yang berhasil mulai dari konsep sampai penjualan. Jakarta : ERLANGGA

Handrawan Nasedul (2014). Obat Bisa Salah Cerdas Dan Bijak Mengkonsumsi Obat Jakarta : PT Kompas Media Nusantara

Stephen Zeenot (2013). Pengelolaan Dan Penggunaan Obat Wajib Apotek. (penerjemah): Leon Witjaksana). Jogjakarta : D-MEDIKA

Sumber Jurnal Internet

Infarkes. (2015). Pentingnya informasi Obat bagi masyarakat

Diambil Dari http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/1868

Binfar Kemkes. (2015). Sosialisasi gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat

http://binfar.kemkes.go.id/2015/10/sosialisasi-gerakan-masyarakat-cerdas-menggunakan-obat-gema-cermat/

Sumber Artikel Internet

Wibowo. A.. 2012. Kesalahan Swamedikasi yang Sering Terjadi di Masyarakat Diambil dari farmatika.com/2012/03/kesalahan-swamedikasi-yang-sering.html

Msalah kesehatan masyarkat di indonesia

Diambil Dari https://aaknasional.wordpress.com/2012/03/12/masalah- kesehatan-masyarakat-di-indonesia/

Definisi Obat


(13)

Definisi Obat

Diambil Dari http://nurhikmaalbasir.blogspot.co.id/2012/09/farmasetika-definisi-obat.html


(14)

1 BAB 1. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sehat merupakan faktor terpenting di kehidupan masyarakat indonesia. Karena itu, tidak heran jika sedikit orang saat ini yang berupaya menjalani hidup sehat. Sehat adalah suatu kondisi dimana tubuh kita dalam keadaan baik, kondisi baik melingkupi konsidisi fisik, mental dan sosial yang tidak terganggu sehingga dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Jika salah satu dari bagian anggota tubuh tidak dalam keadaan baik, maka bisa di sebut kondisi tubuh sedang sakit atau tidak sehat. Tentunya masalah kesehatan dapat terjadi dalam lingkungan kita saat ini.

Masalah kesehatan di indonesia saat ini salah satunya adalah masalah pada penggunaan obat bebas (obat warung) secara berlebih dalam hal swamedikasi atau pengobatan diri sendiri. Swamedikasi merupakan pengobatan yang pertama kali dilakukan oleh diri sendiri untuk mengobati penyakit yang diderita sebelum ada penanggulangan dari dokter. Konsumsi obat secara berlebih merupakan ketidak bijakan dalam berswamedikasi, ini menjadi permasalahan yang terjadi di masyarakat yang dimana masyarakat masih mengkonsumsi obat warung secara berlebih dan angka kematian karena kasus infeksi obat >135.000 kematian /tahunya.

Menurut Hendrawan Nasedul (2014:98) “mengobati diri sendiri bukan sesuatu

yang terlarang, namun, tentu tidak asal mengobati. Oleh karena setiap obat bebas yang di beli sebanyak yang kita mau, juga menyimpan efek samping. Maka memakainya pun harus bijak pula. Artinya, kalau tidak perlu memakainya jangan gampang memutuskan untuk mengkonsumsi. Pertimbangannya selalu berdasar pada pertimbangan manfaat- mudarat. Kalau manfaatnya untuk suatu keluhan, gejala, penyakit lebih besar di banding mudaratnya atau efek sampingnya”.

Berkaitan dengan pengobatan diri sendiri atau (swamedikasi) hanya boleh menggunakan obat yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas (SKNo2380/1983). Semua obat termasuk golongan bebas dan obat bebas terbatas wajib mencantumkan keterangan pada setiap kemasannya tentang kandungan zat berkhasiat, kegunaan, aturan pemakaian dosis, dan pernyataan lain yang di perlukan


(15)

2 (SK Menkes No.917/1993). Ada batas lama pengobatan sendiri untuk keluhan tertentu. Semua kemasan obat bebas terbatas wajib mencantumkan tanda peringatan

apa bila sakit berlanjut segera hubungi dokter” (SK Menkes No.386/1994). Saat ini banyak sekali beredar berbagai macam jenis obat baik itu produk generik maupun produk dagang, pada umumnya konsumen atau masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsi produk obat bermerk dagang dibandingkan dengan produk generik, hal itu disebabkan adanya anggapan bahwa obat generik lebih rendah mutunya dari pada produk yang bermerk dagang.

Kurangnya pengetahuan akan berswamedikasi yang baik dan benar akan membuat masyarakat menjadi ketergantungan konsumsi obat warung. Pentingnya informasi akan hal itu bertujuan untuk merubah kebiasaan masyarakat akan penggunaan obat bebas supaya masyarakat tidak ketergantungan dalam hal mengonsumsi obat bebas dan lebih bijak lagi dalam berswamedikasi.

Pemerintah sebagai penanggung jawab masyarakat tentunya menghadirkan solusi akan hal itu yang salah satunya di adakannya program Gema Cermat (gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat) untuk menanggulangi masalah tersebut. Namun meskipun seperti itu program yang dilaksanakan masih kurang efektif baik dari segi pemberian informasinya yang masih kurang tersampaikan dengan kurang efektif.

I.2. Identifikasi Masalah

 Kurangnya pengetahuan yang di dapat oleh masyarakat akan swamedikasi yang bijak menyebabkan ketidaktahuan masyarakat akan penggunaan obat secara berlebih

 Ketergantungan obat warung berlebih menjadi kebiasaan buruk masyarakat

 Program pemerintah yang masih perlu di kembangkan kembali agar lebih efisien dan hasilnya akan lebih efektif untuk masyarakat


(16)

3 I.3. Rumusan Masalah

“Bagaimana cara mendukung program pemerintah dalam menyampaikan informasi

swamedikasi secara bijak dengan tidak mengkonsumsi obat warung secara berlebih, secara efektif”.

I.4. Batasan Masalah

Subjek penelitian ditujukan untuk remaja di kota Bandung karena hasil dari analisis yang di dapat yang kurang mengerti dalam penggunaan obat bebas adalah remaja dengan range usia 17-22 dikarenakan banyak yang belum mendapat edukasi tentang penggunaan obat bebas secara bijak.

I.5. Tujuan Dan Manfaat Perancangan

 Membuat dan menyempurnakan konten informasi yang sudah ada dalam program pemerintah dalam bentuk pengemasan media

 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bijak dalam penggunaan obat bebas dan bebas terbatas secara berlebih dan mengurangi konsumsi obat berlebih

 Dengan mengenalkan edukasi konsumsi obat bebas dan bebas terbatas secara berlebih, diharapkan masyarakat yang masih kurang paham mengenai cara menyimpan dan membuang obat dengan benar sehingga tidak mudah disalah gunakan dan menjadi lebih bijak lagi dalam berswamedikasi.

Manfaat Perangcangan

Dapat kesadaran masyarakat tentang penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas secara Belebih dengan penggunaan yang tepat


(17)

4 BAB II. EDUKASI PENGGUNAAN OBAT BERLEBIH KEPADA

MASYARAKAT KOTA BANDUNG

II.1. Pengobatan Diri Sendiri

Swamedikasi atau pengobatan diri sendiri sebagai penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter oleh seorang indicidu atas inisiatifnya sendiri (FIP,1999). Sedangkan definisi menurut WHO adalah pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal, maupun obat traditional oleh individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit (WHO,1998)

Swamedikasi memiliki beberapa keuntungan, diantaranya murah, mudah dan cepat. Namun, tidak semua orang mampu menerapkan praktik swamedikasi secara benar, sehingga pengobatan menjadi tidak rasional (wibowo,2012)

II.1.1 Obat

Obat ialah suatu bahan padu-paduan bahan-bahan yang di maksudkan untuk di gunaka dalam menetapkan, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau menghilangkan gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia.

Gambar II.1 Penggolongan obat

Sumber : http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/03/penggolongan-obat-lengkap.html


(18)

5 Secara denitif dapat dipahami bahwa obat merupakan suatu zat yang di gunakan untuk diagnose pengobatan, melunakan, menyembuhkan, atau mencegah penyakit yang terjadi/di alami manusia maupun hewan. Pada prinsipnya obat tidak semata-mata mendiagnosis mencegah maupun menyembuhkan ragam bentuk penyakit, baik yang terjadi pada manusia maupun hewan, tetapi juga bisa mengakibatkan seseorang menjadi keracunan. Beberapa pakar menyebutkan bahwa secara esensial, dapat pula dipahami bahwa pada dasarnya obat memang merupakan racun.

II.1.2. Jenis – Jenis Obat

 Pulkis / Pulveres / Serbuk

Pulvis (serbuk) ialah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan ditujukan untuk obat dalma atau obat luar. Pulveres adalah serbuk yang di bagi-bagi dalam bobot yang di perkirakan sama, masing - masing dibungkus dengan pengemas yang cocok untuk sediaan minum.

Gambar II.2 Serbuk Sumber:

http://rempahorganik.weebly.com/uploads/1/1/6/1/11613311/6147972_orig.jpg Diakses :11/09/2015 19:25

 Tablet

Tablet ialah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpda bahan pengisi. Zat tambahan pada tablet berfungsi sebagai pengisi. Pengembang, pengikat, pelicin, dan pembasah atau fuingsi lain misalnya yang cocok. Jenis tablet sangat banyak, mislanya tablet salut, tablet effervescent, tablet sub lingual, tablet lepas lambat dan lozenge.


(19)

6 Gambar II.3 Tablet

Sumber : http://us.images.detik.com/content/2014/02/07/763/180628_pills.jpg0 Diakses :11/09/2015 19:38

 Kapsul

Kapsul ialah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul terbuat dari gelatin, pati atau bahan lain yang cocok

Gambar II.4 kapsul

Sumber: www.beritainspirasi.com/wp-content/uploads/2012/05/Gambar-Kapsul-Berisi-Daging-Bayi.jpg

Diakses : 11/09/2015 19:38

 Suppotoria

adalah sediaan padat dalam berbagai bobot danbentuk yang di erikan melalui rektal, vagina atau urethal.

Gambar II.5 Suppotoria

Sumber : http://www.triman.co.id/images/paten/superhoid.jpg Diakses : 11/09/2015 19:38


(20)

7

 Kaplet

Kaplet adalah tablet berbentuk seperti kapsul yang pembuatannya melalui kempa.

Gambar II.6 Kaplet

Sumber: 2.bp.blogspot.com/VWULWpe Diakses : 11/09/2015 19:38

 Kapsul Pelet

Sediaan tablet kecil, silindris, dan steril yang pemakainanya ditanam ( inflasi) kedalam jaringan.

Gambar II.7 Kapsul pelet

Sumber : https://tukangobatbersahaja.files.wordpress.com/2012/05/capsule 11/09/2015 19:38

 Lozenge

Sediaan tablet yang rasanya manis dan baunya enak yang penggunaannya dihisap melalui mulut.Bentuk sediaan ini dimaksudkan agar melarut secara perlahan dalam mulut atau dapat dengan mudah dikunyah dan ditelan.


(21)

8 Gambar II.8 Lozenge

Sumber: www.apotekmart.com/foto_produk/15woods_lozenges_lemon_5_ 11/09/2015 19:38

 Semi Padat

Ada beberapa sediaan setengah padat, yaitu Unguenta (salep), Cremones ( cream). Pasta dan gel (jelly)

Gambar II.9 semi padat

Sumber : https://tsffaunsoed2010.files.wordpress.com/2012/05/ Diakses : 11/09/2015 19:38

 Salep

Salep adalah setengan padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat Luar, Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya, misalnya pada salep yang mengandung senyawa Mercuri, Iodida, Belladonnae.


(22)

9

Gambar II.10 salep

Sumber : http://apotikedy.com/wp-content/uploads/2014/05/dak-oral.jpg Diakses : 11/09/2015 19:38

 Krim

Sediaan setengah padat berupa emulasi mengandung air tidak kurang atau sama dengan 60% dan di masukan untuk obat luar.

Gambar II.11 krim

Sumber : apotekherbal.com/2011/12/baml-baby-kid.jpg Diakses :11/09/2015 19:40

 Pasta

Sediaan berupa masa lembek yang di gunakan untuk pemakaian luar. Dibuat dengan mencampur serbuk kedalam jumlah tidak kurang atau sama dengan 50% bagian dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar yang tidak berlemak (gliserol, mucilago, atau sabun). Bila dibandingkan dengan salep biasa, pasta lebih tebal, kaku dan kurang berminyak, serta tidak meleleh pada suhu tubuh, sehingga sering digunakan sebagai salep penutup atau pelindung


(23)

10 Gambar II.12 pasta

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-AP74jIKL4rY Diakses : 11/09/2015 19:38

 Jeli

Suspensi setengah padat dan bahan organik atau anorganik, mengandung air, dan digunakan pada kulit yang peka atau berlendir ( mukosa )

Gambar II.13 jeli

Sumber : http://obatparkinson.com/wp-content/uploads/2012/11/jelly-gamat Diakses : 11/09/2015 19:38

 Larutan

Sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling, larutan bersifat homogen atau serba sama.

Gambar II.14 larutan

Sumber : www.vitaminobat.com/images/items/ori/1711839706.jpg Diakses : 11/09/2015 19:38


(24)

11

 Sirup

Berupa larutan yang mengandung gula sukrosa. Kadar gula tidak berkurang darin 64% atau tidak lebih dari 66%. Sirup dengan kadar gula krang lebih 65% disebut sirup simplex yang di gunakan sebagai origen saporis (pemanis)

Gambar II.15 sirup

Sumber : http://www.riautrust.com/foto_berita/39obat-batuk.jpg Diakses : 11/09/2015 19:38

 Eliksir

Larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, selain obat juga mengandung zat tambahan seperti gulu, zat pemanis lainya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet. Eliksir umunya etanol karena dapat meningkatkan kelarutan zat aktifnya.

Gambar II.16 eliksir

Sumber : .rotamart.com/image/cache/harga-bisolvon-eliksir-obat-batuk Diakses : 11/09/2015 19:38


(25)

12

Guttae (obat tetes)

Suatu sediaan cair barupa larutan, emulasi, atau suspensi digunakan baik untuk obat luar atau obat dalam. Dilengkapi dengan alat penetes berkala, jika disebut obat tetes tanpa keterangan yang dimaksud adalah obat dalam.

Gambar II.17 guttae

Sumber : http://images.sukamart.com/media/catalog/product/cache/1/image Diakses : 11/09/2015 19:38

 Injeksi

Sediaan steril dan bebas pirogen yang bebas larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. penggunaannya dengan menggunakan spuit kedalam kulit, bawah kulit, otot, atau intravena.

Gambar II.18 injeksi

Sumber : tokoalkes.com/wp-content/uploads/2014/04/obat-suntik-sifilis.jpg Diakses : 11/09/2015 19:38


(26)

13

Enema

Suatu larutan yang penggunaannya melalui rektum (anus), untuk memudahkan buang air besar, mencegah kejang, atau mengurangi kerja lokal.

Gambar II.19 enema

Sumber : http://apotekmodern.com/files/1379383061_microlax.jpg 11/09/2015 19:38

Gagarisma

Sediaan berupa larutan relatif pekat dan harus diencerkan sebelum digunakan (dikumurkan). umumnya bertujuan untuk pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. kumur ini disimpan dalam wadah yang tertutup yang biasanya

berbentuk botol, Harus terdapat pemberitahuan untuk : “Pengenceran sebelum digunakan” dan “Untuk Dikumur tidak ditelan”.

Gambar II.20 gagarisma

Sumber : listerine.com/sites/listerine_us/files/listerine_us_coolmint_1l.jpg Diaskes : 11/09/2015 19:38


(27)

14

 Suspensi

Sediaan cair yang mengandung bahan obat berupa partikel yang tidak larut dan terdispersi dalam cairan pembawa.

Gambar II.21 suspensi

Sumber : obatss.com/sites/suspensi/files/l.jpg Diaskes :11/09/2015 19:38

Emulsi

Sediaan yang mengandung bahan obat cair, atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan dengan emulgator yang sesuai.

Gambar II.22 emulsi

Sumber : https://tukangobatbersahaja.files.wordpress.com/2012/05/capsule 11/09/2015 19:38

 Infusa

sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air panas selama 15 menit. Cara membuat infusa hampir sama dengan merebus teh. Siapkan simplisia kering 25-30 gram atau bahan segar 75-90 gram. Bahan tersebut direbus dalam air mendidih 500 cc selaam 15b menit atau sampai volumenya menjadi 250 cc. Setelah direbus airnya disaring dan hasil penyaringan ini disebut infusa.


(28)

15

Gambar II.22 infusa

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-R4fVq4ABl5Q/UMiv5BoDyzI Diakses : 11/09/2015 19:38

 Aerosol

Sediaan yang mengandung 1 atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, digunakan untuk obat luar atau obat dalam. pemakaiannya disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke saluran pernapasan.

 Gas

biasanya berupa oksigen, obat anestesi atau zat yang digunakan untuk sterilisasi.

II.1.3 Obat bebas

Obat bebas sering juga di sebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang di jual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan obat bebas adalah lingkaran dengan warna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

Gambar II.23 obat bebas Dokumentasi Pribadi


(29)

16 II.1.4 Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pasa kemasan obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Disertai tanda peringatan dalam kemasanya

Gambar II.24 obat bebas Dokumentasi Pribadi

II.1.5 Perbedaan Obat Dengan Suplemen

Tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak yang sering terkecoh mengenai mana obat dan mana suplemen karena secara fisik memang mirip yaitu berupa kapsul, tablet, cair dan sebagainya. Baik suplemen maupun obat sama-sama berfungsi untuk meningkatkan derajat kesehatan.

II.1.6 Dampak Konsumsi Obat berlebih

Penggunaan obat yang dosisnya kurang dari takaran anjuran tidak akan berpengaruh terhadap penyakit anda. Sedang kan mengomsumsi Obat Bebas (warung) melebihi takaran yang disarankan dapat membuat anda beresiko mengidap gejala atau bahkan penyakit tertentu dan dapat merusak organ hati manusia.

Hati adalah bagian dari sistem pencernaan manusia, tapi itu tidak lebih dari sekedar proses asupan makanan. Hati bertangung jawab untuk memproduksi zat yang akan memecah lemak dan lipid, membuat makanan lebih mudah dicerna. Hati juga menghasilkan eberapa asam amino, yang penting untuk protein, tanpa hati tubuh tidak bisa berfungsi. Hati memproduksi banyak kolesterol dalam tubuh, apakah sehat atau tidak sehat. Selain dari kemampuan produksi, hati juga bertindak sebagai


(30)

17 filter. Ketika zat berbahaya diambil ke dalam tubuh, hatiadalah organ yang bertanggung jawab untuk penyaringan. Fungsi utama hati adalah menjaga keseimbangan dalam tubuh. Hati menetralkan racun yang berbahaya.

II.2 Gema Cermat ( Gerakan Masyarakat Cerdas menggunakan Obat)

Gambar II.25 gema cermat

Sumber : http://binfar.depkes.go.id/v2/wp- content/uploads/2015/10/gemacermat.png Diakses : 04/7/2016

Kementrian Kesehatan pada tanggal 27 November 2015 mengadakan kegiatan sosialisasi Gerakan Mayarakat Cerdas menggunakan obat (Gema Cermat). Sebuah kegiatan lanjutan pada perayaan Hari Kesehatan Nasional, dimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat. Permasalahannya minimnya pengetahuan masyarakat akan penggunaan obat sangatlah minim, salah satu contohnya mengenai penggunaan Obat Bebas secara berlebih dan juga kesadaran masyarakat tentang cara memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat. Di Indonesia tiap tahunya di perkirakan membutuhkan dana sebesar 56 T dimana kurang lebih jumlah penduduk populasi di Indonesia sebanyak 250 juta dan angka kematian karena kasus infeksi obat >135.000 kematian /tahunya.

Menurut WHO (2008), lebih dari 50% penggunaan obat di dunia dilakukan secara tidak bijak, dapat mengakibatkan ketergantungan. Diantara penggunaan obat tersebut adalah yang paling tidak bijak adalah penggunaan Obat Bebas dan antibiotik secara tidak bijak yang mengakibatkan swamedikasi atau penggunaan


(31)

18 obat secara berlebih dengan tidak tepat oleh masyarakat. Tetapi seringkali masyarakat akan kurang menyadari dan memahami bagaimana cara menggunakan

obat yang benar. “Untuk itulah kementrian kesehatan bekerja sama dengan dinas

kesehatan membuat suatu gerakan nasional yang dinamakan Gerakan Masyarakat

cerdas menggunakan Obat atau yang di singkat Gema Cermat”.

Gambar II.26 konsumsi obat

Sumber : ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/.../348 Diakses : 04/12/2016)

Menurut sumber data Depkes (1999) obat yang paling mudah dan sering di beli masyarakat adalah warung (44,35%) dan yang lainya adalah puskesmas (15.85%). Praktek perawat/ bidan (11.44%), toko obat (9,31%), praktek dokter (8,41%), apotik (5,03%) dan RS hanya 2,36%. Pada umumnya penggunaan obat ditunjukan untuk mengobati penyakit.

Masyarakat sebagai konsumen sudah selayaknya mendapatkan informasi yang akurat dan memadai mengenai obat yang digunakan. Pengetahuan yang benar tentang obat, sangat kurang dikuasai oleh masyarakat, sehingga perlu dilakukan edukasi yang efektif agar masyarakat mengetahui tentang bagaimana penggunaan obat yang benar. Dalam rangka upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran, kepedulian, dan keterampilan masyarakat tentang pemilihan dan penggunaan obat secara tepat dan bijak. Gerakan yang semula diberi nama GNMPO (Gerakan


(32)

19 Nasional Masyaraat Peduli Obat) ini bertujuan untuk meningkatkan pemahamandan kesadaran masyarakat tentang cara memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat juga meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat secara benar. Dengan demikian dapat meningkatkan penggunaan obat secara biujak oleh masyarakat.

II.2.1 Pecegahan

Menurut Yosef swamediaksi secara berlebih bisa menyebabkan keracunan dan yang di rasakan itu mual, muntah, diare, pusing, pingsan dan bahkan jika konsumsi secara berlebih secara terus menerus dapat menyerang organ hati yang menyebabkan penyakit hepatitis berlanjut seperti sirosis hati hingga menyebabkan kematian.

Mengkonsumsi Obat warung itu tidak ada salahnya selama mengikuti petunjuknya dengan cara memperhatikan label yang ada pada kemasan obat, lihat tanggal kemasan produksi atau kadaluarsa, idealnya dari tanggal produksi obat untuk di konsumsi adalah 3 bulan, dan jika setelah 2-3 hari tidak ada perubahan segeralah konsultasi atau check up ke dokter.

II.3 Analisis Masalah

Dari hasil analisis data dengan kuesioner yang di isi oleh 106 responden yang dimulai sejak 15 desember 2015 sampai 04 april 2016 dengan range 17 – 59 dan sebanyak 76 responden remaja akhir dengan usia 17-22 dan resonden dewasa sebanyak 30 dengan range usia 29-59 tahun. ditemukan permasalahan pada usia remaja bahwa sebagian besar pernah mengkonsumsi Obat Bebas, dan warung masih memiliki point tertinggi

Gambar II.27 Analisa Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi


(33)

20 Untuk kebiasaan remaja membeli obat dari hasil analisa, kesadaran akan simbol Obat Bebas juga di rasa kurang karena dari hasil analisa sebanyak 75% remaja tidak memperhatikan simbol yang terdapat pada kemasan obat, sebanyak 66,7% remaja tidak mengetahui efek samping dari penggunaan obat berlebih dan menurut hasil analisa lapangan presentase tertinggi untuk obat yang sering di beli adalah obat sakit kepala dan maag.

Gambar II.28 Analisa Lapangan Sumber : Dokumen Pribadi

Berbeda dengan respoden dewasa yang lebih cenderung membeli obat ke apotik, dan responden lebih mengetahui akan simbol yang tertera pada kemasan obat, dan mengetahui efek samping dari penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas terbatas namun pada responden dewasa gejala yang timbul dari penggunaan obat berlebih lebih banyak di bandingkan dengan responden remaja, ketergantungan obat pada respoden dewasa lebih banyak. Namun dari smua hasil analisa data sebanyak 80% respoden remaja dan dewasa belum pernah mendapatkan edukasi tentang penggunaan Obat Bebas dan bebas terbatas.

Kurangnya pengetahuan akan berswamedikasi yang benar dan bijak akan membuat masyarakat menjadi ketergantungan konsumsi obat warung. Pentingnya informasi akan hal itu bertujuan untuk merubah kebiasaan masyarakat akan penggunaan Obat


(34)

21 Bebas supaya masyarakat tidak ketergantungan dalam hal mengonsumsi Obat Bebas dan lebih bijak lagi dalam penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas terbatas. Informasi tentang program Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) dari Kementrian kesehatan melalui dinas kesehatan provinsi jawa barat masih di rasa kurang tersampaikan, menurut hasil analisa di lapangan media informasi yang di gunakan dinas kesehatan hanya sebatas sosialisasi di satu acara tertentu, dan mengadakan lomba saja.

Gambar II.29 pembukaan gema cermat Sumber : http://ismki.org/gema-cermat/

Diakses 04/12/2016)

Acara Gema cermat diihadiri 300 orang terdiri dari berbagai elemen organisasi masyarakat, akademisi dan organisasi profesi seperti: Kowani, Yayasan Orang tua Peduli, Kader Posyandu, Komunitas Blogger, Ikatan Sarjana Farmasi, Ikatan Apoteker Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, dan Saka Bhakti Husada. Dengan sosialisasi yang hanya di adakan di acara tertentu, tidak semua masyarakat mengetahui program Gema Cermat sehingga tema Gema Cermat yang edukasi tentang mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat, tidak banyak di ketahui, bahkan menurut analisa lapangan yang sebanyak 80% responden tidak mengetahui atau tidak pernah mendapatkan edukasi tentang penggunaan Obat


(35)

22 Bebas secara benar. sedangkan akibat kasus infeksi obat kurang lebih 135.000 kematian /tahunya

II.4 Khalayak Umum

Hasil analisis menunjukkan bahwa remaja dengan sikap tentang pengobatan sendiri secara lebih tidak mengetahui dibandingkan dengan orang dewasa. Sampai saat ini di tengah masyarakat seringkali dijumpai berbagai masalah dalam penggunaan obat. Diantaranya ialah kurangnya pemahaman tentang penggunaan obat tepat dan bijak, penggunaan Obat Bebas secara berlebihan, serta kurangnya pemahaman tentang cara menyimpan dan membuang obat dengan benar. Sedangkan Program dari Dinas Kesehatan masih dirasakan kurang memberikan informasi yang memadai tentang penggunaan Obat Bebas secara tepat dan bijak.

II.4 Resume

Pemerintah sebagai penanggung jawab masyarakat tentunya menghadirkan solusi akan hal itu yang salah satunya di adakanya program Gema Cermat (gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat) untuk menanggulangi masalah tersebut. Namun meskipun seperti itu prgram yang di laksanakan masih kurang efektif baik dari segi pemberian informasi yang masih kurang tersampaikan dengan kurang efektif. Terbatasnya informasi mengenai Gema Cermat dalam edukasi penggunaan Obat Bebas secara tepat dan bijak diperkiranakan menjadi faktor penghambat informasi tentang penggunaan Obat Bebas dengan tepat ke masyarakat, media video yang di perkirakan akan menjadi solusi yang efektif bagi masyarakat khususnya remaja agar bisa mengtahui program Gema Cermat dan edukasi tentang penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas secara tepat dan bijak.

Dari hasil analisa data remaja akhir dirasa kurang pengetahuanya tentang penggunaan Obat Bebas dan bebas terbatas secara berlebih. Kurangnya pengetahuan akan berswamedikasi yang benar dan bijak akan membuat masyarakat menjadi ketergantungan konsumsi obat warung. Pentingnya informasi akan hal itu bertujuan untuk merubah kebiasaan masyarakat akan penggunaan Obat Bebas supaya tidak ketergantungan dalam hal mengonsumsi obat dan lebih bijak lagi dalam penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas terbatas.


(36)

23 II.5 Kampanye

Menurut Pepper (2002, h.40) kampanye adalah sebuah tindakan dan usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok.


(37)

24 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.I Strategi Perancangan

Strategi perancangan terdiri dari dua kata yaitu strategi san perancangan, yang masing-masing kita mempunyai pengertian tersendiri. Strategi adalah cara yang ditetapkan untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan perancangan adalah suatu aktifitas pembuatan usuan-usulan yang merubah sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa strategi perancangan adalah cara yang ditetapkan untuk membuat sesuatu yang lebih baik untuk mencapai tujuan.

Agar informasi program pemerintah jawa barat yang bernama Gema Cermat (Gerakan Cerdas Menggunakan Obat) dapat efektif tujuan maka dibutuhkan strategi perancangan yang terkonsep dengan baik. Berikut ini merupakan tahap-tahap strategi perancangan dalam membuat kampanye Gema Cermat.

III.I.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan Komunikasi disini adalah untuk membantu menyempurnakan program pemerintah Gema Cermat dalam media informasi dengan membuat dan menyempurnakan konten informasi yang sudah ada dalam program pemerintah dalam bentuk pengemasan media di kota Bandung yang diharapkan dapat mengurangi angka kematian dengan konsumsi obat bebas di masyarakat secara tepat

III.I.2 Pendekatan Komunikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Inti dari pendekatan komunikasi adalah menyampaikan pesan dengan baik dan efektif. Pengaruh pesan tidak hanya tergantung pada apa yang diutarakanya saja, melainkan juga bagaimana cara mengutaranya.

Pendekatan tersebut dikomunikasikan melalui pendekatan visual dan verbal yang dipaparkan berikut ini :


(38)

25 a. Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal dilakukan melalui sudut pandang kesehatan yang disampaikan secara ringkas namun jelas. Pendekatan komunikasi ini berdasarkan data dan sumber yang berhubungan dengan Gema Cermat, baik data yang didapat dari hasil wawancara, buku, dan lainnya. Semua data akan dirangkum menjadi informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh target audience. Bahasa yang digunakan dalam perancangan ini ialah Bahasa Indonesia yang sederhana dan tidak baku, menyesuaikan dengan target audience yang merupakan remaja.

b. Pendekatan Visual

Video infographic menjadi pendekatan visual yang diberikan kepada target audience utama sosialisasi ini yaitu remaja usia 17 – 22 tahun. Menurut KBBI,

Banyak cara mencari tahu informasi, dan banyak juga cara memahami isi informasi. Namun kebanyakan sekarang seseorang susah memahami, selain malas mencari tahu, tampilan sebuah informasi kadang membuat keinginan mambaca atau melihat menjadi kurang, sehingga informasi tentang Gema Cermat yang di dapat tidak sempurna, bahkan tidak dapat diingat. Video infografis Gema Cermat mungkin menjadi alternatif cara penyampaian yang dapat mengatasi keurangan yang dimiliki cara lain, dengan video infografis seseorang diharapkan akan mudah memahami isi dari sebuah informasi, selain mudah memahami informasi, suatu informasi yang di terimapun sangat mudah di ingat sehingga tidak lupa. Sehingga ramaja mendapatkan pengetahuan yang efektif dari media video infografis tentang bagaimana cara menggunakan obat bebas dan bebas terbatas secara bijak dan benar. III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan dalam sosialisasi ialah bagaimana cara mengkonsumsi obat bebas dan bebas terbatas secara bijak, dampak yang ditimbulkan jika mengkonsumsi obat secara berlebih, meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar, meningkatkan perubahan prilaku masyarakat, dalam sadar obat adalah racun,


(39)

26 jangan dikit-dikit minum obat, buanglah obat jika sudah tidak digunakan, baca aturan pakai pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional di masyarakat. Maka dari itu, digunakan “Cerdas Dalam Mengkonsumsi

Obat” sebagai headline dalam sosialisasi. Karena sosialisasi ini dikhususkan untuk

kota Bandung, digunakan “#dikitdikitngobat” “#GemaCermat” sebagai identitas

sosialisasi.

III.1.3.1 Mandatory

Kementrian Kesehatan pada tanggal 27 November 2015 mengadakan kegiatan sosialisasi Gerakan Mayarakat Cerdas menggunakan obat (Gema Cermat). Sebuah kegiatan lanjutan pada perayaan Hari Kesehatan Nasional, dimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat. III.1.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang di gunakan dalam kampanye Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan obat adalah Bahasa Indonesia yang tidak terlalu formal atau sering di gunakan sehari-hari dan diharapkan dapat tersampaikan kepada Terget Audiance dan dapat di mengerti.

III.1.4.1 Copywriting

 Tagline

Cerdas Dalam Mengkonsumsi Obat

 Headline

“Dikit Dikit Ngobat”

“CerMat (Cerdas Menggunakan Obat)” “Baca Aturan Pakai”

“Sadari Obat Adalah Racun”


(40)

27 III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

III.1.5.1 Consumer Insight

Menurut Amalia E. Maulana (2009, 25), insight adalah pemahaman yang jelas, dalam, dan kadang muncul secara tiba-tiba atas sebuah problem atau situasi yang kompleks, atau kemampuan untuk memiliki pemahaman seperti itu. Mencari insight bisa melalui riset yang mendalam dengan metodologi yang rumit dan

tentunya dengan biaya yang cukup “mahal”. Insight juga bisa “ketemu” melalui

pengamatan dan pengalaman pribadi, sebuah proses yang sederhana namun memerlukan kejelian orang yang mengamatinya.

Target Audiance kampanye Gema Cermat ini adalah remaja dikarenakan usia remaja masih bisa diberi informasi tentang kesehatan dan dapat membaginya keteman terdekat dan keluarganya.

III.1.5.2 Consurmer Journey

Untuk menentukan cara penyampaian ide yang sudah dibentuk kedalam media-media yang akan digunakan maka diperlukan perencanaan yang baik agar mendapatkan interaksi yang menjangkau sasaran dengan tepat maka diperlukan daftar aktifitas dari target audiance. Consumer Journey inilah yang nanti akan digunakan untuk aplikasi dari media yang telah dibentuk.

Tabel III.1 Aktifitas Target Audiance Sumber : dokumen pribadi

Waktu Aktifitas Point of Contact

05.00 – 05.30 Bangung tidur dan mandi Jam tangan, handphone, kamar mandi

05.30 – 06.00 Nonton tv berita, sarapan Ruang tengah, tv, piring, gelas, meja makan

06.00-06.30 Siap-siap pergi ke

kampus

Helm, motor, jalan raya, lampu merah, halte


(41)

28 07.00-10.00 Sampai di kampus atau Handphone, mading,

pintu, alat tulis

10.00 – 10.30 istirahat Handphone, nongkron di

pinggir jalan, baliho, 10.30 – 12.00 Masuk kelas Belajar, alat tulis, pintu

kelas

12.00-12.30 Keluar kelas Handphone, mading

12.30-14.30 Pulang ngampus,

nongkrong di tempat makan

Gelas , tatakan makanan, rak minuman, rak makanan

14.30 – 15.00 Pulang kerumah Lampu merah, banner, angkot, baliho, jalan raya

15.00 – 15.30 Mandi handphone, kamar

mandi

15.30- 18.00 istirahat Cek handphone, nonton

tv

18.00 – 22.00 Di kamar PC, browsing, game

22.00- 23.00 Persiapan tidur Cek handphone

III.1.5.3 indikator Konsumen a. Demografis

 Usia : Remaja usia 17 – 22 tahun

 Status ekonomi : Menengah – atas (sekunder menengah bawah)

 Jenis kelamin : Laki – laki dan perempuan

 Pendidikan : kuliah - kerja

 Pekerjaan : mahasiswa- karyawan


(42)

29 b. Psikografis

Menurut Widyastuti (2009). Berdasarkan sifat dan ciri perkembanganya, masa remaja ( Rentang waktu ) remaja ada tiga tahap, yaitu :

 Remaja Awal

Remaja awal adalah remaja berumur sekitar 10-12 tahun. Pada masa ini remaja mengalami masa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa ingin bebas, memperhatikan keadaan tubuhnya, dan mulai berpikir dan khayal

 Remaja pertengahan

Pada masa petengahan ini remaja berusia sekitar 16-19 tahun. Pada masa ini remaja merasa ingin mencari identitas diri, adanya keinginan kepada lawan jenis, mempunyai perasaan cinta yang mendalam, makin berkembang pola pikirnya

 Remaja akhir

Remaja akhir ialah masa remaja yang terakhir dimana ramaja ini berusia sekitar 19-22 tahun. Pada masa ini remaja ingin mengungkapkan kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta, dan berfikir seacara benar

c. Geografis

Target audience perancangan media kampanye Gema Cermat ini, adalah masyarakat Indonesia secara umum. Namun lebih dikhususkan untuk remaja di kota Bandung dikarnakan masih banyak yang belum mengetahuin dan mengkonsumsi obat secara tepat.

d. Target Sekunder

Target sekunder kampanye Gema Cermat ini ialah orang tua, karena kampanye ini harus mencakup keseluruhan lapisan masyarakat di karenakan kasus penggunaan obat bebas secara tidak bijak masih tinggi


(43)

30 III.1.6 Strategi Kreatif

Kampanye Gema Cermat ini menggunakan hashtag #dikitdikitngobat , sebagai identitas kampanye. Kegiatan event di lakukan ada di 22 kota dan kabupaten terpilih, dan yang pertama kota Cimahi 03-06 November 2016 dan selanjutnya akan di adakan di kota Bandung yang menghadirkan kader-kader kesehatan diharapkan dapat meningkatkan perubahan prilaku masyarakat, dalam sadar obat adalah racun, jangan dikit-dikit minum obat, buanglah obat jika sudah tidak digunakan, baca aturan pakai pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional di masyarakat. Maka dari itu, digunakan “Cerdas Dalam Mengkonsumsi Obat” sebagai headline dalam sosialisasi.,

Strategy kreatif yang digunakan untuk sosialisasi ini adalah dengan menggunakan metode AISAS (Attantion, Intererst, Search, Action, Share). Dimulai dari tahap perhartian, minat, pencarian, aksi, dan berbagi :

Attention (perhatian)

Untuk menarik perhatian Target Audiance kampanye ini menggunakan 4 poster yang saling berkaitan dan, ambient media yang di aplikasikan pada fasilitas umum seperti banner, halte, kendaraan umum dan di sertakan identitas kampanye #dikitdikitminumobat dan akun media sosial lainya seperti instagram, facebook, twitter, hingga youtube dan website gema cermat.

Interest (Minat)

Setelah mendapatkan perhatian Target Audiance selanjutnya akan timbul ketertarikan dan media yang di gunakan adalah flyer yang pengaplikasianya

disebar di tempat makan dan di taruh di “tatakan” makanan, dan akan di

sebar di Car freeday setiap hari minggu

Search (informasi)

untuk informasi lebih lanjut dan setelah penyebaran poster, flyer, dan ambients media dan rasa penasaran remaja dengan membuka website


(44)

31 GemaCermat.com di dalam website itu terdapat informasi lengkap tentang Gemma Cermat, dan untuk menarik minat remaja untuk membagikan informasi Gema cermat di sosial media mereka, maka dari itu Gema Cermat mengadakan games dengan cara share 10x akan mendapatkan pin, share 20x akan mendapatkan Mug, share 50x akan mendapatkan T-shirt.

Action (Aksi)

Dengan menyampaikan informasi melalui video persuasi berdurasi 1,12 menit agar membagikan informasi tentang program Gema Cermat kepada orang terdekat anda, dengan indentitas kampanye #dikitdikitngobat ini akan membantu orang terdekat anda untuk sadar akan pentingnya konsumsi obat bebas secara bijak, acara Gema Cermat tersebut di adakan di 22 kota dan kabupaten, dan acara Gema Cermat yang pertama kali di mulai di kota Cimahi pada tanggal 3-6 November 2016 acara tersebut melibatkan kader-kader kesehatan, seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) RSHS Bandung, serta pemerintah kota Bandung dam Kemetrian Kesehatan Indonesia dan membahas mengenai konsumsi obat secara tepat.

Share (Berbagi)

Bagi yang membagikan informasi tentang Gema Cermat dengan membagikan yang lewat website Gema Cermat ke akun sosial media seperti Facebook, Twitter, Google+, dan Instagram dengan share 10 sampe 50 x akan mendapatkan merchandise dari Gema Cermat yang akan di bagiakan di event di kota Cimahi pada tanggal 3-6 November 2016 seperti Pin, Mug, Tshirt. Dan jika datang ke acara Gema Cermat membawa 5 orang teman akan mendapatkan hadiah spesial.


(45)

32 III.1.7 Strategi Media

A. Media Utama

Melalui video persuasi berdurasi 1,12 menit agar membagikan informasi tentang program Gema Cermat kepada orang terdekat anda, dengan indentitas kampanye #dikitdikitngobat ini akan membantu orang terdekat anda untuk sadar akan pentingnya konsumsi obat bebas secara bijak dan merubah persepsi mengkonsumsi obat bebas.

Gambar III.1 Video Persuasi Sumber : dokumen pribadi B. Media Pendukung

Untuk membantu promosi media pendukung diperlukan agar tercapainya informasi ke Target audience, seperti website dikarenaka Target Audience menginginkan informasi detail dan tuntas dari kampanye Gema Cermat ini, juga selalu up to date.

Gambar III.2 Website gema cermat Sumber : dokumen pribadi


(46)

33

Hashtag

Hashtag “#” difungsikan untuk menggolongkan tema atau topik yang lebih spesifik dalam sosial media, untuk mencari topik yang saling berhubungan. Dalam dunia digital, khususnya digital konten marketing pada sosial media, hashtag berguna untuk mengelompokan sebuah tema atau informasi produk agar orang lain atau calon customer dapat menemukan informasi yang di sampaikan.

Gambar III.3 Contoh penggunaan Hashtag Sumber : dokumen pribadi

Ambient Media atau Media Lingkungan

Dengan menggunakan media lingkungan seperti Bilboard Touch diharapkan menjadi attantion bagi Target audiance dan meningkatkan rasa penasaran terhadap kampanye Gema Cermat

Gambar III.4 Ambient Media Sumber : dokumen pribadi dan mockup


(47)

34

Aplikasi Media Lingkungan

Media diaplikasikan pada kendaraan seperti mobil operasional Gema cermat khusus untuk acara seperti car freeday, Bus, Banner di jalan, Pop Up website.

Gambar III.5 Aplikasi Media Sumber : dokumen pribadi dan mockup

Poster

Media Poster akan di aplikasi kan di Banner On the Road dan sebagian akan di sebar di mading kampus, Poster menggunakan 4 design untuk menyampaikan pesan dan menjadi Attantion bagi Target audiance agar tertarik.

Gambar III.6 Aplikasi poster Sumber : dokumen pribadi dan mockup


(48)

35

X Banner

X Banner akan di pasang pada saat acara Gema Cermat di kota Cimahi 03-06 November 2016.

Gambar III.7 Aplikasi Stand Banner Sumber : dokumentasi pribadi

Merchandise

Merchendise berupa Pin, Mug, Tshirt akan diberikan pada saat acara Gema Cermat yang berlangsung di kota Cimahi pada tanggal 03-06 November 2016, diperuntukan bagi yang telah membagikan informasi program Gema Cermat di sosial media minimal 10x share

Gambar III.8 Merchandise Sumber : dokumen pribadi dan mockup


(49)

36

Flyer

Penyebaran flyer berukuran A5 yang berisi tentang informasi singkat dari Gema Cermat disebarkan melalui acara Car freeday setiap hari minggu

Gambar III.9 Flyer

Sumber : dokumen pribadi dan mockup

III.1.8 Strategi Distribusi

Tabel III.2 Strategi Distribusi Media Sumber : dokumen pribadi dan mockup

Media september oktober november Jalur

Distribusi Banner on the

road, mading

Poster, flyer Media

lingkungan

flyer,car freeday, bus, sosialisasi sekolah, kampus Informasi

Gema Cermat detail

Website, social media, banner feel and touch

Video persuasi Youtube


(50)

37 facebook, instagram,

Stand Banner Acara Gema

Cermat Cimahi November

Merchandise Acara Gema

Cermat Cimahi November

III.2 Konsep Visual III.2.1 Format Desain

Video persuasi yang berdurasi 1,12 menit menghimbau agar masyarakat bijak dalam menggunakan obat bebas dan mau membagikan informasi program Gema Cermat ke orang terdekat, sehingga dapat menyelamatkan orang terdekat sebelum menjadi korban selanjutnya dari konsumsi obat berlebih. Format yang digunakan untuk video persuasi ini adalah sebagai berikut :

Frame size : 1920px x 1080px

Frame rate : 24 Frame per second

Format Video : MP4 Video files

Duration : 00:01:12

Audio Bit Rate : 128 Kbps

Audio Chanels : Stereo

Audio Sampel Rate : 48 kHz

Format Audio : Mp3

Channel : RGB


(51)

38 III.2.2 Tata Letak (Layout)

Untuk Video Persuasi penyusunan elemen-elemen grafis pada media perancangan ini menitik beratkan pada center dengan bagian pinggir merupakan space kosong, tujuanya agar penonton dapat fokus memperhatikan setiap scene yang ada di dalam video persuasi Gema Cermat, dengan isi konten menggunakan teknik animasi dan typho kinetic yang di sertai Voice Over, membuat penonton mudah memahami isi kontennya.

Gambar III.10 Referensi Layout

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=NNRoXztw654 Diakses : 06/08/2016 19:52

Berikut contoh Layout Video Persuasi Gema Cermat

Gambar III.11 Layout Video persuasi Sumber : dokumen pribadi


(52)

39 Gambar III.12 Layout Video persuasi

Sumber : dokumen pribadi III.2.3 Huruf

Untuk menyesuaikan dengan gaya visual, maka jenis tipograpi yang digunakan untuk media kampanye Gema Cermat adalah font sans serif italic Dikarenakan kampanye ini membutuhkan font yang simple namun juga merupakan penekanan pada hal tertentu. Dan font yang digunakan untuk headline/video persuasi adalah kenyan coffee regular.


(53)

40 III.2.4 Warna

Menurut Marine rosner (2002 hal.106 ) warna menciptakan asosiasi mental, asosiasi mental terhadap warna ini lah yang menentukan suatu objek atau lingkungan di sekitarnya, warna sebagai alat marketing dapat menjadi kekuatan persuasif bawah sadar. Kampanye Gema Cermat ini menggunakan pallete warna sekunder dan Neutral seperti warna Ungu dan Biru soft warna-warna ini terinspirasi dari warna logo Gema Cermat dan menurut psikologi warna, biru yang mampu memberi kesan stabil dan komunikasi, sedangkan warna ungu memberi kesan visioner dan spiritualis.

Gambar III.13 Color Scheme Sumber : Dokumen pribadi III.2.5 Ilustrasi

Gaya ilustrasi yang digunakan untuk kampanye Gema Cermat ini adalah Flat Design dikarenakan lebih simple dalam bentuk dan warna sehingga nyaan untuk di lihat karena bentuknya yang tidak begitu rumit. Menceritakan karakter keluarga dan remaja sekarang.


(54)

41

Gambar III.14 Karakter Sumber : dokumen pribadi


(55)

42 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Media Utama

Strategi kampanye untuk perancangan media utama adalah Video Infografis Animasi dengan durai 1,12 menit yang isinya mengajak unutk melakukan 4 tahap merubah persepsi penggunaan obat bebas secara tidak bijak, dan juga mengajak untuk membagikan program Gema Cermat tersebut melalui website dan di share di sosial media.

IV.I.1 Perangkat Produksi

Pembuatan seluruh media kampanye Gema Cermat diperlukan perangkat work station dengan menggunakan PC ( Personal Computer ) yang memiliki spekifikasi yang tinggi agar lebih cepat dalam proses editing dan juga saat ini perkembangan teknologi semkin canggih, dan yang harus di perhatikan mulai dari Prosesor, VGA, RAM, Harddisk, Power Supply. Sehingga kinerja saat proses editing akan lebih cepat.

Untuk membuat media-media kampanye Gema Cermat memerlukan beberapa software untuk membantu proses editing dan teknis pembuatan media, dan software yang digunakana adalah sebagai berikut :

 Adobe Illustrator CC 2015

 Adobe Photoshop CC 2015

 Adobe After Effect CC 2015

 Sony vegas Pro 13

 Audacity

IV.I.2 Teknis Produksi

A. Pra Produksi Video infografis Animasi

Ada beberapa tahap untuk proses produksi media video infografis animasi, dan tahap pra produksi untuk membuatnya, tahap pra produksi tersebut adalah :


(56)

43

 Storyline

Gambar IV.1 Storyline video persuasi Sumber: Dokumen pribadi 2016

Gambar IV.2 Storyline video persuasi Sumber: Dokumen pribadi 2016


(57)

44

 Storyboard

Sebagai gambaran disaat proses editing dan sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita

Gambar IV.3 Storyboard video persuasi Sumber: Dokumen pribadi

Gambar IV.4 Storyboard video persuasi Sumber: Dokumen pribadi 2016


(58)

45  proses pembuatan karakter Gema Cerm,at melalui beberapa proses,

termasuk proses sketsa gambar karakater

Gambar IV.5 visual karakter video persuasi Sumber: Dokumen pribadi 2016

 Proses Pembuatan Visual karakter media Video Infografis Animasi menggunakan Adobe illustrator CC 2015

Gambar IV.6 visual karakter video persuasi Sumber: Dokumen pribadi 2016

B. Produksi Video Infografis Animasi

Pada tahap ini semua elemen grafis di gerakan mulai dari karakter, text, dan pengaturan warna dengan menggunakan Adobe After Effect.


(59)

46 Gambar IV.6 proses Editing Visual

Sumber: Dokumen pribadi 2016

gambar IV.7 proses Editing Visual Sumber: Dokumen pribadi 2016

C. Pasca Produksi Video Infografis Animasi

Setelah melawati proses editing, maka pengaturan setting video dilakukan sebelum rendering


(60)

47 Gambar IV.8 proses Setting Video

Sumber: Dokumen pribadi 2016 Render setting

 Format : AVI

Chanels : RGB

Depth : Milions of Colors

Color : Pre-multiplied (Matted)

Audio Sample Rate : 48,000 kHz

Audio Bit Rate : 16 bit

Audio Channel : Stereo

Editing Video di Adobe After Effect selesai di render, selanjutnya mengkomposisi video infografis animasi dengan audio yang sudah direkam atau VO ( Voice Over). Penggabungan video dan audio ini menggunakan software Sony Vegas Pro 13.0.


(61)

48

Gambar IV.9 proses Transisi Video dan audio Sumber: Dokumen pribadi 2016

Gambar IV.10 proses Transisi audio VO Sumber: Dokumen pribadi 2016


(62)

49 IV.2 Media Pendukung

A. Ambient media

Kampanye ini menggunaka media LED billboard touch yang akan memepermudah mencari informasi tentnag Gema cermat, karena sudah menggunakan teknologi layar sentuh, billboard ini akan di sebar di dekat halte.

Gambar IV.11 Ambient media LED Billboard Touch Sumber: Dokumen pribadi dan mockup 2016

B. Media Lingkungan

Media lingkungan kampanye Gema Cermat akan di publikasikan pada, Banner On the road, mobil oprasional, bus sekolah, dan x banner, Pop up web.

Gambar IV.12 Media Lingkungan


(63)

50

Banner on teh road

Akan disebar di pinggir trotoar jalan jalan di kota Bandung diharapkan akan menarik perhatian pengguna motor.

 Mobil operasional

Setiap hari minggu Gema Cermat ada di car free day Dago maka dengan kegiatan seperti itu, dibutuh kan mobil operasional untuk menyampaikan informasi ke masyarakat.

 Bus Sekolah

Di karenakan sekarang kota Bandung sedang gencarnya menambah unit bus sekolah, maka dari itu ini menjadi kesempatan bagi Gema Cermat untuk mengaplikasikan media di badan bus, karena banyaknya pelajar yang menggunakan fasilitas gratis bus ini, diharapkan akan menjadi efektif bagi remaja sekolah unutk mengenal program dan informasi tentang penggunaan obat bebas secara bijak, yang ada di dalam Gema Cermat.

X Banner

X Banner disini akan di gunakan pada saat acara Gema cermat atau pun di sebar di apotek-apotek yang ada di kota bandung, dengan menjadi perhatian masyarakat dan teknisnya di cetak di atas bahan FL korea superhires dengan ukuran 160x60 cm.

Gambar IV.13 x banner Sumber: Dokumentasi pribadi 2016


(64)

51

 Poster

 Media Poster akan di aplikasi kan di Banner On the Road dan sebagian akan di sebar di mading kampus, Poster menggunakan 4 design, dengan ukuran A3 dan di cetak di kertas art paper dengan berat 150 gr.

Gambar IV.14 poster

Sumber: Dokumentasi pribadi 2016

 Flyer

Penyebaran flyer berukuran A5 yang berisi tentang informasi singkat dari Gema Cermat disebarkan melalui acara Car freeday setiap hari minggu, di cetak di atas kertas art paper dengan berat 150 gr.

Gambar IV.15 flyr


(65)

52 C. Internet

Website

Untuk membantu promosi media pendukung diperlukan agar tercapainya informasi ke Target audiance, seperti website dikarenaka Target Audiance menginginkan informasi detail dan tuntas dari kampanye Gema Cermat ini, juga selalu up to date.

Gambar IV.16 Website Sumber: Dokumen pribadi 2016

Merchendise berupa Pin, Mug, Tshirt akan diberikan pada saat acara Gema Cermat yang berlangsung di kota Cimahi pada tanggal 03-06 November 2016, diperuntukan bagi yang telah membagikan informasi program Gema Cermat di sosial media minimal 10x share akan mendapatkan merchendise dari gema cermat yang akan di bagikan atau di umumkan yang berhak mendapatkan merchendise pada saat acara gem,a cermat di kota Cimahi pada bulan November.


(66)

53 Gambar IV.17 Website “hadiah”

Sumber: Dokumen pribadi 2016

Pop Up Advertaising Web

Cara lain untuk menyampaikan informasi gema cermat di dunia internet, adalah dengan menggunakan Pop up Advertasising dengan ukuran 600x90 px ukuran standar iklan youtube adsense, dan juga dikarenakan tidak terbatasnya waktu beriklan di internet, khususnya youtube, yang sekarang sudah menjadi viral dimasyarakat dari ekonomi kebawah dan menengah atas sudah dapat mengakses youtube, maka dari itu pop up iklan gema cermat akan di pasang di youtube seperti berikut :

Gambar IV.18 Website “pop up advertaising” Sumber: Dokumen pribadi 2016

Merchandise

Merchendise berupa Pin yang di cetak dengan laminasi dof dengan ukuran 5x5 cm, Mug putih Lucky berbahan keramik dengan ukuran desain 20 x 8


(67)

54 cm, Tshirt menggunakan ukuran ML ( medium large ) dan ukuran L ( large ) dengan teknik cetak print DTG , dan semua merchandise akan diberikan pada saat acara Gema Cermat yang berlangsung di kota Cimahi pada tanggal 03-06 November 2016

Gambar IV.19 Mug

Sumber: Dokumentasi pribadi 2016

 Diameter : 20 x 8 cm

 Laminasi : glosi

Gambar IV.20 Pin”


(68)

55

 Ukuran 5 x 5 cm

 Lamminasi Dof

Gambar IV.21 t-shirt”

Sumber: Dokumentasi pribadi 2016

 Cetak DTG dan PNC ( print and cut )

 Ukuran : L dan ML


(1)

50  Banner on teh road

Akan disebar di pinggir trotoar jalan jalan di kota Bandung diharapkan akan menarik perhatian pengguna motor.

 Mobil operasional

Setiap hari minggu Gema Cermat ada di car free day Dago maka dengan kegiatan seperti itu, dibutuh kan mobil operasional untuk menyampaikan informasi ke masyarakat.

 Bus Sekolah

Di karenakan sekarang kota Bandung sedang gencarnya menambah unit bus sekolah, maka dari itu ini menjadi kesempatan bagi Gema Cermat untuk mengaplikasikan media di badan bus, karena banyaknya pelajar yang menggunakan fasilitas gratis bus ini, diharapkan akan menjadi efektif bagi remaja sekolah unutk mengenal program dan informasi tentang penggunaan obat bebas secara bijak, yang ada di dalam Gema Cermat.

X Banner

X Banner disini akan di gunakan pada saat acara Gema cermat atau pun di sebar di apotek-apotek yang ada di kota bandung, dengan menjadi perhatian masyarakat dan teknisnya di cetak di atas bahan FL korea superhires dengan ukuran 160x60 cm.

Gambar IV.13 x banner Sumber: Dokumentasi pribadi 2016


(2)

51  Poster

 Media Poster akan di aplikasi kan di Banner On the Road dan sebagian akan di sebar di mading kampus, Poster menggunakan 4 design, dengan ukuran A3 dan di cetak di kertas art paper dengan berat 150 gr.

Gambar IV.14 poster

Sumber: Dokumentasi pribadi 2016

 Flyer

Penyebaran flyer berukuran A5 yang berisi tentang informasi singkat dari Gema Cermat disebarkan melalui acara Car freeday setiap hari minggu, di cetak di atas kertas art paper dengan berat 150 gr.

Gambar IV.15 flyr


(3)

52 C. Internet

Website

Untuk membantu promosi media pendukung diperlukan agar tercapainya informasi ke Target audiance, seperti website dikarenaka Target Audiance menginginkan informasi detail dan tuntas dari kampanye Gema Cermat ini, juga selalu up to date.

Gambar IV.16 Website Sumber: Dokumen pribadi 2016

Merchendise berupa Pin, Mug, Tshirt akan diberikan pada saat acara Gema Cermat yang berlangsung di kota Cimahi pada tanggal 03-06 November 2016, diperuntukan bagi yang telah membagikan informasi program Gema Cermat di sosial media minimal 10x share akan mendapatkan merchendise dari gema cermat yang akan di bagikan atau di umumkan yang berhak mendapatkan merchendise pada saat acara gem,a cermat di kota Cimahi pada bulan November.


(4)

53 Gambar IV.17 Website“hadiah”

Sumber: Dokumen pribadi 2016  Pop Up Advertaising Web

Cara lain untuk menyampaikan informasi gema cermat di dunia internet, adalah dengan menggunakan Pop up Advertasising dengan ukuran 600x90 px ukuran standar iklan youtube adsense, dan juga dikarenakan tidak terbatasnya waktu beriklan di internet, khususnya youtube, yang sekarang sudah menjadi viral dimasyarakat dari ekonomi kebawah dan menengah atas sudah dapat mengakses youtube, maka dari itu pop up iklan gema cermat akan di pasang di youtube seperti berikut :

Gambar IV.18 Website“pop up advertaising” Sumber: Dokumen pribadi 2016  Merchandise

Merchendise berupa Pin yang di cetak dengan laminasi dof dengan ukuran 5x5 cm, Mug putih Lucky berbahan keramik dengan ukuran desain 20 x 8


(5)

54 cm, Tshirt menggunakan ukuran ML ( medium large ) dan ukuran L ( large ) dengan teknik cetak print DTG , dan semua merchandise akan diberikan pada saat acara Gema Cermat yang berlangsung di kota Cimahi pada tanggal 03-06 November 2016

Gambar IV.19 Mug

Sumber: Dokumentasi pribadi 2016  Diameter : 20 x 8 cm

 Laminasi : glosi

Gambar IV.20 Pin”


(6)

55  Ukuran 5 x 5 cm

 Lamminasi Dof

Gambar IV.21 t-shirt

Sumber: Dokumentasi pribadi 2016

 Cetak DTG dan PNC ( print and cut )  Ukuran : L dan ML