BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK SIP

BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
II.1

Latar Belakang Proyek
Hotel Grand Viveana adalah salah satu jasa penginapan yang berada

didaerah perkotaan kota Bandung. Hotel Grand Viveana dibangun ditempat yang
strategis. Karena berdekatan dengan beberapa alat transportasi publik yaitu stasiun
hall bandung dan bandara husein sastranegara sehingga para pendatang lokal
ataupun mancanegara yang baru datang mengunjungi kota bandung mudah untuk
mendapatkan tempat menginap untuk beristirahat.
Proyek pembangunan Hotel Grand Viveana dimulai pada bulan Oktober
2015 dan direncanakan proyek tersebut akan selesai pada bulan Maret 2017.
Karena

II.2 Data Umum Proyek
Berikut adalah data umum proyek Pembangunan Hotel Grand Viveana:
Nama Proyek

: Hotel Grand Viveana Jl. Pajajaran No 73


Alamat

: Jl. Pajajaran No. 73 –Bandung

Fungsi Bangunan

: Tempat Menginap

Jenis Pekerjaan

: Struktur, Arsitektur, Mekanikal elektrikal dan
Furniture

Nilai Kontrak

: Rp. 35.000.000.000,00 (Exclude PPN)

Mulai Pelaksanaan


: Oktober 2015 – Maret 2017

Sumber Dana

: Swakelola

Jenis Kontrak

: Lump Sum

Waktu Pelaksanaan

: 18 Bulan

Pembayaran

: Weekly Progress
6

7


Pemilik Proyek

: Bapak Ducky

Perencana

: ANSCON

Kontraktor

: CV. Bumi Subur Sejahtera

II.2.1 Data Teknis Proyek




Jenis Pondasi
: Bored pile

o Mutu Tulangan Baja :
 Tulangan utama
: fy = 400 MPa
 Sengkang spiral
: fy = 240 Mpa
o Mutu Beton
: K-300 (f’c = 24,90 MPa)
Jenis Struktur
: Beton Bertulang dan Baja
o Mutu Baja
: fy = 240 MPa, fu = 370 MPa
o Mutu Beton
: K-300 (fc’=24,90 MPa)
o Selimut Beton
 Plat = 20 mm
 Balok = 30 mm
 Kolom = 30 mm

II.3 Lingkup Pekerjaan
Proyek Pembangunan Hotel Grand Viveana membangun 1 gedung

dengan luas total 2876,8 m2 yang terdiri dari 2 basement dan 3 lantai yaitu :

8

a. Basement 2 dengan elevasi -6.00 dan luas 260 m2 akan
dipergunakan untuk ruang pompa, raw water tank, clean water
tank dan alat Sewage Treatment Plant.
b. Basement 1 dengan elevasi -3.50 dan luas 292 m2 akan
dipergunakan untuk gudang dapur, parkir, mushola, toilet,
ruang loker, kantor logistik, hall lift, lift dapur, parkir motor,
ruang engineering, ruang server cctv, genset, wet garbage
c. Ground Floor dengan elevasi ±0.00 dan luas 442 m2 akan
dipergunakan untuk dapur, gudang berkas, lobby, ruang
manager, restaurant, back office, ruang kontrol, ruang cctv,
tangga darurat, dan toilet
d. Lantai 1 dengan elevasi +4.20 dan luas 494 m2 akan
dipergunakan untuk ruang serbaguna, kantor, 8 ruang meeting,
ruang coffe break, 8 kamar tidur, ruang panel, back office, dan
tangga darurat
e. Lantai 2 dengan elevasi +7.70 dan luas 463 m2 akan

dipergunakan untuk 18 ruang kamar tidur, ruang panel
f. Lantai 3 dengan elevasi +11.20 dan luas 463 m2 akan
g.

dipergunakan untuk 18 kamar tidur, ruang panel
Lantai Atap dengan elevasi +14.90 dan luas 463 m2 akan
dipergunakan untuk rangka atap

II.4 Lokasi Proyek
Lokasi proyek pembangunan Hotel Grand Viveana Jl. Pajajaran No
73. Peta lokasi proyeknya dapat dilihat pada Gambar 2.1.

9

Lokasi proyek Hotel
Grand Viveana

Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek
(sumber : Google Maps)


Gambar 2.2. Gambaran Lokasi dari satelit
(sumber : Google Earth)

10

Gambar 2.3. Lokasi proyek tampak depan
(sumber : Google Earth)
Berikut adalah gambar perspektif proyek Hotel Grand Viveana Jl.
Pajajaran No. 73.

Gambar 2.4. Gedung Hotel Grand Viveana
(sumber : Dokumen Proyek Hotel Grand Viveana)
II.5 Metode Kerja

11

Pada pelaksanaan konstruksi proyek Hotel Grand Viveana pihak
kontraktor menggunakan metode kerja sistem Top Down. Karena proyek
pembangunan hotel Grand Viveana berada diantara bangunan lain.
Pada sistem Top Down, struktur basement dilaksanakan bersamaan

dengan pengerjaan galian basement. Urutan penyelesaian balok dan plat
lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan,
struktur plat dan balok tersebut didukung oleh struktur tiang yang dipasang
bersama bored pile.
Pada dinding basement, dinding penahan tanah dengan cara dicor
yang berupa soldier pile yang dapat bersifat permanen.

II.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Proyek
Keselamatan dan kesehatan kerja proyek merupakan faktor yang
paling penting dalam pekerjaan diproyek. Karena kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk juga dalam Hak Asasi Manusia. Bahkan
penilaian terhadap kontraktor adalah K3nya. indikatornya dapat berupa
tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang
meninggal, cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak, selain
kerugian materi yang besar.
Di proyek Hotel Grand Viveana, para pekerja tidak dituntut untuk
memakai alat K3 dan tidak ada sanksi untuk pekerja yang tidak memakai
alat K3 sehingga pekerja tidak begitu memperhatikan K3 pada
pembangunan proyek hotel Grand Viveana. Tetapi dari pihak kontraktor


12

menginstruksikan para pekerja untuk membuat K3 disekitar lokasi proyek
agar memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan pada tiap orang yang
berada dilingkungan proyek.
Berikut beberapa penerapan pengendalian K3 di proyek hotel Grand
Viveana:
1.

Adanya rambu-rambu dilokasi proyek yang bertujuan untuk
memberitahu bahwa ada beberapa zona berbahaya diproyek

Gambar 2.5 rambu-rambu tanda bahaya dilokasi proyek.
(sumber : Dokumentasi Pribadi)

13

2.

Adanya peralatan pengaman berupa alat pemadam kebakaran untuk

keselamatan pekerja saat terjadi kebakaran.

Gambar 2.6. Alat pemadam kebakaran dilokasi proyek
(sumber : Dokumentasi Pribadi)

3.

Penggunaan pembatas (safety line) pada area proyek khususnya pada
area void untuk menghindari adanya kecelakaan jatuh dari lantai atas.

14

Gambar 2.7. Besi pembatas pada area void di lokasi proyek
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
II.7 Struktur Organisasi
Organisasi merupakan suatu sisem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mengejar tujuan bersama.
Proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat sementara yang
ditetapkan awal pekerjaan dan waktu selesainya, untuk mencapai tujuan dan
hasil yang spesifik dan unik.

Pentingnya suatu organisasi proyek adalah untuk mengatur suatu
hubungan atau koordinasi yang akan diterapkan dalam suatu proyek,
sehingga memperjelas kedudukan dari tiap-tiap pihak yang terkait
didalamnya, serta untuk mencapai sasaran yang dikehendaki.
Secara umum dalam pembangunan Hotel Grand Viveana terdapat
piha-pihak yang ikut serta dan bertanggung jawab dalam pekerjaan proyek
pembangunan Hotel Grand Viveana ini diantaranya:


Pemilik Proyek
Bapak Ducky





Konsultan Perencana
Anscon
Kontraktor
CV. Bumi Subur Sejahtera
Subkontraktor
Mekanikal Engineering
Pemasok
CV. Mitra Usaha Sejati
CV. G.W.A.N Building
THS Buildings Material

: Scaffolding
: Beton
: Bata Ringan

15

Jaya Sentosa
Cahaya Abadi
PT. Duta Karya
PK Lestari

: Besi
: Perlengkapan Mekanikal
: Pasir dan Split
: Kayu

Struktur Organisasi kontraktor proyek Hotel Grand Viveana ini adalah:

16

Gambar 2.11. Struktur organisasi kontraktor CV. Bumi Subur Sejahtera.
Proyek Hotel Grand Viveana
(sumber : Dokumen CV Bumi Subur Sejahtera Proyek Hotel Grand
Viveana)

17

Dari bentuk organisasi di atas terdapat beberapa pihak yang terlibat
yang memiliki tugas dan wewenang masing-masing menurut teori dan
aplikasinya pada Proyek Grand Viveana, diantaranya:
1.
Owner (Pemilik Proyek)
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah bouwheer adalah
badan hukum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan

18

suatu proyek dan memberikan pekerjaan bangunan serta membayar biaya
pekerjaan bangunan. Owner/pemilik proyek ini adalah Bapak Ducky
Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek berdasarkan
teori adalah sebagai berikut:
a.

Mempunyai ide/gagasan sesuai dengan rencanarencananya.

b.

Menyediakan dana dan lahannya.

c.

Mengambil keputusan terakhir yang mengikat
mengenai pembangunan proyek.

d.

Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan
dan mengangkat manajemen konstruksi, perencana serta
pelaksana proyek.

e.

Menangani dan menandatangani surat perintah kerja
dan surat perjanjian dengan pelaksana proyek.

f.

Ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak
memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara
langsung maupun tidak langsung

g.

Mengesahkan semua dokumen pembayaran (giro)
atas pembayaran yang harus diberikan kepada pelaksana proyek.

h.

Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek
sehingga berhak menerima/menolak perubahan-perubahan
pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang.

19

i.

Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak
sesuai dengan gambar rencana, bilamana perlu mencabut tugas
pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu
melaksanakan pekerjaan.
Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah sebagai

berikut:
a. Memelihara hubungan kerja secara professional.
b. Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya.
c. Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.

Tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek berdasarkan aplikasi
di lapangan ada beberapa hal yang berbeda dengan teori yaitu Owner pada
proyek pembangunan Hotel Grand Viveana tidak mengangkat Manajemen
Kontruksi dan dengan mutlak menyerahkan tugas Manajemen Kontruksi
kepada pihak kontraktor sebagai kontraktor swakelola, owner hanya
menerima report dan mengontrol sesekali. Perbedaan lain nya adalah tidak
adanya kontrak masa pemeliharaan dengan kontraktor yang jelas.
Sehingga setelah bangunan selesai jika ada kerusakan bukan merupakan
tanggung jawab wajib kontraktor untuk memperbaiki.

2.

Konsultan Perencana

20

Konsultan perencana adalah perseroan yang bergerak pada jasa
konstruksi bidang perencanaan pekerjaan pembangunan. Konsultan
perencana untuk proyek pembangunan Hotel Grand Viveana adalah Anscon.
Kegiatan-kegiatan konsultan perencana dalam melaksanakan rancang
bangun meliputi:
a.

Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan.

b.

Gambar-gambar detail, maket design.

c.

Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan.

Selain itu, divisi perencana mempunyai tugas dan wewenang
berdasarkan teori adalah sebagai berikut:
a.

Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak
proyek, pada tahap perencanaan dan menyusun dokumen
proyek.

b.

Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang
meliputi gambar struktur, arsitektur serta mekanikal dan elektrikal
sesuai dengan permintaan pemberi tugas dengan
mempertimbangkan segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta
peraturan daerah setempat.

c.

Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan
berkala dalam bidang arsitektur dan struktur.

d.

Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis
besar yang akan menjadi acuan dalam penentuan biaya selama
pelaksanaan pekerjaan (bila terjadi perubahan rencana).

21

e.

Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga
perencanaan tersebut terlaksana.

f.

Bertugas menghadapi kontraktor/pelaksana, dalam hal
memberikan penjelasan/konsultasi dalam bidang arsitektur,
struktur konstruksi serta mekanikal dan elektrikal.

g.

Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula.

h.

Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik
proyek.

i.

Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan
pekerjaan maupun membantu mengatasi permasalahan di
lapangan yang terkait dengan perencanaan.

j.

Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur
kontraktor/pelaksana proyek secara langsung maupun tertulis
apabila ternyata pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana.

k.

Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan
untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan isi dokumen kontrak.

l.

Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi
pengelolaan proyek.

Supaya mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas dan sesuai
dengan tujuannya maka perencana harus mempunyai tenaga ahli dari
berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan dan pengalaman yang cukup
memadai dalam bidangnya masing-masing.

22

Tugas dan wewenang dari divisi perencana proyek berdasarkan
aplikasi di lapangan ada hal yang berbeda dengan teori yaitu, konsultan
perencana tidak memberikan gambar dan detail-detail struktur yang jelas
sehingga di limpahkan kepada drafter dari pihak kontraktor.

3.

Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang

mewujudkan ide pemberi tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai
dengan gambar kerja rencana. Kontraktor pelaksana untuk proyek
pembangunan Hotel Grand Viveana adalah CV. Bumi Subur Sejahtera.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai
berikut:
a.

Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan
dalam dokumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan
bangunan.

b.

Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta
mendapatkan bimbingan maupun pengarahan dari divisi
pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.

c.

Menyusun rencana kerja proyek.

d.

Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja
yang memadai.

e.

Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat
gambar akhir pekerjaan (asbuilt drawing).

23

f.

Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.

g.

Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.

h.

Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.

i.

Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi, dan
pembetulan terhadap segala kesalahan selama masa pemeliharaan.

j.

Melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan gambar kerja
dan uraian persyaratan yang telah ditetapkan (RKS).

k.

Meneliti dan mempelajari gambar-gambar sebelum
melaksanakan pekerjaan pembangunan.

l.

Menyediakan tenaga ahli yang cukup, mandor-mandor dan
tukang serta pengaturan tugas dan haknya masing-masing agar
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

m.

Menyusun time schedule.

n.

Membuat tempat dan gudang untuk menyimpan material
bangunan dan peralatan bangunan.

o.

Menyediakan tempat (direksi keet) tim pelaksana dan proyek
beserta tempat kerja untuk konsultan perencana dan ruang
rapatnya.

p.

Menyusun laporan harian dan bulanan yang berisi prestasi
pekerjaan, jumlah material, dan jumlah pekerja yang dipakai.

q.

Membuat laporan yang kemudian akan diperiksa kebenarannya
oleh pengawas lalu diteruskan kepada pemberi tugas.

24

r.

Melakukan perbaikan-perbaikan atas kerusakan pekerjaan serta
kelalaian pelaksanaan.

s.

Membiayai asuransi untuk pekerja berupa construction all risk
insurance dan accident incurance serta menyediakan P3K untuk
para pekerjanya.

t.

Wajib mentaati dan mengikuti petunjuk dari pengawas maupun
pemberi tugas serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku
dalam proyek konstruksi.

Tugas dan wewenang dari kontraktor pelaksana proyek berdasarkan
aplikasi di lapangan ada beberapa hal yang berbeda dengan teori yaitu,
kontraktor tidak membuat laporan harian, mingguan dan bulanan secara
resmi. Laporan hanya dilakukan secara lisan baik pertemuan dengan owner
ataupun saat owner melakukan kontrol. Pengujian pada hasil pekerjaan yang
dilaksanakan tidak dilakukan secara menyeluruh hanya beberapa bagian saja
karena owner sendiri tidak meminta dan mempermasalahkan masalah
pengujian. Pada masa pemeliharaan kontraktor tidak memiliki masa dan
kewajiban yang jelas untuk memelihara hasil pekerjaan nya bila ada
kerusakan. Proyek Hotel Grand Vivena sendiri tidak memiliki RKS resmi
sehingga seluruh rencana kerja dan persyaratan dibuat dan diskusikan
langsung antara kontraktor, owner, perancana dan pihak-pihak terkait.
Kontraktor pelaksana tidak membuat time schedule secara lengkap seperti
dalam bentuk kurva s yang jelas, kurva s dibuat hanya untuk patokan waktu

25

rencana untuk waktu realisasi nya tidak dibuat. Penyimpanan material,
direksi keet, tempat kerja dan rapat tidak disediakan secara resmi.
Tempatnya berada di dalam gedung yang sedang di bangun itu sendiri
karena keterbatasan lahan yang tersedia.