Evaluasi Sistem Manajemen Mutu Proses Pe

Evaluasi Sistem Manajemen Mutu Proses Pembangunan Jembatan
Berbasis Risk di Lingkungan Direktorat Jembatan Kementerian PUPR
Adwina Desiyandri1, Yusuf Latief2, Leni Sagita Riantini3
1. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Indonesia
2. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Indonesia
3. Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424,
Indonesia
E-mail: [email protected]

Abstrak
Beberapa pembangunan jembatan mengalami kegagalan dalam memenuhi sasaran mutu. Hal tersebut terjadi
dikarenakan sistem manajemen mutu pembangunan jembatan belum dikembangkan berbasis risiko. Maka, tujuan
penelitian ini adalah mengembangkan sistem manajemen mutu pembangunan jembatan berbasis risiko di
lingkungan Direktorat Jembatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan dari arsip
dan kuesioner. Metode analisis menggunakan gap analysis dan qualitative risk analysis untuk mengetahui risiko
tertinggi pada proses pembangunan jembatan dan mengembangkannya berbasis risiko dengan hasil gap analysis.
Hasil penelitian didapatkan 16 kegiatan proses pembangunan jembatan, 6 risiko tertinggi pada pembangunan
jembatan, dan 4 tindakan pengembangan terhadap SMM Pembangunan Jembatan.


Risk Based Evaluation of Bridge Construction Quality Management System
in The Bridge Directorate Ministry of Public Work and Housing
Abstract
Several bridge constructions failed in meeting quality objectives. This happens because of the quality management
system construction of the bridge is not risk-based developed. Thus, the purpose of this research is to improve
quality management system construction of a bridge in the Bride Directorate. This research uses primary and
secondary data obtained from the archive and questionnaires. The method of analysis using gap analysis and
qualitative risk analysis to identify the highest risks in bridge construction and to risk-based develop within the
results of gap analysis. The results of this research are 16 bridge construction activities, 6 highest risk in the bridge
construction, and 4 improvements of the Bridge Construction QMS.
Keywords:
Bridge construction; bridge directorate; quality management system; risk-based

Pendahuluan
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berguna untuk meneruskan jalan melalui rintangan yang
berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air atau lalu lintas biasa
(Struyk & Van Der Veen, 1995). Dalam pembangunan konstruksi jembatan, sangat penting
untuk mengacu pada desain dan harus juga memperhatikan urutan atau tahapan agar hasil yang
didapatkan sesuai dengan perencanaan awal dan memenuhi sasaran.


Terdapat beberapa jembatan yang mengalami kegagalan pada saat tahap pembangunan atau
pelaksanaan konstruksi. Salah satunya adalah rubuhnya Jembatan I Pulau Dompak
Tanjungpinang yang menghubungkan daratan Pulau Dompak dan daratan Tanjungpinang pada
3 Oktober 2015 (Tribun News, 2015). Selain itu, didapati pula ambruknya jembatan Kokok
Tojang di Desa Sekarteja, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (Lombokita, 2016). Dikatakan
oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Barat, Wedha Magma Ardi (2016), hal
tersebut dapat terjadi akibat kelalaian pengawasan. Berikut adalah diagram kondisi jembatan
pada ruas jalan nasional di Indonesia tahun 2014

Gambar 1. Kondisi Jembatan pada Ruas Jalan Nasional Tahun 2014
Sumber : (Kementerian Pekerjaan Umum, 2014)

Adanya fenomena di atas mengindikasikan bahwa sasaran pada saat pelaksanaan konstruksi
jembatan tidak tercapai, salah satu yang terpenting adalah sasaran mutu. Dikatakan oleh
Widodo (2015), kemungkinan penyebab terjadinya penyimpangan ini adalah Sistem
Manajemen Mutu (SMM) yang kurang bagus. Diketahui saat ini SMM untuk pembangunan
jembatan yang ada di Direktorat Jembatan belum dilakukan evaluasi. Dokumen SMM untuk
pembangunan jembatan terakhir dievaluasi pada tahun 2013. Diketahui juga bahwa SMM
pembangunan jembatan yang ada tidak dikembangkan berbasis risiko. Dewasa ini, ISO selaku
badan standardisasi internasional, mengeluarkan paper yang berisi revisi terkait ISO 9001

tentang SMM. Kesimpulan paper tersebut didapati bahwa risk-based thinking dapat
meningkatkan probabilitas tercapainya tujuan, yang dalam penelitian ini adalah sasaran mutu.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan evaluasi SMM di lingkungan Direkorat
Jembatan untuk pembangunan jembatan dengan berbasis risiko.

Tujuan penelitian ini adalah:
Mengetahui kegiatan dalam proses pembangunan jembatan di lingkungan Direktorat
Jembatan.

Mengetahui faktor risiko tertinggi yang mungkin terjadi pada proses pembangunan
jembatan yang berpengaruh terhadap kinerja mutu pembangunan jembatan.
Mengetahui cara mengembangkan Dokumen Sistem Manajemen Mutu proses
pembangunan jembatan di lingkungan Direktorat Jembatan berbasis risiko.

Tinjauan Teoritis
Proses Pembangunan Jembatan di Lingkungan Direktorat Jembatan. Diketahui dari
Standar Operasional Prosedur Pembangunan Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga,
terdapat beberapa tahap dalam pembangunan jembatan, sebagai berikut :

PENANGGUNG JAWAB


URAIAN AKTIVITAS FLOW CHART

DOKUMEN

LAMA
PROSES

INPUT

OUTPUT

MULAI

PPK

Dokumen Kontrak

Rapat Pra-Penandatanganan Kontrak (PAM)


·
·

·
·

PPK
Kontraktor

Penandatanganan Kontrak

·
·

Berita Acara PAM
Dokumen Kontrak

Penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

·

·
·

Dokumen Kontrak
Berita Acara PAM
Jaminan
Pelaksanaan

SPPBJ
Berita Acara PAM

Dokumen Kontrak

PPK

·
·

·
·

·

PPK
Kontraktor
Konsultan

·
·
·

Rapat Pra-Pelaksanaan (PCM)

SPMK
Dokumen Kontrak

SPMK
Dokumen Kontrak
RMK, RMP, RK3L

Berita Acara PCM


PPK

Berita Acara PCM

Pengajuan Surat Izin Melaksanakan Konstruksi

Surat Izin Melaksanakan
Konstruksi
·
·
·
·
Kontraktor

Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request for Works)
·

Dokumen Kontrak
Surat Izin

Melaksanakan
Konstruksi
Gambar Kerja
Dokumen
Ketersediaan
Material,Alat,Tena
ga Kerja
Dokumen
SMM,SMK3L,dan
Keselamatan Lalu
Lintas
Surat Persetujuan
Memulai Pekerjaan

·

·
·

·

PPK
Balai

Pelaksanaan Konstruksi dan Pengendalian Mutu

·
·
·

Persetujuan
Memulai
Pekerjaan
Dokumen SMM &
SMK3L
Dokumen Kontrak
RMP, RMK, RK3L
Gambar Rencana

Ya


·

Sesuai?

Tidak

·
·

PPK
Balai

·

Show Cause Meeting (SCM)*

·

·

Dokumen
Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan
Dokumen
Rekaman Mutu

Dokumen
Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan
Dokumen
Rekaman Mutu
·
·
·
·
·
·

A

Gambar 2. Proses Pembangunan Jembatan

Gambar Kerja
Monev
Pelaksanaan
CCO/
Amandemen
Laporan Test
Case
Berita Acara
Rekaman Mutu

B

PENANGGUNG JAWAB

URAIAN AKTIVITAS FLOW CHART

DOKUMEN

LAMA
PROSES

INPUT

A
·
·
·

Konsultan
Pengawas
PPK
PPPK

OUTPUT

B

Review Design

·
·

Gambar Kerja
Desain Rencana

·
·

Laporan
Perubahan
Kontrak
Desain yang
disetujui

·
·
·

Ada Perubahan?
·
·
·

Tidak

Ya

Konsultan
Pengawas
PPK
PPPK

Perubahan Kontrak

·

·
·

·
·

UTAMA :
Kontraktor

·
Pengajuan Pembayaran Prestasi Kerja
PENDUKUNG :
·
PPK
·
Konsultan
Pengawas

·
·
·

Laporan
Perubahan
Kontrak
Desain yang
disetujui

Berita Acara
Perubahan
Kontrak
CCO/
Amandemen

Gambar Kerja
Monev
Pelaksanaan
CCO/
Amandemen
Berita Acara
Rekaman Mutu
SPP, Faktur

Surat Perintah
Membayar
UTAMA :
Kontraktor

·
·

Dokumen Kontrak
Surat Perintah
Membayar

·

Berita Acara
Persetujuan
Pembayaran
Prestasi Kerja
Gambar Kerja

Perhitungan Final Quantity
PENDUKUNG :
·
PPK
·
Konsultan
Pengawas

UTAMA :
Kontraktor

Hasil Perhitungan Final
Quantity

Pengajuan Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
·

Gambar Terlaksana (As
Built Drawing)

PENDUKUNG :
·
PPK
·
Konsultan
Pengawas

·
·

UTAMA :
KKJ

Inspeksi Jembatan

PENDUKUNG :
·
Balai
·
DJBM

Tidak

·

Sesuai?
·

Penyerahan Awal Pekerjaan (PHO)

·
·
·

Perbaikan

Tidak

Hasil Perhitungan
Volume Akhir
Sertifikasi
Pembayaran
Akhir
Surat Permintaan
Jaminan
Pelaksanaan
Laporan Quality

·
·

Penyerahan Akhir Pekerjaan (FHO)
·

Satker
PPK

Berita Acara PHO
Surat Permintaan
Jaminan
Pemeliharaan

·

Berita Acara
FHO/Proyek
Selesai
Pencairan
Jaminan
Pemeliharaan

Berita Acara PHO
Surat Permintaan
Jaminan
Pemeliharaan
Permohonan FHO

PENDUKUNG :
·
Balai
·
Satker

·
·

·

Penyerahan kepada Atasan Langsung

Berita Acara Audit
Jembatan
Amandemen
Sertifikat Laik
Fungsi Jalan

·
·

Sesuai?

Ya
UTAMA :
PPK

·
·
·

Ya

PPH

Hasil Perhitungan
Volume
Sertifikasi
Pembayaran
Gambar
Terlaksana (As
Built Drawing)

Berita Acara FHO/
Proyek Selesai
Berita Acara
Penyerahan kepada
Atasan Langsung

SELESAI

Gambar 2. Proses Pembangunan Jembatan
Sumber : (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015)

Kinerja Mutu Pembangunan Jembatan. Menurut Tjiptono (2007, p. 195) kepuasan customer
pada dasarnya mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh
customer. Menurut PMBOK (2013, p. 536) keadaan puas adalah keadaan di mana kebutuhan
customer terpenuhi atau melampaui harapan yang dinilai oleh evaluasi customer itu sendiri.
Selain itu, terkait penyesuaian diri dengan spesifikasi, dalam pembangunan jembatan dapat
terlihat dari spesifikasi struktur yaitu stabilitas struktur (structural safety). Pada proses
pembangunan jembatan, secara fisik akan terlihat apabila kinerja mutu rendah, yaitu terjadi

kegagalan konstruksi. Kegagalan konstruksi adalah kegagalan yang terjadi pada masa
berlangsungnya kegiatan konstruksi di lapangan.

Sistem Manajemen Mutu. Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur
terdokumentasi dan praktik-praktik standar untuk manajamen sistem yang bertujuan menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan persyaratan
tertentu yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi (Edward & Gaspersz, 2008).

Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa sistem manajemen mutu
dikembangkan untuk meningkatkan kinerja mutu baik lingkup proyek mau pun perusahaan.
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, ISO (International Organization for Standardization)
diterapkan untuk mengevaluasi SMM tanpa memperhitungkan risiko yang ada. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Rosiana (2009) mengenai pengaruh penerapan SMM ISO
9001:2000 atas pelayananan IMB terhadap kepuasan pelanggan di Dinas Penataan dan
Pengawasan Bangunan Proponsi DKI Jakarta diketahui bahwa terjadi hamabtan dalam
penerapan ISO yang antara lain disebabkan oleh komitmen dari top manajemen tidak benarbenar dirasakan dan dipahami sampai dengan tingkat bawah (pelaksana); 2.pemerintah tidak
menyediakan dukungan dana yang cukup untuk sarana dan prasarana kerja; 3.kurangnya SDM
yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan; 4.tidak ada reward dan
punishment yang jelas, 5.tingkat pemahaman ISO yang berbeda-beda antar pegawai.

Metode Penelitian
Menurut strategi penelitian Robert Yin (1994), penelitian ini menggunakan metode analisis
arsip, studi kasus, dan survei. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahapan pengumpulan data,
antara lain validasi pakar, validasi pakar awal, pilot survey, kuesioner responden, dan validasi
pakar akhir. Berikut adalah diagram alir tahapan penelitian ini

Mulai

·
·

Studi Literatur Awal
Pengumpulan Data Primer dan
Sekunder

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah
·
·
·

RQ1

Studi Literatur
Wawancara
Pengumpulan Data Sekunder

Validasi Pakar

Validasi Pakar Awal
(Kuesioner pada Tahap II)

Analisis Tahap II

Pilot Survey
(Kuesioner pada Tahap III)
RQ2
Analisis Tahap III

Penyebaran Kuesioner
(Kuesioner pada Tahap IV)

Analisis Tahap IV

Validasi Pakar Akhir
(Kuesioner pada Tahap V)

Analisis Tahap V
RQ3
Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. Matriks Penyebab dan Dampak
Sumber : Olahan Penulis

Pada proses validasi pakar dilakukan wawancara dengan teknik konsensus yang bertujuan
untuk validasi konten instrument penelitian, yaitu hasil studi literatur terkait kegiatan dalam
pembangunan jembatan. Selanjutnya, hasil analisis arsip ini divalidasi ke pakar sekaligus untuk
mengidentifikasi peristiwa risiko apa saja yang mungkin terjadi dalam kegiatan-kegiatan
tersebut. Pada tahap validasi pakar awal dilakukan wawancara dan diskusi dengan 3 (tiga)
pakar. Aktivitas-aktivitas SMM Pembangunan Jembatan divalidasi ke pakar untuk mengetahui

apakah berpengaruh terhadap kinerja mutu pembangunan jembatan sekaligus mendapatkan
peristiwa-peristiwa risiko yang mungkin terjadi. Sebelum disebarkan ke responden,dilakukan
pilot survey kepada calon responden terlebih dahulu. Hasil dari penyebaran kuesioner ini
dilakukan beberapa analisis antara lain analisis homogenitas; uji validitas dan reabilitas; analisis
deskriptif; dan analisis level risiko. Analisis level risiko dengan menggunakan probability and
impact matrix berdasarkan PMBOK® Guide 5th Edition seperti berikut
Tabel 1. Probability and Impact Matrix

Sumber : (Project Management Institute, 2013)

Ada pun skala yang digunakan dalam kuesioner responden untuk tingkat probabilitas risiko
adalah 0.1 = Tidak Pernah, 0.3 = Jarang, 0.5 = Kadang-kadang, 0.7 = Sering, dan 0.9 = Selalu,
sedangkan untuk tingkat dampak risiko adalah 0.05 = Sangat Akurat, 0.1 = Akurat, 0.2 =
Sedang, 0.4 = Kurang Akurat, dan 0.5 = Tidak Akurat. Dari proses analisis level risiko
diperoleh peristiwa risiko tertinggi dalam proses pembangunan jembatan. Selanjutnya,
peristiwa risiko tertinggi tersebut divalidasi ke pakar sekaligus didiskusikan juga penyebab,
tindakan preventif, dampak, dan tindakan korektifnya. Hasil dari validasi pakar tersebut
dilakukan pemetaan penyebab dampak, kategori Work Breakdown Structure (WBS),
Recognition Pattern, serta strategi respon risiko. Dilakukan juga gap analysis sehingga
didapatkan rekomendasi dalam pengembangan SMM Pembangunan Jembatan.
Dalam penelitian ini, Software SPSS digunakan sebagai alat bantu penelitian untuk melakukan
analisis deskriptif, uji normalitas, analisis non-parametrik, serta uji validitas dan reabilitas.
Selain itu, digunakan juga software lain, yaitu Microsoft Excel, untuk melakukan analisis
statistik deskriptif dan analisis level risiko.

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil validasi pakar analasis arsip, didapatkan 2 (dua) tambahan kegiatan dalam
proses pembangunan jembatan, yaitu ‘Pengusulan Program dan Anggaran Penyelenggaraan
Jembatan’ dan ‘Pengadaan Barang/Jasa’. Dari hasil analasis level risiko, didapatkan 7 (tujuh)
peristiwa risiko tertinggi dengan level moderate. Setelah divalidasi akhir ke pakar, didapatkan
6 (enam) peristiwa risiko tertinggi berikut dengan penyebab, tindakan preventif, dampak, dan
tindakan korektifnya masing-masing. Berikut adalah peristiwa risiko tertinggi tersebut
Tabel 2. Tabulasi Penyebab, Dampak, dan Tindakan Risiko
Penyebab

Tindakan Preventif
X8.1

Dampak

Tindakan Korektif

pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor pada rentang waktu sesuai persyaratan (spesifikasi) tidak
dilaksanakan dengan benar, antara lain :
·
o
o
o
·
o
o
o
·
o
o
·
o
o
o
o
·

Pekerjaan Persiapan
Papan Nama Jembatan
Pengukuran
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Pekerjaan Pondasi
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Bor
Pondasi Sumuran
Pekerjaan Bangunan Bawah
Pile Cap
Abutmen/Pier
Pekerjaan Bangunan Atas
Balok (Beton Bertulang, Pratekan, Baja)
Lantai Jembatan
Sambungan Ekspansi
Perletakan (Bearing)
Pekerjaan Bangunan Pelengkap

o
Sandaran (Railing)
o Drainase
o
Penerangan Jalan Umum (PJU)
SDM tidak Kompeten

Melaksanakan pelatihan

PP/IK terkait spek tidak
dilaksanakan

Menggunakan PP/IK yang
sesuai/sah

Kualitas tidak
tercapai

Rework

Pengajuan
Pembayaran
(Monthly
Certificate)
ditolak

Tidak dibayar

Data pendukung tidak lengkap disiapkan oleh Kontraktor
·

Perhitungan kuantitas dan kualitas

Keinginan owner dan kontraktor
agar proses penyerapan uang
cepat
Kontraktor kekurangan tenaga
kerja administrasi teknik

Mengawasi dan meminta
kelengkapan data
Menyusun ceklist proses
pengajuan
Membuat back up

Tabel 2. (sambungan)
Penyebab

Tindakan Preventif
Dampak
Tindakan Korektif
X7.3
Chief Inspector (CI) tidak detail memeriksa
· DMF (Design Mix Formula) dan JMF (Job Mix Formula)
· Berkas pemeriksaan bahan mentah
· Bahan olahan
· Bahan jadi
· Kesiapan lapangan
· Alat
· Tenaga
Jumlah laboratorium terakreditasi Mendaftar laboratorium
Perbaikan prodak
untuk pengujian bahan terbatas
terakreditasi lebih awal
(Rework)
Mutu prodak
CI tidak kompeten
Pelatihan CI
tidak tercapai
Membeli alat baru
Alat yang ada di Laboratorium
Memeriksa alat sebelum
dan/atau di lapangan rusak
dipakai
X1.2
dokumen yang disyaratkan apabila pengecekan readiness criteria terkait dengan kegiatan
pembangunan/pemeliharaan jembatan jika tidak sesuai, tidak lengkap, yang terdiri dari :
Laporan studi kelayakan
Dokumen lingkungan dan ijin lingkungan
Dokumen Desain (DED)
Kesiapan lahan
Kondisi lapangan yang berubah
Cek ulang kondisi lapangan
Program
Data yang dibutuhkan belum
Melengkapi data yang
berhenti
Menunda program ke
keluar (Amdal, izin, dll.)
dibutuhkan
karena belum
tahun berikutnya
dapat
Konsultan tidak kompeten
Mendorong konsultan untuk
diproses
(terlambat menyiapkan dokumen) segera menyiapkan dokumen
X8.5
laporan mutu lapangan tidak lengkap
Mengejar jadwal
Pemantauan melekat
Pemantauan dan peneguran
Kegagalan
untuk melakukan uji mutu
konstruksi
Adanya rework
Rework
X8.6
evaluasi terhadap laporan mutu secara simultan tidak dilakukan dengan benar
Melakukan pendampingan
terhadap pengawas
Kompetensi pengawas terhadap
Pelatihan pengawas
penguasaan spek kurang
Menyerahkan bukti kerja
Melakukan pengendalian
Kualitas/mutu
Rework
terhdapap pemeriksaan alat
tidak tercapai
dan
bahan
dengan
melakukan
Bahan dan alat yang digunakan
di tiap titik pengerjaan konstruksi sertifikasi
tidak sama
Menyusun/melengkapi dengan
ceklist prosedur pengendalian
mutu
Sumber : Olahan Penulis

Untuk dapat lebih mudah dilihat dalam analisis selanjutnya, dilakukan pengodean terhadp
penyebab, dampak, tindakan preventif, dan tindakan korektif. Berikut adalah keterangan
kodenya

Tabel 3. Kode Penyebab, Dampak, dan Tindakan Risiko
Kode
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
D1
D2
D3
D4

Keterangan
Penyebab
SDM tidak kompeten
PP/IK terkait spek tidak dilaksanakan
Keinginan owner dan kontraktor agar proses penyerapan uang cepat
Kontraktor kekurangan tenaga kerja administrasi teknik
Jumlah laboratorium terakreditasi untuk pengujian bahan terbatas
Alat yang ada di Laboratorium dan/atau di lapangan rusak
Kondisi lapangan yang berubah
Data yang dibutuhkan belum keluar (Amdal, izin, dll)
Konsultan tidak kompeten (terlambat menyiapkan dokumen)
Mengejar jadwal
Adanya rework
Bahan dan alat yang digunakan di tiap titik pengerjaan konstruksi tidak sama
Dampak
Kualitas tidak tercapai
Pengajuan pembayaran (Monthly Certificate) ditolak
Program berhenti karena belum bisa diproses
Kegagalan konstruksi
Tindakan Preventif

TP1
TP2
TP3
TP4
TP5
TP6
TP7
TP8
TP9
TP10
TP11
TP12
TP13

Melaksanakan pelatihan
Menggunakan PP/IK yang sesuai/sah
Mengawasi dan meminta kelengkapan data
Menyusun ceklist proses pengajuan
Membuat back up
Mendaftar laboratorium terakreditasi lebih awal
Memeriksa alat sebelum dipakai
Cek ulang kondisi lapangan
Melengkapi data yang dibutuhkan
Mendorong konsultan untuk segera menyiapkan dokumen
Pemantauan dan peneguran untuk melakukan uji mutu
Melakukan pendampingan terhadap pengawas
Menyerahkan bukti kerja

TP14

Melakukan pengendalian terhadap pemeriksaan alat dan bahan dengan melakukan sertifikasi

TP15

Menyusun/melengkapi dengan ceklist prosedur pengendalian mutu
Tindakan Korektif

TK1
TK2
TK3
TK4
TK5

Rework/Perbaikan ulang
Tidak dibayar
Membeli alat baru
Menunda program ke tahun berikutnya
Pemantauan melekat
Sumber : Olahan Penulis

Setelah didapatkan penyebab, tindakan preventif, dampak, dan tindakan korektif dari peristiwa
risiko tertinggi, selanjutnya dilakukan analisis penyebab dan dampak. Hal tersebut dilakukan
untuk mencari akar permasalahan dan dampak dari tiap risiko tertinggi. Analisis ini dilakukan

dengan memetakan matriks penyebab dan dampak. Berikut adalah hasil pemetaan penyebab
dan dampak dalam bentuk matriks

DAMPAK
D2
D3

PENYEBAB

D1

D4

P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
Gambar 4. Matriks Penyebab dan Dampak
Sumber : Olahan Penulis

Agar lebih mudah dianalisis, selanjutnya dilakukan pemetaan sesuai hasil di atas berdasarkan
risk breakdown structure terhadap work breakdown structure
Tabel 4. Pemetaan Analisis Penyebab dan Dampak Risiko berdasarkan Tahapan Proses Pembangunan
Jembatan

Kategori
Pelaksanaan Konstruksi
dan Pengendalian Mutu
Pengajuan Pembayaran
Prestasi Pekerjaan
Pengajuan Memulai
Pekerjaan (Request for
Works)
Pengusulan Program
dan Anggaran
Penyelenggaraan
Jembatan

X8.1 X12.1
X7.3
X1.2
X8.5
X8.6
DAMPAK
P1 P2 P3 P4 P1 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P1 P12 D1 D2 D3 D4
v

v

v
v

v

v

v

v

v

v
v

v

v

v

v

v

v

v

v

Sumber : Olahan Penulis

Recognition pattern selanjutnya dilakukan dengan memetakan peristiwa risiko tertinggi dengan
penyebab, tindakan preventif, dampak, dan tindakan korektifnya. Hal tersebut dilakukan agar
lebih terlihat nantinya bagaimana hubungan antar satu sama lain. Berikut adalah hasil pemetaan
dalam bentuk recognition pattern

TP1

P1

TP2
P2
TK1

X8.1

TP3
P3

D1

TP4

P4

TP5

TP6

TK2

X12.1

D2

P5

TK3

X7.3

TP7
P6

D3

TP8
P7

TK4

X1.2

TP9
P8

D4

TP10

TP11

P9

TP12

P10

TK5

X8.5

X8.6

TP13
P11
TP14
P12
TP15

Gambar 5. Recognition Pattern Peristiwa Risiko Tertinggi pada Pembangunan Jembatan
Sumber : Olahan Penulis

Dengan mengetahui respon-respon risiko tersebut, maka dapat dilakukan pengembangan
terhadap SMM pembangunan jembatan. Berikut adalah hasil gap analysis respon risiko
terhadap SMM Pembangunan Jembatan yang menjadi rekomendasi pengembangan SMM
Pembangunan Jembatan
Tabel 5. Kode Penyebab, Dampak, dan Tindakan Risiko
Kode

Tindakan
Preventif

TP2

Menggunakan
PP/IK yang
sesuai/sah

TP5

Membuat back
up

TP8

Cek ulang
kondisi lapangan

TP14

Melakukan
pengendalian
terhadap
pemeriksaan alat
dan bahan
dengan
melakukan
sertifikasi

Peristiwa Risiko
X8.1 : Pengawasan terhadap
pekerjaan kontraktor pada
rentang waktu sesuai persyaratan
(Spesifikasi) tidak dilaksanakan
dengan benar
X12.1 : Data pendukung tidak
lengkap disiapkan oleh
Kontraktor
X1.2 : Dokumen yang
disyaratkan apabila pengecekan
readiness criteria terkait dengan
kegiatan pembangunan tidak
lengkap

X8.6 : Evaluasi terhadap laporan
mutu secara simultan tidak
dilakukan dengan benar

Kategori Risiko

Tindakan
Pengembangan

Pelaksanaan
Konstruksi dan
Pengendalian Mutu

Menambahkan aktivitas
TP2 pada Daftar Simak
Pembangunan
Jembatan

Pengajuan
Pembayaran
Prestasi Pekerjaan
Pengusulan
Program dan
Anggaran
Penyelenggaraan
Jembatan

Pelaksanaan
Konstruksi dan
Pengendalian Mutu

Sumber : Olahan Penulis

Menambahkan aktivitas
TP5 pada Daftar Simak
Mencantumkan acuan
tersebut ke dalam SOP
Pembangunan
Jembatan

Menambahkan
permintaan dokumen
sertifikat alat dan bahan

Pembahasan
Dari hasil validasi pakar, didapatkan 2 (dua) tambahan kegiatan dalam proses pembangunan
jembatan, yaitu ‘Pengusulan Program dan Anggaran Penyelenggaraan Jembatan’ dan
‘Pengadaan Barang/Jasa’, sehingga tahapan proses pembangunan jembatan berisi dari 16 (enam
belas) kegiatan. Ada pun kedua kegiatan tambahan tersebut dibuat dalam bentuk flow proses
dan daftar simak. Diketahui bahwa terdapat 6 (enam) peristiwa risiko tertinggi dalam proses
pembangunan jembatan dengan level moderate. risiko dengan level moderate juga harus
dilakukan respon karena sewaktu-waktu risiko tersebut dapat berubah level menjadi high. Ada
pun risiko moderate dapat dilakukan respon risiko seperti yang dapat dilihat pada gambar
berikut

Gambar 4. Recognition Pattern Peristiwa Risiko Tertinggi pada Pembangunan Jembatan
Sumber : Olahan Penulis

Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa level risiko moderate dapat dilakukan respon
Mitigate atau pun Transfer. Diketahui bahwa semua Tindakan Preventif terhadap risiko
tertinggi pembangunan jembatan berjenis Mitigate.

Dari hasil matriks penyebab-dampak dapat dilihat bahwa dampak terjadi karena beberapa
penyebab. Seperti pada dampak 1 : Kualitas prodak tidak tercapai yang dapat disebabkan oleh
P1, P2, P5, P6, dan P12.

Pada pemetaan recognition pattern, dapat terlihat beberapa irisan penyebab atau yang dapat
direspon dengan beberapa tindakan preventif atau tindakan korektif. Seperti pada P1 yang dapat
direspon dengan TP12 dan TP13; P3 direspon dengan TP3 dan TP4; P12 direspon dengan TP14
dan TP15; D1 direspon dengan TK1, TK2, TK3, D4 direspon dengan TK1 dan TK5. Selain itu

juga, terdapat beberapa peristiwa risiko yang memiliki dampak mau pun penyebab yang sama.
Seperti halnya P1 yang menjadi penyebab pada X8.1, X7.3, dan X8.6, serta D1 yang menjadi
dampak dari X8.1, X7.3, dan X8.6. Dari hasil gap analysis, diketahui bahwa terdapat 4 (empat)
tindakan yang dapat menjadi rekomendasi dalam pengembangan SMM Pembangunan
Jembatan.

Pelaksanaan Konstruksi dan Pengendalian Mutu. Terdapat 2 (dua) tindakan yang dapat
menjadi pengembangan SMM Pembangunan Jembatan. Pertama adalah ‘Menggunakan PP/IK
yang sesuai/sah’. Hal tersebut dapat diimplementasikan di keseluruhan tahapan, tidak hanya di
pelaksanaan konstruksi dan pengendalian mutu. Tindakan tersebut akan masuk ke dalam setiap
Daftar Simak Instruksi Kerja yang digunakan dalam proses pembangunan jembatan. Untuk
pengembangan kedua pada kategori ini, yaitu dengan menambahkan aktivitas ‘Melakukan
pengendalian terhadap pemeriksaan alat dan bahan dengan melakukan sertifikasi’. Ada pun
aktivitas tersebut termasuk dalam persiapan sebelum konstruksi dimulai. Aktivitas tersebut
terdapat pada kegiatan ‘Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request for Works)’ yaitu pada aktivitas
pemeriksaan yang dilakukan oleh Chief Inspector (CI) dan Quality Engineer (QE). Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memasukan ‘Sertifikat Alat dan Bahan’ sebagai data pendukung.
Dikarenakan Penyedia Jasa adalah pihak yang mengajukan Request for Works, aktivitas
sertifikasi alat dan bahan dilakukan oleh Penyedia Jasa itu sendiri.

Pengajuan Pembayaran Prestasi Pekerjaan.

Membuat back up merupakan tindakan

preventif pada risiko data pendukung tidak lengkap disiapkan oleh Kontraktor. Aktivitas
tersebut belum tercantum di dalam SMM Pembangunan Jembatan. Back Up Data tersebut pun
pada akhirnya akan diminta di akhir pekerjaan yaitu pada tahapan Penyerahan Awal
Pekerjaan/Provisional Hand Over (PHO). Di mana di dalam IK PHO terdapat Daftar
Pemeriksaan Serah Terima Pertama Pelaksanaan Pekerjaan yang di dalamnya terdapat Back Up
Kualitas dan juga Back Up Kuantitas dalam kelompok Laporan-laporan. Laporan-laporan
tersebut dibuat pada saat tahapan Pelaksanaan Konstruksi dan Pengendalian Mutu. Sehingga,
aktivitas ‘Membuat back up’ akan dimasukkan ke dalam Daftar Simak IK Pelaksanaan
Konstruksi dan Pengendalian Mutu.

Pengusulan Program dan Anggaran Penyelenggaraan Jembatan. Tindakan preventif yang
dilakukan pada risiko Dokumen yang disyaratkan apabila pengecekan readiness criteria terkait
dengan kegiatan pembangunan jembatan jika tidak sesuai, tidak lengkap, adalah melakukan cek

ulang kondisi lapangan. Kegiatan Pengusulan Program dan Anggaran Penyelenggaraan
Jembatan merupakan kegiatan birokratif yang sudah di atur dalam Peraturan Pemerintah No.
90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga. Ada pun cek ulang kondisi lapangan merupakan aktivitas di dalam kegiatan
Review. Kegiatan Review sudah diatur dalam Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. : 59/SE/M/15 tentang Mekanisme Reviu Usulan Revisi Anggaran di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2015.

Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu:
1.

Kegiatan dalam Proses Pembangunan Jembatan
1. Pengusulan Program dan Anggaran Penyelenggaraan Jembatan
2. Pengadaan Barang/Jasa
3. Rapat Pra Penandatanganan Kontrak/Pre Award Meeting (PAM)
4. Penandatanganan Kontrak
5. Penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6. Rapat Pra Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM)
7. Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request for Works)
8. Pelaksanaan Konstruksi dan Pengendalian Mutu
9. Rapat Pembuktian/Show Cause Meeting (SCM)
10. Review Design
11. Perubahan Kontrak
12. Pengajuan Pembayaran Prestasi Kerja
13. Pengajuan Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
14. Inspeksi Jembatan
15. Penyerahan Awal Pekerjaan/Provisional Hand Over (PHO)
16. Penyerahan Akhir Pekerjaan/Final Hand Over (FHO)

2.

Peristiwa risiko tertinggi dalam Proses Pembangunan Jembatan
Tabel 6. Penyebab dan Dampak Faktor Risiko Tertinggi

No.
1

Peristiwa Risiko Tertinggi
pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor pada rentang waktu sesuai persyaratan
(spesifikasi) tidak dilaksanakan dengan benar, antara lain :

Level Risiko
Moderate

Tabel 6. (sambungan)
No.

Peristiwa Risiko Tertinggi
Pekerjaan Persiapan
o Papan Nama Jembatan
o Pengukuran
o Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
·
Pekerjaan Pondasi
o
Pondasi Tiang Pancang
o
Pondasi Tiang Bor
o
Pondasi Sumuran
·
Pekerjaan Bangunan Bawah
o Pile Cap
o Abutmen/Pier
·
Pekerjaan Bangunan Atas
o Balok (Beton Bertulang, Pratekan, Baja)
o Lantai Jembatan
o
Sambungan Ekspansi
o
Perletakan (Bearing)
·
Pekerjaan Bangunan Pelengkap
o
Sandaran (Railing)
o
Drainase
o
Penerangan Jalan Umum (PJU)
Data pendukung tidak lengkap disiapkan oleh Kontraktor
·
Perhitungan kuantitas dan kualitas
Chief Inspector (CI) tidak detail memeriksa
· DMF (Design Mix Formula) dan JMF (Job Mix Formula)
· Berkas pemeriksaan bahan mentah
· Bahan olahan
· Bahan jadi
· Kesiapan lapangan
· Alat
· Tenaga
dokumen yang disyaratkan apabila pengecekan readiness criteria terkait dengan
kegiatan pembangunan/pemeliharaan jembatan jika tidak sesuai, tidak lengkap, yang
terdiri dari :
Laporan studi kelayakan
Dokumen lingkungan dan ijin lingkungan
Dokumen Desain (DED)
Kesiapan lahan
Laporan mutu lapangan tidak lengkap
evaluasi terhadap laporan mutu secara simultan tidak dilakukan dengan benar
Sumber : Olahan Penulis

Level Risiko

·

2

3

4

5
6

3.

Moderate

Moderate

Moderate

Moderate
Moderate

Pengembangan SMM Pembangunan Jembatan
Tabel 7. Penyebab dan Tindakan Preventif, serta Dampak dan Tindakan Korektif

No.

Kegiatan Proses

Tindakan Pengembangan

1

Pembangunan Jembatan

Menambahkan aktivitas 'Menggunakan Instruksi Kerja
(Nomor Dokumen IK Penandatanganan Kontrak)' pada
Daftar Simak di setiap IK yang digunakan dalam proses
pembangunan jembatan

2

Pengajuan Memulai Pekerjaan
(Request for Works)

Menambahkan permintaan 'Sertifikat Alat dan Bahan' dalam
Checklist Pemeriksaan

Tabel 7. (sambungan)
No.

Kegiatan Proses
Pelaksanaan Konstruksi dan
Pengendalian Mutu

3

Tindakan Pengembangan
Menambahkan aktivitas 'Membuat Back Up' dalam Daftar
Simak
Mencantumkan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat No. : 59/SE/M/15 dalam acuan SOP
Pembangunan Jembatan
Sumber : Olahan Penulis

Pengusulan Program dan Anggaran
Penyelenggaraan Jembatan

4

Saran
1.

Penelitian ini ditinjau dari sudut pandang Direktorat Jembatan dan BBPJN IV sebagai
owner. Selanjutnya, penelitan dapat dilakukan dari sudut pandang yang berbeda, seperti
kontraktor mau pun konsultan pengawas.

2.

Penelitian ini terbatas pada BBPJN IV. Selanjutnya, penelitian dapat dilakukan dari
keseluruhan BBPJN yang ada di Indonesia.

3.

Penelitian ini terbatas pada jembatan standar. Selanjutnya, penelitian dapat meninjau
jembatan non standar.

4.

Penelitian ini terbatas pada tahun anggaran 2015. Selanjutnya, penelitian dapat meninjau
tahun anggaran 2016.

5.

Penelitian ini menghasilkan peristiwa risiko tertinggi. Selanjutnya, penelitian dapat
mencari risiko dominan yang berpengaruh terhadap kepuasan customer.

6.

Hasil dari penelitian ini merupakan fakor risiko dengan level moderate yang berpengaruh
terhadap kinerja mutu pembangunan jembatan. Selanjutnya, penelitian dapat meninjau
faktor risiko dengan level high.

7.

Dalam penelitian ini dilakukan analisis kualitatif pada faktor risiko. Selanjutnya,
penelitian dapat melakukan analisis kuantitatif dengan melakukan simulasi.

8.

Penelitian ini meninjau proses pembangunan jembatan secara keseluruhan. Selanjutnya,
penelitian dapat meninjau dari kegiatan yang signifikan dalam proses pembangunan
jembatan agar lebih spesifik.

9.

Penilitian ini meninjau risiko proses pembangunan mutu jembatan terhadap sasaran mutu
structural safety. Selanjutnya, penelitian dapat meninjau sasaran mutu durability,
inspectability, maintainability, rideability, ekonomis, constructability, estetika, mau pun
dampak lingkungannya.

10. Penelitian ini menghasilkan usulan program dalam mengembangkan SMM Pembangunan
Jembatan. Selanjutnya, penelitian dapat mengembangkan SMM dengan menjalankan
program tersebut.
11. Penelitian ini mengevaluasi dari arsip yang ada. Selanjutnya, penelitian dapat menyusun
IK Pengadaan Jasa Konsultan Pengawas untuk pembangunan jembatan.

Daftar Referensi
Edward, S., & Gaspersz, V. (2008). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Kementerian Pekerjaan Umum. (2014). Buku Informasi Statistik Pekerjaan Umum 2014. In S.
J. Data, Buku Informasi Statistik. Jakarta: Sekretariat Jenderal Pusat Pengolahan Data
(Pusdata).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). SOP Pembangunan Jembatan.
Lombokita. (2016, Juni 18). Inilah Penyebab Jembatan di Lombok Timur Ambruk. Retrieved
from Lombokita: http://www.lombokita.com/kabar/inilah-penyebab-jembatan-dilombok-timur-ambruk
Permatasari, L. R. (2005). Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 atas
Pelayanan IMB terhadap Kepuasan Pelanggan di Dinas Penataan dan Pengawasan
Bangunan Propinsi DKI Jakarta.
Project Management Institute. (2013). PMBOK Guide - Fifth Edition.
Struyk, J., & Van Der Veen, K. (1995). Jembatan. Jakarta: Pradnya Paramitha.
Tribun News. (2015, October 3). Kepri. Retrieved from Tribun Batam:
http://batam.tribunnews.com/2015/10/03/tiga-pekerja-terjun-ke-laut-saat-jembatansatu-dompak-roboh
Yin, R. K. (1994). Case Study Research : Design and Methods. London: SAGE Publication.