Dampak Intervensi Militer Rusia Atas Ukr

DAMPAK INTE TERVENSI MILITER RUSIA ATAS S UKRAINA TERHADAP HU HUBUNGAN BILATERAL RUSIA – AMERIKA SERIKAT TAHUN 2014 SKRIPSI

Diajukan untuk mem emenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar S ar Sarjana dalam

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Pro

Disusun Oleh :

KRISTMAS TAWURUTUBUN PROGRAM ST STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNA NASIONAL FAKULTAS E EKONOMI SASTRA DAN SOSIAL P L POLITIK UNIVERSITA ITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAY YAPURA PAPUA 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Intervensi militer Rusia berawal ketika Presiden Vladimir Putin mengirimkan 15.000 pasukan bersenjata untuk berjaga di Simferopol Crimea, wilayah teritorial Ukraina pada Maret 2014 (Kompas.com, 2014). Rusia bahkan mengirimkan pasukan tambahan tanpa sepengetahuan Pemerintah Ukraina ketika Vladimir Putin memperoleh persetujuan dari parlemen Rusia untuk menginvasi Ukraina secara keseluruhan (Bethel, 2014 : 2).

Rusia mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina karena merasa bertanggung jawab atas keselamatan etnis Rusia yang berdomisili di Crimea, dimana gedung-gedung pemerintahan serta bandara internasional di wilayah Crimea dikepung oleh militer Rusia. Tindakan ini kemudian dianggap oleh warga Ukraina sebagai invasi yang berujung pada intervensi pihak Rusia terhadap Ukraina.

Konflik Ukraina sendiri berawal dari ketidakstabilan sosial dan politik. Perselisihan antara warga yang berpihak pada Barat dan sebagian warga yang lebih memilih untuk bergabung dengan Rusia membuat Ukraina terbagi kedalam dua blok. Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych yang lebih condong ke Rusia juga membatalkan kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa sehingga warga pro-Barat langsung menggulingkan kepemimpinan Viktor Yanukovych, Konflik Ukraina sendiri berawal dari ketidakstabilan sosial dan politik. Perselisihan antara warga yang berpihak pada Barat dan sebagian warga yang lebih memilih untuk bergabung dengan Rusia membuat Ukraina terbagi kedalam dua blok. Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych yang lebih condong ke Rusia juga membatalkan kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa sehingga warga pro-Barat langsung menggulingkan kepemimpinan Viktor Yanukovych,

Crimea dulunya merupakan bagian dari provinsi Russian Soviet Federal Socialist Republic yang diserahkan kepada Ukraina atas dasar simbol persahabatan oleh pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev pada tahun 1954 (Wisnu, 2014 : 8).

Gambar 1.1 Peta Wilayah Ukraina

(sumber : media.s-nbcnews.com, 2014)

Konflik yang terjadi di Ukraina pada tahun 2014 telah membuat 10.000 warga sipil kehilangan tempat tinggal. Kebanyakan keluarga yang kehilangan tempat tinggal telah pergi ke Ukraina Barat dan Tengah, meskipun sebagian juga mengungsi ke bagian Timur dan Selatan Ukraina (Republika.co.id, 2014).

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk mengirimkan angkatan bersenjata ke Crimea, selain untuk melindungi etnis Rusia adalah karena kepentingan nasional Rusia, yakni : Beberapa hal yang menjadi pertimbangan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk mengirimkan angkatan bersenjata ke Crimea, selain untuk melindungi etnis Rusia adalah karena kepentingan nasional Rusia, yakni :

b) Sejarah, secara historis Ukraina merupakan negara pecahan Uni Soviet. Catatan sejarah panjang yang terjalin antara Rusia dan Ukraina membuat Ukraina - Rusia merupakan satu identitas.

c) Crimea, letak strategis Crimea ingin dijadikan Rusia sebagai letak kekuatan ekonomi, militer dan politiknya.

d) Energi, Rusia saat ini sangat bergantung pada penjualan gasnya ke Eropa. Dimana jalur pipa untuk mengekspor gas malalui Ukraina, jalur ini terbilang yang terbesar dalam ekspor gas Rusia (Wisnu, 2014 : 2-3).

Merespon masalah yang terjadi di Ukraina, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama memperingatkan Rusia mengenai intervensi militer tersebut. Amerika Serikat meminta Rusia untuk menarik pasukannya, sebab mereka menilai bahwa tindakan Rusia telah melanggar keadaulatan dan integritas teritorial Ukraina. Sikap Amerika Serikat ini juga disebabkan karena Rusia pernah berjanji untuk menjunjung tinggi integritas wilayah Ukraina dalam sebuah Memorandum yang ditandatangani juga oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis pada tahun 1994 (Bethel, 2014 : 2).

Intervensi militer Rusia atas Ukraina pun berdampak kepada hubungan bilateral kedua negara, dimana terjadi Penghentian latihan militer yang perna disepakati pada tahun 2008 untuk Orientasi Kader Militer Rusia di Akademi militer Amerika di West Point. serta kerjasama ekonomi, antara lain memboikot pertemuan tingkat tinggi G-8 yang akan dilaksanakan di Sochi, Rusia. G-8 merupakan organisasi negara-negara industri besar seperti ; Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jepang, Jerman, Perancis, Rusia, dan International Monetary Found (IMF) (Wisnu, 2014 : 1).

Amerika Serikat sendiri memiliki kepentingan di Ukraina karena berkeinginan memperluas pengaruhnya di bidang produksi pangan, teknologi, dan sistem ekonomi liberal kapitalis ke Ukraina dalam hal ini, Amerika mengatas namakan Hak Asasi Manusia dengan mengikuti perkembangan global untuk dapat mengambil setiap kesempatan (Syafiie, 2009 : 152).

Serikat yaitu untuk mendemokratisasikan negara-negara di dunia dan mendapatkan gas yang dialirkan oleh Ukraina sebagai cadangan gas Amerika, dikarenakan terdapat sebagian beberapa besar warga Ukraina yang menginginkan Ukraina untuk bergabung dengan Barat yang nantinya berfungsi untuk pertahanan negara sebagai tujuan utama yang dilakukan dalam politik luar negarinya. Dalam hal ini Amerika Serikat aktif memperhatikan pergolakan politik dunia dan melihat perekonomian masing-masing negara agar mereka dapat berpartisipasi dalam ekspansi dagangnya dengan strategi demokrasi politik. Dari sini terlihat jelas

Selain itu, kepentingan

Amerika

bahwa perbedaan mendasar kedua negara dengan tarik menarik kepentingan pada konflik yang terjadi di Ukraina pada tahun 2014 (Syafiie, 2009 : 152).

Alasan peneliti memilih judul “Dampak Intervensi Militer Rusia

atas Ukraina terhadap Hubungan Bilateral Rusia – Amerika Serikat

Tahun 2014” karena adanya ketertarikan peneliti terhadap perbenturan kepentingan antara Rusia dan Amerika Serikat di Ukraina dari perspektif geopolitik dan geostrategi sehingga kedua negara memiliki pendekatan yang berbeda terhadap masalah yang terjadi di Ukraina.

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah Pada penelitian ini, peneliti akan membahas intervensi militer Rusia ke Ukraina dan bagaimana intervensi tersebut mengakibatkan konflik kepentingan antara Amerika Serikat dan Rusia yang berujung pada memburuknya hubungan bilateral kedua negara pasca intervensi yang dilakukan Rusia.

1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana dampak intervensi militer Rusia atas Ukraina terhadap hubungan bilateral Amerika Serikat – Rusia tahun 2014 ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Peneliti membagi tujuan penelitian kedalam dua bagian, yakni :

a) Tujuan Umum Untuk mengetahui intervensi militer Rusia ke Ukraina yang berdampak terhadap hubungan bilateral Rusia dan Amerika Serikat tahun 2014.

b) Tujuan Khusus Untuk menjelaskan sejauh mana hubungan bilateral Rusia dan Amerika Serikat dan dampak apa yang sudah terjadi pasca intervensi yang dilakukan Rusia tahun 2014.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis Manfaat teoritis digunakan sebagai referensi untuk mengetahui sampai dimana dampak intervensi militer Rusia atas Ukraina terhadap hubungan bilateral Amerika Serikat dan Rusia.

b) Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ialah, menjadi salah satu bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan kepada peneliti dan khalayak umum, khususnya Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional tentang geostategis dan geopolitik di Ukraina yang menyebabkan terjadinya perbenturan kepentingan antara Rusia dan Amerika Serikat.

1.4 Kerangka Pemikiran

Amerika Serikat

Intervensi militer Rusia atas Ukraina yang dilakukan dengan mengirimkan personil militer di Crimea (Ukraina) dilatarbelakangi oleh kepentingan nasional Rusia atas Ukraina, Dimana hal tersebut berdampak pada hubungan bilateral Rusia – Amerika Serikat. Tindakan campur tangan yang dilakukan Rusia dianggap oleh Amerika telah melukai kedaulatan Ukraina sehingga berdampak atas hubungan bilateral kedua negara.

1.5 Definisi Konseptual Untuk membahas permasalahan yang di teliti, peneliti mencoba menggunakan :

1.5.1 Konsep Kepentingan Nasional Kepentingan Nasional, secara konseptual dipergunakan untuk menjelaskan politik luar negeri suatu negara dan harus bisa mempertahankan

(physical identity); mempertahankan identitas politik (political identity); mempertahankan rezim-rezim ekonomi-politiknya seperti demokratis kompetitif, komunisme, kapitalisme, sosialisme, otoriter dan totaliter, dan sebagainya dari gangguan negara lain. Demi merealisasikan atau bahkan untuk bisa dipertahankan kepentingan nasional yang dianggap sangat vital (Sitepu, 2011 : 163-165).

integritas

wilayahnya

1.5.1.1 Geopolitik Geopolitik, sebuah hampiran untuk memahami politik luar negeri dengan menekan upaya untuk menerangkan dan meramalkan perilaku politik serta kapabilitas militer dalam terminologi lingkungan fisik manusia. Dengan demikian geopolitik mencakup berbagai peringkat determinisme historis yang didasarkan pada faktor geografi (Plano dan Olton, 1999 : 81).

1.5.1.2 Geostrategi Geostrategi merupakan cara atau taktik kondisi ketahanan bangsa dan dinamik terkait dengan aspek alamiah dan sosial ;

a) Aspek Alamiah (Trigatra) : letak geografis, keadaan SDA, demografi (kependudukan).

b) Aspek Sosial (Pancagrata) : ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan (Triyanto, 2011 : 17).

1.5.2 Konsep Intervensi Campur tangan yang dilakukan oleh negara lain, yang umumnya dilakukan demi kepentingan negara terkait dan campur tangan itu selalu disertai bentuk atau implikasi tindakan untuk menganggu kemerdekaan politik negara yang bersangkutan (Rudy, 2010 : 30-31).

1.5.3 Konsep Hubungan Bilateral Adapun yang dimaksud dengan Hubungan Bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya hubungan timbal balik antara dua pihak (Perwita dan Yani, 2005 : 42).

1.6 Definisi Operasional Definisi operasional ialah konsep yang mempunyai variasi nilai. Sehingga, penjabaran dari teori atau konsep yang digunakan dapat menjelaskan penelitian.

1.6.1 Kepentingan Nasional Dalam hal ini dibutuhkan indikator untuk menjabarkan konsep kepentingan nasional sebagai berikut :

1.6.1.1 Rusia :

a) Geostrategis ; Laut Hitam Crimea, pipa gas alam.

b) Geopolitik ; sejarah, identitas tunggal (Russians).

1.6.1.2 Amerika Serikat : Memperluas pengaruh dibidang produksi pangan, teknologi, dan sistem ekonomi liberal kapitalis di Ukraina.

1.6.2 Intervensi “Intern” (Internal Intervention) Dalam hal ini dibutuhkan indikator untuk menjabarkan konsep intervensi intern sebagai berikut :

a) Pengiriman 15.000 pasukan bersenjata ke Ukraina.

b) Penambahan pasukan militer tambahan tanpa sepengetahuan pemerintah Ukraina.

1.6.3 Hubungan Bilateral Dalam hal ini dibutuhkan indikator untuk menjabarkan konsep hubungan bilateral :

a) Kerjasama di bidang militer.

b) Kerjasama di bidang ekonomi.

1.7 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar (Arikunto, 2006 : 222).

1.7.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya menggambarkan berbagai kondisi yang konkrit dari objek penelitian dan akan dihasilkan deskriptif tentang objek penelitian. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut.

1.7.2 Jenis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui buku, internet dan juga bahan bacaan lainnya.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan Metode Studi Pustaka (Library Research), yaitu buku, kitab, majalah, artikel pada jurnal, koran, dan bahan tertulis lainnya.

1.7.4 Metode Penulisan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan motode penulisan deduktif yaitu menggambarkan masalah dari hal umum kepada hal khusus yaitu Dampak Intervensi Militer Rusia atas Ukraina terhadap 1.7.4 Metode Penulisan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan motode penulisan deduktif yaitu menggambarkan masalah dari hal umum kepada hal khusus yaitu Dampak Intervensi Militer Rusia atas Ukraina terhadap

1.7.5 Teknik Analisa Data Bagian dari penelitian ini dimaksudkan untuk melihat intervensi militer Rusia atas Ukraina. kepentingan antara Rusia dan Amerika Serikat sebagai dua negara besar dengan pengaruh yang dimiliki ingin menguasai pergolakan politik dunia dalam hal ini perkembangan Ukraina, dimana terjadi perbenturan kepentingan kedua negara terhadap masalah yang terjadi di Ukraina sehingga berdampak buruk terhadap hubungan bilateral Rusia dan Amerika Serikat pada penelitian ini.

1.8 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan adalah salah satu isi proposal (rancangan penelitian) yang isinya memaparkan ruang lingkup penulisan karya akhir akademis sehingga antara satu bagian dan bagian lainnya saling terkait. Adapun sistematika pembahasan yang peneliti sajikan adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar, didalamnya menjelaskan akan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah dari penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian, kerangka Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar, didalamnya menjelaskan akan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah dari penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian, kerangka

BAB II : Telaah Pustaka

Berisikan penggambaran mengenai teori-teori atau konsep-konsep yang berkaitan dampak intervensi militer Rusia.

BAB III : Gambaran Umum

Berisi pembahasan mengenai presentase etnik Rusia di Ukraina, profil negara Rusia dan Amerika Serikat, intervensi Rusia ke Ukraina, latar belakang hubungan Rusia – Ukraina, perbedaan Crimea dari kota lain di Ukraina, Vladimir Putin dan kebijakan terkait intervensi di Ukraina, gambaran umum geopolitik dan geostrategi Rusia, dan latar belakang sejarah hubungan bilateral Rusia – Amerika Serikat.

BAB IV : Pembahasan

Berisikan pembahasan mengenai dampak intervensi militer Rusia atas Ukraina terhadap hubungan bilateral Rusia – Amerika Serikat tahun 2014.

BAB V : Penutup

Berisikan kesimpulan dan rekomendasi yang dikemukakan berdasarkan hasil ujian dan pembahasan terhadap perumusan masalah yang dikaji.

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Konsep Kepentingan Nasional Konsep kepentingan nasional digunakan dalam dua cara terkait, di satu sisi, kepentingan dunia menyiratkan satu kebutuhan oleh standar pembenaran dan mencapai status klaim agar dapat diterima atas nama negara. Di sisi lain, kepentingan nasional juga digunakan untuk menggambarkan dan mendukung kebijakan tertentu. Masalahnya adalah menentukan kriteria yang dapat membuat keputusan antara kepentingan nasional yang dinyatakan dalam prinsip dan sebagai negara (Callghan dan Grffith, 2002:203-205).

Kriteria yang terkait konsep kebijakan yang lebih mendalam, yang mana menjawab satu pertanyaan dari tiga cara tersebut.

a. Kepentingan nasional adalah apa yang dibuat oleh pengambil keputusan pada tingkat tertinggi pemerintahan. Mereka adalah hakim terbaik dari berbagai promosi kebijakan, oleh karena itu kepentingan nasional merupakan bagian yang secara adil ditetapkan dan dipertahankan oleh mereka yang memiliki kealihan dan otoritas yang sesuai untuk berbicara bagi seluruh negeri.

b. Pendekatan kedua, sangat erat dikaitkan dalam pemikiran sekolah realis, pemahaman akan kepentingan nasional dalam hal-hal perkiraan mendasar terkait unsur alami hubungan internasional dan dorongan dari negara, hal ini termasuk ide yang dibuat anarki

sebagai keamanan dimana kebijakan luar negeri yang terpenting menjadi perhatian negara. Keamanan, dalam hal ini memerlukan kemahiran dan pengelolaan yang rasional akan kekuasaan (yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kekuatan militer), dan hanya kebijakan-kebijakan yang dapat diselenggarakan yang akan dijalankan dalam kepentingan nasional. Tentu saja, pendekatan ini tergantung pada kebenaran akan anggapan yang mendasar. Dalam hal menyederhanakan pendekatan yang kompleks, setidaknya terdapat dua pelaksanaan dengan pendekatan. Pertama, hal ini sering kali dikorbankan dari pengulangan akan kepentingan yang sering ditegaskan dalam hal kekuasaan dan kekuasaan dalam hal kepentingan.

c. Secara keseluruhan pada pendekatan ketiga, kepentingan nasional dapat diartikan ketika pilihan tersebut dapat memisahkan diri kedalam ungkapan yang dapat dijelaskan menurut pilihan bangsa dengan anggapan bahwa kepentingan bangsa tidak dapat diungkapkan oleh beberapa pengamat dari luar bahkan dengan standar dari bangsa itu sendiri (Callghan dan Griffith, 2002:203- 205).

Kepentingan Nasional, secara konseptual dipergunakan untuk menjelaskan politik luar negeri suatu negara dan harus bisa mempertahankan integritas wilayahnya (physical identity); mempertahankan identitas politik (political identity); mempertahankan rezim-rezim ekonomi-politiknya seperti Kepentingan Nasional, secara konseptual dipergunakan untuk menjelaskan politik luar negeri suatu negara dan harus bisa mempertahankan integritas wilayahnya (physical identity); mempertahankan identitas politik (political identity); mempertahankan rezim-rezim ekonomi-politiknya seperti

Miroslav Nincic memperkenalkan tiga kriteria dalam atau asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam mendefinisikan kepentingan nasional. Pertama, kepentingan itu harus bersifat vital sehingga pencapaiannya menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua, kepentingan tersebut harus berkaitan dengan lingkungan internasional. Artinya, pencapaian kepentingan nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga, kepentingan nasional harus melampaui kepentingan yang bersifat partikularistik dari individu, kelompok, atau lembaga pemerintahan sehingga menjadi kepedulian masyarakat secara keseluruhan (Jemadu, 2008 : 67).

2.1.1 Kebijakan Luar Negeri Mark R Amstutz mendefinisikan kebijakan kebijakan luar negeri sebagai explicit and emplicit actions of governmental official designed to promote national interests beyond a country’s territorial boundaries. Dalam definisi ini ada tiga penekanan utama, yaitu tindakan atau kebijakan pemerintah, pencapaian kepentingan nasional dan jangkauan kebijakan luar negeri yang melewati batas kewilayahan suatu negara. Dengan demikian semua kebijakan pemerintah yang membawa dampak bagi aktor-aktor lain diluar batas wilayahnya secara konseptual merupakan bagian dari kebijakan luar negeri (Jemadu, 2008:64-65).

Kegley dan Wittkopt menekankan kebijakan laur negeri sebagai the decisions governing authotrities make to realise international goals. Kedua penulis menekankan bahwa studi kebijakan luar negeri harus memperhatikan nilai-nilai yang mendasari perumusan tujuan suatu negara serta alat yang digunakannya untuk mencapai tujuan suatu negara serta alat yang digunakannya untuk mencapai tujuan tersebut (Jemadu, 2008:65).

Menurut Howard Lentner, pengertian kebijakan luar negeri harus mencakup tiga elemen dasar dari setiap kebijakan yaitu: penentuan tujuan yang hendak dicapai (selection of objectives), pengarahan sumber daya atau instrumen untuk mencapai tujuan tersebut (mobilizations of means), dan pelaksanaan (implementation) dari kebijakan yang terdiri dari rangkaian tindakan dengan secara aktual menggunakan sumber daya yang sudah ditetapkan (Jemadu, 2008:65).

Dari berbagai definisi standar yang dikemukakan di atas nyata sekali bahwa yang menjadi acuan adalah perilaku dan tindakan negara yang membawa dampak eksternal atau mempengaruhi aktor-aktor lain dalam lingkungan eksternal. Sejalan dengan adanya globalisasi maka isu-isu dalam politik global pun semakin beragam dan melibatkan banyak aktor masing-masing dengan kepentingannya. Isu-isu yang bersifat cross national boundaries baik dari segi dampaknya maupun dari sudut pandang penyelesaian masalah-masalah atau konflik kepentingan yang terjadi dan isu-isu yang yang dimaksud termasuk hak Dari berbagai definisi standar yang dikemukakan di atas nyata sekali bahwa yang menjadi acuan adalah perilaku dan tindakan negara yang membawa dampak eksternal atau mempengaruhi aktor-aktor lain dalam lingkungan eksternal. Sejalan dengan adanya globalisasi maka isu-isu dalam politik global pun semakin beragam dan melibatkan banyak aktor masing-masing dengan kepentingannya. Isu-isu yang bersifat cross national boundaries baik dari segi dampaknya maupun dari sudut pandang penyelesaian masalah-masalah atau konflik kepentingan yang terjadi dan isu-isu yang yang dimaksud termasuk hak

2.1.2 Geopolitik Geopolitik adalah sebuah hampiran untuk memahami politik luar negeri dengan menekankan upaya untuk menerangkan dan meramalkan perilaku politik serta kapabilitas militer dan terminologi lingkungan fisik manusia. Dengan demikian geopolitik mencakup berbagai peringkat determinisme historis yang didasarkan pada faktor geografi (Plano dan Olton 1999 : 81).

Geopolitik dapat juga dipakai untuk menggambarkan geografi politik dalam artian tatanan dunia dengan negara sebagai komponennya atau terpaut dengan aspek perencanaan politik luar negeri yang memperhitungkan berbagai faktor geografi (Plano dan Olton 1999 : 82).

Geopolitik Heartland, mengungkapkan bahwa negara yang dapat menguasai sumber daya manusia dan fisik kawasan Eurasia yang terletak diantara wilayah Jerman dan Serbia Tengah akan mampu mengendalikan dunia (Plano dan Olton 1999 : 83).

Menurut Halfford (McKinder 1904:1), dunia dipetakan kedalam beberapa bagian dan memperkenalkan teori Heartland. Dalam teori ini McKinder menjelaskan bahwa geopolitik (aktor) yang mendominasi Heartland akan memiliki potensi geopolitik dan ekonomi yang diperlukan untuk akhirnya mengendalikan dan menguasai dunia.

2.1.3 Geostrategi Geostrategi merupakan cara atau taktik kondisi ketahanan bangsa dan dinamika terkait dengan aspek alamiah dan sosial ;

a) Aspek Alamiah (Trigatra) : letak geografis, keadaan SDA, demografi (kependudukan).

b) Aspek Sosial (Pancagrata) : ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan (Triyanto, 2011 : 17).

Boundaries : perbatasan wilayah adalah simbol kedaulatan dan kekuasaan nasional selain sebagai sumber tradisional bagi terjadinya konflik internasional. Pentingnya perbatasan nasional bagi pertahanan nasional berbeda-beda bagi satu negara dengan negara lainnya, dan terpaut dengan tingkat teknologi militer yang dimiliki masing-masing (Plano dan Olton, 1999 : 75).

Demografi : secara historis, berbagai tahapan alur peredaran demografis memiliki pautan timbal-balik dengan tingat perkembangan ekonomi. Ledakan penduduk, atau tahap kedua alur peredaran demografis, manakala menyatu dengan revolusi ungkapan harapan, merupakan sebuah masalah nasional dan internasional (Plano dan Olton 1999 : 76-77).

Geografi : hubungan antara letak fisik geografis dengan kekuatan nasional. Lokasi sebuah negara terkait dengan kekuatan nasional melalui cuaca, jalur dari dan menuju laut, kekuasaan atas jalur transportasi sungai, laut, darat, serta kandungan sumber daya Geografi : hubungan antara letak fisik geografis dengan kekuatan nasional. Lokasi sebuah negara terkait dengan kekuatan nasional melalui cuaca, jalur dari dan menuju laut, kekuasaan atas jalur transportasi sungai, laut, darat, serta kandungan sumber daya

Ideologi, merupakan nilai utama yang harus dipertahankan dan dalam kasus tertentu, ideologi harus disebarluaskan kepada masyarakat lain (Plano dan Olton, 1999 : 65).

2.2 Konsep Intervensi Campur tangan yang dilakukan oleh negara lain, yang umumnya dilakukan demi kepentingan negara terkait dan campur tangan itu selalu disertai bentuk atau implikasi tindakan untuk menganggu kemerdekaan politik negara yang bersangkutan (Rudy, 2010 : 30-31).

Intervensi dapat dibenarkan secara hukum jika :

a. Negara yang di intervensi telah memberikan hak berdasarkan perjanjian.

b. Jika negara tersebut melanggar kesepakatan untuk menentukan kebijaksanaan bersama yang seyogianya dilakukan secara unilateral.

c. Intervensi dianggap perlu untuk melindungi warga negaranya.

d. Dianggap perlu untuk mempertahankan diri.

e. Negara yang bersangkutan melanggar hukum internasional. Intervensi juga dibenarkan dibenarkan oleh piagam PBB jika dilakukan dalam bentuk tindakan kolektif masyarakat internasional terhadap negara yang mengancam atau merusak perdamaian atau e. Negara yang bersangkutan melanggar hukum internasional. Intervensi juga dibenarkan dibenarkan oleh piagam PBB jika dilakukan dalam bentuk tindakan kolektif masyarakat internasional terhadap negara yang mengancam atau merusak perdamaian atau

2.2.1 Bentuk-Bentuk Intervensi

a. Intervensi Internal (Internal Intervention). Misalnya negara A campur tangan di antara pihak-pihak yang bertikai di negara B yang mendukung pemerintah negara tersebut atau pihak pemberontak;

b. Intervensi Eksternal (External Intervention). Misalnya negara A turut campur tangan dengan mengadakan hubungan dengan negara lain, umumnya dalam keadaan bermusuhan. Contohnya ketika Italia melibatkan diri dalam perang dunia II dengan memihak Jerman dan memerangi Inggris.

c. Intervensi Penghukuman (punitive Intervention). Intervensi seperti ini merupakan suatu tindakan pembalasan melalui tindakan perang kecil sebagai pembalasan terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh negara lainnya. Sebagai contoh adalah blokade damai yang dilancarkan terhadap suatu negara sebagai balasan atas tindakan negara tersebut yang melanggar perjanjian (Rudy, 2006 : 31-32).

Berikut ini adalah yang umumnya dinyatakan sebagai kasus- kasus kekecualian pokok, dimana menurut hukum internasional suatu negara berhak berhak melakukan intervensi sah :

a. Intervensi kolektif sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa (UN Charter).

b. Intervensi untuk melindungi hak-hak dan kepentingan-kepentingan serta keselamatan jiwa warga negara.

c. Pertahanan diri, apabila intervensi diperlukan untuk menghilangkan bahaya serangan senjata yang nyata.

d. Dalam urusan-urusan protektorat yang berada di bawah kekuasaannya.

e. Apabila negara yang menjadi subjek intervensi dipersalahkan karena melakukan pelanggaran berat atas hukum internasional menyangkut negara yang melakukan intervensi sendiri telah di intervensi secara melawan hukum (Rudy, 2006 : 32-33).

Dalam melaksanakan hak-hak kekecualian intervensi, negara- negara harus tunduk kepada kewajiban-kewajiban pokok menurut Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, hal ini dengan jelas ditekankan dalam Pasal 2 ayat (4) dan ayat (7) Piagam PBB, yang mana melarang negara anggota untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain dalam bentuk apapun. Pengecualian terhadap hal ini diberikan kepada Dewan Keamanan PBB yang mana berhubungan dengan pelaksanaan BAB VII Piagam PBB (Bunga 2014 : 4). Sehingga kecuali Piagam sendiri memperbolehkan pelaksanaan hak itu, intervensi tidak boleh berkembang menjadi ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integrasi teritorial atau kemerdekaan politik negara manapun (Rudy, 2006 : 33).

2.3 Konsep Hubungan Bilateral Adapun yang dimaksud dengan hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya hubungan timbal balik antara dua pihak (Perwita dan Yani, 2005 : 42).

Hubungan bilateral adalah sebuah tindakan interaksi dengan negara lain yang hidup berdampingan maka bersama mereka membentuk sebuah sistem global. Maka pada hakikatnya hubungan antara negara satu dengan yang lain adalah sebuah keniscayaan, dan disitulah letak esensi hubungan internasional. Hubungan bilateral dibagi menjadi dua definisi, secara sempit ia khusus mempelajari hubungan politik antar negara, sedangkan dalam arti umum ia tidak hanya mencakup unsur politik saja, tetapi juga mencakup unsur-unsur ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan dan sebagainya (Ahmad, 2011 : 1).

Gambaran mengenai hubungan bilateral dijelaskan dalam Academia Edukasi (2014). Bilateral adalah suatu hubungan politik, budaya, dan ekonomi di antara dua negara. Kebanyakan hubungan internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya perjanjian politik – ekonomi, pertukaran kedutaan besar, dan kunjungan antar negara.

Gambaran umum tentang what are bilateral relation dijelaskan dalam Wisegeek (2014). Kerjasama antar negara baik dalam lingkup bilateral, regional dan multilateral sangat dibutuhkan oleh suatu negara, dimana suatu negara tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan negara lainnya Gambaran umum tentang what are bilateral relation dijelaskan dalam Wisegeek (2014). Kerjasama antar negara baik dalam lingkup bilateral, regional dan multilateral sangat dibutuhkan oleh suatu negara, dimana suatu negara tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan negara lainnya

2.3.1 Bentuk-Bentuk Kebijakan luar negeri

a. Unilateral

Kebijakan unilateral adalah kebijakan yang dilakukan secara sepihak, tanpa adanya keputusan dari kedua belah pihak yang berkaitan. Contohnya seperti intervensi yang dilakukan Rusia atas Ukraina, dimana semua negara harus tunduk kepada kewajiban- kewajiban pokok menurut piagam Perserikatan Bangsa Bangsa, hal ini dijelaskan dalam pasal 2 ayat (4) dan ayat (7) piagam PBB, yang mana melarang negara anggotanya untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain dalam bentuk apapun (Bunga, 2014 : 4).

b. Bilateral

Merupakan kerjasama antar dua negara baik pada bidang perekonomian hingga pada bidang pertahanan negara. Tujuan kerjasama bilateral untuk membina hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan kerjasama baik itu perdagangan maupun pertahanan dengan mitra kerja. Contohnya seperti kerjasama Indonesia – Kanada, kedutaan besar Kanada di Indonesia menyediakan pelayanan perdagangan, konsuler, dan imigrasi, di Merupakan kerjasama antar dua negara baik pada bidang perekonomian hingga pada bidang pertahanan negara. Tujuan kerjasama bilateral untuk membina hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan kerjasama baik itu perdagangan maupun pertahanan dengan mitra kerja. Contohnya seperti kerjasama Indonesia – Kanada, kedutaan besar Kanada di Indonesia menyediakan pelayanan perdagangan, konsuler, dan imigrasi, di

c. Multilateral

Kebijakan luar negeri multilateral merupakan kebijakan yang diadakan oleh lebih dari dua negara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Contoh konkrit dari kebijakan multilateral adalah Group 8, terdapat negara-negara industri besar seperi Rusia dan Amerika Serikat. G-8 sendiri membahas tentang isu-isu ekonomi, perdagangan dan politik (Slideshare, 2014:1).

BAB III GAMBARAN UMUM

3.1 Peta Ukraina dan Presentase Etnik Rusia di Ukraina Gambar 3.1 Peta Etnis Rusia yang Berdomisili di Ukraina

(Sumber : www.rusi.org/images/library.jpg)

Ukraina memiliki populasi 44 juta jiwa dan secara strategis berbatasan langsung dengan Rusia, memiliki luas wilayah 603.550 km 2 dengan bentuk

negara Republik, merupakan bagian dari Uni Soviet dari tahun 1919 hingga pada 1991. Ukraina sendiri menjadi negara berdaulat dan memproklamasikan kemerdekaannya pasca kejatuhan Uni Soviet, (sebelum runtuh dan berubah menjadi negara Federasi Rusia) (ferdiansyah, 2014:1).

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2001, Populasi Ukraina terdiri dari 44,291,413 jiwa, dimana terdapat : - Etnis Ukraina 77.8%. - Etnis Rusia 17.3%.

- Etnis Belarusia 0.69%. - Etnis Moldova 0.5%. - Etnis Tatar Crimea 0.5% (woehrel, 2014:17).

Ukraina sendiri memiliki sejumlah etnis yang berdomisili di semenanjung Crimea, dimana dari data kependudukan Crimea saat ini dari sekitar 2.033.700 warga, 58% merupakan etnis Rusia, sedangkan sisahnya adalah masyarakat Ukraina 24,32% dan Muslim Tatar 12,03% (woehrel, 2014:17).

3.2 Profil Negara

3.2.1 Profil Negara Rusia Nama Negara

Federasi Rusia

Ibu Kota

Moskow

Total Luas Wilayah 2 : 17.075.4000 km Bahasa Resmi

Terdapat 27 Bahasa yang dipakai Mata Uang

Rubel

Grup Etnik

81.0% Rusia, 3.7% Tatar, 1.4% Ukrania, 1.1% Bashkir, 1.0 Chuvash, 11.8% lainnya

Vladimir Valdimirovich Putin Perdana Menteri

Dmitry Medvedev Legislatif

Majelis Federal

- Majelis Tinggi

Dewan Federasi

- Majelis Rendah

State Duma

Populasi tahun 2013

143,600,00 Jiwa

GDP (PPP) 2013 - Total

$2.558 Triliun

- Perkapita

$18,083 Triliun

GDP Perkapita (nominal) 2013 - Total

Diatas 0.778 Jiwa (Sumber : http://www.indexmundi.com/russia/)

3.2.2 Profil Negara Amerika Serikat Nama Negara

United States of America Ibu Kota

Washington, D.C. Total Luas Wilayah 2 : 9,826,675 km

Bahasa Resmi

English

Mata Uang

Dolar US

Pemerintahan

Presidensial, Republik Federalis, Republik Konstitusional

Presiden

Barack Obama

Wakil Presiden

Joe Biden

Legislatif

Parlemen (Kongres) - Majelis Tinggi

Senate

House of Representatives (HoR) Populasi Tahun 2013

- Majelis Rendah

317,234,000 Jiwa GDP (PPP) 2013 - Total

GDP Perkapita (nominal) 2013 - Total

Diatas 0.937 Jiwa (Sumber : http://www.indexmundi.com/united states/)

3.3 Intervensi Rusia Ke Ukraina Intervensi Rusia diawali ketika Vladimir Putin mengirimkan Sebanyak 7.000 sampai 8.000 prajurit pada bulan Januari sampai Maret, dari tindakan 3.3 Intervensi Rusia Ke Ukraina Intervensi Rusia diawali ketika Vladimir Putin mengirimkan Sebanyak 7.000 sampai 8.000 prajurit pada bulan Januari sampai Maret, dari tindakan

Akar konflik dipicu dari pembagaian kubu, dimana bermula saat presiden Ukraina sebelumnya, Leoinid Kuchma dituduh melakukan korupsi besar-besaran sehingga rakyat Ukraina menuntutnya untuk mundur dari jabatan kepresidenan. Setelah Kuchma menyatakan mundur, terdapat dua kandidat presiden yang berbeda haluan serta masing-masing memiliki suara yang kuat dari rakyat Ukraina. Yuliana Tymoshenko yang berhaluan Barat (yang dimaksud Barat adalah Amerika Serikat, Uni Eropa dan North atlantic treaty Organization), sedangkan Viktor Yanukovych lebih berhaluan ke arah kerjasama dengan Rusia (Ferdiansyah, 2014:2).

Ketika pemilihan presiden tahun 2010, situasi politik dalam negeri Ukraina sama sekali belum mengalami perubahan yang terjadi pada tahun- tahun sebelumnya karena masih terdapat dua blok kubu dominan yang berseberangan cara pandang mengenai keberpihakan Ukraina dengan Rusia Ketika pemilihan presiden tahun 2010, situasi politik dalam negeri Ukraina sama sekali belum mengalami perubahan yang terjadi pada tahun- tahun sebelumnya karena masih terdapat dua blok kubu dominan yang berseberangan cara pandang mengenai keberpihakan Ukraina dengan Rusia

Peta 1.3 Pembagian Wilayah Warga Pro Barat dan Pro Rusia

Keterangan : - Kuning : basis suara Yulia Tymoshenko (Barat) - Biru

: basis suara Viktor Yanukovych (Rusia)

Awal meledaknya konflik Ketika Yanukovych yang dengan sengaja menggambil keputusan untuk membatalkan kesepakatan kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa. Aksi ini menimbulkan situasi pro-kontra atas keputusan tersebut, sebagian warga pro Barat pun melayangkan protes kepadanya dan melakukan demonstrasi besar-besaran yang memakan korban jiwa. Kerjasama Awal meledaknya konflik Ketika Yanukovych yang dengan sengaja menggambil keputusan untuk membatalkan kesepakatan kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa. Aksi ini menimbulkan situasi pro-kontra atas keputusan tersebut, sebagian warga pro Barat pun melayangkan protes kepadanya dan melakukan demonstrasi besar-besaran yang memakan korban jiwa. Kerjasama

Dari ketidakstabilan sosial dan politik yang terjadi di Ukraina maka Vladimir Putin langsung mengirimkan pasukan militer bersenjata dengan dalih menjaga etnis Rusia yang berdomisili di Crimea. Tetapi selain untuk menjaga etnisnya, ternyata Putin memiliki beberapa keinginan yang diantaranya :

a. Kawasan strategi Laut Hitam di Semenanjung Crimea, wilayah Laut Hitam merupakan salah satu pintu gerbang internasional besar yang sangat penting bagi Eropa serta untuk Asia dan Rusia, sehingga selalu menjadi daya tarik bagi kekuatan-kekuatan besar di dunia. Di negaranya, Rusia tidak memiliki pangkalan laut yang mampu memampung 338 kapal perang. Kawasan Laut Hitam di Crimea merupakan laut hangat serta memiliki kedalaman laut 30 meter yang cocok untuk dijadikan pangkalan laut militer milik Rusia, berbeda dengan laut di sebelah Utara Rusia yang dingin sehingga membutuhkan biaya operasional lebih untuk mengoperasikan kapal-kapal milik Rusia.

b. Armada Laut Hitam Rusia, Pertumbuhan ekonomi Rusia dalam beberapa tahun terakhir telah mendukung pengeluaran pertahanan untuk merestrukturisasi angkatan bersenjata dan meningkatkan kualitas militer, dimana terdapat kemajuan bagi militer Rusia.

Armada laut hitam Rusia terdiri dari 388 kapal perang termasuk 14 kapal selam diesel. Selain itu, terdapat 161 jet tempur di pangkalan udara yang disewa Rusia di Gvardeiskoye sebelah Utara Simferopol dan Sevastopol. Total terdapat 25.000 personel militer Rusia di Ukraina yang belum termasuk staf sipil, jika dihitung juga keluarga mereka yang ikut tinggal di kompleks militer Crimea, total lebih dari 100.000 orang (Viva.co.id, 2014).

c. Menjaga kepentingan berjalannya pipa gas Rusia untuk memasok gas alam di Eropa. Pipa-pipa gas alam Rusia yang mengalir dan terbentang ke Eropa merupakan kekuatan utama Rusia ke depannya. Ketika Rusia menguasai seluruh Ukraina maka Rusia akan memiliki kendali tunggal atas penguasaan berjalannya pipa gas alam yang dimiliki oleh Rusia tanpa harus melalui negara- negara lain (Intan, 2014:4).

3.4 Latar Belakang Hubungan Rusia – Ukraina Rusia dan Ukraina memiliki catatan sejarah yang sangat panjang. Dari segi sejarah, Ukraina telah berperan sangat penting sebagai negara yang melahirkan kekaisaran Rusia pada abad ke-9 sehingga Ukraina menjadi “Maskot” para Tsar Rusia, sampai pada masa keruntuhan akibat Revolusi Bolsjweik 1917. Ukraina sendiri pernah dikuasai oleh bangsa Polandia pada abad-16, sampai akhirnya Rusia datang memberi pertolongan terhadap dominasi Polandia pada tahun 1648. Ukraina sempat menikmati masa kemerdekaan dari tahun 1918 sampai 1919, lalu kembali diambil alih oleh

USSR (Union of Soviet Socialist Republics) yang kemudian mendeklarasikan Republik Uni Soviet. Uni Soviet sendiri adalah manivestasi dari ekspansi dan kolonialisasi Rusia selama berabad-abad, maka Rusia dapat dianggap sebagai Saudara Tua (tyomnokrasnie), sehingga derajat pengaruh nilai-nilai Rusia menjadi dominan (Wisnu, 2014:6).

Di pertengahan tahun 1920, Uni Soviet mengeluarkan suatu kebijakan baru untuk peremajaan pertanian Ukraina sebagai dampak dari perang dunia. Rezim Soviet juga memperkenalkan Ukrainasasi, yaitu sebagai salah satu kebijakan yang mendukung penggunaan bahasa Ukraina dan pengembangan kebudayaan nasional Ukraina. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan simpati rakyat Ukraina. Tetapi akhir tahun 1920 pemimpin Soviet, Joseph Stalin dengan brutal mencabut kebijakan-kebijakan itu. Para petani telah diperas dan dipaksa untuk menyerahkan hasil pertanian. Akibatnya, terjadi kelaparan yang mengerikan di Ukraina pada tahun 1932 dan 1933 dimana diperkirakan 5 sampai 7 juta orang meninggal dunia (Wisnu, 2014:7).

Rakyat Ukraina merasa kalau Rusia telah memperpanjang Ekspansinya ke Ukraina melalui Uni Soviet sangat besar, akibatnya budaya Ukraina mengalami kemunduran. Bahasa Rusia menjadi bahasa utama dan bahasa Ukraina menjadi terpinggirkan. Sementara bahaya nuklir “Chernobyl” pada tahun 1986 ikut membangun ketidakpuasan menyeluruh pada rakyat Ukraina terhadap Uni Soviet kekurangan dari sistem yang diterapkan Uni soviet. Akibatnya banyak bermunculan gerakan-gerakan seperti Front pergerakan Rakyat Ukraina merasa kalau Rusia telah memperpanjang Ekspansinya ke Ukraina melalui Uni Soviet sangat besar, akibatnya budaya Ukraina mengalami kemunduran. Bahasa Rusia menjadi bahasa utama dan bahasa Ukraina menjadi terpinggirkan. Sementara bahaya nuklir “Chernobyl” pada tahun 1986 ikut membangun ketidakpuasan menyeluruh pada rakyat Ukraina terhadap Uni Soviet kekurangan dari sistem yang diterapkan Uni soviet. Akibatnya banyak bermunculan gerakan-gerakan seperti Front pergerakan

Walaupun Ukraina telah memperoleh kemerdekaannya dari Uni Soviet pada tanggal 24 Agustus 1991, Ukraina masih berada dibawah pengaruh Rusia. Pada bulan Desember 1991 para kepala pemerintahan dari Rusia, Ukraina dan Belarussia menandatangani pakta yang secara resmi membubarkan Uni Soviet dan menyatakan berdirinya Persemakmuran negara- negara Merdeka (PNM) yang diikuti oleh semua negara bekas Uni Soviet kecuali tiga negara Baltik (Latvia, Estonia, Lithuania) dan Georgia. Hal ini tetap menjadikan Ukraina tetap berada dalam satu keorganisasian dengan Rusia, yang secara tidak langsung dominasi Rusia terhadap Ukraina masih tetap dipertahankan (Wisnu, 2014:8).

Konflik berkepanjangan di Ukraina tidak terlepas dari sejarah Crimea yang dulunya merupakan bagian dari Russian Soviet Socialist Republic. Crimea di serahkan kepada Ukraina atas dasar simbol persahabatan di saat Uni Soviet runtuh, Crimea sendiri mengalami pergolakan dimana tuntutan untuk merdeka telah menjadi sumber konflik antara Ukraina dan Rusia. Tarik menarik ini kemudian diselesaikan dengan deklarasi untuk tetap menjadikan Crimea bagian dari Ukraina, diikuti dengan pembagian kekuasaan dan operasional antara Ukraina dan Uni Soviet atas pangkalan Laut Hitam yang dulunya dikuasai Uni Soviet. Meski demikian tuntutan untuk bergabung dengan Rusia tetap tidak dapat hilang dalam pertikaian antara kelompok politik di Crimea yang secara langsung dipertajam dengan konflik yang terjadi Konflik berkepanjangan di Ukraina tidak terlepas dari sejarah Crimea yang dulunya merupakan bagian dari Russian Soviet Socialist Republic. Crimea di serahkan kepada Ukraina atas dasar simbol persahabatan di saat Uni Soviet runtuh, Crimea sendiri mengalami pergolakan dimana tuntutan untuk merdeka telah menjadi sumber konflik antara Ukraina dan Rusia. Tarik menarik ini kemudian diselesaikan dengan deklarasi untuk tetap menjadikan Crimea bagian dari Ukraina, diikuti dengan pembagian kekuasaan dan operasional antara Ukraina dan Uni Soviet atas pangkalan Laut Hitam yang dulunya dikuasai Uni Soviet. Meski demikian tuntutan untuk bergabung dengan Rusia tetap tidak dapat hilang dalam pertikaian antara kelompok politik di Crimea yang secara langsung dipertajam dengan konflik yang terjadi

Hubungan diantara Rusia dan Ukraina dibangun kembali sesudah Viktor Yanukovych menjadi presiden Ukraina di tahun 2010 dan kedua negara menyetujui perpanjangan penggunaan pelabuhan Laut Hitam di Crimea sampai 2042. Dengan begitu Rusia akan memberikan potongan suplai harga gas untuk 10 tahun kepada Ukraina (Nichol, 2014:46).

Selain itu, terdapat juga perjanjian kerjasama lainnya berupa Traktat Persahabatan antara Rusia dan Ukraina. Dibawah Traktat Persahabatan Kerjasama dan Kemitraan Moskow-Kiev tahun 1997, Rusia mengakui status kepemilikan Sevastopol dan kedaulatan Ukraina. Sebagai balasannya, Ukraina memberikan Rusia hak untuk terus menggunakan pelabuhan Sevastopol bagi Armada Laut Hitam Rusia sampai tahun 2017. Menurut perjanjian antara Rusia dan Ukraina tentang keberadaan Armada Laut Hitam Rusia di wilayah Ukraina, Rusia kapan pun boleh menempatkan 388 kapal Rusia di perairan Simferopol dan Sevastopol (Kompas.com, 2014).

Pada akhir 2013, Rusia menunjukan kemampuan pasukannya dibandingkan Ukraina. Dimulai pada Agustus 2013, sebagaimana hal ini memungkinkan Ukraina untuk mensepakati perjanjian dengan Uni Eropa (yang dimasukan kedalam zona bebas perdagangan), Rusia dilarang mengimpor cokelat kepada Ukraina dari perusahaan yang disponsori (AA) Association Agreement dan sementara membantu Ukraina untuk mengekspor besi kepada Rusia melalui perbatasan kedua negara. Keanggotaan Rusia Pada akhir 2013, Rusia menunjukan kemampuan pasukannya dibandingkan Ukraina. Dimulai pada Agustus 2013, sebagaimana hal ini memungkinkan Ukraina untuk mensepakati perjanjian dengan Uni Eropa (yang dimasukan kedalam zona bebas perdagangan), Rusia dilarang mengimpor cokelat kepada Ukraina dari perusahaan yang disponsori (AA) Association Agreement dan sementara membantu Ukraina untuk mengekspor besi kepada Rusia melalui perbatasan kedua negara. Keanggotaan Rusia

- Kesepakatan Tentang Distribusi Gas antara Rusia dan Ukraina Pemerintah Ukraina mempunyai kesepakatan dengan pemerintah Rusia tentang distribusi gas, kesepakatan tersebut dioperasikan bersama oleh perusahaan gas Ukraina, Naftogaz dan perusahaan Rusia, RosUkrEnergo yang sebagian sahamnya dimiliki perusahaan energi Rusia, Gazprom yang mana perusahaan baru itu pada tahun ini akan mengirim hingga 40 milar kubik meter gas dari turkmenistan dan sekitar 22 miliar kubik meter gas dari Rusia pada harga US$95 juta per 1.000 meter kubik gas (Bethel, 2014:7).

Namun semenjak terjadi krisis, pemerintah Ukraina lebih berpihak kepada negara-negara Barat. Hal ini telah terjadi setelah politisi pro Barat menyingkirkan politisi pro Rusia dan hal tersebut berdampak buruk bagi pemerintahan Ukraina. Sebelumya presiden terguling Viktor Yanukovych juga telah menandatangani kontrak baru untuk pengiriman gas ke Ukraina Namun semenjak terjadi krisis, pemerintah Ukraina lebih berpihak kepada negara-negara Barat. Hal ini telah terjadi setelah politisi pro Barat menyingkirkan politisi pro Rusia dan hal tersebut berdampak buruk bagi pemerintahan Ukraina. Sebelumya presiden terguling Viktor Yanukovych juga telah menandatangani kontrak baru untuk pengiriman gas ke Ukraina

3.5 Perbedaan Crimea Dari kota Lain di Ukraina

a. Semenanjung Crimea merupakan kota yang saat ini dijadikan basis oleh pemerintahan Rusia untuk melakukan penyerangan militer ke Ukraina. Kawasan ini dikenal sebagai wilayah pro-Rusia walaupun berada di wilayah Ukraina baik secara geografis, sejarah dan politiknya.

b. Semenanjung Crimea yang mengarah condong ke Laut Hitam, hampir berdekatan dengan negara Rusia. Kondisi Laut hitam yang hangat, berbeda dengan laut di bagian Utara Rusia yang dikenal dingin membuat Rusia harus mengeluarkan banyak biaya untuk pengoperasian kapal perang Rusia.

c. Selama 14 tahun sejak tahun 1921, Crimea berada di bawah kekuasaan Uni Soviet dengan status Otonomi, namun pada 1945 atas campur tangan Nikita Khrushchev, Crimea akhirnya menjadi bagian dari negara Ukraina.

d. Pada saat Uni Soviet pecah tahun 1991, Crimea akhirnya berada di negara Ukraina yang baru merdeka. Walaupun begitu, 58% dari 2 juta populasi di