Alvin Tofler membagi perkembangan perada

Alvin Tofler membagi perkembangan peradaban manusia itu menjadi 3 gelombang, yaitu:
1. Gelombang 1 masyarakat agraris (pertanian) (8000 SM-1700 Masehi)
Pada fase ini, masyarakat mulai mengenal tekhnologi pertanian, manusia mulai berubah,
dari yang sebelumnya hanya mengandalkan sumberdaya alam secara langsung dan di
manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kemudian sudah berubah untuk memelihara dan
memproduksi sendiri sumber makanan dan pemenuhan kebutuhan melalui proses berternak dan
bercocok tanam.
Lebih rinci, masyarakat pada gelombang ini di lukis sebagai berikut:
1. Energi yang diandalkan adalah energi otot, anggapannya energi ini tak akan habis.
2. Tenaga utama adalah manusia dan binatang.
3. Manusia berada pada era pertanian awal.
4. Mobilitas manusia dan informasi berjalan sangat lamban.
5. Pendapatan perkapita sangat rendah, karena hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
beberapa hari saja, dan sangat tergantung pada alam dan binatang.
6. Homo homini lupus – siapa yang terkuat dialah yang menang (hukum rimba).
Proses komunikasi yang terjdi pada manusia yang hidup pada gelombang ini adalah
proses komunikasi interpersonal, dimana pesan hanya terjadi dari mulut kemulut dan face to face
(tatap muka).
Akan tetapi gelombang ini sebenarnya bukanlah fase awal perkembangan tekhnologi
komunikasi, karena menurut Everett M. Rogers dalam bukunya Comunication technolgy(1986)
pada 22.000 Sebelum masehi manusia prasejarah telah memdokumentasikan setiap peristiwa,

peringatan maupun catatan-catatan penting yang mereka buat dalam bentuk lukisanpada dinding
bekas tempat tinggal mereka.
Tahun 4000 sebelum masehi, orang samaria bahkan sudah mulai menulis di tanah liat,
kemudian tekhnologi komunikasi yang juga telah di temukan seblum gelombang ini adalah pada
tahun 1401, Phi sheng di cina telah menemukan alat cetak sederhana untuk mencetak buku. Dan

pada tahun 1241 bahkan korea telah menemukan besi sebagai pengganti tanah liat yang di
gunakan untuk menulis. Dan pada tahun 1456kitab suci gutenberg di cetak dengan cetakan besi.
2. Gelombang 2 Masyarakat industri (1700-1970)
Sifat manusia yang serakah, merasa tidak puas dengan hasil produksi mereka selama ini
dalam bercocok tanam dan memanfaatkan sumberdaya alam, kemudian mencoba memikirkan
berbagai alternatif cara untuk memperoleh keuntungan yang banyak dari pengelolaan
sumberdaya yang telah di sediakan oleh alam. Hingga kemudian membuat manusia yang hidup
gelombang ini di sebut juga sebagai manusia ekonomi.
Perubahan tekhnologi dan proses komunikasi yang paling nyata adalah di tandai dengan
semakin cepatnya mobilitas manusia, barang maupun informasi. Tidak hanya berbatas negara,
tetapi juga terjadi antar negara dan benua. Pada gelombang ini pula terjadi banyak perang dan
penjajahan guna mendapatkan sumberdaya alam sebanyak-banyaknya untuk mendukung proses
industri.
Selanjutnya, surat kabar yang sebelumnya di tulis dengan tangan dengan jumlah sekitar

100 lembar sekali terbit, maka dengan menggunakan mesin cetak silinder, jumlah dapat
ditingkatkan menjadi 300 hingga 400 eksemplar perjam. Bahkan jika menggunakan mesin off
sett dapat ditingkatkan menjadi 8000-10.000 eksemplar/jam. Kemudian bila menggunakan mesin
web rotasi offset sekali mencetak bisa mencapai 20.000-60.000eksemplar/jam. Produksi besarbesaran ini juga kemudian dilakukan untuk diperdagangkan.
Secara rinci, ciri-ciri masyarakat pada gelombang ini di tandai dengan hal-hal berikut:
1. Tenaga otot berganti menjadi tenaga mesin
2. Tenaga mesin di dukung energi dan plankton (minyak, batubara dll)
3. Penggunaan energy secara besar-besaran.
4. Mobilitas manusia, barang dan informasi lebih cepat.
5. Penjajahan untuk dijadikan cadangan sumber energy (Neokolonialisme) berkembang.
3. Gelombang 3 Masyarakat Informasi (1979-2000)

Sesungguhnya peradaban manusia pada gelombang ini di awali denga ditemukannya
transistor oleh William Schokley dkk, pada tahun 1947. Hingga kemudian pada tahun 1967
integrated cirkuit/IC/CHIPS. Keberadaan IC/Chips inilah yang kemudian mempengaruhi proses
produksi barang-barang-barang elektronik secara besar-besaran. Dan kemudian dapat di jual
dengan harga yang relative murah, atau oleh alvin toffler di sebut gejala massivasikasi.
Personal komputer (home komputer) adalah satu produk yang di produk secara
massivikasi pada awal berkembangnya era ini, mengalami peningkatan pemakaian yang sangat
signifikant pada tahun 1960-1980 dari 10.000 menjadi 10 juta set. Dan enam tahun kemudian

menungkat menjadi 40 juta.
Beberapa ciri yag dimiliki oleh masyarakat pada gelombang ini adalah sebagai berikut:
1. Mobilitas informasi berjalan sangat cepat, dan menyebabkan tingkat efisiensi sangat
tinggi.
2. Mobilitas manusia dan barang semakin meningkat.
3. Diperoleh energi alternatif yang dapat di daur ulang.
4. Produktivitas pangan semakin meningkat dengan penggunaan bio tekhnologi.
5. Industri mekanik berubah menjadi industri program(perangkat lunak)
6. Ditemukannya tekhnologi informasi dan data prosessing.
Peradaban manusia gelombang 3 ini selanjutnya disebut juga sebagai masyarakat
informasi, karena peradaban inilah kemudian awal dari munculnya masyarakat yang sebagaian
besar anggotanya menjadikan informasi sebagai salah satu kebutuhan utama dalam hidupnya.
Dan gelombang ke tiga ini masih terus berlanjut hingga sekarang, bagaimana kita lihat
bahwa perkembagan tekhnologi informasi terus saja terjadi dari massa ke massa. Baik itu
tekhnologi yang bersifat fisik seperti handphone, komputer maupun software, yang berupa
berbagai aplikasi yag menyertai produk fisik maupun yang berdiri sendiri seperti internet dan
sebagainya.
Kita lihat sekarang bagaimana tekhnologi-tekhnologi informasi itu di produksi secara
massivikasi. Dapat dijangkau bahkan dengan harga yang sangat murah. Sehingga


dengan mudahnya anak SD mudahnya dapat memiliki Handphone. Sedangkan beberapa
tekhnologi komunikasi da informasi yang pada awal perkembangan peradaban ini masih di
produk secara demassifikasi sekarang juga telah lebih mudah di akses.
Seperti seperangkat audio televisi, satelit, dan lain-lainnya. sehingga dengan mudah
sekarang komunitas kecil dengan visi dan bentuk yang belum begitu jelaspun dapat mempunyai
stasiun radio sendiri. Sehingga tidak jarang di berbagai tempat menjamurlah pertumbuhan radio
dan televisi swasta. Belum lagi surat kabar, internet centre (warnet) yang menyediakan layanan
24 jam.
Tekhnologi yang sofwarepun tidak mau ketinggalan, bagaimana kemudian mereka berintegrasi
dengan berbagai tekhnologi informasi lainnya, seperti misalnya blackberry yang menawarkan da
menyediakan fasilitas dan fitur internet yang serba lengkap. Belum lagi dengan beberapa
handphone keluaran china yang di jual dengan murah dan dapat di miliki siapa saja bahkan anak
SD ataupun TK sekalipun memungkin untuk memiliki HP yang juga telah menawarkan fitur
untuk mengakses layanan internet dimana saja.
Dan providerpun tidak mau ketinggalan memanjakan masyarakat dengan berbagai
produk dan fasilitas yang memudahkan semua orang untuk mengakses informasi secepat
mungkin dimana dan kapanpun berada, dengan penawaran harga dan berbagai bonus yang
ditawarkan.
Belum lagi, kehadiran handphone yang juga menyediakan fitur seperti televisi, dan radio
yang memudahkan penggunanya untuk dapat tetap menikmati informasi melalui radio maupun

televisi di manapun mereka berada hanya dengan menggunakan handphone yang ada dalam
genggaman mereka.
Peradaban masyarakat, menjadi masyarakat informasi kemudian menciptakan berbagai
macam produk dan tekhnologi yang di buat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi yang aktual, cepat praktis. Kemudian menjadikan berbagai media saling
berintegrasi. Sehingga radio, sekarang sudah dapat di dengar secara life streaming, dengan begitu
tidak akan ada lagi batasan wilayah jangkauan yang akan membatasi pendengar dengan
radionya.
Sehingga tidak jarang lagi, masyarakat amerika akan mendengarkan siaran radio di
bengkulu. Bahkan radio komunitas sekalipun. Surat kabarpun tidak mau ketinggalan, merekapun
melakukan proses intergrasi dengan tekhnologi internet, melalui penerbitan media online. Dan

internetpun sudah lebih terbuka dengan menyediakan begitu banyak informasi apapun yang di
butuhkan oleh masyarakat. Dan produk-produk inilah yang kemudian kita sebut juga new media.
Kehadiran new media, tentulah merupakan sebuah angin segar bagi kita semua, karena dengan
begitu setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan informasi kapanpun dan
dimanapun. Selain itu setiap orang juga dapat menyampaikan informasi apapun kapanpun dan
dimanapun mereka berada.
Setiap orang memiliki kesempatan untuk menyampaikan berita, kritikan atau apapun
untuk menyampaikan aspirasinya melalui blog pribadi, share di web atau beberapa layanan yang

telah tersedida dan dapat di akses siapa saja di internet. Akan tetapi, kehadiran new media ini
kemudian juga membawa dampak negatif yang meluas. Seperti banyak kita ketahui beberapa
konflik antar personal terjadi melalui perantara internet hingga kemudian meluas dan terjadi di
dunia nyata. Konflik-konflik antar suku, kelompok, agama, bahkan negarapun terjadi. dan
bahkan beberapa tahun belakangan ini banyak sekali tindak kejahatan yang kita temui sebagai
akibat dari internet dan fasilitas-fasilitas yang di sediakan seperti facebook, twitter, blogger,
hingga grup-grup diskusi yang menjamur da muncul begitu saja. Tanpa kemudian ada yang
mengatur dan menertibkan ini. sehingga potensi terjadinya konflik semakin meluas dan
menimbulkan efek domino. Menyikapi hal tersebut, seyogyanya memang new media juga
menyiapkan sistem da mekanisme regulasi yang mengatur mekanisme dan penggunaan new
media. Sehingga kemudian konflik dan kejahatan pada proses penggunaan new media dapat di
minimalisir.

Ada beberapa tokoh yang berperan penting dalam teknik Industri, antara lain adalah :
1.Frederic Winslow Taylor
Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21 Maret 1915 pada umur
59 tahun) adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya
meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah" dan merupakan
pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi.
Frederic Winslow Taylor merupakan anggota dari The American Society of Mechanical

Engineering (ASME) dikenal sebagai Bapak Teknik Industri. Konsep-konsepnya banyak
dipengaruhi oleh Towne. Pada tahun 1874 Taylor bekerja di perusahaan hidrolik menjadi seorang
mekanik. Sembilan tahun kemudian menikah dan menerima gelar sarjana Teknik Mesin dari
Stevens Institute, dan kemudian dipromosikan menjadi kepala teknik pada sebuah pabrik baja di
Amerika. Usaha-usahanya pada perusahaan baja membawa pemikiran apa yang dikenal sebagai
“Scientific Management” (Manajemen Ilmiah). Di sini bidang engineering harus ikut
bertanggungjawab terhadap hal-hal yang menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan,
penjadwalan maupun pengendalian kerja. Pada tahun 1881, Taylor melakukan studi tentang
pemotongan baja selama 25 tahun dan dipublikasikan di Transaction of The American Society of
Mechanical Engineers pada tahun 1907 yang merupakan paper terpanjang.
Selanjutnya di Bethlehem Steeel, Taylor melakukan analisis tentang percobaan
penyekopan untuk mengangkat biji batubara dan biji besi. Satu skop penuh untuk biji batubara
beratnya hanya 3,5 pound. Sedangkan satu skop penuh biji besi beratnya 38 pound. Dari kasus
ini, Taylor menyimpulkan bahwa jenis skop yang sama tidak cocok digunakan untuk semua
pekerjaan. Untuk itu Taylor menugaskan dua orang untuk melakukan pekerjaan penyekopan

dengan ukuran skop yang bervariasi dari yang berkapasitas kecil sampai besar. Setelah
melakukan beberapa eksperimen dia temukan bahwa skop dengan kapasitas 21,5 pounds
merupakan bobot yang ideal. Produktivitas penyekopan dapat ditingkatkan secara dramatis
sehingga dalam periode 3,5 tahun jumlah pekerja penyekopan dapat dikurangi dari 500 menjadi

140 tenaga kerja.
Hasil penelitian lainnya dari Taylor adalah penentuan metode untuk pengaturan jam kerja
yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan pemindahan besi gumbal untuk
menentukan metode pemindahan, kecepatan, waktu kerja dan waktu istirahat yang optimal.
Sebelum penelitian Taylor memilih pekerja dan diberi pengarahan yang intinya bahwa penelitian
yang dilakukan bukan untuk mengukur kekuatan maksimum pekerja, tetapi untuk mengetahui
seberapa besar tenaga seorang pekerja yang dikeluarkan agar pekerja tersebut dapat memberikan
hasil yang sebanyak-banyaknya. Sebelum dilakukan penelitian, pekerja yang dipilih dilatih
terlebih dahulu agar mempunyai keseragaman dalam melakukan pekerjaan. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya waktu
istirahat, dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan kerja yang dikembangkannya
dikenal sebagai Work Design or Method Study. Taylor juga dikenal sebagai pelopor aktivitas
yang sekarang dikenal dengan pengukuran kerja. Aktivitas ini ditekankan pada penentuan waktu
baku dengan menggunakan jam henti (stop watch) bagi seorang pekerja yang melakukan
pekerjaan. Studi yang dilakukan Taylor pada dasarnya ditekankan pada peningkatan efisiensi
yang diterapkan pada tiap bagian. Peningkatan efisiensi pekerjaan manual di tiap bagian
dilakukan dengan mengeliminir gerakan yang tidak bermanfaat, gerakan yang lambat, dan
gerakan yang mengganggu. Pekerjaan mekanik ditingkatkan dengan memanfaatkan peralatan
bantu seperti jigs dan fixture. System yang dikembangkan Taylor dalam upaya peningkatan
efisiensi kerja difokuskan pada perbaikan metode kerja, mengurangi jam kerja, dan

mengembangkan standar kerja. Pada sisi lain, ide Taylor mengenai peningkatan efisiensi dan
produktivitas di atas tidak lepas dari perasaan khawatir, bahkan timbul kecaman dari
perkumpulan tenaga kerja Amerika yang menilai pendapat Taylor tersebut sebagai rencana serius
untuk

mengurangi

2. Frank B. Gilbreth

keterlibatan

manusia

yang

digantikan

oleh

mesin.


Frank Bunker Gilbreth (7 Juli 1868 - 14 Juni 1924) adalah pembela awal manajemen
ilmiah dan perintis studi gerak, tapi mungkin paling dikenal sebagai ayah dan tokoh
sentral Cheaper by the Dozen.
Frank B. Gilberth lahir di Maine Fairfield, 7 Juli 1868. Dia memperkenalkan analisis
gerakan yang disebut Micromotion Studies pada pertemuan American Society of Mechanical
Engineers (ASME). Pada mulanya ia adalah seorang kontraktor bangunan yang berhasil di
Amerika Serikat. Bersama istrinya Lilian Gilberth, seorang Doktor di bidang psikologi, telah
memperkuat peranan faktor manusia pada konsep teknik isndustri. Gilberth sangat berjasa dalam
upaya memberi landasan untuk mengidentifikasi dan menganalisis gerakan-gerakan dasar
manusia pada saat melakukan kerja manual. Selain itu, Gilberth banyak sekali memberi
kesadaran bagi manajemen arti pentingnya penyederhanaan di dalam perancangan, cara dan
prosedur kerja guna memperoleh cara kerja yang efektif dan efisien. Berbeda dengan Taylor
yang lebih fokus pada aspek waktu, Gilberth lebih menekankan pada aspek metode kerja.
Salah satu penelitian yang dilakukan Gilberth didasari atas apa yang dilihatnya bahwa
dalam proses pembangunan, gerakan yang dilakukan para tukang batu sangat tidak efektif. Untuk
itu dia mengajukan konsep tentang gerakan-gerakan dasar yang dilakukan manusia dalam
bekerja. Prosedur yang dilakukan adalah dengan membagi pekerjaan menjadi elemen-elemen
gerakan dasar. Dalam penelitian tentang pemasangan batu bata pada pekerjaan bangunan,
Gilberth membuat analisis tentang gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja, dan konsep yang

diajukan akan memberikan pengurangan jumlah gerakan dari 18 menjadi 5. Sebelum ini, tukang
batu dalam kondisi normal hanya dapat memasang 120 batu bata per jam per orang. Hasil inovasi
Gilberth memberikan tingkat rata-rata pemasangan sebanyak 350 batu bata per jam per pekerja.
Tingkat kenaikan ini tidak diperoleh dengan mempercepat waktu pengerjaan, melainkan dengan
metode yang lebih efektif. Secara tradisional, cara pasangan batu bata dan pengambilan batu bata
sering tidak konsisten. Pemasangan batu bata dan pengambilan batu bata memaksa pekerja harus
membungkukkan badan dan memutar batu bata untuk mencari sisi terbaik. Batu bata
ditempatkan pada kotak dimana tangga untuk menempatkan kotak realitif tidak dapat
disesuaikan. Berbeda halnya dengan usulan Gilberth dimana batu bata dibawa ke suatu tempat
yang

disusun

rapi

yang

kesemuanya

saling

bersentuhan,

pada

suatu

palet.

Dia

mempertimbangkan bahwa pengambilan satu batu bata akan diganti posisinya dengan batu bata
yang lainnya, dengan cara satu dari dua batu bata didorong untuk menempati posisi batu bata

yang terambil sebelum pekerja mengambil batu bata lagi. Gilberth berharap bahwa kepala tukang
batu bata dapat mengambil batu bata dengan sangat efisien. Oleh karena itu, dia dapat
meminimkan biaya tenaga kerja dalam menyusun batu bata dari sebuah palet. Dia kemudian
menyediakan tangga yang dapat disesuaikan, lokasi yang tepat untuk batu bata dan adukan
semen, dan hasil inovasi merupakan kemajuan yang pesat dalam hal produktivitas kerja.

3. Lilian Gilbreth
Lillian Moller Gilbreth, BA, MA, PhD (24 Mei 1878–2 Januari 1972) adalah salah
seorang wanita ilmuwan Amerika Serikat yang pertama kali menyandang gelar doktor (Ph.D).
Sebagian orang berpendapat bahwa Gilbreth adalah ahli psikologi organisasi dan industri
yang pertama. Bersama suami bernama Frank Bunker Gilbreth, ia adalah perintis bidang teknik
industri. Pasangan suami istri Frank dan Lillian Gilbreth memiliki banyak anak sehingga mereka
tertarik dalam studi waktu dan gerak. Kesibukan pasangan ini yang beranak dua belas
digambarkan dalam novel Cheaper by the Dozen dan Belles on Their Toes.
Lilian Gilberth adalah First Lady of Engineering. Lilian adalah istri dari Frank Gilberth.
Mereka bekerja bersama-sama dalam menekuni perkembangan Scientific Management,. Mrs.
Gilberth memperoleh gelar doktor dari Brown University. Ia juga wanita pertama yang
memperoleh Hoover medal. Lilian Gilberth membantu suaminya mengembangkan ide dan
cenderung ke sisi psikis (human relationship and work attitudes).
4. Henry Gantt & Ralph Barnes
Henry Laurence Gantt lahir di Calvert County, Maryland, Amerika Serikat. Gantt lulus
dari Sekolah McDonogh tahun 1878 dan bekerja pada Johns Hopkins College sebagai guru
teknik mesin dan juru gambar. Pada tahun 1887, ia bergabung dengan Frederick Winslow Taylor
dalam memanfaatkan teori manajemen ilmiah di Midvale Steel dan Bethlehem Steel sampai
tahun 1893.
Tokoh lain yang berkontribusi pada teknik industriadalah Henry Gantt yang
mengembangkan prosedur penjadwalan rencana kerja dengan menggunakan peta balok atau peta

Gantt. Juga Ralph Barnes, doktor teknik industri pertama dari Cornell University tahun 1933.
Karya dia adalah buku klasik yang berjudul “Motion and Time Study”.
Kemudian dalam karirnya sebagai seorang konsultan manajemen, di samping grafik
Gantt, ia lebih membuat sejarah manajemen ilmiah dengan menyusun para 'tugas dan bonus'
sistem. Teori di balik 'tugas dan bonus' metode pembayaran upah (1901) adalah bahwa hal itu
akan menciptakan efisiensi dan produktivitas pekerja yang lebih besar dengan bermanfaat tugas
dipantau melalui grafik Gantt. Langsung melawan dengan benda kerja sistem membayar Taylor,
yang juga dihukum kinerja yang buruk, metode Henry Gantt's diperbolehkan pekerja untuk
mendapatkan tingkat biasa mereka dengan bonus tambahan untuk mencapai target produktivitas
mereka. Hal ini memungkinkan pekerja untuk mempertahankan gaji yang stabil saat mereka
belajar pekerjaan, dan dihargai mereka untuk meningkatkan kemampuan tambahan ini.
5. Adam Smith
John Adam Smith (lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – meninggal di Edinburgh,
Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia
yang menjadi pelopor ilmu ekonomi modern. Karyanya yang terkenal adalah buku An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (disingkat The Wealth of Nations) adalah
buku pertama yang menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa
serta dasar-dasar perkembangan perdagangan bebas dan kapitalisme. Adam Smith adalah salah
satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Sistem ekonomi ini muncul pada abad 18 di Eropa
Barat dan pada abad 19 mulai terkenal disana.
Adam Smith melalui bukunya yang berjudul “The Wealth of Nation” (1776),
mengemukakan konsep perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi. Dimana pada saat itu 10 pekerja dapat
menghasilkan 48000 pins tiap harinya. Hal ini benar-benar merupakan sesuatu yang sangat
positif pada masa Adam Smith.
Disiplin ini akhirnya berkembang untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dan terampil
dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian serta pengendalian suatu sistem
produksi yang luas dan kompleks. Kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
merupakan pendorong berdirinya disiplin teknik industri.

6. Charles Babbage
Charles Babbage (lahir 26 Desember 1791 – meninggal 18 Oktober 1871 pada umur 79
tahun) adalah seorang matematikawan dari Inggris yang pertama kali mengemukakan gagasan
tentang komputer yang dapat diprogram. Sebagian dari mesin yang dikembangkannya, namun
tidak selesai. Sekarang dapat dilihat di Museum Sains London. Pada tahun 1991, dengan
menggunakan rencana asli dari Babbage, sebuah mesin diferensial dikembangkan dan mesin ini
dapat berfungsi secara sempurna, yang membuktikan bahwa gagasan Babbage tentang mesin ini
memang dapat diimplementasikan.
Charles Babbage secara sistematis menuangkan idenya tentang manajemen industri
dengan metode scientific. Dalam bukunya yang berjudul On the Economy of Machinery and
Manufactures (1832), Ia menulis tentang division of labor, organization charts, and labor
relation. Ia juga memperhitungkan hubungan harga dan waktu di setiap pengoperasian industri.
Tetapi semua pendapatnya tidak diaplikasikan. Charles Babbage dianggap sebagai ide awal dari
dibentuknya I.E.
7. Eli Whitney
Whitney lahir di Westborough, Massachusetts, pada tanggal 8 Desember 1765, anak
sulung dari Eli Whitney Sr, seorang petani yang sejahtera. Ibunya, Elizabeth Fay dari
Westborough, meninggal ketika ia berusia 11 tahun. Pada usia 14 tahun ia mengoperasikan
profitable nail manufacturing operation di bengkel ayahnya selama Perang Revolusi..
Karena ibu tirinya menentang keinginannya untuk menghadiri kuliah, Whitney bekerja
sebagai buruh tani dan guru untuk menghemat uang. Dia siap untuk Yale di Leicester Academy
(sekarang Becker College) dan di bawah pengawasan Rev Elizur Goodrich of Durham,
Connecticut, ia masuk Kelas tahun 1789, dan lulus Phi Beta Kappa pada tahun 1792. Whitney
diharapkan studi hukum tetapi, karena kekurangan dana, ia menerima tawaran untuk pergi ke
South Carolina.
Konsep yang paling terkenal dari Whitney adalah Interchangable Parts. Dengan konsep
ini bagian mesin yang rusak dapat digantikan dengan yang lain. Whitney juga seorang perencana
yang sistematik dengan menggunakan pekerja yang berkemampuan biasa digunakan untuk
mengendalikan mesin yang telah ia rancang. Ia melatih pekerjanya untuk menggunakan mesin
tersebut hingga akhirnya menjadi advance operator. Dengan cara ini terbukti tingkat produksi

bisa meningkat. Konsep lain yang ia buat adalah mass production yang terkenal dan akhirnya
digunakan oleh Henry Ford.

8. Henry Towne
Henry Robinson Towne (lahir di Philadelphia, 28 Agustus 1844; umur 166 tahun) adalah
seorang insinyur mekanik dan pengusaha di Amerika.
Henry R. Towne adalah anak dari John Henry dan Maria (Tevis) T. Towne. Henry R.
Towne kuliah di University of Pennsylvania (sekolah teknik dan sains terapan) dari tahun 18611862, tetapi tidak menyelesaikan kuliah tersebut.Kemudian, Towne menemukan pekerjaan
sebagai juru gambar di Port Richmond Iron Works, yang dimiliki oleh IP Morris, Towne &
Co. Pada tahun 1863, Towne ditugaskan untuk perbaikan untuk memperbaiki kapal perang
serikat Massachusetts. Selama 1864-1866, Towne bertugas mendirikan mesin untuk memonitor
US Navy. Setelah perang, Towne belajar teknik di Paris, Perancis. Pada tahun 1868, Towne
membentuk kemitraan dengan Linus Yale (presiden Yale Lock (perusahaan manufaktur)). Pada
tahun

1888-1889,

Towne

menjabat

sebagai

presiden

dari

American

Society

of

MechanicalEngineers. Henry Robinson Towne menikah dengan Cora E. White dan meninggal
pada tanggal 15 Oktober 1924, di New York.
Pada tahun 1886, Henry Towne mengemukakan pentingnya para insinyur memperhatikan
unsur profitabilitas dari keputusan yang diambilnya dalam tulisannya “The Engineers as
Economist” yang dimuat pada “Transactions of the American Society of Mechanical Engineers”.
Towne menekankan pada pentingnya ilmu ekonomi untuk para engineer dalam pengambilan
keputusan.
9. Maynard, Stegmerten, Loury dan lain-lain
H.B. Maynard, G.J. Stegmerten dan S.M. Loury (1927) menulis buku “Motion and Time
Study” dan menekankan pada pentingnya studi gerakan dan metode kerja yang baik. Pada tahun

1932, A. H. Mogenson mempublikasikan “Common Sense Applied to Time and Motion Study”
memfokuskan pada konsep studi gerakan dengan pendekatan penyederhanaan kerja. Di samping
tokoh-tokoh tersebut di atas, masih banyak pelopor-pelopor yang dianggap berjasa dalam
memberi landasan pengembangan, seperti: L. P. Alford, Arthur C. Anderson, W. Edward Deming,
Eugene L. Grant, Robert Hoxie, Joseph Juran, Marvin E. Mundel dan Walter Shewart.