Postpartum Blues Dan Ansietas Melalui Terapi Thought Stopping Dan Terapi Suportif Pada Ibu Postpartum Dengan Bayi Prematur
26
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
Penurunan Postpartum Blues Dan Ansietas Melalui Terapi Thought Stopping
Dan Terapi Suportif Pada Ibu Postpartum Dengan Bayi Prematur
Sri Laela1, Budi Anna Keliat2, Mustikasari3
Program Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Postpartum mothers with premature babies born sectio caesaria will require a more adaptation process
compared to normal postpartum mothers who gave birth to term infants. Postpartum mothers of premature
infants mostly are at risk for postpartum blues and anxiety. The purpose of this study identified the effect of
thought-stopping and supportive therapies on mothers of premature infants with postpartum blues and
maternal anxiety. The research design used quasi-experiment with control group pretest-posttest design with
consecutive sampling method. The research method used a quasi-experimental control group pretest-posttest
design with consecutive sampling. The sample in this study was postpartum mothers with premature baby
treated in Perina - Nicu room as many as 62 respondents, taken by convenience sampling. The instruments
used in this study are HARS and EPDS. The instruments used in this study are HARS and EPDS. The
results showed differences in postpartum blues and anxiety levels of postpartum mothers with premature
infants significant (p-value = 0.000) between the groups thought-stopping therapy and supportive therapy
with groups that receive nursing actions. Thought-stopping and supportive therapies can reduce mothers
postpartum blues and anxiety with preterm infants twice as large as Ners nursing care.
Keywords: Anxiety; postpartum blues;supportive therapy;thought stopping
ABSTRAK
Ibu postpartum dengan bayi prematur yang lahir secara sectio caesaria akan membutuhkan
proses adaptasi yang lebih dibandingkan dengan ibu postpartum normal yang melahirkan
bayi cukup bulan. Ibu postpartum dengan bayi prematur berisiko mengalami postpartum
blues dan ansietas.Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh terapi thought stopping dan
terapi suportif terhadap postpartum blues dan ansietas ibu postpartum dengan bayi prematur.
Desain penelitian yang digunakan quasi-experiment with control group pretest-posttest design dengan
metode consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum dengan bayi
prematur yang dirawat di ruang Perina – Nicu sebanyak 62 responden, diambil melalui
convenience sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah HARS dan
EPDS.Hasil penelitian menunjukkan ada penurunan postpartum blues dan ansietas secara
bermakna (p-value= 0,000) pada kelompok yang mendapat tindakan keperawatan Ners,
terapi thought stopping dan terapi suportif, dan lebih besar penurunan secara bermakna
dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapat tindakan keperawatan Ners. Terapi
thought stopping dan terapi suportif mampu menurunkan postpartum blues dan ansietas ibu
postpartum dengan bayi prematur dua kali lebih besar dibanding pemberian tindakan
keperawatan Ners.
Kata kunci: Ansietas;postpartum blues;terapi suportif;thought stopping
27
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
PENDAHULUAN
prematur. Data badan kesehatan dunia
Periode postpartum merupakan masa
( WHO, 2013 ) menyatakan dari 100 bayi
krisis bagi ibu, suami dan keluarga akibat
yang lahir di Indonesia sebanyak 16 bayi
adanya perubahan fisik, psikologis dan
mengalami kelahiran prematur.
struktur keluarga yang membutuhkan
proses adaptasi atau penyesuaian (Murray
Riskesdas ( 2013 ) menyatakan bahwa
& McKinney, 2007). Proses adaptasi
prevalensi bayi dengan berat badan lahir
fisiologis dimulai sejak ibu melahirkan
rendah (BBLR) sebesar 11,1 % pada tahun
bayinya hingga kembalinya fungsi tubuh
2010. Angka kelahiran bayi prematur &
pada kondisi saat sebelum hamil, yaitu
BBLR
dalam kurun waktu 6 sampai 8 minggu
(Wijayanegara,2010 ) . Seperlima bayi yang
(Pilliteri, 2010).
lahir usia gestasi < 32 mg tidak bertahan
di
Indonesia
sekitar
27,9%
hidup ditahun pertama, sejumlah 75 – 80%
Ibu postpartum dengan bayi prematur
meninggal pada usia < 28 hari dan 0,3%
yang lahir secara sectio caesaria akan
kematian bayi yang lahir pada usia cukup
membutuhkan proses adaptasi yang lebih
bulan (Wijayanegara,2009).
dibandingkan dengan ibu postpartum
normal yang melahirkan bayi cukup bulan.
Ibu postpartum juga mengalami adaptasi
Hal ini dikarenakan ibu dengan post sectio
psikologis. Menurut Rubin dalam Varney
caesaria akan menjalani masa nifas dengan
(2007)
dua permasalahan, yaitu proses pemulihan
psikologis terbagi atas tiga fase, yaitu : fase
pasca persalinan dan penyembuhan luka
taking in (ketergantungan), fase taking hold
operasi yang terdapat di bagian abdomen
(ketergantungan mandiri) dan fase letting go
(Syaifuddin, 2006), dan ditambah lagi
(kemandirian), ketiga fase tersebut akan
dengan kondisi bayi prematur yang
terlewati dengan baik jika ibu postpartum
membutuhkan perawatan khusus.WHO
memperoleh dukungan sosial dari orang-
( 2010 ) memperkirakan 15 juta kelahiran
orang disekitarnya.Ibu postpartum yang
atau 12% dari semua kelahiran di dunia
gagal
adalah
tertinggi
menyebabkan postpartum blues (Bobak,
kelahiran prematur terjadi di India sekitar
2005). Gejala yang dimunculkan pada
11,9 % dan terendah terjadi di Eropa
postpartum blues seperti reaksi sedih,
6,2 %. Indonesia menempati urutan
mudah
kelima terbanyak dalam melahirkan bayi
tersinggung, perasaan labil, cenderung
prematur.
Tingkat
menyatakan
dalam
fase
menangis,
bahwa
taking
cemas,
adaptasi
In
akan
mudah
28
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
menyalahkan diri sendiri, merasa tidak
Terapi suportif merupakan suatu bagian
mampu, gangguan pola tidur, tidak nafsu
dari psikoterapi yang digunakan pada
makan. Gejala ini akan muncul setelah
komunitas
persalinan dan akan berlangsung dalam
(Viederman, 2008). Tujuan terapi suportif
rentang waktu 14 hari. Pada ibu primipara
yaitu meningkatkan individu yang suportif,
dan ibu post sectio caesaria rentan sekali
meningkatkan
terjadinya postpartum blues.
keterampilan koping dan menggunakan
berbasis
kesehatan
kekuatan
sumber-sumber
koping.
jiwa
individu,
Justifikasi
Ansietas merupakan gangguan psikososial
pemilihan kedua terapi ini dikarenakan
yang sering terjadi pada setiap individu
pada
(Videbeck,
yang
prematur ditemukan adanya pikiran yang
dilakukan oleh Eutrope, Thierry, Lempp,
mengganggu akibat kondisi bayi yang
Laurence,
Emotional
dirawat di Perina - Nicu yang membuat
Mothers Facing Premature
ansietas dan permasalahan yang dihadapi
Births:Study of 100 Mother-Infant Dyads 32
ibu postpartum dengan bayi prematur
Gestational Weeks, dihasilkan bahwa orang
tidak hanya saat bayi dirawat di Perina –
tua bayi prematur mengalami ansietas
Nicu, tetapi juga setelah bayi prematur
yang berhubungan dengan berat badan
pulang kerumah. Hal ini disebabkan
bayi yang rendah dan membutuhkan
karena
dukungan sosial sebelum pulang kerumah.
membutuhkan waktu yang cukup lama,
Reactions of
2011).
(2014)
Penelitian
tentang
ibu
postpartum
perawatan
dengan
bayi
bayi
prematur
sehingga ibu postpartum membutuhkan
Terapi individu yang efektif dalam
dukungan internal / eksternal secara terus
mengatasi ansietas adalah CT, BT, Thought
menerus.
stopping, dan CBT (Varcolis, 2006). Terapi
thought stopping merupakan sebuah tehnik
Untuk mengatasi masalah ansietas dan
penghentian pikiran yang dipelajari sendiri
mengetahui
oleh
dengan
ibu
postpartum
yang
dapat
apakah
bayi
ibu
postpartum
prematur
mengalami
digunakan ketika ingin menghilangkan
postpartum blues atau tidak , maka peneliti
pikiran yang mengganggu atau negatif dan
mengukur tanda – tanda ansietas dan
pikiran yang tidak diinginkan secara sadar
postpartum blues pada ibu postpartum
(Townsend, 2009).
dengan bayi prematur diruang Perina Nicu kemudian melakukan tindakan
keperawatan Ners, terapi thought stopping
29
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
dan terapi suportif.Pertanyaan penelitian
kehamilan berada pada usia kehamilan
yang muncul adalah apakah tindakan
36-37 minggu sebanyak 30 orang (48,3%).
keperawatan Ners, thought stopping dan
Riwayat persalinan paling banyak adalah
terapi
dalam
sectio caesarea yakni 43 (69,4%). Paritas
mengatasi postpartum blues dan ansietas
paling banyak adalah multipara sekitar
ibu postpartum dengan bayi prematur
37 orang (59,7%). Sistem pendukung
diruang Perina -Nicu ?
paling banyak adalah anggota keluarga
suportif
berpengaruh
sebanyak 49 orang (79%).
METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian ini menggunakan
Hasil
desain quasi-experiment with control group
postpartum berdasarkan usia, pendidikan,
pretest-posttest design yang melihat pengaruh
cara pembayaran, riwayat usia kehamilaan,
tindakan keperawatan Ners, terapi thought
paritas, riwayat persalinan dan sistem
stopping dan terapi suportif terhadap
pendukung didapatkan p value > 0,005
postpartum
ibu
sehingga disimpulkan bahwa karakteristik
postpartum dengan bayi prematur diruang
ibu postpartum pada kelompok intervensi
Perina Nicu. Metode sampling yang
setara dengan kelompok kontrol.
blues
dan
ansietas
uji
statistik
kesetaraan
ibu
digunakan adalah convenience sampling,
jumlah sampel 62 responden. Total waktu
Kondisi postpartum blues dan ansietas ibu
penelitian
postpartum
25
minggu,
yaitu
mulai
dengan
bayi
prematur
Desember - Juni 2016. Instrumen yang
sebelum dilakukan tindakan keperawatan
digunakan dalam penelitian ini adalah
Ners dan terapi thought stopping pada
HARS dan EPDS.
kelompok
intervensi
dan
tindakan
keperawatan Ners pada kelompok kontrol
didapatkan data bahwa rata-rata ibu
HASIL
Karakteristik
usia
postpartum
postpartum mengalami pospartum blues
rata-rata 32 tahun dengan usia termuda
sebesar 55,43% dan rata- rata tingkat
22 tahun dan usia tertua 39 tahun, tingkat
Ansietas sebesar 50,92% menunjukan
pendidikan
ansietas berat.
paling
ibu
banyak
adalah
akademik/ perguruan tinggi sebanyak
57 orang (95%), cara pembayaran paling
Hasil
banyak adalah asuransi sebesar 27 orang
postpartum berdasarkan pospartum blues
(43,5%), sebagian besar riwayat usia
dan ansietas didapatkan (p value > 0,05),
uji
statistik
kesetaraan
ibu
30
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
sehingga disimpulkan bahwa pospartum
ansietas sedang dan pospartum blues turun
blues dan ansietas kelompok intervensi
sebesar 12,68%. Nilai
setara dengan kelompok kontrol.
berada
pada
tesebut masih
rentang
postpartum
dilakukan
blues.Setelah
tindakan
Perbedaan postpartum blues dan ansietas
keperawatan Ners menunjukkan ada
ibu postpartum sebelum dan sesudah
penurunan rata – rata yang siginifikan
dilakukan tindakan keperawatan Ners,
pada ansietas sebesar 12,32% yang berarti
terapi thought stopping pada kelompok
dari ansietas berat menjadi ansietas sedang
intervensi dan tindakan keperawatan Ners
dan pospartum blues menurun 8,06%.
pada kelompok kontrol dapat terlihat
Nilai tesebut masih berada pada rentang
pada Tabel. 1
postpartum
tingkat
blues.Penurunan
postpartum blues dan ansietas pada
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan data
kelompok
bahwa
tindakan
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
keperawatan Ners dan terapi thought
dan terapi thought stopping lebih besar
stopping menunjukkan ada penurunan rata
secara bermakna dibandingkan dengan
rata yang siginifikan pada ansietas sebesar
yang
14,46% dari ansietas berat menjadi
keperawatan Ners (p value < 0,05).
setelah
dilakukan
hanya
ibu
postpartum
mendapatkan
yang
tindakan
Tabel.1 Perbedaan postpartum blues dan ansietas ibu postpartum antara sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan keperawatan Ners, terapi thought stopping dengan tindakan
keperawatan Ners (n=62)
Variabel
Mean
Mean
P value
Sebelum
Sesudah
Postpartum blues
Ners
PP.blues
PP.blues
0,038
Ners, TS
PP.blues
PP.blues
Ansietas
Ners
Berat
Sedang
0,032
Ners, TS
Berat
Sedang
Perbedaan postpartum blues dan ansietas
suportif pada kelompok intervensi dapat
ibu postpartum antara sesudah dilakukan
dilihat pada Tabel 2
tindakan keperawatan Ners, terapi thought
stopping dengan tindakan keperawatan
Hasil
Ners, terapi thought stopping dan terapi
menunjukkan bahwa setelah dilakukan
uji
statistik
pada
Tabel
2
31
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
tindakan keperawatan Ners, terapi thought
normal.Hasil
stopping dan terapi suportif ada penurunan
bahwa pemberian terapi thought stopping
rata – rata yang siginifikan pada ansietas
dan terapi suportif mampu menurunkan
sebesar 17,57% yang berarti dari ansietas
postpartum blues dan ansietas ibu
sedang menjadi ansietas normal
dan
postpartum 2x lebih besar dibandingkan
pospartum blues nilai menurun 16,33%,
dengan pemberian tindakan keperawatan
yang berarti dari kondisi postpartum blues
Ners.
menjadi
tidak
postpartum
blues
penelitian
menunjukan
/
Tabel. 2 Perbedaan Postpartum Blues dan Ansietas Ibu Postpartum antara Sesudah
Dilakukan Tindakan Keperawatan Ners, Terapi Thought Stopping dengan Tindakan
Keperawatan Ners, Terapi Thought Stopping dan Terapi Suportif Pada Kelompok
Intervensi
Variabel
Mean
SD
P.Value
Postpartum blues
Sesudah (, Ners, TS)
PP.blues
3,049
0,000
Sesudah (Ners, TS, S)
Normal
3,294
Ansietas
Sesudah (Ners, TS)
Sedang
4,089
0,000
Sesudah (Ners, TS, S)
Normal
4,856
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian
bahwa
mereka mengalami kesulitan menjadi
sebelum dilakukan tindakan keperawatan
seorang ibu pada masa awal pasca
Ners
stopping
melahirkan. Ibu mengalami perasaan
ibu
kecemasan dengan adanya pemisahan dari
postpartum dengan bayi prematur diruang
bayinya.Penelitian Melynk, Feinstein &
Perina – Nicu
mengalami postpartum
Fairbanks, (2007) menyebutkan bahwa
blues dan ansietas berat.Hasil penelitian
hospitalisasi perawatan di ruang Nicu
yang berjudul “Experiences of having a
berdampak negatif bagi kondisi psikologis
prematurely born infant from the perspective of
orang
mothers in Northern Sweden”, yang dilakukan
prematur di kemudian hari. Dampak
oleh Lindberg dan
Ohrling
(2008)
negatif tersebut antara lain ansietas tingkat
menguatkan
penelitian
ini.
tinggi dan gejala depresi, kehilangan
Didapatkan hasil bahwa ibu tidak siap
kepercayaan diri dalam perawatan bayi
memiliki bayi yang lahir prematur dan
karena kurangnya informasi.
dan
menunjukan
terapi
menunjukan
bahwa
hasil
Thought
semua
tua
dan
perkembangan
bayi
32
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
Pengaruh tindakan keperawatan Ners
penelitian
dan terapi thought stopping terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Agustarika
postpartum blues dan ansietas ibu
(2009) tentang pengaruh terapi thought
postpartum dengan bayi prematur
stopping terhadap tingkat ansietas pada
Postpartum blues pada ibu postpartum
klien dengan penyakit fisik di RSUD
dengan bayi prematur yang mendapatkan
Sorong menyebutkan bahwa adanya
tindakan keperawatan Ners dan terapi
penurunan ansietas secara bermakna pada
thought stopping terjadi penurunan nilai
klien yang mendapat terapi thought stopping
postpartum blues sebesar 12,68% yang
yang meliputi respon fisiologis, kognitif,
artinya masih postpartum blues dan pada
perilaku dan emosi. Penelitian lain yang
ibu postpartum yang tidak mendapatkan
mendukung hasil penelitian ini adalah
terapi thought stopping penurunan nilai
penelitian Bakker (2009) ”In defence of
postpartum blues
thought stopping”, dihasilkan bahwa thought
artinya
masih
sebesar 8,06%, yang
postpartum
blues.
ini
sejalan
dengan
hasil
stopping mampu menekan tingkat ansietas
Penurunan nilai postpartum blues pada
dan
kelompok
yang
Penelitian yang sejalan dengan penelitian
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
ini juga dilakukan oleh Naikare & Kale
dan terapi thought stopping lebih besar
(2015)
secara bermakna dibandingkan dengan
Innovative Trend to Deal with Stresses”,
yang hanya mendapatkan
dihasilkan bahwa tehnik penghentian
ibu
postpartum
tindakan
keperawatan Ners (p-value < 0,05).
meningkatkan
”Thought
koping
Stopping
individu.
Activity
as
pikiran mampu mengendalikan tingkat
stres pekerja industri.
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
ansietas pada ibu postpartum yang
Berdasarkan
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
disimpulkan bahwa tindakan keperawatan
dan
terjadi
Ners dan terapi thought stopping mampu
penurunan nilai ansietas sebesar 14,46%,
menurunkan postpartum blues dan tingkat
yang artinya dari ansietas berat menjadi
ansietas ibu postpartum dengan bayi
sedang dan pada ibu postpartum yang
prematur. Penurunan tingkat ansietas
tidak mendapatkan terapi thought stopping
pada kelompok ibu postpartum yang
penurunan nilai ansietas sebesar 12,32%,
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
yang artinya dari ansietas berat menjadi
dan terapi thought stopping lebih besar
sedang.Penurunan tingkat ansietas pada
secara bermakna dibandingkan dengan
terapi
thought
stopping
data
tersebut
dapat
33
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
yang hanya mendapatkan
tindakan
keperawatan Ners.
tingkat ansietas pasien kanker leher rahim
di ruang kandungan RSU Dr Soetomo
Surabaya.Berdasarkan data tersebut dapat
Pengaruh tindakan keperawatn Ners
blues
disimpulkan bahwa tindakan keperawatan
dan
Ners dapat menurunkan nilai postpartum
ansietas ibu postpartum dengan bayi
blues dan tingkat ansietas pada ibu
prematur
postpartum dengan bayi prematur.
terhadap
Hasil
postpartum
penelitian
menunjukkan
ada
penurunan rata – rata yang siginifikan
Pengaruh tindakan keperawatan Ners,
pada ansietas dari ansietas berat menjadi
thought stopping dan terapi suportif
ansietas sedang dan nilai pospartum blues
terhadap
setelah
ansietas ibu postpartum dengan bayi
tindakan
keperawatan
Ners
postpartum
blues
dan
menurun 8,06%, yang artinya masih
prematur.
postpartum
ini
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Ners, terapi thought stopping dan terapi
oleh Bektas (2008) yang menyebutkan
kelompok
bahwa pendidikan kesehatan mempunyai
menunjukkan ada penurunan rata – rata
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
yang lebih siginifikan pada ansietas
ansietas..
Sebuah
sebesar 32,14% yang berarti dari ansietas
dilakukan
oleh
blues.Hasil
penelitian
penelitian
yang
Fiandini
(2010)
suportif
hasil
penelitian
berat menjadi ansietas normal
dan
menemukan bahwa relaksasi nafas dalam
pospartum blues nilai menurun 29,03%,
mampu secara efektif menurunkan tingkat
yang berarti dari kondisi postpartum blues
ansietas pasien pre operasi di ruang bedah.
menjadi normal atau tidak postpartum
Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan
blues.Dochterman
Prawitasari (2002) yang mengungkapkan
bahwa salah satu psikoterapi yang dapat
bahwa
dapat
dipergunakan untuk mengatasi ansietas
digunakan sebagai keterampilan koping
terutama pada masalah emosional dan
yang
berfokus pada bagaimana memfasilitasi
teknik
aktif
relaksasi
dalam
juga
kondisi
ansietas.
menjelaskan
Penelitian tentang teknik reduksi ansietas
klien
lainnya, diungkapkan pula oleh Mu`afiro
mempergunakan suport sistem yang
(2004). Hasil dari penelitian tersebut
mampu dijangkau adalah terapi suportif.
membuktikan bahwa teknik hipnotis lima
jari cukup efektif untuk menurunkan
untuk
(2008)
mengenal
dan
34
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
Penelitian lain yang mendukung hasil
Tinggi, cara pembayaran asuransi,
penelitian ini adalah penelitian yang
paritas
dilakukan oleh Banowati (1989). Banowati
kehamilan 36-37 minggu, riwayat
menyatakan bahwa psikoterapi suportif
persalinan SC, sumber pendukung
yang dilakukan pada pasien hemiparase
yang didapat dari keluarga, mayoritas
mampu menurunkan derajat depresi dan
mengalami postpartum blues dan
ansietas serta meningkatkan semangat
ansietas berat.
multipara,
riwayat
usia
hidup. Penelitian serupa yang dilakukan
2. Tindakan keperawatan Ners dan
oleh Hasmilasari (2010) membuktikan
terapi thought stopping memberikan
juga bahwa dengan terapi suportif tingkat
makna
ansietas pada ibu hamil mengalami
penurunan postpartum blues dan
penurunan. Sedangkan penelitian lainnya
tingkat
yang pernah dilakukan oleh Shechtman
dengan bayi prematur di ruang Perina
dan Katz (2007) membuktikan bahwa
– Nicu.
terapi kelompok suportif cukup efektif
untuk
menurunkan
tingkat
yang
signifikan terhadap
ansietas
ibu
postpartum
3. Tindakan keperawatan Ners juga
ansietas
memberikan makna yang signifikan
sekelompok remaja yang mengalami
terhadap penurunan postpartum blues
gangguan belajar dalam membangun
dan tingkat ansietas ibu postpartum
hubungan sosial dan persahabatan dengan
dengan bayi prematur di ruang
orang lain. Berdasarkan hasil tersebut
Perina-Nicu.
dapat disimpulkan bahwa terapi thought
Tindakan keperawatan Ners, terapi thought
stopping dan terapi suportif mampu
stopping dan terapi suportif memberikan
menurunkan postpartum blues dan tingkat
makna yang sangat signifikan terhadap
ansietas ibu postpartum dengan bayi
penurunan postpartum blues dan tingkat
prematur 2x lebih besar dibandingkan
ansietas ibu postpartum dengan bayi
hanya mendapat tindakan keperawatan
prematur
Ners.
dibandingkan
dua
kali
lebih
pemberian
besar
tindakan
keperawatan Ners.
KESIMPULAN
1. Karakteristik ibu postpartum dengan
bayi prematur di ruang Perina - Nicu
rata–rata
berusia
32
tahun,
pendidikan akademi / Perguruan
REFERENSI
Agustarika, B.(2009). Pengaruh Teraeitropi
Thought Stopping terhadap Ansietas
Klien dengan Gangguan Fisik di
35
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
RSUD. Kab.Sorong. FIK UI. Tesis.
Tidak dipublikasikan
childrearing family (6rd ed). USA:
Lippincott Williams & Wilkins Inc.
Bobak,I.,Lowdermilk, D.L., Jensen, M.D.,
& Perry, S.E., (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas. (4 ed).
(R.Komalasari, Penyunt., M.A.
Wijayarini, & P.I. Anugerah,
Penerjemah). Jakarta, Indonesia:
EGC
Stuart, G.W., Keliat, B.A. (2013). Prinsip
dan Praktik Keperawatan Kesehatan
Jiwa Stuart. (Edisi Indonesia).
Mosby. Elsevier
Eutrope, Thierry, Lempp, Laurence.
( 2014). Emotional Reactions of
Mothers
Facing
Premature
Births:Study of 100 Mother-Infant
Dyads 32 Gestational Weeks.
Journal Plos one, Vol.9, No.8
Lindberg, B., & Ohrling, K. (2008).
Experiences of Having a
Prematurely Born Infant From
The Perspective of Mothers in
Northern Sweden. International
Journal of Circumpolar Health, 67 (5),
461-471.
Syaifuddin. (2006). Buku Acuan Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Townsend, MC. (2009). Psychiatric Mental
Health
Nursing.
(6th
Ed).
Philadhelpia:Davis Company
Varcolis, E.M. (2006). Foundations of
Psychiatric Mental Health Nursing. A
Cliinical Approach, (5th ed), St.
Louis. Elsevier
Varney H, Jan M.K., Carolyn L.G. (2006).
Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi
4, volume 1. Jakarta : EGC
Melynk, B.A., et al. (2007). Reducing
Premature Infants Length of Stay
and Improving Parents Mental
Health Outcomes With The
Creating Opportunities for Parent
Empowerment (COPE) Neonatal
Intensive Care Unit Program: A
randomized, Controlled Trial.
Pediatrics, 118, 1414-1427.
Videbeck, S.L. (2011). Psychiatric Mental
Health
Nursing.
(4rd
Ed).
Philadhelpia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Murray, S. S., & Mckinney, E., S. (2007).
Foundations of Maternal-Newborn
Nursing. 4th edition. Singapore:
Sounders Elsivier.
WHO. ( 2010 ).Fenomena kematian bayi .
diakses tanggal 01 Maret 2015 .
http://health.detik.com
Viederman. (2008). A Model for
Interpretative
Supportive
Dynamic Psychotherapy. Journal of
Psychiatry 71(24). New York
WHO.
Naikare, V.R., Kale., P, Kanade., A.B.
(2015). Thought Stopping Activity
as Innovative Trend to Deal with
Stresses. Journal of Psychiatric
Nursing 2015; 4(2):63-66
Pilliteri, A. (2010). Maternal child health
nursing: Care of the Childbearing and
(2013).
Perawatan
Khusus
Optimalkan Bayi Prematur. Diakses
08
Maret
2015.
www.mediaindonesia.com
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
Penurunan Postpartum Blues Dan Ansietas Melalui Terapi Thought Stopping
Dan Terapi Suportif Pada Ibu Postpartum Dengan Bayi Prematur
Sri Laela1, Budi Anna Keliat2, Mustikasari3
Program Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Postpartum mothers with premature babies born sectio caesaria will require a more adaptation process
compared to normal postpartum mothers who gave birth to term infants. Postpartum mothers of premature
infants mostly are at risk for postpartum blues and anxiety. The purpose of this study identified the effect of
thought-stopping and supportive therapies on mothers of premature infants with postpartum blues and
maternal anxiety. The research design used quasi-experiment with control group pretest-posttest design with
consecutive sampling method. The research method used a quasi-experimental control group pretest-posttest
design with consecutive sampling. The sample in this study was postpartum mothers with premature baby
treated in Perina - Nicu room as many as 62 respondents, taken by convenience sampling. The instruments
used in this study are HARS and EPDS. The instruments used in this study are HARS and EPDS. The
results showed differences in postpartum blues and anxiety levels of postpartum mothers with premature
infants significant (p-value = 0.000) between the groups thought-stopping therapy and supportive therapy
with groups that receive nursing actions. Thought-stopping and supportive therapies can reduce mothers
postpartum blues and anxiety with preterm infants twice as large as Ners nursing care.
Keywords: Anxiety; postpartum blues;supportive therapy;thought stopping
ABSTRAK
Ibu postpartum dengan bayi prematur yang lahir secara sectio caesaria akan membutuhkan
proses adaptasi yang lebih dibandingkan dengan ibu postpartum normal yang melahirkan
bayi cukup bulan. Ibu postpartum dengan bayi prematur berisiko mengalami postpartum
blues dan ansietas.Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh terapi thought stopping dan
terapi suportif terhadap postpartum blues dan ansietas ibu postpartum dengan bayi prematur.
Desain penelitian yang digunakan quasi-experiment with control group pretest-posttest design dengan
metode consecutive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum dengan bayi
prematur yang dirawat di ruang Perina – Nicu sebanyak 62 responden, diambil melalui
convenience sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah HARS dan
EPDS.Hasil penelitian menunjukkan ada penurunan postpartum blues dan ansietas secara
bermakna (p-value= 0,000) pada kelompok yang mendapat tindakan keperawatan Ners,
terapi thought stopping dan terapi suportif, dan lebih besar penurunan secara bermakna
dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapat tindakan keperawatan Ners. Terapi
thought stopping dan terapi suportif mampu menurunkan postpartum blues dan ansietas ibu
postpartum dengan bayi prematur dua kali lebih besar dibanding pemberian tindakan
keperawatan Ners.
Kata kunci: Ansietas;postpartum blues;terapi suportif;thought stopping
27
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
PENDAHULUAN
prematur. Data badan kesehatan dunia
Periode postpartum merupakan masa
( WHO, 2013 ) menyatakan dari 100 bayi
krisis bagi ibu, suami dan keluarga akibat
yang lahir di Indonesia sebanyak 16 bayi
adanya perubahan fisik, psikologis dan
mengalami kelahiran prematur.
struktur keluarga yang membutuhkan
proses adaptasi atau penyesuaian (Murray
Riskesdas ( 2013 ) menyatakan bahwa
& McKinney, 2007). Proses adaptasi
prevalensi bayi dengan berat badan lahir
fisiologis dimulai sejak ibu melahirkan
rendah (BBLR) sebesar 11,1 % pada tahun
bayinya hingga kembalinya fungsi tubuh
2010. Angka kelahiran bayi prematur &
pada kondisi saat sebelum hamil, yaitu
BBLR
dalam kurun waktu 6 sampai 8 minggu
(Wijayanegara,2010 ) . Seperlima bayi yang
(Pilliteri, 2010).
lahir usia gestasi < 32 mg tidak bertahan
di
Indonesia
sekitar
27,9%
hidup ditahun pertama, sejumlah 75 – 80%
Ibu postpartum dengan bayi prematur
meninggal pada usia < 28 hari dan 0,3%
yang lahir secara sectio caesaria akan
kematian bayi yang lahir pada usia cukup
membutuhkan proses adaptasi yang lebih
bulan (Wijayanegara,2009).
dibandingkan dengan ibu postpartum
normal yang melahirkan bayi cukup bulan.
Ibu postpartum juga mengalami adaptasi
Hal ini dikarenakan ibu dengan post sectio
psikologis. Menurut Rubin dalam Varney
caesaria akan menjalani masa nifas dengan
(2007)
dua permasalahan, yaitu proses pemulihan
psikologis terbagi atas tiga fase, yaitu : fase
pasca persalinan dan penyembuhan luka
taking in (ketergantungan), fase taking hold
operasi yang terdapat di bagian abdomen
(ketergantungan mandiri) dan fase letting go
(Syaifuddin, 2006), dan ditambah lagi
(kemandirian), ketiga fase tersebut akan
dengan kondisi bayi prematur yang
terlewati dengan baik jika ibu postpartum
membutuhkan perawatan khusus.WHO
memperoleh dukungan sosial dari orang-
( 2010 ) memperkirakan 15 juta kelahiran
orang disekitarnya.Ibu postpartum yang
atau 12% dari semua kelahiran di dunia
gagal
adalah
tertinggi
menyebabkan postpartum blues (Bobak,
kelahiran prematur terjadi di India sekitar
2005). Gejala yang dimunculkan pada
11,9 % dan terendah terjadi di Eropa
postpartum blues seperti reaksi sedih,
6,2 %. Indonesia menempati urutan
mudah
kelima terbanyak dalam melahirkan bayi
tersinggung, perasaan labil, cenderung
prematur.
Tingkat
menyatakan
dalam
fase
menangis,
bahwa
taking
cemas,
adaptasi
In
akan
mudah
28
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
menyalahkan diri sendiri, merasa tidak
Terapi suportif merupakan suatu bagian
mampu, gangguan pola tidur, tidak nafsu
dari psikoterapi yang digunakan pada
makan. Gejala ini akan muncul setelah
komunitas
persalinan dan akan berlangsung dalam
(Viederman, 2008). Tujuan terapi suportif
rentang waktu 14 hari. Pada ibu primipara
yaitu meningkatkan individu yang suportif,
dan ibu post sectio caesaria rentan sekali
meningkatkan
terjadinya postpartum blues.
keterampilan koping dan menggunakan
berbasis
kesehatan
kekuatan
sumber-sumber
koping.
jiwa
individu,
Justifikasi
Ansietas merupakan gangguan psikososial
pemilihan kedua terapi ini dikarenakan
yang sering terjadi pada setiap individu
pada
(Videbeck,
yang
prematur ditemukan adanya pikiran yang
dilakukan oleh Eutrope, Thierry, Lempp,
mengganggu akibat kondisi bayi yang
Laurence,
Emotional
dirawat di Perina - Nicu yang membuat
Mothers Facing Premature
ansietas dan permasalahan yang dihadapi
Births:Study of 100 Mother-Infant Dyads 32
ibu postpartum dengan bayi prematur
Gestational Weeks, dihasilkan bahwa orang
tidak hanya saat bayi dirawat di Perina –
tua bayi prematur mengalami ansietas
Nicu, tetapi juga setelah bayi prematur
yang berhubungan dengan berat badan
pulang kerumah. Hal ini disebabkan
bayi yang rendah dan membutuhkan
karena
dukungan sosial sebelum pulang kerumah.
membutuhkan waktu yang cukup lama,
Reactions of
2011).
(2014)
Penelitian
tentang
ibu
postpartum
perawatan
dengan
bayi
bayi
prematur
sehingga ibu postpartum membutuhkan
Terapi individu yang efektif dalam
dukungan internal / eksternal secara terus
mengatasi ansietas adalah CT, BT, Thought
menerus.
stopping, dan CBT (Varcolis, 2006). Terapi
thought stopping merupakan sebuah tehnik
Untuk mengatasi masalah ansietas dan
penghentian pikiran yang dipelajari sendiri
mengetahui
oleh
dengan
ibu
postpartum
yang
dapat
apakah
bayi
ibu
postpartum
prematur
mengalami
digunakan ketika ingin menghilangkan
postpartum blues atau tidak , maka peneliti
pikiran yang mengganggu atau negatif dan
mengukur tanda – tanda ansietas dan
pikiran yang tidak diinginkan secara sadar
postpartum blues pada ibu postpartum
(Townsend, 2009).
dengan bayi prematur diruang Perina Nicu kemudian melakukan tindakan
keperawatan Ners, terapi thought stopping
29
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
dan terapi suportif.Pertanyaan penelitian
kehamilan berada pada usia kehamilan
yang muncul adalah apakah tindakan
36-37 minggu sebanyak 30 orang (48,3%).
keperawatan Ners, thought stopping dan
Riwayat persalinan paling banyak adalah
terapi
dalam
sectio caesarea yakni 43 (69,4%). Paritas
mengatasi postpartum blues dan ansietas
paling banyak adalah multipara sekitar
ibu postpartum dengan bayi prematur
37 orang (59,7%). Sistem pendukung
diruang Perina -Nicu ?
paling banyak adalah anggota keluarga
suportif
berpengaruh
sebanyak 49 orang (79%).
METODE PENELITIAN
Desain dalam penelitian ini menggunakan
Hasil
desain quasi-experiment with control group
postpartum berdasarkan usia, pendidikan,
pretest-posttest design yang melihat pengaruh
cara pembayaran, riwayat usia kehamilaan,
tindakan keperawatan Ners, terapi thought
paritas, riwayat persalinan dan sistem
stopping dan terapi suportif terhadap
pendukung didapatkan p value > 0,005
postpartum
ibu
sehingga disimpulkan bahwa karakteristik
postpartum dengan bayi prematur diruang
ibu postpartum pada kelompok intervensi
Perina Nicu. Metode sampling yang
setara dengan kelompok kontrol.
blues
dan
ansietas
uji
statistik
kesetaraan
ibu
digunakan adalah convenience sampling,
jumlah sampel 62 responden. Total waktu
Kondisi postpartum blues dan ansietas ibu
penelitian
postpartum
25
minggu,
yaitu
mulai
dengan
bayi
prematur
Desember - Juni 2016. Instrumen yang
sebelum dilakukan tindakan keperawatan
digunakan dalam penelitian ini adalah
Ners dan terapi thought stopping pada
HARS dan EPDS.
kelompok
intervensi
dan
tindakan
keperawatan Ners pada kelompok kontrol
didapatkan data bahwa rata-rata ibu
HASIL
Karakteristik
usia
postpartum
postpartum mengalami pospartum blues
rata-rata 32 tahun dengan usia termuda
sebesar 55,43% dan rata- rata tingkat
22 tahun dan usia tertua 39 tahun, tingkat
Ansietas sebesar 50,92% menunjukan
pendidikan
ansietas berat.
paling
ibu
banyak
adalah
akademik/ perguruan tinggi sebanyak
57 orang (95%), cara pembayaran paling
Hasil
banyak adalah asuransi sebesar 27 orang
postpartum berdasarkan pospartum blues
(43,5%), sebagian besar riwayat usia
dan ansietas didapatkan (p value > 0,05),
uji
statistik
kesetaraan
ibu
30
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
sehingga disimpulkan bahwa pospartum
ansietas sedang dan pospartum blues turun
blues dan ansietas kelompok intervensi
sebesar 12,68%. Nilai
setara dengan kelompok kontrol.
berada
pada
tesebut masih
rentang
postpartum
dilakukan
blues.Setelah
tindakan
Perbedaan postpartum blues dan ansietas
keperawatan Ners menunjukkan ada
ibu postpartum sebelum dan sesudah
penurunan rata – rata yang siginifikan
dilakukan tindakan keperawatan Ners,
pada ansietas sebesar 12,32% yang berarti
terapi thought stopping pada kelompok
dari ansietas berat menjadi ansietas sedang
intervensi dan tindakan keperawatan Ners
dan pospartum blues menurun 8,06%.
pada kelompok kontrol dapat terlihat
Nilai tesebut masih berada pada rentang
pada Tabel. 1
postpartum
tingkat
blues.Penurunan
postpartum blues dan ansietas pada
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan data
kelompok
bahwa
tindakan
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
keperawatan Ners dan terapi thought
dan terapi thought stopping lebih besar
stopping menunjukkan ada penurunan rata
secara bermakna dibandingkan dengan
rata yang siginifikan pada ansietas sebesar
yang
14,46% dari ansietas berat menjadi
keperawatan Ners (p value < 0,05).
setelah
dilakukan
hanya
ibu
postpartum
mendapatkan
yang
tindakan
Tabel.1 Perbedaan postpartum blues dan ansietas ibu postpartum antara sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan keperawatan Ners, terapi thought stopping dengan tindakan
keperawatan Ners (n=62)
Variabel
Mean
Mean
P value
Sebelum
Sesudah
Postpartum blues
Ners
PP.blues
PP.blues
0,038
Ners, TS
PP.blues
PP.blues
Ansietas
Ners
Berat
Sedang
0,032
Ners, TS
Berat
Sedang
Perbedaan postpartum blues dan ansietas
suportif pada kelompok intervensi dapat
ibu postpartum antara sesudah dilakukan
dilihat pada Tabel 2
tindakan keperawatan Ners, terapi thought
stopping dengan tindakan keperawatan
Hasil
Ners, terapi thought stopping dan terapi
menunjukkan bahwa setelah dilakukan
uji
statistik
pada
Tabel
2
31
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
tindakan keperawatan Ners, terapi thought
normal.Hasil
stopping dan terapi suportif ada penurunan
bahwa pemberian terapi thought stopping
rata – rata yang siginifikan pada ansietas
dan terapi suportif mampu menurunkan
sebesar 17,57% yang berarti dari ansietas
postpartum blues dan ansietas ibu
sedang menjadi ansietas normal
dan
postpartum 2x lebih besar dibandingkan
pospartum blues nilai menurun 16,33%,
dengan pemberian tindakan keperawatan
yang berarti dari kondisi postpartum blues
Ners.
menjadi
tidak
postpartum
blues
penelitian
menunjukan
/
Tabel. 2 Perbedaan Postpartum Blues dan Ansietas Ibu Postpartum antara Sesudah
Dilakukan Tindakan Keperawatan Ners, Terapi Thought Stopping dengan Tindakan
Keperawatan Ners, Terapi Thought Stopping dan Terapi Suportif Pada Kelompok
Intervensi
Variabel
Mean
SD
P.Value
Postpartum blues
Sesudah (, Ners, TS)
PP.blues
3,049
0,000
Sesudah (Ners, TS, S)
Normal
3,294
Ansietas
Sesudah (Ners, TS)
Sedang
4,089
0,000
Sesudah (Ners, TS, S)
Normal
4,856
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian
bahwa
mereka mengalami kesulitan menjadi
sebelum dilakukan tindakan keperawatan
seorang ibu pada masa awal pasca
Ners
stopping
melahirkan. Ibu mengalami perasaan
ibu
kecemasan dengan adanya pemisahan dari
postpartum dengan bayi prematur diruang
bayinya.Penelitian Melynk, Feinstein &
Perina – Nicu
mengalami postpartum
Fairbanks, (2007) menyebutkan bahwa
blues dan ansietas berat.Hasil penelitian
hospitalisasi perawatan di ruang Nicu
yang berjudul “Experiences of having a
berdampak negatif bagi kondisi psikologis
prematurely born infant from the perspective of
orang
mothers in Northern Sweden”, yang dilakukan
prematur di kemudian hari. Dampak
oleh Lindberg dan
Ohrling
(2008)
negatif tersebut antara lain ansietas tingkat
menguatkan
penelitian
ini.
tinggi dan gejala depresi, kehilangan
Didapatkan hasil bahwa ibu tidak siap
kepercayaan diri dalam perawatan bayi
memiliki bayi yang lahir prematur dan
karena kurangnya informasi.
dan
menunjukan
terapi
menunjukan
bahwa
hasil
Thought
semua
tua
dan
perkembangan
bayi
32
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
Pengaruh tindakan keperawatan Ners
penelitian
dan terapi thought stopping terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Agustarika
postpartum blues dan ansietas ibu
(2009) tentang pengaruh terapi thought
postpartum dengan bayi prematur
stopping terhadap tingkat ansietas pada
Postpartum blues pada ibu postpartum
klien dengan penyakit fisik di RSUD
dengan bayi prematur yang mendapatkan
Sorong menyebutkan bahwa adanya
tindakan keperawatan Ners dan terapi
penurunan ansietas secara bermakna pada
thought stopping terjadi penurunan nilai
klien yang mendapat terapi thought stopping
postpartum blues sebesar 12,68% yang
yang meliputi respon fisiologis, kognitif,
artinya masih postpartum blues dan pada
perilaku dan emosi. Penelitian lain yang
ibu postpartum yang tidak mendapatkan
mendukung hasil penelitian ini adalah
terapi thought stopping penurunan nilai
penelitian Bakker (2009) ”In defence of
postpartum blues
thought stopping”, dihasilkan bahwa thought
artinya
masih
sebesar 8,06%, yang
postpartum
blues.
ini
sejalan
dengan
hasil
stopping mampu menekan tingkat ansietas
Penurunan nilai postpartum blues pada
dan
kelompok
yang
Penelitian yang sejalan dengan penelitian
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
ini juga dilakukan oleh Naikare & Kale
dan terapi thought stopping lebih besar
(2015)
secara bermakna dibandingkan dengan
Innovative Trend to Deal with Stresses”,
yang hanya mendapatkan
dihasilkan bahwa tehnik penghentian
ibu
postpartum
tindakan
keperawatan Ners (p-value < 0,05).
meningkatkan
”Thought
koping
Stopping
individu.
Activity
as
pikiran mampu mengendalikan tingkat
stres pekerja industri.
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
ansietas pada ibu postpartum yang
Berdasarkan
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
disimpulkan bahwa tindakan keperawatan
dan
terjadi
Ners dan terapi thought stopping mampu
penurunan nilai ansietas sebesar 14,46%,
menurunkan postpartum blues dan tingkat
yang artinya dari ansietas berat menjadi
ansietas ibu postpartum dengan bayi
sedang dan pada ibu postpartum yang
prematur. Penurunan tingkat ansietas
tidak mendapatkan terapi thought stopping
pada kelompok ibu postpartum yang
penurunan nilai ansietas sebesar 12,32%,
mendapatkan tindakan keperawatan Ners
yang artinya dari ansietas berat menjadi
dan terapi thought stopping lebih besar
sedang.Penurunan tingkat ansietas pada
secara bermakna dibandingkan dengan
terapi
thought
stopping
data
tersebut
dapat
33
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
yang hanya mendapatkan
tindakan
keperawatan Ners.
tingkat ansietas pasien kanker leher rahim
di ruang kandungan RSU Dr Soetomo
Surabaya.Berdasarkan data tersebut dapat
Pengaruh tindakan keperawatn Ners
blues
disimpulkan bahwa tindakan keperawatan
dan
Ners dapat menurunkan nilai postpartum
ansietas ibu postpartum dengan bayi
blues dan tingkat ansietas pada ibu
prematur
postpartum dengan bayi prematur.
terhadap
Hasil
postpartum
penelitian
menunjukkan
ada
penurunan rata – rata yang siginifikan
Pengaruh tindakan keperawatan Ners,
pada ansietas dari ansietas berat menjadi
thought stopping dan terapi suportif
ansietas sedang dan nilai pospartum blues
terhadap
setelah
ansietas ibu postpartum dengan bayi
tindakan
keperawatan
Ners
postpartum
blues
dan
menurun 8,06%, yang artinya masih
prematur.
postpartum
ini
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Ners, terapi thought stopping dan terapi
oleh Bektas (2008) yang menyebutkan
kelompok
bahwa pendidikan kesehatan mempunyai
menunjukkan ada penurunan rata – rata
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
yang lebih siginifikan pada ansietas
ansietas..
Sebuah
sebesar 32,14% yang berarti dari ansietas
dilakukan
oleh
blues.Hasil
penelitian
penelitian
yang
Fiandini
(2010)
suportif
hasil
penelitian
berat menjadi ansietas normal
dan
menemukan bahwa relaksasi nafas dalam
pospartum blues nilai menurun 29,03%,
mampu secara efektif menurunkan tingkat
yang berarti dari kondisi postpartum blues
ansietas pasien pre operasi di ruang bedah.
menjadi normal atau tidak postpartum
Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan
blues.Dochterman
Prawitasari (2002) yang mengungkapkan
bahwa salah satu psikoterapi yang dapat
bahwa
dapat
dipergunakan untuk mengatasi ansietas
digunakan sebagai keterampilan koping
terutama pada masalah emosional dan
yang
berfokus pada bagaimana memfasilitasi
teknik
aktif
relaksasi
dalam
juga
kondisi
ansietas.
menjelaskan
Penelitian tentang teknik reduksi ansietas
klien
lainnya, diungkapkan pula oleh Mu`afiro
mempergunakan suport sistem yang
(2004). Hasil dari penelitian tersebut
mampu dijangkau adalah terapi suportif.
membuktikan bahwa teknik hipnotis lima
jari cukup efektif untuk menurunkan
untuk
(2008)
mengenal
dan
34
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
Penelitian lain yang mendukung hasil
Tinggi, cara pembayaran asuransi,
penelitian ini adalah penelitian yang
paritas
dilakukan oleh Banowati (1989). Banowati
kehamilan 36-37 minggu, riwayat
menyatakan bahwa psikoterapi suportif
persalinan SC, sumber pendukung
yang dilakukan pada pasien hemiparase
yang didapat dari keluarga, mayoritas
mampu menurunkan derajat depresi dan
mengalami postpartum blues dan
ansietas serta meningkatkan semangat
ansietas berat.
multipara,
riwayat
usia
hidup. Penelitian serupa yang dilakukan
2. Tindakan keperawatan Ners dan
oleh Hasmilasari (2010) membuktikan
terapi thought stopping memberikan
juga bahwa dengan terapi suportif tingkat
makna
ansietas pada ibu hamil mengalami
penurunan postpartum blues dan
penurunan. Sedangkan penelitian lainnya
tingkat
yang pernah dilakukan oleh Shechtman
dengan bayi prematur di ruang Perina
dan Katz (2007) membuktikan bahwa
– Nicu.
terapi kelompok suportif cukup efektif
untuk
menurunkan
tingkat
yang
signifikan terhadap
ansietas
ibu
postpartum
3. Tindakan keperawatan Ners juga
ansietas
memberikan makna yang signifikan
sekelompok remaja yang mengalami
terhadap penurunan postpartum blues
gangguan belajar dalam membangun
dan tingkat ansietas ibu postpartum
hubungan sosial dan persahabatan dengan
dengan bayi prematur di ruang
orang lain. Berdasarkan hasil tersebut
Perina-Nicu.
dapat disimpulkan bahwa terapi thought
Tindakan keperawatan Ners, terapi thought
stopping dan terapi suportif mampu
stopping dan terapi suportif memberikan
menurunkan postpartum blues dan tingkat
makna yang sangat signifikan terhadap
ansietas ibu postpartum dengan bayi
penurunan postpartum blues dan tingkat
prematur 2x lebih besar dibandingkan
ansietas ibu postpartum dengan bayi
hanya mendapat tindakan keperawatan
prematur
Ners.
dibandingkan
dua
kali
lebih
pemberian
besar
tindakan
keperawatan Ners.
KESIMPULAN
1. Karakteristik ibu postpartum dengan
bayi prematur di ruang Perina - Nicu
rata–rata
berusia
32
tahun,
pendidikan akademi / Perguruan
REFERENSI
Agustarika, B.(2009). Pengaruh Teraeitropi
Thought Stopping terhadap Ansietas
Klien dengan Gangguan Fisik di
35
Jurnal Care Vol .6, No.1,Tahun 2018
RSUD. Kab.Sorong. FIK UI. Tesis.
Tidak dipublikasikan
childrearing family (6rd ed). USA:
Lippincott Williams & Wilkins Inc.
Bobak,I.,Lowdermilk, D.L., Jensen, M.D.,
& Perry, S.E., (2005). Buku ajar
keperawatan maternitas. (4 ed).
(R.Komalasari, Penyunt., M.A.
Wijayarini, & P.I. Anugerah,
Penerjemah). Jakarta, Indonesia:
EGC
Stuart, G.W., Keliat, B.A. (2013). Prinsip
dan Praktik Keperawatan Kesehatan
Jiwa Stuart. (Edisi Indonesia).
Mosby. Elsevier
Eutrope, Thierry, Lempp, Laurence.
( 2014). Emotional Reactions of
Mothers
Facing
Premature
Births:Study of 100 Mother-Infant
Dyads 32 Gestational Weeks.
Journal Plos one, Vol.9, No.8
Lindberg, B., & Ohrling, K. (2008).
Experiences of Having a
Prematurely Born Infant From
The Perspective of Mothers in
Northern Sweden. International
Journal of Circumpolar Health, 67 (5),
461-471.
Syaifuddin. (2006). Buku Acuan Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Townsend, MC. (2009). Psychiatric Mental
Health
Nursing.
(6th
Ed).
Philadhelpia:Davis Company
Varcolis, E.M. (2006). Foundations of
Psychiatric Mental Health Nursing. A
Cliinical Approach, (5th ed), St.
Louis. Elsevier
Varney H, Jan M.K., Carolyn L.G. (2006).
Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi
4, volume 1. Jakarta : EGC
Melynk, B.A., et al. (2007). Reducing
Premature Infants Length of Stay
and Improving Parents Mental
Health Outcomes With The
Creating Opportunities for Parent
Empowerment (COPE) Neonatal
Intensive Care Unit Program: A
randomized, Controlled Trial.
Pediatrics, 118, 1414-1427.
Videbeck, S.L. (2011). Psychiatric Mental
Health
Nursing.
(4rd
Ed).
Philadhelpia: Lippincott Williams
& Wilkins.
Murray, S. S., & Mckinney, E., S. (2007).
Foundations of Maternal-Newborn
Nursing. 4th edition. Singapore:
Sounders Elsivier.
WHO. ( 2010 ).Fenomena kematian bayi .
diakses tanggal 01 Maret 2015 .
http://health.detik.com
Viederman. (2008). A Model for
Interpretative
Supportive
Dynamic Psychotherapy. Journal of
Psychiatry 71(24). New York
WHO.
Naikare, V.R., Kale., P, Kanade., A.B.
(2015). Thought Stopping Activity
as Innovative Trend to Deal with
Stresses. Journal of Psychiatric
Nursing 2015; 4(2):63-66
Pilliteri, A. (2010). Maternal child health
nursing: Care of the Childbearing and
(2013).
Perawatan
Khusus
Optimalkan Bayi Prematur. Diakses
08
Maret
2015.
www.mediaindonesia.com