DIDIK KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
IBADAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
THE POWER OF TWO PADA PESERTA
DIDIK KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH
AMBARBINANGUN KASIHAN BANTUL
YOGYAKARTA
Oleh Marwanti
Guru SDM Ambarbinangun
e-mail : marwanti_m@yahoo.com

ABSTRACT
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui strategi
pembelajaran The Power of Two pada mata pelajaran ibadah kelas IV A di SDM Ambarbinangun.
Minat belajar siswa diukur dari tingkat kesiapan, perhatian dan keaktifan siswa. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi, observasi, angket dan evaluasi. Data
berasal dari studi dokumentasi, hasil observasi, angket dan evaluasi. Analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi The Power of Two dapat
meningkatkan minat belajar ibadah siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Ambarbinangun. Hal ini
nampak dari peningkatan kesiapan, perhatian dan keaktifan siswa selama pembelajaran. Dari hasil
evaluasi berupa tes tertulis dan unjuk kerja dzikir sesudah shalat menunjukkan adanya pengaruh
positif peningkatan minat belajar terhadap hasil belajar siswa.

Kata kunci: The Power of Two, minat belajar

43

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang No. 20
tahun 2013, pendidikan adalah usaha
sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Di dalam
tujuan pendidikan tersebut terkandung
makna bahwa pendidikan agama berkedudukan sangat penting dalam pendidikan di Indonesia.
Dalam sistem pendidikan Muhammadiyah, PAI secara khusus dipelajari
secara sistematis dalam mata pelajaran Al-Islam, Kemuhammadiyahan
dan Bahasa Arab (ISMUBA). Karena
itu, pendidikan ISMUBA merupakan muatan pendidikan pokok dalam
sistem Pendidikan Muhammadiyah.
Mata pelajaran ISMUBA memiliki

fungsi utama membina, mengantarkan
peserta didik menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia, mengamalkan agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari,
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Ruang lingkup Pendidikan Al-Islam, Kemuhammadiyahan,
dan Bahasa Arab meliputi: Al-Qur’an/
Al-Hadits, Aqidah, Akhlak, Ibadah/
Mu’amalah, Tarikh, Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab ( Tim Kurikulum
ISMUBA Dikdasmen PWM : 2012)
Pendidikan Al-Islam diarahkan
pada pengenalan, pemahaman dan
penghayatan serta pengamalan ajaran
44

Islam yang menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan manusia dengan Allah SWT.,
hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan
diri sendiri dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya sesuai AlQur’an dan As-Sunnah.

Tujuan utama pendidikan PAI aspek ibadah di sekolah dasar adalah
bahwa peserta didik yang lulus dari
sekolah dasar harus mampu dan terbiasa melaksanakan shalat, sementara
peserta didik di SD Muhammadiyah
Ambarbinangun diharapkan memiliki nilai lebih yaitu selain mampu dan
terbiasa melaksanakan shalat, peserta
didik juga mampu dan mengamalkan
dzikir sesudah shalat.
Tujuan pembelajaran ibadah Kelas IV semester 1 pada materi dzikir
sesudah shalat adalah peserta didik
dapat menjelaskan, melafalkan dan
melaksanakan dzikir sesudah shalat.
Karena setiap peserta didik memiliki gaya belajar dan kemampuan belajar yang berbeda, maka guru harus
mampu mengemas pembelajaran yang
mampu meningkatkan minat sehingga
akan berdampak pada hasil belajarnya.
Pada kenyataannya, kondisi peserta didik kelas IV SD Muhammadiyah Ambarbinangun jauh dari ideal.
Pencapaian hasil belajar materi dzikir
sesudah shalat peserta didik masih
rendah ( rata-rata kelas pada tahun

2012/2013 adalah 63,8), dari KKM
yang ditetapkan 77. Jumlah peserta
didik yang mencapai dan melampaui
KKM kurang dari 75 % yaitu hanya
4 peserta didik yang melampaui KKM
dan 17 peserta didik di bawah KKM.

Marwanti - Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ibadah Melalui Strategi Pembelajaran The Power ....

Beberapa kemungkinan penyebab
rendahnya pencapaian hasil belajar
pada materi dzikir sesudah shalat adalah peserta didik kesulitan mempelajari materi, suasana kelas kurang menumbuhkan minat peserta didik, serta
strategi pembelajaran yang digunakan
masih berpusat pada guru sehingga belum memfasilitasi pemerolehan kompetensi yang diharapkan.
Kondisi demikian apabila dibiarkan akan berdampak buruk terhadap
kualitas pembelajaran al-Islam di
Kelas IV tersebut khususnya, dan di
SD Muhammadiyah Ambarbinangun
secara keseluruhan. Padahal, materi
dzikir sesudah shalat merupakan salah

satu materi esensial dalam kurikulum
di SD Muhammadiyah Ambarbinangun yang diharapkan menjadi nilai lebih lulusannya.
Salah satu alternatif pemecahan
masalah di atas adalah penerapan strategi The Power of Two dengan tujuan
untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan
keuntungan sinergi itu. (Mel Silberman, 2002: 153). Prosedur strategi
The Power of Two yaitu siswa diberi
pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran, siswa menjawab secara
individu, siswa sharing secara berpasangan, siswa merumuskan jawaban
baru, kemudian jawaban masing-masing pasangan dibandingkan. Dalam
penelitian ini penulis mengembangkan
prosedur The Power of Two untuk materi dzikir sesudah shalat dengan langkah-langkah: pemberian tugas secara
individu, siswa sharing menyelesaikan tugas secara berpasangan, siswa
merumuskan hasil sharing kemudian

mengkomunikasikan di depan kelas
untuk dibandingkan dengan hasil pasangan yang lain.
Penggunaan strategi The Power
of Two akan mendorong siswa untuk
lebih tertarik terhadap kegiatan belajar; karena strategi ini berpusat kepada

siswa dan siswalah yang akan melakukan pembelajaran itu sendiri. Kesulitan siswa akan menjadi berkurang
karena tugas yang semula diselesaikan secara individu, selanjutnya akan
dibahas pada saat sharing dengan temannya secara berpasangan. Dengan
demikian, siswa akan memusatkan
perhatian terhadap pembelajaran yang
sedang dilakukan. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan karena
ada kegiatan sharing secara berpasangan. Ketika pembelajaran menyenangkan, kemungkinan mencapai hasil belajar yang diharapkan semakin
besar, sehingga akan menimbulkan
kepuasan dalam diri siswa. Maka dari
hal tersebut di atas, peneliti menerapkan strategi The Power of Two dalam
rangka meningkatkan minat belajar
siswa.
Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang
menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif sehingga dipilih
kegiatan yang menyenangkan yang
akan mendatangkan kepuasan dalam
dirinya ( Susanto, 2013: 58). Menurut
Rosyidah, timbulnya minat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pertama
yang berasal dari pembawaan, biasanya dari faktor pembawaan; kedua
timbul karena ada pengaruh dari luar

diri individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan (Susanto, 2013: 60).
45

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

Gagne juga membedakan sebab timbulnya minat karena dua hal yaitu: minat spontan tanpa dipengaruhi pihak
luar dan minat terpola sebagai akibat
pengaruh kegiatan terrencana dan terpola. (Susanto, 2013: 60-61). Menurut
Sukartini (Susanto, 2013: 64), analisis
kegiatan yang bisa dijadikan kegiatan
kesenangan ada empat hal: keinginan
untuk memiliki sesuatu, kegiatan yang
disenangi, kegiatan untuk memperoleh yang disenangi, dan upaya untuk
merealisasikan kesenangan.
Ciri-ciri minat menurut Elizabet
Hurlock (Susanto, 2013 : 62-63) ada
tujuh; yang berhubungan dengan kegiatan belajar antara lain: minat tergantung pada kegiatan pembelajaran,
kesiapan belajar adalah penentunya;
minat tergantung pada kesempatan belajar; minat berbobot emosional, bila

obyek yang dihayati berharga, akan
timbul kesenangan dan dapat diminati; minat berbobot egosentris yaitu
perasaan senang akan menimbulkan
hasrat untuk memilikinya. Dengan demikian strategi the power of two dirancang sebagai kegiatan pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga
akan membuat siswa senang belajar
materi dzikir, berusaha memiliki kemampuan berdzikir sesudah shalat
yang akhirnya akan diperoleh kompetensi yang diharapkan yaitu melakukan dzikir sesudah shalat.
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus sampai
tercapai tujuan penelitian yaitu meningkatkan minat belajar siswa. Pene46

litian dilakukan pada bulan Oktober
2013 di SD Muhammadiyah Ambarbinangun, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subjek penelitiannya
adalah 22 peserta didik yang terdiri
dari 10 peserta didik perempuan dan
12 peserta didik laki-laki.
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah: pertama dengan
dokumentasi hasil belajar kelas IV
tahun ajaran 2012/2013 sebagai dasar perbaikan pembelajaran di tahun
2013/2014; kedua dengan observasi

oleh peneliti dan seorang guru kolaborator; ketiga dengan evaluasi berupa
tes dan penilaian unjuk kerja. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan
analisis diskriptif. Sebagai alat ukur
keberhasilan penelitian ditentukan
indikator kinerja yaitu siswa merasa
senang dengan kegiatan pembelajaran
yang ditandai dengan adanya perhatian dan keaktifan siswa dalam belajar.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart, prosedur penelitian menggunakan empat aspek Penelitian Tindakan
Kelas yaitu : Perencanaan, Tindakan,
Observasi, Refleksi (Kunandar, 2010:
70-75). Kegiatan perencanaan membuat langkah-langkah the power of two
dalam pembelajaran, menjelaskan kepada siswa kegiatan yang harus dilakukan, menyiapkan materi untuk tugas
individu siswa ( kertas untuk menempelkan kalimat dzikir), lembar observasi, dan angket.
Dalam kegiatan tindakan, guru
memberikan tugas individual siswa
untuk menemukan bunyi lafal dzikir
sesudah shalat dalam potongan kertas
yang diacak ( memasangkan antara
nama bacaan dzikir dan bunyinya),


Marwanti - Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ibadah Melalui Strategi Pembelajaran The Power ....

kemudian siswa duduk berpasangan
untuk mensharingkan jawaban masing-masing. Setelah siswa saling berbagi jawaban, siswa membandingkan
dengan pasangan lain dengan cara perwakilan siswa presentasi ke depan dan
siswa lain menanggapi.
Pengamatan dilakukan oleh guru
dan observer dengan mengamati proses yaitu kondisi awal dengan study
dokumen hasil pembelajaran ibadah
tahun pelajaran sebelumnya; pengamatan saat berlangsungnya penerapan
strategi the power of two mulai dari
persiapan, perhatian siswa dan keaktifannya dengan instrumen yang telah disiapkan, serta pengamatan hasil
(output) dengan melihat hasil evaluasi. Selain itu juga dilakukan observasi terhadap guru untuk mengetahui
implementasi strategi the power of two
di kelas, serta pengamatan terhadap
siswa dengan instrumen pengamatan.
Refleksi dilakukan oleh guru dan
observer dengan membahas hasil pengumpulan data pada setiap siklus serta
menganalisis perubahan yang terjadi untuk memutuskan apakah siklus

akan dilanjutkan atau dihentikan. Observer adalah sesama guru Ismuba di
SD Muhammadiyah Ambarbinangun
yang berkedudukan sebagai kolaborator. Refleksi dilakukan pada hari
yang sama di luar jam sekolah agar
tidak mengganggu kegiatan guru dan
observer. Refleksi dilakukan pada hari
yang sama agar hal-hal yang terjadi
saat berlangsungnya tindakan tidak
ada yang terlewat. Penelitian dianggap
berhasil bila perhatian dan keaktifan
siswa menunjukkan peningkatan dari
siklus pertama dan selanjutnya.

Apabila siklus I belum mencapai
indikator yang diharapkan atau belum
bisa mengatasi masalah maka perlu dilanjutkan siklus II, demikian pula bila
terjadi pada siklus II tersebut belum
mampu meningkatkan minat belajar,
dilanjutkan penelitian pada siklus III
dan seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang signifikan dalam pemecahan masalah.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian diawali dengan study
dokumentasi yang diperoleh data bahwa pencapaian hasil belajar materi
dzikir sesudah shalat peserta didik masih rendah ( rata-rata kelas pada tahun
2012/2013 adalah 63,8), dari KKM
yang ditetapkan 77. Jumlah peserta
didik yang mencapai dan melampaui
KKM kurang dari 75 % yaitu hanya
4 peserta didik yang melampaui KKM
dan 17 peserta didik di bawah KKM.
Berdasarkan latar belakang masalahnya, peneliti melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan strategi The
Power of Two untuk meningkatkan
minat belajar siswa.
Siklus pertama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Pada tahap perencanaan, guru
mempersiapkan materi, format observasi pembelajaran, observasi guru,
angket peserta didik, potongan kertas
berisi bunyi dzikir dan nama bacaannya yang disusun acak, lembaran
kertas setengah folio untuk tempat
menempel bacaan dzikir serta kamera
untuk mendokumentasikan.
47

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

Pada tahap pelaksanaan tindakan
dan observasi, dilakukan langkahlangkah: guru melakukan tanya jawab tentang pengertian dzikir untuk
mengetahui kemampuan awal siswa,
menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kegiatan yang akan dilakukan dengan
strategi the power of two. Pelaksanaan
strategi the power of two pada siklus
pertama ini adalah: guru memberikan
tugas individu memasangkan nama
bacaan dzikir dan bunyi bacaannya
kemudian menempelkan pada lembar
kertas yang telah disiapkan, setelah
semua selesai, peserta didik diminta
sharing jawaban secara berpasangan,
saling mendiskusikannya dan merumuskan bersama jawaban yang baru/
benar, kemudian secara perwakilan
peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya sedangkan pasangan lain
membandingkan dengan hasil pekerjaannya dan menanggapi presentasi
pasangan lain tersebut.
Hasil observasi pada siklus pertama tampak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Tingkat kesiapan siswa siklus 1
Tingkat kesiapan
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Frekuensi
Prosentase
(jumlah siswa)
2
9,52%
16
76,19 %
3
14,28%
0
0%

Kesiapan siswa dalam pembelajaran terlihat dari antusias siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan
yang akan dilakukan. Kesiapan siswa
juga tampak dari sikap semangat mengikuti kegiatan pendahuluan dalam
pembelajaran.

48

Tabel 2. Tingkat perhatian siswa siklus 1
Tingkat
perhatian
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Frekuensi
(jumlah siswa)
0
20
1
0

Prosentase
0%
95,24 %
4, 762 %
0%

Perhatian siswa siklus pertama ini
ditunjukkan dengan sikap tubuh siswa yang fokus menyimak penjelasan
guru, dan fokus menyimak presentasi
pasangan setelah sharing. Perhatian
yang focus menunjukkan siswa tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Kesiapan siswa tidak ada yang mencapai
tingkat sangat baik kemungkinan dikarenakan masih terbawa kebiasaan
belajar yang belum aktif.
Tabel 3. Tingkat keaktifan siswa siklus 1
Tingkat keaktifan
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Frekuensi
Prosentase
(jumlah siswa)
0
0%
16
76,19 %
0
0%
5
23,81%

Keaktifan siswa diamati ketika
siswa menyelesaikan tugas individu
dengan serius, berusaha menyelesaikan tugasnya, dan aktif dalam kegiatan sharing, serta aktif menanggapi
presentasi temannya. Dalam aspek
keaktifan, tidak ada siswa yang mencapai tingkat sangat baik dikarenakan
siswa belum memiliki kebiasaan belajar aktif, karena selama ini lebih sering
menerima pelajaran dari guru. Begitu
juga untuk siswa yang perlu perhatian
khusus dalam hal kedisiplinan belajar
masih berada pada tingkat kurang dalam keaktian. Hal ini dimungkinkan
karena kemampuan berkomunikasi

Marwanti - Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ibadah Melalui Strategi Pembelajaran The Power ....

dengan teman belum menjadi kebiasaan dlam belajar.
Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran siklus satu ada 21
siswa, karena seorang siswa tidak hadir. Dari tabel 1, 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa kesiapan, perhatian dan
keaktifan siswa sudah mulai tampak,
walaupun ada beberapa siswa yang
belum menunjukkan perilaku tersebut.
Hasil angket menunjukkan bahwa
menurut peserta didik cara guru menyampaikan materi mudah diterima
(100%), cara menjelaskan tugas mudah diterima(100%), kegiatan belajar
menyenangkan (100%), tugas menarik
dan menantang (95,24 % ), cara belajar
membuat peserta didik bersemangat
(100%), dan yang berpendapat metode belajar memudahkan peserta didik
dalam memahami materi ada 95,24 %
Beberapa catatan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu
adanya peserta didik yang belum aktif
dalam aktifitas sharing, sehingga perlu dianalisis penyebabnya agar mereka
bisa aktif belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
yaitu: perencanaan dengan perbaikan
berdasarkan siklus I, format observasi pembelajaran, observasi guru, angket peserta didik, lembar kerja siswa
untuk mengukur pemahaman materi
dzikir sesudah shalat, dan instrument
penilaian unjuk kerja hafalan dzikir
sesudah shalat, serta kamera untuk
mendokumentasikan.
Setelah perencanaan dilanjutkan
dengan pelaksanaan tindakan yaitu:
peserta didik diberi tugas menghafalkan bacaan dzikir secara individual,

setelah beberapa waktu yang ditentukan, peserta didik diminta sharing
berpasangan melafalkan bacaan dzikir, kemudian secara perwakilan peserta didik membaca lafal dzikir di
depan kelas, peserta didik yang lain
membandingkan dengan hafalannya
dan menanggapi apakah sudah benar
lafalnya atau belum.
Untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan
guru dan aktivitas peserta didik pada
siklus II dapat kita lihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Tingkat kesiapan siswa
Tingkat kesiapan
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Prosentase
siklus I
9,52%
76,19 %
14,28%
0%

Prosentase
siklus II
40,91%
45,45%
14,28%
0%

Tingkat kesiapan belajar siswa
pada siklus II telah mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus
II, terutama pada siswa yang mencapai tingkat baik menjadi sangat baik,
walaupun masih ada siswa yang cukup
dalam tingkat kesiapan belajar, dan hal
inilah yang memerlukan perhatian dari
guru. Namun secara umum, sudah ada
peningkatan dari aspek kesiapan siswa, sehingga indikator minat dari sisi
kesiapan sudah tercapai.
Tabel 5 Tingkat perhatian siswa siklus 2
Tingkat perhatian
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Prosentase
siklus I
0%
95,24 %
4, 762 %
0%

Prosentase
siklus II
54,54%
22,72 %
22,72 %
0%

49

T a j d i d u k a s i , Volume V, No. 1 Januari 2015

Tabel di atas menunjukkan bahwa
perhatian siswa ada peningkatan dari
yang baik menjadi sangat baik, tetapi
ada penurunan juga dari siswa yang
mencapai tingkat perhatian baik menjadi cukup baik. Hal ini dimungkinkan
karena siswa mulai jenuh dengan metode yang diterapkan
Tabel 6. Tingkat keaktifan siswa siklus 2
Tingkat keaktifan
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Prosentase
siklus I
0%
76,19 %
0%
23,81%

Prosentase
siklus II
50 %
31,81 %
18,18%
0%

Dari tabel di atas terlihat bahwa
ada peningkatan keaktifan yang signifikan dalam siklus II. Sehingga sebagai indikator peningkatan minat telah
tercapai. Berdasarkan data siklus 1
dan 2 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kesiapan, perhatian
dan keaktifan siswa. Dengan meningkatnya perhatian dan keaktifan siswa
berarti penerapan strategi the power of
two dapat dikatakan berhasil meningkatkan minat belajar. Sebagaimana
ciri-ciri minat menurut Elizabet Hurlock (Susanto, 2013 : 62-63) terlihat
dari kegiatan pembelajaran, kesiapan
belajar, timbul kesenangan sehingga
diminati; yang menimbulkan hasrat
untuk memilikinya, maka pelaksanaan
pembelajaran ibadah dengan strategi the power of two telah dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
meningkatkan kesiapan belajar siswa,
suasana menyenangkan karena siswa
saling berbagi dan membandingkan,
dan menimbulkan semangat siswa untuk bisa mencapai kompetensi mela50

kukan dzikir sesudah shalat.
Tabel 7. Hasil tes tertulis pemahaman
bacaan dzikir sesudah shalat
Nilai Frekuensi
Keterangan
90
9
Tuntas
80
8
Tuntas
70
2
Tidak tuntas
60
1
Tidak tuntas
50
1
Tidak tuntas
40
1
Tidak tuntas

Prosentase
77,27 %

22,73 %

Tabel hasil tes tertulis di atas menunjukkan bahwa ada 17 siswa dari 22
siswa yang tuntas, dan 5 siswa yang
tidak tuntas sehingga membutuhkan
perhatian guru. Namun bila dilihat
dari prosentase pencapaiann kelas,
maka rata-rata kelas telah melampaui
KKM yang ditetapkan yaitu 77.
Tabel 8. Nilai unjuk kerja dzikir sesudah
shalat
Nilai
77-100
60-76

Frekuensi (ju- Keterangan Prosentase
mlah siswa)
19
Tuntas
86,36 %
3
Tidak tuntas 13,64 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 86,36 % siswa tuntas dalam
unjuk kerja dzikir sesudah shalat. Bila
dibandingkan hasil studi dokumen
hasil belajar siswa tahun 2012/2013
bahwa hanya 4 siswa dari 21 siswa
yang mencapai KKM (19,05 % ), al
ini menunjukkan bahwa ketika minat
belajar meningkat berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Berdasarkan
pembahasan di atas maka tujuan penelitian telah tercapai yaitu terjadinya
peningkatan minat belajar siswa pada
mata pelajaran ibadah, sehingga siklus
dihentikan dan penelitian selesai.

Marwanti - Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ibadah Melalui Strategi Pembelajaran The Power ....

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi The Power of Two dapat
meningkatkan minat belajar ibadah
siswa kelas IV A SD Muhammadiyah
Ambarbinangun. Hal ini nampak dari
peningkatan kesiapan, perhatian dan
keaktifan siswa selama pembelajaran.
Dari hasil evaluasi berupa tes tertulis
dan unjuk kerja dzikir sesudah shalat
menunjukkan adanya pengaruh positif peningkatan minat belajar terhadap hasil belajar siswa baik dari ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
DAFTAR REFERENSI
Asmani, Jamal Makmur. 2012. 7 Tips
Aplikasi PAKEM. Jakarta: Diva
Press.
Dirjen Kelembagaan Islam..2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Guru. Jakarta : Dirjen Kelembagaan Islam.
Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model
Mengajar yang Mudah diterima
Murid. Yogyakarta: DIVA press

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
Pusat Muhammadiyah. Cetakan
VIII 2012. Tuntunan Dzikir dan
Do’a Menurut Putusan Tarjih
Muhammadiyah.Suara Muhammadiyah: Yogyakarta.
Mas’ud, Muhammad. 2012 . Pendidikan Al Islam SD/MI kelas 4.
Yogyakarta: Majelis Dikdasmen
PWM Yogyakarta
Pardjono dkk. 2007 . Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta
: Lembaga Penelitian UNY
Silberman, Mel. 2002 . Active Learning. Yogyakarta: Yappendis
Seifert, Kelvin. 2007 . Manajemen
Pembelajaran & Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Balajar
& Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group

51