BARANG MILIK NEGARA ver 2 ref slide 9 da

BARANG
MILIK NEGARA
(BMN)
KELOMPOK 3
Tomy Herlix
16/402828/PHK/09332
Hayu Damaring T 16/402801/PHK/09305
Herman Sayogo 17/417886/PHK/09778
Laksana Arum N 17/417889/PHK/09781
Mohamad Rifki A 17/417892/PHK/09784
Muh. Fikri Alan
17/417893/PHK/09785
Permata Ulfah S 17/417898/PHK/09790

Latar Belakang

PENDAHULU
AN

o Barang Milik Negara (BMN) /Barang Milik Daerah (BMD) tidak dapat dipisahkan
dari pengelolaan kekayaan Negara &pelaksanaan penyelenggaraan Negara.

BMN / BMD diperlukan dalam menunjang praktik penyelenggaraan urusan Negara.

o Definisi BMN / BMD :



(Pasal 3 (2) PP No. 27 Tahun 2014) :
BMN dilakukan pengelolaan dan dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Latar Belakang

PENDAHULU
AN

Bentuk pengelolaan BMN, meliputi:













Perencanaan kebutuhan & penganggaran;
Pengadaan;
Penggunaan;
Pemanfaatan;
pengamanan & pemeliharaan;
Penilaian;
Pemindahtanganan;
Pemusnahan;
Penghapusan;
Penatausahaan;
Pembinaan, pengawasan & pengendalian.


Latar Belakang

PENDAHULU
AN

 Di

samping mekanisme pengelolaan BMN, terdapat pula mekanisme kontrol
atas BMN.

 mekanisme
1.
2.
3.


pengawasan BMN/BMD melalui 3 cara (PP No. 71 / 2010) :
pencatatan pada daftar barang
pencatatan pada laporan keuangan pemerintah
penghapusan BMN/BMD dari daftar barang dan aset negara.


Permasalahan timbul dari setiap tahap pengelolaan BMN/BMD :
 Pemanfaatan BMN
pelaksanaan pemanfaatan BMN , terutama dalam praktek sewa, sering
ditemukan hambatan dalam proses tersebut.
 Pemindahtanganan

BMN
proses pemindahtanganan BMN pada pihak III tidak sesuai dgn PP, yg
diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah inkracht.

 Penghapusan

BMN
terbitnya keputusan penghapusan BMN melalui prosedur yg rumit & lama.
 

PENDAHULU
AN


Rumusan Masalah
1.

2.

3.

Faktor-faktor apa saja penghambat pelaksanaan
pemanfaatan BMN khususnya sewa BMN oleh pihak
ketiga?
Bagaimana
pemindahtanganan
BMN
kepada
masyarakat yang diperoleh berdasarkan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap?
Bagaimana pengaturan Penghapusan dan Pemusnahan
BMN di Indonesia?

Landasan

Teori

Pemanfaatan BMN



Pemanfaatan BMN harus mendasarkan pada asas kepastian hukum
Pemanfaatan BMN dapat menimbulkan dampak yang konstruktif terhadap pelaku
usaha dan masyarakat.



Pemanfaatan BMN berupa tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh Pengelola
Barang. Hasil pemanfaatan BMN merupakan PNBP dan disetorkan ke Kas Negara.



Pemanfaatan BMD untuk tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh Pengelola Barang
setelah persetujuan Kepala Daerah. Hasil pemanfaatan BMD merupakan Pendapatan
Asli Daerah yg harus disetor ke Kas Daerah.




Bentuk pemanfaatan BMN/BMD :
Sewa.
Pinjam Pakai.
Kerjasama Pemanfaatan.
Bangun Guna Serah (BGS) / Bangun Serah Guna (BSG)
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur







Landasan
Teori

Pemindahtanganan BMN



pemerintah memiliki dual function, yaitu
sebagai :
 lembaga hukum publik
 lembaga hukum privat



Pemindahtanganan :
proses pemindahan kepemilikan kepada
pihak lain yang meliputi :





Penjualan.
Tukar menukar.
Hibah.

Penyertaan Modal Pemerintah Pusat / Daerah

Penghapusan BMN

Landasan
Teori

Penghapusan :
tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan menerbitkan
keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/atau
Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik
barang yang berada dalam penguasaannya.
(Lampiran IV PMK No. 96/PMK.06/2007)


Penghapusan BMN diklasifikasikan menjadi dua kategori :
1.
BMN selain tanah dan/atau bangunan,


harus memenuhi syarat teknis & ekonomis.

dapat dilakukan pada barang hilang / kondisi kekurangan
perbendaharaan/kerugian karena kematian hewan maupun
tanaman.
2.
BMN berupa tanah dan/atau bangunan
 dapat dilakukan pada barang ygrusak berat karena bencana
alam / force majeur,
 letak barang yang tidak sesuai RUTR,
 barang tidak dibutuhkan karena perkembangan tugas, efsiensi
barang, dan pertimbangan pelaksanaan renstra pertahanan.

PEMBAHAS
AN

Faktor2 Penghambat Pelaksanaan
Pemanfaatan BMN Khususnya Sewa BMN Oleh
Pihak III



bentuk pemanfaatan BMN :

Sewa,

Pinjam Pakai,

Kerja Sama Pemanfaatan,

BGS / BSG,

Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.



alasan pemanfaatan BMN :
 PMK No. 71/PMK.06/2016 Pasal 1 ayat (2)
 BMN idle dapat digunakan dgn pemanfaatan BMN



pemanfaatan BMN yg sering digunakan : sewa dan pinjam pakai oleh instansi/satker
Pelaksanaan Sewa BMN khususnya tanah/bangunan masih sering menjadi temuan
Pemeriksa (APIP).



PEMBAHAS
AN
Faktor2 Penghambat Pelaksanaan BMN
Khususnya Sewa BMN Oleh Pihak III

Hal ini terjadi karena faktor2 :
1.
2.
3.

Prosedur panjang dan belum sederhananya perizinan Sewa BMN
terbatasnya jumlah pegawai mengakibatkan Lamanya proses izin sewa
di KPKNL
Penetapan dari Pengelola BMN dalam hal ini Penilai BMN (KPKNL) tertalu
tinggi dibandingkan dengan usulan nilai sewa dari pengguna BMN yang
mengakibatkan calon penyewa mengurungkan niat untuk menyewa
BMN khususnya untuk tanah dan bangunan.

PEMBAHAS
Pemindahtanganan BMN kepada Masyarakat
AN
yg Diperoleh Berdasarkan Putusan
Pengadilan yg Telah Berkekuatan Hukum
Tetap


pemindahtanganan BMN dilakukan dalam 4 cara yaitu
1. penjualan,
2. tukar menukar,
3. hibah, atau
4. penyertaan modal pemerintah pusat/daerah.



Khusus hibah ,pemindahtanganan tidak menimbulkan timbal
balik/penggantian.
Batas pelaksanaan hibah : untuk kepentingan sosial, budaya,
keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang bersifat non-komersial
Masalah :
 Pasal 76C ayat (5) UU No 45 Tahun 2009 vs Pasal 68 ayat (1) PP No.
27 Tahun 2014
 ketentuan UU Perikanan dapat dilaksanakan atau tunduk ketentuan
PP Pengelolaan BMN/D ?

PEMBAHAS
Pengaturan PMK Penghapusan
BMN di
AN
Indonesia

1. Perbedaan Pengaturan PMK Penghapusan Lama dan
PMK Baru
Perbedaan
Objek
Ruang
Lingkup

Prinsip
Umum

PMK Lama
Penghapusan BMN

PMK Baru
Penghapusan dan Pemusnahan BMN
Tata Cara Penghapusan dan Pemusnahan BMN pada:
Tata Cara Penghapusan BMN
a.
Pemusnahan BMN pada Pengelola;
pada:
b.
Pemusnahan BMN pada Pengguna;
a.
Pengelola Barang
c.
Penghapusan BMN pada Pengelola;
b.
Pengguna Barang
d.
Penghapusan BMN pada Pengguna.
Penghapusan BMN meliputi:
a.
dari Daftar Barang Pengelola;
Cara Penghapusan BMN :
b.
dari Daftar Barang Pengelola dan/atau Daftar
menghapus BMN dari DBPL
Barang Kuasa Pengguna; dan
c.
dari Daftar BMN

Kewenangan
Men.
Keu
sbg
MenKeu: Pengelola Barang.
Pengelola
BMN
a.
Beralihnya
kepemilikan
akibat
pemindahtanganan
dan
Alasan
adanya
putusan
Penghapusa
pengadilan yang inkracht;
n BMN
b.
Pemusnahan;
c.
Sebab-sebab lain;
d.
Melaksanakan Ketentuan
Perat. Per-UU-an.

Kedudukan MenKeu dpt didelegasikan

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Penyerahan barang dari Pengelola ke Pengguna
BMN, atau sebaliknya;
Pengalihan status penggunaan ke pengguna lain;
Pemindahtanganan;
Adanya putusan pengadilan yang inkracht;
Menjalankan ketentuan Perat. Per-UU-an;
Pemusnahan;
Sebab-sebab lain

PEMBAHAS
AN
2. Solusi Pengaturan Penghapusan dan
Pemusnahan BMN di Indonesia




Mengembalikan ketentuan ttg unsur Pemusnahan ke
dalam Penghapusan BMN
Konkretisasi beberapa frasa di dalam PMK Baru agar lebih
menjamin kepastian & keadilan hukum 
Mengembalikan kewenangan MenKeu sbg Pengelola BMN 

PENUTUP

Kesimpulan
Penghapusan BMN
 Pengaturan
sebelumnya
diatur
dalam
PMK
50/PMK.06/2014, kemudian diubah dalam PMK
83/PMK.06/2016.
 Terdapat hal2 yg kurang sesuai atas PMK Baru tersebut

No.
No.

Pemindahtanganan BMN
 Pemindahtanganan
dilakukan
thd
BMN yang
tidak
diperlukan.
 Kendala pelaksanaan UU No. 45 Tahun 2009 tentang
Perikanan terkait subjek penerima hibah..
Pemanfaatan BMN
 Salah satu bentuk pemanfaatan BMN yaitu sewa.
 Namun dalam pelaksanaannya masih menjadi temuan dari
pemeriksa BPK maupun APIP.

PENUTUP

Saran
BMN yang sudah tidak digunakan, dapat
dilakukan
proses
penghapusan
dan
pemusnahan,
pemindahtanganan
serta
pemanfaatan. Namun pelaksanaannya belum
maksimal
Perlu sinkronisasi pelaksanaan proses dengan
peraturan yang telah ada.
Perlu
pengawasan
penghapusan,
pemanfaatan maupun
pada BMN.

terhadap
proses
pemindahtanganan,
pengelolaan lainnya

Hal tsb agar tidak terjadi penyalahgunaan &
tidak
timbul
pelanggaran
lainnya
dari
pengelolaan BMN tersebut.

PENUTUP

Terima
Terima
Kasih
Kasih