KEBIJAKAN LUAR NEGERI REPUBLIK RAKYAT TI

KEBIJAKAN LUAR NEGERI REPUBLIK RAKYAT
TIONGKOK
Sub: Tiongkok di Amerika Latin
Andi Sitti Rohadatul Aisy
Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Hasanuddin

Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Perdagangan antara Amerika Selatan dan Tiongkok merupakan sumber
penting dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2000-an. Pertumbuhan mulai tajam di
hadapan Tiongkok dalam perdagangan dunia sejak awal tahun 2000-an berubah
tren perdagangan dunia untuk negara-negara MERCOSUR. Menjadi hal yang
menarik untuk dikaji serta sebagai tujuan dari penulisan ini adalah untuk
menganalisis pengaruh baru-baru ini perdagangan Tiongkok yang berkembang
pada pembangunan ekonomi Amerika Latin. Secara khusus, dampak dari
perdagangan peningkatan pangan pertanian telah cukup relevan. Di sisi lain,
strategi nasional masing-masing negara adalah masalah lain yang penting,
terutama hubungan bilateral Amerika Latin dengan Tiongkok, yang juga ditinjau
kembali.
Kepentingan Tiongkok di Amerika Latin
Tiongkok telah berkembang menjadi pemain penting di Amerika Latin
selama beberapa tahun terakhir ini. Padahal China bahkan tidak menjadi fokus

kebijakan luar negeri di Negara-negara Amerika Latin dalam sepuluh atau lima
belas tahun yang lalu. Tiongkok kini menduduki peringkat ketiga mitra
perdagangan Amerika Latin dan aktor yang penting di kawasan ini. Pada 2007,
perdagangan dua arah China dan Amerika Latin mencapai lebih dari USD 100
juta, 10kali dari satu decade yang lalu dan 70 kali dari tiga decade lalu. Tiongkok
kini menjadi mitra daging terpenting kedua dari Brazil, Kuba, dan Peru,
menduduki peringkat ketiga untuk Chili, dan mitra dagang terbesar keempat untuk
Argentina (He, 2008).
Dewasa ini Tiongkok merancang tiga tujuan strategis untuk kepentingan
nasionalnya : (a) mengamankan bahan mentah yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan atas energy dan produk agrikultur (b) mempertahankan akses pasar
1

yang baik untuk menjamin kemudahan ekspor produk manufakturnya; dan (c)
berkompetisi dengan Taiwan untuk pengakuan diplomatik (He, 2008). Bangkitnya
Tiongkok sangat multidimensional, dalam artian mempengaruhi banyak bidang,
seperti politik, keamanan, dan hubungan ekonomi dengan negara-negara yang
berkembang pesat, seperti : Amerika Latin. Banyak presiden di Amerika Latin,
termasuk Lula da Silva di Brasil, Nestor Kirchner di Argentina, dan Hugo Chavez
di Venezuela, yang lebih banyak menghabiskan waktu di Beijing daripada di

Washington. Dengan peningkatan perdagangan, Tiongkok telah menjadi
pengguna terbesar Panama Canal yang menghubungkan Pasifik dan Laut Atlantik.
Sementara itu, Tiongkok telah meningkatkan partisipasinya di organisasi
internasional di Amerika Latin dan Karibia. Tiongkok memiliki hubungan formal
dengan Common Market of the South (a.k.a Mercosur). Pada 2004, Tiongkok
diterima sebagai pengamat pada Organisation of American States (OAS).
Ditambah lagi hubungan dekatnya dengan Kuba, Beijing telah membentuk
kemitraan strategis dengan Argentina, Brazil, Mexico, dan Venezuela. Dari
perspektif Tiongkok, hubungan Sino dengan Amerika Latin telah memasuki
periode terbaik dalam sejarah (He L. , 2007).
Meskipun Tiongkok dan Amerika Latin memiliki kepentingan politik dan
keamanan, belakangan ini yang paling menonjol adalah dari sisi ekonomi (Roett
& Paz, 2008). Untuk melindungi produksi industri dalam negeri, negara-negara
Amerika Latin meningkatkan pemberlakuan barrier tariff dan non tariff terhadap
Eksportir Tiongkok. Terlepas dari meningkatnya gesekan perdagangan, banyak
Negara dalam kawasan melihat hubungan dengan Tiongkok sebagai kesempatan
untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan diversifikasi- dan untuk mengurangi
ketergantungannya terhadap Amerika Serikat.
Bagi sebagian besar pemerintahan di Amerika Latin, Tiongkok berperan
besar dalam keseluruhan strategi perdagangan mereka; Tiongkok membeli

komoditas dan bahan mentah dari pihak Amerika Latin, dan memperoleh
keuntungan besar yang sangat diperlukan oleh Amerika Latin. Permintan
Tiongkok akan komoditas tersebut dianggap sebagai faktor utama yang
mendorong kemajuan ekonomi Amerika Latin dan mungkin menjadi kemajuan

2

yang signifikan bagi Amerika Latin jika permintaan tersebut berkelanjutan (Ellis,
2007, hal. 8).
Kurangnya ikatan kultural, perbedaan bahasa, dan tingginya biaya
transportasi adalah hambatan yang menghalangi kedekatan Sino-Amerika Latin.
Meskipun perdagangan Tiongkok dengan Amerika Latin telah berkembang jauh
dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan itu belum mencapai potensi
maksimal. Melalui gabungan dari ikatan perdagangan, investasi, dan bantuan
pembangunan, dan hubungan politik, Tiongkok telah berkembang menjadi aktor
baru namun perlahan lahan menjadi aktor penting di Amerika Latin. Dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan meningkatnya kebutuhan akan mineral dan
produk agricultural, keterlibatan Tiongkok di Amerika Latin semakin dalam dan
intensif dalam beberapa tahun yang akan datang.
Amerika Latin memainkan peran yang penting dalam memenuhi tujuan

politik luar negeri Beijing. Kawasan ini memperlihatkan banyak fitur yang
melengkapi kebutuhan dan strategi Tiongkok. Pertama, Amerika Latin dengan
penduduk lebih dari 500 juta dan angka ekonomi mencapai US$ 3.3 triliun (US$
5.6 triliun dinilai dari daya beli masyarakat), adalah pasar yang menarik bagi
produk China. Kedua, Amerika Latin kaya akan bahan baku dan produk pertanian
yang diperlukan oleh Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, RRT telah
mengamankan ekonomi pasar dari sejumlah Negara Amerka Latin, termasuk
Argentina, Brazil, Chili, Peru, dan Venezuela. Melihat 20 tahun tahun yang lalu,
Taiwan menjual lebih banyak barang ke Amerika Latin daripada daratan
Tiongkok. Adapun belakangan ini, perdagangan Taiwan dengan kawasan
Amerika Latin tertinggal jauh dari Tiongkok (Sullivan, 2008).
Sebagai negara terbesar di Amerika Latin, Brasil telah menarik perhatian
khusus dari pihak Tiongkok, dan menjadi mitra perdagangan terbesar di Amerika
Latin, sementara Tiongkok menjadi mitra terbesar kedua bagi Brasil, didahului
olehAmeria Serikat. Tiongkok telah mendapatkan keuntungan besar dari impor
minyak bumi, bijih besi, dan kedelai. Akan tetapi, Tiongkok menggantikan Brazil
sebagai pemasok bagi negara lain di Amerika Selatan dan Brazil telah dililit
defisit perdagangan dengan Tiongkok sejak 2007.

3


Tiongkok melihat Amerika Latin sebagai destinasi ekspansi baru untuk
perdagangan dan investasi. Sebelum Revolusi Kuba pada 1959, Beijing tidak
memilik kesempatan ataupun inisiatif untuk berperan di Amerika Latin. Untuk
Tiongkok, Amerika Latin terlalu terpencil secara geografis dan rezim baru di
Beijinga terlalu sibuk dengan urusan dalam negerinya. Pada 1960, Kuba di bawah
pemerintahan Fidel Castro menjadi Negara pertama di Amerika latin yang
mengakui RRT (Republik Rakyat Tiongkok); namun kemudian, kecuali Kuba,
perdagangan dan pertukaran kebudayaan antara Tiongkok dan Amerika Latin
hampir tak terlihat. Sebelum reformasi orientasi pasar yang dicanangkan Den
Xiaoping pada 1978, kehadiran Tiongkok di Amerika Latin sangat sedikit (He L. ,
2008, hal. 9).
Secara politik, Tiongkok membutuhkan dukungan dan kerjasama Amerika
Latin dalam memainkan peran penting pada kancah internasional. Saat ini, dari 33
negara independen di Amerika Latin dan Karibia, Tiongkok memiliki hubungan
diplomatic resmi dengan 21 negara. Sedangkan, 12 sisanya memiliki hubungan
diplomatic dengan Taiwan. Tiongkok berharap peranannya yang berkembang di
kawasan tersebut dapat mendorong 12 negara tersebut untuk meninggalkan
Taiwan dan mendukung daratan Tiongkok dan menekan Taiwan untuk bersatu
dengan Tiongkok (He L. , 2008, hal. 9).

Inter-regionalisme Tiongkok-Amerika Selatan
Relasi interregional antara Tiongkok dan Amerika Latin bermacam dan
dapat dibagi menjadi (Lehoczki, 2015):
a) kerangka kerja global dan kelompok Negara berkembang/baru yang
beranggotakan Tiongkok dan beberapa Negara Amerika Latin seperti G20, G21,
dan BRICS; Kategori Negara baru/berkembang menghubungkan Tiongkok
dengan Brasil, Argentina, dan Meksiko, kerangka kerja interregional AsiaAmerika Latin yang semakin luas memberi forum regular yang secara tidak
langsung mendukung hubungan Sino-Amerika Latin, dimana tujuan strategi
Tiongkok adalah kerjasama dengan tiap kawasan di dalam forum, termasuk
Amerika Latin.
b) Organisasi transregional yang beranggotakan Tiongkok dan beberapa
Negara Amerika Latin seperti APEC dan FEALAC; Di dalam APEC, Negara-

4

negara Amerika Latin tidak memiliki kekuatan untuk membentuk poni, tidak ada
hasil nyata untuk memajukan hubungan Asia-Amerika Latin selain pertemuan
tahunan antara Negara-negara Asia dalam kerangka kerja forum APEC. Namun
APEC tetap secara tidak langsung berkontribusi menguatkan hubungan interregional. FEALAC adalah asosiasi dari 33 negara Asia Timur dan Amerika Latin,
forum baru untuk berdialog dan bekerja sama. Anggotanya antara lain; Australia,

Brunei, Cambodia, China, Indonesia, Japan, South Korea, Laos, Malaysia,
Myanmar, the Philippines, Singapore, Thailand, New-Zealand, Vietnam;
Argentina, Bolivia, Brazil, Chile, Columbia, Costa Rica, Cuba, Dominican
Republic, Ecuador, El Salvador, Guatemala, Mexico, Nicaragua, Panama,
Paraguay, Peru, Uruguay and Venezuela.

FEALAC menjadi organisasi yang

menghubungkan relasi institusional antara Amerika Latin dan Asia Timur.
Namun, di antara perjanjian transregional lain, FEALAC memiliki kewenangan
ekonomi dan politik yang terbatas (Rouxel, 2011).
c) Hubungan institusional antara Tiongkok dan Amerika Latin yang
tergabung dalam blok integrasi seperti Mercosur-Tiongkok Anidean CommunitiTiongkok, dan kerjasama CELAC-Tiongkok. Hubungan antara beberapa
kelompok integrasi Amerika Latin dan Tiongkok mengemukakan akan menjadi
bagian dari hubungan institusional antara Amerika Latin dan Asia. Di antara
kelompok integrasi di kawasan Amerika Latin, Mercosur mendorong kebijakar
luar negeri yang aktif. Di tahun 1997 Tiongkok menginisiasi untuk mengadakan
Forum Dialog China-Mercosur, diikuti oleh beberapa pertemuan tanpa hasil yang
signifikan. Di antara anggota dari Common Market of the South, seperti Brazil,
Argentina, dan Venezuela memiliki hubungan perdangan yang substansial dengan

Tiongkok. Produk industri masyarakat Brazil dan Argentina, bagaiamanapun,
lebih bernilai kompetitif dengan hasil di Asia. Pada tahun 2004 dan 2012, RRT
menginisiasi pembentukan area pasar bebas Tiongkok-Mercosur. Hubungan
Mercosur-Tiongkok akan meningkatkan aturan dari masing-masing pertumbuhan
perdagangan anggotanya dengan Tiongkok, juga karena penguatan hubungan
dengan Tiongkok yang menjadi topik berulang pada pertemuan Mercosur, tetapi
tidak ada kemajuan yang diharapkan di level institusi.

5

Hubungan antara Andean Community dan Tiongkok memperlihatkan
kemajuan yang signifikan pada tahun 2000an dengan penandatanganan perjanjian
mekanisme kerjasama dan konsultasi politik oleh kedua belah pihak pada tahun
2000. Konsultasi Tiongkok-Andean Community diresmikan pada tahun 2004 dan
pada 2005 aspek utama dari kerjasama ini ditetapkan. Namun beberapa tahun
belakangan ini, hubungan interregional Tiongkok-Andean Community terlihat
stagnan, hal ini disebabkan oleh masalah internal Andean Community. Di antara
anggota Andean Community, hanya Peru yang memiliki perjanjian perdagangan
bebas dengan Tiongkok (Forber, 2009).
Salah satu organisasi regional terbaru di Amerika Latin adalah Community

of Latin American and Carribean States (CELAC), yang didirikan pada 2011,
anggotanya terdiri dari seluruh Negara berdaulat di benua Amerika kecuali
Amerika Serikat dan Kanada. CELAC adalah aktor yang penting dalam usaha
Amerika Latin untuk membentuk organisasi regional yang melampaui pola
integrasi ekonomi yang dipimpin Amerika Serikat (Riggirozzi – Tussie 2012).
Setelah kunjungannya pada tahun 2014, presiden Xi Jinping memutuskan untuk
menjalin kembali hubungan yang sempat putus pada tahun 2004 dengan
organisasi ini. Forum pertama Tiongkok-CELAC akhirnya diadakan pada tahun
2015 dan terlihat meyakinkan meskipun tidak dapat dianalisis secara lebih detail
sebab pertemuan ini sangat baru. Pada pertemuan ini juga dikemukakan Rencana
Kerjasama antara Tiongkok dan Amerika Latin dan Perjanjian Institusional dan
Aturan Operasional Forum Tiongkok-CELAC (Ellis, 2015).
Kesimpulan
Kehadiran Tiongkok dalam Amerika Latin, Tiongkok adalah mitra yang
penting, dengan hubungan perdagangan yang kuat serta kerjasama politik yang
aktif adalah Brazil, Argentina, Chile dan Peru, mereka adalah negara di Amerika
Latin yang mendapat keuntungan atas keterlibatan Tiongkok dalam kawasan.
Negara lain di Amerika Latin (Kolombia, Ekuador, Venezuela, Bolivia, Uruguay,
dan Paraguay) yang merupakan target untuk menaikkan ekspor Tiongkok, hingga
saat ini belum juga menampakkan keberadaannya dalam pasar Tiongkok.

Sedangkan Mexico, Negara Mexico, Amerika Pusat, dan Karibia merupakan

6

negara yang paling sedikit mengambil posisi dalam pandangan ini, karena mereka
merupakan kompetitor Tiongkok dalam pasar Amerika Serikat.
Kerjasama interregional antara Tiongkok dan Amerika Latin berdasar pada
perluasan hubungan perdagangan dan penguatan pertalian politik di tahun 2002an. Kondisi tersebut merupakan bagian dari Third-Wave, bukan regionalisme
tritunggul. APEC dan FEALAC merupakan kelompok transregional dimana
terdapat negara Tiongkok dan negara-negara dari Amerka Latin bergabung di
dalamnya, oleh karena itu mereka diberikan kesempatan untuk menghadiri
pertemuan rutin, tetapi kemungkinan untuk memimpin sangat kecil. Setelah dua
dekade, RRT telah mengembangkan beberapa macam kerjasama interregional
dengan subregion Amerika latin, yang mana menambah hubungan bilateral.
Hubungan Tionkok-Mercosur dan hubungan Tiongkok-Aliansi merupakan relasi
yang sangat menjanjikan, karena kelompok subregional Amerika Latin terbuka
untuk kerjasama interregional.Forum Tiongkok-CEAC mungkin menjadi forum
yang paling luas dan menjadi bentuk kerjasama interregional yang paling dinamis
antara Tiongkok dan Amerika Latin pada saat itu. Hal ini mencerminkan motivasi
Tiongkok untuk membangun kerangka interregional yang tetap. Dengan

perkembangan kawasan, forum ini layak menjadi kelompok dari kerangka
kerjasama interregional Tiongkok. Bagi Amerika Latin, CELAC merupakan
sebuah perangkat yang mengurus kebutuhan sendiri akan kebijakan luar negeri
serta sebuah kesempatan untuk terlihat bergabung dalam jaringan dunia. Oleh
karena itu, forum Tiongkok-CELAC adalah sebuah percobaan untuk pembuatan
variasi dalam hubungan luar negeri dari kawasan secara keseluruhan, untuk
bermain sebagai tiang dalam internasional sistem serta hal ini juga melitimigasi
CELAC seabagi sebuah akttor baru dalam politik dunia.
Melihat dalam dekade selanjutnya, perkembangan kerjasama interregional
antara Tiongkok dan Amerika Latin terkesan menguat. Sementara itu, bukannya
kerjasama bentuk kelompok untuk kelompok, hubungan rutin Tionkok dengan
Subregional Amerika Latin dan CELAC terlihat menjadi yang paling dinamis.
Mereka mengadakan forum rutin berbentuk pertemuan tingkat tinggi untuk
menentukan tujuan masa depan dan mendiskusikan tantangan yang akan dihadapi,

7

yang mana memberikan kontribusi untuk memperdalam hubungan TiongkokAmerika Latin di masa mendatang.

Referensi:
Rouxel, M. (2001): El foro de cooperación América Latina –Asia del Este.
Diplomacía 28(3):27–34.
Ellis, E. (2015): Strategic Insights: The China-CELAC Summit: Opening a New
Phase in China –Latin America –U.S. Relations? Strategic Studies Institute .
http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/index.cfm/articles/The-ChinaCELAC-Summit/2015/01/27, accessed 2 October 2016.
Riggirozzi, P. – Tussie, D. (ed.) (2012): The Rise of Post-Hegemonic
Regionalism. The Case of Latin America . UNU Series on Regionalism.
London: Springer.
Ellis, E. (2007). China and Latin America: Dynamics and Lessons for Regional
Security Cooperation. Miami: Western Hemisphere Security Colloquium.
He, L. (2007). China’s Growing Interests in Latin America and Its Implications.
Journal of Strategic Studies (30), 834.
_______. (2008, October 30). China's Growing Influence In Latin America:
Challenges And Opportunities. EAI Occasional Papers , 411.
Lehoczki, B. (2015, December 2). Relations between China and Latin America:
Inter-regionalism beyond the Triad . Retrieved October 3, 2016, from
Corvinus
Research
Corvinus
University
of
Budapest:
http://www.akademiai.com/doi/abs/10.1556/204.2015.37.3.4
Roett, R., & Paz, G. (2008). China's Expansion into the Western Hemisphere:
Implications for Latin America and the United States. Washington DC:
Brookings Institution Press,.
Sullivan, M. (2008). In China’s Foreign Policy and “Soft Power” in South
America, Asia, and Africa. In Latin America and the Caribbean (pp. 20-21).
Washington: Congressional Research Service.

8